Anda di halaman 1dari 8

PERBEDAAN PENILAIAN DAN EVALUASI

Dalam praktiknya ada empat istilah yang mirip dan sering digunakan yaitu test,
measurement, assessment, dan evaluation. Berikut definisi dan ilustrasi dari keempat istilah
tersebut.

 Tes adalah suatu alat yang berisi serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau soal-soal
yang harus dijawab oleh peserta didik untuk mengukur suatu aspek tertentu. Dengan
demikian, fungsi tes adalah sebagai alat ukur.
Contoh : Ulangan Akhir Semester (UAS) terdiri atas 40 soal pilihan ganda.
 Pengukuran adalah suatu proses yang menghasilkan deskripsi kuantitatif (skor).
Contoh : dari 40 soal pilihan ganda, Kevin mendapat skor 35.
 Penilaian (assessment) adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan
berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi (data kuantitatif dan kualitatif)
tentang proses dan hasil belajar peserta didik melalui pengamatan (observasi=nontes) dan
pengukuran. Kegiatan penilaian harus dapat memberikan informasi kepada guru untuk
meningkatkan kemampuan mengajarnya dan membantu peserta didik mencapai
perkembangan belajarnya secara optimal. Implikasinya adalah kegiatan penilaian harus
digunakan sebagai cara atau teknik untuk mendidik sesuai dengan prinsip pedagogis.
Guru harus menyadari bahwa kemajuan belajar perserta didik merupakan salah satu
indikator keberhasilan dalam pembelajaran. Penilaian merupakan penerapan berbagai
cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh
mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan)
peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi
belajar seorang peserta didik. Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan
naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka).
Contoh : skor yang diperoleh diolah, Kevin mendapat nilai A (sangat baik).
 Evaluasi adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang telah
direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak berharga, dan dapat pula
untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya. Evaluasi juga dapat diartikan sebagai
suatu proses penilaian untuk mengambil keputusan yang menggunakan seperangkat hasil
pengukuran dan berpatokan kepada tujuan yang telah dirumuskan. Pada hakikatnya
evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan
kualitas (nilai dan arti) dari sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam
rangka pembuatan keputusan.
Contoh: setelah melalui tes, pengukuran, dan penilaian, dapat ditentukan bahwa Kevin
lulus dengan hasil yang memuaskan dan perlu dipertahankan.

Ilustrasi tes, pengukuran, penilaian, dan evaluasi:


Bu Rina ingin mengetahui apakah peserta didiknya sudah menguasai kompetensi dasar dalam
mata pelajaran Matematika Peminatan. Untuk itu, Bu Rina memberikan tes tertulis dalam bentuk
objektif pilihan ganda sebanyak 50 soal kepada peserta didiknya (artinya Bu Rina sudah
menggunakan tes). Selanjutnya, Bu Rina memeriksa lembar jawaban peserta didik sesuai dengan
kunci jawaban, kemudian sesuai dengan jumlah benar dihitung sebagai skor mentahnya.
Ternyata, skor mentah yang diperoleh peserta didik sangat bervariasi, ada yang memperoleh skor
25, 36, 44, 47, dan seterusnya (sampai disini sudah terjadi pengukuran). Angka atau skor-skor
tersebut tentu belum mempunyai nilai /makna dan arti apa-apa. Untuk memperoleh nilai dan arti
dari setiap skor tersebut, Bu Rina melakukan pengolahan skor dengan pendekatan tertentu. Hasil
pengolahan dan penafsiran dalam skala 0 – 10 menunjukkan bahwa skor 25 memperoleh nilai 5
(berarti tidak menguasai), skor 36 memperoleh nilai 6 (berarti cukup menguasai), skor 44
memperoleh nilai 8 (berarti menguasai), dan skor 47 memperoleh nilai 9 (berarti sangat
memuaskan). Sampai disini sudah terjadi proses penilaian. Ini contoh dalam ruang lingkup
penilaian hasil belajar. Jika Bu Rina menilai seluruh komponen pembelajaran dan membuat
sebuah keputusan tertentu maka berarti terjadi evaluasi.

1
Berdasarkan pengertian, contoh, dan ilustrasi, hubungan antara tes, pengukuran, penilaian, dan
evaluasi dapat digambarkan dalam diagram berikut :

Evaluation

Test

Measurement

Assessment

Perbedaan penilaian dan evaluasi

Assessment Evaluation
What is the purpose ? to improve the quality of future to determine the quality of
performances the present performance
Who request it ? assessee client
Who performs? assessee evaluatee
Who observes the assessor evaluator
performance ?
Who sets criteria ? assessee and assessor client (with possible
consultation with the
evaluator)
Who uses the information ? assessee (in future client (to make decisions)
performances)
When can feedback occur ? during or after a performance during or after a
performance
On what is feedback based ? observations; and strongest and level of quality based on a
weakest points set standard
What is included in the what made the quality of the
report? performance strong; and how the quality of the
might one improve future performance, often
performances compared to set standards
Who received the report? assessee client
How is the report used? to improve performance to make judgements

TUJUAN, FUNGSI, DAN PRINSIP PENILAIAN

Tujuan Penilaian

a. Mengetahui tingkat penguasaan kompetensi dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan


yang sudah dan belum dikuasai seorang/sekelompok peserta didik untuk ditingkatkan
dalam pembelajaran remedial dan program pengayaan.
b. Menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi belajar peserta didik dalam kurun waktu
tertentu, yaitu harian, tengah semesteran, satu semesteran, satu tahunan, dan masa studi
satuan pendidikan.
c. Menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan
kompetensi bagi mereka yang diidentifikasi sebagai peserta didik yang lambat atau cepat
dalam belajar dan pencapaian hasil belajar.
d. Memperbaiki proses pembelajaran pada pertemuan semester berikutnya.

2
Fungsi Penilaian
Penilaian Hasil Belajar oleh pendidik memiliki fungsi untuk memantau kemajuan
belajar, memantau hasil belajar, dan mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil belajar peserta didik
secara berkesinambungan. Berdasarkan fungsinya Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik
meliputi:

a. formatif yaitu memperbaiki kekurangan hasil belajar peserta didik dalam sikap,
pengetahuan, dan keterampilan pada setiap kegiatan penilaian selama proses pembelajaran
dalam satu semester, sesuai dengan prinsip Kurikulum 2013 agar peserta didik tahu,
mampu dan mau. Hasil dari kajian terhadap kekurangan peserta didik digunakan untuk
memberikan pembelajaran remedial dan perbaikan RPP serta proses pembelajaran yang
dikembangkan guru untuk pertemuan berikutnya;
b. sumatif yaitu menentukan keberhasilan belajar peserta didik pada akhir suatu semester,
satu tahun pembelajaran, atau masa pendidikan di satuan pendidikan. Hasil dari penentuan
keberhasilan ini digunakan untuk menentukan nilai rapor, kenaikan kelas dan keberhasilan
belajar satuan pendidikan seorang peserta didik.

Prinsip-Prinsip Penilaian Pembelajaran Menurut Permendikbud RI No 104 Tahun 2014


Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik meliputi prinsip umum dan prinsip khusus.
Prinsip umum dalam Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik adalah sebagai berikut.
a. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang
diukur.
b. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
dipengaruhi subjektivitas penilai.
c. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat,
status sosial ekonomi, dan gender.
d. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
e. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan
dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
f. Holistik dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek
kompetensi dan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai dengan
kompetensi yang harus dikuasai peserta didik.
g. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti
langkah-langkah baku.
h. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur,
maupun hasilnya.
i. Edukatif, berarti penilaian dilakukan untuk kepentingan dan kemajuan peserta didik dalam
belajar.
Prinsip khusus dalam Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik berisikan prinsip-prinsip
Penilaian Autentik sebagai berikut :
a. Materi penilaian dikembangkan dari kurikulum.
b. Bersifat lintas muatan atau mata pelajaran.
c. Berkaitan dengan kemampuan peserta didik.
d. Berbasis kinerja peserta didik.
e. Memotivasi belajar peserta didik.
f. Menekankan pada kegiatan dan pengalaman belajar peserta didik.
g. Memberi kebebasan peserta didik untuk mengkonstruksi responnya.
h. Menekankan keterpaduan sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
i. Mengembangkan kemampuan berpikir divergen.
j. Menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran.
k. Menghendaki balikan yang segera dan terus menerus.

3
l. Menekankan konteks yang mencerminkan dunia nyata.
m. Terkait dengan dunia kerja.
n. Menggunakan data yang diperoleh langsung dari dunia nyata.
o. Menggunakan berbagai cara dan instrumen.

Prinsip-Prinsip Assessment Menurut Pemerintah Amerika


a. Assessment merupakan proses yang tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
Assessment haruslah bermakna, mengarah pada tujuan pembelajaran, terintegrasi dengan
kehidupan sehari-hari (kontekstual), mencerminkan strategi instruksional yang digunakan
(strategi pembelajaran), menggunakan strategi dan alat yang bervariasi, dan mampu
merefleksikan tujuan atau manfaat yang terbatas (tujuan pembelajaran).
b. Assessment dilaksanakan berkelanjutan dan berdasarkan proses.
Assessment haruslah sistematis, perlu perencanaan, dan mendemonstrasikan pencapaian
siswa.
c. Assessment harus autentik.

TUJUAN, FUNGSI, DAN PRINSIP EVALUASI

Tujuan Evaluasi
a. Mendeskripsikan kemampuan belajar siswa
Nilai dan pengukuran yang diperoleh dari siswa dapat digunakan untuk menguraikan
kemampuan siswa, sehingga dapat diketahui siswa yang berkemampuan tinggi, sedang,
dan rendah.
b. Mengetahui tingkat keberhasilan proses pembelajaran
Dengan melakukan evaluasi dapat diketahui kemajuan dan perkembangan serta
keberhasilan siswa setelah mengalami atau melakukan kegiatan belajar selama jangka
waktu tertentu.
c. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian
Tindak lanjut hasil penilaian yaitu adanya program pengayaan bagi siswa yang
mempunyai prestasi tinggi atau baik dan dilakukan program remedial bagi siswa yang
belum tuntas dalam menguasai materi.
d. Memberikan pertanggungjawaban (Accountability)
Evaluasi pembelajaran yang diberikan merupakan sebagai pertanggungjawaban guru
kepada kepala sekolah, orang tua, dan siswa.

Fungsi Evaluasi

a. Alat seleksi
Dengan evaluasi guru dapat menyeleksi siswa untuk berbagai kepentingan, misalnya
sebagai berikut:
 keperluan memasuki jurusan (IPA/IPS/Bahasa/dll)
 keperluan menjadi peserta lomba
 keperluan kenaikan kelas
 keperluan memasuki sekolah tertentu
 keperluan penerimaan beasiswa
b. Alat pengukur tingkat keberhasilan dan diagnostik
Dengan evaluasi, dapat diketahui tingkat keberhasilan pembelajaran yang dilakukan.
Contohnya, hasil analisis ulangan harian Statistika menunjukkan bahwa 75% siswa sudah
tuntas dan 25% siswa belum tuntas. Selain itu evaluasi pembelajaran dapat
memperlihatkan kelebihan dan kelemahan-kelemahan siswa sehingga dapat diambil
langkah penanganan yang tepat.
c. Alat penempatan

4
Berdasarkan hasil evaluasi, guru dapat mengklasifikasikan siswa ke dalam beberapa
kategori sesuai dengan kemampuannya, kemudian ditempatkan atau diberikan program
pembelajaran yang sesuai.
d. Alat untuk mengukur kesiapan peserta didik

Prinsip-Prinsip Evaluasi

a. Tujuan utama dari evaluasi yaitu untuk meningkatkan kualitas belajar dan pengajaran.
Artinya evaluasi tidak hanya menyangkut penyedian informasi tentang hasil belajar
dalam bentuk nilai, akan tetapi yang terpenting adalah adanya balikan tentang proses
belajar yang telah terjadi.
b. Metoda evaluasi harus dirancang sedemikian rupa sehingga memungkinkan siswa
mampu mendemonstrasikan apa yang mereka ketahui bukan mengungkap apa yang tidak
diketahui.
Artinya mengungkap apa yang tidak diketahui merupakan pendekatan yang negatif.
Sedangkan, pendekatan yang negatif dapat menimbulkan rasa kurang percaya diri pada
siswa.
c. Evaluasi harus bersifat operasional untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran
matematika.
Artinya alat evaluasi yang digunakan mestinya tidak hanya mencakup tingkatan tertentu
saja, melainkan harus mencakup ketiga tingkatan evaluasi, yaitu: rendah, menengah dan
tinggi.
d. Kualitas alat evaluasi tidak ditentukan oleh mudahnya pemberian skor secara objektif.
Artinya alat evaluasi disusun tidak hanya berupa sejumlah soal dengan tingkatan yang
rendah yang mudah untuk dilakukan penskoran, melainkan perlu juga untuk membuat
soal yang tingkatannya sulit, sehingga dimungkinkan untuk melihat secara mendalam
proses berfikir yang digunakan siswa dalam menyelesaikan masalah yang diberikan.
e. Alat evaluasi hendaknya bersifat praktis.
Artinya konstruksi tes dapat disusun dengan format yang berbeda-beda sesuai dengan
kebutuhan serta pencapaian tujuan yang ingin diungkap.

KECAKAPAN MATEMATIKA
(MATHEMATICAL PROFICIENCY)

Menurut Kilpatrick (2001) ada lima strands


kecakapan matematika (mathematical
proficiency) yang tersusun laksana sumbu
kompor yang terjalin dari untaian tali-tali
lainnya. Sumbu kompor sebagai kecakapan
matematika dan tali-tali yang dianyamnya
merupakan conceptual understanding,
procedural fluency, strategic competence,
adaptive reasoning dan productive
disposition. Anyaman tersebut memiliki arti
bahwa kelima kecakapan matematika
haruslah saling berkaitan maksudnya harus
berkembang secara sinkron, guru tidak boleh
menekankan pada satu atau beberapa
kecakapan tersebut.

Komponen
Kecakapan Definisi &Indikator Contoh
Matematis
Pemahaman Definisi: kemampuan memahami konsep, operasi, Siswa menjumlahkan dua buah bilangan

5
Konseptual dan kaitan atau relasi dalam matematika. 1 2
pecahan  . Mereka dapat
(Conseptual Indikator:menyatakan ulang konsep yang telah 3 5
Understanding) dipelajari; mengklasifikasikan objek-objek menggambar sebuah bangun datar dalam
berdasarkan dipenuhi tidaknya persyaratan bentuk persegi atau lingkaran, atau
membentuk konsep tersebut; menggunakan benda konkret untuk
memberikan contoh atau non- menunjukkan penjumlahan kedua
contoh dari konsep yang dipelajari; menyajikan pecahan tersebut. Mereka juga dapat
konsep dalam berbagai macam bentuk menggunakan cerita realistik yang
representasi matematis; berkaitan.
mengaitkan berbagai konsep;
mengembangkan syarat perlu dan atau
syarat cukup suatu konsep.
Kelancaran Definisi: keterampilan dalam menggunakan Dalam perkalian kadangkala anak perlu
Prosedural prosedur dan algoritma secara luwes, akurat, luwes dalam menggunakan prosedur atau
(Procedural efisien, dan sewajarnya. algoritma perkalian. Anak harus dapat
fluency) Indikator: menggunakan prosedur; menggunakan berbagai variasi strategi
memanfaatkan prosedur; memilih prosedur; mental untuk perkalian yang melibatkan
memperkirakan hasil suatu prosedur; bilangan 10, 20, atau 300.
memodifikasi atau memperhalus prosedur;
mengembangkan prosedur.
Kompetensi Definisi: kemampuan untuk menformulasi, Siswa SMP dihadapkan pada masalah
Strategis merepresentasikan, dan menyelesaikan masalah berikut :
(Strategic secara sistematis. Proses ini berkaitan dengan “Sebuah toko sepeda memiliki jumlah
competence) penyelesaian langkah-langkah dalam pemecahan total 36 sepeda roda dua dan roda tiga.
masalah. Keseluruhan rodanya ada 80 buah.
Indikator: memahami masalah dengan dapat Berapa banyak sepeda roda dua dan
menjelaskan apa yang diketahui dan apa yang sepeda roda tiga di toko tersebut ?”
ditanyakan; menyajikan suatu masalah secara
matematis dalam berbagai bentuk (numerik,
simbolis, verbal, atau grafis); memilih rumus,
pendekatan atau metode yang tepat untuk
memecahkan masalah; memeriksa kebenaran
penyelesaian masalah yang telah diperoleh.
Penalaran Definisi: kapasitas berpikir logis, mampu Siswa tidak cukup hanya dengan latihan
Adaptif memberikan penjelasan dan melakukan justifikasi. soal penjumlahan pecahan setelah
(Adaptive Indikator: menyusun dugaan (conjecture); prosedurnya dikembangkan. Jika siswa
reasoning) memberikan alasan atau bukti terhadap kebenaran telah memahami algoritma, mereka juga
suatu pernyataan; menarik kesimpulan dari suatu memerlukan pengalaman dalam
pernyataan; memeriksa kesahihan suatu argumen; menjelaskan dan menjustifikasi dengan
menemukan pola pada suatu gejala matematis. beberapa masalah yang berbeda.
Disposisi Definisi: kebiasaan cenderung memahami bahwa Siswa yang berpandangan bahwa
Produktif matematika mempunyai kegunaan dan manfaat kemampuan matematikanya kurang
(Productive baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain sehingga dalam pembelajaran matematka
disposition) sehingga menjadikan ia rajin dan mandiri dalam sering menghindari mengerjakan soal
belajar matematika. matematika maka mereka akan mudah
Indikator: Bersemangat; tidak mudah menyerah; gagal.Sebaliknya siswa yang
percaya diri; memiliki rasa ingin tahu; mau berpandangan kemampuannya akan lebih
berbagi luas dengan merespons masalh atau soal-
soal yang diberikabn, maka mereka akan
memanfaatkan kesempatan-kesempatan
untuk mencoba soal-soal yang diberikan.

6
Bagaiamana Mengassess Mathematical Proficiency?

Untuk menilai kelima kecakapan matematis dapat ditembuh dengan dua cara yaitu test
dan non-test. Tes digunakan untuk menilai pemahaman prosedural, kelancaran prosedural,
kompetensi strategis, dan penalaran adaptif. Sedangkan untuk watak disposisi dapat dinilai
dengan cara non-test (pengamatan). Dalam pembuatan instrumen baik tes maupun non test harus
memperhatikan indikator-indikator dari masing-masing kecakapan matematis. Tes dapat
diberikan dalam bentuk latihan atau post-test.

Contoh instrumen tes pemahaman konsep

Pada persamaan-persamaan di bawah ini, solusi persamaan tergantung dari konstanta a .


Asumsikan a positif, apa yang terjadi jika meningkatkan nilai a pada nilai solusi persamaan ?
Apakah nilainya meningkat, menurun, atau tidak berubah ? berikan alasan atas jawaban anda
tanpa menyelesaikan persamaan yang ada.

A. xa0
B. ax  1
C. ax  a
D. x / a 1

Contoh Instrumen non-test untuk disposisi matematik

Petunjuk: Bubuhkan tanda cek (v) pada kolom yang sesuai dengan pendapat anda.
Ss: sering sekali, S: sering, Kd: kadang-kadang, J: jarang, Js: jarang sekali

No Kegiatan dan Pendapat Ss S Kd J Js


1. Merasa yakin mampu menyelesaikan tugas matematik yang
kompleks (+)
2. Merasa ragu-ragu lulus dalam tes matematika (-)
3. Berusaha mencari beragam cara menyelesaikan soal (+)
4. Menolak cara menyelesaikan masalah yang berbeda (-)
5. Bosan mengerjakan soal matematika yang sulit (-)
6. Berinisiatif mengajukan solusi ketika kerja kelompok (+)
7. Bertanya pada diri sendiri: Benarkah yang saya kerjakan?(+)

Sumber Bacaan

Baehr, Marie. Distinctions Between assessment and Evaluation (Faculty Guide Book)
.http://www.pcrest2.com/institute_resources/PAI/4_1_2.pdf.

Dahlan, Jarnawi Afgan. 2011. Analisis Kurikulum Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka.
Hamzah, Ali. 2014. Evaluasi pembelajaran Matematika. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Harahap, Nasrun. 1982. Tehnik Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Bulan Bintang.
Hendriana, Heris dan Utari Soemarmo. 2014. Penilaian Pembelajaran Matematika. Bandung:
Refika Aditama.
Purwanto, Ngalim. 1994. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Gronlund, Norman E. 1985. Measurement and Evaluation in Teaching (Fifth Edition).
New York: Macmillan Publishing Company.
Kemendikbud. 2014. Permendikbud No 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh
Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Nitko, Anthony J, dan Susan M. Brookhart. 2007. Educational Assessment of Students. United
States: Pearson Prentice Hall.

7
Sumintono, Bambang dan Wahyu Widhiarso. 2015. Aplikasi Pemodelan Rasch Pada Assessment
Pendidikan. Cimahi: Trim Komunikata.

Widjajanti, Djamilah Bondan. 2011. Mengembangkan Kecakapan Matematis Mahasiswa Calon


Guru Matematika Melalui Strategi Perkuliahan Kolaboratif Berbasis Masalah.
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakultas
MIPA Universitas Negeri Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai