Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MODUL 3

MAKALAH
“PENGORGANISASIAN INFORMASI/PENGETAHUAN
DALAM INGATAN MANUSIA”

OLEH

NAMA :ZULKARNAIN
NO. PPG :19180215610059
GURU :GURU MATA PELAJARAN
SEKOLAH :SMP NEGERI SATU ATAP 3 BANAWA SELATAN
A. PENDAHULUAN
Manusia merupakan satu-satunya makhluk sempurna yang di diciptakan Tuhan
Yang Maha Esa, karena selain dikaruniai fisik yang bagus juga dikaruniai otak sebagai
modalitas utama dalam proses berpikir dan berperilaku di samping hati sebagai pusat
kendali dari perasaan manusia. Oleh sebab itu, untuk mengetahui hakikat dirinya,
manusia selalu memikirkan apa, dan siapa dirinya, sehingga untuk menjawab berbagai
pertanyaan tersebut manusia berfilsafat untuk menemukan konsep teoritis dari
pertanyaan-pertanyaan itu.
Otak merupakan pusat kendali perilaku manusia, artinya setiap hal yang dilakukan
manusia akan melibatkan kerja otak. Otak merupakan tempat menerima, menyimpan
kemudian mengenaliinformasi yang ada, artinya otak adalah pusat ingatan manusia
(Markowitz dan Jensen, 2002). Di dalam otak tersimpan berbagai macam informasi.
Bermacam-macam jenis ingatan juga ada dalam otak manusia. Selama otak dalam
keadaan sehat manusia akan selalu melakukan proses mengingat.
Proses mengingat adalah proses biologi yang secara alami pasti terjadi pada
manusia. Selain sebagai proses biologi, mengingat juga merupakan proses mental.
Proses ini bukan merupakan kemampuan bawaan yang diturunkan dari orang tua
kepada anak, artinya belum tentu orang tua yang mempunyai kemampuan mengingat
rendah anaknya akan mempunyai kemampuan mengingat yang rendah pula.
Seseorang dapat mengingat suatu informasi yang telah dipelajari pada waktu
yang lalu. Semakin banyak informasi yang diperoleh seseorang berarti semakin sering
terjadi kaitan antara informasi satu dengan informasi yang lain. Setiap informasi yang
dipelajari telah meninggalkan semacam jejak dalam otak manusia dan jejak itulah yang
akan dikeluarkan oleh otak berupa informasi terdahulu yang telah tersimpan. Hal
tersebut terjadi pada saat seseorang mengingat informasi.
Betapapun kuatnya ingatan seseorang pada suatu waktu kemudian ingatan itu
akan mengalami suatu proses kelupaan. Ingatan pada suatu ketika tidak dapat lagi
menghadirkan suatu keterangan yang diperlukan karena lupa. Kelupaan terjadi karena
tiada penggunaan. Hal ini dijelaskan dalam teori memudar pasif (passive decay theory)
bahwa ingatan membuat jejak fisik dalam otak seseorang yang lama-lama terhapus
dengan berlalunya waktu. Kelupaan dapat dikurangi dengan meningkatkan kemampuan
mengingat, sehingga informasi yang diterima maupun yang telah tersimpan dalam
ingatan dapat bertahan lebih lama.
B. PEMBAHASAN
1. Teori Pengolahan Informasi
Pengolahan informasi merupakan proses mempersepsi, mengorganisasi, dan
mengingat sejumlah besar informasi yang diterima individu dari lingkungan.
Penggolahan informasi dapat pula dikatakan sebagai proses bagaimana respon
individu terhadap informasi yang di berikan oleh lingkungan di sekitarnya.
Pengolahan informasi merupakan perluasan dari bidang kajian ranah psikologi
kognitif. Ranah psikologi kognitif ini sebagai upaya untuk memahami mekanisme
dasar yang mengatur cara berpikirnya orang (Anderson, 1980). Teori pengolahan
informasi memiliki suatu perbedaan dengan teori belajar yaitu pada derajat
penekanan pada soal belajar. Teori pengolahan informasi tidak memberlakukan
belajar sebagai titik pusat penelitian yang utama melainkan juga melihat sisi
lainnya, seperti pada informasi yang diperoleh ataupun melihat kemampuan
memori seorang individu. Penelitian pengolahan informasi memberikan sumbangan
atas pengertian proses belajar. Belajar dan pengolahan informasi adalah dua aspek
yang saling melengkapi.
Berdasarkan temuan riset linguistik, psikologi, antropologi dan ilmu komputer,
maka dikembangkanlah model berpikir. Pusat kajiannya pada proses belajar dan
menggambarkan cara individu memanipulasi simbol dan memproses informasi.
Model belajar pemrosesan informasi Anita E. Woolfolk (Parkay & Stanford, 1992)
disajikan melalui skema yang dikutip berikut ini.
Model belajar pemrosesan informasi ini sering pula disebut model kognitif
information processing, karena dalam proses belajar ini tersedia 3 (tiga) taraf
struktural sistem informasi, yaitu :
a. Sensory atau intake register: informasi masuk ke sistem melalui sensory
register, tetapi hanya disimpan untuk periode waktu terbatas.
b. Working memory: pengerjaan atau operasi informasi berlangsung di working
memory, dan di sini berlangsung berpikir yang sadar.
c. Long-term memory, yang secara potensial tidak terbatas kapasitas isinya
sehingga mampu menampung seluruh informasi yang sudah dimiliki peserta
didik.
Diasumsikan, ketika individu belajar, di dalam dirinya berlangsung proses
kendali atau pemantau bekerjanya sistem yang berupa prosedur strategi
mengingat, untuk menyimpan informasi ke dalam long-term memory (materi
memory atau ingatan) dan strategi umum pemecahan masalah (materi kreativitas).
2. Sistem Memori Manusia
Memori adalah sebuah wadah yang berisi data-data yang belum tentu saling
berkaitan. Naisser (1967) mengatakan bahwa memori manusia dipandang sebagai
suatu struktur yang rumit untuk mengolah dan mengorganisasi semua
pengetahuan. Memori juga dapat dikatankan sebagai suatu alat yang berfungsi
untuk menangkap, mengolah dan menggunakannya di lain waktu ketika di
butuhkan. Memori merupakan suatu sistem yang rumit dengan banyak tahapannya
dan saling berinteraksi. Ini berarti dalam memori terdapat interaksi-interaksi antara
data-data dan lapisan-lapisan atau tahapan-tahapan yang ada di dalamnya.
Sebagian besar model-model yang dikembangkan tahun 1960-an mengajukan tiga
(3) struktur memori yaitu :
a. Pencatatan Penginderaan (Sensoric Memori)
Rangsangan yang diterima oleh indera yang kemudian akan diteruskan
sebagai informasi ke sistem memori selanjutnya. Informasi yang terdapat pada
stimulus atau rangsangan dari luar akan diterima manusia melalui panca
inderanya. Informasi tersebut akan tersimpan di dalam ingatan selama tidak
lebih dari satu detik saja. Ingatan tersebut akan hilang lagi tanpa disadari dan
akan diganti dengan informasi lainnya. Ingatan sekilas atau sekelebat yang
didapat melalui panca indera ini biasanya disebut ’sensory memory’ atau
‘ingatan inderawi’. Berdasarkan apa yang dipaparkan di atas, dapat
disimpulkan bahwa, seperti yang telah sering dalam proses pembelajaran
pesan atau keterangan yang disampaikan seorang guru dapat hilang
seluruhnya dari ingatan para siswa jika pesan atau keterangan tersebut
terkategori sebagai pencatatan pengideraan.
b. Penyimpanan Jangka Pendek (Working Memory)
Suatu informasi baru yang mendapat perhatian siswa, tentunya akan berbeda
dari informasi yang tidak mendapatkan perhatian dari mereka. Suatu informasi
baru yang mendapat perhatian seorang siswa lalu terkategori sebagai
penyimpanan jangka pendek. Dengan kata lain, penyimpanan jangka pendek
tidak akan terbentuk di dalam otak siswa tanpa adanya perhatian dari siswa
terhadap informasi tersebut. Penyimpanan jangka pendek ini dapat bertahan
relatif lebih lama lagi yaitu sekitar 20 detik.
c. Penyimpanan Jangka Panjang (Long Term Memory)
Penyimpanan jangka panjang merupakan suatu proses penyimpanan informasi
yang permanen. Memori jangka panjang ini berasal dari memori jangka pendek
yang selalu diulang-ulang dan berkesan bagi individu sehingga informasi yang
ia terima dapat bersifat permanen dan bila suatu saat ia butuhkan maka akan
teringat lagi. Informasi yang sudah tersimpan di dalam penyipanan jangka
panjang ini sulit untuk hilang. Selain pengulangan atau latihan, beberapa hal
penting yang harus diperhatikan Bapak dan Ibu Guru agar suatu pengetahuan
dapat diingat siswa dengan mudah adalah :
1) Sesuatu yang sudah dipahami akan lebih mudah diingat siswa daripada
sesuatu yang tidak dipahaminya. Contohnya, proses untuk mengingat
bilangan 17.081.945 akan jauh lebih mudah daripada proses mengingat
bilangan 51.408.791 karena bilangan pertama sudah dikenal para siswa,
apalagi jika dikaitkan dengan hari kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945
yang dapat ditulis menjadi 17–08–1945
2) Hal-hal yang sudah terorganisir dengan baik akan jauh lebih mudah diingat
siswa daripada hal-hal yang belum terorganisir. Contohnya, mengingat
susunan bilangan 4, 49, 1, 16, 9, 36, dan 25 akan jauh lebih sulit daripada
mengingat bilangan berikut yang sudah terorganisir dengan baik: 1, 4, 9, 16,
25, 36, dan 49.
3) Sesuatu yang menarik perhatian siswa akan lebih mudah diingat daripada
sesuatu yang tidak menarik hatinya. Acara televisi yang menarik perhatian
para siswa akan memungkinkan para siswa untuk duduk berjam-jam di
depan TV dan jalan ceriteranya akan mampu mereka ingat dengan mudah.
Namun hal yang sebaliknya akan terjadi juga, yaitu suatu proses
pembelajaran yang tidak menarik perhatian mereka dapat menjadi beban
bagi siswa dan tentunya juga bagi para guru
3. Aplikasi Teori Pengolahan Informasi Dalam Belajar
Penerapan teori pengolahan informasi dalam belajar berasumsi bahwa
meemori manusia itu suatu sistem yang aktif, yang mampu menyeleksi,
mengorganisasi dan mengubah menjadi suatu sandi-sandi informasi dan
keterampilanbagi penyimpananya untuk di pelajari. Dalam hal ini individu diartikan
sebagai suatu objek yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan suatu
penyleksian, pengorganisasian danpengubahan terhadap informasi yang di dapat
menjadi suatu sandi-sandi yang berguna untuk memudahkan individu dalam proses
belajar yang akan dijalani dirinya.
Mengenai hal di atas, para ahli kognitif juga berasumsi bahwa belajar yang
berhasil sangat bergantung pada tindakan belajar daripada hal-hal yang ada di
lingkungannya. Ini menunjukan bahwa dalam proses belajar ini tindakan dari
peserta didik adalah hal utama yang mempengaruhi terhadap hasil belajar yang
akan di capai dari peserta didik, dalam hal ini menyangkut aspek perubahan
perilaku seperti: aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Komponen belajar menurut teori pengolahan informasi seperti yang telah
dijelaskan pada pembahasan di atas, bahwakomponen belajar adalah perhatian
yang ditujukan pada stimulus, pengkodean stimulus, dan penyimpanan dan
mendapatkan kembali (retrival). Atas dasar komponen dasar tersebut, selanjutnya
hal yang esensial dari pembelajaran yaitu (a) membimbing untuk menerima
stimulus, (b) memperlancar pengkodean, (c) memperlancar penyimpanan dan
retrieval. Ketiganya merupakan kesatuan yang harus dilakukan secara berurutan
dan akan selalu mempengaruhi hasil yang akan oleh peserta didik.
Membimbing peserta didik untuk penerimaan stimulus dapat dilakukan
pendidik dengan (1) memusatkan perhatian ke stimulus-stimulus tertentu yang di
pilih. Dalam hal ini pendidik akan memberikan perhatian khusus terhadap siswa
mengenai stimulus-stimulus yang akan dipilih. Jadi dengan demikian siswa/peserta
didik akan lebih terkosentrasi pada stimulus yang telah ditentukan. (2) Mengenali
secara awal stimulus dengan kode-kode tertentu. Dalam pengenalan awal stimulus
melalui pengkodean yaitu bagaimana individu mengubah stimulus yang ada
sehingga dapat di simpan dan pada waktu yang lain dapat dimunculkan kembali
dengan mudah. Dalam pengkodean ini akan terjadi proses pengulangan dan
menghubungkan dengan informasi lama yang sudah tertanam dalam memori
manusia.
Memperlancar pengkodean adalah bagian yang penting dalam
penggorganisasian informasi dalam pembelajaran. Pengkodean berfungsi untuk
menyiapkan informasi baru untuk di simpan kedalam memori jangka panjang.
Proses ini menghendaki adanya tranformasi informasi menjadi kode ringkasan
guna memudahkan dan mengingat kembali informasi tersebut di kemudian hari.
Ada 2 (dua) rancangan yang berbeda yang dapat memudahkan pengkodean yaitu
dengan memberikan pengisyaratan, elaborasi, dan cara titian ingatan sebagai
pembantu untuk menyusun sandi atau kode-kode guna memudahkan dalam proses
penyimpanan pada memori kerja peserta didik. Rancangan ini disebut bantuan
berbasis pembelajaran, contohnya: penggunaan sinonim untuk kata-kata yang sulit
dalam pertanyaan ulangan, akronim untuk belajar asosiasi yang sifatnya
sembarang. Rancangan yang lain berfungsi untuk memberikan kesempatan
terjadinya elaborasi (pengubahan) yang dihasilkan peserta didik. Rancangan ini
disebut bantuan berbasis peserta didik. Dalam hal ini peserta didik diberikan suatu
kesempatan untuk melakukan pengubahan informasi dengan caranya sendiri agar
mudah untuk diingat dan dimunculkan kembali.
Memperlancar penyimpanan dan retrieval sangat penting karena hal ini dapat
meningkatkan kemampuan mengingat kembali pada waktu yang akan datang. Ini
dapat ditujukan berupa irama, bunyi, sajak, kata-kata pokok, citra visual dan
sebagainya, yang semuanya memberikan pengisyaratan untuk maksud retrival bagi
peserta didik dalam proses belajar. Elaborasi berbasis pembelajaran dan peserta
didik keduanya juga memberikan sumbangan yang besar dalam proses mengingat
kembali terhadap informasi yang sudah tersimpan dalam memori menusia. Proses
pemunculan kembali apa yang telah tersimpan atau dsimpan dalam memori
manusia dianalogikan dengan mekanisme penelusuran. Maksud dari hal itu juga
dapat dikatakan bahwa retrival dikatakan sebagai suatu proses pemunculan
informasi yang tersimpan dalamlong term memory (ingatan jangka panjang) melalui
suatu penelusuran dan penyeleksian terhadap informasi yang akan dimunculkan.
Menanggapi penjelasan di atas Norman dan Bobrow, mengemukakan dua tahapan
dalam melaksanakan penelusuran, yaitu:
a. Tahap pertama : menetapkan informasi yang diinginkan atau yang ingin
dimunculkan dari dalam ingatan (retrival). Berarti dalam tahap ini individu
melakukan suatu peenyeleksian terhadap informasi-informasi yang ada pada
memorinya dan memilih sesuai apa yang akan di munculkan.
b. Tahap kedua : penelusuran yang sebenarnya yaitu dapat dikatakan hal yang
mencakup tindakan peninjauan kembali struktur ingatan dan informasi-
informasi yang terkait di dalamnya, sampai informai yang diinginkan didapatkan
atau di munculkan kembali.asumsi yang di pakai dalam hal ini adalah bahwa
ingatan terdiri dari struktur informasi yang terorganisasi dan dan proses
penelusurannya bergerak secara herarkis, dari informasi yang paling umum
dan eksklusif ke informasi yang umum dan rinci, sampai pada informasi yang
ingin diinginkan atau di munculkan kembali dapat didapatkan oleh individu.

C. KESIMPULAN
Berdasarkan pada penjelasan-penjelasan di atas kami dapat menarik beberapa
kesimpulan antaranya:
1. Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana seorang individu
mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang
diterima individu dari lingkungan.
2. Terdapat tiga unsur struktur memori yaitu: Pencatatan penginderaan (Sensoric
Memori), Penyimpanan Jangka Pendek (working memory), dan Penyimpanan
Jangka Panjang (Long Term Memory).
3. Terdapat tiga tahapan belajar dalam teoti pengolahan informasi yaitu; Perhatian ke
stimulus, Mengkode stimulus, dan memperlancar penyimpanan dan retrival.

Anda mungkin juga menyukai