Anda di halaman 1dari 16

KEBUTUHAN ELIMINASI

KEBUTUHA N D ASAR MANUSIA


KELAS XI
Ol eh:
Ns. Ni Lu h Ci ca Ku sum ade wi , S.Kep
PENGERTIAN ELIMINASI

 Pengertian
Eliminasi adalah proses pembuangan sisa metabolism
tubuh baik berupa urine atau feses.

Kebutuhan eliminasi dibagi menjadi dua yaitu;


1. eliminasi urine (Kebutuhan buang air kecil)
2. eliminasi alvie (kebutuhan buang air besar)
JENIS – JENIS ELIMINASI

Eliminasi Urine (kebutuhan buang air


kecil)
Eliminasi Alvi (kebutuhan buang air
besar)
PENGERTIAN URINE (KEBUTUHAN BUANG
AIR KECIL)
 Eliminasi Urine (kebutuhan buang air kecil)
Eliminasi urine adalah kebutuhan dalam manusia yang
esensial dan berperan menentukan kelangsungan hidup
manusia. Eliminasi dibutuhkan untuk mempertahankan
homeostasis tubuh.

Organ yang berperan dalam eliminasi urine:


 Ginjal
 Ureter
 Kandung Kemih
 uretra
PROSES PELAKSANAAN ELIMINASI URINE

 Proses Berkemih
Berkemih merupakan proses pengosongan vesika urinaria (kandung
kemih). Vesika urinaria dapat menimbulkan rangsangan saraf bila
urinaria berisi ± 250 – 400 cc (pada orang dewasa) dan 200 – 250
cc (pada anak – anak).
Mekanisme berkemih terjadi karena vesika urinaria berisi urie yang
dapat menimbulkan rangsangan pada saraf – saraf di dinding
vesika urinaria. Kemudian rangsangan tersebut diteruskan melalui
medulla spinalis ke pusat pengontrol berkemih yang terdapat di
korteks serebral. Selanjutnya, otak memberikan impuls melalui
medula spinalis ke neuromotoris di daerah sakral, kmudian terjadi
kontraksi otot detrusor dan relaksasi otot sphincter internal. Urine
dilepaskan dari vesika urinaria, tetapi masih tertahan oleh spincter
eksternal. Jika waktu dan tempat memungkinkan, akan
menyebabkan relaksasi spincter eksternal dan urine dikeluarkan
(berkemih).
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
ELIMINASI URINE
 Diet dan Asupan (in take)
 Respons Keinginan Awal untuk Berkemih
 Gaya Hidup
 Stres psikologis
 Tingkat aktivitas
 Tingkat Perkembangan
 Kondisi Penyakit
 Sosiokultural
 Kebiasaan Seseorang
 Tonus Otot
 Pembedahan
 Pengobatan
 Pemeriksaan Diagnostik
GANGGUAN ELIMINASI URINE

 2.7 2.7.1 Retensi urine.


 2.7.2 Inkontinensia Urine
 2.7.3 Enuresis

 2.7.4 Perubahan Pola Eliminasi Urine


 2.7.4.1 Frekuensi
 2.7.4.2 Urgensi
 2.7.4.3 Disuria
 2.7.4.4 Poliuria
 2.7.4.5 Urinaria Supresi
PENANGGULANGAN GANGGUAN
ELIMINASI URINE
Pengumpulan Urine untuk Bahan Pemeriksaan
Pengambilan Urine Biasa
Pengambilan Urine Steril
Pengambilan Urine Selama 24 Jam
Menolong Buang Air Kecil dengan Menggunakan
Urineal
Melakukan Kateterisasi
PENGERTIAN ELIMINASI ALVIE

Pengertian Eliminasi Alvi


Eliminasi alvi adalah proses pembuangan atau pengeluaran
metabolism berupa feses yang berasal dari saluran pencernaan
yang melalui anus. Manusia dapat melakukan buang air besar
beberapa kali dalam satu hari atau satu kali. Tetapi bahkan
dapat mengalami gangguan yaitu hingga hanya beberapa kali
saja dalam satu minggu atau dapat berkali – kali dalam satu
hari, biasanya gangguan – gangguan tersebut diakibatkan oleh
gaya hidup yang tidak benar dan jika dibiarkan dapat menjadi
maslah yang lebih besar.
ORGAN YANG BERPERAN DALAM
ELIMINASI ALVI
 Usus Halus
• Duodenum (usus dua belas jari)
• Jejunum (usus kosong)
• Ileum (usus penyerapan)
 Usus Besar
• Kolon
• Rektum
 Anus
PROSES PELAKSANAAN ELIMINASI
ALVI
Proses Defekasi
Defekasi merupakan proses pengosongan usus yang sering
disebut buang air besar. dua pusat yang menguasai reflex
untuk defekasi,medulla dan sussum tulang belakang. Apabila
terjadi rangsangan parasimpatis, sphincter anus bagian dalam
akan mengendur dan usus besar menguncup. Refleks defekasi
dirangsang untuk buang air besar, kemudian sphincter anus
bagian luar yang diawasi oleh sistem saraf parasimpatis, setiap
waktu menguncup atau mengendur. Selam defekasi berbagai
otot lain membantu prose situ, seperti otot dinding perut,
diafragma, dan otot – otot dasar pelvis.
Secara umum, terdapat dua macam refleks yang membantu
proses defekasi, yaitu:

 refleks defekasi intrinsik


Refleks defekasi intrinsik dimulai dari adanya zat sisa
makanan (feses) di dalam rektum sehingga terjadi distensi
kemudian flexus mesenterikus merangsang gerakan peristaltik,
dan akhirnya feses sampai di anus. Lalu pada saat sphincter
internal relaksasi, maka terjadilah proses defekasi.
 refleks defekasi parasimpatis.
refleks defekasi parasintetis dimulai dari adanya proses
dalam rektum yang merangsang saraf rektum, ke spinal cord,
dan merangsang ke kolon desenden, kemudian ke sigmoid, lalu
ke rektum dengan gerakan peristaltik dan akhirnya terjadi
relaksasi sphincter internal, maka terjadilah proses defekasi
saat sphincter internal berelaksasi. Feses terdiri atas sisa
makanan seperti selulosa yang tidak direncanakan dan zat
makanan lainyang seluruhnya tidak dipakai oleh tubuh,
berbagai macam mikroorganisme, sekresi kelenjar usus,
pigmen empedu dan usus kecil.
GANGGUAN ELIMINASI ALVI

Konstipasi  
Diare
Inkontinesia Usus
Kembung
Hemorroid
Fecal Impaction
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
ELIMINASI ALVI
1. Usia
2. Diet.
3. Asupan Cairan
4. Aktivitas
5. Pengobatan
6. Kebiasaan atau Gaya Hidup
7. Penyakit beberapa penyakit dapat mempengaruhi proses
defekasi, biasanya penyakit – penyakit tersebut
berhubungan langsung dengan sistem pencernaan seperti
gastroenteristis atau penyakit infeksi lainnya.
8. Nyeri
9. Kerusakan Sensoris dan Motoris
PENANGGULANGAN GANGGUAN
ELIMINASI ALVI
Menyiapkan Feses untuk Bahan Pemeriksaan
Memberikan Huknah Rendah
Memberikan Huknah Tinggi
Membantu Pasien Buang Air Besar dengan Pispot
Memberikan Gliserin
Mengeluarkan Feses dengan Jari

Anda mungkin juga menyukai