Anda di halaman 1dari 29

Keperawatan Anak, Program Studi Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta

FORMAT PENGKAJIAN NEONATUS

DATA BAYI

Nama bayi : By. Ny. E Nama orang : Tn. S


tua
Ny. E
Jenis kelamin : Laki-laki Pendidikan : SMA/SMA
ayah/ibu
Tanggal lahir/usia : 23 Juli 2019/0 Pekerjaan : Karyawan/TKW
ayah/ibu
Tanggal dirawat/jam : 23 Juli 2019 jam Usia : 38 tahun/35 tahun
09.30 ayah/ibu
Alamat : Dk Winong Rt 35 Diagnosa : Neonatus Lahir
Ds Patihan medis Spontan 1 hari cukup
Sidoharjo Sragen bulan dengan sindrom
gangguan nafas
Tanggal interview 23 Juli 2019 jam
18.00 WIB

RIWAYAT BAYI
APGAR Skor 1”: 9 5”: 9 10”: 10
Usia Gestasi 40+2 minggu
Berat badan/Panjang badan 3450 gram / 50 cm
Lingkar Kepala/Lingkar Dada 34cm/31cm
Lingkar Perut 35 cm
Lila 12 cm
Lahir spontan Langsung menangis kuat namun setengah jam kemudian
merintih
Air Ketuban Keruh hijau
Tali Pusat Warna putih segar, layu, belum menutup
Komplikasi Tidak ada

RIWAYAT IBU
Usia Ibu 35 tahun
Gravida/ Partus/ Abortus G2P1A0
Jenis persalinan Pervaginam (spontan)
Komplikasi kehamilan Tidak ada
Keperawatan Anak, Program Studi Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
RIWAYAT SYSTEM
No Sistem Hasil
1. Umum Sedang, gerak belum aktif, menangismerintih

2. Kulit Warna kemerahan

3. Kepala Bentuk kepala simetris, tidak ada lesi, lingkar kepala 30 cm, tidak
ada benjolan, ubun-ubun lunak
4. Mata Tidak ada infeksi mata, Simetris kanan dan kiri, mata bersih,
Distribusi bulu mata tipis dan merata,alis tipis merata
Warna sklera putih, iris hitam, konjungtiva tidak anemis
Reflek berkedip baik

5. Hidung Simetris, lubang hidung dua, tidak terdapat secret, terdapat alat
bantu pernapasan terpasang NCPAP, tidak adadeformitas/masa, ada
nafas cuping hidung
Warna membran mukosa kemerahan, tidak ada lesi, tidak ada
perdarahan, tidak adakotoran hidung
6. Telinga Simetris antara kanan dan kiri, tidak ada gangguan, tidak terdapat
cairan yang keluar.
7. Mulut Bibir Berwarna merah muda, simetris atas dan bawah, kering, tidak
ada lesi, Warna gusi pink, tidak ada peradangan, Membran Mukosa
kemerahan tidak ada lesi dan lembab, Lidah bersih tanpa celah,
tidak ada celah bibir, celah palatum, dan masa

8. Tenggorokan Tidak ada pembengkakan atau lesi, kondisi tonsil utuhBayi tidakada
kesulitan menelan ASI
9. Leher Bentuk simetris,Ekspansi dada dan abdomen tidak bersamaan,
Pergerakan simetris, ada retraksi dinding dada, Respiratory rate
74x/menit

10. Dada Tidak ada pembesaran kelenjar limfe axila, terdapat retraksi dinding
dada, dada simetris, tidak ada masa/kista/krepitus
Puting simetris, areola bulat, tidak ada pembesaran payudara,tidak
adamasa abnormal,
11. Pernafasan Terpasang alat bantu pernapasanNCPAP dengan PEEP 7 cmH2O
dan FiO2 40%

12. Kardiovaskuler Inspeksi : Irama teratur, Bunyi jantung 1 keras, jelas , Bunyi jantung
2 jelas , Tidak terdapat bunyi jantung 3 atau suara tambahan lain

Palpasi : Radialis simetris ( + ), Brakhialis simetris ( + ), Femoralis


simetris ( + )

Perkusi : Sonor

Auskultasi : Lup Dup


Keperawatan Anak, Program Studi Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Denyut Nadi : 170x/menit

13. Gastrointestinal Inspeksi : Simetris ( + ), Bentuk normal, Lesi ( - ) Pergerakan


abdomen saat inspirasi ( + )
Auskultasi : Bising usus 5x/menit, Pergerakan peristaltik ( + )
Perkusi : Teraba lunak, Tympani, Pemisahan otot rectus abdominal
(+)
Palpasi Superfisial : Distribusi rambut ada, Ukuran kecil, utuh, tidak
ada Lesi dan perlukaan, Bersih, lubang ditengah
Talipusat : Tali pusat berwarna putih segar, tidak berbau, belum
terlepas
BAB ± 40 cc dalam 24 jam

14. Genitourinary BAK ± 30 cc dalam 24 jam

15. Gynekology Laki-laki


16. Muskuloskeletal Gerakan lemah, tidak ada kelainan.
17. Neurologi Tidak terjadi kejang maupun tremor
18. Endokrin Tidak ada keringat berlebih

PEMERIKSAAN FISIK NEONATUS


A Refleks
Babinski Menunjukkan respon dengan jari kaki hiperekstensi
Berkedip Bayi mengedipkan mata saat di tiup hembusan angin
Mata boneka Tidak dapat di kaji
Grasping Bayi mampu menggenggam jari perawat jika perawat
menyentuh telapak tangannya
Moro Bayi mampu terkejut saat disekitar ruangan berisik
Pupil Tidak terkaji
Rooting Saat bayi diberikan rangsangan pada pipitidak
langsungmerespon dengan menolehkan kepala maupun
membuka mulutnya
Sucking Hisapan bayi tidak ada
Telan Ada namun lemah
Tepping Tidak dapat di kaji
Galant Tidak dapat di kaji
B Pengukuran Umum
Jenis Kelamin Laki-laki
Berat badan/ Panjang badan BB: 3450 gram, PB:50 cm
Lingkar kepala/ Lingkar LK: 34 cm, LD: 31 cm
dada
Keperawatan Anak, Program Studi Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lingkar Perut 35 cm
Lila 12 cm
C Tanda Vital
Suhu aksila 36.8 °C
Denyut jantung 170x/menit
Pernafasan 74 x/menit
SpO2 95 %
Down Skore Frekuensi nafas : 1, Retraksi :1, Sianosis : 0, Entry Air :
2, Merintih : 2. Total: 6
D Postur Normal
E Kulit
Warna Kemerahan
Sianosis Tidak sianosis
a. Kemerahan
b. Turgor kulit : Elastis kembali dalam 1 detik
c. Lanugo di sekitar dahi, tangan dan paha
Tanda lahir Tidak ada tanda lahir
Lanugo/ Vernix caseosa Disekitar dahi, tangan dan paha
Turgor kulit Elastis
Edema Tidak terdapat edema
F Kepala
Fontanel Anterior Lunak belum tertutup
Fontanel Posterior Lunak belum tertutup
G Mata
Kesimetrisan/ Kebersihan / Mata simetris antara kanan dan kiri, bersih, sklera
Warna berwarna putih, konjungtiva tidak anemis
Sklera/ Iris Sklera mata berwarna putih, iris berwarna hitam.
Epicanthal fold/ jarak Simetris
kantus
H Telinga
bentuk/ simetris/ bersih Simetris dan bersih
Letak pinna Pinna simetris, tidak ada lubang tambahan di daun
telinga
I Hidung
Bentuk nasal/ kotoran / Simetris, terdapat dua lubang hidung, tidak terdapat
Bersin cairan yang keluar, tidak ada perdarahan, tampak bersih
terpasang alat bantu pernafasan NCPAP
Nafas cuping hidung Terdapat pernapasan cuping hidung.
J Mulut
Bibir sumbing Tidak ada kelainan bibir sumbing
Lidah Warna lidah merah, tidak ada celah, bersih, tidak ada
lesi
Keperawatan Anak, Program Studi Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Salivasi Berwarna bening


K Leher
Bentuk Leher pendek
Gerakan Bayi mampu menggerakkan kepala miring ke kiri dan
ke kanan
L Dada
Bentuk Simetris antara kanan dan kiri.
Diameter anteroposterior & 1:1 anterior, posterior dengan transversal
lateral
Retraksi/ Derajat Terdapat retraksi dada

M Paru-paru
Inspeksi: Dada mengembang simetris, tampak pergerakan napas
bayi cepat (takipnea), irama teratur, tidak ada lesi, tidak
sianosis, terdapat retraksi, tidak ada bengkak, bentuk
normal tidak distress sternum. Terpasang alat bantu
pernapasan NCPAP dengan PEEP 7 cmH2O dan FiO2,
RR 74x/menit
Palpasi Dada terasa mengembang simetris, tidak teraba massa
pada dada.
Perkusi Terdengar suara Resonan (Normal)
Auskultasi:
Suara nafas Tidak terdapat suara nafas tambahan ronchi atau mengi,
suara nafas vesikuler.
N Jantung
Inspeksi:
Letak Apeks Denyut apeks terlihat dengan irama teratur
Normal, Intercosta IV
Palpasi: HR: 170x /menit
Nadi brakhialis (siku) Teraba
Nadi Femoralis (paha) Teraba
Apeks Teraba
Perkusi: Terdengar suara timpani
Auskultasi:
Murmur Tidak ditemukan suara jantung abnormal
Pengisian kapiler 3 detik
Bunyi Jantung BJ 1 dan BJ2
O Abdomen
Inspeksi: Bentuk sedikit buncit, tidak ada lesi, tidak ada
Bentuk / Karakteristik deformitas, lingkar perut 35 cm, tidak kembung
Keadaan umbilikus Menonjol. Tali pusar tampak segar, layu, putih,
Auskultasi Pergerakan peristaltik ( + ), Bising usus 5x/menit
Keperawatan Anak, Program Studi Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Perkusi Tympani
Palpasi Hepar teraba, Limpa teraba, Ginjal teraba, Liver :
Teraba
P Genitalia
Labia -
Meatus urinarius Ada normal dan tampak bersih
Skrotum & Testis Normal
Q Punggung & Rektum
Tulang belakang Tidak ada kelainan tulang
Anus Tidak ada iritasi, tidak atresia ani maupun fistula
R Ekstremitas
Bentuk/ kesimetrisan Bentuk simetris, pada ekstremitas atas tangan kanan
bayi terpasang transfusi cairan infus D5% 500ml, 6 tpm.
Jumlah jari Jari tangan 10, jari kaki 10
ROM Aktif tanpa kelainan
Tonus otot Normal
Dislokasi Tidak ada dislokasi sendi atau ekstremitas
Lingkar perut 35 cm
Palpasi Hepar teraba
Limpa teraba
Ginjal teraba
Perkusi Tympani
S Neuromuskular Ekstremitas atas dan bawah fleksi, kepala jatuh saat
duduk

RIWAYAT SOSIAL
a. Struktur keluarga (genogram)
Keperawatan Anak, Program Studi Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Keterangan :
= Laki – Laki Meninggal = Perempuan

= Perempuan Meninggal = Perempuan

= Pasien

b. Antisipasi vs pengalaman nyata kelahiran : ibu selalu kontrol sesuai dengan


jadwal yang telah ditentukan, dan ibu mengatakan sudah mempunyai pengalaman
tentang melahirkan sebelumnya
c. Budaya : Jawa Tengah
d. Suku : Jawa
e. Agama : Islam
f. Bahasa Utama : Bahasa Jawa
g. Perencanaan makanan bayi RS :memberikan ASI eksklusif dan
pendamping ASI setelah 6 bulan pertama
h. Masalah sosial yang penting : Tidak ada masalah sosial yang berarti
i. Hubungan orang tua dan bayi
Orang tua Tingkah Laku
Ibu Rutin berkunjung ke ruang perawatan bayi
Ayah Kadang berkunjung dan menunggu diluar ruangan karena
tidak di perbolehkan masuk

j. Orang terdekat yang dapat dihubungi : Tn. S


k. Orang tertua berespon terhadap penyakit &hospitalisasi :Merespon baik demi kesehatan
ibu dan anak.
l. Emosional orang tua : Pasien mengatakan bahwa apapun yang telah terjadi pada
anaknya adalah rencana dari Allah swt yang mana akan membawa hikmah untuk di
kemudian hari, di beri amanah untuk mengandung lagi adalah anugrah terbesar selama
ini karna hanya bertemu 1 tahun sekali selama 6 tahun selama ini.
Keperawatan Anak, Program Studi Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
RIWAYAT ANAK LAIN

Jenis kelamin anak Riwayat Persalinan Riwayat Imunisasi


Laki-laki Spontan Imunisasi lengkap (Vit
K, Hapatitis B, BCG,
DPT Hib Polio 1-3,
Campak

DATA TAMBAHAN (Pemeriksaan Diagnostik)


Tanggal 23 Juli 2019 ( 13.30)
Jenis Pemeriksaan Hasil Unit Nilai Normal

Hematologi

Darah Rutin

Hemoglobin 16.30 g/dl 12.7 - 18.7

Eritrosit 4.69 Juta/ µL 4.1 – 5.3

Hematokrit 51.6 % 42 -62

Index Eritrosit

MCV 110.0 fL 84 - 128

MCH 34.8 pg 26 - 38

MCHC 31.6 g/dl 26 - 34

Leukosit 19.90 (H) ribu/ µL 6 - 17.5

Trombosit 446 ribu/ µL 150 - 450

RDW-CV 13 % 11.5 – 14.5

MPV 5.1 (L) fL 7.2 – 11.1

Hitung Jenis

Neutrofil 47.1 % 40 – 74

MXD 7.7 % 4-18

Limfosit 45.2 % 19-48

Golongan Darah B %
Keperawatan Anak, Program Studi Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta

IMUNOSEROLOGI

TEST VCT ANTIBOI

Reagent 1 Non reaktif

HASIL AKHIR

Hepatitis Masker

HbsAgQ2 Non reaktif S/CO Non reaktif <1.00


0.35
Reaktif Index >1.00

TERAPI

No. Nama Obat Dosis Fungsi Farmakologi

1. Infus D5% 6 tpm Secara umum Glukosa merupakan satu-satunya


dipergunakan sumber energi yang disuplai
sebagai larutan sebagai larutan infus dengan bentuk
nutrisi dengan yang sama dengan yang diserap
kandungan kalori dari usus. Sebagai substrat energi,
sekitar 200 kalori satu gram glukosa menghasilkan 4
per liter. Juga kcal. Dengan demikian, dalam 1
dipergunakan liter infus Dextrosa 5% berisi 50 g
untuk menambah glukosa, sehingga menghasilkan
volume peredaran 200 kcal.
darah pada Bila diberikan secara intravena
keadaan dehidrasi dalam jumlah cukup, glukosa
dan shock. memiliki efek mencegah
katabolisme protein (protein-
sparing effect). Dengan kata
lainpemberian infus protein atau
asam amino perlu diimbangi
dengan pemberian glukosa yang
cukup dalam rasio yang sesuai
menurut keadaan dari masing-
masing pasien. Sebagai contoh
pada pasien dengan stres metabolik
sedang, rasio dari Nitrogen: Non-
Protein Calorie adalah 1 : 150,
sedangkan pasien dengan stres
metabolik berat dan pembedahan
mayor, rasio ini bisa 1 : 100. Infus
glukosa diperlukan sebagai
tambahan kalori pada pasien-pasien
rawat inap yang asupan kalori per
Keperawatan Anak, Program Studi Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta

oral atau enteralnya tidak memadai.


Selain itu, infus dextrosa 5%
berfungsi sebagai suplai "air bebas"
untuk mencukupi kebutuhan tubuh
yang asupan airnya melalui oral
tidak memadai.

2. D5 ¼ NS 6TPM Digunakan dalam


perawatan,
kontrol,
pencegahan, &
perbaikan
penyakit, kondisi
dan gejala berikut
ini:

 Penyakit
penyimpanan
glikogen
 Intoleransi
terhadap
sukrosa
 Gagal ginjal
 Sirosis hati
 Tes toleransi
glukosa
 Kadar natrium
yang rendah
 Kadar kalium
rendah
 Kadar
magnesium
yang rendah
 Tingkat
kalsium yang
rendah
 Darah dan
kehilangan
cairan

2. Ceftazidime 1gr /12jam Ceftazidime Mekanisme kerja Ceftazidime


adalah antibiotik sebagai antibakteri adalah dengan
yang digunakan menghambat enzym yang
untuk mengobati bertanggung jawab terhadap
bermacam-macam pembentukan dinding
infeksi bakteri sel bakteri tersebut.
seperti infeksi
saluran Ceftazidime dapat mempengaruhi
Keperawatan Anak, Program Studi Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta

pernapasan mikroorganisme dalam


bawah, infeksi range/spektrum yang luas, termasuk
saluran kemih, bakteri yang resisten (kebal)
meningitis, dan terhadap antibiotik yang sering
gonorrhea. digunakan secara luas seperti
Gentamicin dan antibiotik golongan
Aminoglikosid lainnya. Selain itu
Ceftazidime sangat stabil terhadap
sebagian besar beta-laktamase.
Beta-laktamase adalah enzim yang
dihasilkan oleh bakteri untuk
menghancurkan antibiotik sehingga
antibiotik tidak dapat bekerja.
Ceftazidime juga aktif terhadap
beberapa bakteri yang resisten
terhadap antibiotik Ampisilin dan
antibiotik golongan Cephalosporin
lainnya

RESUME HASIL PENGKAJIAN

a. Riwayat Masuk hingga Saat Ini


Pada hari Selasa pagi tanggal 23 Juli 2019 bayi dengan usia kehamilan 40+2 minggu
lahir spontan,langsung menangis, nilai APGAR 9-9-10, BBL : 3450 gram, panjang 50
cm, lingkar kepala 34 cm, lingkar dada 31 cm, lingkar perut 35 cm. Bayi datang ke
RSUD dari kiriman bidan puskesmas dikarenakan bayi pada 30 menit setelah kelahiran
menangis merintih. Diagnosa medik RSUD, bayi dengan sindrom gangguan nafas, saat
pengkajian ditemukan bayi menangis merintih, bayi mengalami sesak nafas dan
takipnea dengan RR: 74x/menit, terdapat retraksi dan pernapasan dengan cuping
hidung, S: 36.8 °C, N: 170x/menit, SpO2 95%, terpasang alat ventilasi NCPAPdengan
FiO2 40% dan PEP 7 cmH2O. Usia bayi saat ini 0 hari.

b. Data Fokus
DS:
Bayi laki - laki usia 0 hari, tidak muntah
DO:
Keadaan umum sedang, tidak kejang, tidak muntah, S: 36.8°C, N: 170x/menit, RR:
74x/menit, menangis merintih, bayi mengalami sesak nafas, terdapat retraksi dan
Keperawatan Anak, Program Studi Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
pernapasan dengan cuping hidung,SpO2 95%, NCPAP dengan FiO2 40% dan PEP 7
cmH2O, BAB ± 20 cc, BAK ±40 cc (selama 24 jam)
Balance Cairan:
Input dalam 24 jam:
1. Infus D5% 500ml, 6tpm = 144 cc
2. Injeksi: Ceftazidime 150ml/12jam = 4cc
Total Input: 148 cc
Output dalam 24 jam:
1. IWL: 30 x BB (kg) = 30 x 3.4 kg = 102 cc
2. BAK: 40 cc
3. BAB: 20 cc
Total Output: 162 cc
Balance Cairan: Input – Output = 148 cc – 168 cc = -14 cc (normal)
ANALISA DATA
Data Etiologi Problem
DS: - Hiperventilasi Pola nafas tidak
DO: efektif
- Keadaan umum sedang
- Terdapat retraksi pada dinding dada bayi
- Bayi bernapas dengan cuping hidung
- Bayi menangis merintih
- Napas bayi cepat (takipnea)
- SPO2: 95%
- Down skore 6
- TTV: RR: 74x/menit(H)
- N: 170x/menit
DS: - Reflek hisap Ketidakefektifan
DO: lemah pola menyusu
- Keadaan umum sedang
- Reflek rooting lemah
- Reflek hisap tidak ada
- Bayi mendapatkan ASI
- Saat bayi diberikan rangsangan pada pipi
tidak langsung merespon dengan menolehkan
kepala maupun membuka mulutnya
DS : - Pertahanan tubuh Resiko infeksi
DO : primer tidak
- Hasil Lab leukosit 19.90 ribu/ µL (H)
adekuat
- Air ketuban keruh hijau
Keperawatan Anak, Program Studi Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta

- Tali pusat warna putih segar, layu, belum


menutup
- Usia kehamilan 40+2 minggu
- TTV: Suhu: 36.8°C, N: 170x/menit

PRIORITAS MASALAH
1. Pola nafas tidak efektifb.d Hiperventilasi
2. Ketidakefektifan menyusu pola bayi b.d Reflek hisap lemah
3. Resiko infeksi b.d Pertahanan tubuh primer tidak adekuat
Keperawatan Anak, Program Studi Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Tujuan dan Kriteria Hasil
No. Dx Intervensi (NIC) Rasional
(NOC)
Pola nafas tidak Setelah dilakukan a. Observasi kecepatan, a. Untuk mengetahui
efektif b.d tindakan keperawatan irama, kedalaman kondisi pernfasan
Imaturitas selama 3x24 jam dan upaya nafas, bayi.
neurologis diharapkan klien pergerakan,
menunjukkan status kesimetrisan dada,
pernapasan : ventilasi retraksi dada dan alat
tidak terganggu dan pola bantu pernafasan
nafas menjadi efektif.
b. Auskultasi suara b. Mengetahui adanya
Kriteria Hasil : nafas, catat area suara napas tambahan
penurunan / tidak pada bayi.
1. Kecepatan dan irama
adanya ventilasi dan
respirasi dalam batas
suara.
normal (RR:40-
c. Mengkaji down c. Mengetahui ada
60x/menit).
skore tidaknya gagal nafas
2. Tidak adanya bunyi
nafas tambahan
d. Jelaskan tujuan d. Keluarga dapat
(Wheezing atau
penggunaan alat membantu memonitor
Ronchi)
tambahanbantu dan melaporkan
3. Tidak ada sianosis.
napas, alat monitor perkembangan
4. Tidak terdapat retraksi
dan batasan kondisi kesehatan
dinding dada
normalnya, serta anak
5. Tangis kuat
melaporkan bila
6. Down skor<4
menemukan adanya
ketidak normalan
hasil monitor yang
ditunjukkan.

e. Kolaborasi dengan e. Mengoptimalkan


dokter dalam proses oksigenasi
memberikan alat pada bayi
bantu pernapasan
Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. Berikan cairan 1. Untuk menggantian
pola menyusu tindakan keperawatan melalui IVFD kalori yang tidak
bayi b.d Reflek selama 3x24 jam glukosa 10% didapat dari oral
hisap lemah diharapkan pola minum
ASI terpenuhi dengan 2. Kaji kesiapan bayi 2. Mengetahui reflek
kriteria hasil : untuk minum hisap
1. Bayi dapat menyusu 3. Berikan minum 3. Memberikan nutrisi
dengan efektif: daya sesuai jadwal tambahan melalui oral
hisap kuat, bayi
mengantuk setelah 4. Timbang berat badan 4. Pemberian nutrisi
menyusu. dan lingkar perut dilakukan dengan
2. Bayi menunjukkan perhitungan yang
keinginan menyusu: tepat
adanya reflek 5. Berikan penjelasan 5. Mengetahui status
Keperawatan Anak, Program Studi Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta

rootingdan sucking pada keluarga nutrisi


3. Tidak terjadi mengenai status gizi
penurunan berat dan pentingnya
badan 5%-10% untuk memenuhi
kebutuhan gizi
6. Kolaborasikan 6. Menambah
dengan dokter pengetahuan keluarga
pemberian nutrisi
Risiko infeksi Setelah dilakukan 1. Monitor tanda vital 1. Suhu bayi termonitor
berhubungan perawatan selama 3x24 bayi.
dengan jam tidak terjadi infeksi 2. Monitor adanya 2. Tanda gejala infeksi
pertahanan dengan kriteria hasil: kemerahan dan termonitor
tubuh primer drainase pada tali
tidak adekuat 1. Tidak terjadi tanda pusat dan daerah
dan gejala infeksi penusukan infus
sistemik maupun 3. Lakukan cuci tangan 3. Menghindari adanya
local pada area sebelum dan sesudah infeksi nosocomial
penusukan infus, tali kontak
pusat (tidak 4. Mandikan bayi 2x 4. Menjaga kebersihan
kemerahan, tdak ada sehari tubuh bayi
peningkatan suhu, 5. Lakukan perawatan 5. Perawatan tali pusat
tidak adanya nanah) tali pusat, bersihkan untuk menghindari
2. Jumlah leukosit dari daerah bersih ke kemungkinan adanya
dalam batas normal kotor infeksi
(6-17,5 ribu/uL) 6. Jaga agar tali pusat 6. Supaya tali pusat
3. Nadi, RR, dan suhu tetap kering dan cepat kering
dalam batas normal pakaikan
(Nadi: 140- popok/pampers
160x/menit, RR:40- dibawah tali pusat
60x/menit, suhu 7. Ajarkan ibu bayi 7. Mencegah adanya
36,5oC-37,5oC) untuk cuci tangan penularan infeksi dari
yang benar sebelum luar
dan sesudah kontak
dengan bayi
8. Cek leukosit rutin 8. Leukosit merupakan
jika diperlukan salah satu tanda
adanya infeksi pada
tubuh bayi
9. Kolaborasi dengan 9. Antibiotik dapat
dokter untuk membantu menjaga
pemberian antibiotic. kekebalan tubuh bayi
supaya tidak terpapar
penyakit mau[pun
inveksi
Keperawatan Anak, Program Studi Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
IMPLEMENTASI

No. TTD
Tanggal Jam Implementasi Respon
Dx Perawat
Selasa, 15.30 3 Memandikan bayi, S:-
23 Juli mengkaji ruam O:Pada kulit bayi tidak terdapat
2019 kemerahan tidak normal ruam kemerahan, warna kulit
pada kulit dan kondisi merata, tidak ada sianosis,
tali pusat. kondisi tali pusat belum
menutup.
15.40 3 Menempatkan bayi pada S:-
lingkungan yang aman O: Bayi ditempatkan didalam
inkubator dengan suhu 35°C
15.45 3 Memonitor Suhu, dan S:
Nadi. O:
Pengkajian TTV: Suhu: 36.8°C
N: 170x/menit
15.50 1 Memonitor kecepatan, S: -
irama, dan upaya nafas, O: Pasien tampak bernafas
pergerakan, kesimetrisan dengan cepat dan pendek, dada
dada, retraksi berkembang dengan simetris,
dada,pernapasan cuping ada retraksi dinding dada, sesak
hidung nafas, RR : 74x/menit. terdapat
pernapasan cuping hidung, bayi
menangis merintih
15.55 1 Mengkaji down skore Frekuensi nafas : 1, Retraksi : 1,
Sianosis : 0, Entry Air : 2,
Merintih : 2. Total: 6
16.10 1 Melakukan pemasangan S: -
alat monitor oksigen O: terpasang oximetri pada kaki
tubuh kanan bayi. SPO2 : 95%,
16.15 2 Memberikan cairan S:
transfusi infus O: pada tangan kanan bayi
terpasang infus D5% 500ml, 6
tpm
16.25 1 Mengkaji suara napas S: -
tambahan O: Tidak ada wheezing, tidak
ada ronchi, suara napas vesikuler
16.40 2 Mengkaji kesiapan bayi S: -
untuk minum O: reflek rooting: lemah (bayi
tidak langsung menoleh saat
disentuh pada pinggir bibirnya).
Reflek menghisap tidak ada.
16.50 2 Menimbang berat badan S: -
bayi dan mengukur O: BB bayi saat pengkajian:
lingkar perut bayi 3450 gram. LP: 35cm. Perut
tidak kembung, tidak muntah
18.00 3 Memonitor kadar S:
leukosit bayi O: Hasil pemeriksaan
Keperawatan Anak, Program Studi Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Laboratorium menunjukkan
jumlah Leukosit 19.90 ribu/ µL
(H)
18.40 1 Memonitor kecepatan, S: -
irama,retraksi dada, O: Pasien bernafas cepat dan
SPO2 pendek, ada retraksi dinding
dada. TTV: RR: 55x/menit
SPO2 : 97%
18.50 3 Memonitor Suhu, dan S:
Nadi, mengkaji tanda – O: tidak ada kejang. Pengkajian
tanda infeksi TTV: Suhu: 37.7°C
N: 133x/menit
20.00 3 Memberikan injeksi S:
anibiotik Ceftazidime O: telah masuk obat Ceftazidime
150ml /12jam 150ml via IV.
21.00 1 Memonitor kecepatan, S: -
irama, dan upaya nafas, O: Pasien tampak bernafas
pergerakan, kesimetrisan dengan cepat dan pendek, dada
dada, retraksi dada, dan berkembang dengan simetris,
SPO2. ada retraksi dinding dada, bayi
menangis merintih, sesak nafas,
TTV: RR : 68x/menit, SPO2:
97%.
Pada hidung bayi terpasang
NCPAP, PEEP 7 cmH2O dan
FiO2 40%
21.10 1 Mengkaji suara napas S: -
tambahan O: Tidak ada wheezing, tidak
ada ronchi, suara napas vesikuler
21.30 3 Memonitor Suhu, dan S:
Nadi, mengkaji tanda – O: tidak ada kejang, tidak
tanda infeksi demam. Pengkajian TTV: Suhu:
36.8°C, N: 147x/menit
23.30 1 Memonitor kecepatan, S: -
irama,retraksi dada, O: Pasien bernafas lambat dan
SPO2 panjang, ada retraksi dinding
dada. TTV: RR: 26x/menit
SPO2 : 93%
23.30 3 Memonitor Suhu, dan S:
Nadi, mengkaji tanda – O: tidak ada kejang, tidak
tanda infeksi demam. Pengkajian TTV: Suhu:
36.5°C, N: 137x/menit
Rabu 24 01.00 1 Memonitor kecepatan, S: -
Juli 2019 irama,retraksi dada, O: Pasien bernafas cepat dan
SPO2 dalam,ada retraksi dinding dada.
TTV: RR: 50x/menit
SPO2 : 97%
01.00 3 Memonitor Suhu, dan S:
Nadi, mengkaji tanda – O: tidak ada kejang, tidak
Keperawatan Anak, Program Studi Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta

tanda infeksi demam. Pengkajian TTV: Suhu:


37°C, N: 150x/menit
07.00 3 Memandikan bayi, S:-
melakukan perawatan tali O: Pada kulit bayi tidak terdapat
pusat ruam kemerahan, warna kulit
merata, tidak ada sianosis,
kondisi tali pusat belum
menutup, tali pusat berwarna
putih, dan layu
07.30 3 Memberikan injeksi S:
anibiotik Ceftazidime O: telah masuk obat Ceftazidime
150ml /12jam 150ml via IV.
07.35 2 Memberikan cairan S:
transfusi infus O: pada tangan kanan bayi
terpasang infus D5% 500ml, 6
tpm
08.00 3 Memonitor Suhu, dan S:
Nadi, mengkaji tanda – O: tidak ada kejang, tidak
tanda infeksi demam. Pengkajian TTV: Suhu:
36.5°C, N: 140x/menit
08.10 1 Memonitor kecepatan, S: -
irama, dan upaya nafas, O: Pasien tampak bernafas cepat
pergerakan, kesimetrisan dalam, dada berkembang dengan
dada, retraksi dada, dan simetris, ada retraksi dinding
SPO2. dada, bayi menangis merintih.
TTV: RR : 54x/menit, SPO2:
97%.
Pada hidung bayi terpasang
NCPAP, PEEP 7 cmH2O dan
FiO2 25%
08.12 1 Mengkaji down skore S:-
O: Frekuensi nafas : 0, Retraksi :
1, Sianosis : 0, Entry Air : 2,
Merintih : 1. Total: 4
08.15 1 Mengkaji suara napas S: -
tambahan O: Tidak ada wheezing, tidak
ada ronchi, suara napas vesikuler
10.00 3 Memonitor Suhu, dan S:
Nadi, mengkaji tanda – O: tidak ada kejang, tidak
tanda infeksi demam. Pengkajian TTV: Suhu:
37°C, N: 144x/menit
10.10 1 Memonitor kecepatan, S: -
irama, dan upaya nafas, O: Pasien tampak bernafas
pergerakan, kesimetrisan normal tidak cepat, dada
dada, retraksi dada, dan berkembang dengan simetris,
SPO2. tidak ada retraksi dinding dada.
TTV: RR : 37x/menit, SPO2:
94%.
10.30 2 Mengkaji kesiapan bayi S: -
Keperawatan Anak, Program Studi Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta

untuk minum O: reflek rooting: ada (bayi


langsung menoleh saat disentuh
pada pinggir bibirnya). Reflek
menghisap ada.
11.00 2 Menimbang berat badan S: -
bayi dan mengukur O: BB bayi saat pengkajian:
lingkar perut bayi 3430 gram. LP: 35cm. Perut
tidak kembung, tidak ada
muntah
12.00 1 Mengkaji suara napas S: -
tambahan O: Tidak ada wheezing, tidak
ada ronchi, suara napas vesikuler
12.10 3 Memonitor Suhu, dan S:
Nadi, mengkaji tanda – O: tidak ada kejang, tidak
tanda infeksi demam. Pengkajian TTV: Suhu:
36°C, N: 136x/menit
15.00 3 Memandikan bayi, S:-
melakukan perawatan tali O: Pada kulit bayi tidak terdapat
pusat ruam kemerahan, warna kulit
merata, tidak ada sianosis,
kondisi tali pusat belum
menutup, tali pusat berwarna
putih, dan layu
15.30 2 Memberikan susu S:-
O: daya hisap kuat, muntah tidak
ada, kembung tidak ada, jumlah
minum: 10cc
16.00 1 Memonitor kecepatan, S: -
irama, dan upaya nafas, O: Pasien tampak bernafas
pergerakan, kesimetrisan santai, dada berkembang dengan
dada, retraksi dada, dan simetris, tidak ada retraksi
SPO2. dinding dada. TTV: RR :
38x/menit, SPO2: 98%.
16.05 3 Memonitor Suhu, dan S:
Nadi, mengkaji tanda – O: tidak ada kejang, tidak
tanda infeksi demam. Pengkajian TTV: Suhu:
37.4°C, N: 142x/menit
16.30 2 Mengajarkan ibu untuk S: ibu mengangguk dan
selalu mencuci tangan menerima saran yang diberikan
sebelum kontak dengan perawat
bayi O: Ibu bayi mencuci tangan
dengan 6 langkah seperti yang
diajarkan perawat sebelum
kontak dengan bayi
17.00 1 Mengkaji suara napas S: -
tambahan O: Tidak ada wheezing, tidak
ada ronchi, suara napas vesikuler
18.00 1 Memonitor kecepatan, S: -
irama, dan upaya nafas, O: Pasien tampak bernafas
Keperawatan Anak, Program Studi Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta

pergerakan, kesimetrisan cepat, dada berkembang dengan


dada, retraksi dada, dan simetris, tidak ada retraksi
SPO2. dinding dada. TTV: RR :
70x/menit, SPO2: 99%.
18.10 3 Memonitor Suhu, dan S:
Nadi, mengkaji tanda – O: tidak ada kejang, tidak
tanda infeksi demam. Pengkajian TTV: Suhu:
37°C, N: 120x/menit
20.05 1 Memonitor kecepatan, S: -
irama, dan upaya nafas, O: Pasien tampak bernafas
pergerakan, kesimetrisan normal dan teratur, dada
dada, retraksi dada, dan berkembang dengan simetris,
SPO2. tidak ada retraksi dinding dada,
bayi menangis kuat. TTV: RR :
52x/menit, SPO2: 99%.
Pada hidung bayi terpasang
NCPAP, PEEP 7 cmH2O dan
FiO2 25%
21.00 2 Memberikan susu S:-
O: daya hisap kuat, muntah tidak
ada, kembung tidak ada, jumlah
minum: 10cc
21.30 3 Memonitor Suhu, dan S:
Nadi, mengkaji tanda – O: tidak ada kejang, tidak
tanda infeksi demam. Pengkajian TTV: Suhu:
36.5°C, N: 114x/menit
21.50 1 Mengkaji suara napas S: -
tambahan O: Tidak ada wheezing, tidak
ada ronchi, suara napas vesikuler
22.10 1 Memonitor kecepatan, S: -
irama, dan upaya nafas, O: Pasien tampak bernafas
pergerakan, kesimetrisan normal tidak cepat, dada
dada, retraksi dada, dan berkembang dengan simetris,
SPO2. tidak ada retraksi dinding dada,
sesak nafas berkurang TTV: RR
: 57x/menit, SPO2: 99%.
23.00 2 Memberikan susu S:-
O: daya hisap kuat, menangis
kuat, muntah tidak ada,
kembung tidak ada, jumlah
minum: 10cc
Kamis 00.00 3 Memonitor Suhu, dan S:
25 Juli Nadi, mengkaji tanda – O: tidak ada kejang, tidak
2019 tanda infeksi demam. Pengkajian TTV: Suhu:
37.5°C, N: 146x/menit
00.30 1 Mengkaji suara napas S: -
tambahan O: Tidak ada wheezing, tidak
ada ronchi, suara napas vesikuler
01.00 1 Memonitor kecepatan, S: -
Keperawatan Anak, Program Studi Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta

irama, dan upaya nafas, O: Pasien tampak bernafas


pergerakan, kesimetrisan normal tidak cepat, dada
dada, retraksi dada, dan berkembang dengan simetris,
SPO2. tidak ada retraksi dinding dada.
Tidak sesak nafas, Tidak ada
napas cuping hidung, terpasang
NCPAP, PEEP 7 cmH2O dan
FiO2 25%
TTV: RR : 66x/menit, SPO2:
99%.
07.00 1 Memonitor Suhu, dan S:
Nadi, mengkaji tanda – O: tidak ada kejang, tidak
tanda infeksi demam. Pengkajian TTV: Suhu:
36.8 °C, N: 150x/menit
07.30 3 Memandikan bayi, S:-
melakukan perawatan tali O: Pada kulit bayi tidak terdapat
pusat ruam kemerahan, warna kulit
merata, tidak ada sianosis,
kondisi tali pusat belum
menutup, tali pusat berwarna
putih, dan layu
07.35 3 Memberikan injeksi S:
anibiotik Ceftazidime O: telah masuk obat Ceftazidime
150ml /12jam 150ml via IV.
07.38 2 Memberikan cairan S:
transfusi infus O: pada tangan kanan bayi
terpasang infus D 1/4 NS 500ml,
6 tpm
08.00 3 Memonitor Suhu, dan S:
Nadi, mengkaji tanda – O: tidak ada kejang, tidak
tanda infeksi demam. Pengkajian TTV: Suhu:
36.7 °C, N: 144 x/menit
08.10 1 Memonitor kecepatan, S: -
irama, dan upaya nafas, O: Pasien tampak bernafas
pergerakan, kesimetrisan normal dan teratur, dada
dada, retraksi dada, dan berkembang dengan simetris,
SPO2. tidak ada retraksi dinding dada,
bayi menangis. TTV: RR : 60
x/menit, SPO2: 98%.
Pada hidung bayi terpasang
NCPAP, PEEP 7 cmH2O dan
FiO2 25%
08.12 1 Mengkaji down skore S:-
O: Frekuensi nafas : 1, Retraksi :
0, Sianosis : 0, Entry Air : 0,
Merintih : 0. Total: 1
08.15 1 Mengkaji suara napas S: -
tambahan O: Tidak ada wheezing, tidak
ada ronchi, suara napas vesikuler
Keperawatan Anak, Program Studi Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta

09.30 1 Melepas NCPAP S:-


O : NCPAP di lepas dan di
gatikan oleh nasal kanul 1 lpm
10.00 3 Memonitor Suhu, dan S:
Nadi, mengkaji tanda – O: tidak ada kejang, tidak
tanda infeksi demam. Pengkajian TTV: Suhu:
36.6 °C, N: 140 x/menit
10.10 1 Memonitor kecepatan, S: -
irama, dan upaya nafas, O: Pasien tampak bernafas
pergerakan, kesimetrisan lambat dalam, dada berkembang
dada, retraksi dada, dan dengan simetris, tidak ada
SPO2. retraksi dinding dada. TTV: RR
: 34 x/menit, SPO2: 98%.
Terpasang nasal kanul 1 lpm
pada hidung
10.30 2 Mengkaji kesiapan bayi S: -
untuk minum O: reflek rooting: ada (bayi
langsung menoleh saat disentuh
pada pinggir bibirnya). Reflek
menghisap ada.
11.00 2 Menimbang berat badan S: -
bayi dan mengukur O: BB bayi saat pengkajian:
lingkar perut bayi 3250 gram. LP: 35cm. Perut
tidak kembung, tidak ada
muntah
12.00 1 Mengkaji suara napas S: -
tambahan O: Tidak ada wheezing, tidak
ada ronchi, suara napas vesikuler
12.10 3 Memonitor Suhu, dan S:
Nadi, mengkaji tanda – O: tidak ada kejang, tidak
tanda infeksi demam. Pengkajian TTV: Suhu:
36.7 °C, N: 140 x/menit
15.00 3 Memandikan bayi, S:-
melakukan perawatan tali O: Pada kulit bayi tidak terdapat
pusat ruam kemerahan, warna kulit
merata, tidak ada sianosis,
kondisi tali pusat belum
menutup, tali pusat berwarna
putih, dan layu
15.30 2 Memberikan susu S:-
O: daya hisap kuat, muntah tidak
ada, kembung tidak ada, jumlah
minum: 10cc
16.00 1 Memonitor kecepatan, S: -
irama, dan upaya nafas, O: Pasien tampak bernafas
pergerakan, kesimetrisan normal tidak cepat, dada
dada, retraksi dada, dan berkembang dengan simetris,
SPO2. tidak ada retraksi dinding dada.
TTV: RR : 44 x/menit, SPO2:
Keperawatan Anak, Program Studi Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta

99%.
16.05 3 Memonitor Suhu, dan S:
Nadi, mengkaji tanda – O: tidak ada kejang, tidak
tanda infeksi demam. Pengkajian TTV: Suhu:
37.1 °C, N: 148 x/menit
17.00 1 Mengkaji suara napas S: -
tambahan O: Tidak ada wheezing, tidak
ada ronchi, suara napas vesikuler
18.00 1 Memonitor kecepatan, S: -
irama, dan upaya nafas, O: Pasien tampak bernafas
pergerakan, kesimetrisan cepat, dada berkembang dengan
dada, retraksi dada, dan simetris, tidak ada retraksi
SPO2. dinding dada. TTV: RR :
70x/menit, SPO2: 99%.
18.10 3 Memonitor Suhu, dan S:
Nadi, mengkaji tanda – O: tidak ada kejang, tidak
tanda infeksi demam. Pengkajian TTV: Suhu:
36.9°C, N: 155 x/menit
20.05 1 Memonitor kecepatan, S: -
irama, dan upaya nafas, O: Pasien tampak bernafas
pergerakan, kesimetrisan normal dan sedikit cepat, dada
dada, retraksi dada, dan berkembang dengan simetris,
SPO2. tidak ada retraksi dinding dada,
bayi menangis kuat. TTV: RR :
58 x/menit, SPO2: 99%.
Pada hidung bayi terpasang O2 2
lpm
21.00 2 Memberikan susu S:-
O: daya hisap kuat, muntah tidak
ada, kembung tidak ada, jumlah
minum: 15cc
21.30 3 Memonitor Suhu, dan S:
Nadi, mengkaji tanda – O: tidak ada kejang, tidak
tanda infeksi demam. Pengkajian TTV: Suhu:
37 °C, N: 158 x/menit
21.50 1 Mengkaji suara napas S: -
tambahan O: Tidak ada wheezing, tidak
ada ronchi, suara napas vesikuler
22.10 1 Memonitor kecepatan, S: -
irama, dan upaya nafas, O: Pasien tampak bernafas
pergerakan, kesimetrisan normal tidak cepat, dada
dada, retraksi dada, dan berkembang dengan simetris,
SPO2. tidak ada retraksi dinding dada.
TTV: RR : 150 x/menit, SPO2:
99%.
23.00 2 Memberikan susu S:-
O: daya hisap kuat, menangis
kuat, muntah tidak ada,
kembung tidak ada, jumlah
Keperawatan Anak, Program Studi Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta

minum: 20 cc
Jumat, 00.00 3 Memonitor Suhu, dan S:
25 Juli Nadi, mengkaji tanda – O: tidak ada kejang, tidak
2019 tanda infeksi demam. Pengkajian TTV: Suhu:
36. 7 °C, N: 144 x/menit
00.30 1 Mengkaji suara napas S: -
tambahan O: Tidak ada wheezing, tidak
ada ronchi, suara napas vesikuler
01.00 2 Memberikan susu S:-
O: daya hisap kuat, menangis
kuat, muntah tidak ada,
kembung tidak ada, jumlah
minum: 5 cc
07.00 3 Memandikan bayi, S:-
melakukan perawatan tali O: Pada kulit bayi tidak terdapat
pusat ruam kemerahan, warna kulit
merata, tidak ada sianosis,
kondisi tali pusat belum
menutup, tali pusat berwarna
putih, dan layu
07.30 3 Memberikan injeksi S:
anibiotik Ceftazidime O: telah masuk obat Ceftazidime
150ml /12jam 150ml via IV.
07.35 2 Memberikan cairan S:
transfusi infus O: pada tangan kanan bayi
terpasang infus D5% 500ml, 6
tpm
08.00 3 Memonitor Suhu, dan S:
Nadi, mengkaji tanda – O: tidak ada kejang, tidak
tanda infeksi demam. Pengkajian TTV: Suhu:
36.6°C, N: 156 x/menit
08.10 1 Memonitor kecepatan, S: -
irama, dan upaya nafas, O: Pasien tampak bernafas
pergerakan, kesimetrisan normal dan teratur, dada
dada, retraksi dada, dan berkembang dengan simetris,
SPO2. tidak ada retraksi dinding dada,
bayi menangis kuat TTV: RR :
50 x/menit, SPO2: 99%.
Pada hidung bayi terpasang O2 2
lpm
08.45 1 Mengkaji down skore S:-
O: Frekuensi nafas : 0, Retraksi :
0, Sianosis : 0, Entry Air : 0,
Merintih : 0. Total: 0
08.50 1 Memonitor tanda-tanda S: -
vital bayi, respirasi, O: Terdapat retraksi, dada
SPO2, montior pola mengembang simetris, irama
nafas bradipena, napas cepat, RR: 70x /menit,N :
takipena, pernapasan 147 x/menit, nasal canul 2 lpm.
Keperawatan Anak, Program Studi Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta

cuping hidung
09.00 1 Mengkaji suara napas S: -
tambahan O: Tidak ada wheezing, tidak
ada ronchi, suara napas vesikuler
10.00 3 Memonitor Suhu, dan S:
Nadi, mengkaji tanda – O: tidak ada kejang, tidak
tanda infeksi demam. Pengkajian TTV: Suhu:
36.8 °C, N: 153 x/menit
10.10 1 Memonitor kecepatan, S: -
irama, dan upaya nafas, O: Pasien tampak bernafas
pergerakan, kesimetrisan normal tidak cepat, dada
dada, retraksi dada, dan berkembang dengan simetris,
SPO2. tidak ada retraksi dinding dada.
TTV: RR : 44 x/menit, SPO2:
100%.
10.30 2 Mengkaji kesiapan bayi S: -
untuk minum O: reflek rooting: ada (bayi
langsung menoleh saat disentuh
pada pinggir bibirnya). Reflek
menghisap ada.
11.00 2 Menimbang berat badan S: -
bayi dan mengukur O: BB bayi saat pengkajian:
lingkar perut bayi 3400 gram. LP: 33cm. Perut
tidak kembung, tidak ada
muntah
12.00 1 Mengkaji suara napas S: -
tambahan O: Tidak ada wheezing, tidak
ada ronchi, suara napas vesikuler
12.10 3 Memonitor Suhu, dan S:
Nadi, mengkaji tanda – O: tidak ada kejang, tidak
tanda infeksi demam. Pengkajian TTV: Suhu:
36.5°C, N: 145x/menit
15.00 3 Memandikan bayi, S:-
melakukan perawatan tali O: Pada kulit bayi tidak terdapat
pusat ruam kemerahan, warna kulit
merata, tidak ada sianosis,
kondisi tali pusat belum
menutup, tali pusat berwarna
putih, dan layu

EVALUASI
No.
Tanggal/jam Evaluasi
Diagnosa
Rabu, 24 Juli 2019 1 S: -
jam 14.00 O: Keadaan umum lemah, Pasien tampak bernafas
cepat dan pendek, dada berkembang dengan
simetris, ada retraksi dinding dada, bayi merintih.
Keperawatan Anak, Program Studi Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hidung bayi terpasang NCPAP, PEEP 7


cmH2O dan FiO2 40%. Tidak ada wheezing, tidak
ada ronchi, suara napas vesikuler, DS : 6. TTV:
RR : 37x/menit, SPO2: 94%.
A: Masalah keperawatan Pola nafas tidak efektif
belum teratasi:
1. Pernapasan belum normal. RR : 37 x/menit
2. SPO2: 94%.
P: lanjutkan intervensi
 Memonitor kecepatan, irama, dan upaya
nafas, pergerakan, kesimetrisan dada,
retraksi dada
 Mempertahankan pemasangan alat bantu
pernafasan
 Mengkaji adanya suara napas tambahan
:Wheezing atau Ronchi
2 S:-
O: reflek rooting: ada (bayi langsung menoleh
saat disentuh pada pinggir bibirnya). Reflek
menghisap ada masih lemah. Pada tangan kanan
bayi terpasang infus D5% 500ml, 6 tpm.
Pemeriksaan BB bayi: 3430 gram. LP: 35cm,
perut bayi tidak kembung, tidak ada muntah.
A: Masalah keperawatan ketidakefektifan pola
menyusu belum teratasi
1. BB bayi mengalami penurunan
2. Reflek menghisap ada tapi masih lemah
P: lanjutkan intervensi
 Memberikan cairan D5% 500ml 6tpm
sesuai anjuran dokter
 Mengkaji ksiapan menyusu bayi
 Timbang BB setiap hari
 Memberikan minum sesuai jadwal bila
bayi sudah mampu menyusu
3 S: -
O: tidak ada kejang, tidak demam. Pada kulit bayi
tidak terdapat ruam kemerahan, warna kulit
merata, tidak ada sianosis, kondisi tali pusat belum
menutup, tali pusat berwarna putih, dan layu
Pengkajian TTV: Suhu: 37°C, N: 144x/menit.
Hasil pemeriksaan Laboratorium menunjukkan
jumlah Leukosit 19.90 ribu/ µL (H)
A: Masalah keperawatan Resiko Infeksi belum
teratasi:
1. Jumlah leukosit tinggi: 19.90 ribu/ µL
P: melanjutkan intervensi:
- Monitor tanda vital
- Monitor tanda dan gejala infeksi
- Kolaborasi dengan dokter dalam
Keperawatan Anak, Program Studi Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta

pemberian Ceftazidime 150ml/12jam

Kamis, 25 Juli 2019 1 S: -


Jam 14.00 O: Keadaan umum sedang, Pasien tampak normal,
dada berkembang dengan simetris, tidak ada
retraksi dinding dada, bayi menangis kuat.
NCPAP telah di lepas karna kondisi pasien sudah
stabil dan digantikan dengan nasal kanul 1 lpm.
Tidak ada wheezing, tidak ada ronchi, suara napas
vesikuler. TTV: RR : 63 x/menit, SPO2: 98%.
A: Masalah keperawatan Pola nafas tidak efektif
belum teratasi:
- Pernapasan belum normal. RR : 63 x/menit
- SPO2: 98%.
P: lanjutkan intervensi
- Memonitor kecepatan, irama, dan upaya
nafas, pergerakan, kesimetrisan dada,
retraksi dada
- Mempertahankan pemasangan alat bantu
pernafasan
- Mengkaji adanya suara napas tambahan :
Wheezing atau Ronchi
2 S:-
O: reflek rooting: ada (bayi langsung menoleh
saat disentuh pada pinggir bibirnya). Reflek
menghisap kuat. Pada tangan kanan bayi terpasang
infus D ¼ NS 500ml, 6 tpm. Pemeriksaan BB
bayi: 3430 gram. LP: 35cm, perut bayi tidak
kembung, tidak ada muntah.
A: Masalah keperawatan ketidakefektifan pola
menyusu belum teratasi
3. BB bayi mengalami penurunan
4. Reflek menghisap ada tapi masih lemah
P: lanjutkan intervensi
 Memberikan cairan D ¼ NS 500ml 6tpm
sesuai anjuran dokter
 Mengkaji ksiapan menyusu bayi
 Timbang BB setiap hari
 Memberikan minum sesuai jadwal bila
bayi sudah mampu menyusu
3 S: -
O: tidak ada kejang, tidak demam. Pada kulit bayi
tidak terdapat ruam kemerahan, warna kulit
merata, tidak ada sianosis, kondisi tali pusat belum
menutup, tali pusat berwarna putih, dan layu
Pengkajian TTV: Suhu: 36.8 °C, N: 150x/menit.
Hasil pemeriksaan Laboratorium menunjukkan
jumlah Leukosit 19.90 ribu/ µL (H)
A: Masalah keperawatan Resiko Infeksi belum
Keperawatan Anak, Program Studi Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta

teratasi:
2. Jumlah leukosit tinggi: 19.90 ribu/ µL
P: melanjutkan intervensi:
- Monitor tanda vital
- Monitor tanda dan gejala infeksi
- Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian Ceftazidime 150ml/12jam

Jumat, 26 Juli 2019 1 S: -


jam 14.00 O: Keadaan umum baik, Pasien tampak bernafas
normal dan teratur, dada berkembang dengan
simetris, tidak ada retraksi dinding dada, bayi
menangis kuat, tidak sianosis
Pada hidung terpasang dengan nasal kanul 2 lpm.
Tidak ada wheezing, tidak ada ronchi, suara napas
vesikuler. TTV: RR : 44 x/menit, SPO2: 100%.
A: Masalah keperawatan Pola nafas tidak efektif
belum teratasi:
- Pernapasan belum normal. RR : 63 x/menit
- SPO2: 98%.
P: lanjutkan intervensi
- Memonitor kecepatan, irama, dan upaya
nafas, pergerakan, kesimetrisan dada,
retraksi dada
- Mempertahankan pemasangan alat bantu
pernafasan
- Mengkaji adanya suara napas tambahan :
Wheezing atau Ronchi
2 S:-
O: reflek rooting: ada (bayi langsung menoleh
saat disentuh pada pinggir bibirnya). Reflek
menghisap kuat. Pada tangan kanan bayi terpasang
infus D ¼ NS 500ml, 6 tpm. Pemeriksaan BB
bayi: 3250 gram. LP: 33cm, perut bayi tidak
kembung, tidak ada muntah.
A: Masalah keperawatan ketidakefektifan pola
teratasi
P: Intervensi di hentikan

3 S: -
O: tidak ada kejang, tidak demam. Pada kulit bayi
tidak terdapat ruam kemerahan, warna kulit
merata, tidak ada sianosis, kondisi tali pusat belum
menutup, tali pusat berwarna putih, dan layu
Pengkajian TTV: Suhu: 36.6 °C, N: 155 x/menit.
Hasil pemeriksaan Laboratorium menunjukkan
jumlah Leukosit 19.90 ribu/ µL (H)
A: Masalah keperawatan Resiko Infeksi belum
teratasi:
Keperawatan Anak, Program Studi Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta

3. Jumlah leukosit tinggi: 19.90 ribu/ µL


P: melanjutkan intervensi:
- Monitor tanda vital
- Monitor tanda dan gejala infeksi
- Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian Ceftazidime 150ml/12jam

Anda mungkin juga menyukai