Anda di halaman 1dari 15

FISIOLOGI MIKSI dan

INKONTINENSIA URIN
FISIOLOGI MIKSI
Terdapat 2 fase fisiologi miksi:
1. Fase pengisian
2. Fase pengosongan
Otot-otot yang terlibat:
1. Sfingter urethra interna + otot detrussor VU
Kontrol : sarafotonom
Simpatis : inhibisi pengosonganVU
Parasimpatis : mendorong pengosonganVU
2. Sfingter urethra externa + otot dasarpelvis
Kontrol : nervuspundendus
FISIOLOGI MIKSI
FISIOLOGI MIKSI
Dimulainya pengisian urin ke
VU
Penerusan rangsang oleh saraf
pelvis dan medula spinalis segmen
S2-4 (pusat miksi)
Menuju kortikal (lobus frontale) dan
subkortikal (cerebellum dan ganglia
basalis)
Relaksasi otot detrussor VU sehingga terjadi
pengisian urin dengan lancar dan TANPA
adanya desakan untuk miksi walaupun VU
tengah terisi
FISIOLOGI MIKSI
Mengapa tidak ada desakan langsung ut berkemih saat
pengisin urin keVU:
Hal ini disebabkan oleh pengirimin rangsang menuju kortikal
(frontale lobe) yg meregulasi hambatan pengeluaran urin.
Jadi,
Walau ada pengisian ke VU, orang tidak langsung ingin
berkemih selama volume VU belum memenuhi daya regang
maksimalnya
FISIOLOGI MIKSI
Pengisian VU terus berlanjut dan
VU akanmenggembung
Timbul desakan berkemih menyebabkan
pengiriman saraf dari otak melalui media
spinalis dan saraf pelvis

Menuju m.detrussor vesicae

Terjadi aktivasi parasimpatis yang


menyebabkan kontraksi otot derussor vesicae

Mendorong isi VU keluar dan terjadi


kebocoran urin
INKONTINENSIA URIN
Bukan diagnosis, hanya suatu gejala.
Batasan : Suatu pengeluaran urin tanpa disadari, jumlah dan
frekwensi cukup gangguan kesehatan & sosial
Prevalensi : 7%  & 12%  umur>70 th di AS
15- 50 % pasien psikogeriatri
10%  & 15%  umur >65th di Aust
Hanya 30% melapor ke dokter.
Berdasar kejadian, inkontinensia urin
dibagi
Inkontinensia akut :
Delirium Delerium
Restriksi, retensi Infeksi
Infeksi, Inflamasi, impaksi feses Atropik vaginitis/uretritis
Pharmasi, poliuri Pharmaceuticals,Psikologic
disorders
Endocrine disorders
Restriksi mobilitas
Stool impaction
Inkontinensia kronik:
Tipe urgensi : gawat, tak dapat ditahan
Tipe stress : Pe tek.intra abdomen + kelemahan otot
dasar panggul.
Tipe over flow/ luapan :Retensio urin pe  tek hidrostatik
Tipe Fungsional : masalah bukan pada saluran kemih
FISIOLOGI DEFEKASI dan
INKONTINENSIA ALVI
FISIOLOGI DEFEKASI
PROSES DEFEKASI
Defekasi adalah proses pembuangan atau pengeluaran sisa
metabolisme berupa feses dan flatus yang berasal dari
saluran pencernaan melalui anus
Dalam proses defekasi terjadi dua macam refleks :
1. Refleks defekasi intrinsik
2. 2. Refleks defekasi parasimpatis
Refleks Defekasi intrinsik
Didahului dengan transpor feces ke dalam rektum Rektum
yang penuh mengakibatkan ketegangan (Distensi rektum) 
Terjadi rangsangan refleks defekasi pada pleksus mesentrikus 
Impuls di transmisikan ke medula spinalis pars sakralis  Otot
usus lain berkontraksi, terjadi peristaltik di kolon asendens,
sigmoid, dan rektum Feses akan terdorong ke anus  Sfingter
internal melemas, tetapi sfingter eksternal (m. levator) relaksasi
secara volunter, dan tekanan dihasilkan oleh otot-otot abdomen
Refleks Defekasi parasimpatis
Feses masuk ke rektum  Terjadi rangsangan pada saraf rektum 
Selanjutnya rangsangan ditransmisikan di sepanjang saraf
parasimpatis aferen menuju pars sakralis medula spinalis  Pesan
aferen ditransmisikan di sepanjang saraf parasimpatis eferen untuk
mencapai kerja otot  Menghasilkan kombinasi refleks dan usaha
volunter :
 Terjadi relaksasi sfingter anus
 Kontraksi otot kolon
 Kontraksi otot perut dan diafragma
 Dasar panggul naik
 Terjadi defekasi
 Sfingter berkontraksi, mengeluarkan feses
Reflek Defekasi Volunter

Kontraksi otot abdomen dan diafragma  Tekanan


intraabdomen meningkat  Otot levator anus kontraksi 
Menggerakan feses melalui saluran anus  Terjadi
defekasi (dipermudah dengan Fleksi otot femur Posisi saat defekasi)
INKONTINENSIA ALVI
Bukan diagnosis, hanya gejala, sering akibat kesalahan
dokter/perawat.
>jarang dibanding inkontinensia urin
Sering muncul bersama IU ( 30-50 % )
Sering sebagai akibat konstipasi
Klinis ada 2 : feses cair,merembes, frek >>
feses berbentuk, frek 1-3 x/hr
Penyebab inkontinensia alvi
• Akibat konstipasiimpaksi feses sudut anorektal
hilangfeses cair meluncur keluar.
Skibalairitasi rektum produksi mukus
• Simtomatik,berkaitan dengan penyakit usus besar
(akut/kronik)
• Neurogenik (post stroke, trauma med spinalis,
gangguan otonom, demensia, kesadaran )
• Hilangnya reflek anal ( otot spincter ani  reflek
,tonus ,sensasi prolaps rektum )

Anda mungkin juga menyukai