DATA BAYI
RIWAYAT BAYI
APGAR Skor 1”: 9 5”: 9 10”: 10
Usia Gestasi 40+2 minggu
Berat badan/Panjang badan 3450 gram / 50 cm
Lingkar Kepala/Lingkar Dada 34cm/31cm
Lingkar Perut 35 cm
Lila 12 cm
Lahir spontan Langsung menangis kuat namun setengah jam kemudian
merintih
Air Ketuban Keruh hijau
Tali Pusat Warna putih segar, layu, belum menutup
Komplikasi Tidak ada
RIWAYAT IBU
Usia Ibu 35 tahun
Gravida/ Partus/ Abortus G2P1A0
Jenis persalinan Pervaginam (spontan)
Komplikasi kehamilan Tidak ada
Keperawatan Anak, Program Studi Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
RIWAYAT SYSTEM
No Sistem Hasil
1. Umum Sedang, gerak belum aktif, menangismerintih
3. Kepala Bentuk kepala simetris, tidak ada lesi, lingkar kepala 30 cm, tidak
ada benjolan, ubun-ubun lunak
4. Mata Tidak ada infeksi mata, Simetris kanan dan kiri, mata bersih,
Distribusi bulu mata tipis dan merata,alis tipis merata
Warna sklera putih, iris hitam, konjungtiva tidak anemis
Reflek berkedip baik
5. Hidung Simetris, lubang hidung dua, tidak terdapat secret, terdapat alat
bantu pernapasan terpasang NCPAP, tidak adadeformitas/masa, ada
nafas cuping hidung
Warna membran mukosa kemerahan, tidak ada lesi, tidak ada
perdarahan, tidak adakotoran hidung
6. Telinga Simetris antara kanan dan kiri, tidak ada gangguan, tidak terdapat
cairan yang keluar.
7. Mulut Bibir Berwarna merah muda, simetris atas dan bawah, kering, tidak
ada lesi, Warna gusi pink, tidak ada peradangan, Membran Mukosa
kemerahan tidak ada lesi dan lembab, Lidah bersih tanpa celah,
tidak ada celah bibir, celah palatum, dan masa
8. Tenggorokan Tidak ada pembengkakan atau lesi, kondisi tonsil utuhBayi tidakada
kesulitan menelan ASI
9. Leher Bentuk simetris,Ekspansi dada dan abdomen tidak bersamaan,
Pergerakan simetris, ada retraksi dinding dada, Respiratory rate
74x/menit
10. Dada Tidak ada pembesaran kelenjar limfe axila, terdapat retraksi dinding
dada, dada simetris, tidak ada masa/kista/krepitus
Puting simetris, areola bulat, tidak ada pembesaran payudara,tidak
adamasa abnormal,
11. Pernafasan Terpasang alat bantu pernapasanNCPAP dengan PEEP 7 cmH2O
dan FiO2 40%
12. Kardiovaskuler Inspeksi : Irama teratur, Bunyi jantung 1 keras, jelas , Bunyi jantung
2 jelas , Tidak terdapat bunyi jantung 3 atau suara tambahan lain
Perkusi : Sonor
Lingkar Perut 35 cm
Lila 12 cm
C Tanda Vital
Suhu aksila 36.8 °C
Denyut jantung 170x/menit
Pernafasan 74 x/menit
SpO2 95 %
Down Skore Frekuensi nafas : 1, Retraksi :1, Sianosis : 0, Entry Air :
2, Merintih : 2. Total: 6
D Postur Normal
E Kulit
Warna Kemerahan
Sianosis Tidak sianosis
a. Kemerahan
b. Turgor kulit : Elastis kembali dalam 1 detik
c. Lanugo di sekitar dahi, tangan dan paha
Tanda lahir Tidak ada tanda lahir
Lanugo/ Vernix caseosa Disekitar dahi, tangan dan paha
Turgor kulit Elastis
Edema Tidak terdapat edema
F Kepala
Fontanel Anterior Lunak belum tertutup
Fontanel Posterior Lunak belum tertutup
G Mata
Kesimetrisan/ Kebersihan / Mata simetris antara kanan dan kiri, bersih, sklera
Warna berwarna putih, konjungtiva tidak anemis
Sklera/ Iris Sklera mata berwarna putih, iris berwarna hitam.
Epicanthal fold/ jarak Simetris
kantus
H Telinga
bentuk/ simetris/ bersih Simetris dan bersih
Letak pinna Pinna simetris, tidak ada lubang tambahan di daun
telinga
I Hidung
Bentuk nasal/ kotoran / Simetris, terdapat dua lubang hidung, tidak terdapat
Bersin cairan yang keluar, tidak ada perdarahan, tampak bersih
terpasang alat bantu pernafasan NCPAP
Nafas cuping hidung Terdapat pernapasan cuping hidung.
J Mulut
Bibir sumbing Tidak ada kelainan bibir sumbing
Lidah Warna lidah merah, tidak ada celah, bersih, tidak ada
lesi
Keperawatan Anak, Program Studi Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
M Paru-paru
Inspeksi: Dada mengembang simetris, tampak pergerakan napas
bayi cepat (takipnea), irama teratur, tidak ada lesi, tidak
sianosis, terdapat retraksi, tidak ada bengkak, bentuk
normal tidak distress sternum. Terpasang alat bantu
pernapasan NCPAP dengan PEEP 7 cmH2O dan FiO2,
RR 74x/menit
Palpasi Dada terasa mengembang simetris, tidak teraba massa
pada dada.
Perkusi Terdengar suara Resonan (Normal)
Auskultasi:
Suara nafas Tidak terdapat suara nafas tambahan ronchi atau mengi,
suara nafas vesikuler.
N Jantung
Inspeksi:
Letak Apeks Denyut apeks terlihat dengan irama teratur
Normal, Intercosta IV
Palpasi: HR: 170x /menit
Nadi brakhialis (siku) Teraba
Nadi Femoralis (paha) Teraba
Apeks Teraba
Perkusi: Terdengar suara timpani
Auskultasi:
Murmur Tidak ditemukan suara jantung abnormal
Pengisian kapiler 3 detik
Bunyi Jantung BJ 1 dan BJ2
O Abdomen
Inspeksi: Bentuk sedikit buncit, tidak ada lesi, tidak ada
Bentuk / Karakteristik deformitas, lingkar perut 35 cm, tidak kembung
Keadaan umbilikus Menonjol. Tali pusar tampak segar, layu, putih,
Auskultasi Pergerakan peristaltik ( + ), Bising usus 5x/menit
Keperawatan Anak, Program Studi Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Perkusi Tympani
Palpasi Hepar teraba, Limpa teraba, Ginjal teraba, Liver :
Teraba
P Genitalia
Labia -
Meatus urinarius Ada normal dan tampak bersih
Skrotum & Testis Normal
Q Punggung & Rektum
Tulang belakang Tidak ada kelainan tulang
Anus Tidak ada iritasi, tidak atresia ani maupun fistula
R Ekstremitas
Bentuk/ kesimetrisan Bentuk simetris, pada ekstremitas atas tangan kanan
bayi terpasang transfusi cairan infus D5% 500ml, 6 tpm.
Jumlah jari Jari tangan 10, jari kaki 10
ROM Aktif tanpa kelainan
Tonus otot Normal
Dislokasi Tidak ada dislokasi sendi atau ekstremitas
Lingkar perut 35 cm
Palpasi Hepar teraba
Limpa teraba
Ginjal teraba
Perkusi Tympani
S Neuromuskular Ekstremitas atas dan bawah fleksi, kepala jatuh saat
duduk
RIWAYAT SOSIAL
a. Struktur keluarga (genogram)
Keperawatan Anak, Program Studi Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Keterangan :
= Laki – Laki Meninggal = Perempuan
= Pasien
Hematologi
Darah Rutin
Index Eritrosit
MCH 34.8 pg 26 - 38
Hitung Jenis
Neutrofil 47.1 % 40 – 74
Golongan Darah B %
Keperawatan Anak, Program Studi Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
IMUNOSEROLOGI
HASIL AKHIR
Hepatitis Masker
TERAPI
Penyakit
penyimpanan
glikogen
Intoleransi
terhadap
sukrosa
Gagal ginjal
Sirosis hati
Tes toleransi
glukosa
Kadar natrium
yang rendah
Kadar kalium
rendah
Kadar
magnesium
yang rendah
Tingkat
kalsium yang
rendah
Darah dan
kehilangan
cairan
b. Data Fokus
DS:
Bayi laki - laki usia 0 hari, tidak muntah
DO:
Keadaan umum sedang, tidak kejang, tidak muntah, S: 36.8°C, N: 170x/menit, RR:
74x/menit, menangis merintih, bayi mengalami sesak nafas, terdapat retraksi dan
Keperawatan Anak, Program Studi Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
pernapasan dengan cuping hidung,SpO2 95%, NCPAP dengan FiO2 40% dan PEP 7
cmH2O, BAB ± 20 cc, BAK ±40 cc (selama 24 jam)
Balance Cairan:
Input dalam 24 jam:
1. Infus D5% 500ml, 6tpm = 144 cc
2. Injeksi: Ceftazidime 150ml/12jam = 4cc
Total Input: 148 cc
Output dalam 24 jam:
1. IWL: 30 x BB (kg) = 30 x 3.4 kg = 102 cc
2. BAK: 40 cc
3. BAB: 20 cc
Total Output: 162 cc
Balance Cairan: Input – Output = 148 cc – 168 cc = -14 cc (normal)
ANALISA DATA
Data Etiologi Problem
DS: - Hiperventilasi Pola nafas tidak
DO: efektif
- Keadaan umum sedang
- Terdapat retraksi pada dinding dada bayi
- Bayi bernapas dengan cuping hidung
- Bayi menangis merintih
- Napas bayi cepat (takipnea)
- SPO2: 95%
- Down skore 6
- TTV: RR: 74x/menit(H)
- N: 170x/menit
DS: - Reflek hisap Ketidakefektifan
DO: lemah pola menyusu
- Keadaan umum sedang
- Reflek rooting lemah
- Reflek hisap tidak ada
- Bayi mendapatkan ASI
- Saat bayi diberikan rangsangan pada pipi
tidak langsung merespon dengan menolehkan
kepala maupun membuka mulutnya
DS : - Pertahanan tubuh Resiko infeksi
DO : primer tidak
- Hasil Lab leukosit 19.90 ribu/ µL (H)
adekuat
- Air ketuban keruh hijau
Keperawatan Anak, Program Studi Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
PRIORITAS MASALAH
1. Pola nafas tidak efektifb.d Hiperventilasi
2. Ketidakefektifan menyusu pola bayi b.d Reflek hisap lemah
3. Resiko infeksi b.d Pertahanan tubuh primer tidak adekuat
Keperawatan Anak, Program Studi Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Tujuan dan Kriteria Hasil
No. Dx Intervensi (NIC) Rasional
(NOC)
Pola nafas tidak Setelah dilakukan a. Observasi kecepatan, a. Untuk mengetahui
efektif b.d tindakan keperawatan irama, kedalaman kondisi pernfasan
Imaturitas selama 3x24 jam dan upaya nafas, bayi.
neurologis diharapkan klien pergerakan,
menunjukkan status kesimetrisan dada,
pernapasan : ventilasi retraksi dada dan alat
tidak terganggu dan pola bantu pernafasan
nafas menjadi efektif.
b. Auskultasi suara b. Mengetahui adanya
Kriteria Hasil : nafas, catat area suara napas tambahan
penurunan / tidak pada bayi.
1. Kecepatan dan irama
adanya ventilasi dan
respirasi dalam batas
suara.
normal (RR:40-
c. Mengkaji down c. Mengetahui ada
60x/menit).
skore tidaknya gagal nafas
2. Tidak adanya bunyi
nafas tambahan
d. Jelaskan tujuan d. Keluarga dapat
(Wheezing atau
penggunaan alat membantu memonitor
Ronchi)
tambahanbantu dan melaporkan
3. Tidak ada sianosis.
napas, alat monitor perkembangan
4. Tidak terdapat retraksi
dan batasan kondisi kesehatan
dinding dada
normalnya, serta anak
5. Tangis kuat
melaporkan bila
6. Down skor<4
menemukan adanya
ketidak normalan
hasil monitor yang
ditunjukkan.
No. TTD
Tanggal Jam Implementasi Respon
Dx Perawat
Selasa, 15.30 3 Memandikan bayi, S:-
23 Juli mengkaji ruam O:Pada kulit bayi tidak terdapat
2019 kemerahan tidak normal ruam kemerahan, warna kulit
pada kulit dan kondisi merata, tidak ada sianosis,
tali pusat. kondisi tali pusat belum
menutup.
15.40 3 Menempatkan bayi pada S:-
lingkungan yang aman O: Bayi ditempatkan didalam
inkubator dengan suhu 35°C
15.45 3 Memonitor Suhu, dan S:
Nadi. O:
Pengkajian TTV: Suhu: 36.8°C
N: 170x/menit
15.50 1 Memonitor kecepatan, S: -
irama, dan upaya nafas, O: Pasien tampak bernafas
pergerakan, kesimetrisan dengan cepat dan pendek, dada
dada, retraksi berkembang dengan simetris,
dada,pernapasan cuping ada retraksi dinding dada, sesak
hidung nafas, RR : 74x/menit. terdapat
pernapasan cuping hidung, bayi
menangis merintih
15.55 1 Mengkaji down skore Frekuensi nafas : 1, Retraksi : 1,
Sianosis : 0, Entry Air : 2,
Merintih : 2. Total: 6
16.10 1 Melakukan pemasangan S: -
alat monitor oksigen O: terpasang oximetri pada kaki
tubuh kanan bayi. SPO2 : 95%,
16.15 2 Memberikan cairan S:
transfusi infus O: pada tangan kanan bayi
terpasang infus D5% 500ml, 6
tpm
16.25 1 Mengkaji suara napas S: -
tambahan O: Tidak ada wheezing, tidak
ada ronchi, suara napas vesikuler
16.40 2 Mengkaji kesiapan bayi S: -
untuk minum O: reflek rooting: lemah (bayi
tidak langsung menoleh saat
disentuh pada pinggir bibirnya).
Reflek menghisap tidak ada.
16.50 2 Menimbang berat badan S: -
bayi dan mengukur O: BB bayi saat pengkajian:
lingkar perut bayi 3450 gram. LP: 35cm. Perut
tidak kembung, tidak muntah
18.00 3 Memonitor kadar S:
leukosit bayi O: Hasil pemeriksaan
Keperawatan Anak, Program Studi Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laboratorium menunjukkan
jumlah Leukosit 19.90 ribu/ µL
(H)
18.40 1 Memonitor kecepatan, S: -
irama,retraksi dada, O: Pasien bernafas cepat dan
SPO2 pendek, ada retraksi dinding
dada. TTV: RR: 55x/menit
SPO2 : 97%
18.50 3 Memonitor Suhu, dan S:
Nadi, mengkaji tanda – O: tidak ada kejang. Pengkajian
tanda infeksi TTV: Suhu: 37.7°C
N: 133x/menit
20.00 3 Memberikan injeksi S:
anibiotik Ceftazidime O: telah masuk obat Ceftazidime
150ml /12jam 150ml via IV.
21.00 1 Memonitor kecepatan, S: -
irama, dan upaya nafas, O: Pasien tampak bernafas
pergerakan, kesimetrisan dengan cepat dan pendek, dada
dada, retraksi dada, dan berkembang dengan simetris,
SPO2. ada retraksi dinding dada, bayi
menangis merintih, sesak nafas,
TTV: RR : 68x/menit, SPO2:
97%.
Pada hidung bayi terpasang
NCPAP, PEEP 7 cmH2O dan
FiO2 40%
21.10 1 Mengkaji suara napas S: -
tambahan O: Tidak ada wheezing, tidak
ada ronchi, suara napas vesikuler
21.30 3 Memonitor Suhu, dan S:
Nadi, mengkaji tanda – O: tidak ada kejang, tidak
tanda infeksi demam. Pengkajian TTV: Suhu:
36.8°C, N: 147x/menit
23.30 1 Memonitor kecepatan, S: -
irama,retraksi dada, O: Pasien bernafas lambat dan
SPO2 panjang, ada retraksi dinding
dada. TTV: RR: 26x/menit
SPO2 : 93%
23.30 3 Memonitor Suhu, dan S:
Nadi, mengkaji tanda – O: tidak ada kejang, tidak
tanda infeksi demam. Pengkajian TTV: Suhu:
36.5°C, N: 137x/menit
Rabu 24 01.00 1 Memonitor kecepatan, S: -
Juli 2019 irama,retraksi dada, O: Pasien bernafas cepat dan
SPO2 dalam,ada retraksi dinding dada.
TTV: RR: 50x/menit
SPO2 : 97%
01.00 3 Memonitor Suhu, dan S:
Nadi, mengkaji tanda – O: tidak ada kejang, tidak
Keperawatan Anak, Program Studi Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
99%.
16.05 3 Memonitor Suhu, dan S:
Nadi, mengkaji tanda – O: tidak ada kejang, tidak
tanda infeksi demam. Pengkajian TTV: Suhu:
37.1 °C, N: 148 x/menit
17.00 1 Mengkaji suara napas S: -
tambahan O: Tidak ada wheezing, tidak
ada ronchi, suara napas vesikuler
18.00 1 Memonitor kecepatan, S: -
irama, dan upaya nafas, O: Pasien tampak bernafas
pergerakan, kesimetrisan cepat, dada berkembang dengan
dada, retraksi dada, dan simetris, tidak ada retraksi
SPO2. dinding dada. TTV: RR :
70x/menit, SPO2: 99%.
18.10 3 Memonitor Suhu, dan S:
Nadi, mengkaji tanda – O: tidak ada kejang, tidak
tanda infeksi demam. Pengkajian TTV: Suhu:
36.9°C, N: 155 x/menit
20.05 1 Memonitor kecepatan, S: -
irama, dan upaya nafas, O: Pasien tampak bernafas
pergerakan, kesimetrisan normal dan sedikit cepat, dada
dada, retraksi dada, dan berkembang dengan simetris,
SPO2. tidak ada retraksi dinding dada,
bayi menangis kuat. TTV: RR :
58 x/menit, SPO2: 99%.
Pada hidung bayi terpasang O2 2
lpm
21.00 2 Memberikan susu S:-
O: daya hisap kuat, muntah tidak
ada, kembung tidak ada, jumlah
minum: 15cc
21.30 3 Memonitor Suhu, dan S:
Nadi, mengkaji tanda – O: tidak ada kejang, tidak
tanda infeksi demam. Pengkajian TTV: Suhu:
37 °C, N: 158 x/menit
21.50 1 Mengkaji suara napas S: -
tambahan O: Tidak ada wheezing, tidak
ada ronchi, suara napas vesikuler
22.10 1 Memonitor kecepatan, S: -
irama, dan upaya nafas, O: Pasien tampak bernafas
pergerakan, kesimetrisan normal tidak cepat, dada
dada, retraksi dada, dan berkembang dengan simetris,
SPO2. tidak ada retraksi dinding dada.
TTV: RR : 150 x/menit, SPO2:
99%.
23.00 2 Memberikan susu S:-
O: daya hisap kuat, menangis
kuat, muntah tidak ada,
kembung tidak ada, jumlah
Keperawatan Anak, Program Studi Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
minum: 20 cc
Jumat, 00.00 3 Memonitor Suhu, dan S:
25 Juli Nadi, mengkaji tanda – O: tidak ada kejang, tidak
2019 tanda infeksi demam. Pengkajian TTV: Suhu:
36. 7 °C, N: 144 x/menit
00.30 1 Mengkaji suara napas S: -
tambahan O: Tidak ada wheezing, tidak
ada ronchi, suara napas vesikuler
01.00 2 Memberikan susu S:-
O: daya hisap kuat, menangis
kuat, muntah tidak ada,
kembung tidak ada, jumlah
minum: 5 cc
07.00 3 Memandikan bayi, S:-
melakukan perawatan tali O: Pada kulit bayi tidak terdapat
pusat ruam kemerahan, warna kulit
merata, tidak ada sianosis,
kondisi tali pusat belum
menutup, tali pusat berwarna
putih, dan layu
07.30 3 Memberikan injeksi S:
anibiotik Ceftazidime O: telah masuk obat Ceftazidime
150ml /12jam 150ml via IV.
07.35 2 Memberikan cairan S:
transfusi infus O: pada tangan kanan bayi
terpasang infus D5% 500ml, 6
tpm
08.00 3 Memonitor Suhu, dan S:
Nadi, mengkaji tanda – O: tidak ada kejang, tidak
tanda infeksi demam. Pengkajian TTV: Suhu:
36.6°C, N: 156 x/menit
08.10 1 Memonitor kecepatan, S: -
irama, dan upaya nafas, O: Pasien tampak bernafas
pergerakan, kesimetrisan normal dan teratur, dada
dada, retraksi dada, dan berkembang dengan simetris,
SPO2. tidak ada retraksi dinding dada,
bayi menangis kuat TTV: RR :
50 x/menit, SPO2: 99%.
Pada hidung bayi terpasang O2 2
lpm
08.45 1 Mengkaji down skore S:-
O: Frekuensi nafas : 0, Retraksi :
0, Sianosis : 0, Entry Air : 0,
Merintih : 0. Total: 0
08.50 1 Memonitor tanda-tanda S: -
vital bayi, respirasi, O: Terdapat retraksi, dada
SPO2, montior pola mengembang simetris, irama
nafas bradipena, napas cepat, RR: 70x /menit,N :
takipena, pernapasan 147 x/menit, nasal canul 2 lpm.
Keperawatan Anak, Program Studi Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
cuping hidung
09.00 1 Mengkaji suara napas S: -
tambahan O: Tidak ada wheezing, tidak
ada ronchi, suara napas vesikuler
10.00 3 Memonitor Suhu, dan S:
Nadi, mengkaji tanda – O: tidak ada kejang, tidak
tanda infeksi demam. Pengkajian TTV: Suhu:
36.8 °C, N: 153 x/menit
10.10 1 Memonitor kecepatan, S: -
irama, dan upaya nafas, O: Pasien tampak bernafas
pergerakan, kesimetrisan normal tidak cepat, dada
dada, retraksi dada, dan berkembang dengan simetris,
SPO2. tidak ada retraksi dinding dada.
TTV: RR : 44 x/menit, SPO2:
100%.
10.30 2 Mengkaji kesiapan bayi S: -
untuk minum O: reflek rooting: ada (bayi
langsung menoleh saat disentuh
pada pinggir bibirnya). Reflek
menghisap ada.
11.00 2 Menimbang berat badan S: -
bayi dan mengukur O: BB bayi saat pengkajian:
lingkar perut bayi 3400 gram. LP: 33cm. Perut
tidak kembung, tidak ada
muntah
12.00 1 Mengkaji suara napas S: -
tambahan O: Tidak ada wheezing, tidak
ada ronchi, suara napas vesikuler
12.10 3 Memonitor Suhu, dan S:
Nadi, mengkaji tanda – O: tidak ada kejang, tidak
tanda infeksi demam. Pengkajian TTV: Suhu:
36.5°C, N: 145x/menit
15.00 3 Memandikan bayi, S:-
melakukan perawatan tali O: Pada kulit bayi tidak terdapat
pusat ruam kemerahan, warna kulit
merata, tidak ada sianosis,
kondisi tali pusat belum
menutup, tali pusat berwarna
putih, dan layu
EVALUASI
No.
Tanggal/jam Evaluasi
Diagnosa
Rabu, 24 Juli 2019 1 S: -
jam 14.00 O: Keadaan umum lemah, Pasien tampak bernafas
cepat dan pendek, dada berkembang dengan
simetris, ada retraksi dinding dada, bayi merintih.
Keperawatan Anak, Program Studi Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
teratasi:
2. Jumlah leukosit tinggi: 19.90 ribu/ µL
P: melanjutkan intervensi:
- Monitor tanda vital
- Monitor tanda dan gejala infeksi
- Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian Ceftazidime 150ml/12jam
3 S: -
O: tidak ada kejang, tidak demam. Pada kulit bayi
tidak terdapat ruam kemerahan, warna kulit
merata, tidak ada sianosis, kondisi tali pusat belum
menutup, tali pusat berwarna putih, dan layu
Pengkajian TTV: Suhu: 36.6 °C, N: 155 x/menit.
Hasil pemeriksaan Laboratorium menunjukkan
jumlah Leukosit 19.90 ribu/ µL (H)
A: Masalah keperawatan Resiko Infeksi belum
teratasi:
Keperawatan Anak, Program Studi Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta