Anda di halaman 1dari 19

Konsep Eliminasi BAB

(Faktor yang mempengaruhi


proses BAB)
ISS 2 TIK 3
ISS 2 TIK 3
• Salsabila (1912101010129)
• Aliif maulana (1912101010143)
• Siti sarah (1912101010064)
• Afifah apriliani (1912101010091)
• Risa zahara oktavia (1912101010032)
• Fadia khutni (1912101010123)
• Rara Clarinda muis (1912101010102)
• Munawwarah IB (1912101010026)
• Shinta galuh permata (1912101010014)
• Fathiya rahma (1912101010051)
• Raziq ramadhana (1912101010137)
• Nura zaiyati (1912101010080)
• Cut Riska Sulistia (1912101010034)
• Eliza (1912101010035)
• Rozatun Ulfa (1912101010076)
Our Highlight
01 Definisi Defekasi

02 Fisiologis Defekasi

03 Proses Defekasi

04 Faktor yang mempengaruhi


proses Defekasi

05 Gangguan pada proses eliminasi fekal


APA ITU ELIMINASI ?
Konsep Eliminasi Fekal

Kasiati & rosmalawati,2006


Eliminasi adalah kebutuhan dasar manusia yang
essensial dan berperan penting untuk kelansungan
hidup manusia melalui pembuangan sisa-sisa
metabolisme

sisa metabolisme terbagi menjadi 2 jenis yaitu berupa


feses yang berasal dari saluran cerna dan urin melalui
saluran perkemihan.
( Tarwoto & Wartonah, 2004)
Eliminasi fekal adalah proses pembuangan atau
pengeluaran sisa metabolisme berupa feses atau
tinja yang berasal dari saluran pencernaan melalui
anus..
FISIOLOGIS DEFEKASI
REFLEK DEFEKASI REFLEK DEFEKASI
INSTRINSIK PARASIMPATIS
Reflek berawal dari feses yang masuk Feses yang masuk ke rectum akan
ke rectum sehingga terjadi distensi merangsang saraf rectum yang
rektum,yang kemudian menyebabkan kemudian diteruskan ke spinal cord ,
rangsangan pada fleksus mesentrikus dari spinal cord kemudian di
dan terjadilah gerakan peristaltik . kembalikan ke kolon
Setelah feses tiba di anus secara desendens ,sigmoid dan rectum
sistematis spinkter interna relaksasi yang menyebabkan intensif
maka terjadilah defekasi . peristaltik,relaksasi spingter internal,
maka terjadilah defekasi
PROSES FISIOLOGI ELIMINASI FEKAL
Usus halus
Sebelum makanan meninggalkan lambung, makanan akan diubah menjadi materi semicair yang disebut kimus.
Kebanyakan nutrisi dan elektrolit dari kimus diabsorbsi di usus halus. Nutrisi hampir seluruhnya diabsorbsi oleh
duodenum dan jejenum. Seperti enzim dari pancreas misalnya amilase dan empedu dari kantong empedu akan
dilepaskan ke duodenum yang kemudian memecah lemak, protein dan karbohidrat menjadi unsur unsur dasar.
Ileum mengabsorpsi vitamin tertentu, zat besi dan garam empedu.

Usus besar
Usus besar dibagi menjadi 3 yaitu sekum, kolon dan rectum.

1. Sekum
Kimus yang tidak diabsopsi memasuki sekum melalui katup ileosekal.
2. Kolon terbagi kepada 3 yaitu kolon asenden, kolon transversal dan kolon desenden.
Fungsi kolon menurut Tarwoto & Wartonah, 2010 :
1. menyerap air selama proses pencernaan
2.tempat dihasilkannya vitamin K dan vitamin H atau biotin sebagai hasil symbiosis dengan bakteri usus, misalnya E.Coli
3. membentuk massa feses
4.mendorong sisa makanan hasil pencernaan atau feses keluar dari tubuh.
3. Rectum
Rectum merupakan lubang tempat pengeluaran feses dari tubu. Sebelum dibuang lewat anus, feses akan ditampung terlebih dahulu
pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap dibuang, maka otot sfingter rectum akan mengatur pembukaan dan penutupan anus.
Otot sfingter yang menyusun rectum ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik
PROSES PRODUKSI PLATUS & FESES
PROSES PRODUKSI PLATUS

PROSES PRODUKSI FESES


Kentut keluar melalui lubang dubur karena
kepadatannya lebih ringan. Gerak
Setiap harinya, sekitar 750 cc chyme masuk ke kolon
peristaltik usus mendorong isinya ke arah
dari ileum. Di kolon, chyme tersebut mengalami
bawah. Tekanan di sekitar anus lebih
proses absorbsi air, natrium, dan klorida. Absorbsi ini PROSES PRODUKSI
PLATUS rendah. Gerak peristaltik usus menjadikan
dibantu dengan adanya gerakan peristaltik usus. Dari
ruang menjadi bertekanan, sehingga
750 cc chyme tersebut, sekitar 150-200 cc
memaksa isi usus, termasuk gasnya untuk
mengalami proses reabsorbsi. Chyme yang tidak
bergerak ke kawasan yang bertekanan
direabsorbsi menjadi bentuk semisolid yang disebut
lebih rendah, yaitu sekitar anus. Dalam
feses (Asmadi, 2008).
perjalanan ke arah anus, gelembung-
PROSES PRODUKSI gelembung kecil bergabung jadi
FESES gelembung besar. Kalau tidak ada gerak
peristaltik, gelembung gas akan menerobos
ke atas lagi, tetapi tidak terlalu jauh,
karena bentuk usus yang rumit & berbelit-
belit. Itulah kenapa gas kentut tidak
melakukan perjalanan ke tubuh bagian
atas.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES DEFEKASI

USIA AKTIVITAS
Pada usia bayi kontrol defekasi tonus otot abdomen, pelvis dan
belum berkembang, sedangkan diafragma akan sangat membantu
pada usia manula control proses defekasi. Grerakan peristaltic
defekasi menurun. akan memudahkan bahan feses
bergerak sepanjang kolon.

DIET
makanan berserat akan mempercepat
INTAKE CAIRAN
produksi feses, banyak nya makanan intake cairan yang berkurang akan
yang masuk ke dalam tubuh juga menyebabkan feses menjadi lebih
mempengaruhi proses defekasi. keras, disebabkan karena absorpsi
. cairan yang meningkat.
PSIKOLOGIS

keadaan cemas, takut, dan marah akan meningkatkan


peristaltic sehingga menyebabkan diare.

PENGOBATAN

beberapa jenis obat dapat mengakibatkan diare dan


konstipasi.

GAYA HIDUP
kebiasaan untuk melatih pola buang air besar sejak
kecil secara teratur, fasilitas buang air besar dan
kebiasaan menahan air besar.
PENYAKIT

keadaan cemas, takut, dan marah akan meningkatkan


peristaltic sehingga menyebabkan diare.

PROSEDUR DIAGNOSTIC

Klien akan dilakukan prosedur diagnostic biasanya


dipuasakan akan dilakukan klisma dahulu agar tidak
dapat buang air besar kecuali setelah makan.

KERUSAKAN SENSORIC & MOTORIC


kerusahakan spinal cord dan injuri kepala akan
menimbulkan penurunan stimulus sensorik untuk
defekasi.
KEHAMILAN

Wanita hamil cenderung akan mengurangi aktifitasnya


untukmenjaga kehamilannya. Begitu juga semakin
besarkehamilan wanita hamil cenderung semakin
malasberaktifitas karena bobot tubuh yang semakin berat,
Ketegangan psikis seperti stres dan cemas jugamerupakan
faktor resiko terjadinya.

ANASTESI DAN PEMBEDAHAN


anestesi umum dapat membloking impuls
parasimpatis, sehingga kadang-kadang dapat
menyebabkan ileus usus. Kondisi ini dapat
berlangsung 24-48jam.

NYERI
pengalaman nyeri waktu buang air besar seperti
adanya hemoroid, fraktur ospubis, epesiotomi akan
mengurangi keinginan untuk buang air besar.
GANGGUAN PADA SISTEM ELIMINASI FEKAL
KONSTIPASI
Konstipasi adalah penurunan frekuensi
defekasi, yang diikuti oleh pengeluaran
feses yang lama atau keras dan kering.

Apabila motilitas usus halus melambat,


masa feses lebih lama terpapar pada dinding
usus menyebabkan sebagian besar
kandungan air dalam feses diabsorbsi.

Konstipasi itu sendiri bukan merupakan


suatu penyakit, melainkan gejala penyakit.
Pengeluaran feses yang kering dan keras Kebiasaan defekasi yang tidak
dapat menimbulkan nyeri pada rectum. teratur dan mengabaikan
keinginan untuk defekasi
menjadi salah satu penyebab
umum terjadinya konstipasi.
IMPAKSI

Impaksi feses merupakan akibat dari konstipasi yang


tidak diatasi, yaitu sekumpulan feses yang mengeras,
mengendap di dalam rectum dan tidak dapat dikeluarkan.
Tanda impaksi yang jelas ialah ketidakmampuan untuk
mengeluarkan feses selama beberapa hari, walaupun
terdapat keinginan untuk melakukan defekasi.

Gejala : kehilangan nafsu makan, anoreksia, distensi dan


kram abdomen, serta nyeri pada bagian rectum.
Diare adalah peningkatan jumlah feses dan peningkatan pengeluaran feses yang cair dan
tidak berbentuk. Diare juga merupakan gejala penyakit dikarenakan isi usus terlalu cepat
keluar melalui usus halus dan kolon sehingga absorpsi cairan yang biasa tidak dapat
berlangsung. Akibatnya, feses menjadi lebih encer sehingga klien menjadi tidak mampu
mengontrol keinginan untuk defekasi.

Beberapa kondisi yang menyebabkan diare ialah,Stress emosional, alergi makanan, obat
obatan, dll.

DIARE
FLATULEN
Flatulen adalah penyebab umum abdomen HEMOROID
menjadi penuh, terasa nyeri, dan kram. Saat gas
terakumulasi didalam lumen usus, dinding usus Hemoroid adalah vena vena yang
meregang dan menyebabkan distensi. Dalam berdilatasi, membengkak dan meradang
dilapisan rectum, disebut juga dengan
kondisi normal, gas dalam usus keluar melalui
wasir atau ambeien.
mulut/sendawa dan melalui anus/pengeluaran
flatus. Namun apabila ada penurunan motilitas Hemoroid terbagi 2 :
usus akibat penggunaan opiate, bedah abdomen, Hemoroid internal, peningkatan tekanan
dll, flatulen dapat menjadi cukup berat sehingga vena akibat mengedan saat defekasi,
menyebabkan distensi abdomen dan menimbulkan kehamilan, gagal jantung kongestif, dll.
nyeri yang terasa menusuk.
Hemoroid external, terlihat jelas sebagai
penonjolan kulit, apabila lapisan vena
mengeras akan berubah warna menjadi
keunguan.
INKONTINENSIA

Inkontinensia feses adalah ketidakmampuan


seseorang mengontrol keluarnya feses dan gas
dari anus. Dapat disebabkan kondisi fisik yang
merusakkan fungsi atau control sfingter anus.
Kondisi yang membuat seringnya defekasi, feses
encer, volumenya banyak, dan feses mengandung
air juga mempredisposisi individu untuk
mengalami inkontinensia.

Anda mungkin juga menyukai