Disusun Oleh :
D3 KEPERWATAN
2018
i. Mekanisme Defeksi
A. FISIOLOGI
Rektum biasanya kosong sampai menjelang defekasi. Seorang yang
mempunyai kebiasaan teratur akan merasa kebutuhan membung air besar kira-kira
pada waktu yang sama setiap hari. Hal ini disebabkan oleh refleks gastro-kolika
yang biasanya bekerja sesudah makan pagi. Setelah makanan ini mencapai lambung
dan setelah pencernaan dimulai maka peristaltik di dalam usus terangsang, merambat
ke kolon, dan sisa makanan dari hari kemarinnya, yang waktu malam mencapai
sekum mulai bergerak. Isi kolon pelvis masuk ke dalam rektum, serentak peristaltik
keras terjadi di dalam kolon dan terjadi perasaan di daerah perineum. Tekanan
intraabdominal bertambah dengan penutupan glottis dan kontraksi diafragma dan
otot abdominal, sfinkter anus mengendor dan kerjanya berakhir (Pearce, 2002).
B. Mekanisme
Defekasi dapat dihambat oleh kontraksi sfingter ani eksterna yang berada
di bawah pengaruh kesadaran ( volunteer ). Bila defekasi ditahan, sfingter ani
interna akan tertutup, rectum akan mengadakan relaksasi untuk mengakomodasi
feses yang terdapat di dalamnya. Mekanisme volunter dari proses defekasi ini
nampaknya diatur oleh susunan saraf pusat. Setelah proses evakuasi feses selesai,
terjadi Closing Reflexes. Muskulus sfingter ani interna dan muskulus puborektalis
akan berkontraksi dan sudut anorektal akan kembali ke posisi sebelumnya. Ini
memungkinkan muskulus sfingter ani interna untuk memulihkan tonus ototnya
dan menutup kanalis analis. Hal ini menyebabkan m. sphincter ani externus dan
m. levator ani berkontraksi untuk menahan defekasi.
iii. Saraf simpatik dan parasimpatik yang bekerja pada mekanisme berkemih.
* saraf simpatis
* saraf parasimpatis