Anda di halaman 1dari 21

KEBUTUHAN ELIMINASI

By.Liliek fauziah,S.Kep.,Ners
ANATOMI FISIOLOGI
 Saluran pencernaan bawah meliputi usus halus dan usus
besar.
 Usus halus terdiri atas tiga bagian yaitu duodenum,
yeyenum, ileum,
 usus besar terdiri atas 4 bagian yaitu sekum, kolon,
apendiks, dan rektum
FISIOLOGI DEFEKASI
 Sewaktu makanan masuk kedalam lambung, terjadi
gerakan masa dikolon yang disebabkan oleh refleks
gastrokolon.
 Refleks ini biasanya paling jelas terlihat setelah sarapan
dan sering diikuti oleh keinginan kuat untuk buang air
besar.
 Ketika gerakan massa dikolon mendorong isi kolon ke
dalam rektum terjadi peregangan rektum yang memicu
refleks defekasi.
REFLEKS DEFEKASI INSTRINSIK

Tranfsfor Peregangan Perangsangan


feses ke rektum refleks
rektum defekasi oleh
pleksus
mesentrikus

Feses Otot usus


Sfingter interna
terdorong berkontraksi
melemas sfingter
ke anus peristaltik
eksterna relaksasi dan
tekanandihasilkan
oleh otot abdomen
REFLEKS DEFEKASI SARAF
PARASIMPATIS

Feses masuk ke Perangsangan di Rangsangan


rektum rektum ditransmisikan
ke saraf
parasimpatis
aferen menuju
pars sakralis
medula spinalis

Sfingter Saraf aferen ke


berkontraksi, Menghasilkan eferen
otot dasar refleks dan kerja parasimpatis
panggul dan volunter otot untuk
peru bekerja menghasilkan
terjadi defekasi kerja otot
REFLEKS DEFEKASI VOLUNTER

Kontraksi otot Tekanan


intraabdomen Otot levator anus
abdomen dan
meningkat berkontraksi
diagframa

Menggerakan feses
Dipermudah dengan
Terjadi defekasi ke anus
kerja otot femur dan
posisi jongkok
PRODUK DEFEKASI
 Produk defekasi yang utama adalah feses.
 Feses terdiri dari 75% air dan 25 % materi padat.

 Warnanya coklat akibat pengaruh sterkobilin dan urobilin serta


aktifitas bakteri.
 Baunya sendiri khas karena pengaruh mikroorganisme.

 konsistensinya lembek namun berbentuk.

 defekasi juga disertai pengeluaran gas yang dihasilkan dari


pencernaan usus besar dalam 24 jam.
 Jumlah gas yang berbentuk normalnya 7-10 dalam 24 jam. Gas
tersebut terdiri atas CO2, metana,H2S, O2 dan nitorgen.
 Produksi gas yang sangat besar biasanya terjadi karena
pemberian anestesi atau narkotika atau oleh tidakan
pembedahan abdomen.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
 Usia
 Diet

 Asupan cairan

 Faktor psikologis

 Pengobatan

 Kerusakan sensorik dan motorik

 Penyakit

 Gaya hidup

 Posisi defekasi

 Nyeri

 Kehamilan

 Pembedahan

 Pemeriksaan diagnostik
MASALAH DALAM DEFEKASI
 Konstipasi : feses menjadi keras
 Impaksi feses : masa keras teraba di rektum akibat
retensi feses
 Diare : feses cair

 Inkontinensia alvi : hilangnya kemapuan otot untuk


mengontrol kemampuan mengeluarkan feses
 Flatulensi :rasa kembung yang ditandai flatus berlebihan

 Hemoroid :pelebaran pada vena dianus


KEBUTUHAN ELIMINASI URINE
 Saluran perkemihan terdiri atas
 ginjal

 ureter

 kandung kemih

 dan uretra
CIRI-CIRI URINE NORMAL
 Jumlah dalam 24 jam 1500 cc bergantung pada
banyaknya asupan cairan.
 Berwarna orange bening,pucat, tanpa endapan

 Berbau tajam, sedikit asam


PROSES PEMBENTUKAN URINE
 Filtrasi glomerulus
 Reabsorbsi tubulus

 Sekresi tubulus
FISIOLOGI PERKEMIHAN

Terjadi Impuls dari


Urine masuk vesika peregangan di aferen ke pars
urinaria dinding vesika lumbal medula
urinaria spinalis ke
corteks cerebri
Otot dinding vesika
berkontraksi sfingter
Miksi dikontrol
relaksasi
saraf aferen ke Timbul
saraf simpati rangsangan
Kontraksi oto ssakralis ingin buang
abdomen dan air kecil
diagframa dan
peningkatan tekanan
kandung kemih
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
ELIMINASI URINE
 Pertumbuhan perkembangan
 Asupan cairan

 Gaya hidup

 Faktor psikologis

 Aktifitas dan tonus otot

 Kondisi patologis

 Medikasi

 Pembedahan
MASALAH DALAM POLA BERKEMIH
 Inkotinensia urine : stres dan urgensi
 Retensi urine

 Enuresis

 Sering berkemih

 Urgensi

 Disuria
PERUBAHN PRODUKSI URINE
 Poliuria
 Oliguri

 Anuri
PROSES KEPERAWATAN MASALAH
ELIMINASI URINE
 Pengkajian
 Pola berkemih

 Perubahan berkemih

 Faktor yang mempengaruhi eliminasi

 Pengkajian fisik : kulit, ginjal, kandung kemih, meatus


uretra
 Pengkajian urine

 Karakteristik urine

 Pemeriksaan urine
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Nyeri berhubungan dengan inflamasi uretra, obstruksi pada uretra
 Defisit perawatan diri : toileting berhubungan dengan kerusakan
kognitif, keterbatasan mobilitas
 Kerusakan integritas kulit atau resiko kerusakan integritas kulit
berhubungan dengan inkontinensia urine
 Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan keruskan sensorik
motorik
 Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perasaan yang dirasakan
akibat diversi urinerius
 Resiko infeksi berhubungan dengan higiene personal yang buruk, insersi
kateter uretra
 Inkontinensia fungsional berhubungan dengan terpai diuretik,
keterbatasan mobilitas
 Retensi urine berhubungan dengan obstruksi leher kandung kemih,
terhambatnya lengkung refleks
IMPLEMENTASI
 Peningkatan kesehatan : penyuluhan klien
 Meningkatkan perkemihan normal

 Meningkatkan pengisingan kandung kemih secara lengkap

 pencegahan infeksi

 Mempertahankan kebiasaan eliminasi

 Obat-obatan

 Kateterisasi

 Perawatan restorasi : bladder training,menguatkan otot


dasar panggul
 Mempertahankan integritas kulit

 Peningkatan rasa nyaman


TUGAS
 Proses keperawatan dengam masalah defekasi
 Blader training

 Irigasi kateter

Anda mungkin juga menyukai