Teman-teman sekalian, jujur saja, kita memang belum sanggup terbuka membicarakan soal seks dan kesehatan reproduksi. Padahal, itu
penting sekali buat kita ketahui supaya tidak terjerumus ke jalan yang salah. Nah, lewat situs-situs tertentu di internet, bermacam-macam
informasi yang kita butuhkan sanggup kita dapatkan.
Kalau di bidang hukum, HAKI yaitu kependekan dari hak atas kekayaan intelektual. Ini ada kaitannya dengan tunjangan dan penggunaan
hak cipta. Akan tetapi, HAKI yang akan kami bahas kini merupakan kependekan dari hak-hak reproduksi. Wah, bosan ya, bolak-balik mengupas
duduk kasus yang satu ini? Sekadar mengingatkan saja, sebagai cukup umur kita punya sepuluh hak reproduksi yang sepantasnya kita
pertahankan.
Dari sepuluh itu, salah satunya yaitu mendapat informasi yang sempurna mengenai reproduksi remaja. Supaya kita sanggup tahu dan
sanggup memilih pilihan atas diri dan kesehatan reproduksi kita. Nah, yang paling penting nih, kita sanggup bertanggung jawab atas pilihan tadi
sehingga tidak akan menyesal di kemudian hari.
Sudah menjadi diam-diam umum, jikalau ada sepasang kekasih yang terjerumus melaksanakan relasi seksual sebelum menikah. Peristiwa
itu terjadi alasannya yaitu mereka tidak tahu cara mengontrol diri dan mengabaikan pemikiran agama. Mereka juga tidak tahu cara mengindari
diri dari perbuatan itu. Akibatnya, mereka menyesal, kemudian terpikir untuk aborsi. Seram, kan? Itu hanya salah satu rujukan akhir
ketidakpedulian kita atas hak kita untuk mendapat informasi yang benar wacana diri, seksualitas, permasalahan reproduksi cukup umur lain, dan
tentu saja alasannya yaitu lemahnya keyakinan pada diri mereka.
Bersyukurlah sekali jikalau orang renta kita berbaik hati mau membuatkan dan terbuka sama kita wacana apa saja yang kita tanyakan
sama mereka. Masalahnya, buat orang renta juga ternyata tidak segampang itu membicarakan soal seks, reproduksi remaja, dan banyak sekali
gosip lain.
Nah, untungnya kita sudah dekat dengan teknologi internet. Media ini memungkinkan kita untuk mencari informasi semua kebutuhan
kita. Banyak situs di internet yang menyediakan banyak sekali informasi wacana seksualitas dan reproduksi remaja. Hanya saja kemajuan
teknologi (termasuk internet) biasanya bagai pisau bermata dua: ia sanggup bersifat sebagai sahabat alias penyedia informasi yang tepat, tapi
sanggup juga sebagai devil advocate, teman yang malah justru menjerumuskan kita ke perbuatan yang tidak baik. Nah! sekali lagi kita harus
hati-hati dan waspada dengan situs-situs yang akan kita kunjungi.
Selamat berakrab-akraban dengan internet. Jadikanlah wahana yang satu ini sebagai penambah wawasan. Internet sanggup dijadikan
sahabat setia dalam menjalani hidup ini. Kita tidak tertipu apalagi terjerumus pada hal-hal yang merugikan diri sendiri dan juga dihentikan oleh
agama.
1. Menentukan topik dan tujuan karangan persuasi; Pemilihan topik dan tujuan dapat berdasarkan pada situasi dan kondisi yang ada sekarang atau berdasarkan
hal yang memang sedang menjadi perbicangan hangat di masyarakat
2. Membuat kerangka karangan paragraf persuas; Agar susunan tulisan persuasi itu sistematis dan logis, kerangka tulisan perlu mendapat perhatian dalam
perumusannya. Susunan pembahasan yang tepat untuk karangan persuasi adalah susunan logis dengan urutan sebab akibat. Dengan pembahasan seperti ini,
pembaca langsung dihadapkan pada masalah yang sedang dibahas
3. Mengumpulkan bahan untuk karangan persuasi; Bahan yang dimaksud disini ialah berupa data dan fakta yang digunakan oleh penulis untuk menguatkan
tulisannya
4. Menarik kesimpulan dari karangan persuasi; Dari bahan-bahan yang ada berupa data dan fakta, penulis disini dituntut untuk mampu menarik kesimpulan dari
karangan persuasi yang ia buat
5. Penutup karangan persuasi.