Anda di halaman 1dari 4

SALSABILA NADIVA - 130110170260

Physiology of Normal GI Tract


GERAKAN USUS ▪ Dibutuhkan waktu (3 – 5) jam untuk kimus dari
HALUS pylorus sampai ke ileosekal → kecepatan 1 cm/menit

Gerakan usus halus terbagi menjadi dua, Pengaturan


kontraksi pencampuran (segmentasi) dan Peristaltik :
kontraksi propulsive.
▪ Aktivitas peristaltic meningkat oleh reflex
Kontraksi Pencampuran gastroenteric
(Segmentasi) ▪ Dipengaruhi oleh hormone – hormone meliputi
gastrin, CCK, insulin, motilin, dan serotonin →
▪ Saat kimus masuk, dinding usus akan meningkatkan motilitas usus.
meregang menimbulkan kontraksi konsentris ▪ Peristaltik usus menyebabkan pendorongan
local dengan jarak interval tertentu sepanjang kimus ke katup ileosekal, tetapi menyebarkan
usus. kimus ke sepanjang mukosa usus.
▪ Kontraksi ini membentuk segmentasi pada ▪ Kimus memasuki usus → peristaltic → kimus
usus halus. masuk ke katup ileosekal → proses meningkat saat
▪ Segmentasi ini akan “memotong” kimus sekitar (2- kimus tambahan masuk duodenum.
3) permenit → membantu pencampuran makanan ▪ Saat sampai katup ileosekal, kimus dihambat
dengan sekresi usus halus beberapa jam sampai orang mengonsumsi
makanan lain.
▪ Pada waktu itu, reflex gastroileal akan
meningkatkan peristaltic dalam ileum mendorong
kimus melewarti katup ileosekal ke dalam
sekum.

Kontraksi Propulsif
(Pendorongan)

▪ Kimus didorong melalui gerakan peristaltic


(kecepatan (0,5 – 2) cm/detik)
▪ Gerakannya lemah, biasanya berhenti setelah (3-5)
cm maksimal 10 cm → laju kimus sangat lambat
Notes : Mechanism

▪ Enterogastric reflex : Reseptor mendeteksi dan


mengirim impuls ke enteric n. dari lambungReflex
yang saraf → system saraf otonom pada batang
otak & sebagian oleh reflex pleksus mienterikus
nantinya menyebabkan inhibition of stomacheal
motility and secretion intrinsic di dinding usus

Fungsi Katup
Ileosekal
▪ Gastrocolic (gastroileal) reflex : Aktivitas dari
stomach → relaksasi dari ileocecal → mass
▪ Mencegah reflux fecal ke usus halus (Katup
movement
dapat menahan tekanan balik sebesar 50-60
Desakan mmHg)
Peristaltik : ▪ Terdapat sfingter ileosekal. Dalam keadaan
normal dia bekontraksi.
Iritasi yang kuat pada mukosa usus (diare infeksi
▪ Kontraksi sfingter ileosekal dan intensitas
berat) → meningkatkan dan mempercepat gerakan
peristaltic diatur oleh reflex sekum
peristaltic (peristaltic rush)
1. Absorbsi air dan elektrolit ▪ Sekum regang → kontraksi ileosekal ↑; peristaltic
2. Penimbunan feses ileum terhambat

GERAKAN USUS BESAR


(KOLON)

Fungsi utama
kolon :
Haustras
Mecamp

▪ Kontraksi ini membentuk tonjolan keluar yang


disebut sebagai haustrasi
▪ Kontraksi bergerak lambat ke anus (utamanya
di sekum dan kolon asending)
▪ Proses mencampur feses di usus besar
ibaratnya seperi menyekop tanah (diaduk dan
diputar)
▪ Semua feses akan bersentuhan dengan mucus usus
besar → zat terlarut akan diabsorbsi jam dari ileosekal ke kolon)
▪ Gerakan massa terjadi dari sekum hingga
Gerakan Mendorong
sigmoid.
▪ Gerakan massa adalah jenis gerakan peristaltic
▪ Gerakan ini terjadi karena kontraksi haustra
yang lambat tapi persisten (butuh waktu 8-15 yang dimodifikasi ditandai oleh peristiwa berikut :
▪ Otot sirkular akan bekerja menyempitkan
lumen kolon
▪ Otot longitudinal (dari tiga taenia coli)
berkontraksi (bersamaan dengan sirkular)
SALSABILA NADIVA - 130110170260 1. Tempat yang merenggang memunculkan cincin
kontriksi (biasanya di kolom transversus) 2. Bagian distal cincin konstriksi kehilangan
haustrasinya, berkontraksi jadi satu unit mendorong feses sekaligus menuruni kolon
Notes :
Satu rangkaian gerakan ini biasanya (10-30) menit lalu muncul setengah hari kemudian.
3. Saat gerakan sudah mendorong massa feses
ke rectum (menimbulkan defekasi)
DEFEKASI
Gerakan masa mendorong feses ke rectum menimbulkan reflex kontraksi rectum dan
relaksasi sfingter anus.
Mass movement dicegah oleh konstriksi dari :
1. Sfingter ani internus (otot polos) 2. Sfingter ani externus (otot lurik) → diatur oleh serat saraf
nervus pudendus, merupakan
system saraf somatis dan di bawah pengaruh volunteer.
Refleks Defekasi
▪ Refleks intrinsic : diperantai oleh system saraf enterik setempat di dalam dinding
rectum. (Lemah) 1. Feses masuk rectum 2. Distensi dinding rectum 3. Sinyal aferen
menyebar melalui pleksus
mienterikus 4. Menimbulkan gelombang peristaltic di
kolon desenden, sigmoid, rectum 5. Feses terdorong kearah anus 6. Gelombang
peristaltic mendekati anus 7. Sfingter ani internus relaksasai karena sinyal
dari plexus mienterikus 8. Sfingter ani externus secara sadar relaksasi 9. Defekasi
▪ Refleks defekasi parasimpatis : Ujung saraf dirangsang → sinyal masuk medulla spinalis →
sinyal eferen ke kolon desenden, sigmoid, rectum, dan anus oleh saraf parasimpatis dalam nervus
pelvikus Efek : 1. Merelaksasi sfingter ani interna 2. Memperkuat reflex interna
SALSABILA NADIVA -
130110170260 3. Sinyal defekasi yang masuk ke medulla spinalis menimbulkan efek : mengambil
nafas dalam, menutupan glottis, kontraksi otot dinding abdomen.
▪ Refleks defekasi sadar : Diaktifkan dengan
mengambil napas dalam, menggerakan diafragma
turun ke bawah, kontraksi otot abdomen →
meningkatkan tekanan abdomen → feses terdorong ke
rectum

BOWEL
SOUND

Abdominal sounds (bowel sounds) are made by


the movement of the intestines as they push food
through.

Anda mungkin juga menyukai