TINJAUAN PUSTAKA
2.4 Selulosa
Selulosa adalah polimer berantai panjang polisakarida karbohidrat, dari β-
glukosa. Selulosa termasuk polimer alam yang terdiri dari molekul D-anhidroglukosa
(C6H11O5) yang disusun dengan ikatan β (1-4-D-glikosidik) pada posisi C 1 dan C4 dan
sangat erat berasosiasi dengan hemiselulosa dan lignin. Pada tanaman, selulosa
dilapisi oleh polimer yang sebagian besar terdiri dari xilan dan lignin. Xilan dapat
didegradasi oleh xilanase, akan tetapi lignin sangat sulit terdegradasi. Selulosa, lignin
dan hemiselulosa merupakan komponen penyusun tumbuhan yang berfungsi
membentuk bagian struktural dan sel tumbuhan (Nurnasari dan Nurindah, 2017;
Anindyawati, 2010).
Tabel 2.12 Perbedaan Proses Batch dan Continue pada Proses Pembuatan SCMC
Bahan Bahan Kapasitas
Proses Peralatan Kemurnian
baku penunjang produksi
Bleach
NaOH Peralatan berat
pulp sulfit,
Batch ClCH2COONa Kecil dan rumit, 99,5%
cotton
NaHCO3 investasi besar
linter
Bubuk Peralatan
NaOH
Continue bleach Besar sederhana, 65%
ClCH2COOH
pulp sulfit investasi kecil
(Lamis dan Amalya, 2015)
Penggilingan I
NaOH 17 % Ekstraksi
C2H5OH 70 % Filtrasi II
Penggilingan I
Pengemasan produk
Proses sintesis SCMC dari selulosa tongkol jagung dilakukan melalui beberapa
tahap, yakni penghilangan lignin dari tongkol jagung, reaksi alkalisasi dan reaksi
karboksimetilasi. Mula-mula, tongkol jagung yang berukuran ± 20-30 cm diangkut
menggunakan belt conveyor, kemudian diperkecil ukurannya dengan menggunakan
jaw crusher hingga menjadi ± 30 mm. kemudian tongkol jagung dibawa ke unit
hammer mill hingga berukuran yang dapat melewati screen 100 mesh. Tongkol
jagung yang telah lolos melalui screen pada hammer mill, kemudiandibawa ke tahap
delignifikasi dengan menggunakan bucket elevator dan belt conveyor.
Larutan NaOH 17 % dipompakan dari tangki pelarut NaOH menuju tangki
delignifikasi. Proses delignifikasi menggunakan pelarut NaOH 17 % bertujuan untuk
melarutkan lignin di dalam tongkol jagung. Tangki delignifikasi dilengkapi dengan
pengaduk untuk menghomogenkan campuran di dalamnya. Perbandingan antara
tongkol jagung dengan NaOH 17 % adalah 1:10 (b/b) (Casey, 1979). Proses
delignifikasi berlangsung selama 3 jam dengan temperature 140 oC. media yang
digunakan untuk memanaskan tangki delignifikasi adalah steam yang dialirkan
melalui jaket tangki. Pada unit ini, sebanyak 90 % lignin tereduksi (Fengel dan
Wegener, 1995).
Pulp hasil delignifikasi ini kemudian diumpankan ke cooler I dengan
menggunakan pompa sentrifugal. Pulp didinginkan di cooler I dan kemudian
dialirkan ke dalam rotary drum filter I dengan menggunakan pompa sentrifugal.
Media yang digunakan untuk mencuci pada unit ini adalah air proses dengan suhu
30oC. perbandingan air proses dengan bahan yang dicuci adalah 1 : 1. Produk rotary
drum filter I memiliki kandungan air 20 % (wet basis).
Setelah pulp melewati tahap filtrasi, kemudian pulp diumpankan menuju unit
pengeringan dengan menggunakan bucket elevator. Pulp dikeringkan dengan
menggunakan rotary dryer I. media pengering yang digunakan pada unit ini adalah
udara. Kandungan air yang diharapkan pada keluaran rotary dryer I adalah sebesar ±
3 % (wet basis). Padatan yang terbawa oleh udara pengering dipisahkan dengan
menggunakan cyclone I dengan bag filter I. setelah melalui tahap pengeringan,
padatan yang merupakan α-selulosa siap untuk diolah lebih lanjut pada tahapan
alkalisasi dan karboksimetilasi.
Padatan produk rotary dryer I diumpankan menggunakan screw conveyor
untuk dimasukkan ke dalam rotary reactor dengan kondisi suhu 45 oC. pada 1/2
bagian dari reaktor tersebut terjadi reaksi alkalisasi yaitu:
Selulosa-OH + NaOH Selulosa-OH.NaOH
(Asl, et al., 2017)
Kemudian , dari 1/2 bagian terakhir dari tangki tersebut, ditambahkan sodium
monokroloasetat pada suhu 30 oC. pada kedua proses ini, pengaduk selalu berputar
secara simultan. Suhu di dalam reaktor dijaga agar berada pada suhu 45 oC dengan
menggunakan air pada jaket pendingin untuk mengoptimalkan reaksi
karboksimetilasi. Reaksi berlangsung selama 3 jam di dalam reaktor. Dalam proses
karboksimetilasi tersebut, juga terjadi reaksi samping sehingga terbentuk sodium
glikolat dan NaCl. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
Reaksi utama:
Selulosa-OH.NaOH + ClCH2COONa Selulosa-O-CH2COO- Na+ + NaCl + H2O
(Asl, et al., 2017)
Reaksi samping:
NaOH + ClCH2COONa HO-CH2COONa + NaCl
(Asl, et al., 2017)
Setelah proses ini selesai, campuran zat output reaktor diumpankan ke cooler II
dengan menggunakan pompa sentrifugal. Produk hasil reaksi dan sisa reaktan
didinginkan pada cooler II dan kemudian diumpankan ke rotary drum filter II dengan
menggunakan pompa sentrifugal. Pada proses filtrasi, digunakan cairan pencuci
berupa etanol 70 % untuk melarutkan produk samping reaksi berupa NaCl dan
sodium glikolat, sehingga diperoleh produk utama SCMC dengan kandungan
moisture 20 % (wet basis). Residu yang diperoleh kemudian diumpankan dengan
menggunakan screw conveyor ke proses pencucian kedua di tangki pelarutan NaCL.
Selanjutnya, campuran produk keluar dari tangki pelarutan NaCL diumpankan
ke rotary drum filter III dengan menggunakan pompa sentrifugal. Di rotary drum
filter III, campuran difiltrasi kembali dengan etanol 95 % dengan tujuan untuk
melarutkan sisa garam dari produk samping yang belum terlarut serta meminimalkan
kadar air dalam SCMC agar tidak terjadi swelling saat melalui proses pengeringan
berikutnya.
Setelah proses filtrasi, produk SCMC disalurkan untuk dikeringkan
menggunakan rotary dryer II hingga produk memiliki kandungan air 3 %. Didalam
system rotary dryer II, terdapat cyclone II dan bag filter II untuk memisahkan udara
panas dari produk.produk yang telah dikeringkan kemudian diumpankan ke hammer
mill II hingga berukuran yang dapat melewati screen 100 mesh untuk
menyeragamkan ukuran produk.
Kemasan yang cocok untuk produk SCMC adalah paper sack. Ukuran paper
sack yang digunakan disesuaikan dengan kapasitas produksi dan pertimbangan harga
yang paling optimal. Paper sack yang telah diisi produk SCMC kemudian disegel dan
diberi label spesifikasi produk. Kemudian dikirim ke gudang dan siap dipasarkan.
Untuk memenuhi kualitas standar, maka setiap 1 ton produk SCMC diambil
sampelnya untuk diabalisa sifat kimia dan sifat fisikanya di laboratorium. Bila
produk tersebut tidak memenuhi persyaratan teknis yang dikehendaki, maka produk
tersebut tidak dipasarkan. Produk yang dipasarkan hanya yang memenuhi
persyaratan teknisnya.