Anda di halaman 1dari 86

PENGEMBANGAN LKPD MENULIS BERITA KEGIATAN

EKSTRAKURIKULER DENGAN MODEL PROJECT BASED LEARNING


UNTUK SISWA SMP/MTs KELAS VIII

(Tesis)

Oleh
HERDIYANTO

PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
PENGEMBANGAN LKPD MENULIS BERITA KEGIATAN
EKSTRAKURIKULER DENGAN MODEL PROJECT BASED LEARNING
UNTUK SISWA SMP/MTs KELAS VIII

Oleh
Herdiyanto

ABSTRAK

Masalah yang dipaparkan dalam penelitian ini adalah pengembangan LKPD


menulis berita kegiatan ekstrakurikuler dengan model Project Based Learning
untuk siswa SMP/MTs kelas VIII. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian
ini bertujuan menghasilkan produk berupa LKPD menulis berita kegiatan
ekstrakurikuler dengan model Project Based Learning dan mendeskripsikan
kelayakannya untuk digunakan dalam pembelajaran di kelas VIII.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengembangan menurut


Borg and Gall, dengan mengadaptasi tujuh dari sepuluh langkah yang disesuaikan
dengan kebutuhan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan melalui observasi,
wawancara, dan penyebaran angket pada tiga sekolah di Bandar Lampung yang
meliputi MTs Masyariqul Anwar Bandar Lampung, SMP Yamama Bandar
Lampung, dan MTs Hidayatul Islamiyah Bandar Lampung pada tahun pelajaran
2018/2019. Validasi rancangan produk dilakukan oleh ahli/pakar yang relevan dan
penilaian teman sejawat, kemudian diujicobakan kepada siswa sekolah tersebut.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) telah berhasil dikembangkan produk
bahan ajar berupa LKPD menulis berita kegiatan ekstrakurikuler dengan model
Project Based Learning untuk siswa SMP/MTs kelas VIII, (2) hasil penelitian
kelayakan bahan ajar secara keseluruhan dinyatakan “Sangat Layak” oleh ahli
materi sebesar 86,7%, ahli media sebesar 89,8%, ahli praktisi sebesar 83,9%
persen dan ahli evaluasi 88,5%. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
produk LKPD layak digunakan dalam pembelajaran menulis berita untuk siswa
SMP/MTs kelas VIII.

Kata kunci: LKPD, menulis berita ekstrakurikuler, Project Based Learning.


DEVELOPMENT OF WRITING LKPD NEWS EXTRACURRICULAR
ACTIVITIES WITH PROJECT BASED LEARNING MODEL FOR CLASS
VIII SMP / MTs STUDENTS

By
Herdiyanto

ABSTRACT

The problem presented in this study is the development of LKPD writing news on
extracurricular activities with the Project Based Learning model for class VIII
SMP / MTs students. Based on these problems, this study aims to produce
products in the form of LKPD writing news on extracurricular activities with the
Project Based Learning model and describing its feasibility for use in learning in
class VIII.

The method used in this study is development according to Borg and Gall, by
adapting seven of the ten steps that are tailored to the needs of the study. This
research was carried out through observation, interviews, and questionnaires at
three schools in Bandar Lampung which included MTs Masyariqul Anwar Bandar
Lampung, Yamama Bandar Lampung Middle School, and Hidayatul Islamiyah
Bandar Lampung MTs in the 2018/2019 academic year. Validation of product
design is carried out by relevant experts / experts and peer evaluations, then tested
to the students of the school.

The results of this study indicate that (1) teaching material products have been
successfully developed in the form of LKPD writing news on extracurricular
activities with Project Based Learning models for class VIII Middle / MTs
students, (2) the results of the overall feasibility study materials are declared
"Very Worthy" material amounted to 86.7%, media experts amounted to 89.8%,
expert practitioners were 83.9% percent and expert evaluations were 88.5%. The
results of the study indicate that LKPD products are suitable for use in news
writing learning for class VIII SMP / MTs students.

Keywords: LKPD, writing extracurricular news, Project Based Learning.


PENGEMBANGAN LKPD MENULIS BERITA KEGIATAN
EKSTRAKURIKULER DENGAN MODEL PROJECT BASED LEARNING
UNTUK SISWA SMP/MTs KELAS VIII

Oleh

Herdiyanto

Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
MAGISTER PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia


Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Jakarta, 6 April 1993.

Penulis merupakan anak ketiga dari lima

bersaudara, dari pasangan Bapak Helmi

Sulaiman dan Ibu Eryati.

Jenjang akademik penulis dimulai dari

pendidikan di Taman Kanak-kanak (TK)

Yustikarini Bandar Lampung dan lulus

tahun 1998, kemudian melanjutkan di SDN 2 Labuhan Ratu Bandar Lampung

diselesaikan pada tahun 2005, lalu melanjutkan jenjang Sekolah Menengah

Pertama di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun

2008, selanjutnya di SMA Persada Bandar Lampung diselesaikan pada tahun

2011, Strata 1 diselesaikan di STKIP-PGRI Bandar Lampung pada Jurusan

Bahasa dan Sastra Indonesia selesai tahun 2015. Pada tahun 2016 penulis

melanjutkan ke jenjang pendidikan Strata 2 di Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Lampung, Program Studi Magister Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia.


MOTTO

“Keridhoan Allah itu di dalam keridhoan orang tua dan kemarahan Allah

itu di dalam kemarahan kedua orang tua”

(HR. Al-Tirmidzi)

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan

orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”

(Q.S.Al-Mujadilah : 11)
PERSEMBAHAN

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat,

nikmat, dan hidayah kepada hamba-Nya. Salam dan shalawat semoga selalu

tercurah pada nabi utusan-Mu Rasulullah Muhammad SAW. Tesis ini

kepersembahkan dengan segala kerendahan hati kepada berbagai pihak.

1. Ayahku tercinta Helmi Sulaiman dan Ibundaku yang kusayangi Eryati,

yang telah melahirkan dan membesarkan diriku, mendoakan segala

kesuksesanku, dan membekaliku dengan ilmu pengetahuan untuk

mengarungi kehidupan.

2. Kakak-kakak dan Adik-adikku tercinta (Putra Herdiyansyah, S.Pd, Pitri

Hermeliyati, M.Pd, Heri Triyatmanto, dan si bungsu Serli Angraini) yang

menjadi motivasi serta pendorong hidupku untuk mencapai keberhasilan,

tanpa mereka hidupku takkan berwarna.

3. Seluruh sahabat dan teman yang telah membantuku baik moral maupun

spiritual.

4. Almamaterku Universtas Lampung yang telah mendewasakan

kepribadianku.
SANWACANA

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan petunjuk iman dan

islam kepada hamba-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang

berjudul “Pengembangan LKPD Menulis Berita Kegiatan Ekstrakurikuler dengan

Model Project Based Learning untuk siswa SMP/MTs kelas VIII”. Tesis ini

merupakan salah satu syarat menempuh gelar Magister Pendidikan pada Program

Studi Pascasarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas

Lampung. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan tesis ini tidak lepas

dari bantuan, arahan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada

1. Prof. Dr.Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P. selaku Rektor Universitas Lampung;

2. Prof. Drs. Mustofa, MA, Ph.D. selaku Direktur Pascasarjana

Universitas Lampung;

3. Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas lampung;

4. Dr. Edi Suyanto, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Magister Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia;

5. Dr. Iing Sunarti, M.Pd. selaku pembimbing I yang dengan sabar selalu

memotivasi dan memberi arahan juga kritik untuk penyelesaian tesis ini;

6. Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa

dan Seni, sekaligus Pembimbing II yang selalu memberikan bimbingan,

saran, arahan, dan motivasi selama penyusunan tesis ini.


7. Dr. Nurlaksana Eko Rusminto, M.Pd. selaku dosen penguji I yang telah

memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi serta kritik dalam

penyelesian tesis ini.

8. Dr. Siti Samhati, M.Pd. selaku dosen penguji II yang telah memberikan

bimbingan, arahan, dan motivasi serta kritik dalam penyelesaian tesis ini.

9. Dr. Muhammad Fuad, M.Hum. selaku validator untuk bahan ajar dari

unsur materi pembelajaran yang telah memberikan dorongan, bimbingan,

nasehat, dan kritik serta dukungan dalam penyelesaian tesis ini;

10. Dr. Herpratiwi, M.Pd. selaku validator untuk bahan ajar dari unsur media

pembelajaran;

11. Ria Anita, M.Pd., selaku validator untuk bahan ajar dari unsur praktisi;

12. Ibu Khairunnisa, S.Pd. Guru Bahasa Indonesia kelas VIII MTs Masyariqul

Anwar Bandar Lampung, Ibu Misniati, S.Pd. Guru Bahasa Indonesia SMP

Yamama Bandarlampung, dan Ibu Dwi Romdona Putri, S.Pd. Guru

Bahasa Indonesia kelas VIII MTs Hidayatul Islamiyah Bandar Lampung

yang telah membantu penulis selama proses penelitian;

13. Parlina, S.Pd. selaku Kepala Madrasah MTs Masyariqul Anwar Bandar

Lampung yang telah memberikan izin penelitian;

14. Saternen Dewi, S.Pd. selaku Kepala SMP Yamama Bandar Lampung yang

telah memberikan izin penelitian;

15. M. Asep Ahyudin, M.Pd.I. selaku Kepala Madrasah MTs Hidayatul

Islamiyah Bandar Lampung yang telah memberikan izin penelitian;


16. Rekan-rekan Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia angkatan 2016 yang selalu memberikan semangat dan motivasi

kepada penulis;

17. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam kelancaran penyusunan

tesis ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa tesis ini belum sempurna. Untuk itu, kritik

dan saran pembaca sangat penulis harapkan. Semoga tesis ini bermanfaat dan

berguna bagi kita, amin.

Bandarlampung, 2018

Penulis,
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
ABSTRAK .............................................................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP................................................................................. iv
MOTO...................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ................................................................................... vi
SANWACANA ........................................................................................ vii
DAFTAR ISI ........................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... xi

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................... 9
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 9
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 9
1.5 Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. 10

II. KAJIAN PUSTAKA


2.1 Bahan Ajar .......................................................................................... 12
2.1.1 Pengertian Bahan Ajar ................................................................. 12
2.1.2 Fungsi Bahan Ajar......................................................................... 14
2.1.3 Karakteristik Bahan Ajar............................................................... 14
2.1.4 Jenis-jenis Bahan Ajar .................................................................. 15
2.2 Pengembangan Bahan Ajar ................................................................. 16
2.2.1 Tujuan dan Manfaat Penyusunan Bahan Ajar............................... 16
2.2.2 Prinsip Pengembangan Bahan Ajar............................................... 18
2.3 LKPD .................................................................................................. 19
2.3.1 Pengertian LKPD ......................................................................... 19
2.2.2 Fungsi LKPD ................................................................................ 20
2.2.3 Kriteria Kualitas Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) .............. 21
2.2.4 Sistematika Penulisan LKPD........................................................ 23
2.2.5 Langkah-langkah Menyusun LKPD ............................................. 24
2.4 Menulis................................................................................................ 26
2.4.1 Pengertian Menulis ....................................................................... 27
2.4.2 Tujuan Menulis ............................................................................. 29
2.5 Berita................................................................................................... 29
2.5.1 Pengertian Berita .......................................................................... 29
2.5.2 Unsur-Unsur Berita....................................................................... 30
2.5.3 Jenis-jenis Berita........................................................................... 33
2.6 Kegiatan Ekstrakurikuler .......................................................................34
2.6.1 Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler ...............................................34
2.6.2. Jenis-Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler..............................................36
2.7 Project Based Learning ........................................................................37
2.7.1 Karakteristik Project Based Learning .............................................39
2.7.2 Prinsip-Prinsip Project Based Learning ..........................................41
2.7.3 Kelebihan dan Kelemahan Project Based Learning........................42
2.7.4 Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis PBL................................44

III. METODE PENELITIAN


3.1 Model Pengembangan ..........................................................................47
3.2 Prosedur Pengembangan .......................................................................48
3.2.1 Studi Pendahuluan ..........................................................................50
3.2.2 Pengembangan Produk ...................................................................52
3.2.2.1 Uji Teman Sejawat ....................................................................53
3.2.2.2 Uji Ahli ......................................................................................53
3.2.2.3 Uji Coba Lapangan dalam Kelompok Kecil..............................54
3.2.2.4 Uji Coba Lapangan dalam Kelompok Besar .............................54
3.3 Data, Instrumen, Subjek, dan Analisis Data Penelitian .........................54
3.3.1 Sumber Data ....................................................................................55
3.3.2 Instrumen .........................................................................................55
3.3.3 Subjek Penelitian .............................................................................63
3.3.4 Analisis Data Penelitian...................................................................63

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Penelitian ......................................................................................66
4.1.1 Proses Pengembangan Bahan Ajar ..................................................66
4.1.2 Kelayakan Bahan Ajar .....................................................................78
4.1.2.1 Penilaian Kelayakan Ahli Media, Ahli Materi, dan Ahli
Praktisi ......................................................................................79
4.1.2.2 Penilaian Guru Bahasa Indonesia .............................................86
4.1.2.2 Penilaian siswa..........................................................................92
4.2 Pembahasan ...........................................................................................94
4.2.1 Proses Pengembangan Produk..........................................................94
4.2.2 Analisis Kelayakan Produk ..............................................................98

V. SIMPULAN DAN SARAN


5.1 Simpulan ................................................................................................100
5.2 Saran ......................................................................................................102

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1 Kisi-kisi Angket Wawancara Guru ......................................................... 56
Tabel 2 Kisi-kisi Angket Wawancara Siswa........................................................ 57
Tabel 3 Instrumen Evaluatif Formatif LKPD Menulis Berita ............................. 58
Tabel 4 Instrumen Penilaian Teman Sejawat/Praktisi. ........................................ 59
Tabel 5 Instrumen Uji Coba LKPD kepada Siswa. ............................................. 61
Tabel 6 Penilaian Kelayakan Pengembangan LKPD........................................... 64
Tabel 7 Konversi Penilaian Pengembangan LKPD. ............................................ 65
Tabel 8 Validasi Ahli Materi ............................................................................... 72
Tabel 9 Validasi Ahli Media ................................................................................ 73
Tabel 10 Validasi Ahli Praktisi ............................................................................ 73
Tabel 11 Penilaian Kelayakan LKPD dari Guru Bahasa Indonesia..................... 87
Tabel 12 Penilaian siswa terhadap Kelayakan LKPD.......................................... 92
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahan ajar merupakan salah satu alat dan teks yang digunakan guru dalam

membelajarkan materi dalam pembelajaran. Di dalam bahan ajar terdapat

seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak

tertulis. Bahan ajar disusun berdasarkan kurikulum, karakteristik sasaran, dan

tuntutan pemecahan masalah belajar (Daryanto & Dwicahyono, 2014: 171).

Selain itu, penyediaan bahan ajar juga disesuaikan dengan tuntutan kurikulum

dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai

dengan karakteristik dan lingkungan sosial peserta didik. Bentuk bahan ajar dapat

dikelompokkan menjadi beberapa jenis, salah satunya adalah bahan ajar cetak.

Salah satu bentuk bahan cetak adalah lembar kegiatan peserta didik.

Lembar kegiatan peserta didik adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus

dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk,

langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas yang diperintahkan dalam

lembar kegiatan yang jelas kompetensi yang akan dicapai (Majid, 2013: 176). Saat

ini, bahan ajar masih jarang diperoleh dan digunakan guru di sekolah yaitu

khususnya di SMP. Oleh sebab itu, guru sangat berperan penting dalam menyusun

bahan ajar sehingga tercipta suatu kondisi yang memungkinkan siswa belajar
2

dengan kondisi yang tidak membosankan. Bahan ajar maupun proses

pembelajaran yang baik harus sesuai dengan karakteristik dan lingkungan peserta

didik, salah satu yang berkaitan dengan lingkungan peserta didik adalah

mengamati kegiatan-kegiatan yang ada di lingkungan sekolah, seperti kegiatan

hari-hari besar dan kegiatan perlombaan yang diadakan sekolah maupun kegiatan

ekstrakurikuler. Melalui kegiatan mengamati tersebut, siswa dapat menumbuhkan

kreativitas berpikir dan menuangkannya ke dalam sebuah tulisan.

Salah satu proses pembelajaran menulis yang dapat menumbuhkan kreativitas

berpikir siswa adalah dengan cara menulis berita. Berita merupakan informasi

lisan maupun tulis mengenai suatu peristiwa yang terjadi di dunia nyata yang

mencakup seluruh aspek kehidupan baik itu pendidikan, budaya, keuangan, sosial

dan keamanan. Berita tersebut dimanfaatkan untuk menambah wawasan sehingga

semua mendapatkan informasi yang sama dan memahami informasi tersebut

dengan baik.

Berkaitan dengan pembelajaran menulis pada tingkat SMP/MTs, menulis teks

berita merupakan salah satu kompetensi yang sangat penting. Hal ini terkait

dengan fakta bahwa kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari informasi.

Selain itu, menulis teks berita bisa memberikan gambaran kepada siswa tentang

dunia tulis-menulis. Diharapkan, kompetensi ini akan berguna dalam kehidupan

sehari–hari bagi siswa. Materi pembelajaran menulis berita untuk tingkat SMP

terdapat di kelas VIII pada kompetensi dasar (KD) 4.2. Menyajikan data dan

informasi dalam bentuk berita secara lisan dan tulis dengan memperhatikan
3

struktur, kebahasaan, atau aspek lisan (lafal, intonasi, mimik, dan kinesik).

Menulis isi berita merupakan suatu upaya menyampaikan kabar atau sebuah

informasi mengenai suatu hal atau kejadian dalam bentuk tertulis. Pembelajaran

menulis berita di sekolah dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti

memberitakan setiap kegiatan yang ada di dalam lingkungan sekolah seperti

kegiatan ekstrakurikuler atau hari-hari besar yang selalu dirayakan di lingkungan

sekolah.

Melalui wawancara kepada Ibu Khairunisa guru bahasa Indonesia di Madrasah

Masyariqul Anwar Bandar Lampung tentang pembelajaran bahasa Indonesia

materi berita, menyatakan bahwa hasil belajar pada materi berita tidak maksimal.

Alasan tidak maksimalnya hasil belajar pada materi berita, meliputi (1) siswa

kurang memahami materi tersebut, (2) pembelajaran yang berlangsung bersifat

monoton dan konvensional, peserta didik hanya mendengarkan teks yang

dibacakan oleh guru, ataupun membacanya melalui media cetak (verbalisasi), (3)

Media dan bahan ajar yang digunakan hanya terbatas pada buku pegangan guru

yang diberikan oleh pemerintah.

Proses pelaksanaan pembelajaran bahasa khususnya pembelajaran teks berita,

guru pada umumnya hanya menerangkan hal-hal yang berkenaan dengan materi

menulis saja, seharusnya guru tidak hanya memahami bahan materi yang akan

diajarkan tetapi hendaknya memahami semua karakteristik yang terkandung di

dalamnya sehingga dapat dengan mudah menerapkan paradigma baru dalam

proses pembelajaran. Pada kondisi tersebut guru kurang memberikan kesempatan


4

kepada siswa dalam mengembangkan kreativitasnya sendiri. Melalui model

pembelajaran seperti itu banyak siswa yang semakin pasif dan cenderung merasa

bosan. Berdasarkan hasil observasi tersebut peneliti tertarik untuk

mengembangkan sebuah bahan ajar berupa LKPD yang sesuai dengan lingkungan

peserta didik dan dipadukan dengan model pembelajaran. Terdapat berbagai

macam model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam kegiatan menulis teks

berita di antaranya adalah model pembelajaran berbasis proyek atau Project Based

Learning.

Model pembelajaran berbasis proyek merupakan salah satu model yang potensial

dalam proses pembelajaran. Hosnan (2014: 319) menyatakan bahwa pembelajaran

berbasis proyek adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek/ kegiatan

sebagai tujuannya. Selain itu, Mac Donel (dalam Abidin, 2014: 169) menjelaskan

bahwa pembelajaran berbasis proyek atau biasa disebut Project Based Learning

merupakan model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan tingkat

perkembangan berpikir siswa dengan berpusat pada aktivitas belajar siswa

sehingga memungkinkan mereka beraktivitas sesuai dengan keterampilan,

kenyamanan dan minat belajarnya. Adapun Thomas (dalam Hosnan, 2014: 319)

menyatakan keuntungan dari pembelajaran berbasis proyek adalah (1)

meningkatkan motivasi belajar siswa, (2) meningkatkan kemampuan pemecahan

masalah, (3) meningkatkan kolaborasi, (4) meningkatkan keterampilan mengelola

sumber yaitu bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugas yang kompleks.


5

Karakteristik Project Based Learning bila disandingkan dengan siswa menurut

Buck Institute for Education (Hosnan, 2014: 321) bahwa 1) Siswa dapat

mengambil keputusan sendiri dalam kerangka kerja yang telah ditentukan

bersama sebelumnya, 2) Siswa berusaha memecahkan sebuah masalah atau

tantangan yang tidak memiliki satu jawaban pasti, 3) Siswa ikut merancang proses

yang akan ditempuh dalam mencari solusi, 4) Siswa didorong untuk berpikir

kritis, memecahkan masalah, berkolaborasi, serta mencoba berbagai macam

bentuk komunikasi, 5) Siswa bertanggung jawab mencari dan mengelola sendiri

informasi yang mereka kumpulkan, 6) Siswa secara regular merefleksikan dan

merenungi apa yang telah mereka lakukan, baik proses maupun hasilnya.

Menulis teks berita dengan menggunakan Project Based Learning atau berbasis

proyek dan dipadukan dengan kegiatan ekstrakurikuler siswa di sekolah, maka

dapat mengembangkan berbagai keterampilan dasar yang dimiliki siswa termasuk

keterampilan berpikir, keterampilan membuat keputusan, kemampuan

beraktivitas, kemampuan memecahkan masalah, dan sekaligus dipandang efektif

untuk mengembangkan rasa percaya diri dan menajemen diri para siswa. Selain

siswa dituntut untuk kreatif menghasilkan produk berita, secara tidak langsung

siswa juga diminta melakukan penelitian dalam menyelesaikan suatu proyek.

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam sekolah yang

berfungsi untuk mewadahi dan mengembangkan potensi, minat dan bakat siswa.

Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler diartikan sebagai kegiatan pendidikan di luar

mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu mengembangkan


6

peserta didik sesuai kebutuhan, potensi, bakat, dan minat melalui kegiatan yang

secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang

berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah (Direktorat Pembinaan

dalam Wibowo & Ariyani, 2015: 2)

Alasan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk menambah bahan ajar di

sekolah khususnya pada materi menulis berita yang memang kurang memadai,

sesuai dengan studi pendahuluan yang telah peneliti lakukan di MTs Masyariqul

Anwar, SMP Yamama Bandar Lampung dan MTs Hidayatul Islamiyah Bandar

Lampung. Dalam pembelajaran menulis berita, siswa terkadang sulit untuk

menentukan topik pembahasan yang ingin dijadikan tulisan. Karena itu dalam

LKPD ini penulis padukan dengan lingkungan peserta didik, seperti mengamati

kegiatan ekstrakurikuler di sekolah agar memudahkan peserta didik menemukan

topik pembahasan yang akan dijadikan berita. Selain itu LKPD ini juga

memadukan materi menulis berita dengan model pembelajaran Project Based

Learning, dengan model pembelajaran ini maka akan menambah kemandirian dan

kreativitas siswa dalam hal menulis berita dengan langkah-langkah yang terdapat

di dalam pembelajaran Project Based Learning yang telah disesuaikan dengan

lingkungan sekolah.

Penelitian dalam bidang pendidikan seperti penelitian mengenai materi berita

sudah pernah dilakukan oleh Dede Atikah dengan judul penelitian Pengembangan

Model Pembelajaran Berbasis Proyek Melalui Pendekatan Kontekstual dalam

Menulis Teks Berita pada Siswa kelas VIII yang menyatakan bahwa dengan
7

model pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan kemampuan siswa

dalam menulis teks berita.

Selain itu, penelitian lain juga pernah dilakukan oleh Yuniati dengan judul

Pengembangan Pembelajaran Menyimak Berita Konteks Multikultural Siswa

Kelas VIII (Studi Pemanfaatan Media VCD). Hasil penelitian pemanfaatan media

VCD dalam pembelajaran menyimak berita konteks multikultural membuat siswa

menjadi lebih senang dan tertarik untuk mengikuti proses belajar-mengajar.

Penelitian Yuniati dengan penelitian ini sama-sama menggunakan penelitian

pengembangan untuk aspek berita, hanya saja penelitian Yuniati mengarah pada

keterampilan menyimak sedangkan peneliti mengarah pada keterampilan menulis.

Perbedaan penelitian Yuniati dengan peneliti terletak pada hasil produknya.

Penelitian Yuniati menghasilkan produk VCD untuk meningkatkan pembelajaran

keterampilan menyimak berita, sedangkan peneliti menghasilkan bahan ajar

berupa LKPD untuk menulis berita. Yuniati lebih menitikberatkan pada

pengembangan pembelajaran dengan media VCD, sedangkan peneliti lebih

menitikberatkan pada pengembangan LKPD menulis berita berbasis model

pembelajaran Project Based Learning.

Selain tidak maksimalnya proses pembelajaran materi teks berita yang

disebabkan terbatasnya koleksi bahan ajar di sekolah, baik yang sifatnya koleksi

produk buatan guru maupun medianya, seharusnya dapat teratasi dengan

memberdayakan perangkat yang sudah dimiliki sekolah ataupun guru. Perangkat

yang sudah dimiliki sekolah atau guru misalnya komputer/laptop dan LCD. Kalau
8

media ini dimanfaatkan secara maksimal maka setiap guru dapat memanfaatkan

media yang menggunakan fasilitas audio/video dan media presentasi ataupun

menampilkan gambar di depan kelas, salah satunya adalah menampilkan contoh

tayangan berita di televisi, dengan menampilkan tayangan berita di depan kelas

maka akan memudahkan siswa dalam memahami pembelajaran berita dan

membuat siswa lebih tertarik mengikuti pembelajaran. Oleh sebab itu, guru sangat

berperan penting dalam menyusun bahan ajar sehingga tercipta suatu kondisi yang

memungkinkan siswa belajar dengan kondisi yang tidak membosankan.

Terkait dengan hal tersebut, salah satu upaya untuk menumbuhkan minat siswa

terhadap menulis berita dapat dilakukan dengan mengembangkan sebuah produk

bahan ajar. Bahan ajar yang dikembangkan harus mampu memenuhi kebutuhan

siswa terhadap teori dan praktik menulis berita. Bahan ajar yang akan

dikembangkan ini merupakan bahan ajar yang dikemas dalam bentuk LKPD

(Lembar Kegiatan Peserta Didik). Melalui bahan ajar yang dikembangkan, maka

diharapkan agar siswa makin tertarik pada berita dan termotivasi untuk kreatif

menulis berita. Pada penelitian ini, peneliti akan mengembangkan bahan ajar

berbentuk LKPD menulis berita kegiatan ekstrakurikuler dengan model Project

Based Learning untuk siswa SMP/MTs kelas VIII.


9

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1. Bagaimanakah pengembangan LKPD menulis berita kegiatan ekstrakurikuler

dengan model Project Based Learning untuk siswa SMP/MTs kelas VIII?

2. Bagaimanakah kelayakan LKPD pembelajaran menulis berita kegiatan

ekstrakurikuler dengan model Project Based Learning untuk siswa SMP/MTs

kelas VIII ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan pengembangan LKPD menulis berita kegiatan

ekstrakurikuler dengan model Project Based Learning untuk siswa SMP/MTs

kelas VIII

2. Mendeskripsikan kelayakan LKPD menulis berita kegiatan ekstrakurikuler

dengan model Project Based Learning untuk siswa SMP/MTs kelas VIII

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoretis maupun

secara praktis. Adapun manfaat tersebut, yaitu sebagai berikut.


10

a. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan konsep atau teori yang

berkaitan dengan pengembangan bahan ajar berupa Lembar Kegiatan Peserta

Didik menulis teks berita dengan model pembelajaran Project Based Learning.

b. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian pengembangan ini dibedakan menjadi tiga,

yaitu bagi peserta didik, bagi guru, dan bagi sekolah. Secara terinci diuraikan

sebagai berikut. (1) Bagi peserta didik, hasil penelitian pengembangan ini dapat

menjadi sumber belajar yang menarik bagi siswa dan dapat digunakan baik

secara mandiri maupun bersama kelompok belajarnya dalam proses

pembelajaran untuk mencapai penguasaan konsep. (2) Bagi guru, hasil

penelitian pengembangan ini dapat digunakan sebagai rujukan untuk

pembelajaran menulis teks, khususnya teks berita. (3) Bagi sekolah, hasil

penelitian pengembangan ini dapat digunakan sebagai alternatif untuk

menambah refrensi di sekolah khususnya untuk mempelajari materi teks berita

pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut.

1. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VIII MTs Masyariqul Anwar

Bandar Lampung, SMP Yamama Bandar Lampung, dan MTs Hidayatul

Islmiyah Bandar Lampung tahun pelajaran 2018/2019.


11

2. Objek penelitian ini adalah pengembangan LKPD menulis berita kegiatan

ekstrakurikuler dengan model Project Based Learning untuk siswa SMP/MTs

kelas VIII

3. Lokasi uji kelompok besar dalam penelitian ini dilaksanakan di MTs

Masyariqul Anwar Bandar Lampung, SMP Yamama Bandar Lampung dan

MTs Hidayatul Islamiyah Bandar Lampung tahun pelajaran 2018/2019.

4. Waktu penelitian ini adalah tahun pelajaran 2018/2019 semester ganjil.


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Bahan Ajar

Pembelajaran setiap mata pelajaran memerlukan bahan ajar sebagai panduan

untuk mengajarkan materi dan juga sebagai sumber belajar siswa. Teori bahan

ajar dalam penelitian dipaparkan berikut ini.

2.1.1 Pengertian Bahan Ajar

Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis

maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/ suasana yang memungkinkan siswa

untuk belajar (Daryanto dan Dwicahyono, 2014: 171). Guru harus memiliki atau

menggunakan bahan ajar yang sesuai dengan: kurikulum, karakteristik sasaran,

dan tuntutan pemecahan masalah belajar.

Bahan ajar adalah materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan, sikap, dan

keterampilan yang dikembangkan berdasarkan Standar Komptensi Lulusan

(SKL), Standar Kompetensi (SK), dan Kompetensi Dasar (KD) pada standar isi

yang harus dipelajari oleh siswa dalam rangka mencapai kompetensi yang telah

ditentukan (Rohman dan Amri, 2013: 77).


13

Bahan ajar berkedudukan sebagai alat atau sarana untuk mencapai standar

kompetensi dan kompetensi dasar. Oleh karena itu, penyusunan bahan ajar

hendaklah berpedoman pada standar Kopetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)

atau tujuan dalam pembelajaran umum (goal) dan tujuan pembelajaran khusus

(objectives). Bahan ajar yang tidak berpedoman dengan SK dan KD atau tujuan

pembelajaran, tentulah tidak akan memberikan banyak manfaat kepada peserta

didik.

Bahan ajar juga merupakan wujud pelayanan satuan pendidikan terhadap peserta

didik. Pelayanan individu peserta didik dapat tercipta dengan baik melalui bahan

ajar yang memang dikembangkan secara khusus. Peserta didik hanya berhadapan

dengan bahan ajar yang terdokumentasi secara apik melalui informasi yang

konsisten. Hal ini dapat memberikan kesempatan belajar menurut kecepatan

masing-masing peserta didik. Bagi mereka yang mungkin memiliki daya

kecepatan belajar, dapat mengoptimalkan kemampuan belajarnya. Adapun peserta

didik lain yang memiliki kelambanan belajar dapat mempelajari secara berulang-

ulang. Di sini peranan bahan ajar menjadi lebih fleksibel karena menyediakan

kesempatan belajar menurut cara masing-masing peserta didik. Oleh karena itu,

peserta didik menggunakan taktik belajar yang berbeda-beda untuk memecahkan

masalah yang dihadapi berdasarkan latar belakang pengetahuan dan kebiasaan

masing-masing. Optimalisasi pelayanan belajar terhadap peserta didik dapat

terjadi dengan baik melalui bahan ajar. Jadi, pentingnya bahan ajar mencakup tiga

elemen penting (1) sebagai representasi sajian guru, dosen, atau instruktur, (2)

sebagai sarana pencapaian standar kompetensi , kompetensi dasar, atau tujuan


14

pembelajaran, dan (3) sebagai optimalisasi pelayanan terhadap peserta didik

(Yaumi, 2013: 245-246).

Bahan ajar terdiri atas beberapa jenis, salah satunya bahan ajar yang berbentuk

Lembar Kegiatan Peserta Didik. LKPD adalah lembaran-lembaran berisi tugas

yang harus dikerjakan oleh peserta didik (Depdiknas, 2008 :12).

http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/BINDO/article/view/10853 (Diakses pada

1 Agustus 2017, 20: 55 WIB).

2.1.2 Fungsi Bahan Ajar

Bahan ajar memiliki fungsi penting bagi pembelajaran (Depdiknas, 2008: 7).

Beberapa fungsi tersebut adalah sebagai berikut.

1. Pedoman bagi guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses

pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya

diajarkan kepada siswa.

2. Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses

pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang harus

dipelajari/dikuasai.

3. Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.

2.1.3 Karakteristik Bahan Ajar

Sebuah bahan ajar juga memiliki karakteristik khusus. Jika karakteristik ini

diikuti, apa yang diajarkan akan menjadi masukan yang bermakna. Beberapa

karakteristik tersebut adalah sebagai berikut.


15

1. Mencerminkan satu sudut pandang yang modern atas mata pelajaran dan

penyajian.

2. Menyediakan satu sumber yang teratur dan bertahap.

3. Menyajikan pokok masalah yang kaya dan serasi.

4. Menyediakan aneka model, metode, dan sarana pengajaran.

5. Menyajikan fiksasi awal bagi tugas dan latihan.

6. Menyajikan sumber bahan evaluasi dan remedial. (Tarigan dalam Abidin,

2014: 267)

2.1.4 Jenis-jenis Bahan Ajar

Menurut Daryanto dan Dwicahyono (2014: 173) bahan ajar memiliki jenis-jenis

sebagai berikut.

1. Bahan ajar pandang (visual) terdiri atas bahan cetak (printed) antara lain

handout, buku, modul, lembar kerja peserta didik, brosur, leaflet, wallchart,

foto atau gambar. Non cetak (non printed) antara lain model atau maket.

2. Bahan ajar dengar (audio) antara lain kaset, radio, piringan hitam, dan

compact disc audio.

3. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) antara lain video compact disk, dan

film.

4. Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material) antara lain

CAI (Computer Assisterd Instruction),compact disk (CD) multimedia

pembelajaran interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based learning

materials).
16

2.2 Pengembangan Bahan Ajar

Dalam praktik pengembangannya, untuk mendapatkan bahan ajar yang sesuai

dengan tuntutan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik,

pengembangan bahan ajar yang dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa

langkah teknis pengembangan bahan ajar yakni (1) analisis terhadap KI-KD, (2)

analisis sumber belajar, dan (3) penentuan jenis bahan ajar. Analisis KI-KD

dilakukan untuk menentukan kompetensi-kompetensi mana yang memerlukan

bahan ajar (Abidin, 2014: 270).

Hasil ini akan dapat diketahui berapa banyak bahan ajar yang harus disiapkan

dalam satu semester tertentu dan jenis bahan ajar mana yang dipilih. Sumber

belajar yang akan digunakan sebagai penyusunan bahan ajar perlu dilakukan

analisis. Analisis dilakukan terhadap ketersediaan, kesesuaian, dan kemudahan

dalam memanfaatkannya. Caranya adalah menginventarisasi sumber belajar yang

dikaitkan dengan kebutuhan. Pemilihan dan penentuan bahan ajar dimaksudkan

untuk memenuhi salah satu kriteria bahwa bahan ajar harus menarik, dapat

membantu peserta didik untuk mencapai kompetensi.

2.2.1 Tujuan dan Manfaat Penyusunan Bahan Ajar

Penyusunan bahan ajar tentunya memiliki tujuan. Adapun tujuan penyusunan

bahan ajar adalah sebagai berikut.

1. Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan

mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai

dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik.


17

2. Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping

buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh.

3. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Selain memiliki tujuan dalam penyusunannya, bahan ajar juga memiliki sejumlah

manfaat, baik manfaat bagi guru maupun bagi peserta didik. Berikut

penjabarannya.

a. Manfaat bagi Guru

(1) Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan

kebutuhan belajar peserta didik.

(2) Tidak lagi bergantung kepada buku teks yang terkadang sulit diperoleh.

(3) Memperkaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi.

(4) Menambah khasanah pengetahuan dan pemahaman guru dalam menulis

bahan ajar.

(5) Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan

peserta didik karena peserta didik akan merasa lebih percaya kepada gurunya.

(6) Menambah angka kredit DUPAK (Daftar Usulan Pengusulan Angka Kredit)

jika dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan.

b. Manfaat bagi Peserta Didik

(1) Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.

(2) Kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan

terhadap kehadiran guru.

(3) Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus

dikuasainya.
18

2.2.2 Prinsip Pengembangan Bahan Ajar

Pengembangan bahan ajar hendaklah memperhatikan prinsisp-prinsip

pembelajaran. Di antara prinsip pembelajaran tersebut, yakni sebagai berikut.

1. Mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari yang kongkret untuk

memahami yang abstrak.

2. Pengulangan akan memperkuat pemahaman.

3. Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap pemahaman peserta

didik.

4. Motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan

belajar.

5. Mencapai tujuan ibarat naik tangga, setahap demi setahap, akhirnya akan

mencapai ketinggian tertentu.

6. Mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong peserta didik untuk terus

mencapai tujuan.

Berkaitan dengan pembahasan di atas, pada dasarnya bahan ajar yang akan

dikembangkan harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Selain itu, bahan

ajar hendaknya merupakan bahan ajar yang dekat dengan peserta didik sehingga ia

telah memiliki skemata tentang isi bahan ajar tersebut. Menurut Abidin (2014:

273) bahan ajar bukan merupakan bacaan yang isinya sama sekali belum

diketahui peserta didik melainkan harus berasal dari kehidupan peserta didik

sehari-hari. Selanjutnya, bahan ajar pun harus terukur tingkat kesulitannya. Hal ini

perlu dipertimbangkan untuk minimalisasi rendahnya kemampuan peserta didik

karena tingkat kesulitannya yang terlalu tinggi.


19

2.3 LKPD (Lembar Kegiatan Peserta Didik)

Lembar Kegiatan Peserta Didik adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus

dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk dan

langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang

diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas KD yang akan dicapainya.

Berikut uraian mengenai LKPD:

2.3.1 Pengertian LKPD

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan sebuah perangkat

pembelajaran yang berperan penting dalam pembelajaran. LKPD yaitu berupa

lembar kerja yang harus dikerjakan oleh peserta didik atau siswa. Menurut

Prastowo (2012: 204) LKPD merupakan suatu bahan ajar cetak yang berupa

lembaran-lembaran yang berisi materi, ringkasan dan petunjuk yang harus

dilaksanakan oleh peserta didik. Dalam hal ini tugas-tugas tersebut sudah

disesuaikan dengan kompetensi dasar yang harus dicapai.

Jadi berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa LKPD merupakan

sebuah kumpulan lembaran-lembaran kertas yang berisi materi, tugas-tugas yang

harus dilakukan dalam kegiatan pembelajaran, serta langkah-langkah yang harus

dilakukan dalam pembelajaran. Tugas-tugas yang diberikan dalam LKPD harus

jelas dan sesuai dengan materi yang diajarkan sehingga kompetensi dasar dan

tujuan pembelajaran yang akan dicapai dapat tercapai dengan baik.

Menurut Prastowo (2012: 205) dalam menyiapkan LKPD, ada beberapa syarat

yang mesti dipenuhi oleh pendidik. Pendidik harus cermat, serta memiliki
20

pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk bisa membuat LKPD yang

bagus. Sebuah LKPD harus memenuhi kriteria yang berkaitan dengan tercapai

atau tidaknya sebuah kompetensi dasar yang harus dikuasi dan dipahami oleh

peserta didik.

2.3.2 Fungsi LKPD

Berdasarkan pengertian di atas LKPD memiliki beberapa fungsi. Menurut

Prastowo (2012: 205) LKPD memiliki 4 fungsi sebagai berikut.

1) Sebagai bahan ajar yang meminimalkan peran pendidik, namun lebih

mengaktifkan peserta didik.

2) Sebagai bahan ajar yang mempermudah untuk memahami materi yang

diberikan.

3) Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih, serta

4) Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik.

Selain sebagai media pembelajaran LKPD juga mempunyai fungsi lain sebagai

berikut.

1) Merupakan alternatif bagi guru untuk mengarahkan pengajaran atau

memperkenalkan suatu kegiatan tertentu sebagai kegiatan pembelajaran.

2) Dapat digunakan untuk mempercepat proses pengajaran dan menghemat

waktu penyampaian topik.

3) Dapat untuk mengetahui seberapa jauh materi yang telah dikuasai oleh peserta

didik.

4) Dapat mengoptimalkan alat bantu pengajaran yang terbatas.

5) Membantu peserta didik dapat lebih aktif dalam proses belajar mengajar.
21

6) Dapat membantu meningkatkan minat peserta didik jika LKPD disusun secara

rapi, sistematis mudah dipahami oleh peserta didik sehingga menarik perhatian

peserta didik.

7) Dapat menumbuhkan kepercayaan diri peserta didik dan meningkatkan

motivasi belajar dan rasa ingin tahu.

8) Dapat mempermudah penyelesaian tugas perorangan, kelompok atau klasikal

karena peserta didik dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan kelompok.

9) Dapat melatih peserta didik menggunakan waktu seefektif mungkin.

10) Dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah.

2.3.3 Kriteria Kualitas Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Dalam sebuah pembelajaran LKPD memiliki peranan yang sangat penting, karena

LKPD merupakan pedoman pendidik dalam melakukan kegiatan pembejaran dan

pemberian tugas-tugas kepada peserta didik. LKPD yang disusun harus memenuhi

persyaratan-persyaratan berikut ini, yaitu syarat dikdatik, syarat konstruksi, dan

syarat teknik, Hendro Darmodjo dan Jenny R.E. Kaligis (Rohaeti 2008: 3).

1) Syarat-syarat Dikdatik

LKPD yang berkualitas harus memenuhi syarat-syarat didaktik dapat dijabarkan

sebagai berikut.

a. Mengajak peserta didik aktif dalam proses pembelajaran.

b. Memberi penekanan pada proses untuk menemukan konsep.

c. Memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan peserta didik.

d. Dapat mengembangkan kemampuan komunikasi social, emosional, moral, dan

estetika pada diri peserta didik.


22

e. Pengalaman belajar ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi.

2) Syarat-syarat Konstruksi

LKPD yang berkualitas harus memenuhi syarat-syarat konstruksi sebagai berikut.

a. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan anak.

b. Menggunakan struktur kalimat yang jelas.

3) Syarat-syarat Teknik

a. Tulisan

1. Gunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf latin atau romawi.

2. Gunakan huruf tebal yang agak besar untuk topic, bukan huruf biasa yang

diberi garis bawah.

3. Gunakan kalimat pendek, tidak boleh lebih dari satu kata dalam satu baris.

4. Gunakan bingkai untuk menentukan kaliamat perintah dan jawaban peserta

didik.

5. Usahakan agar besarnya huruf dan gambar sesuai.

6. Gunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf latin atau romawi.

7. Gunakan huruf tebal yang agak besar untuk topic, bukan huruf biasa yang

diberi garis bawah.

8. Gunakan kalimat pendek, tidak boleh lebih dari satu kata dalam satu baris.

9. Gunakan bingkai untuk menentukan kalimat perintah dan jawaban peserta

didik.

10. Usahakan agar besarnya huruf dan gambar sesuai.


23

b. Gambar

Gambar yang baik dalam LKPD adalah gambar yang dapat menyampaikan isi dari

materi pelajaran yang disampaiakan atau sedang dipelajari. Agar peserta didik

lebih memahami materi yang disampaikan.

c. Penampilan

Penampilan LKPD harus menarik karena anak akan melihat LKPD dan lebih

tertarik pada sampulnya. Maka LKPD dibuat semenarik mungkin.

2.3.4 Sistematika Penulisan LKPD

Menurut Prastowo (2012: 210) sistematika penulisan LKPD adalah sebagai

berikut.

1) Judul kegiatan, tema, sub tema, kelas, dan semester, berisi topik kegiatan

sesui dengan KD dan identitas kelas. Untuk LKPD dengan pendekatan inkuiri

maka judul dapat berupa rumusan masalah.

2) Tujuan, tujuan belajar sesuai dengan KD.

3) Alat dan bahan, jika kegiatan belajar memerlukan alat dan bahan, maka

dituliskan alat dan bahan yang diperlukan.

4) Prosedur kerja, berisi petunjuk kerja untuk peserta didik yang berfungsi

mempermudah peserta didik melakukan kegiatan belajar.

5) Tabel data, berisi tabel di mana peserta didik dapat mencatat hasil

pengamatan atau pengukuran. Untuk kegiatan yang tidak memerlukan data

bisa diganti dengan tabel/kotak kosong yang dapat digunakan peserta didik

untuk menulis, menggambar atau berhitung.


24

6) Bahan diskusi, berisi pertanyaan-pertanyaan yang menuntun peserta didik

melakukan analisis data dan melakukan konseptualisasi.

2.3.5 Langkah-langkah Menyusun LKPD

LKPD merupakan hal penting yang menunjang pembelajaran, maka dari itu

penyusunan LKPD harus dilakukan secara baik dan LKPD yang disusun harus

inovatif dan kreatif. Penyusunan LKPD harus memperhatikan langkah-langkah

dan kaidah penyusunan LKPD yang baik. Menurut Prastowo (2012: 212) langkah-

langkah dalam menyusun LKPD adalah sebagai berikut.

1) Melakukan analisis kurikulum

Analisis kurikulum merupakan langkah pertama dalam penyusunan LKPD.

Langkah ini dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana yang

memerlukan bahan ajar LKPD. Materi yang digunakan ditentukan dengan cara

melakukan analisis terhadap materi pokok, pengalaman belajar, serta materi

yang diajarkan.

2) Menyusun peta kebutuhan LKPD

Peta kebutuhan LKPD sangat diperlukan untuk mengetahui jumlah LKPD yang

harus ditulis serta melihat sekuensi atau urutan LKPD-nya. Menyusun peta

kebutuhan diambil dari hasil analisis kurikulum dan kebutuhan yang diperlukan

dalam pembelajaran sesuai dengan hasil analisis. Hal-hal yang biasa dianalisis

untuk menyusun peta kebutuhan di antaranya, KI, KD, indikator pencapaian,

dan LKPD yang sudah digunakan.


25

3) Menentukan judul LKPD

Judul ditentukan dengan melihat hasil analisis standar kompetensi dan

kompetensi dasar, materi-materi pokok, atau dari pengalaman belajar yang

terdapat dalam kurikulum. Satu kompetensi dasar dapat dikembangkan

menjadi sebuah judul LKPD. Jika kompetensi dasar tersebut tidak terlalu

besar.

4) Penulisan LKPD

Dalam penulisan LKPD terdapat langkah-langkah yang harus diperhatikan.

Berikut langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menyusun LKPD:

a. Merumuskan kompetensi dasar

Untuk merumuskan kompetensi dasar dapat dilakukan dengan melihat pada

kurikulum yang berlaku. Kompetensi dasar merupakan turunan dari standar

kompetensi. Untuk mencapai kompetensi dasar peserta didik harus mencapai

indikator-indikator yang merupakan turunan dari kompetensi dasar.

b. Menentukan alat penilaian

LKPD yang baik harus memiliki alat penilaian untuk menilai semua yang

sudah dilakukan. Penilain dilakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja

peserta didik. Alat penilaian dapat berupa soal pilihan ganda dan soal essai.

Penilaian yang dilakukan didasarkan pada kompetensi peserta didik, maka alat

penilaian yang cocok adalah menggunakan pendekatan Penilaian Acuan

Patokan (PAP). Dengan demikian demikian pendidik dapat melakukan

penilaian melalui proses dan hasilnya.


26

c. Menyusun materi

Sebuah LKPD di dalamnya terdapat materi pelajaran yang akan dipelajari.

Materi dalam LKPD harus sesuai dengan kompetensi dasar yang akan dicapai.

Ketika menyusun materi untuk LKPD ada beberapa hal yang harus

diperhatikan. Materi LKPD dapat berupa informasi pendukung, gambaran

umum mengenai ruang lingkup materi yang akan dipelajari. Materi dalam

LKPD dapat diambil dari berbagai sumber seperti, buku, majalah, jurnal,

internet, dan sebagainya. Tugas-tugas yang diberikan dalam LKPD harus

tuliskan secara jelas guna mengurangi hal-hal yang seharusnya dapat dilakukan

oleh peserta didik.

d. Memperhatikan struktur LKPD

Langkah ini merupakan langkah terakhir yang dilakukan dalam penyusunan

LKPD. Kita terlebih dahulu harus memahami segala sesuatu yang akan kita

gunakan dalam penyusunan LKPD, terutama bagian dasar dalam penyusunan

LKPD sebelum melakukan penyusunan LKPD. Komponen penyusun LKPD

harus sesuai apabila salah satu komponen penyusun LKPD tidak sesuai maka

LKPD tidak akan terbentuk.

2.4 Menulis

Untuk lebih memahami tentang menulis, berikut akan diuraikan 1) pengertian

menulis, 2) tujuan menulis, dan 3) jenis-jenis menulis.


27

2.4.1 Pengertian Menulis

Menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan

(informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis

sebagai alat atau medianya. Aktivitas menulis melibatkan beberapa unsur, yaitu:

penulis sebagai penyampaian pesan, isi tulisan, saluran atau media, dan pembaca.

Menulis juga dapat diartikan sebagai kegiatan merangkai huruf menjadi kalimat

atau kalimat untuk disampaikan kepada orang lain, sehingga orang lain dapat

memahaminya. Dalam hal ini, dapat terjadinya komunikasi antar penulis dan

pembaca dengan baik. Menurut Suparno dan Yunus (dalam Dalman, 2011: 4)

menulis merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan

menggunakan bahasa tulis sebagai medianya. Selanjutnya, Tarigan (dalam

Dalman, 2011:4) mengemukakan bahwa menulis ialah menurunkan atau

melukiskan lambing-lambang grafis yang menghasilkan suatu bahasa yang

dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambing-lambang

grafis tersebut dan dapat memahami bahasa dan grafis itu.

Menurut Tarigan (2008:3) memberi definisi menulis sebagai suatu keterampilan

berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak

secara tatap muka dengan orang lain. Dari definisi Tarigan tersebut, jelaslah

bahwa tulisan dapat membantu menjelaskan maksud dan pikiran seseorang secara

tidak langsung. Setiap penulis mempunyai pikiran atau gagasan yang ingin

disampaikan atau diturunkan kepada orang lain. Dalam menyampaikan gagasan

atau pikiran itu penulis menerjemahkan gagasan atau ide–idenya ke dalam sandi

tulis.
28

Menulis tidak ubahnya dengan melukis. Penulis memiliki banyak gagasan dalam

menuliskannya. Kendatipun secara teknis ada kriteria-kriteria yang dapat

diikutinya, tetapi wujud yang akan dihasilkan itu sangat bergantung pada

kepiawaian penulis dalam mengungkapkan gagasan. Banyak orang mempunyai

ide-ide bagus di benaknya sebagai hasil dari pengamatan, penilaian, diskusi, atau

membaca. Akan tetapi, begitu ide tersebut dilaporkan secara tertulis, laporan

terasa amat kering, kurang menggigit, dan membosankan. Fokus tulisannya tidak

jelas, gaya bahasa yang digunakan monoton, pilihan katanya (diksi) kurang tepat

dan tidak mengena sasaran serta variasi kata dan kalimatnya kering.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah suatu

proses yang berdasarkan pokok-pokok pikiran ataupun ide-ide bagus yang ada di

benak seseorang dalam menyampaikan gagasan ataupun ide-idenya dan

dituangkan ke dalam sandi tulis/tulisan agar mudah dapat dipahami pembaca atau

orang lain.

Sebagai proses kreatif yang berlangsung secara kognitif, dalam komunikasi tulis

terdapat empat unsur yang terlibat (1) Penulis sebagai penyampai pesan, (2) Pesan

atau isi tulisan, (3) Saluran atau media berupa tulisan, dan (4) Pembaca sebagai

penerima pesan.

Menulis memiliki banyak manfaat yang dapat dipetik dalam kehidupan ini,

diantaranya (1) Peningkatan kecerdasan, (2) Pengembangan daya inisiatif dan


29

kreativitas, (3) Penumbuhan keberanian, dan (4) Pendorong kemauan dan

kemampuan mengumpulkan informasi.

2.4.2 Tujuan Menulis

Proses menulis merupakan serangkaian aktivitas yang terjadi. Dalam

kenyataannya, pengungkapan suatu tujuan dalam sebuah tulisan tidak dapat secara

ketat, melainkan sering bersinggungan dengan tujuan-tujuan yang lain. Akan

tetapi, biasanya dapat diusahakan ada satu tujuan yang dominan dalam sebuah

tulisan yang memberi nama keseluruhan tulisan atau karangan tersebut.

Sehubungan dengan tujuan penulisan, Hugo Hartig (dalam Tarigan, 2008: 25)

merangkumnya sebagai berikut. (1) tujuan penugasan, (2) tujuan altruistic, (3)

tujuan persuasive, (4) tujuan informasional/tujuan penerangan, (5) tujuan

pernyataan diri, (6) tujuan kreatif, (7) tujuan pemecahan masalah.

2.5 Berita

Untuk lebih memahami berita, berikut ini akan diuraikan 1) pengertian berita,

2) unsur-unsur berita, dan 3) Jenis-jenis berita.

2.5.1 Pengertian Berita

Istilah Inggris untuk maksud berita adalah news yang berasal dari kata new (baru)

dengan konotasi kepada hal-hal yang baru. Dalam hal ini segala yang baru

merupakan bahan informasi bagi semua orang yang memerlukannya, dengan kata

lain, semua hal yang baru merupakan bahan informasi yang dapat disampaikan

kepada orang lain dalam bentuk berita. Oleh karena itu Hornby (dalam
30

Suhandang, 2010: 103) menjelaskan news/berita sebagai laporan tentang apa yang

terjadi paling mutakhir (sangat-sangat baru) baik peristiwanya maupun faktanya.

Secara etimologis istilah berita dalam bahasa Indonesia mendekati istilah “bericht

(en)” dalam bahasa Belanda. Besar kemungkinan kedua istilah itu berketurunan

mengingat Indonesia lama dijajah Belanda. Sedangkan Departemen Pendidikan

RI (dalam Rohmanto, 2011: 2-3) memberikan definisi berita sebagai laporan

mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat. Juga, berita disamakan maknanya

dengan kabar dan informasi (resmi), yang berarti penerangan, keterangan, atau

pemberitahuan.

Dari uraian tadi kiranya dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan

berita/news itu tiada lain adalah laporan atau pemberitahuan tentang segala

peristiwa aktual yang menarik perhatian banyak orang. Peristiwa yang melibatkan

fakta dan data yang ada di alam semesta ini, yang terjadinya pun aktual dalam arti

“baru saja”atau hangat dibicarakan banyak orang. Adapun cara melaporkan atau

memberitakan sesuatu supaya menarik perhatian orang banyak, orang lazim

melakukannya dengan cara “to the point” atau diplomatis.

2.5.2 Unsur Berita

Setiap berita, baik yang bersifat langsung, berita ringan, maupun berita kisah

harus berisi fakta-fakta yang menyangkut manusia, meskipun yang diceritakan

adalah hewan ataupun benda-benda yang terdapat dalam masyarakat. Semua

berita itu harus mengungkap unsur 5-W dan 1-H (Chaer, 2010: 17). Apa
31

maksudnya? 5-W adalah what apa yang terjadi, who siapa yang terlibat dalam

kejadian, why mengapa kejadian itu timbul, where di mana tempat kejadian itu,

when kapan terjadinya, dan how bagaimana kejadiannya. Setiap berita harus

mengandung keenam unsur itu dengan fakta-faktanya.

What atau apa yang terjadi menyatakan nama suatu kejadian atau peristiwa.

Faktor utama sebuah berita adalah peristiwa atau keadaan. Misalnya, peristiwa

kriminal seperti pembunuhan, pencurian, pencopetan, penipuan, perampokan.

Misalnya: Kecelakaan antara bus dan truk menewaskan satu orang penumpang

bus.

Where atau tempat kejadian atau dalam istilah kriminal disebut TKP (Tempat

Kejadian Perkara) adalah tempat terjadinya suatu peristiwa. Misalnya: Kecelakaan

terjadi di Jalan Diponegoro kota Pati.

When atau waktu sebuah peristiwa atau keadaan terjadi biasanya ditandai dengan

kata pagi, siang, sore, malam, atau bahkan kemarin. Agar lebih detail bisa

menunjukkan hitungan jam, menit sampai detik. Misalnya: Kecelakaan terjadi

menjelang tengah hari tepatnya pukul 11.35 WIB.

Who atau tokoh yang menjadi pemeran utama dalam berita. Tokoh dalam berita

adalah orang yang paling tahu dan berperan penting dalam sebuah petistiwa.

Misalnya: Pengemudi bus adalah Sardi (45) warga desa Sambiroto kecamatan

Tayu, Kabupaten Pati.


32

Why atau pertanyaan yang menguak mengapa peristiwa itu bisa terjadi.

Pertanyaan itu bisa dikembangkan menjadi bahan berita selanjutnya. Dari

penyebab ini bisa diketahui banyak hal yang belum terungkap dibalik peristiwa

tersebut. Selain menjawab pertanyaan mengapa, why juga memaparkan akibat

yang ditimbulkan peristiwa itu. Misalnya: Kecelakaan terjadi karena pengemudi

sedang mabuk saat mengemudikan bus. Kejadian itu menyebabkan 18 orang luka

berat dan 29 orang luka ringan termasuk pengemudi bus yang mengalami gagar

otak. Semua korban dilarikan ke rumah sakit terdekat. Namun, tidak ada korban

jiwa dalam kecelakaan tersebut.

Unsur berita yang terakhir adalah how atau bagaimana peristiwa itu terjadi.

Pertanyaan ini membahas bagaimana peristiwa itu dapat terjadi. Apa yang

menyebabkan peristiwa itu terjadi juga membahas akibat yang ditimbulkan

peristiwa tersebut. Misalnya: Kecelakaan terjadi ketika bus Nusantara dari arah

Semarang yang melaju dengan kecepatan 100 km/jam tak dapat dikendalikan

pengemudi bus yang sedang mabuk sehingga menghantam truk dari arah yang

berlawanan.

Itulah unsur–unsur yang harus ada dalam sebuah tulisan, sehingga tulisan itu

layak disebut berita. Jumlah unsur nilai berita yang harus dipenuhi setiap

peristiwa sebelum dijadikan berita berbeda pada setiap penerbitan pers. Ada surat

kabar yang menetapkan hanya lima unsur nilai berita. Ada juga yang menetapkan

enam unsur berita. Jadi makin banyak sebuah peritiwa memiliki unsur nilai berita,

makin besar kemungkinan beritanya disiarkan oleh penerbitan pers. Kelengkapan


33

unsur–unsur tersebut juga akan memudahkan pembaca dalam menangkap

informasi.

2.5.3 Jenis-Jenis Berita

Berita-berita yang dimuat pada setiap surat kabar lazim dibedakan atas (1) berita

langsung (straight news), (2) berita ringan (soft news), (3) berita kisah atau fitur

(featurs). (Chaer, 2010: 15)

1. Berita Langsung

Berita langsung adalah berita yang disusun untuk menyampaikan kejadian-

kejadian atau peristiwa-peristiwa yang secepatnya harus diketahui oleh pembaca

atau anggota masyarakat. Prinsip penulisannya adalah seperti pyramid terbalik.

Maksudnya, unsur-unsur yang penting dituliskan pada bagian-bagian pembukaan

atau teras berita. Lalu, bagian-bagian yang kurang penting diuraikan di bawahnya.

Mengapa? Karena tujuan penulisan berita langsung ini adalah menyampaikan

berita secara cepat, supaya segera diketahui.

2. Berita Ringan (Soft News)

Kalau berita langsung menyaratkan adanya unsur “penting” dan “keaktualan”.

Maka berita ringan tidak memerlukan kedua unsur itu, tetapi mementingkan unsur

manusia dari peristiwa itu. Jadi, kalau sebuah peristiwa sudah dituliskan sebagai

berita langsung , maka masih dapat dituliskan kembali sebagai berita ringan asal

saja memasukkan unsur-unsur manusiawi di dalamnya. Yang utama atau

ditonjolkan bukan unsur penting dari peristiwa itu, melainkan unsur yang menarik

dan menyentuh perasaan pembaca. Maka bisa dikatakan berita ringan dapat tahan
34

lama karena tidak terikat pada keaktualan. Namun, berita ini dapat memberikan

atau menimbulkan rasa haru, rasa gembira, rasa sedih, dan sebagainya pada

pembaca.

3. Berita Kisah (Feature)

Berita kisah atau fitur (feature) adalah tulisan yang dapat menyentuh perasaaan

ataupun menambah pengetahuan. Berita kisah ini tidak terikat akan aktualitas.

Mengapa? Karena nilai utamanya adalah pada unsur manusiawinya. Jadi, berita

kisah ini dapat ditulis dari peristiwa-peristiwa dari masa lalu atau yang sudah lama

terjadi. Misalnya, kejadian manusiawi Tuanku Imam Bonjol, Sultan Hasanuddin,

ataupun Jendral Gatot Subroto. Begitupun kalau misalnya peristiwa yang terjadi

pada masa kini, tidaklah dipersoalkan masa kekiniannya, atau waktunya. Jadi,

berita kisah ini dapat menyangkut manusia yang sudah almarhum, yang sudah

tidak ada, maupun manusia yang masih hidup. Begitu juga, berita kisah ini dapat

mengenai makhluk lain yang bukan manusia maupun yang berupa benda, yang

dapat menggugah perasaan atau emosi manusia.

2.6 Kegiatan Ekstrakurikuler

Untuk lebih memahami kegiatan ekstrakurikuler, berikut ini akan diuraikan

1) Pengertian kegiatan ekstrakurikuler, 2) dan Jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler.

2.6.1 Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler

Pengertian ekstrakurikuler menurut kamus besar bahasa Indonesia (2002: 291)

yaitu:”suatu kegiatan yang berada di luar program yang tertulis di dalam


35

kurikulum seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa”. Kegiatan

ekstrakurikuler sendiri dilaksanakan di luar jam pelajaran wajib. Kegiatan ini

memberi keleluasaan waktu dan memberikan kebebasan pada siswa, terutama

dalam menentukan jenis kegiatan yang sesuai dengan bakat serta minat mereka

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor

39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan (2008), kegiatan ekstrakurikuler

merupakan salah satu jalur pembinaan kesiswaan. Kegiatan ekstrakurikuler yang

diikuti dan dilaksanakan oleh siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah,

bertujuan agar siswa dapat memperkaya dan memperluas diri. Memperluas diri ini

dapat dilakukan dengan memperluas wawasan pengetahuan dan mendorong

pembinaan sikap dan nilai-nilai.

Sementara itu menurut Wibowo & Andriyani (2015: 2) kegiatan ekstrakurikuler

adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran dengan tujuan

mengembangkan minat dan bakat siswa. Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler

diartikan sebagai kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan

konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan

kebutuhan, potensi, bakat, dan minat melalui kegiatan yang secara khusus

diselenggarakan oleh pendidik atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan

berkewenangan di sekolah/madrasah.

Kegiatan ekstrakurikuler ini dilaksanakan di luar jam pelajaran wajib. Kegiatan

ini memberikan keleluasaan kepada siswa untuk menentukan kegiatan sesuai

dengan bakat dan minat mereka. Berdasarkan penjelasan tentang ekstrakurikuler


36

tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar

jam pelajaran yang dilakukan, baik di sekolah ataupun di luar sekolah yang

bertujuan untuk memperdalam dan memperkaya pengatahuan siswa, mengenal

hubungan antar berbagai pelajaran, serta menyalurkan bakat dan minat.

Kegiatan ekstrakurikuler yang dimaksudkan untuk lebih mengaitkan antara

pengetahuan yang diperoleh dalam program kurikulum dengan keadaan dan

kebutuhan lingkungan. (Sumarna, 2006: 10)

(http://eprints.uny.ac.id/7710/3/bab%202%20-07501241011.pdf (Diakses pada 12

november, 21: 46 WIB)

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ekstrakurikuler

adalah salah satu jenis kegiatan yang dilaksanakan dalam jalur pendidikan formal

dan struktur pendidikan dan sebagai sarana penunjang bagi proses pembelajaran

yang dilaksanakan di sekolah yang berguna untuk mengaplikasikan teori dan

praktik yang telah diperoleh sebagai hasil nyata proses pembelajaran. Semua

kegiatan yang dilakukan memiliki tujuan, karena tanpa tujuan yang jelas, kegiatan

tersebut akan sia-sia.

2.6.2 Jenis-Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler tentu berbeda-beda jenisnya, karena banyak hal yang

memang berkaitan dengan kegiatan siswa selain dari kegiatan inti. Dengan

beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang ada, siswa dapat memilih kegiatan yang

sesuai dengan kemampuan dan minat masing-masing. Beberapa jenis kegiatan


37

ekstrakurikuler yang diprogramkan di sekolah dijelaskan oleh Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan (1995: 3) sebagai berikut

1) Pendidikan Kepramukaan, 2) Pasukan Pengibar Bendera (PASKIBRA),

3) Palang Merah Remaja (PMR), 4) Pasukan Keaman Sekolah (PKS), 5) Gema

Pencinta Alam, 6) Filateli, 7) Koperasi Sekolah, 8) Usaha Kesehatan Sekolah

(UKS), 9) Kelompok Ilmiah Remaja (KIR), 10) Olahraga.

Kegiatan ekstrakurikuler tersebut berbeda-beda sifatnya, ada yang bersifat sesaat

dan ada pula yang berkelanjutan. Kegiatan yang bersifat sesaat seperti karyawisata

dan bakti sosial, itu hanya dilakukan pada waktu sesaat dan alokasi waktu yang

terbatas sesuai dengan kebutuhan, sedangkan yang sifatnya berkelanjutan

maksudnya kegiatan tersebut tidak hanya untuk hari itu saja, melainkan kegiatan

tersebut telah diprogramkan sedemikian rupa sehingga dapat diikuti terus sampai

selesai kegiatan sekolah.

2.7 Project Based Learning

Project Based Learning (PBL) atau model pembelajaran berbasis proyek (PBP)

merupakan model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai

media. Guru menugaskan siswa untuk melakukan eksplorasi, penilaian,

interpretasi, sistesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil

belajar. Pembelajaran ini menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam

mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan

pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata.


38

Pembelajaran berbasis proyek adalah pembelajaran yang secara langsung

melibatkan siswa dalam proses pembelajaran melalui kegiatan penelitian untuk

mengerjakan dan menyelesaikan suatu proyek pembelajaran tertentu. Model ini

sebenarnya bukanlah model baru dalam pembelajaran. Walaupun dapat dikatakan

sebagai model lama, model ini masih banyak digunakan dan terus dikembangkan

karena dinilai memiliki keunggulan tertentu dibandingkan dengan model

pembelajaran lain. Salah satu keunggulan tersebut adalah merupakan model

pembelajaran yang sangat baik dalam mengembangkan berbagai keterampilan

dasar yang harus dimiliki siswa termasuk keterampilan berpikir, keterampilan

membuat keputusan, kemampuan berkreativitas, kemampuan memecahkan

masalah, dan sekaligus dipandang efektif untuk mengembangkan rasa percaya diri

dan manajemen diri para siswa.

Boss dan Kraus (dalam Abidin, 2014: 167) mendefinisikan Project Based

Learning sebagai sebuah pembelajaran yang menekankan aktivitas siswa dalam

memecahkan berbagai pemasalah yang bersifat open-ended dan mengaplikasi

pengetahuan mereka dalam mengerjakan sebuah proyek untuk menghasilkan

sebuah produk otentik tertentu. Pembelajaran ini lebih jauh dipandang sebagai

sebuah pembelajaran yang sangat baik digunakan untuk mengembangkan

motivasi belajar, meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dan

membiasakan siswa mendayagunakan kemampuan berpikir tinggi.

Thomas J.W. (dalam Hosnan, 2014: 321) menyebutkan bahwa Project Based

Learning (PBL) adalah model pengajaran dan pembelajaran yang menekankan


39

pembelajaran yang berpusat pada siswa dalam suatu proyek. Hal ini

memungkinkan siswa untuk bekerja secara mandiri untuk membangun

pembelajarannya sendiri dan kemudian akan mencapai puncaknya dalam suatu

hasil realistis, seperti yang dihasilkan siswa sendiri. Sedangkan Helm & Katz

(dalam Abidin, 2014: 168) menyatakan bahwa Project Based Learning

merupakan pembelajaran yang secara mendalam menggali nilai-nilai dari suatu

topik tertentu yang sedang dipelajari. Kata kunci utama model ini adalah adanya

kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan berfokus pada

upaya mencari jawaban atas pertanyaan yang diajukan guru. Dalam

implimentasinya, model ini memberikan peluang yang luas kepada siswa untuk

membuat keputusan dalam memilih topik, melakukan penelitian, dan

menyelesaikan sebuah proyek tertentu.

Berdasarkan berbagai pendapat di atas, pembelajaran berbasis proyek (Project

Based Learning) merupakan model pembelajaran yang diorientasikan untuk

mengembangkan kemampuan dan keterampilan belajar para siswa melalui

serangkaian kegiatan merencanakan, melaksanakan penelitian, dan menghasilkan

produk tertentu yang dibingkai dalam satu wadah berupa proyek pembelajaran.

2.7.1 Karakteristik Project Based Learning

Pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi yang besar untuk memberikan

pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna bagi siswa (Gear dalam

Hosnan, 2014: 321). Sedangkan menurut Buck Institute for Education (Hosnan,

2014: 321) belajar berbasis proyek PBL memiliki karakteristik sebagai berikut.
40

a. Siswa mengambil keputusan sendiri dalam kerangka kerja yang telah

ditentukan bersama sebelumnya.

b. Siswa berusaha memecahkan sebuah masalah atau tantangan yang tidak

memiliki satu jawaban pasti.

c. Siswa ikut merancang proses yang akan ditempuh dalam mencari solusi.

d. Siswa didorong untuk berpikir kritis, memecahkan masalah, berkolaborasi,

serta mencoba berbagai macam bentuk komunikasi.

e. Siswa bertanggung jawab mencari dan mengelola sendiri informasi yang

mereka kumpulkan.

f. Pakar-pakar dalam bidang yang berkaitan dengan proyek yang dijalankan

sering diundang menjadi guru tamu dalam sesi-sesi tertentu untuk memberikan

pencerahan bagi siswa.

g. Evaluasi dilakukan secara terus-menerus selama proyek berlangsung.

h. Siswa secara regular merefleksikan dan merenungi apa yang telah mereka

lakukan, baik proses maupun hasilnya.

i. Produk akhir dari proyek (belum tentu berupa material, tapi bisa berupa

presentasi, drama, dan lain-lain) dipresentasikan di depan umum (maksudnya,

tidak hanya pada gurunya, namun bisa juga pada dewan guru, orang tua, dan

lain-lain) dan dievaluasi kualitasnya.

j. Di dalam kelas dikembangkan suasana penuh toleransi terhadap kesalahan dan

perubahan, serta mendorong bermunculannya umpan balik serta revisi.


41

Senada dengan karakteristik di atas, Mac Donell (dalam Abidin, 2014: 168)

menjelaskan bahwa model pembelajaran ini memiliki tujuh karakteristik sebagai

berikut.

a. Melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran

b. Menghubungkan pembelajaran dengan dunia nyata

c. Dilaksanakan dengan berbasis penelitian

d. Melibatkan berbagai sumber belajar

e. Bersatu dengan pengetahuan dan keterampilan

f. Dilakukan dari waktu ke waktu

g. Diakhiri dengan sebuah produk tertentu.

2.7.2 Prinsip-Prinsip Project Based Learning

a. Pembelajaran berpusat pada peserta didik yang melibatkan tugas-tugas pada

kehidupan nyata untuk memperkaya pembelajaran.

b. Tugas proyek menekankan pada kegiatan penelitian berdasarkan suatu tema

atau topik yang telah ditentukan dalam pembelajaran.

c. Penyelidikan atau eksperimen dilakukan secara autentik dan menghasilkan

produk nyata yang telah dianalisis dan dikembangkan berdasarkan tema/topic

yang disusun dalam bentuk produk (laporan atau hasil karya). Produk, laporan

atau hasil karya tersebut selanjutnya dikomunikasikan untuk mendapat

tanggapan dan umpan balik untuk perbaikan proyek berikutnya.

Menurut Thomas (Hosnan, 2014: 323), pembelajaran berbasis proyek memiliki

lima prinsip berikut.


42

a. Keterpusatan

b. Berfokus pada pertanyaan atau masalah

c. Investigasi konstruktif atau desain

d. Otonomi

e. Realisme

2.7.3 Kelebihan dan Kelemahan Project Based Learning

Sebagai model yang telah lama diakui kekuatannya dalam mengembangkan

kompetensi siswa, banyak ahli mengungkapkan keunggulan model ini. Boss dan

Kraus (dalam Abidin, 2014: 170) menyatakan keunggulan model ini sebagai

berikut.

a. Model ini bersifat terpadu dengan kurikulum sehingga tidak memerlukan

tambahan apapun dalam pelaksanaanya.

b. Siswa terlibat dalam kegiatan dunia nyata dan mempraktikan strategi otentik

secara disiplin.

c. Siswa bekerja secara kolaboratif untuk memecahkan masalah yang penting

baginya.

d. Teknologi terintergrasi sebagai alat untuk penemuan, kolaborasi, dan

komunikasi dalam mencapai tujuan pembelajaran penting dalam cara-cara

baru.

e. Meningkatkan kerja sama guru dalam merancang dan mengimplementasikan

proyek-proyek yang melintasi batas-batas geografis atau bahkan melompat

zona waktu.
43

Berkenaan dengan keunggulan model ini, Kemendikbud (2013) lebih lanjut

memerinci keunggulan model ini sebagai berikut.

a. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong

kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu

untuk dihargai.

b. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.

c. Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-

problem yang kompleks.

d. Meningkatkan kolaborasi

e. Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan

keterampilan komunikasi.

f. Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber

g. Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam

mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain

seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.

h. Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara

kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.

i. Melibatkan para peserta untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan

pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.

j. Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik

maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.

Selain dipandang memiliki keunggulan, model ini masih dinilai memiliki

kelemahan-kelemahan sebagai berikut.


44

a. Memerlukan banyak waktu dan biaya

b. Memerlukan banyak media dan sumber belajar

c. Memerlukan guru dan siswa yang sama-sama siap belajar dan berkembang.

d. Ada kekhawatiran siswa hanya akan menguasai satu topik tertentu yang

dikerjakannya.

Menilik kelemahan tersebut, dalam konteks kurikulum 2013 penerapan model ini

diyakini tidak akan terlalu sulit. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa waktu

belajar telah ditambah, media dan sumber belajar akan dilengkapi pemerintah,

guru akan dilatih secara khusus, dan model ini harus dipadukan dengan model

kooperatif. Berdasarkan kenyataan ini, model pembelajaran berbasis proyek dapat

secara baik diimplementasikan dalam proses pembelajaran kurikulum 2013.

2.7.4 Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Proyek

Secara umum, langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek dapat dijelaskan

sebagai berikut (Hosnan, 2014: 327).

a. Penentuan Proyek

Pada langkah ini, peserta didik menentukan tema/topik proyek berdasarkan tugas

proyek yang diberikan oleh guru. Peserta didik diberi kesempatan untuk

memilih/menentukan proyek yang akan dikerjakannnya, baik secara kelompok

ataupun mandiri dengan catatan tidak menyimpang dari tugas yang diberikan

guru.
45

b. Perancangan Langkah-Langkah Penyelesaian Proyek

Peserta didik merancang langkah-langkah kegiatan penyelesaian proyek dari awal

sampai akhir beserta pengelolaannya. Kegiatan perancangan proyek ini berisi

aturan main dalam pelaksanaan tugas proyek, pemilihan aktivitas yang dapat

mendukung tugas proyek, pengintegrasian berbagai kemungkinan penyelesaian

tugas proyek, perencanaan sumber/bahan/alat yang dapat mendukung

penyelasaian tugas proyek dan kerja sama antara anggota kelompok.

c. Penyusunan Jadwal Pelaksanaan Proyek

Melalui pendampingan guru peserta didik dapat melakukan penjadwalan semua

kegiatan yang telah dirancangnya. Berapa lama proyek itu harus diselesaikan

tahap demi tahap.

d. Penyelesain Proyek dengan Fasilitas dan Monitoring Guru

Langkah ini merupakan langkah pengimplemetasian rancangan proyek yang telah

dibuat. Aktivitas yang dapat dilakukan dalam kegiatan proyek, diantaranya adalah

dengan (a) membaca, (b) meneliti, (c) observasi, (d) interviu, (e) merekam, (f)

berkarya seni, (g) mengunjungi objek proyek, atau (h) akses internet. Guru

bertanggung jawab memonitor aktivitas peserta didik dalam melakukan tugas

proyek, mulai proses hingga penyelesaian proyek. Pada kegiatan monitoring, guru

membuat rubric yang akan dapat merekam aktivitas peserta didik dalam

menyelesaikan tugas proyek.


46

e. Penyusunan Laporan dan Presentasi/Publikasi Hasil Proyek

Hasil proyek dalam bentuk produk, baik itu berupa produk karya tulis, karya seni,

atau karya teknologi/prakarya dipresentasikan dan/atau dipublikasikan kepada

peserta didik yang lain dan guru atau masyarakat dalam bentuk pameran produk

pembelajaran.

f. Evaluasi Proses dan Hasil Proyek

Guru dan peserta didik pada akhir proses pembelajaran melakukan refleksi

terhadap aktivitas dan hasil tugas proyek. Proses refleksi pada tugas proyek dapat

dilakukan secara individu maupun kelompok. Pada tahap evaluasi, peserta didik

diberi kesempatan mengemukakan pengalamannya selama menyelesaikan tugas

proyek yang berkembang dengan diskusi untuk memperbaiki kinerja selama

menyelesaikan tugas proyek. Pada tahap ini, juga dilakukan umpan balik terhadap

proses dan produk yang telah dihasilkan.


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Model Pengembangan

Penelitian ini adalah pengembangan LKPD menulis berita kegiatan

ekstrakurikuler dengan model Project Based Learning untuk siswa SMP/MTs

kelas VIII. Bahan ajar yang berupa Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)

tersebut diharapkan mampu meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa

mengenai materi menulis berita. Pengembangan bahan ajar ini didasarkan pada

penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya Research and

Development (R&D). Metode penelitian dan pengembangan ini merupakan

metode yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu melalui analisis

kebutuhan serta menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2011: 297).

Model Research and Development (R&D) dikelompokan menjadi tiga kegiatan,

yakni penelitian pendahuluan, penelitian pengembangan, dan penelitian uji

efektivitas. Namun, dalam penelitian ini peneliti hanya mengembangkan dua

kegiatan yakni penelitian pendahuluan dan penelitian pengembangan produk.

Pada tahap penelitian pengembangan, peneliti mendesain model yang berupa

Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) untuk pembelajaran menulis berita

dengan model Project Based Learning. Penggunaan penelitian Research and


48

Development (R&D) sesuai dengan tujuan penelitian ini, yakni mengembangkan

bahan ajar LKPD.

3.2 Prosedur Pengembangan

Prosedur dalam penelitian ini adalah mengikuti prosedur penelitian dan

pengembangan menurut Borg & Gall yang terdiri atas sepuluh langkah (tahap).

Sepuluh tahap tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.

Research Develop Prelimi-


and Planning Preliminary nary Field
Information b Form of Resting
Collecting Product

Operational Operational Main Field Main


field testing product Testing Product
revision Revision

Final
Implementation
product
revision

Bagan 3.1 Langkah-Langkah Penggunaan Metode Research and Development


(R&D) menurut Borg dan Gall

Prosedur dalam penelitian ini adalah mengikuti penelitian pengembangan menurut

Borg dan Gall yang terdiri atas sepuluh tahapan, Tahap (1) pengumpulan

informasi dan kajian literer; (2) penyusunan desain dan model pengembangan; (3)

pengumpulan data lapangan; (4) analisis data awal; (5) penyusunan model

pengembangan; (6) uji coba lapangan; (7) workshop penyusunan model; (8)

review pakar; (9) penyempurnaan model; (10) penyusunan model. Namun, jika

penelitian mengikuti kesepuluh tahapan tersebut tentu menyulitkan bagi peneliti


49

dari segi waktu dan pembiayaan. Mengutip pendapat Borg and Gall “Yang terbaik

adalah melakukan proyek dengan skala kecil yang hanya melibatkan sedikit

rancangan pembelajaran yang asli, Anda perlu menghidari penggunaan media

pembelajaran yang mahal seperti film. Cara lain untuk memperkecil proyek

adalah membatasi pengembangan hanya beberapa langkah dari tahapan

penelitian dan pengembangan” (Borg and Gall, 1989: 798). Atas dasar ini,

peneliti memodifikasi kesepuluh tahapan pengembangan tersebut di atas menjadi

7 tahap. Hal ini dilakukan dengan alasan disesuaikan dengan kebutuhan

penelitian.

Tahapan-tahapan hasil adaptasi Borg and Gall dikelompokkan dalam tahapan

utama yaitu studi pendahuluan, pengembangan, dan evaluasi produk. Tahapan

tersebut kemudian diuraikan dalam langkah-langkah berupa (1) potensi dan

masalah; (2) pengumpulan data dan kebutuhan bahan ajar; (3) pengembangan

bahan ajar melalui perancangan (desain) produk dan mengembangkan bentuk

produk awal; (4) evaluasi produk melalui validasi oleh ahli/pakar yang relevan;

(5) revisi rancangan produk hasil validasi; (6) uji coba produk pada teman sejawat

dan uji coba kelas kecil dan revisi produk hasil uji coba dilanjutkan dengan uji

coba lebih luas dengan kelas sesungguhnya (28 siswa); (7) melakukan revisi

menjadi produk operasional berupa LKPD yang siap diuji penggunaannya.


50

Studi pendahuluan melalui kajian potensi, masalah dan pengumpulan data

Perancangan dan Pengembangan bahan ajar

Validasi ahli/pakar

Revisi

Uji teman sejawat/praktisi

Revisi

Uji coba produk

Revisi

Produk pengembangan LKPD Menulis Berita Kegiatan Ekstrakurikuler

dengan Model Project Based Learning untuk Siswa SMP/MTs Kelas VIII

3.2.1 Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan dilakukan untuk memperoleh informasi awal tentang

kebutuhan, kondisi dan kelayakan guna untuk pengembangan bahan ajar. Hasil

studi diperlukan untuk mendesain dan mengembangkan produk yang akan

dilaksanakan. Studi pendahuluan dilaksanakan di MTs Masyariqul Anwar Bandar

Lampung, sebagai subjek dalam penelitian ini. Studi pendahuluan dilakukan

dengan teknik sebagai berikut.


51

1. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi dilakukan dengan cara mendata hasil belajar siswa pada

pembelajaran sebelum dilakukan penelitian. Data ini dibutuhkan untuk

mengetahui karakteristik siswa sebagai subjek penelitian.

2. Observasi

Teknik observasi lapangan dilakukan dengan mengamati langsung proses

pembelajaran di kelas. Tujuan untuk memperoleh deskripsi kegiatan guru

dalam metode/ teknik pembelajaran, menggunakan memanfaatkan bahan ajar,

menggunakan media, mengevaluasi pembelajaran dan sikap siswa dalam

kegiatan pembelajaran.

3. Angket

Pemberian angket ditujukan kepada guru dan siswa. Tujuan penyebaran

angket untuk mendapatkan deskripsi tentang kondisi pembelajaran dan bahan

ajar.

4. Wawancara

Wawancara dan diskusi dilakukan dengan guru, siswa dan kepala sekolah

untuk mengetahui secara langsung kondisi pembelajaran yang dilakukan

berkaitan dengan pendekatan yang digunakan dan motivasi siswa dalam

mengikuti pembelajaran.
52

Hal penting dalam studi pendahuluan ini adalah didapatkannya deskripsi

kebutuhan tentang bahan ajar dengan model Project Based Learning. Dasar

deskripsi kebutuhan ini adalah hasil penyebaran angket kebutuhan tentang

perlunya bahan ajar LKPD dengan model Project Based Leaning. Angket

ditujukan kepada guru-guru dan para siswa dari tiga sekolah di mana penelitian

dilaksanakan, yaitu MTs Masyariqul Anwar, SMP Yamama Bandar Lampung dan

MTs Hidayatul Islamiyah Bandar Lampung.

Hasil observasi, wawancara, dan angket tersebut dianalisis untuk mendapatkan

deskripsi yang tepat tentang kondisi pembelajaran dan bahan ajar. Hasil analisis

kebutuhan berupa deskripsi bahan ajar yang diperlukan, yaitu bahan ajar LKPD

dengan model Project Based Learning yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa

SMP/MTs. Hasil studi pendahuluan dijadikan landasan untuk menetapkan desain

produk bahan ajar LKPD dengan model Project Based Learning.

3.2.2 Pengembangan Produk

Setelah desain struktur bahan ajar dan panduan penggunaan bahan ajar

ditetapkan, langkah selanjutnya adalah pembuatan produk awal. Pembuatan

produk awal didasari oleh desain struktur yang dihasilkan pada tahap studi

pendahuluan. Setelah produk awal bahan ajar dan pedoman penggunaannya

dibuat, langkah selanjutnya adalah melakukan serangkaian pengujian sebagai

proses pengembangan produk.


53

Proses pengembangan produk dilakukan dalam empat tahap, yakni (1) uji teman

sejawat, (2) uji ahli/pakar yang relevan dengan bidang kajian, (3) uji dalam skala

kecil (10 siswa), dan (4) uji coba lapangan dalam skala luas (28 siswa/ 1 kelas)

dari masing-masing sekolah yang diteliti.

3.2.2.1 Uji Teman Sejawat

Uji teman sejawat dilakukan untuk memperoleh masukan sebanyak mungkin dari

praktisi atau teman sejawat, yaitu guru Bahasa Indonesia. Mereka adalah orang-

orang yang sering diajak berdiskusi untuk memberi penilaian, kritik, saran, dan

masukan-masukan yang berguna untuk perbaikan (revisi) bahan ajar yang

dikembangkan sampai siap diujikan pada tahap selanjutnya. Adapun penilaiannya

meliputi bahasa, kesesuaian isi, kemenarikan penyajian dan kegrafikan diukur

menggunakan angket yang diisi oleh guru. Hasil observasi selanjutnya dianalisis

secara deskriptif menggunakan pendekatan kualitatif.

3.2.2.2 Uji Ahli

Pelaksanaan uji ahli/pakar dimaksudkan untuk memperoleh masukan dari

ahli/pakar yang memiliki kompetensi pada bidang kajian yang relevan. Dalam hal

ini uji ahli/pakar dilakukan kepada ahli materi pembelajaran dan ahli teknologi

pembelajaran. Hasil uji ahli/pakar berupa komentar, kritik, saran, koreksi, dan

penilaiain terhadap produk pengembangan. Uji ahli/pakar dilakukan dengan

teknik wawancara, diskusi, dan angket penilaian produk. Hasil uji praktisi dan uji

ahli/pakar dimanfaatkan untuk merevisi desain produk sampai diperoleh desain

produk yang layak.


54

3.2.2.3 Uji Coba Lapangan dalam Kelompok Kecil

Uji lapangan dalam kelompok kecil melibatkan 10 siswa kelas VIII (delapan)

yang diambil secara acak. Uji lapangan dalam kelompok kecil dan revisi

dilakukan kolaborasi antara peneliti dan guru berbekal saran dan komentar dari

siswa sebagai pengguna bahan ajar. Uji coba lapangan dalam kelompok kecil

dilakukan untuk mengetahui respon siswa mengenai kelayakan penggunaan

LKPD melalui angket uji kemenarikan, kemudahan, dan kemanfaatan LKPD.

Hasil uji lapangan kelompok kecil akan dimanfaatkan untuk merevisi rancangan

produk LKPD sebelum diujikan dalam kelompok besar.

3.2.2.4 Uji Coba Lapangan dalam Kelompok Besar

Uji coba ini dilakukan di tiga sekolah berbeda yaitu MTs Masyariqul Anwar,

SMP Yamama Bandar Lampung dan MTs Hidayatul Islamiyah Bandar Lampung.

Uji coba kelompok besar juga dilakukan pada guru dan berupa angket. Hasil uji

coba dan revisi produk dilakukan bersama antara peneliti dan kolaborasi dengan

teman sejawat. Uji coba pada kelas besar untuk mengetahui kelayakan produk

bahan ajar.

3.3 Data, Instrumen, Subjek, dan Analisis Data Penelitian

Data penelitian ini yakni data kualitatif. Data kualitatif yang berupa data deskriptif

yakni berisi komentar, kritik, saran, koreksi, dan penilaian yang diberikan oleh

praktisi dan pakar terhadap produk. Data deskriptif juga berupa ujaran (lisan dan

tulis) dari guru, siswa, perilaku guru dan siswa, dan sikap guru dan siswa dalam
55

proses pembelajaran. Data reflektif berupa komentar dan interpretasi atau tafsiran

atas data deskriptif tersebut oleh peneliti.

3.3.1 Sumber Data

Sumber data penelitian ini adalah praktisi (teman sejawat), ahli/pakar, siswa, dan

proses pembelajaran. Data dari teman sejawat dan ahli berupa komentar, kritik,

saran, koreksi, dan penilaian terhadap produk bahan ajar LKPD menulis berita

dengan model Project Based Learning, sedangkan data dari siswa berupa ujaran

(lisan/tulis), perilaku, sikap siswa dalam proses pembelajaran. Data dari proses

pembelajaran dengan bahan ajar LKPD menulis berita menggunakan model

Project Based Learning berupa pola interaksi dan sikap siswa dengan siswa, siswa

dengan guru, siswa dengan materi, partisipasi siswa dalam proses pembelajaran,

keterlibatan siswa dalam penilaian dan refleksi pembelajaran.

3.3.2 Instrumen

Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti yang bertindak sebagai pelaku

utama. Dalam melaksanakan tugas peneliti dibantu dengan instrumen. Instrumen

pengumpulan data berkaitan dengan penelitian ini meliputi, (1) instrumen

kebutuhan guru dan siswa, (2) instrumen penilaian uji ahli, dan (3) instrumen uji

penggunaan. Adapun rincian instrumen tersebut, yakni sebagai berikut.

1. Lembar wawancara kebutuhan guru dan siswa, untuk mengetahui LKPD yang

dibutuhkan dalam pembelajaran.


56

Tabel 1 Kisi-kisi Angket Wawancara Guru terhadap Kebutuhan LKPD

No. Aspek Pertanyaan


1. Ketersediaan bahan Apakah Bapak/Ibu menggunakan bahan ajar
ajar sebagai panduan siswa dalam kegiatan
pembelajaran menulis berita?
Jika ada, apakah bahan ajar tersebut buatan sendiri?
Jika tidak ada, apa panduan pembelajaran menulis
berita yang biasa digunakan?
2. Kesesuaian dengan Apakah panduan kegiatan belajar siswa yang
standar kompetensi digunakan sudah sesuai dengan KI dan KD
pembelajaran pembelajaran menulis berita?
Jika tidak sesuai, apa kekurangan panduan kegiatan
tersebut yang masih harus diperbaiki atau
dilengkapi?
3. Penyajian Apakah bahan ajar yang digunakan memudahkan
Bapak/Ibu dalam mencapai tujuan belajar siswa
yaitu mampu mengidentifikasi struktur dan ciri
kebahasaan dalam teks berita?
Apakah bahan ajar memberikan panduan langkah-
langkah belajar menulis berita secara kontekstual?
Adakah Bapak/Ibu mengalami kendala selama
memberikan materi menulis berita menggunakan
panduan yang ada?
Jika ada, kendala apa yang mendasari kesulitan
mengajarkan menulis berita kepada siswa?
4. Pengayaan materi Apakah panduan kegiatan belajar siswa yang
digunakan memberikan pengayaan materi?
Jika ada, pengayaan seperti apa yang disajikan
dalam materi menulis berita ini?
Jika tidak ada, pengayaan seperti apa yang
diinginkan dalam pembelajaran menulis berita?
Apakah Bapak/Ibu membutuhkan panduan kegiatan
dalam bentuk LKPD untuk membantu
membelajarkan materi menulis berita pada siswa?
Penambahan model Apakah Bapak/Ibu setuju jika ada pengembangan
pembelajaran LKPD yang dilengkapi dengan model pembelajaran
5
Project Based Project Based Learning pada materi menulis berita?
Learning
57

Selain pada guru, wawancara juga dilakukan pada siswa untuk mengetahui

kebutuhan LKPD sebagai panduan pembelajaran menulis berita.

Tabel 2 Kisi-kisi Angket Wawancara Siswa Terhadap Kebutuhan LKPD

No. Aspek Jawaban


1. Ketersediaan LKPD Apakah Anda menggunakan LKPD sebagai
panduan kegiatan pembelajaran menulis berita?
Jika tidak ada, apa panduan pembelajaran menulis
berita yang biasa digunakan?
2. Kesesuaian dengan Apakah panduan kegiatan belajar sesuai dengan
tujuan pembelajaran tujuan pembelajaran menulis berita?
Jika tidak sesuai, apa kekurangan panduan
kegiatan tersebut yang masih harus diperbaiki
atau dilengkapi?
3. Penyajian Apakah LKPD yang digunakan memudahkan
siswa mencapai tujuan belajar siswa yaitu
mengidentifikasi struktur dan kaidah kebahasaan
teks berita?
Apakah Anda mengalami kendala dalam
mengidentifikasi struktur teks berita dengan
menggunakan panduan yang ada?
Jika ada, kendala apa yang mendasari kesulitan
khususnya dalam mengidentifikasi struktur teks
berita?
Apakah Anda membutuhkan panduan kegiatan
dalam bentuk LKPD khusunya pada materi
menulis berita?
4. Pengayaan materi Apakah panduan kegiatan belajar yang Anda
gunakan memberikan pengayaan materi?
Jika ada, pengayaan seperti apa yang disajikan
dalam materi menulis berita?
Jika tidak ada, pengayaan seperti apa yang
diinginkan dalam materi menulis berita?
Apakah Anda membutuhkan panduan kegiatan
dalam bentuk LKPD untuk membantu
mempelajari materi menulis berita?
58

2. Validasi pakar/ahli melalui angket uji pakar/ahli untuk menilai kelayakan

LKPD yang dihasilkan. Angket berupa lembar instrumen evaluasi formatif

LKPD menulis berita dengan model Project Based Learning mengacu pada

panduan penyusunan bahan ajar Depdiknas (2008: 16).

Tabel 3 Instrumen Evaluasi Formatif LKPD Menulis Berita

No Komponen 1 2 3 4
KELAYAKAN ISI
1. Kesesuaian dengan KI, KD
2. Kesesuaian dengan kebutuhan siswa
3. Kesesuaian dengan kebutuhan bahan ajar
4. Kebenaran substansi materi
KEBAHASAAN
5. Keterbacaan
6. Kejelasan informasi
7. Kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia
8. Penggunaan bahasa secara efektif dan efisien
SAJIAN
9. Kejelasan tujuan
10. Urutan penyajian
11. Pemberian motivasi
12. Interaktivitas (stimulus dan respon)
13. Kelengkapan informasi
KEGRAFISAN
14. Penggunaan font (jenis dan ukuran)
15. Lay out, tata letak
16. Ilustrasi, grafis, gambar, foto
17. Desain tampilan, penggunaan warna yang
sesuai

Penilaian dilakukan dengan memberi tanda centang (√) pada kolom yang paling

sesuai berdasarkan kriteria 1 = tidak baik/sesuai, 2 = kurang sesuai, 3 = sesuai, 4

= sangat baik/sesuai. Selain penilaian, validator ahli/pakar juga memberikan saran

perbaikan LKPD sehingga layak digunakan.


59

3. Angket penilaian teman sejawat/praktisi untuk menilai kelayakan penggunaan

LKPD dalam pembelajaran.

Tabel 4 Instrumen Penilaian Teman Sejawat/Praktisi Uji Coba LKPD

Pilihan Jawaban
Indikator Aspek
1 2 3 4
Bahasa LKPD menggunakan bahasa yang
mudah dipahami.
LKPD menggunakan bahasa
Indonesia yang sesuai dengan kaidah
EBI.
LKPD menggunakan kalimat-
kalimat yang efektif.
LKPD menggunakan paragraf-
paragraf yang tidak terlalu panjang.
Isi LKPD Materi yang disajikan sistematis.
Materi pembelajaran disajikan
dengan memanfaatkan alam
sekitar/pengalaman siswa (pada
kegiatan siswa menulis berita).
LKPD tidak hanya memuat teori
saja, tetapi bisa diaplikasikan dalam
praktik.
Materi dalam LKPD disajikan secara
kontekstual sesuai dengan
lingkungan belajar.
LKPD memudahkan dalam
memahami materi pelajaran.
Kemenarikan Bahan ajar menyajikan materi secara
Penyajian menarik dan menyenangkan.
Contoh-contoh dalam bahan ajar
sesuai dengan lingkungan dan
masalah anak didik.
Materi disajikan secara runtut.
Materi yang disajikan melibatkan
siswa secara aktif.
Materi yang disajikan sesuai dengan
kompetensi dasar yang ada dalam
kurikulum.
Bahan ajar memuat glosarium.
Bahan ajar menimbulkan motivasi
belajar bagi anak.
60

Pilihan Jawaban
Indikator Aspek
1 2 3 4
Bahan ajar disusun dengan memandu
siswa bekerja sama dengan
temannya.
Materi disajikan dengan petunjuk
cara melakukan secara jelas.
Bahan ajar terdapat perintah
menyelesaikan tugas secara
kelompok.
Bahan ajar mengajak siswa untuk
melakukan kesimpulan tentang
materi yang dibahas.
Bahan ajar mengajak siswa untuk
merefleksi diri tentang pemahaman
yang didapat.
Kegrafisan LKPD memenuhi kelengkapan fisik
anatomi buku, sampul, perwajahan
awal.
Memuat daftar pustaka dan
glosarium.
Memiliki ilustrasi dan penggunaan
warna yang sesuai.
LKPD membangkitkan motivasi
untuk belajar.

Penilaian oleh teman sejawat/praktisi yaitu guru Bahasa Indonesia yang dilakukan

dengan memberi tanda centang (√) pada kolom yang paling sesuai berdasarkan

kriteria 1 = tidak baik/tidak sesuai, 2 = kurang sesuai/kurang baik, 3 =

baik/sesuai, 4 = sangat baik/sangat sesuai. Selain penilaian, guru sebagai

pengguna LKPD juga memberikan saran perbaikan sehingga LKPD yang

dikembangkan layak untuk digunakan.

4. Angket uji coba produk LKPD sebagai bahan ajar dalam pembelajaran

menulis berita yang diberikan kepada siswa. Angket diberikan untuk

mengetahui tanggapan siswa terhadap LKPD yang telah dihasilkan melalui


61

dua tahap, yaitu uji kelas kecil dan uji kelas besar atau kelas pembelajaran

sebenarnya. Tanggapan siswa pada kelas kecil menjadi masukan perbaikan

sebelum diujicobakan pada kelas pembelajaran.

Penilaian angket dilakukan menggunakan skala likert dengan kriteria TM

(Tidak Menarik/Sesuai) = 1, KM (Kurang Menarik/Sesuai) = 2, M

(Menarik/Sesuai) = 3, SM (Sangat Menarik/Sesuai) = 4.

Tabel 5 Instrumen Uji Coba LKPD kepada Siswa sebagai Pengguna

Pilihan Jawaban
No Pertanyaan TM KM M SM Keterangan
(1) (2) (3) (4)
A. Kemenarikan LKPD
Apakah variasi penggunaan huruf
1. (ukuran, bentuk, jenis dan warna)
membuat LKPD menarik dipelajari?

Apakah ilustrasi yang ada membuat


2. LKPD menarik dipelajari?

Apakah desain lay out membuat


3. LKPD menarik dipelajari?

Apakah penggunaan variasi warna


4. membuat LKPD menarik dipelajari?

Apakah dengan penggunaan


5. gambar-gambar membuat LKPD
menarik dipelajari?

Apakah kesesuaian permasalahan


6. membuat LKPD menarik dipelajari?

Apakah dengan adanya contoh


7. membuat LKPD menarik dipelajari?

Apakah kesesuaian gambar


8. membuat LKPD menarik dipelajari?

Apakah soal-soal latihan dan tes


9.
formatif dalam LKPD menarik
62

Pilihan Jawaban
No Pertanyaan TM KM M SM Keterangan
(1) (2) (3) (4)
untuk dikerjakan?

Apakah format keseluruhan LKPD


10. membuat LKPD menarik dipelajari?

B. Kemudahan Penggunaan
Apakah cakupan isi LKPD
1. mempermudah Anda menggunakan
bahan ajar?

Apakah kejelasan isi LKPD


2. mempermudah Anda menggunakan
bahan ajar?

Apakah alur penyajian LKPD


3. mempermudah Anda menggunakan
bahan ajar?

Apakah bahasa yang digunakan


dalam LKPD dapat dipahami secara
4. jelas sehingga mempermudah Anda
menggunakan bahan ajar?

Apakah kejelasan pemaparan materi


5. LKPD mempermudah Anda
menggunakan bahan ajar?

Apakah petunjuk/perintah/panduan
dalam LKPD dapat dipahami
6. maksudnya secara jelas sehingga
mempermudah Anda menggunakan
bahan ajar?

Apakah pertanyaan-pertanyaan
dalam LKPD dapat Anda pahami
7. maksudnya secara jelas sehingga
mempermudah penggunaan bahan
ajar?

C. Kemanfaatan LKPD Pembelajaran


Apakah LKPD membantu Anda
1. meningkatkan minat mempelajari
materi?
Apakah LKPD membantu Anda
2. mempelajari materi secara lebih
mudah?
63

Pilihan Jawaban
No Pertanyaan TM KM M SM Keterangan
(1) (2) (3) (4)
Apakah evaluasi (soal latihan dan
ulangan harian) yang ada membantu
3.
Anda mengetahui kemampuan
konsep yang Anda kuasai?

3.3.3 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini dikelompokkan berdasarkan tiga tahap pokok

penelitian. Tiga tahap pokok tersebut, yaitu subjek penelitian pada tahap studi

pendahuluan, tahap pengembangan, dan tahap implementasi. Adapun dalam tahap

pendahuluan dilakukan di tiga sekolah, yaitu MTs Masyariqul Anwar, SMP

Yamama Bandar Lampung, dan MTs Hidayatul Islamiyah Bandar Lampung guna

memperoleh informasi awal tentang kebutuhan bahan ajar, kondisi pembelajaran

dan penggunaan bahan ajar, dan kelayakan dilakukannya pengembangan bahan

ajar. Setelah itu, uji kelompok kecil dilakukan di MTs Masyariqul Anwar. Adapun

uji kelompok besar dilaksanakan di MTs Masyariqul Anwar, SMP Yamama

Bandar Lampung dan MTs Hidayatul Islamiyah Bandar Lampung.

3.3.4 Analisis Data Penelitian

Kegiatan analisis data dalam penelitian ini dipilih menjadi dua, yakni (a) analisis

data dari praktisi dan ahli/pakar, dan (b) analisis data saat uji coba produk.

a. Analisis Data dari Teman Sejawat dan Praktisi Ahli

Kegiatan analisis data dari hasil angket dilakukan dengan mencari rata-rata skor

skala likert berdasarkan tiap-tiap aspek atau domain. Simpulan dari analisis

tersebut dimanfaatkan untuk melakukan revisi terhadap bahan ajar yang


64

dikembangkan. Penilaian kuesioner dilakukan dengan kriteria 1 = tidak

relevan/tidak sesuai, 2 = kurang relevan/kurang layak, 3 = relevan/layak, 4 =

sangat relevan/sangat layak. Hasil rata-rata penilaian angket tersebut kemudian

dihitung berdasarkan rumus

b. Analisis Data dari Hasil Uji Coba Produk

Data kualitatif diperoleh dari sebaran angket untuk mengetahui kelayakan

penggunaan LKPD menulis berita kegiatan ekstrakurikuler dengan model Project

Based Learning yang digunakan guru dalam menyampaikan materi untuk siswa

kelas VIII SMP/MTs. Data kemudahan, kemenarikan, dan kemanfaatan LKPD

sebagai bahan belajar diperoleh dari uji coba terbatas kepada siswa sebagai

pengguna. Angket respons terhadap penggunaan produk memiliki empat pilihan

jawaban sesuai konten pertanyaan. Tiap-tiap pilihan jawaban memiliki skor

berbeda yang mengartikan tingkat kesesuaian produk bagi pengguna. Skor

penilaian ini dapat dilihat dalam tabel 3.6.

Hasil penilaian angket tersebut kemudian dihitung berdasarkan rumus:


65

Nilai yang didapat kemudian dikonversikan dalam kelompok kategori penilaian,

seperti tersaji dalam tabel 3.6 berikut.

Tabel 3.6 Penilaian Kelayakan Pengembangan LKPD

Rentang Skor Kriteria


0% - 20% Sangat Kurang Layak
21% - 40% Kurang Layak
41% - 60% Cukup Layak
61% - 80% Layak
81% - 100% Sangat Layak
(Sumber: Riduwan & Sunarto, 2009: 23)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian Pengembangan LKPD Menulis Berita kegiatan

ekstrakurikuler dengan Model Project Based Learning yang telah diuraikan, dapat

disimpulkan sebagai berikut.

1. Proses pengembangan bahan ajar berupa lembar kegiatan peserta didik Menulis

Berita kegiatan ekstrakurikuler dengan Model Project Based Learning

dilakukan dengan tujuh tahap (1) menemukan potensi dan masalah mengenai

pentingnya pengembangan bahan ajar berupa lembar kegiatan peserta didik KD

Menulis Berita, (2) mengumpulkan data berupa analisis kurikulum dan

mengkaji refrensi yang berkaitan dengan pengembangan bahan ajar berupa

lembar kegiatan peserta didik, (3) mendesain produk dengan menentukan

materi yang dikembangan dan menyusun bagian LKPD, seperti sampul, daftar

isi, kata pengantar, pendahuluan, pendalaman materi, glosarium, dan daftar

pustaka, (4) memvalidasi produk kepada ahli materi, media, praktisi, (5)

perbaikan produk, (6) menguji coba produk, dan (7) revisi. Produk akhir dari

penelitian dan pengembangan ini adalah bahan ajar cetak berukuran B5 dan

digunakan untuk siswa pada pembelajaran semester I. Di dalam produk ini

memuat materi dan soal evaluasi yang bertujuan membantu siswa dalam

memahami materi menulis berita.


101

2. Uji kelayakan bahan ajar LKPD Menulis Berita Kegiatan Ekstrakurikuler

dengan Model Project Based Learning yang telah dilakukan pada ahli materi,

ahli media, ahli praktisi, dan tiga guru bahasa Indonesia mendapat kriteria

sangat layak. Adapun nilai kelayakan yang diperoleh adalah sebagai berikut.

a. Ahli materi memberikan nilai kelayakan dengan skor persentase 86,7%

dengan kategori sangat layak. Menurut ahli materi LKPD Menulis Berita

Kegiatan Ekstrakurikuler dengan Model Project Based Learning sangat

layak digunakan untuk pembelajaran menulis berita kelas VIII setelah

direvisi sesuai dengan saran.

b. Ahli media memberikan skor persentase 89,8% dengan kategori kelayakan

sangat layak. Berdasarkan skor tersebut ahli media menyatakan bahwa

LKPD Menulis Berita Kegiatan Ekstrakurikuler dengan Model Project

Based Learning layak diujicobakan setelah direvisi sesuai dengan saran.

c. Ahli praktisi memberikan skor persentase kelayakan 83,9% dengan

kategori sangat layak. Berdasarkan skor tersebut ahli praktisi menyatakan

bahwa LKPD Menulis Berita Kegiatan Ekstrakurikuler dengan Model

Project Based Learning layak diujicobakan setelah direvisi sesuai dengan

saran.

d. Ahli evaluasi memberikan skor persentase kelayakan 88,5% dengan

kategori sangat layak. Berdasarkan skor tersebut ahli evaluasi menyatakan

bahwa LKPD Menulis Berita Kegiatan Ekstrakurikuler dengan Model

Project Based Learning layak diujicobakan setelah direvisi sesuai dengan

saran.
102

e. Tiga guru bahasa Indonesia memberikan skor persentase sebanyak 86,5%,

89,6%, 92,9%. Berdasarkan skor persentase tersebut dapat disimpulkan

bahwa LKPD Menulis Berita Kegiatan Ekstrakurikuler dengan Model

Project Based Learning layak digunakan dalam pembelajaran menulis

berita kelas VIII SMP/MTs sesuai dengan revisi.

5.2 Saran

Adapun saran dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Hendaknya dalam pembelajaran menulis teks berita, guru tidak hanya

menggunakan satu sumber belajar, tetapi bisa menggunakan LKPD

menulis berita kegiatan ekstrakurikuler dengan model Project Based

Learning yang telah dikembangkan oleh peneliti guna membantu peserta

didik untuk lebih memahami konsep pembelajaran dan menggali ide-ide

penulisan dalam menulis berita.

2. Sebaiknya dalam pembelajaran menulis teks berita, siswa tidak hanya

menggunakan satu sumber belajar tetapi bisa menggunakan bahan ajar

yang telah dikembangkan oleh peneliti sebagai pendamping buku teks agar

memudahkan dan membantu siswa dalam mempelajari materi menulis

berita.

3. Bagi peneliti lain yang akan mengadakan penelitian sejenis, dapat

menggunakan LKPD yang telah dikembangkan sebagai referensi guna

menambah wawasan bagi peneliti tentang LKPD menulis berita kegiatan

ekstrakurikuler dengan model Project Based Learning pada mata pelajaran

Bahasa Indonesia khususnya menulis berita.


DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum


2013. Bandung: PT Refika Aditama

Borg and Gall. 2003. Educational Research An Introduction. New York:


Longman.

Chaer, Abdul. 2010. Bahasa Jurnalistik. Jakarta: Rineka Cipta.

Dalman. 2012. Keterampilan Menulis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Daryanto & Dwicahyono, Aris. 2014. Pengembangan Perangkat Pembelajaran


(Silabus, RPP, Bahan Ajar). Yogyakarta: Gava Media

Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: PT


Gramedia Pustaka

Dipl, Hosnan M. 2014.Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran


Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.

http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/BINDO/article/view/10853 (Diakses pada


1 Agustus 2017, 20: 55 WIB).

http://eprints.uny.ac.id/7710/3/bab%202%20-07501241011.pdf (Diakses pada 12


november, 21: 46 WIB)

Kemendikbud Republik Indonesia. 2017. Buku Guru Bahasa Indonesia. Jakarta:


PT Gramedia.

Madjid, Abdul. 2013. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya

Permendikbud No.39 tentang Pembinaan Kesiswaan. Jakarta: Kementerian


Pendidikan dan Kebudayaan. http://eprints.uny.ac.id/7710/3/bab%202%20-
07501241011.pdf (Diakses pada 12 november, 21: 46 WIB)

Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif,


Jogjakarta: Diva Press

Rohaeti. 2008. Desain pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013.


Jakarta: Bumi Aksara.
Rohman, Muhammad & Amri, Sofan. 2013. Strategi & Desain Pengembangan
Sistem Pembelajaran. Surabaya: CV Wacana Prima

Rohmanto, Dwi. 2011. Teknik Menulis Kebahasaan & Kesusastraan Indonesia.


Bandar Lampung: STKIP-PGRI Bandar Lampung.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian & Pengembang Research and Development.


Bandung: Alfabeta

Suhandang, Kustadi. 2010. Pengantar Jurnalistik Seputar Organisasi, Produk, &


Kode Etik. Bandung: NUANSA

Tarigan, Guntur Henry. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.


Bandung: Angkasa.

Wibowo, Yuyun Ari & Andriyani, Fitria Dwi. 2015. Pengembangan


Ekstrakurikuler Olahraga Sekolah. Yogyakarta: UNY Press

Yaumi. 2013. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo

Anda mungkin juga menyukai