(Tesis)
Oleh
HERDIYANTO
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
PENGEMBANGAN LKPD MENULIS BERITA KEGIATAN
EKSTRAKURIKULER DENGAN MODEL PROJECT BASED LEARNING
UNTUK SISWA SMP/MTs KELAS VIII
Oleh
Herdiyanto
ABSTRAK
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) telah berhasil dikembangkan produk
bahan ajar berupa LKPD menulis berita kegiatan ekstrakurikuler dengan model
Project Based Learning untuk siswa SMP/MTs kelas VIII, (2) hasil penelitian
kelayakan bahan ajar secara keseluruhan dinyatakan “Sangat Layak” oleh ahli
materi sebesar 86,7%, ahli media sebesar 89,8%, ahli praktisi sebesar 83,9%
persen dan ahli evaluasi 88,5%. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
produk LKPD layak digunakan dalam pembelajaran menulis berita untuk siswa
SMP/MTs kelas VIII.
By
Herdiyanto
ABSTRACT
The problem presented in this study is the development of LKPD writing news on
extracurricular activities with the Project Based Learning model for class VIII
SMP / MTs students. Based on these problems, this study aims to produce
products in the form of LKPD writing news on extracurricular activities with the
Project Based Learning model and describing its feasibility for use in learning in
class VIII.
The method used in this study is development according to Borg and Gall, by
adapting seven of the ten steps that are tailored to the needs of the study. This
research was carried out through observation, interviews, and questionnaires at
three schools in Bandar Lampung which included MTs Masyariqul Anwar Bandar
Lampung, Yamama Bandar Lampung Middle School, and Hidayatul Islamiyah
Bandar Lampung MTs in the 2018/2019 academic year. Validation of product
design is carried out by relevant experts / experts and peer evaluations, then tested
to the students of the school.
The results of this study indicate that (1) teaching material products have been
successfully developed in the form of LKPD writing news on extracurricular
activities with Project Based Learning models for class VIII Middle / MTs
students, (2) the results of the overall feasibility study materials are declared
"Very Worthy" material amounted to 86.7%, media experts amounted to 89.8%,
expert practitioners were 83.9% percent and expert evaluations were 88.5%. The
results of the study indicate that LKPD products are suitable for use in news
writing learning for class VIII SMP / MTs students.
Oleh
Herdiyanto
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
MAGISTER PENDIDIKAN
Pada
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Bahasa dan Sastra Indonesia selesai tahun 2015. Pada tahun 2016 penulis
“Keridhoan Allah itu di dalam keridhoan orang tua dan kemarahan Allah
(HR. Al-Tirmidzi)
(Q.S.Al-Mujadilah : 11)
PERSEMBAHAN
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat,
nikmat, dan hidayah kepada hamba-Nya. Salam dan shalawat semoga selalu
mengarungi kehidupan.
3. Seluruh sahabat dan teman yang telah membantuku baik moral maupun
spiritual.
kepribadianku.
SANWACANA
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan petunjuk iman dan
Model Project Based Learning untuk siswa SMP/MTs kelas VIII”. Tesis ini
merupakan salah satu syarat menempuh gelar Magister Pendidikan pada Program
Lampung. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan tesis ini tidak lepas
dari bantuan, arahan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
1. Prof. Dr.Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P. selaku Rektor Universitas Lampung;
Universitas Lampung;
3. Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
4. Dr. Edi Suyanto, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Magister Pendidikan
5. Dr. Iing Sunarti, M.Pd. selaku pembimbing I yang dengan sabar selalu
memotivasi dan memberi arahan juga kritik untuk penyelesaian tesis ini;
8. Dr. Siti Samhati, M.Pd. selaku dosen penguji II yang telah memberikan
bimbingan, arahan, dan motivasi serta kritik dalam penyelesaian tesis ini.
9. Dr. Muhammad Fuad, M.Hum. selaku validator untuk bahan ajar dari
10. Dr. Herpratiwi, M.Pd. selaku validator untuk bahan ajar dari unsur media
pembelajaran;
11. Ria Anita, M.Pd., selaku validator untuk bahan ajar dari unsur praktisi;
12. Ibu Khairunnisa, S.Pd. Guru Bahasa Indonesia kelas VIII MTs Masyariqul
Anwar Bandar Lampung, Ibu Misniati, S.Pd. Guru Bahasa Indonesia SMP
13. Parlina, S.Pd. selaku Kepala Madrasah MTs Masyariqul Anwar Bandar
14. Saternen Dewi, S.Pd. selaku Kepala SMP Yamama Bandar Lampung yang
kepada penulis;
17. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam kelancaran penyusunan
tesis ini.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa tesis ini belum sempurna. Untuk itu, kritik
dan saran pembaca sangat penulis harapkan. Semoga tesis ini bermanfaat dan
Bandarlampung, 2018
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
ABSTRAK .............................................................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP................................................................................. iv
MOTO...................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ................................................................................... vi
SANWACANA ........................................................................................ vii
DAFTAR ISI ........................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... xi
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................... 9
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 9
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 9
1.5 Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Kisi-kisi Angket Wawancara Guru ......................................................... 56
Tabel 2 Kisi-kisi Angket Wawancara Siswa........................................................ 57
Tabel 3 Instrumen Evaluatif Formatif LKPD Menulis Berita ............................. 58
Tabel 4 Instrumen Penilaian Teman Sejawat/Praktisi. ........................................ 59
Tabel 5 Instrumen Uji Coba LKPD kepada Siswa. ............................................. 61
Tabel 6 Penilaian Kelayakan Pengembangan LKPD........................................... 64
Tabel 7 Konversi Penilaian Pengembangan LKPD. ............................................ 65
Tabel 8 Validasi Ahli Materi ............................................................................... 72
Tabel 9 Validasi Ahli Media ................................................................................ 73
Tabel 10 Validasi Ahli Praktisi ............................................................................ 73
Tabel 11 Penilaian Kelayakan LKPD dari Guru Bahasa Indonesia..................... 87
Tabel 12 Penilaian siswa terhadap Kelayakan LKPD.......................................... 92
BAB 1
PENDAHULUAN
Bahan ajar merupakan salah satu alat dan teks yang digunakan guru dalam
seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak
Selain itu, penyediaan bahan ajar juga disesuaikan dengan tuntutan kurikulum
dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai
dengan karakteristik dan lingkungan sosial peserta didik. Bentuk bahan ajar dapat
dikelompokkan menjadi beberapa jenis, salah satunya adalah bahan ajar cetak.
Salah satu bentuk bahan cetak adalah lembar kegiatan peserta didik.
Lembar kegiatan peserta didik adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus
lembar kegiatan yang jelas kompetensi yang akan dicapai (Majid, 2013: 176). Saat
ini, bahan ajar masih jarang diperoleh dan digunakan guru di sekolah yaitu
khususnya di SMP. Oleh sebab itu, guru sangat berperan penting dalam menyusun
bahan ajar sehingga tercipta suatu kondisi yang memungkinkan siswa belajar
2
pembelajaran yang baik harus sesuai dengan karakteristik dan lingkungan peserta
didik, salah satu yang berkaitan dengan lingkungan peserta didik adalah
hari-hari besar dan kegiatan perlombaan yang diadakan sekolah maupun kegiatan
berpikir siswa adalah dengan cara menulis berita. Berita merupakan informasi
lisan maupun tulis mengenai suatu peristiwa yang terjadi di dunia nyata yang
mencakup seluruh aspek kehidupan baik itu pendidikan, budaya, keuangan, sosial
dengan baik.
berita merupakan salah satu kompetensi yang sangat penting. Hal ini terkait
dengan fakta bahwa kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari informasi.
Selain itu, menulis teks berita bisa memberikan gambaran kepada siswa tentang
sehari–hari bagi siswa. Materi pembelajaran menulis berita untuk tingkat SMP
terdapat di kelas VIII pada kompetensi dasar (KD) 4.2. Menyajikan data dan
informasi dalam bentuk berita secara lisan dan tulis dengan memperhatikan
3
struktur, kebahasaan, atau aspek lisan (lafal, intonasi, mimik, dan kinesik).
Menulis isi berita merupakan suatu upaya menyampaikan kabar atau sebuah
informasi mengenai suatu hal atau kejadian dalam bentuk tertulis. Pembelajaran
sekolah.
materi berita, menyatakan bahwa hasil belajar pada materi berita tidak maksimal.
Alasan tidak maksimalnya hasil belajar pada materi berita, meliputi (1) siswa
dibacakan oleh guru, ataupun membacanya melalui media cetak (verbalisasi), (3)
Media dan bahan ajar yang digunakan hanya terbatas pada buku pegangan guru
guru pada umumnya hanya menerangkan hal-hal yang berkenaan dengan materi
menulis saja, seharusnya guru tidak hanya memahami bahan materi yang akan
pembelajaran seperti itu banyak siswa yang semakin pasif dan cenderung merasa
mengembangkan sebuah bahan ajar berupa LKPD yang sesuai dengan lingkungan
macam model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam kegiatan menulis teks
berita di antaranya adalah model pembelajaran berbasis proyek atau Project Based
Learning.
Model pembelajaran berbasis proyek merupakan salah satu model yang potensial
sebagai tujuannya. Selain itu, Mac Donel (dalam Abidin, 2014: 169) menjelaskan
bahwa pembelajaran berbasis proyek atau biasa disebut Project Based Learning
kenyamanan dan minat belajarnya. Adapun Thomas (dalam Hosnan, 2014: 319)
Buck Institute for Education (Hosnan, 2014: 321) bahwa 1) Siswa dapat
tantangan yang tidak memiliki satu jawaban pasti, 3) Siswa ikut merancang proses
yang akan ditempuh dalam mencari solusi, 4) Siswa didorong untuk berpikir
merenungi apa yang telah mereka lakukan, baik proses maupun hasilnya.
Menulis teks berita dengan menggunakan Project Based Learning atau berbasis
untuk mengembangkan rasa percaya diri dan menajemen diri para siswa. Selain
siswa dituntut untuk kreatif menghasilkan produk berita, secara tidak langsung
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam sekolah yang
berfungsi untuk mewadahi dan mengembangkan potensi, minat dan bakat siswa.
peserta didik sesuai kebutuhan, potensi, bakat, dan minat melalui kegiatan yang
secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang
Alasan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk menambah bahan ajar di
sekolah khususnya pada materi menulis berita yang memang kurang memadai,
sesuai dengan studi pendahuluan yang telah peneliti lakukan di MTs Masyariqul
Anwar, SMP Yamama Bandar Lampung dan MTs Hidayatul Islamiyah Bandar
menentukan topik pembahasan yang ingin dijadikan tulisan. Karena itu dalam
LKPD ini penulis padukan dengan lingkungan peserta didik, seperti mengamati
topik pembahasan yang akan dijadikan berita. Selain itu LKPD ini juga
Learning, dengan model pembelajaran ini maka akan menambah kemandirian dan
kreativitas siswa dalam hal menulis berita dengan langkah-langkah yang terdapat
lingkungan sekolah.
sudah pernah dilakukan oleh Dede Atikah dengan judul penelitian Pengembangan
Menulis Teks Berita pada Siswa kelas VIII yang menyatakan bahwa dengan
7
Selain itu, penelitian lain juga pernah dilakukan oleh Yuniati dengan judul
Kelas VIII (Studi Pemanfaatan Media VCD). Hasil penelitian pemanfaatan media
pengembangan untuk aspek berita, hanya saja penelitian Yuniati mengarah pada
disebabkan terbatasnya koleksi bahan ajar di sekolah, baik yang sifatnya koleksi
yang sudah dimiliki sekolah atau guru misalnya komputer/laptop dan LCD. Kalau
8
media ini dimanfaatkan secara maksimal maka setiap guru dapat memanfaatkan
membuat siswa lebih tertarik mengikuti pembelajaran. Oleh sebab itu, guru sangat
berperan penting dalam menyusun bahan ajar sehingga tercipta suatu kondisi yang
Terkait dengan hal tersebut, salah satu upaya untuk menumbuhkan minat siswa
bahan ajar. Bahan ajar yang dikembangkan harus mampu memenuhi kebutuhan
siswa terhadap teori dan praktik menulis berita. Bahan ajar yang akan
dikembangkan ini merupakan bahan ajar yang dikemas dalam bentuk LKPD
(Lembar Kegiatan Peserta Didik). Melalui bahan ajar yang dikembangkan, maka
diharapkan agar siswa makin tertarik pada berita dan termotivasi untuk kreatif
menulis berita. Pada penelitian ini, peneliti akan mengembangkan bahan ajar
Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
dengan model Project Based Learning untuk siswa SMP/MTs kelas VIII?
kelas VIII ?
kelas VIII
dengan model Project Based Learning untuk siswa SMP/MTs kelas VIII
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoretis maupun
a. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan konsep atau teori yang
Didik menulis teks berita dengan model pembelajaran Project Based Learning.
b. Manfaat Praktis
yaitu bagi peserta didik, bagi guru, dan bagi sekolah. Secara terinci diuraikan
sebagai berikut. (1) Bagi peserta didik, hasil penelitian pengembangan ini dapat
menjadi sumber belajar yang menarik bagi siswa dan dapat digunakan baik
pembelajaran menulis teks, khususnya teks berita. (3) Bagi sekolah, hasil
1. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VIII MTs Masyariqul Anwar
kelas VIII
untuk mengajarkan materi dan juga sebagai sumber belajar siswa. Teori bahan
Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis
untuk belajar (Daryanto dan Dwicahyono, 2014: 171). Guru harus memiliki atau
Bahan ajar adalah materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan, sikap, dan
(SKL), Standar Kompetensi (SK), dan Kompetensi Dasar (KD) pada standar isi
yang harus dipelajari oleh siswa dalam rangka mencapai kompetensi yang telah
Bahan ajar berkedudukan sebagai alat atau sarana untuk mencapai standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Oleh karena itu, penyusunan bahan ajar
hendaklah berpedoman pada standar Kopetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
atau tujuan dalam pembelajaran umum (goal) dan tujuan pembelajaran khusus
(objectives). Bahan ajar yang tidak berpedoman dengan SK dan KD atau tujuan
didik.
Bahan ajar juga merupakan wujud pelayanan satuan pendidikan terhadap peserta
didik. Pelayanan individu peserta didik dapat tercipta dengan baik melalui bahan
ajar yang memang dikembangkan secara khusus. Peserta didik hanya berhadapan
dengan bahan ajar yang terdokumentasi secara apik melalui informasi yang
didik lain yang memiliki kelambanan belajar dapat mempelajari secara berulang-
ulang. Di sini peranan bahan ajar menjadi lebih fleksibel karena menyediakan
kesempatan belajar menurut cara masing-masing peserta didik. Oleh karena itu,
terjadi dengan baik melalui bahan ajar. Jadi, pentingnya bahan ajar mencakup tiga
elemen penting (1) sebagai representasi sajian guru, dosen, atau instruktur, (2)
Bahan ajar terdiri atas beberapa jenis, salah satunya bahan ajar yang berbentuk
Bahan ajar memiliki fungsi penting bagi pembelajaran (Depdiknas, 2008: 7).
1. Pedoman bagi guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses
2. Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses
dipelajari/dikuasai.
Sebuah bahan ajar juga memiliki karakteristik khusus. Jika karakteristik ini
diikuti, apa yang diajarkan akan menjadi masukan yang bermakna. Beberapa
1. Mencerminkan satu sudut pandang yang modern atas mata pelajaran dan
penyajian.
2014: 267)
Menurut Daryanto dan Dwicahyono (2014: 173) bahan ajar memiliki jenis-jenis
sebagai berikut.
1. Bahan ajar pandang (visual) terdiri atas bahan cetak (printed) antara lain
handout, buku, modul, lembar kerja peserta didik, brosur, leaflet, wallchart,
foto atau gambar. Non cetak (non printed) antara lain model atau maket.
2. Bahan ajar dengar (audio) antara lain kaset, radio, piringan hitam, dan
3. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) antara lain video compact disk, dan
film.
pembelajaran interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based learning
materials).
16
langkah teknis pengembangan bahan ajar yakni (1) analisis terhadap KI-KD, (2)
analisis sumber belajar, dan (3) penentuan jenis bahan ajar. Analisis KI-KD
Hasil ini akan dapat diketahui berapa banyak bahan ajar yang harus disiapkan
dalam satu semester tertentu dan jenis bahan ajar mana yang dipilih. Sumber
belajar yang akan digunakan sebagai penyusunan bahan ajar perlu dilakukan
untuk memenuhi salah satu kriteria bahwa bahan ajar harus menarik, dapat
Selain memiliki tujuan dalam penyusunannya, bahan ajar juga memiliki sejumlah
manfaat, baik manfaat bagi guru maupun bagi peserta didik. Berikut
penjabarannya.
(1) Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan
(2) Tidak lagi bergantung kepada buku teks yang terkadang sulit diperoleh.
bahan ajar.
peserta didik karena peserta didik akan merasa lebih percaya kepada gurunya.
(6) Menambah angka kredit DUPAK (Daftar Usulan Pengusulan Angka Kredit)
dikuasainya.
18
1. Mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari yang kongkret untuk
didik.
4. Motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
belajar.
5. Mencapai tujuan ibarat naik tangga, setahap demi setahap, akhirnya akan
6. Mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong peserta didik untuk terus
mencapai tujuan.
Berkaitan dengan pembahasan di atas, pada dasarnya bahan ajar yang akan
ajar hendaknya merupakan bahan ajar yang dekat dengan peserta didik sehingga ia
telah memiliki skemata tentang isi bahan ajar tersebut. Menurut Abidin (2014:
273) bahan ajar bukan merupakan bacaan yang isinya sama sekali belum
diketahui peserta didik melainkan harus berasal dari kehidupan peserta didik
sehari-hari. Selanjutnya, bahan ajar pun harus terukur tingkat kesulitannya. Hal ini
Lembar Kegiatan Peserta Didik adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus
dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk dan
lembar kerja yang harus dikerjakan oleh peserta didik atau siswa. Menurut
Prastowo (2012: 204) LKPD merupakan suatu bahan ajar cetak yang berupa
dilaksanakan oleh peserta didik. Dalam hal ini tugas-tugas tersebut sudah
jelas dan sesuai dengan materi yang diajarkan sehingga kompetensi dasar dan
Menurut Prastowo (2012: 205) dalam menyiapkan LKPD, ada beberapa syarat
yang mesti dipenuhi oleh pendidik. Pendidik harus cermat, serta memiliki
20
pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk bisa membuat LKPD yang
bagus. Sebuah LKPD harus memenuhi kriteria yang berkaitan dengan tercapai
atau tidaknya sebuah kompetensi dasar yang harus dikuasi dan dipahami oleh
peserta didik.
diberikan.
3) Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih, serta
Selain sebagai media pembelajaran LKPD juga mempunyai fungsi lain sebagai
berikut.
3) Dapat untuk mengetahui seberapa jauh materi yang telah dikuasai oleh peserta
didik.
5) Membantu peserta didik dapat lebih aktif dalam proses belajar mengajar.
21
6) Dapat membantu meningkatkan minat peserta didik jika LKPD disusun secara
rapi, sistematis mudah dipahami oleh peserta didik sehingga menarik perhatian
peserta didik.
Dalam sebuah pembelajaran LKPD memiliki peranan yang sangat penting, karena
pemberian tugas-tugas kepada peserta didik. LKPD yang disusun harus memenuhi
syarat teknik, Hendro Darmodjo dan Jenny R.E. Kaligis (Rohaeti 2008: 3).
1) Syarat-syarat Dikdatik
sebagai berikut.
c. Memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan peserta didik.
2) Syarat-syarat Konstruksi
3) Syarat-syarat Teknik
a. Tulisan
1. Gunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf latin atau romawi.
2. Gunakan huruf tebal yang agak besar untuk topic, bukan huruf biasa yang
3. Gunakan kalimat pendek, tidak boleh lebih dari satu kata dalam satu baris.
didik.
6. Gunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf latin atau romawi.
7. Gunakan huruf tebal yang agak besar untuk topic, bukan huruf biasa yang
8. Gunakan kalimat pendek, tidak boleh lebih dari satu kata dalam satu baris.
didik.
b. Gambar
Gambar yang baik dalam LKPD adalah gambar yang dapat menyampaikan isi dari
materi pelajaran yang disampaiakan atau sedang dipelajari. Agar peserta didik
c. Penampilan
Penampilan LKPD harus menarik karena anak akan melihat LKPD dan lebih
berikut.
1) Judul kegiatan, tema, sub tema, kelas, dan semester, berisi topik kegiatan
sesui dengan KD dan identitas kelas. Untuk LKPD dengan pendekatan inkuiri
3) Alat dan bahan, jika kegiatan belajar memerlukan alat dan bahan, maka
4) Prosedur kerja, berisi petunjuk kerja untuk peserta didik yang berfungsi
5) Tabel data, berisi tabel di mana peserta didik dapat mencatat hasil
bisa diganti dengan tabel/kotak kosong yang dapat digunakan peserta didik
LKPD merupakan hal penting yang menunjang pembelajaran, maka dari itu
penyusunan LKPD harus dilakukan secara baik dan LKPD yang disusun harus
dan kaidah penyusunan LKPD yang baik. Menurut Prastowo (2012: 212) langkah-
memerlukan bahan ajar LKPD. Materi yang digunakan ditentukan dengan cara
yang diajarkan.
Peta kebutuhan LKPD sangat diperlukan untuk mengetahui jumlah LKPD yang
harus ditulis serta melihat sekuensi atau urutan LKPD-nya. Menyusun peta
kebutuhan diambil dari hasil analisis kurikulum dan kebutuhan yang diperlukan
dalam pembelajaran sesuai dengan hasil analisis. Hal-hal yang biasa dianalisis
menjadi sebuah judul LKPD. Jika kompetensi dasar tersebut tidak terlalu
besar.
4) Penulisan LKPD
LKPD yang baik harus memiliki alat penilaian untuk menilai semua yang
sudah dilakukan. Penilain dilakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja
peserta didik. Alat penilaian dapat berupa soal pilihan ganda dan soal essai.
Penilaian yang dilakukan didasarkan pada kompetensi peserta didik, maka alat
c. Menyusun materi
Materi dalam LKPD harus sesuai dengan kompetensi dasar yang akan dicapai.
Ketika menyusun materi untuk LKPD ada beberapa hal yang harus
umum mengenai ruang lingkup materi yang akan dipelajari. Materi dalam
LKPD dapat diambil dari berbagai sumber seperti, buku, majalah, jurnal,
tuliskan secara jelas guna mengurangi hal-hal yang seharusnya dapat dilakukan
LKPD. Kita terlebih dahulu harus memahami segala sesuatu yang akan kita
harus sesuai apabila salah satu komponen penyusun LKPD tidak sesuai maka
2.4 Menulis
(informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis
sebagai alat atau medianya. Aktivitas menulis melibatkan beberapa unsur, yaitu:
penulis sebagai penyampaian pesan, isi tulisan, saluran atau media, dan pembaca.
Menulis juga dapat diartikan sebagai kegiatan merangkai huruf menjadi kalimat
atau kalimat untuk disampaikan kepada orang lain, sehingga orang lain dapat
memahaminya. Dalam hal ini, dapat terjadinya komunikasi antar penulis dan
pembaca dengan baik. Menurut Suparno dan Yunus (dalam Dalman, 2011: 4)
secara tatap muka dengan orang lain. Dari definisi Tarigan tersebut, jelaslah
bahwa tulisan dapat membantu menjelaskan maksud dan pikiran seseorang secara
tidak langsung. Setiap penulis mempunyai pikiran atau gagasan yang ingin
atau pikiran itu penulis menerjemahkan gagasan atau ide–idenya ke dalam sandi
tulis.
28
Menulis tidak ubahnya dengan melukis. Penulis memiliki banyak gagasan dalam
diikutinya, tetapi wujud yang akan dihasilkan itu sangat bergantung pada
ide-ide bagus di benaknya sebagai hasil dari pengamatan, penilaian, diskusi, atau
membaca. Akan tetapi, begitu ide tersebut dilaporkan secara tertulis, laporan
terasa amat kering, kurang menggigit, dan membosankan. Fokus tulisannya tidak
jelas, gaya bahasa yang digunakan monoton, pilihan katanya (diksi) kurang tepat
dan tidak mengena sasaran serta variasi kata dan kalimatnya kering.
proses yang berdasarkan pokok-pokok pikiran ataupun ide-ide bagus yang ada di
dituangkan ke dalam sandi tulis/tulisan agar mudah dapat dipahami pembaca atau
orang lain.
Sebagai proses kreatif yang berlangsung secara kognitif, dalam komunikasi tulis
terdapat empat unsur yang terlibat (1) Penulis sebagai penyampai pesan, (2) Pesan
atau isi tulisan, (3) Saluran atau media berupa tulisan, dan (4) Pembaca sebagai
penerima pesan.
Menulis memiliki banyak manfaat yang dapat dipetik dalam kehidupan ini,
kenyataannya, pengungkapan suatu tujuan dalam sebuah tulisan tidak dapat secara
tetapi, biasanya dapat diusahakan ada satu tujuan yang dominan dalam sebuah
Sehubungan dengan tujuan penulisan, Hugo Hartig (dalam Tarigan, 2008: 25)
merangkumnya sebagai berikut. (1) tujuan penugasan, (2) tujuan altruistic, (3)
2.5 Berita
Untuk lebih memahami berita, berikut ini akan diuraikan 1) pengertian berita,
Istilah Inggris untuk maksud berita adalah news yang berasal dari kata new (baru)
dengan konotasi kepada hal-hal yang baru. Dalam hal ini segala yang baru
merupakan bahan informasi bagi semua orang yang memerlukannya, dengan kata
lain, semua hal yang baru merupakan bahan informasi yang dapat disampaikan
kepada orang lain dalam bentuk berita. Oleh karena itu Hornby (dalam
30
Suhandang, 2010: 103) menjelaskan news/berita sebagai laporan tentang apa yang
Secara etimologis istilah berita dalam bahasa Indonesia mendekati istilah “bericht
(en)” dalam bahasa Belanda. Besar kemungkinan kedua istilah itu berketurunan
mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat. Juga, berita disamakan maknanya
dengan kabar dan informasi (resmi), yang berarti penerangan, keterangan, atau
pemberitahuan.
Dari uraian tadi kiranya dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
berita/news itu tiada lain adalah laporan atau pemberitahuan tentang segala
peristiwa aktual yang menarik perhatian banyak orang. Peristiwa yang melibatkan
fakta dan data yang ada di alam semesta ini, yang terjadinya pun aktual dalam arti
“baru saja”atau hangat dibicarakan banyak orang. Adapun cara melaporkan atau
Setiap berita, baik yang bersifat langsung, berita ringan, maupun berita kisah
berita itu harus mengungkap unsur 5-W dan 1-H (Chaer, 2010: 17). Apa
31
maksudnya? 5-W adalah what apa yang terjadi, who siapa yang terlibat dalam
kejadian, why mengapa kejadian itu timbul, where di mana tempat kejadian itu,
when kapan terjadinya, dan how bagaimana kejadiannya. Setiap berita harus
What atau apa yang terjadi menyatakan nama suatu kejadian atau peristiwa.
Faktor utama sebuah berita adalah peristiwa atau keadaan. Misalnya, peristiwa
Misalnya: Kecelakaan antara bus dan truk menewaskan satu orang penumpang
bus.
Where atau tempat kejadian atau dalam istilah kriminal disebut TKP (Tempat
When atau waktu sebuah peristiwa atau keadaan terjadi biasanya ditandai dengan
kata pagi, siang, sore, malam, atau bahkan kemarin. Agar lebih detail bisa
Who atau tokoh yang menjadi pemeran utama dalam berita. Tokoh dalam berita
adalah orang yang paling tahu dan berperan penting dalam sebuah petistiwa.
Misalnya: Pengemudi bus adalah Sardi (45) warga desa Sambiroto kecamatan
Why atau pertanyaan yang menguak mengapa peristiwa itu bisa terjadi.
penyebab ini bisa diketahui banyak hal yang belum terungkap dibalik peristiwa
sedang mabuk saat mengemudikan bus. Kejadian itu menyebabkan 18 orang luka
berat dan 29 orang luka ringan termasuk pengemudi bus yang mengalami gagar
otak. Semua korban dilarikan ke rumah sakit terdekat. Namun, tidak ada korban
Unsur berita yang terakhir adalah how atau bagaimana peristiwa itu terjadi.
Pertanyaan ini membahas bagaimana peristiwa itu dapat terjadi. Apa yang
peristiwa tersebut. Misalnya: Kecelakaan terjadi ketika bus Nusantara dari arah
Semarang yang melaju dengan kecepatan 100 km/jam tak dapat dikendalikan
pengemudi bus yang sedang mabuk sehingga menghantam truk dari arah yang
berlawanan.
Itulah unsur–unsur yang harus ada dalam sebuah tulisan, sehingga tulisan itu
layak disebut berita. Jumlah unsur nilai berita yang harus dipenuhi setiap
peristiwa sebelum dijadikan berita berbeda pada setiap penerbitan pers. Ada surat
kabar yang menetapkan hanya lima unsur nilai berita. Ada juga yang menetapkan
enam unsur berita. Jadi makin banyak sebuah peritiwa memiliki unsur nilai berita,
informasi.
Berita-berita yang dimuat pada setiap surat kabar lazim dibedakan atas (1) berita
langsung (straight news), (2) berita ringan (soft news), (3) berita kisah atau fitur
1. Berita Langsung
atau teras berita. Lalu, bagian-bagian yang kurang penting diuraikan di bawahnya.
Maka berita ringan tidak memerlukan kedua unsur itu, tetapi mementingkan unsur
manusia dari peristiwa itu. Jadi, kalau sebuah peristiwa sudah dituliskan sebagai
berita langsung , maka masih dapat dituliskan kembali sebagai berita ringan asal
ditonjolkan bukan unsur penting dari peristiwa itu, melainkan unsur yang menarik
dan menyentuh perasaan pembaca. Maka bisa dikatakan berita ringan dapat tahan
34
lama karena tidak terikat pada keaktualan. Namun, berita ini dapat memberikan
atau menimbulkan rasa haru, rasa gembira, rasa sedih, dan sebagainya pada
pembaca.
Berita kisah atau fitur (feature) adalah tulisan yang dapat menyentuh perasaaan
ataupun menambah pengetahuan. Berita kisah ini tidak terikat akan aktualitas.
Mengapa? Karena nilai utamanya adalah pada unsur manusiawinya. Jadi, berita
kisah ini dapat ditulis dari peristiwa-peristiwa dari masa lalu atau yang sudah lama
ataupun Jendral Gatot Subroto. Begitupun kalau misalnya peristiwa yang terjadi
pada masa kini, tidaklah dipersoalkan masa kekiniannya, atau waktunya. Jadi,
berita kisah ini dapat menyangkut manusia yang sudah almarhum, yang sudah
tidak ada, maupun manusia yang masih hidup. Begitu juga, berita kisah ini dapat
mengenai makhluk lain yang bukan manusia maupun yang berupa benda, yang
dalam menentukan jenis kegiatan yang sesuai dengan bakat serta minat mereka
diikuti dan dilaksanakan oleh siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah,
bertujuan agar siswa dapat memperkaya dan memperluas diri. Memperluas diri ini
kebutuhan, potensi, bakat, dan minat melalui kegiatan yang secara khusus
berkewenangan di sekolah/madrasah.
jam pelajaran yang dilakukan, baik di sekolah ataupun di luar sekolah yang
adalah salah satu jenis kegiatan yang dilaksanakan dalam jalur pendidikan formal
dan struktur pendidikan dan sebagai sarana penunjang bagi proses pembelajaran
praktik yang telah diperoleh sebagai hasil nyata proses pembelajaran. Semua
kegiatan yang dilakukan memiliki tujuan, karena tanpa tujuan yang jelas, kegiatan
memang berkaitan dengan kegiatan siswa selain dari kegiatan inti. Dengan
beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang ada, siswa dapat memilih kegiatan yang
dan ada pula yang berkelanjutan. Kegiatan yang bersifat sesaat seperti karyawisata
dan bakti sosial, itu hanya dilakukan pada waktu sesaat dan alokasi waktu yang
maksudnya kegiatan tersebut tidak hanya untuk hari itu saja, melainkan kegiatan
tersebut telah diprogramkan sedemikian rupa sehingga dapat diikuti terus sampai
Project Based Learning (PBL) atau model pembelajaran berbasis proyek (PBP)
sebagai model lama, model ini masih banyak digunakan dan terus dikembangkan
masalah, dan sekaligus dipandang efektif untuk mengembangkan rasa percaya diri
Boss dan Kraus (dalam Abidin, 2014: 167) mendefinisikan Project Based
sebuah produk otentik tertentu. Pembelajaran ini lebih jauh dipandang sebagai
Thomas J.W. (dalam Hosnan, 2014: 321) menyebutkan bahwa Project Based
pembelajaran yang berpusat pada siswa dalam suatu proyek. Hal ini
hasil realistis, seperti yang dihasilkan siswa sendiri. Sedangkan Helm & Katz
topik tertentu yang sedang dipelajari. Kata kunci utama model ini adalah adanya
kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan berfokus pada
implimentasinya, model ini memberikan peluang yang luas kepada siswa untuk
produk tertentu yang dibingkai dalam satu wadah berupa proyek pembelajaran.
pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna bagi siswa (Gear dalam
Hosnan, 2014: 321). Sedangkan menurut Buck Institute for Education (Hosnan,
2014: 321) belajar berbasis proyek PBL memiliki karakteristik sebagai berikut.
40
c. Siswa ikut merancang proses yang akan ditempuh dalam mencari solusi.
mereka kumpulkan.
sering diundang menjadi guru tamu dalam sesi-sesi tertentu untuk memberikan
h. Siswa secara regular merefleksikan dan merenungi apa yang telah mereka
i. Produk akhir dari proyek (belum tentu berupa material, tapi bisa berupa
tidak hanya pada gurunya, namun bisa juga pada dewan guru, orang tua, dan
Senada dengan karakteristik di atas, Mac Donell (dalam Abidin, 2014: 168)
berikut.
yang disusun dalam bentuk produk (laporan atau hasil karya). Produk, laporan
a. Keterpusatan
d. Otonomi
e. Realisme
kompetensi siswa, banyak ahli mengungkapkan keunggulan model ini. Boss dan
Kraus (dalam Abidin, 2014: 170) menyatakan keunggulan model ini sebagai
berikut.
b. Siswa terlibat dalam kegiatan dunia nyata dan mempraktikan strategi otentik
secara disiplin.
baginya.
baru.
zona waktu.
43
untuk dihargai.
c. Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-
d. Meningkatkan kolaborasi
keterampilan komunikasi.
c. Memerlukan guru dan siswa yang sama-sama siap belajar dan berkembang.
d. Ada kekhawatiran siswa hanya akan menguasai satu topik tertentu yang
dikerjakannya.
Menilik kelemahan tersebut, dalam konteks kurikulum 2013 penerapan model ini
diyakini tidak akan terlalu sulit. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa waktu
belajar telah ditambah, media dan sumber belajar akan dilengkapi pemerintah,
guru akan dilatih secara khusus, dan model ini harus dipadukan dengan model
a. Penentuan Proyek
Pada langkah ini, peserta didik menentukan tema/topik proyek berdasarkan tugas
proyek yang diberikan oleh guru. Peserta didik diberi kesempatan untuk
ataupun mandiri dengan catatan tidak menyimpang dari tugas yang diberikan
guru.
45
aturan main dalam pelaksanaan tugas proyek, pemilihan aktivitas yang dapat
kegiatan yang telah dirancangnya. Berapa lama proyek itu harus diselesaikan
dibuat. Aktivitas yang dapat dilakukan dalam kegiatan proyek, diantaranya adalah
dengan (a) membaca, (b) meneliti, (c) observasi, (d) interviu, (e) merekam, (f)
berkarya seni, (g) mengunjungi objek proyek, atau (h) akses internet. Guru
proyek, mulai proses hingga penyelesaian proyek. Pada kegiatan monitoring, guru
membuat rubric yang akan dapat merekam aktivitas peserta didik dalam
Hasil proyek dalam bentuk produk, baik itu berupa produk karya tulis, karya seni,
peserta didik yang lain dan guru atau masyarakat dalam bentuk pameran produk
pembelajaran.
Guru dan peserta didik pada akhir proses pembelajaran melakukan refleksi
terhadap aktivitas dan hasil tugas proyek. Proses refleksi pada tugas proyek dapat
dilakukan secara individu maupun kelompok. Pada tahap evaluasi, peserta didik
menyelesaikan tugas proyek. Pada tahap ini, juga dilakukan umpan balik terhadap
kelas VIII. Bahan ajar yang berupa Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)
mengenai materi menulis berita. Pengembangan bahan ajar ini didasarkan pada
pengembangan menurut Borg & Gall yang terdiri atas sepuluh langkah (tahap).
Final
Implementation
product
revision
Borg dan Gall yang terdiri atas sepuluh tahapan, Tahap (1) pengumpulan
informasi dan kajian literer; (2) penyusunan desain dan model pengembangan; (3)
pengumpulan data lapangan; (4) analisis data awal; (5) penyusunan model
pengembangan; (6) uji coba lapangan; (7) workshop penyusunan model; (8)
review pakar; (9) penyempurnaan model; (10) penyusunan model. Namun, jika
dari segi waktu dan pembiayaan. Mengutip pendapat Borg and Gall “Yang terbaik
adalah melakukan proyek dengan skala kecil yang hanya melibatkan sedikit
pembelajaran yang mahal seperti film. Cara lain untuk memperkecil proyek
penelitian dan pengembangan” (Borg and Gall, 1989: 798). Atas dasar ini,
penelitian.
masalah; (2) pengumpulan data dan kebutuhan bahan ajar; (3) pengembangan
produk awal; (4) evaluasi produk melalui validasi oleh ahli/pakar yang relevan;
(5) revisi rancangan produk hasil validasi; (6) uji coba produk pada teman sejawat
dan uji coba kelas kecil dan revisi produk hasil uji coba dilanjutkan dengan uji
coba lebih luas dengan kelas sesungguhnya (28 siswa); (7) melakukan revisi
Validasi ahli/pakar
Revisi
Revisi
Revisi
dengan Model Project Based Learning untuk Siswa SMP/MTs Kelas VIII
kebutuhan, kondisi dan kelayakan guna untuk pengembangan bahan ajar. Hasil
1. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi dilakukan dengan cara mendata hasil belajar siswa pada
2. Observasi
kegiatan pembelajaran.
3. Angket
ajar.
4. Wawancara
Wawancara dan diskusi dilakukan dengan guru, siswa dan kepala sekolah
mengikuti pembelajaran.
52
kebutuhan tentang bahan ajar dengan model Project Based Learning. Dasar
perlunya bahan ajar LKPD dengan model Project Based Leaning. Angket
ditujukan kepada guru-guru dan para siswa dari tiga sekolah di mana penelitian
dilaksanakan, yaitu MTs Masyariqul Anwar, SMP Yamama Bandar Lampung dan
deskripsi yang tepat tentang kondisi pembelajaran dan bahan ajar. Hasil analisis
kebutuhan berupa deskripsi bahan ajar yang diperlukan, yaitu bahan ajar LKPD
dengan model Project Based Learning yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa
Setelah desain struktur bahan ajar dan panduan penggunaan bahan ajar
produk awal didasari oleh desain struktur yang dihasilkan pada tahap studi
Proses pengembangan produk dilakukan dalam empat tahap, yakni (1) uji teman
sejawat, (2) uji ahli/pakar yang relevan dengan bidang kajian, (3) uji dalam skala
kecil (10 siswa), dan (4) uji coba lapangan dalam skala luas (28 siswa/ 1 kelas)
Uji teman sejawat dilakukan untuk memperoleh masukan sebanyak mungkin dari
praktisi atau teman sejawat, yaitu guru Bahasa Indonesia. Mereka adalah orang-
orang yang sering diajak berdiskusi untuk memberi penilaian, kritik, saran, dan
menggunakan angket yang diisi oleh guru. Hasil observasi selanjutnya dianalisis
ahli/pakar yang memiliki kompetensi pada bidang kajian yang relevan. Dalam hal
ini uji ahli/pakar dilakukan kepada ahli materi pembelajaran dan ahli teknologi
pembelajaran. Hasil uji ahli/pakar berupa komentar, kritik, saran, koreksi, dan
teknik wawancara, diskusi, dan angket penilaian produk. Hasil uji praktisi dan uji
Uji lapangan dalam kelompok kecil melibatkan 10 siswa kelas VIII (delapan)
yang diambil secara acak. Uji lapangan dalam kelompok kecil dan revisi
dilakukan kolaborasi antara peneliti dan guru berbekal saran dan komentar dari
siswa sebagai pengguna bahan ajar. Uji coba lapangan dalam kelompok kecil
Hasil uji lapangan kelompok kecil akan dimanfaatkan untuk merevisi rancangan
Uji coba ini dilakukan di tiga sekolah berbeda yaitu MTs Masyariqul Anwar,
SMP Yamama Bandar Lampung dan MTs Hidayatul Islamiyah Bandar Lampung.
Uji coba kelompok besar juga dilakukan pada guru dan berupa angket. Hasil uji
coba dan revisi produk dilakukan bersama antara peneliti dan kolaborasi dengan
teman sejawat. Uji coba pada kelas besar untuk mengetahui kelayakan produk
bahan ajar.
Data penelitian ini yakni data kualitatif. Data kualitatif yang berupa data deskriptif
yakni berisi komentar, kritik, saran, koreksi, dan penilaian yang diberikan oleh
praktisi dan pakar terhadap produk. Data deskriptif juga berupa ujaran (lisan dan
tulis) dari guru, siswa, perilaku guru dan siswa, dan sikap guru dan siswa dalam
55
proses pembelajaran. Data reflektif berupa komentar dan interpretasi atau tafsiran
Sumber data penelitian ini adalah praktisi (teman sejawat), ahli/pakar, siswa, dan
proses pembelajaran. Data dari teman sejawat dan ahli berupa komentar, kritik,
saran, koreksi, dan penilaian terhadap produk bahan ajar LKPD menulis berita
dengan model Project Based Learning, sedangkan data dari siswa berupa ujaran
(lisan/tulis), perilaku, sikap siswa dalam proses pembelajaran. Data dari proses
Project Based Learning berupa pola interaksi dan sikap siswa dengan siswa, siswa
dengan guru, siswa dengan materi, partisipasi siswa dalam proses pembelajaran,
3.3.2 Instrumen
Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti yang bertindak sebagai pelaku
kebutuhan guru dan siswa, (2) instrumen penilaian uji ahli, dan (3) instrumen uji
1. Lembar wawancara kebutuhan guru dan siswa, untuk mengetahui LKPD yang
Selain pada guru, wawancara juga dilakukan pada siswa untuk mengetahui
LKPD menulis berita dengan model Project Based Learning mengacu pada
No Komponen 1 2 3 4
KELAYAKAN ISI
1. Kesesuaian dengan KI, KD
2. Kesesuaian dengan kebutuhan siswa
3. Kesesuaian dengan kebutuhan bahan ajar
4. Kebenaran substansi materi
KEBAHASAAN
5. Keterbacaan
6. Kejelasan informasi
7. Kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia
8. Penggunaan bahasa secara efektif dan efisien
SAJIAN
9. Kejelasan tujuan
10. Urutan penyajian
11. Pemberian motivasi
12. Interaktivitas (stimulus dan respon)
13. Kelengkapan informasi
KEGRAFISAN
14. Penggunaan font (jenis dan ukuran)
15. Lay out, tata letak
16. Ilustrasi, grafis, gambar, foto
17. Desain tampilan, penggunaan warna yang
sesuai
Penilaian dilakukan dengan memberi tanda centang (√) pada kolom yang paling
Pilihan Jawaban
Indikator Aspek
1 2 3 4
Bahasa LKPD menggunakan bahasa yang
mudah dipahami.
LKPD menggunakan bahasa
Indonesia yang sesuai dengan kaidah
EBI.
LKPD menggunakan kalimat-
kalimat yang efektif.
LKPD menggunakan paragraf-
paragraf yang tidak terlalu panjang.
Isi LKPD Materi yang disajikan sistematis.
Materi pembelajaran disajikan
dengan memanfaatkan alam
sekitar/pengalaman siswa (pada
kegiatan siswa menulis berita).
LKPD tidak hanya memuat teori
saja, tetapi bisa diaplikasikan dalam
praktik.
Materi dalam LKPD disajikan secara
kontekstual sesuai dengan
lingkungan belajar.
LKPD memudahkan dalam
memahami materi pelajaran.
Kemenarikan Bahan ajar menyajikan materi secara
Penyajian menarik dan menyenangkan.
Contoh-contoh dalam bahan ajar
sesuai dengan lingkungan dan
masalah anak didik.
Materi disajikan secara runtut.
Materi yang disajikan melibatkan
siswa secara aktif.
Materi yang disajikan sesuai dengan
kompetensi dasar yang ada dalam
kurikulum.
Bahan ajar memuat glosarium.
Bahan ajar menimbulkan motivasi
belajar bagi anak.
60
Pilihan Jawaban
Indikator Aspek
1 2 3 4
Bahan ajar disusun dengan memandu
siswa bekerja sama dengan
temannya.
Materi disajikan dengan petunjuk
cara melakukan secara jelas.
Bahan ajar terdapat perintah
menyelesaikan tugas secara
kelompok.
Bahan ajar mengajak siswa untuk
melakukan kesimpulan tentang
materi yang dibahas.
Bahan ajar mengajak siswa untuk
merefleksi diri tentang pemahaman
yang didapat.
Kegrafisan LKPD memenuhi kelengkapan fisik
anatomi buku, sampul, perwajahan
awal.
Memuat daftar pustaka dan
glosarium.
Memiliki ilustrasi dan penggunaan
warna yang sesuai.
LKPD membangkitkan motivasi
untuk belajar.
Penilaian oleh teman sejawat/praktisi yaitu guru Bahasa Indonesia yang dilakukan
dengan memberi tanda centang (√) pada kolom yang paling sesuai berdasarkan
4. Angket uji coba produk LKPD sebagai bahan ajar dalam pembelajaran
dua tahap, yaitu uji kelas kecil dan uji kelas besar atau kelas pembelajaran
Pilihan Jawaban
No Pertanyaan TM KM M SM Keterangan
(1) (2) (3) (4)
A. Kemenarikan LKPD
Apakah variasi penggunaan huruf
1. (ukuran, bentuk, jenis dan warna)
membuat LKPD menarik dipelajari?
Pilihan Jawaban
No Pertanyaan TM KM M SM Keterangan
(1) (2) (3) (4)
untuk dikerjakan?
B. Kemudahan Penggunaan
Apakah cakupan isi LKPD
1. mempermudah Anda menggunakan
bahan ajar?
Apakah petunjuk/perintah/panduan
dalam LKPD dapat dipahami
6. maksudnya secara jelas sehingga
mempermudah Anda menggunakan
bahan ajar?
Apakah pertanyaan-pertanyaan
dalam LKPD dapat Anda pahami
7. maksudnya secara jelas sehingga
mempermudah penggunaan bahan
ajar?
Pilihan Jawaban
No Pertanyaan TM KM M SM Keterangan
(1) (2) (3) (4)
Apakah evaluasi (soal latihan dan
ulangan harian) yang ada membantu
3.
Anda mengetahui kemampuan
konsep yang Anda kuasai?
penelitian. Tiga tahap pokok tersebut, yaitu subjek penelitian pada tahap studi
Yamama Bandar Lampung, dan MTs Hidayatul Islamiyah Bandar Lampung guna
ajar. Setelah itu, uji kelompok kecil dilakukan di MTs Masyariqul Anwar. Adapun
Kegiatan analisis data dalam penelitian ini dipilih menjadi dua, yakni (a) analisis
data dari praktisi dan ahli/pakar, dan (b) analisis data saat uji coba produk.
Kegiatan analisis data dari hasil angket dilakukan dengan mencari rata-rata skor
skala likert berdasarkan tiap-tiap aspek atau domain. Simpulan dari analisis
Based Learning yang digunakan guru dalam menyampaikan materi untuk siswa
sebagai bahan belajar diperoleh dari uji coba terbatas kepada siswa sebagai
5.1 Simpulan
ekstrakurikuler dengan Model Project Based Learning yang telah diuraikan, dapat
1. Proses pengembangan bahan ajar berupa lembar kegiatan peserta didik Menulis
dilakukan dengan tujuh tahap (1) menemukan potensi dan masalah mengenai
materi yang dikembangan dan menyusun bagian LKPD, seperti sampul, daftar
pustaka, (4) memvalidasi produk kepada ahli materi, media, praktisi, (5)
perbaikan produk, (6) menguji coba produk, dan (7) revisi. Produk akhir dari
penelitian dan pengembangan ini adalah bahan ajar cetak berukuran B5 dan
memuat materi dan soal evaluasi yang bertujuan membantu siswa dalam
dengan Model Project Based Learning yang telah dilakukan pada ahli materi,
ahli media, ahli praktisi, dan tiga guru bahasa Indonesia mendapat kriteria
sangat layak. Adapun nilai kelayakan yang diperoleh adalah sebagai berikut.
dengan kategori sangat layak. Menurut ahli materi LKPD Menulis Berita
saran.
saran.
102
5.2 Saran
yang telah dikembangkan oleh peneliti sebagai pendamping buku teks agar
berita.