Anda di halaman 1dari 18

STATUS PSIKIATRIKUS UJIAN AKHIR

F20.0 SKIZOFRENIA PARANOID

Penguji : Lynna Lidyana, dr., SpKJ

Preseptor : Shelly Iskandar, dr., Sp.Akp., SpKJ, M.Si, Ph.D

Disusun oleh:
Anton 130112200544

DEPARTEMEN/KSM ILMU KEDOKTERAN JIWA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

RSUP. Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

2021
IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. Dini

Usia : 38 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Bandung

Pekerjaan : Tidak bekerja

Agama : Katolik

Suku/ras : Jawa

Pendidikan terakhir : S1

Status marital : Sudah menikah

Dengan siapa pasien tinggal : Bersama suami, anak, dan ibu

Tanggal Pemeriksaan : 28 Oktober 2021


I. RIWAYAT PSIKIATRI

Riwayat psikiatri diperoleh dengan Autoanamnesis dengan Pasien secara langsung

dan kebenaran informasi dapat dipercaya pada tanggal 28 Oktober 2021 pukul 09.00.

A. IDENTIFIKASI

Seorang perempuan bernama Ny. Dini berusia 38 tahun, pendidikan terakhir

S1, agama Katolik, suku Jawa, sudah menikah, tidak bekerja, tinggal di Bandung

bersama suami, anak, dan ibu. Pasien datang diantar oleh suaminya.

B. KELUHAN UTAMA

Suami pasien mengeluhkan pasien tidak mau makan karena takut diracun.

C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien dibawa oleh anaknya karena pasien tidak mau makan sejak 1 bulan

lalu. Pasien mengatakan bahwa teman-teman kerja pasien ingin meracuni pasien

sehingga pasien tidak mau makan jika bukan masakan pasien sendiri. Pasien

mengakui pasien pernah dipecat karena difitnah oleh teman-teman kerjanya. Pasien

mengatakan bahwa teman-teman kerjanya melakukan santet terhadap pasien dengan

mengirimkan ular-ular ke rumahnya setiap hari. Ular-ular tersebut masuk ke tubuh

pasien sehingga pasien melihat tubuhnya berkulit seperti ular.

Akibat kejadian yang dialami pasien tersebut, pasien menjadi lebih mudah

marah dan tidak mau keluar kamar karena takut diserang oleh kekuatan jahat yang

dikirim oleh teman kerjanya. Hal tersebut membuat pasien tidak melakukan aktivitas

sehari-hari dan hobi yang biasanya dilakukan oleh pasien sendiri. Selain itu, pasien
juga menjadi lebih jarang tidur akibat kesiagaan pasien terhadap ular-ular yang

ditemukan pasien di kamarnya. Pasien pun sama sekali tidak mau memakan makanan

dari siapapun karena mencurigai makanan tersebut telah diracuni oleh teman

kerjanya. Sehingga pasien hanya makan makanan masakannya sendiri ketika pasien

sudah merasa aman dari ular-ular. Pasien juga menghindari aktivitas di luar kamar

dan menjadi jarang memperhatikan perawatan diri.

Gejala-gejala fisik seperti sakit kepala, panas badan, kejang, atau penurunan

kesadaran disangkal. Namun pasien merasa bahwa tubuhnya menjadi panas dan sakit

kepala ketika ular-ular tersebut memasuki tubuh pasien. Riwayat penyakit fisik dan

dirawat di rumah sakit disangkal. Riwayat penggunaan obat-obatan, obat terlarang,

atau alkohol disangkal. Riwayat gangguan psikiatri pada pasien disangkal.

Pasien mengakui bahwa pasien memiliki kekuatan gaib yang berasal dari nyi

roro kidul. Pasien mencatat mantra-mantra dari nyi roro kidul dan akan membacanya

ketika ular-ular tersebut mencoba menyerang dan memasuki tubuh pasien. Suara-

suara nyi roro kidul yang terdengar oleh pasien sendiri memerintahkan pasien untuk

membaca mantra tersebut ketika ular-ular tersebut datang. Setiap suara tersebut

datang, pasien mencium wangi melati. Ketika ular-ular tersebut masuk ke tubuh,

pasien akan merasa bergerak di tangan pasien.Pasien tidak memiliki niat untuk

menyakiti diri sendiri, melainkan pasien mengakui bahwa teman kerjanya yang

mengancam dan berpikir untuk membunuh pasien melalui ular-ular tersebut. Alasan

dibalik ancaman tersebut disampaikan oleh pasien, yaitu teman kerjanya yang iri

terhadap jabatan pasien sebagai manager. Selain itu, pasien merasa pikiran pasien
dapat dibaca oleh orang lain. Oleh sebab itu, pasien merasa takut ilmu-ilmu gaib yang

pasien miliki nantinya diketahui oleh teman kerjanya.

D. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

- Tidak ada riwayat gangguan jiwa sebelumnya

- Tidak ada riwayat penyakit fisik berat

- Tidak ada riwayat merokok dan penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol

E. RIWAYAT KELUARGA

Pasien tinggal bersama suami, anak, dan ibu. Riwayat masalah mental emosional

di keluarga disangkal. Hubungan pasien dengan ibu dan saudara kandung baik. Pasien

lebih dekat dengan ibunya. Suami pasien menjauhi pasien karena sikap pasien yang

tidak seperti biasanya. Pasien merasa kesal dengan ketidakpercayaan suaminya

terhadap pasien.

F. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

1. Masa Kanak-Kanak Awal (Sampai Usia 3 Tahun)

Tidak diketahui. Masih perlu dilakukan heteroanamnesis setidaknya kepada

salah satu anggota keluarga seperti suami pasien.

2. Masa Kanak-Kanak Menengah (Usia 3 Sampai 11 Tahun)

Ayah pasien pemarah terhadap pasien sehingga pasien menjadi pendiam.

3. Masa Kanak-Kanak Akhir (Prapubertas hingga Remaja)

Tidak diketahui, masih perlu dilakukan heteroanamnesis setidaknya kepada

salah satu anggota keluarga seperti suami pasien.

4. Masa Dewasa
a. Riwayat Pekerjaan: Tidak bekerja

b. Penghasilan: Tidak diketahui

c. Aktivitas sosial: Pasien tidak pernah terlibat kegiatan sosial di

lingkungannya lagi. Pasien hanya berdiam diri di kamarnya, aktivitas

sehari-harinya hanya dihabiskan di kamar.

d. Seksualitas Dewasa: Pasien menikah dan memiliki satu anak.

e. Riwayat Pelanggaran Hukum: Tidak diketahui, perlu dilakukan

heteroanamnesis setidaknya kepada salah satu anggota keluarga seperti

suami pasien

f. Sistem Nilai: Pasien beragama Katolik dalam latar belakang suku Jawa.

Masih perlu dilakukan heteroanamnesis lebih lanjut kepada salah satu

anggota keluarga seperti suami pasien


II. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

Pemeriksaan status mental dilakukan pada tanggal 28 Oktober 2021 pukul 09.00.

A. Penampilan

1. Identitas Pribadi

Roman muka marah, kontak ada, rapport adekuat, sikap terhadap pemeriksa

cukup kooperatif, dekorum baik.

2. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor

Normoaktif, agresivitas motorik (-), agitasi (-)

3. Gambaran umum

Pasien seorang wanita, tampak sesuai usianya, warna kulit kuning langsat,

mengenakan pakaian berwarna biru tua.

B. Bicara

Bicara spontan, relevan, produktivitas cukup, intonasi sedikit meningkat,

artikulasi dan verbalisasi jelas, flight of ideas (-), agresivitas verbal (+)

C. Mood dan Afek

1. Mood : iritabel (mudah marah dan tersinggung)

2. Afek : luas, sesuai

D. Pikiran dan Persepsi

1. Bentuk Pikiran : Autistik

2. Isi Pikiran : Ide bunuh diri (-), preokupasi (-)

3. Alur Pikiran : Koheren, asosiasi longgar (-), flight of ideas (-),

sirkumstansial (-), tangensial (-)


4. Gangguan Pikiran :

- Waham kejar (+)

- Waham hubungan (+)

- Waham kebesaran (+)

- Waham dosa (-)

- Waham somatik (+)

- Thought control (+)

- Thought insertion (+)

- Thought withdrawal (-)

- Thought broadcasting (+)

5. Gangguan Persepsi :

- Halusinasi dengar (+)

- Halusinasi lihat (+)

- Halusinasi cium (+)

- Halusinasi kecap (-)

- Halusinasi raba (+)

E. Sensorium dan Kognisi

1. Kesadaran : Compos mentis

2. Orientasi

a. Waktu : Baik

b.Tempat : Baik

c. Orang : Baik
3. Kalkulasi dan Konsentrasi : Buruk

4. Memori

a. Remote memory : Baik

b. Recent memory : Baik

c. Immediate memory : Buruk

5. Pemikiran Abstrak : Kurang baik

a. Daya nilai sosial dan terhadap tes : Tidak peduli terhadap sosial

b. Wawasan terhadap penyakit : Tilikan derajat 1

(pasien melakukan penyangkalan

total terhadap penyakitnya,

pasien merasa dirinya sehat dan

baik-baik saja secara jasmani

maupun rohani, namun pasien

hanya mengeluhkan sakit kepala

saja)

III.PEMERIKSAAN FISIK DAN PENUNJANG

A. Pemeriksaan Fisik

1. Tanda Vital

a. Tekanan darah: Tidak dilakukan

b. Nadi : Tidak dilakukan

c. Respirasi : Tidak dilakukan


d. Suhu : Tidak dilakukan

e. Skala nyeri : Tidak dilakukan

2. Pemeriksaan Fisik

a. Kesadaran : Compos mentis

b. Kesan sakit : Tidak ada

c. Berat badan : Tidak dilakukan

d. Tinggi badan : Tidak dilakukan

e. Kepala : Tidak dilakukan

f. Mata : Tidak dilakukan

g. Leher : Tidak dilakukan

h. Thorax : Tidak dilakukan

i. Jantung : Tidak dilakukan

j. Pulmo : Tidak dilakukan

k. Abdomen : Tidak dilakukan

l. Extremitas : Tidak dilakukan

m. Pemeriksaan neurologis : Tidak dilakukan

B. Pemeriksaan Laboratorium dan Penunjang lainnya: Tidak dilakukan

C. Usulan pemeriksaan: PANSS score (untuk mengetahui adanya gejala-gejala

positif dan negatif), HDRS (Hamilton Depression Rating Scale untuk

melakukan skrining adanya gangguan afek tipe depresi)


IV. RINGKASAN PENEMUAN

Pasien bernama Ny. Dini, berusia 38 tahun datang bersama dengan suaminya

yang mengeluhkan bahwa dirinya tidak mau makan sejak sebulan yang lalu. Pasien

mengatakan bahwa teman-teman kerja pasien ingin meracuni pasien sehingga pasien

tidak mau makan jika bukan masakan pasien sendiri. Sebelumnya pasien dipecat

karena difitnah oleh teman-teman kerjanya. Teman-teman kerjanya melakukan santet

terhadap pasien dengan mengirimkan ular-ular ke rumahnya setiap hari. Alasan

dibalik ancaman tersebut disampaikan oleh pasien, yaitu teman kerjanya yang iri

terhadap jabatan pasien sebagai manager.

Pasien menjadi lebih mudah marah dan tidak mau keluar kamar karena takut

diserang oleh kekuatan jahat yang dikirim oleh teman kerjanya. Sehingga aktivitas

sehari-hari dan hobi pasien tidak lagi dilakukan. Pasien juga menjadi lebih jarang

tidur akibat kesiagaan pasien terhadap ular-ular yang ditemukan pasien di kamarnya.

Pasien juga menghindari aktivitas di luar kamar dan menjadi jarang memperhatikan

perawatan diri. Pasien merasa bahwa tubuhnya menjadi panas dan sakit kepala ketika

ular-ular tersebut memasuki tubuh pasien. Pasien juga melihat tubuhnya berkulit

seperti ular.

Pasien mengakui memiliki kekuatan gaib yang berasal dari nyi roro kidul.

Suara-suara nyi roro kidul yang terdengar oleh pasien sendiri memerintahkan pasien

untuk membaca mantra tersebut ketika ular-ular tersebut datang. Setiap suara tersebut

datang, pasien mencium wangi melati. Ketika ular-ular tersebut masuk ke tubuh,

pasien akan merasa bergerak di tangan pasien. Selain itu, pasien merasa pikiran
pasien dapat dibaca oleh orang lain. Oleh sebab itu, pasien merasa takut ilmu-ilmu

gaib yang pasien miliki nantinya diketahui oleh teman kerjanya.

Status mental yang ditemukan pada pasien adalah roman muka marah, kontak

ada, rapport adekuat, sikap terhadap pemeriksa cukup kooperatif, dan dekorum baik.

Perilaku normoaktif, tidak terdapat agresivitas motorik dan agitasi. Bicara spontan,

relevan, produktivitas cukup, intonasi sedikit meningkat, artikulasi dan verbalisasi

jelas, flight of ideas (-), agresivitas verbal (+). Mood iritabel dan mudah marah, afek

luas dan sesuai. Bentuk pikiran autistik, isi pikiran ide bunuh diri (-), preokupasi (-).

Terdapat gangguan pikiran dan persepsi yaitu pasien merasa teman-teman kerjanya

mengancam pasien dengan mengirim ular-ular ke kamar pasien dan memasuki tubuh

pasien. Sehingga tubuh pasien terasa panas dan sakit kepala serta melihat tangan

pasien menjadi seperti kulit ular. Pasien juga merasa memiliki kekuatan gaib nyi roro

kidul dan akan membaca mantra setiap mendengar suara perintah dari nyi roro kidul

yang memberikan wangi melati. Hal tersebut hanya dirasakan oleh pasien namun

tidak pada keluarga pasien. Kesadaran compos mentis, tidak terdapat gangguan pada

orientasi, namun terdapak gangguan pada immediate memory. Pemikiran abstrak

kurang baik, daya nilai sosial terganggu yaitu pasien tidak peduli dengan lingkungan

sosialnya yaitu tidak mau mengembalikan dompet milik orang lain yang ditemukan di

jalan. Pasien memiliki tilikan derajat 1.

Heteroanamnesis belum dilakukan. Pemeriksaan fisik dan penunjang tidak

dilakukan.
V. DIFFERENTIAL DIAGNOSIS

o Skizofrenia Paranoid

o Skizofrenia Hebefrenik

o Skizoafektif Tipe Depresi

o Gangguan Waham Menetap

VI. DIAGNOSIS

Aksis I : F20.0 Skizofrenia Paranoid

Aksis II : Belum ada diagnosis

Aksis III : Tension-type headache

Aksis IV : Masalah pekerjaan yaitu dipecat karena difitnah oleh rekan

kerja

Aksis V : GAF Scale saat ini 30-21 yaitu disabilitas berat dalam

komunikasi dan daya nilai, tidak mampu berfungsi dalam

hampir semua bidang

Dasar Diagnosis
Kriteria Diagnosis berdasarkan PPDGJ III Pasien
Skizofrenia

1. Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas
(dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu ● Thought of insertion
kurang tajam atau kurang jelas): ● Thought of control
● Thought broadcasting
a. Thought of echo
● Waham kejar,
Thought insertion/withdrawal
hubungan, kebesaran,
Thought broadcasting dan somatik

b. Delusion of control
● Halusinasi auditorik,
Delusion of influence
visual, cium, dan raba
Delusion of passivity

Delusional perception

c. Halusinasi auditorik

d. Waham menetap jenis lainnya yang menurut budaya


setempat dianggap tidak wajar dan mustahil

2. Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus selalu
ada secara jelas:

a. Halusinasi menetap dari panca indera apa saja, apabila  Halusinasi auditorik,
disertai baik oleh waham yang mengambang maupun visual, cium, dan raba
setengah berbentuk tanpa kandugan afekif yang jelas, tanpa kandungan afektif
ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan yang menetap atau yang jelas terjadi
apabila terjadi selama berminggu-minggu atau berbulan- menetap selama
bulan terus menerus berminggu-minggu dan
terus menerus
b. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami
 Gejala negatif :
sisipan (interpolation) yang berakibat inkoherensi atau
penarikan dari sosial,
pembicaraan yang tidak relevan atau neologisme
aktivitas menurun,
c. Perilaku katatonik (seperti gaduh gelisah, posisi tubuh perawatan diri dan
tertentu, fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, stupor) kinerja sosial yang buruk
d. Gejala - gejala negatif

3. Gejala-gejala khas tersebut telah berlangsung selama 1 bulan Pasien mengaku pikiran ini
atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik telah ada selama 1 bulan
prodromal) terakhir

4. Harus ada perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu Terpenuhi
keseluruhan dari beberapa aspek perilaku pribadi,
bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan,
tidak berbuat sesuatu, larut dalam diri sendiri, dan penarikan
diri dari sosial

Skizofrenia Paranoid
● Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
● Sebagai tambahan:
Terpenuhi (Waham kejar,
- Halusinasi dan/atau waham harus menonjol
hubungan, kebesaran, dan
- Gangguan afektif, dorongan kehendak, dan
somatik serta halusinasi
pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif tidak
dengar, lihat, cium, dan raba
nyata / tidak menonjol
yang sangat menonjol)

Skizofrenia Hebefrenik

● Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia


Tidak terpenuhi (Alur pikir
● Hanya ditegakkan pada usia remaja dan dewasa muda
pasien koheren, afek luas
● Pre morbid: pemalu, senang menyendiri dan wajar, dan tidak ada
● Memiliki hal berikut yang bertahan selama 2-3 bulan gejala seperti menyendiri,
- Perilaku tidak bertanggung jawab dan tidak dapat tertawa sendiri)
diramalkan
- Afek dangkal dan tidak wajar
- Proses pikir disorganisasi dan inkoheren
● Gangguan afektif, dorongan kehendak, gangguan proses
pikir menonjol; waham dan halusinasi tidak menonjol

Skizoafektif

● Hanya apabila gejala definitif adanya skizofrenia dan Tidak terpenuhi (gejala
gangguan afektif sama-sama menonjol pada saat yang definitif skizofrenia lebih
bersamaan, atau dalam beberapa hari yang satu sesudah menonjol) dan tidak
yang lain, dalam satu episode penyakit yang sama, dan bila ditemukan gangguan afektif
mana sebagai konsekuensi dari ini, episode penyakit tidak (tidak memenuhi kriteria
memenuhi kriteria baik skizofrenia atau episode manik atau manik dan depresi)
depresif

● Tidak digunakan untuk pasien yang menampilkan gejala


skizofrenia dan gangguan afektif tetapi dalam episode
penyakit yang berbeda

Paranoia (Gangguan Waham Menetap)

● Waham merupakan satu-satunya ciri khas klinis yang Tidak terpenuhi (halusinasi
mencolok. Waham tersebut harus sudah ada sedikitnya 3 auditorik sangat jelas, gejala
bulan lamanya, dan harus bersifat khas pribadi dan bukan lebih menunjang ke arah
budaya setempat diagnosis skizofrenia
● Gejala depresif atau bahkan episode depresif yang lengkap paranoid)
mungkin terjadi secara intermiten, dengan syarat bahwa
waham menetap pada saat tidak ada gangguan afektif
● Tidak boleh ada bukti mengenai adanya penyakit otak
● Tidak boleh ada halusinasi auditorik atau hanya kadang-
kadang saja dan sementara
● Tidak ada riwayat gejala skizofrenia

VII. PENATALAKSANAAN

1. Farmakoterapi: Risperidone 2 x 1 mg sehari (pagi & malam)

o Fase akut dalam 4-8 minggu, mulai dari dosis 1 mg (½ tablet) dan titrasi naik

2 mg menjadi 3 mg (1 ⅓ tablet) hingga dosis optimal (1-3 minggu)

o Fase stabilisasi: dipertahankan dosis optimal (8-10 minggu) 

o Fase rumatan: diturunkan sampai dosis minimal yang tidak bikin kambuh.

Dapat dipertahankan selama 2 tahun (jika baru sekali), 5 tahun (kronis, sering

kambuh) atau seumur hidup.

2. Non farmakologi

● Psikoterapi suportif: untuk mengurangi stimulus yang berlebihan,

memberikan ketenangan dan dukungan pada pasien, dan memberikan

lingkungan yang nyaman bagi pasien, membangun aliansi terapeutik, dan

mengembalikan fungsi ego dan kemampuan beradaptasi pasien sehingga

fungsi perawatan diri, okupasional, dan sosial dapat kembali normal.

● Terapi kognitif perilaku (Cognitive Behavioral Therapy/CBT): memahami isi

pikiran pasien tanpa membenarkannya, membantu pasien mengoreksi

kekeliruan pikiran pasien yang mempengaruhi tingkah laku pasien setelah

pasien cukup stabil pasca psikoterapi suportif. Terapi perilaku kognitif


memiliki fokus pada cara berpikir, kepercayaan, dan perilaku seseorang dalam

mempengaruhi perasaan dan tindakannya.

● Psikoedukasi individu: menjelaskan mengenai penyakit yang dialami pasien,

faktor risiko yang mungkin menyebabkannya, dan hal-hal yang dapat menjadi

pencetus, serta memberikan pemahaman mengenai dosis, cara minum, efek

samping, dan kepatuhan minum obat.

● Psikoedukasi keluarga: menjelaskan kondisi pasien ke keluarga, perlunya

dukungan berupa pendampingan pasien dalam pengobatan dan kontrol rutin

untuk mencegah kekambuhan.

VIII. PROGNOSIS

 Quo ad vitam : ad bonam

 Quo ad functionam : ad bonam

 Quo ad sanationam : dubia ad malam

Anda mungkin juga menyukai