Anda di halaman 1dari 15

Pokok Bahasan : Sistem Persyarafan

Dosen : Sumiyati, M.Pd


Nama Kelompok I :
1. Yasintha Kumalasari (Nim: 1915471120)
2. Miftahul Jannah (Nim: 1915471110)
3. Chaca Sulistyaningrum (Nim: 1915471102)
4. Rohmawati (Nim: 1915471113)
5. Mazni (Nim: 1915471109)
6. Elvi Susilowati (Nim: 1915471104)
7. Heni Agustina (Nim: 1915471106)

SISTEM PERSYARAFAN

Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan
rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf memungkinkan
makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan
luar maupun dalam.

Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:
 Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak
sebagai reseptor adalah organ indera.
 Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut
penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan
meluas. Sel saraf disebut neuron.
 Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar
impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.

Sistem saraf manusia dibedakan menjadi sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar.
Sistem saraf sadar berfungsi mengatur semua aktivitas tubuh yang kita sadari, sedangkan saraf
tak sadar mengatur aktivitas organ tubuh yang tidak kita sadari. Susunan saraf sadar terdiri atas
saraf pusat dan saraf tepi. Saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Susunan
saraf tepi terdiri atas 12 pasang serabut saraf otak dan 31 pasang serabut saraf dan sumsum

1
tulang belakang. Susunan saraf tak sadar berfungsi mengatur aktivitas organ tubuh yang tidak
kita sadari. Susunan saraf tak sadar dibedakan menjadi dua macam, yaitu saraf simpatik dan saraf
parasimpatik. Kita menerima rangsang dari luar tubuh melalui alat-alat indra. Pada alat-alat indra
terdapat ujung saraf yang peka terhadap rangsangan tertentu, misalnya panas, dingin, cahaya, dan
suara. Rangsang yang diterima oleh alat indra merambat di sepanjang sel saraf.

Segala bentuk rangsangan yang merambat di dalam sel saraf merupakan impuls yang
selanjutnya dikirim ke otak dalam bentuk pulsá listrik. Sesampainya di otak, pulsa listrik tersebut
diseleksi dan ditafsirkan. Hasil penafsiran itu dijadikan dasar untuk menentukan bentuk
tanggapan yang akan diberikan. Tanggapan tersebut sebelumnya diwujudkan dalam bentuk
perintah yang disampaikan oleh otak menuju otot atau kelenjar.

Sistem saraf pada tubuh kita secara umum mempunyai fungsi sebagai berikut:
 alat koordinasi untuk mengatur dan mengendalikan kerja alat-alat tubuh kita;
 alat komunikasi untuk mengenali perubahan-perubahan yang terjadi di luar tubuh kita;
 merupakan pusat kesadaran, kemauan, dan pikiran.

2
1. Sel Saraf (neuron)
Jaringan saraf terdiri atas sel-sel saraf (neuron) yang saling berhubungan. Neuron
memiliki bagian-bagian yang terdiri atas badan sel, dendrit (dendron), dan neurit (akson).
Badan sel terdiri atas inti sel (nukleus) dan sitoplasma. Didalam sitoplasma terdapat
mitokondria, badan Golgi, lisosom, dan badan Niesel. Dendrit merupakan serabut pendek
dari penjuluran badan sel yang berfungsi sebagai penghantar impuls saraf ke badan sel,
sedangkan akson merupakan serabut panjang dari penjuluran badan sel yang berfungsi
sebagai penghantar impuls saraf dari badan sel menuju ke neuron lain atau jaringan lainnya.
Kumpulan akson dan dendrit dapat membentuk serabut saraf yang berukuran sangat panjang.
Misalnya, akson dan sumsum tulang belakang memiliki ujung di telapak kaki, sedangkan
dendron dari sumsum tulang belakang mempunyai ujung di ujung jari tangan.

Akson ada yang dilapisi oleh selubung lemak dan ada pula yang tidak. Selubung lemak
(selubung mielin) merupakan membran sel yang meluas dari suatu sel Schwann sebagai
penghasil selubung mielin itu sendiri. Kerusakan selubung mielin dapat mengakibatkan
korsleting ketika impuls saraf menjalar melalui neuron sehingga gerakan otot menjadi tidak
terkendali. Di antara selubung dari sel Schwann yang satu dan sel Schwann berikutnya
terdapat bagian yang tidak berselubung. Oleh karena itu, bagian akson di tempat itu
berbentuk seperti sekat atau cekungan yang disebut nodus Ranvier. Nodus Ranvier berperan
penting pada perambatan impuls saraf.
Berdasarkan fungsinya, sel saraf (neuron) dibedakan menjadi tiga macam, yaitu neuron
sensorik, neuron motorik, dan intemeuron. Neuron sensorik berfungsi mengantarkan
rangsangan dari penerima rangsangan menuju ke sistem saraf pusat, yaitu otak dan sumsum
3
tulang belakang. Penerima rangsangan dmamakan reseptor, yaitu alat-alat indra. Dendrit
pada neuron sensorik berhubungan dengan reseptor. Akson dan neuron sensorik berhubungan
dengan neuron lain. Neuron motorik berfungsi mengantarkan rangsangan dari sistem saraf
pusat menuju ke sasaran rangsang (efektor), yang berupa otot dan kelenjar. Dendrit dan
neuron motorik menerima rangsangan dari neuron lain, sedangkan akson atau neuritnya
berhubungan dengan efektor yang memberi reaksi terhadap isyarat saraf. Interneuron (neuron
asosiasi) yang disebut juga neuron penghubung terdapat di sumsum tulang belakang. Neuron
penghubung berfungsi menghantarkan rangsangan dari neuron sensorik ke neuron motorik.

Kesimpulan : Sel Saraf Berdasarkan fungsinya, set saraf dibedakan menjadi sel saraf
sensorik, sel saraf motorik, dan sel saraf penghubung.

4
Berdasarkan strukturnya, sel saraf dibedakan menjadi sel saraf unipolar, sel saraf
bipolar, dan sel saraf multipolar. Sef saraf unipolar mempunyai satu neurit, sel saraf
bipolar mempunyai satu neurit, dan satu dendrit, sedangkan sel saraf
multipolar mempunyai sebuah neurit dan beberapa dendrit.

2. Impuls Saraf
Sel saraf merupakan sel khusus penghantar impuls saraf. Impuls saraf dapat terjadi
karena berbagai macam rangsangan atau stimulus, misalnya panas, dingin, dan tekanan.
Rangsangan ini diterima oleh alat indra atau reseptor. Keberadaan rangsangan menimbulkan
perbedaan potensial di tempat yang berdekatan sehingga menyebabkan terjadinya denyut
listrik di sepanjang selaput neuron.
Kecepatan penjalaran impuls saraf melalui neuron kira-kira 300 kilometer per jam atau
sekitar 83 meter tiap detik. Akan tetapi, kekuatan pada penjalaran impuls saraf tidak
berkurang ketika. impuls berjalan melewati serabut neuron yang panjang atau melewati suatu
percabangan. Hal itu terjadi karena energi untuk penjalaran impuls saraf berasal dari energi
yang tersimpan di dalam rangsangan, bukan pada sel sarafnya. Impuls saraf yang dikirim ke
otak akan diseleksi, kemudian diolah untuk menentukan jenis tanggapan terhadap rangsangan
tersebut. Selanjutnya, tanggapan atau reaksi yang diberikan oleh otak dikirim ke otot atau
kelenjar.

3. Sinapsis

Ujung akson dan ujung dendrit tidak memiliki selubung pembungkus. Ujung akson suatu
neuron akan bertemu dengan ujung dendrit neuron lainnya di titik temu yang disebut

5
sinapsis. Sebenarnya, pada titik temu tersebut ujung akson tidak langsung bersambungan
dengan ujung dendrit, akan tetapi terdapat celah sempit yang disebut celah sinapsis. Ujung
akson di setiap sinapsis membentuk bonggol yang mengandung senyawa kimia (senyawa
neurotransmiter) berupa asetilkolin dan kolinesterase. Kedua macam senyawa tersebut
berperan penting dalam pemindahan impuls saraf pada sinapsis.
Kesiumpulan : Sinapsis
Perjalanan impuls saraf berlangsung melalui sel saraf Sel saraf yang satu dengan yang lain
dihubungkan oleh sinapsis.

4. Sistem Saraf Pusat


Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang (sumsum spinal).
Kedua organ itu dilindungi oleh selaput berupa jaringan ikat yang disebut meninges. Sistem
sarafpusat berfungsi sebagai pusat koordinasi dan semua aksi yang akan dilakukan oleh
tubuh.
Apabila membran ini terkena infeksi, dapat terjadi radang yang disebut meningitis.
Selaput otak (meninges) terdiri atas tiga lapisan, yaitu durameter, arachnoid, dan piameter.
Durameter merupakan selaput terluar yang kuat dan bersatu melekat dengan tengkorak.
Arachnoid merupakan lapisan tengah di antara selaput durameter dan piameter yang
berbentuk mirip sarang laba-laba. Di dalamnya terdapat cairan serebrospinal. Cairan ini
berupa cairan limfa yang mengisi sela-sela membran arachnoid. Selaput arachnoid berfungsi
sebagai bantalan yang melindungi otak dari kerusakan mekanik.
Piameter merupakan lapisan paling dalam yang melekat ke permukaan sumsum dan
sangat dekat dengan permukaan otak. Lapisan ini penuh dengan pembuluh-pembuluh darah.
Lapisan ini berfungsi memberi oksigen dan zat
Otak dan sumsum tulang belakang tersusun oleh tiga materi penting, yaitu badan sel
sebagai pembentuk bagian materi kelabu, serabut-serabut saraf sebagai pembentuk bagian
materi putih, dan sel-sel neuroglia yang merupakan jaringan ikat yang terletak di antara sel-
sel saraf.

6
a. Otak
Otak (ensefalon) adalah organ terbesar dan paling kompleks di antara seluruh
sistem saraf. Volume rata-rata otak orang dewasa lebih kurang 1.350 mililiter. Otak
terletak di dalam rongga kepala yang terlindung oleh tulang tengkorak (kranium), selaput
otak (meninges), dan cairan serebrospinal. Otak dibagi menjadi tiga bagian, yaitu otak
depan, otak tengah, dan otak belakang.
1) Otak Depan
Bagian utama dari otak depan (diensefalon) adalah otak besar (serebrum).
Otak besar memiliki dua macam lapisan, yaitu lapisan luar (korteks) dan lapisan
dalam (medulla). Lapisan luar otak terbentuk dari bahan atau substansi kelabu
yang berisi badan sel. Lapisan dalam otak terbentuk dan substansi putih yang
mengandung serabut-serabut saraf (dendrit dan akson) berselubung mielin.
Jumlah neuron yang terdapat pada korteks otak besar diperkirakan lebih dari
sepuluh miliar. Jumlah ini dapat meningkat bergantung pada banyaknya lipatan-
lipatan yang terdapat di korteks otak tersebut. Diduga, makin banyak lipatan di
otak besar, makin cerdas seseorang. Hal itu karena jumlah neuronnya juga makin
banyak.
Otak besar dibangun oleh dua belahan, yaitu belahan kanan yang melayani
dan mengatur bagian tubuh sebelah kiri, dan belahan kiri yang melayani dan
mengatur bagian tubuh sebelah kanan. Masing-masing belahan terbagi menjadi
empat bidang yang disebut lobus. Keempat lobus itu ialah lobus frontal, lobus
parietal, lobus temporal, dan lobus oksipital. Lobus frontal bertugas memerintah
gerakan otot sadar. Lobus parietal bertugas menafsirkan impuls dari kulit berupa
sentuhan dan suhu. Lobus temporal bertugas menafsirkan impuls dan hidung dan
telinga. Lobus oksipital bertugas menganalisis masukan dan mata.
Budaya bangsa kita secara turun-temurun lebih banyak menggunakan anggota
tubuh bagian kanan dari pada bagian kiri. Kondisi ini memengaruhi
perkembangan otak secara turun-temurun sehingga otak belahan kiri yang
mengatur.tubuh bagian kanan pada umumnya lebih berkembang. Otak besar
berfungsi sebagai pusat pengendalian semua kegiatan yang disadari, seperti
berpikir, berbicara, melihat, bergerak, dan mendengar.

7
Berat otak manusia kita-kira hanya 2% dari berat tubuh. Namun,
fungsinya yang sangat besar memerlukan energi sangat banyak. Oleh karena itu,
otak memerlukan oksigen yang banyak. Diperkirakan, otak menghabiskan 20%
oksigen hasil respirasi pada saat tubuh sedang istirahat.
Kesimpulan : Otak besar berfungsi sebagai pusat pengendali kegiatan
tubuh yang disadari (berpikir melihat, berbicara, mendengar, dan bergerak).

2) Otak Tengah
Otak tengah (mesensefalon) pada manusia berukuran kecil dan tidak
mencolok karena tidak mengalami perkembangan pesat seperti otak besar. Otak
tengah terletak di antara otak besar dan otak kecil. Bagian terbesar otak tengah
adalah lobus optikus yang berhubungan dengan gerak refleks mata. Otak tengah
berfungsi menyampaikan impuls saraf antara otak depan dan otak belakang serta
menyampaikan impuls saraf añtara otak depan dan mata. Selain itu, otak tengah
juga berfungsi dalam menjaga keseimbangan.

3) Otak Belakang
Otak belakang terbagi menjadi dua bagian, yaitu otak kecil (serebellum)
dan sumsum lanjutan (medula oblongata). Otak kecil terletak di bawah otak
besar, di dalam rongga tengkorak bagian belakang. Otak kecil berfungsi sebagai
pusat keseimbangan gerak dan pusat koordinasi gerakan otot serta posisi tubuh.

8
Seperti halnya otak besar, otak kecil juga terdiri atas dua belahan, yaitu belahan
kiri dan belahan kanan. Belahan kiri dan belahan kanan otak’kecil dihubungkan
dengan jembatan Varol. Jembatan Varol ini juga menghubungkan otak besar dan
otak kecil. Otak kecil terdiri atas lapisan luar (korteks) yang berwama kelabu dan
lapisan dalam yang berwarna putih.

4) Sumsum Lanjutan (medulla oblongata)


Sumsum lanjutan atau disebut juga sumsum penghubung (medula
oblongata) yang terletak di depan otak kecil dan di bawah otak besar merupakan
struktur penghubung otak dan sumsum tulang belakang. Bagian sumsum lanjutan
yang menghubungkan otak dan sumsum tulang belakang disebut pons. Sumsum
lanjutan berfungsi untuk mengoordinasikan impuls-impuls saraf yang datang dan
indra pengecap, peraba, dan pendengar. Pada sumsum lanjutan, terletak pusat
pengaturan sistem pernapasan tubuh kita. Bagian tersebut bertugas mengatur
aktivitas otot pernapasan dan mengatur pertukaran gas dalam paru-paru. Selain
itu, sumsum lanjutan juga berfungsi sebagai pengatur denyut jantung, pelebaran
dan penyempitan pembuluh darah, gerak menelan, bersin, batuk, dan
bersendawa.
Kesimpulan : Jembatan Varol berfungsi menghubungkan belahan otak
kecil bagian kiri dan kanan. Otak kecil berfungsi sebagai pusat keseimbangan
dan koordinasi gerakan otot serta posisi tubuh.

9
b. Sumsum Tulang Belakang (Medulla Spinalis)
Sumsum tulang belakang disebut juga sumsum spinal (medula spinalis)
merupakan kelanjutan dan medula oblongata. Sumsum ini terletak memanjang di dalam
ruas-ruas tulang belakang, mulai dan ruas-ruas tulang leher hingga tulang pinggang
kedua. Sumsum tulang belakang dilindungi oleh meninges. Bagian tengah sumsum tulang
belakang berisi cairan serebrospinal. Seperti halnya otak. sumsum tulang belakang
mempunyai substansi kelabu dan substansi putih. Substansi kelabu pada sumsum tulang
belakang terletak di bagian dalam. sedangkan substansi putih terletak di bagian luar. Pada
penampang melintang sumsum tulang belakang, substansi kelabu berbentuk seperti huruf
H yang dikelilingi oleh substansi putih. Substansi putih tersusun atas serabut saraf
(dendrit dan akson) yang dilapisi mielin, sedangkan substansi kelabu banyak
mengandung badan sel dan neuron penghubung (interneuron). Sumsum tulang belakang
berhubungan langsung dengan saraf sensorik dan saraf motorik. Oleh sebab itu, fungsi
sumsum tulang belakang berhubungan dengan penghantaran impuls saraf dari kulit dan
otot menuju ke otak, serta penghantaran impuls saraf dari otak menuju ke otot dan
kelenjar. Di dalam sumsum tulang belakang terdapat badan-badan sel saraf penghubung
sehingga sumsum tulang belakang juga berfungsi sebagai pusat gerak refleks.
Kesimpulan :
Sistem saraf pusat tersusun atas otak dan sumsum tulang belakang. Otak terbagi menjadi
otak depan, otak tengah, dan otak belakang. Sistem saraf pusat berfungsi sebagai pusat
koordinasi semua aksi yang dilakukan tubuh.

10
5. Sistem Saraf Tepi
Sistem saraftepi disebut sistem saraf perifer. Sistem saraf tepi menghubungkan saraf
pusat dengan alat-alat tubuh tertentu, seperti kulit, mata, telinga, dan hidung. Berdasarkan
asalnya, saraf tepi dibedakan menjadi dua macam, yaitu saraf otak dan saraf tulang belakang.
Saraf otak terdiri atas 12 pasang saraf dan otak menuju ke alat-alat indra otot dan kelenjar.
Saraf otak tersebut merupakan saraf sensorik, saraf motonik, atau saraf campuran. Pasangan
saraf yang berupa saraf sensorik, antara lain berasal dari indra pencium menuju ke pusat saraf
pencium, dan indra pendengar menuju ke pusat saraf pendengar, dan indra pengecap menuju
ke pusat saraf pengecap di otak. Pasangan saraf yang berupa sarafmotorik, antara lain yang
menuju otot penggerak mata dan bawah lidah. Pasangan saraf yang lain bersifat campuran,
artinya terdiri atas saraf motorik dan saraf sensorik, antaralain yang menuju wajah.

Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang. Semua keluar dan sela- sela ruas
tulang belakang dan berhubungan dengan bagian tubuh, antara lain kaki. Semua saraf
sumsum tulang belakang merupakan saraf campuran, yaitu terdiri atas saraf motorik dan
saraf sensorik. Semua saraf sensorik masuk ke sumsum tulang belakang melalui akar dorsal
dan semua saraf motorik keluar dan sumsum tulang belakang melalui akar ventral.

11
6. Sistem Saraf Otonom
Sistem saraf otonom disebut juga sistem saraf tak sadar karena sistem saraf ini
mengendalikan aktivitas tubñh yang tidak disadari, antara lain denyut jantung, gerak saluran
pencernaan, dan sekresi enzim. Sistem saraf otonom terdiri atas saraf sensorik dan saraf
motorik yang terdapat di antara sistem saraf pusat dan berbagai alat dalam tubuh, misalnya
jantung, usus, dan kelenjar-kelenjar. Sistem saraf otonom dibedakan menjadi sistem saraf
simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Kedua sistem tersebut berasal dan otak dan sumsum
tulang belakang, kemudian menuju ke efektor yang sama. Meskipun begitu, kedua sistem
saraf itu memiliki pengaruh kerja yang saling berlawanan atau bersifat antagonis.

Cara kerja saraf yang berlawanan seperti itu bertujuan agar proses di dalam tubuh
berjalan dengan seimbang. Sebagai contoh dalam hal pengaturan jantung, saraf simpatik
mempercepat detak jantung, sedangkan saraf parasimpatik memperlambat detak jantung.
Dengan demikian, detak jantung akan tetap normal. Sistem saraf simpatik dan parasimpatik
mengandung sebuah neuron preganglion dan neuron postganglion. Efek antagonis pada dua
sistem saraf itu merupakan akibat dan perbedaan transmiter kimia yang dihasilkan di ujung
saraf. Semua serabut preganglion dan kedua sistei saraf menghasilkan asetilkolin. Akan
tetapi, ujung saraf serabut postganglion dan sistem saraf simpatik umumnya menyekresikan
noradrenalin, sedangkan ujung saraf serabut postganglion dan sistem saraf parasimpatik
umumnya mengeluarkan asetilkolin.

12
Kesimpulan :
Sistem saraf tepi terbagi menjadi sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar. Sistem saraf
sadar terdiri atas 12 pasan saraf otak (kranial) dan 31 pasang saraf sumsum tulang belakang
(spinal). Sistem saraf otonom dibedakan menjadi sistem saraf simpatik dan sistem saraf
parasimpatik.

7. Gerak Refleks dan Gerak Biasa


Gerak refleks adalah tindakan yang timbul tiba-tiba, tidak dapat dicegah, dan
berlangsung tanpa disadari. Gerak refleks dimulai dan datangnya impuls saraf yang diterima
oleh reseptor, rnisalnya kulit, kemudian disampaikan ke saraf sensorik. Impuls dan saraf
sensorik terus bergerak menujii ke saraf penghubung yang terdapat di dalam sumsum tulang
belakang. Selanjutnya, impuls saraf diteruskan ke saraf motorik yang akan menyampaikan
perintah ke efektor, yaitu otot, untuk melakukan gerak. Gerak yang terjadi secara refleks
tidak kita sadari karena berlangsung tanpa melalui pengolahan informasi oleh otak. Gerak
refleks merupakan tanggapan terhadap suatu rangsang atau impuls agar fungsi normal tubuh
tetap terjaga.
Berdasarkan uraian di atas, urutan proses terjadinya gerak refleks dapat di ikhtisarkan
sebagai berikut.

13
Gerak refleks berbeda dengan gerak biasa. Proses terjadinya gerak biasa dimulai dan
datangnya impuls saraf yang diterima oleh reseptor, yaitu indra. Pada indra terdapat ujung-
ujung saraf sensorik yang menerima impuls saraf tersebut dan membawanya ke otak untuk
diolah. Hasil pengolahannya berupa pesan atau perintah yang dikirimkan melalui saraf
motorik ke efektor, yaitu otot atau kelenjar.
Urutan perjalanan impuls saraf pada gerak biasa diuraikan secara singkat seperti di
bawah.

Kesimpulan :
Gerak refleks merupakan gerak yang tidak disadari. Impuls saraf dibawa oleh saraf sensorik
ke saraf motorik melalui sarafpenghubung atau tanpa melalui otak.

14
DAFTAR PUSTAKA

Drs. Sunarto.dkk . (2004). Konsep dan Penerapan Sains Biologi, Hal 102-115, Penerbit : Tiga
Serangkai : Solo

15

Anda mungkin juga menyukai