Anda di halaman 1dari 16

FISIOLOGI KOLON

Laksamana abimanyu b
14-134
FUNGSI UTAMA KOLON

 Absorpsi air dan elektrolit  solid feses


(PROKSIMAL)
 Penyimpanan material feses sampai saat
dikeluarkan (DISTAL)

 Proksimal colon = absorbing colon


 Distal colon = storage colon
FUNGSI PERGERAKAN

 MIXING
MOVEMENTS/HAUSTRATION/SEGMENTAL
MOVEMENT
Konstriksi otot sirkular dan otot taenia coli
menyebabkan terbentuk kantung-kantung yang
disebut haustrasi  memungkinkan kontak
antara makanan dgn permukaan usus shg dapat
terjadi penyerapan dan mencampur isi kolon.
 PROPULSIVE MOVEMENTS “MASS
MOVEMENT”
Gerakan yang dibutuhkan u/ mendorong
chyme dan massa feses yang terbentuk dari
ujung katup ileocecal menuju sigmoid,
melewati kolon transversum dan desendens
 dirangsang o/ distensi / regangan dinding
akibat terisi massa.
Muncul setelah makan difasilitasi oleh :
1. Reflleks gastrocolic
2. Refleks duodenocolic
Refleks melalui pl. mienterikus
 Iritasi kolon menimbulkan refleks mass
movement yg kuat
FUNGSI SEKRESI

 MUKUS : dihasilkan oleh banyak sel goblet


fungsi :
1. pelindung dari ekskoriasi,
2. lubrikasi, dan
3. bahan pelekat material feses, buffer,
dipengaruhi oleh rangsang taktil dan iritasi
serta parasimpatis.
 HCO3- oleh sel epitel
pelindung dari aktivitas bakteri dan
keasaman feses.
 PRODUKSI VIT K, GAS DAN MATERIAL
FESES
Vit K oleh bakteri
gas oleh aktivitas bakteri oleh makanan
Bakteri usus besar

 Meningkatkan imunitas
 Merangsang motilitas kolon
 Berkontribusi dlm memberi nutrisi: mensintesis
vit. K & B kompleks, & meningkatkan keasaman
kolon sehingga meningkatkan absorpsi
kalsium, magnesium, & zinc
 Memfermentasi KH yg tidak tercerna, misal
selulosa menghasilkan gas (dimethyl sulfide,
H2, N2, CH4, & CO2)
FUNGSI ABSORPSI

 Meningkatkan absorpsi natrium  absorpsi


klorida meningkat  osmosis air dari lumen
meningkat  memadatkan feses
REFLEKS

 SENSASI ANOREKTAL : adanya sensasi yang


timbul akibat peregangan bagian usus
proksimal yang disebabkan ada substasi
(feses/flatus) dipengaruhi saraf simpatis.
 ANAL CONTINENCE / KONTINENSIA :
kemampuan untuk menyimpan dan menahan
feses dan membuang atau melepasnya pada
waktu yang tepat, dipengaruhi oleh
mekanisme sphincter internal dan eksternal
untuk menahan feses.
 DEFEKASI : rektum terisi oleh feses 
dinding meregang  impuls merelaksasi
sphincter internal dan kontraksi sphincter
eksternal  kontak antara feses dengan
epitel sensori di liang anal  sadar akan
keinginan defekasi
DEFEKASI / pengeluaran feses dipicu oleh
kontraksi feses dan valsalva maneuver.
DEFEKASI
 Mass movement yg kuat  mendorong bahan feses melalui
rektum & anus keluar, tetapi jarang karena ada kontraksi
sfingter ani internum & eksternum.
 Regangan rektum oleh bahan feses  menimbulkan impuls
aferen melalui pl. mienterikum & menimbulkan gel. peristaltik
di kolon desenden, kolon sigmoid yg mendorong feses. Bila
sampai di anus sfingter ani internus dihambat & sfingter ani
eksternus relaksasi.
 Refleks tsb sangat lemah, diperkuat refleks lain melalui
segmen sakral medula spinalis, kemudian dikembalikan ke
kolon desendens, kolon sigmoid, rektum & anus melalui serat
parasimptis.
 + valsava manuever (kontraksi diafragma, otot abdomen +
glottis tertutup)
FESES MASUK REKTUM REKTUM MEREGANG

STIMULASI SINYAL AFEREN STIMULASI NERVE ENDING


PADA PLEKSUS MIENTERIKUS
INTRINSIC REFLEX
SPINAL CORD PARASIMPATHETIC
DEFECATION
REFLEX
PARASIMPATIHETIC NERVE
SINYAL INHIBISI KE FIBER (PELVIC NERVE)
INTERNAL ANAL SFINGTER
GERAKAN
PERISTALTIK KOLON JIKA EXTERNAL ANAL SFINGTER
JUGA RELAKSASI  DEFEKASI
RELAKSASI
(VOLUNTER)
Feses:
• Jml sesuai dg diet
•Komposisi :
sisa makanan, empedu,
liur pencernaan, mukus,
lekosit, epitel yg lepas,
bakteri

Anda mungkin juga menyukai