Anda di halaman 1dari 6

BAHAN AJAR

Satuan Pendidikan : SMP Negeri Satu Atap 3 Banawa Selatan


Kelas : VIII (Delapan)
Kompetensi Inti :
 KI1 dan KI2:Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya serta Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan,
keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.
 KI3: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan
kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
 KI4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif,
dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Waktu Sumber Belajar
3. 14 Menelaah struktur  Struktur dan unsur  Mendiskusikan  Penugasan Buku Bahasa Indonesia
dan kebahasaan kebahasaan teks struktur, kebahasaan,  Tes lisan Wahana Pengetahuan
teks persuasi yang persuasi dan isi teks persuasi Kementrian Pendidkan
berupa saran,  Menggunakaan  Mendata permasalahan dan Kebudayaan Republik
ajakan, dan konjungsi supaya dan aktual yang perlu Indonesia
pertimbangan selagi (pengayaan) diangkat untuk diberi
tentang berbagai masukan sebagai bahan Tes tulis
permasalahan  Cara menyajikan teks menulis teks persuasi Produk
aktual (lingkungan persuasi  Mendiskusikan cara portofolio
hidup, kondisi menyusun teks persuasi
sosial, dan/atau  Penyiapan bujukan/ tentang masalah aktual
keragaman budaya, ajakan. tertentu dengan
dll) dari berbagai memperhatikan
sumber yang  gagasan utama, alasan
didengar dan dan bukti, saran,
dibaca arahan, atau ajakan,
serta unsur kebahasaan
yang digunakan
 Menulis teks persuasi
sesuai dengan
memperhatikan
struktur dan kaidah
kebahasaan teks
persuasi
 Mempresentasikan teks
persuasi yang ditulis
4.14 Menyajikan teks
persuasi (saran,
ajakan, arahan, dan
pertimbangan)
secara tulis dan
lisan dengan
memperhatikan
struktur,
kebahasaan, atau
aspek lisan
1. Penegrtian Teks Persuasif
Persuasi atau persuasif berarti mengajak, membujuk, atau menyuruh. Nah, sesuai dengan arti katanya, teks persuasi merupakan
sebuah teks yang bertujuan untuk mengajak, menyuruh, atau membujuk pembacanya melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang disampaikan
oleh penulis.
2. Struktur Teks Persuasi
Setelah mengetahui pengertian teks persuasi, patut kita ketahui pula struktur teksnya. Teks persuasi terdiri dari empat bagian. Keempat
struktur teks persuasi tersebut adalah:
Pengenalan Isu: yaitu bab pembuka teks persuasi yang menawarkan citra wacana gosip (hal) yang sedang dibahas.
Rangkaian Argumen: yaitu bab teks persuasi yang berupa pendapat penulis/pembicara berkaitan dengan hal yang dibahas. Pada bab ini
sanggup diungkapkan fakta yang mendukung wacana gosip (topik) yang dibahas.
Pernyataan Ajakan: yaitu inti dalam teks persuasi. Pernyataan seruan ini merupakan hal yang bekerjsama ingin disampaikan, tapi terlebih dulu
diberi pengantar berupa pengenalan gosip yang diikuti dengan argumen-argumennya.
Penegasan Kembali: yang dimaksud di sini yaitu penegasa kembali akan pentingnya sebuah seruan dan landasan berpikir (argumennya). Ciri-
ciri bab ini, diawali dengan kata: Demikian, demikianlah, maka dari itu, dsb.
Menelaah Teks Persuasif. Setelah mengetahui pengertian dan struktur teks persuasi, kita sanggup melaksanakan telaah terhadap sebuah teks
persuasi. Teks persuasi yang akan kita telaah kali ini berjudul Internet dan HAKI.

Internet dan HAKI

Teman-teman sekalian, jujur saja, kita memang belum sanggup terbuka membicarakan soal seks dan kesehatan reproduksi. Padahal, itu
penting sekali buat kita ketahui supaya tidak terjerumus ke jalan yang salah. Nah, lewat situs-situs tertentu di internet, bermacam-macam
informasi yang kita butuhkan sanggup kita dapatkan.
Kalau di bidang hukum, HAKI yaitu kependekan dari hak atas kekayaan intelektual. Ini ada kaitannya dengan tunjangan dan penggunaan
hak cipta. Akan tetapi, HAKI yang akan kami bahas kini merupakan kependekan dari hak-hak reproduksi. Wah, bosan ya, bolak-balik mengupas
duduk kasus yang satu ini? Sekadar mengingatkan saja, sebagai cukup umur kita punya sepuluh hak reproduksi yang sepantasnya kita
pertahankan.
Dari sepuluh itu, salah satunya yaitu mendapat informasi yang sempurna mengenai reproduksi remaja. Supaya kita sanggup tahu dan
sanggup memilih pilihan atas diri dan kesehatan reproduksi kita. Nah, yang paling penting nih, kita sanggup bertanggung jawab atas pilihan tadi
sehingga tidak akan menyesal di kemudian hari.
Sudah menjadi diam-diam umum, jikalau ada sepasang kekasih yang terjerumus melaksanakan relasi seksual sebelum menikah. Peristiwa
itu terjadi alasannya yaitu mereka tidak tahu cara mengontrol diri dan mengabaikan pemikiran agama. Mereka juga tidak tahu cara mengindari
diri dari perbuatan itu. Akibatnya, mereka menyesal, kemudian terpikir untuk aborsi. Seram, kan? Itu hanya salah satu rujukan akhir
ketidakpedulian kita atas hak kita untuk mendapat informasi yang benar wacana diri, seksualitas, permasalahan reproduksi cukup umur lain, dan
tentu saja alasannya yaitu lemahnya keyakinan pada diri mereka.
Bersyukurlah sekali jikalau orang renta kita berbaik hati mau membuatkan dan terbuka sama kita wacana apa saja yang kita tanyakan
sama mereka. Masalahnya, buat orang renta juga ternyata tidak segampang itu membicarakan soal seks, reproduksi remaja, dan banyak sekali
gosip lain.
Nah, untungnya kita sudah dekat dengan teknologi internet. Media ini memungkinkan kita untuk mencari informasi semua kebutuhan
kita. Banyak situs di internet yang menyediakan banyak sekali informasi wacana seksualitas dan reproduksi remaja. Hanya saja kemajuan
teknologi (termasuk internet) biasanya bagai pisau bermata dua: ia sanggup bersifat sebagai sahabat alias penyedia informasi yang tepat, tapi
sanggup juga sebagai devil advocate, teman yang malah justru menjerumuskan kita ke perbuatan yang tidak baik. Nah! sekali lagi kita harus
hati-hati dan waspada dengan situs-situs yang akan kita kunjungi.
Selamat berakrab-akraban dengan internet. Jadikanlah wahana yang satu ini sebagai penambah wawasan. Internet sanggup dijadikan
sahabat setia dalam menjalani hidup ini. Kita tidak tertipu apalagi terjerumus pada hal-hal yang merugikan diri sendiri dan juga dihentikan oleh
agama.

Struktur teks persuasi: Pengenalan Isu


Paragraf: 1 (Satu) dan 2 (dua)
Alasan: Pada bab ini dikenalkan gosip wacana Haki (Hak-hak reproduksi)
Struktur teks persuasi: Rangkaian Argumen
Paragraf: 3 (tiga); 4 (empat); 5 (lima)
Alasan: Pada paragraf empat dipaparkan mengenai alasan (argumen) pentingnya Haki bagi para remaja. Salah satunya biar mengetahui dan
sanggup memilih pilihan yang bertanggung jawab.
Struktur teks persuasi: Ajakan-ajakan
Paragraf: 6 (enam)
Alasan: Pada ketiga paragraf ini, terdapat ajakan-ajakan. Ajakan untuk mencari informasi yang positif dari internet wacana Haki (paragraf 6).
Struktur teks persuasi: Penegasan Kembali
Paragraf: 7 (Tujuh)
Alasan: Pada bab paling tamat ini, ada penegasan kembali bahwa internet sanggup dipakai sebagai penambah wawasan dan sumber informasi yang
kita butuhkan.
Kaidah Bahasa Teks Persuasi

1. Memakai kata bujukan (penting, harus, pantas).


2. Memakai kata kerja imperatif (jadikanlah, hendaknya, waspadalah)
3. Memakai kata-kata teknis atau peristilahan yang berkenaan dengan topik
4. Memakai kata penghubung yang argumentatif (jika, karena, dengan demikian, sebab, akibatnya, oleh karena itu dll).
LANGKAH-LANGKAH PENULISAN TEKS PERSUASIF

1. Menentukan tema atau topik karangan


2. Menentukan tujuan yang mendasari peristiwa atau masalah yang diceritakan
3. Mengumpulkan data yang mendukung keseluruhan cerita dapat diperoleh dari pengalaman atau pengamatan di sekitar kita
4. Membuat kerangka karangan; kerangka karangan dapat disusun berdasarkan urutan peristiwa berdasarkan waktu, atau sebab akibat
5. Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan yang menarik
6. Membuat judul karangan.

Langkah-langkah lain dalam menyusun karangan persuasi adalah sebagai berikut:

1. Menentukan topik dan tujuan karangan persuasi; Pemilihan topik dan tujuan dapat berdasarkan pada situasi dan kondisi yang ada sekarang atau berdasarkan
hal yang memang sedang menjadi perbicangan hangat di masyarakat
2. Membuat kerangka karangan paragraf persuas; Agar susunan tulisan persuasi itu sistematis dan logis, kerangka tulisan perlu mendapat perhatian dalam
perumusannya. Susunan pembahasan yang tepat untuk karangan persuasi adalah susunan logis dengan urutan sebab akibat. Dengan pembahasan seperti ini,
pembaca langsung dihadapkan pada masalah yang sedang dibahas
3. Mengumpulkan bahan untuk karangan persuasi; Bahan yang dimaksud disini ialah berupa data dan fakta yang digunakan oleh penulis untuk menguatkan
tulisannya
4. Menarik kesimpulan dari karangan persuasi; Dari bahan-bahan yang ada berupa data dan fakta, penulis disini dituntut untuk mampu menarik kesimpulan dari
karangan persuasi yang ia buat
5. Penutup karangan persuasi.

Anda mungkin juga menyukai