BAB II Kajian Teori
BAB II Kajian Teori
KAJIAN TEORI
Rasa ingin tahu dan sikap antusias yang kuat terhadap segala sesuatu
merupakan ciri yang menonjol pada anak usia sekitar 4-5 tahun. Anak memiliki
sikap berpetualang (adventurousness) yang begitu kuat. Anak akan banyak
memperhatikan, membicarakan, atau bertanya tentang berbagai hal yang
sempat dilihat atau didengarnya. Secara khusus, anak pada usia ini juga
memiliki keinginan yang kuat untuk lebih mengenal tubuhnya sendiri, anak
senang dengan nyanyian, permainan, dan/atau rekaman yang membuatnya
untuk lebih mengenal tubuhnya. Minatnya yang kuat untuk mengobservasi
lingkungan dan benda-benda di sekitarnya membuat anak seusia ini senang ikut
bepergian ke daerah-daerah sekitar lingkungannya. Anak akan sangat
mengamati bila diminta untuk mencari sesuatu, karenanya pengenalan terhadap
binatang-binatang piaraan dan lingkungan sekitarnya dapat merupakan
pengalaman yang positif untuk pengembangan minat keilmuan anak.
Berkenaan dengan pertumbuhan fisik, anak usia ini masih perlu aktif
melakukan berbagai aktivitas. Kebutuhab anak untuk melakukan berbagai
aktivitas ini sangat diperlukan baik bagi pengembangan otot-otot kecil maupun
otot-otot besar. Pengembangan otot-otot kecil ini terutama diperlukan anak
untuk menguasai keterampilan-keterampilan dasar akademik, seperti belajar
menggambar dan menulis. Anak masih tidak dapat berlama-lama untuk duduk
dan berdiam diri, menurut Berg (Solehuddin: 2000) sepuluh menit adalah waktu
yang wajar bagi anak usia dini sekitar 5 tahun ini untuk dapat duduk dan
memperhatikan sesuatu secara nyaman. Gerakan-gerakan fisik tidak sekedar
penting untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan fisik, melainkan
juga dapat berpengaruh positif terhadap pertumbuhan rasa harga diri (self
esteem) dan bahkan perkembangan kognitif.
3. Anak bersifat aktif dan energik. Bergerak secara aktif bagi anak usia
prasekolah merupakan suatu kesenangan yang kadang kala terlihat seakan-
akan tidak ada hentinya. Sikap aktif dan energik ini akan tampak lebih
intens jika ia menghadapi suatu kegiatan yang baru dan menyenangkan.
5. Anak memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal.
Anak pada usia ini juga mempunyai sifat banyak memperhatikan,
membicarakan dan mempertanyakan berbagai hal yang dilihat dan
didengarnya terutama berkenaan dengan hal-hal yang baru.
6. Anak bersifat eksploratif dan petualang. Ada dorongan rasa ingin tahu yang
sangat kuat terhadap segala sesuatu, sehingga anak lebih anak lebih senang
untuk mencoba, menjelajah, dan ingin mempelajari hal-hal yang baru. Sifat
seperti ini misalnya, terlihat pada saat anak ingin membongkar pasang
alat-alat mainan yang ada.
7. Anak umumnya kaya dengan fantasi. Anak menyenangi hal yang bersifat
imajinatif. Oleh karena itu,mereka mampu untuk bercerita melebihi
pengalamannya. Sifat ini memberikan implikasi terhadap pembelajaran
bahwa bercerita dapat dipakai sebagai salah satu metode belajar.
8. Anak masih mudah frustrasi. Sifat frustrasi ditunjukkan dengan marah atau
menangis apabila suatu kejadian tidak sesuai dengan apa yang
diinginkannya. Sifat ini juga terkait dengan sifat lainnya seperti spontanitas
dan egosentris.
10. Anak memiliki daya perhatian yang pendek. Anak umumnya memiliki
daya perhatian yang pendek kecuali untuk hal-hal yang sangat
disenanginya.
Dari beberapa karakteristik anak usia 4-5 tahun tersebut dapat diketahui
bahwa setiap anak berdasarkan pada usianya memiliki karakteristik yang
berbeda. Pemberian stimulus kepada setiap anak juga berbeda. Terutama pada
proses pembelajaran, anak usia 4-5 tahun untuk perkembangan kognitif
disesuaikan dengan karakteristik anak. Untuk itu, pada observasi ini pemilihan
indikator mengenal warna adalah mampu menyebutkan macam warna, mampu
menyampaikan hasil percobaan tentang warna dan mampu mengelompokkan
warna.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa anak usia 4-5 tahun pada
tahap praoperasional telah mampu mengenali simbol, bahasa dan gambar,
namun cara berpikirnya masih terpusat pada satu perhatian saja dan belum bisa
berpikir terbalik. Pada observasi ini tentunya dalam mengenalkan warna
memperhatikan perkembangan kognitif anak usia 4-5 tahun yaitu mulai untuk
mengenalkan beberapa simbol warna dengan cara melakukan percobaan
sederhana tentang warna. Indikator dalam mengenal warna pada observasi ini
adalah anak mampu untuk menyebutkan macam warna, menyampaikan hasil
percobaan sederhana tentang warna, dan mampu mengelompokkan warna.