Anda di halaman 1dari 14

JOURNAL READING

MULTIDRUG-RESISTANT AND EXTENSIVELY DRUG-RESISTANT


Neisseria gonorrhoeae IN CANADA, 2012-2016

Disusun oleh:
Laksamana Abimanyu Bimantoro
1810221040

Pembimbing :
dr. Hiendarto, Sp.KK

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN KULIT KELAMIN


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2019
LEMBAR PENGESAHAN

JOURNAL READING
MULTIDRUG-RESISTANT AND EXTENSIVELY DRUG-RESISTANT
Neisseria gonorrhoeae IN CANADA, 2012-2016

Diajukan untuk memenuhi persyaratan tugas


Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Kesehatan Kulit Kelamin
Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa

Oleh :
Laksamana Abimanyu Bimantoro
1810221040

Jakarta, Juli 2019


Telah dibimbing dan disahkan oleh :

Pembimbing

(dr. Hiendarto, Sp.KK)


Multidrug-Resistant And Extensive Drug-Resistant
Neisseria gonorrhoeae di Kanada tahun 2012-2016

ABSTRAK

Latar Belakang : Neisseria gonorrhoeae telah banyak dilaporkan resisten terhadap banyak
antibiotik, termasuk sefalosporin generasi ketiga dan azitromisin, yang merupakan terapi
kombinasi untuk gonokokal saat ini yang direkomendasikan oleh Canadian Guidelines on
Sexually Transmitted Infections.

Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kerentanan antibiotik untuk N.


gonorrhoeae di Kanada pada tahun 2012 hingga 2016.

Metode : Profil resistensi antibiotik ditentukan dengan menggunakan dilusi agar N.


gonorrhoeae yang diisolasi di Kanada pada tahun 2012-2016 (n = 10.167) mengikuti
Pedoman Standar Laboratorium Klinis. Data dianalisis dengan menerapkan definisi
multidrug-resistant gonococci (MDR-GC) dan extensive drug-resistant gonococci (XDR-
GC).

Hasil : Antara tahun 2012 dan 2016, proporsi MDR-GC meningkat dari 6,2% menjadi 8,9%
dan total 19 kasus XDR-GC diidentifikasi di Kanada (0,1%, 19 / 18,768). Proporsi
isolat dengan penurunan kerentanan terhadap sefalosporin menurun dari 5,9% menjadi 2,0%
antara tahun 2012 dan 2016 sementara resistensi azitromisin meningkat dari 0,8% menjadi
7,2% pada periode yang sama.

Kesimpulan : XDR-GC jarang terjadi di Kanada, kasus MDR-GC di Kanada telah


meningkat dibandingkan kasus pada lima tahun terakhir. Resistensi azitromisin terhadap N.
gonorrhoeae mulai muncul dan menyebar di Kanada melebihi 5% dan WHO menyatakan
antibiotik seharusnya ditinjau sebagai pengobatan yang tepat. Surveilans lanjutan kerentanan
antibiotik terhadap N. gonorrhoeae diperlukan untuk menginformasikan pedoman
pengobatan dan mengurangi dampak resisten gonore.
PENDAHULUAN
Gonore merupakan penyakit infeksi menular seksual palung sering kedua di Kanada
yang disebabkan oleh N. Gonorrhoeae. Pada tahun 2016, 23.708 kasus gonore dilaporkan ke
Public Health Agency of Canada (PHAC); jumlahnya telah meningkat 87%, dari 34,9 kasus /
100.000 populasi pada 2012 menjadi 65,4 kasus / 100.000 pada 2016 (1). Pada tahun 2016,
82% dari total kasus gonore yang dilaporkan di Kanada terjadi pada kelompok usia 15–39
tahun dan jumlah tertinggi di antara laki-laki ditemukan pada mereka yang berusia 20-29
tahun dan di antara perempuan rata-rata berusia 15-24 tahun (2). Secara global, diperkirakan
ada 78 juta kasus infeksi gonore yang terjadi per tahun (3). Pengobatan gonore termasuk
rumit, karena N. gonorrhoeae memiliki mekanisme resisten terhadap beberapa antimikroba
yang digunakan untuk pengobatan selama bertahun-tahun (4). Hal ini telah didokumentasikan
oleh program surveilans yang digunakan untuk mendukung rekomendasi pengobatan yang
tepat.
Tantangan bagi program surveilans gonococcal (GC) adalah jumlah biakan yang
tersedia untuk menguji kerentanan antimikroba sedang mengalami penurunan karena
pergeseran dari penggunaan kultur bakteri menuju Nucleic Acid Amplification Test (NAAT)
untuk diagnosis gonore. Hal ini menjadi perhatian karena kultur N. gonorrhoeae juga
diperlukan untuk pengujian kerentanan antimikroba. Saat ini hampir 80% infeksi gonokokal
di Kanada didiagnosis menggunakan NAAT (5). Beberapa keputusan di Kanada tidak lagi
mempertahankan kapasitas untuk kultur organisme ini. Oleh karena itu, data kerentanan
antimikroba ini tidak tersedia.
Data surveilans gonococcal di Kanada dari 2012 melaporkan terdapat peningkatan
isolat dengan penurunan kerentanan terhadap sefalosporin. Hal ini mendorong pembaruan
rekomendasi pengobatan gonore di Canadian Guidelines on Sexually Transmitted Infections
menuju terapi kombinasi dengan dua antibiotik. Pada infeksi anogenital tanpa komplikasi dan
infeksi faring, ceftriaxone 250 mg intramuskular (IM) ditambah azitromisin 1 g oral saat ini
direkomendasikan sebagai pengobatan lini pertama (6).
Seiring dengan meningkatnya tingkat resistensi terhadap antibiotik, juga dilaporkan
N. Gonorrhoeae dengan tingkat resistensi yang tinggi dan kegagalan terapi gonokokal semua
perlu menjadi perhatian. Kegagalan pengobatan yang melibatkan cefixime yang merupakan
obat golongan sefalosporin yang poten telah dilaporkan secara internasional termasuk
Kanada. Kebanyakan kasus telah berhasil diobati menggunakan ceftriaxon (250 mg IM).
Pada tahun 2009 di Jepang telah diidentifikasi isolat (H041) yang menyebabkan kegagalan
terapi faringitis dengan ceftriaxon yang menunjukkan peningkatan minimum inhibitory
concentationns (MICs) yang tidak biasa terhadap ceftriaxon (2 mg/L) dan cefixime (8 mg/L).
pengobatan menggunakan ceftriaxon 1 g secara intravena dapat menyembuhkan infeksi
tersebut. Kebanyakan kegagalan terapi infeksi faring terhadap ceftriaxon dilaporkan di
Sweden, Slovenia, dan Australia, yang pada akhirnya berhasil disembuhkan dengan
pemberian ceftriaxon dosis tinggi (1 g IM), azithromycin (2 g secara peroral) atau kombinasi
(250 mg IM) dan azithromycin (1 g secara peroral). Pada tahun 2011, Perancis melaporkan
kegagalan terapi infeksi genitalia terhadap ceftriaxon di Eropa. Pada tahun 2014, kegagalan
pertama pada dual terapi antimikroba dilaporkan di United Kingdom (UK) (ceftriaxon 500
mg + azithromycin 1 g) dan pada akhirnya telah berhasil disembuhkan menggunakan
ceftriaxon (1 g IM) ditambah azithromycin (2 g peroral). Sejak 2013, kasus resisten
ceftriaxon telah diidentifikasi dan memang bervariasi pada beberapa negara, seperti Kanada,
Jepang dan Australia, yang telah berhasil diobati dengan menggunakan azithromycin. Baru
saja UK dan Australia juga melaporkan kasus kegagalan terapi karena meningkatnya
resistensi ceftriaxon (MIC = 0,5 mg/L) dan azithromycin (MIC lebih besar atau sama dengan
256 mg/L). Kasus di UK telah berhasil diobati dengan ertapenem intravena.
Meningkatnya resistensi azithromycin juga telah dilaporkan di Kanada dan juga
menjadi perhatian karena azithromycin merupakan bagian dari kombinasi terapi. Seiring
dengan meningkatnya resistensi azithromycin (level menengah), juga dilaporkan terdapat
peningkatan resistensi azithromycin (level tinggi) dengan MIC ≥ 256 mg/L yang
dihubungkan dengan wabah dengan skala yang besar di UK. Meskipun isolat dengan MIC
azithromycin yang tinggi telah diidentifikasi di Kanada, total 7 isolat telah diidentifikasi
antara tahun 2009 dan 2016, kasus-kasus tampaknya merupakan kejadian sporadis di Kanada
dan belum menyebar.
Pada tahun 2009 definisi mengenai MDR-GC dan XDR-GC telah ditetapkan, yang
baru saja diperbaharui dan mengacu pada Canadian Guidelines on Sexually Transmitted
Infection and Antimicrobials, kesepakatan ini juga sedang diuji di laboratorium surveilans
kami.

Definisi MDR-GC dan XDR-GC


MDR-GC merupakan penurunan kerentanan atau suseptibilitas / resistensi terhadap satu
terapi yang saat ini direkomendasikan (sefalosporin ATAU azithromisin) DITAMBAH
resistensi terhadap setidaknya dua antimikroba lain (penisilin, tetrasiklin, eritromisin,
siprofloksasin)
XDR-GC merupakan penurunan kerentanan atau suseptibilitas / resistensi terhadap dua terapi
yang saat ini direkomendasikan (sefalosporin DAN azithromisin) DITAMBAH resistensi
terhadap setidaknya dua antimikroba lainnya (penisilin, tetrasiklin, eritromisin,
siprofloksasin).

PHAC National Microbiology Laboratory (NML) bekerja sama dengan laboratorium


tingkat provinsi, telah memantau kerentanan antimikroba terhadap N. Gonorrhoeae sejak
1985. Dalam laporan ini, kami menyajikan tren tingkat nasional mengenai kerentanan
antimikroba N. Gonorrhoeae yang dikumpulkan dari tahun 2012 hingga 2016 dan juga
menerapkan definisi terbaru dari MDR-GC dan XDR-GC.

METODE
Antara tahun 2012 dan 2016, kultur N gonorrhoeae diajukan ke NML oleh
laboratorium provinsi ketika mereka mengidentifikasi isolat resisten (R) atau oleh
laboratorium yang tidak melakukan pengujian kerentanan antimikroba. (Tabel 1). Informasi
mengenai isolat yang diserahkan termasuk jenis kelamin dan usia pasien, provinsi atau
wilayah dimana infeksi didiagnosis, serta lokasi dari infeksi. Setiap tahun, setiap provinsi
atau wilayah menginformasikan NML mengenai jumlah kultur yang dikumpulkan dan diuji,
baik provinsi atau di wilayah mereka atau di NML (Tabel 1). Total ini digunakan sebagai
denominator dalam menentukan proporsi resistensi obat antimikroba.
Kerentanan antimikroba N gonorrhoeae terhadap azithromisin, cefixime, ceftriaxon,
eritromisin, penisilin, spectinomisin, tetrasiklin, siprofloksasin, ertapenem dan gentamisin
ditentukan menggunakan dilusi agar. Standar interpretasi MIC digunakan sebagai
rekomendasi dari Clinical and Laboratory Standards Institute kecuali untuk eritromisin (R ≥
2 mg/L), Azithromisin (R ≥ 2 mg/L), ceftriaxon (DS ≥ 0, 125 mg/L), dan cefixime (DS ≥
0,25 mg/L), ertapenem (NS ≥ 0,063 mg/L) dan gentamisin (R ≥ 32 mg/L). Referensi kultur
N gonorrhoeae ATCC49226, WHOF, WHOG, WHOK, dan WHOP / WHOU digunakan
sebagai kontrol. Analisis statistik telah ditentukan menggunakan EpiCalc 2000 versi 1.02
(www.brixtonhealth.com/epicalc.html).
Uji 2 x 2 X2 digunakan untuk membandingkan proporsi resistensi per tahun untuk
mengidentifikasi perbedaan signifikan setiap tahun (nilai P dihitung dengan CI 99%).
HASIL
Dari tahun 2012-2016, 21,8% (n=18.768) dari 86.185 kasus infeksi N gonorrhoeae
yang dilaporkan di Kanada didiagnosis berdasarkan kultur. Laboratorium kesehatan
masyarakat provinsi menyerahkan 10.167 isolat ke NML untuk dilakukan pengujian (2012,
n=1.033; 2013, n=1.184; 2014, n=2.070; 2015, n=2.638; 2016, n=3.242). data jenis kelamin
dan usia pasien tersedia untuk 10.104 (99,4%) isolat. Dari jumlah tersebut, 8.649 (85,6%)
adalah dari pasien laki-laki (usia rata-rata 30 tahun, range kurang dari 1-83 tahun) dan 1.455
(14,4%) adalah pasien perempuan (usia rata-rata 26 tahun, range kurang dari 1-71 tahun).
Sumber specimen didapatkan antara lain dari uretra (n=4.836), rektal (n=2100), faring
(n=1.367), serviks (n=625), vagina (n=249); sumber untuk 781 isolat tidak diberikan.
Orientasi seksual pasien dan informasi mengenai kasus yang gagal pengobatan pada
penelitian ini tidak tersedia.
MULTIDRUG-RESISTANT GONORRHEA
Proporsi MDR-GC meningkat dari 6,2% (n=189/3.036) pada 2012 menjadi 8,9%
(n=406/4.538) (p<0.001) pada 2016. Persentase ini mewakili proporsi isolat dengan
penurunan kerentanan terhadap sefalosporin atau resisten terhadap azithromisin, bersama
dengan resistensi terhadap dua antimikroba lainnya (Gambar 1).

Distribusi provinsi dengan MDR-GC yang diidentifikasi di Kanada disajikan pada


Gambar 2, dengan proporsi tertinggi terdapat di Quebec (67%), diikuti oleh Ontario (24,9%)
pada 2016. British Columbia, Alberta, Nova Scotia, dan Saskatchewan juga mengidentifikasi
kasus-kasus MDR-GC pada tahun 2016.
Tren temporal MDR-GC di masing-masing provinsi ditampilkan pada Gambar 3, dan
provinsi dengan proporsi tertinggi MDR-GC pada tahun 2016 adalah Quebec (22,7%) diikuti
Nova Scotia (9,4%) dan Ontario (5,8%).
Gambar 4 menggambarkan tren antimikroba yang terkait dengan MDR-GC. MDR-
GC dikaitkan dengan peningkatan resistensi terhadap azithromisin secara signifikan
(p<0,001) dari 9,5% pada tahun 2012 menjadi 78,3% pada tahun 2016. Sebaliknya, MDR-GC
juga dihubungkan dengan penurunan kerentanan terhadap cefixime dan ceftriaxon secara
signifikan (p<0,001) dari 29,6% pada tahun 2012 menjadi 1,2% pada tahun 2016.
Gambar 5 menggambarkan tren MDR-GC yang dikaitkan dengan resistensi terhadap
dua, tiga atau empat antimikroba tambahan. MDR-GC yang resisten terhadap 3 antimikroba
tambahan meningkat secara signifikan (p<0,001) dari 3,7% pada tahun 2012 menjadi 61,6%
pada tahun 2016 dengan siprofloksasin, eritromisin, dan tetrasiklin sebagai co-resisten
antimikroba yang paling sering.

EXTENSIVELY DRUG-RESISTANT GONOCOCCI


Dari tahun 2012 hingga 2016, hanya 19 kasus XDR-GC yang terindentifikasi di
Kanada (0,1%, n=19/18.768). Pada tahun 2012, 7 isolat XDR-GC dengan kombinasi
penurunan kerentanan terhadap sefalosporin dan resisten terhadap azithromisin teridentifikasi
(0,2%, n=7/3.036; Ontario n=6, British Columbia n=1) yang meningkat menjadi 8 (0,3%,
n=1/3195, Ontario n=5, British Columbia n= 2, Saskatchewan n=1) pada tahun 2013. Namun,
dari tahun 2014 hingga 2016 angka kejadian XDR-GC cenderung lebih rendah. Pada tahun
2014, hanya 1 kasus yang teridentifikasi (0,03%, n=1/3/809; Quebec). Pada tahun 2015,
teridentifikasi 2 kasus (0,05%, n=2/4.190; Ontario n=1, Quebec n=1), dan pada tahun 2016
hanya 1 kasus XDR-GC yang terisolasi (0,02%, n=1/4.538; British Columbia) (Gambar 1).
TREN DALAM POLA RESISTENSI
Proporsi N gonorrhoeae yang diidentifikasi rentan terhadap semua jenis antimikroba
yang diuji menurun secara signifikan (p<0,001) dari 67,5% pada tahun 2012 menjadi 35,4%
pada tahun 2016.
Pada tahun 2012, 2,2% (n=68/3.036) isolat mengalami penurunan kerentanan
terhadap cefixime. Proporsi ini menurun secara signifikan (p<0,001) menjadi 0,3%
(n=14/4.538) pada tahun 2016 (Gambar 6). Demikian juga dengan penurunan kerentanan
terhadap ceftriaxon yaitu 5,5% (n=168/3.036) pada tahun 2012 dan mengalami penurunan
secara signifikan (p<0,001) menjadi 1,8% (n=80/4.538) pada tahun 2016 (Gambar 6).

Proporsi resistensi azitromisin meningkat secara signifikan (p <0,001) dari 0,8% (n =


25 / 3.036) pada 2012 menjadi 7,2% (n = 327 / 4,538) pada 2016 (Gambar 6). MIC isolat
yang resisten terhadap azitromisin menurun dari 8 mg / L antara tahun 2012 dan 2014
menjadi 2 mg / L pada tahun 2015 dan 2016. Range MIC berkisar antara 2 mg / L hingga 16
mg / L antara tahun 2012 dan 2015. Pada tahun 2016, range yang didapat 2 mg / L hingga 32
mg / L. Terdapat delapan isolat dengan MIC 32 mg / L pada tahun 2016. Enam dari isolat ini
adalah MDR-GC, dua sisanya yang resisten terhadap azitromisin dan eritromisin. Range di
atas tidak termasuk dua isolat dengan tingkat resistensi yang tinggi terhadap azitromisin
(MIC azitromisin ≥ 256 mg / L) yang diidentifikasi pada tahun 2012 (n = 1) dan di 2016 (n =
1). Kedua isolat azitromisin dengan tingkat resistensi yang tinggi ini diklasifikasikan sebagai
MDR-GC. Pada 2016, resistensi azitromisin diidentifikasi di enam provinsi di Kanada
dengan lebih dari 90% (n = 306/327) diidentifikasi di Quebec dan Ontario (Quebec, 64,5%;
Ontario, 28,1%; British Columbia, 2,1%; Alberta, 3,0%; Nova Scotia, 0,9%; dan
Saskatchewan, 0,3%). Pada 2016, 47,1% (n = 2.136 / 4.538) isolat resisten terhadap
siprofloksasin; 31,7% (n = 1.439 / 4.538) dari isolat adalah resisten terhadap eritromisin;
17,4% (n = 791 / 4.538) resisten terhadap penisilin; dan 53,3% (n = 2.419 / 4.538) resisten
terhadap tetrasiklin. Sebagian besar isolat ini resisten terhadap lebih dari satu antimikroba.
Resistensi spektinomisin tidak terdeteksi pada setiap isolat yang diuji pada tahun 2016.

DISKUSI
Proporsi isolat MDR-GC di Kanada meningkat antara tahun 2012 dan 2016.
Sementara proporsi N.gonorrhoeae dengan penurunan kerentanan terhadap sefalosporin
mengalami penurunan, proporsi isolat yang resisten terhadap azitromisin juga meningkat
sehingga menambah jumlah peningkatan kejadian MDR-GC secara keseluruhan.XDR-GC
jarang ditemukan di Kanada dan proporsi yang teridentifikasi menurun antara tahun 2012 dan
2016 karena penurunan isolat dengan penurunan kerentanan terhadap sefalosporin.
Pada tahun 2013, pedoman pengobatan infeksi gonokokal tanpa komplikasi di Kanada
mengalami perubahan, dari monoterapi dengan sefalosporin generasi ketiga menjadi
kombinasi terapi menggunakan ceftriaxon ditambah dengan azithromisin. Setelah terapi
kombinasi ini diperkenalkan, tren penurunan kerentanan sefalospoin telah teridentifikasi. Di
UK, Australia dan US telah melaporkan tren yang sama. Kombinasi terapi antibiotik
(ceftriaxon 500 mg IM dan azithromisin 1 g PO dalam dosis tunggal) direkomendasikan
untuk pengobatan infeksi gonokokal tanpa komplikasi di UK pada tahun 2011. Setelah
implementasi menggunakan pedoman baru, isolat dengan penurunan kerentanan terhadap
cefixime menurun secara signifikan dari 10,8% pada tahun 2011 menjadi 5,2% pada tahun
2013 dan 0,6% pada tahun 2015. Australia juga mengubah rekomendasi pedoman pengobatan
(menjadi 500 mg ceftriaxone ditambah 1 g azithromisin) pada tahun 2013 (38) Proporsi isolat
dengan penurunan kerentanan terhadap ceftriaxon menurun dari 4,4% pada tahun 2012 (39)
menjadi 1,1% pada tahun 2017 (40) Terapi yang disarankan untuk infeksi gonokokus tanpa
komplikasi di AS diperbarui menjadi ceftriaxone (250 mg IM) dikombinasikan dengan
azitromisin (1 g oral) pada tahun 2012 (41). Di Amerika, penurunan kerentanan terhadap
cefixime menurun dari 0,9% pada 2012 menjadi 0,3% pada tahun 2016 dan penurunan
kerentanan terhadap ceftriaxone tetap stabil yaitu 0,3% pada tahun 2012 dan 2016 (42).
Sementara proporsi penurunan kerentanan terhadap sefalosporin mengalami
penurunan di Kanada, proporsi Isolat yang resisten terhadap azitromisin telah meningkat
menjadi 7,2% pada tahun 2016 (5) dan mayoritas teridentifikasi di Quebec dan Ontario.
Sekali resistensi antimikroba berkembang di suatu wilayah, terdapat risiko yang tinggi
menyebar melalui media sosial (43). Di tahun 2016, level resistensi melebihi tingkat 5% di
mana Organisasi Kesehatan Dunia merekomendasikan untuk meninjau dan memodifikasi
pedoman nasional untuk pengobatan infeksi menular seksual (25). Australia melaporkan
tingkat resistensi azitromisin yang serupa (9,3% pada 2017) (44) ke Kanada; namun, level
resistensi di US (3,6% pada tahun 2016) (37) dan UK (4,7% pada tahun 2016 [MIC ≥ 1 mg /
L]) (45) lebih rendah.
Inggris dan Australia baru-baru ini melaporkan kegagalan pengobatan karena high
level XDR-GC dengan ceftriaxon (MICs = 0,5 mg / L) dan resistensi terhadap azitromisin
yang tinggi (MIC ≥ 256 mg / L) (24). Strain XDR-GC ini mengganggu keberhasilan dari
terapi yang direkomendasikan saat ini. Dengan risiko darurat terhadap resistensi ceftriaxon
dan meningkatnya resistensi azitromisin ini, Pedoman di Kanada mengenai Infeksi Menular
Seksual menambahkan terapi kombinasi alternatif (gentamisin, 240 mg IM ditambah
azitromisin, 2 g oral) ke dalam daftar terapi gonokokal yang direkomendasikan (6).

KELEBIHAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN


Kelebihan dari penelitian ini adalah sistem surveilans berbasis laboratorium nasional
yang dapat mengidentifikasi perubahan tren dalam pola resistensi antimikroba gonococci dari
waktu ke waktu. Keterbatasan penelitian ini mencakup sampel isolat yang dikumpulkan
dalam sistem surveilans yang pasif, yang mungkin dapat bias terhadap kultur yang diisolasi
dari populasi tertentu yang sedang mendapat pengobatan di klinik yang menyediakan
diagnostik kultur. Hal ini dapat menyebabkan data yang hilang cukup banyak dan memberi
dampak pada populasi. Data epidemiologi pada penelitian ini terbatas dan terdapat
kekurangan data yang berkaitan dengan faktor risiko dan demografi. Di Kanada, kultur hanya
tersedia untuk sekitar 22% dari kasus yang dilaporkan untuk periode penelitian ini dan sisa
kasus didiagnosis menggunakan NAAT (5); untuk kasus ini, kerentanan antimikroba tidak
diketahui. Selain itu, provinsi-provinsi pada penelitian ini ini mengumpulkan kultur sesuai
dengan pedoman provinsi mereka sendiri dan melakukan tes kerentanan antimikroba
menggunakan berbagai metode pengujian kerentanan.

LANGKAH SELANJUTNYA
Untuk mengatasi kurangnya data surveilans yang hanya memiliki data dari NAAT,
NML mengembangkan tes yang dapat digunakan untuk memprediksi resistensi antimikroba
dan sequence typing yang langsung diambil dari spesimen NAAT (46-48). Sementara tes ini
tidak dapat menggantikan penentuan MIC berbasis kultur, namun dapat membantu dalam
pengawasan dengan memprediksi kerentanan antimikroba terhadap sefalosporin,
siprofloksasin dan azitromisin dan, bersama molecular typing dapat memberikan pemahaman
tentang jenis-jenis gonore yang terdapat di suatu komunitas. Pekerjaan ini tidak dilakukan
secara rutin tetapi dicadangkan untuk daerah terpencil di mana kultur bakteri tidak dapat
dilakukan.
Untuk mengatasi beberapa keterbatasan yang terkait dengan program surveilans pasif
laboratorium nasional, PHAC meluncurkan Enhanced Surveillance of Antimicrobial
Resistant Gonorrhea pada tahun 2013 (49). Data laboratorium, seperti data kerentanan
antimikroba dan sequence typing, dihubungkan dengan data epidemiologis, yang mencakup
informasi demografis dan klinis, perilaku berisiko, lokasi infeksi dan informasi pengobatan
yang ditentukan (49). Program surveilans yang terkait dengan laboratorium epidemiologis
yang ditingkatkan saat ini mulai dilaksanakan di beberapa provinsi dengan rencana dapat
diperluas ke berbagai negara. Data ini akan meningkatkan pemahaman mengenai N.
gonorrhoeae yang resisten terhadap antimikroba di Kanada dan memberikan bukti yang lebih
baik untuk menginformasikan perkembangannya pedoman pengobatan dan intervensi untuk
kesehatan masyarakat.

KESIMPULAN
Meskipun tingkat MDR-GC meningkat dari 2012 hingga 2016, kasus XDR-GC di
Kanada sangat jarang ditemukan. Data yang disajikan dalam laporan ini mendukung upaya
untuk membatasi penyebaran N. gonorrhoeae yang resisten terhadap antimikroba dan
mencegah munculnya kasus XDR-GC. Di beberapa wilayah bagian Kanada, GC yang
resisten terhadap azitromisin telah melampaui level 5% oleh karena itu Organisasi Kesehatan
Dunia merekomendasikan untuk meninjau dan memodifikasi pengobatan pada infeksi GC.
Surveilans lanjutan mengenai gonokokal terhadap kerentanan antimikroba sangat penting
untuk menginformasikan pedoman pengobatan dan mengurangi tingkat penyebaran MDR-
GC dan XDR-GC.

Anda mungkin juga menyukai