PENDAHULUAN
Karakteristik belajar bagi anak usia dini yaitu belajar yang melibatkan anak
secara langsung dan belajar sambil bermain. Namun, pada kenyataannya teori
belajar yang digunakan oleh guru pada umumnya dengan model hubungan stimulus
responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon
atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan
semata yang menekankan pada siswa sebagai subjek dan menciptakan verbalisme
yang mengandalkan pada ingatan anak. Hal ini tampak pada sekolah-sekolah di
mana dalam pembelajaran guru cenderung memberikan nama-nama warna dan
menunjukkan warna, sehingga kurang memberikan kesempatan kepada anak untuk
memperoleh pengalaman langsung untuk melihat dan melakukan percobaan
sederhana dalam mengenal warna.
B. Identifikasi Masalah
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka observer membatasi observasi ini,
yaitu pada meningkatkan pengenalan warna pada anak tk usia 4-5 tahun melalui
metode demonstrasi dan eksperimen di TKIT Rabbani Muara Enim.
D. Rumusan Masalah
Dari pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan masalah dalam observasi
ini yaitu bagaimana meningkatkan pengenalan warna pada anak tk usia 4-5 tahun
melalui metode demonstrasi dan eksperimen di TKIT Rabbani Muara Enim?
E. Tujuan Observasi
Dari rumusan masalah, maka tujuan dari observasi ini adalah untuk
meningkatkan pengenalan warna pada anak tk usia 4-5 tahun melalui metode
demonstrasi dan eksperimen di TKIT Rabbani Muara Enim.
F. Manfaat Observasi
G. Definisi Operasional
Definisi operasional yang digunakan dalam observasi ini yaitu:
1. Mengenal warna, mengenal warna pada observasi ini adalah kemampuan
anak untuk menyebutkan warna dasar, menyampaikan hasil percobaan
sederhana tentang warna dan menggolongkan warna secara mandiri.
2. Metode demonstrasi , Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan
cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu
kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media
pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang
disajikan.
3. Metode eksperimen, metode eksperimen yaitu metode pembelajaran dengan
melakukan percobaan sederhana yang meliputi kegiatan mencoba
mengerjakan sesuatu, mengamati dan menyampaikan proses percobaan
tersebut.
BAB II
KAJIAN TEORI
Rasa ingin tahu dan sikap antusias yang kuat terhadap segala sesuatu
merupakan ciri yang menonjol pada anak usia sekitar 4-5 tahun. Anak memiliki
sikap berpetualang (adventurousness) yang begitu kuat. Anak akan banyak
memperhatikan, membicarakan, atau bertanya tentang berbagai hal yang
sempat dilihat atau didengarnya. Secara khusus, anak pada usia ini juga
memiliki keinginan yang kuat untuk lebih mengenal tubuhnya sendiri, anak
senang dengan nyanyian, permainan, dan/atau rekaman yang membuatnya
untuk lebih mengenal tubuhnya. Minatnya yang kuat untuk mengobservasi
lingkungan dan benda-benda di sekitarnya membuat anak seusia ini senang ikut
bepergian ke daerah-daerah sekitar lingkungannya. Anak akan sangat
mengamati bila diminta untuk mencari sesuatu, karenanya pengenalan terhadap
binatang-binatang piaraan dan lingkungan sekitarnya dapat merupakan
pengalaman yang positif untuk pengembangan minat keilmuan anak.
Berkenaan dengan pertumbuhan fisik, anak usia ini masih perlu aktif
melakukan berbagai aktivitas. Kebutuhab anak untuk melakukan berbagai
aktivitas ini sangat diperlukan baik bagi pengembangan otot-otot kecil maupun
otot-otot besar. Pengembangan otot-otot kecil ini terutama diperlukan anak
untuk menguasai keterampilan-keterampilan dasar akademik, seperti belajar
menggambar dan menulis. Anak masih tidak dapat berlama-lama untuk duduk
dan berdiam diri, menurut Berg (Solehuddin: 2000) sepuluh menit adalah waktu
yang wajar bagi anak usia dini sekitar 5 tahun ini untuk dapat duduk dan
memperhatikan sesuatu secara nyaman. Gerakan-gerakan fisik tidak sekedar
penting untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan fisik, melainkan
juga dapat berpengaruh positif terhadap pertumbuhan rasa harga diri (self
esteem) dan bahkan perkembangan kognitif.
Keberhasilan anak dalam menguasai keterampilan-keterampilan motorik
dapat membuatnya bangga akan dirinya. Begitu juga gerakan-gerakan fisik
dapat membantu anak dalam memahami konsep-konsep yang abstrak, sama
halnya dengan orang dewasa yang memerlukan ilustrasi untuk memahami
konsep hamper sepenuhnya tergantung pada pengalaman-pengalaman yang
bersifat langsung (hand-on experiences). Sejalan dengan perkembangan
keterampilan fisiknya, anak semakin berminat dengan teman-temannya. Anak
mulai menunjukkan hubungan dan kemampuan kerja sama yang lebih intens
dengan teman-temannya, biasanya ia memilih teman berdasarkan kesamaan
aktivitas dan kesenangan. Abilitas untuk memahami pembicaraan dan
pandangan orang lain semakin meningkat sehingga keterampilan
komunikasinya juga meningkat. Penguasaan keterampilan berkomunikasi
membuat anak semakin senang bergaul dan berhubungan dengan orang lain.
Sampai di usia ini anak masih memerlukan waktu dan cara yang tidak
terstruktur untuk mempelajari sesuatu serta untuk mengembangkan minat dan
kesadarannya akan bahan-bahan tertulis. Solehuddin (2002)
mengidentifikasikan sejumlah karakteristik anak usia prasekolah sebagai
berikut :
5. Anak memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal.
Anak pada usia ini juga mempunyai sifat banyak memperhatikan,
membicarakan dan mempertanyakan berbagai hal yang dilihat dan
didengarnya terutama berkenaan dengan hal-hal yang baru.
6. Anak bersifat eksploratif dan petualang. Ada dorongan rasa ingin tahu yang
sangat kuat terhadap segala sesuatu, sehingga anak lebih anak lebih senang
untuk mencoba, menjelajah, dan ingin mempelajari hal-hal yang baru. Sifat
seperti ini misalnya, terlihat pada saat anak ingin membongkar pasang
alat-alat mainan yang ada.
7. Anak umumnya kaya dengan fantasi. Anak menyenangi hal yang bersifat
imajinatif. Oleh karena itu,mereka mampu untuk bercerita melebihi
pengalamannya. Sifat ini memberikan implikasi terhadap pembelajaran
bahwa bercerita dapat dipakai sebagai salah satu metode belajar.
8. Anak masih mudah frustrasi. Sifat frustrasi ditunjukkan dengan marah atau
menangis apabila suatu kejadian tidak sesuai dengan apa yang
diinginkannya. Sifat ini juga terkait dengan sifat lainnya seperti spontanitas
dan egosentris.
10. Anak memiliki daya perhatian yang pendek. Anak umumnya memiliki
daya perhatian yang pendek kecuali untuk hal-hal yang sangat
disenanginya.
Dari beberapa karakteristik anak usia 4-5 tahun tersebut dapat diketahui
bahwa setiap anak berdasarkan pada usianya memiliki karakteristik yang
berbeda. Pemberian stimulus kepada setiap anak juga berbeda. Terutama pada
proses pembelajaran, anak usia 4-5 tahun untuk perkembangan kognitif
disesuaikan dengan karakteristik anak. Untuk itu, pada observasi ini pemilihan
indikator mengenal warna adalah mampu menyebutkan macam warna, mampu
menyampaikan hasil percobaan tentang warna dan mampu mengelompokkan
warna.
Biru
Sesuai dengan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa warna terdiri dari
warna primer, sekunder, dan tersier. Warna primer merupakan warna asli atau
warna utama yan terdiri dari merah, kuning, dan biru, sedangkan warna
sekunder dan tersier merupakan hasil campuran dari warna yang akan
menghasilkan warna lain atau di luar warna merah, kuning dan biru. Sehingga
untuk anak usia 4-5 tahun guru dapat mengenalkan bermacam-macam warna
terutama warna primer, sekunder, dan tersier dengan cara menstimulasi
menggunakan berbagai kegiatan yang digunakan guru dalam pengenalan
warna di TK.
Pengenalan warna sangat adalah salah warna memiliki arti kesan yang
diperoleh mata dari cahaya yang dipantulkan oleh benda-benda yang
dikenalnya (Sukinten, 2014: 2). Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa
kemampuan mengenal warna memiliki makna kecakapan seseorang untuk
mengetahui cahaya yang dipantulkan oleh benda yang dikenalnya (warna).
Pada observasi ini yang dimaksud dengan kemampuan mengenal warna adalah
kecakapan seseorang untuk menyebutkan macam warna, menyampaikan hasil
percobaan tentang warna, dan mengelompokkan warna berdasarkan hasil
temuan dan pengalamannya sendiri.
2) Tahap pelaksanaan
a) Anak didik memulai eksperimen di bawah bimbingan pendidik.
b) Pendidik membimbing anak didik yang sedang melakukan eksperimen
dengan penuh kesungguhan dengan memberi petunjuk tentang proses
yang perlu diperbuat, mendiskusikan pertanyaan yang akan diajukannya.
c) Pendidik mendorong anak didik untuk aktif melakukan eksperimen
dengan cermat.
d) Evaluasi berlangsung selama eksperimen dilakukan oleh pendidik.
3) Tahap akhir
a) Anak mengomunikasikan hasil eksperimen yang telah dilakukannya
dikelas. Pada tahap ini anak menyampaikan hasil percobaan secara lisan
yang dibantu oleh guru.
b) Laporan didiskusikan bersama di bawah bimbingan pendidik.
c) Kesimpulan-kesimpulan hasil eksperimen harus sederhana dan terarah.
Kegiatan dengan menggunakan metode eksperimen pada pembelajaran
perlu memperhatikan tiga hal yaitu pada tahap persiapan, pelaksanaan, dan
pengambilan kesimpulan. Untuk anak usia dini, penggunaan metode
eksperimen dalam kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik
dan prinsip pembelajaran pada anak. Pada saat persiapan, pelaksanaan, dan
pengambilan kesimpulan pada pembelajaran dengan metode eksperimen
pendidik selalu memperhatikan setiap tahapnya supaya anak dapat
memahami makna dari pembelajaran tersebut.
a. Kegiatan awal
1) Sebelum masuk kelas guru menyiapkan alat dan bahan. Alat dan bahan
demonstrasi di antaranya cat air berwarna primer (merah, kuning, biru),
gelas-gelas plastik dan kuas.
2) Anak-anak bernyanyi dan bermain tepuk dengan bimbingan guru sesuai
dengan tema, guna untuk membangkitkan semangat anak.
3) Apersepsi sesuai dengan tema pada bulan tersebut.
4) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada anak mengenai pengetahuan
dan pengalamannya tentang tema tersebut.
b. Kegiatan inti
1) Jelaskan kepada anak kegiatan apa yang akan dilakukan pada hari itu.
2) Tunjukkan alat dan bahan yang akan digunakan selama pembelajaran.
3) Guru mempraktekkan kegiatan yang dilakukan dan biarkan anak untuk
mengamatinya.
4) Dalam pelaksanaan demonstrasi guru memancing pengetahuan anak
tentang macam-macam warna dengan memberi pertanyaan tentang
warna-warna yang ditemukan anak.
5) Setelah selesai melakukan percobaan guru kemudian memberikan
kesempatan kepada anak untuk mengkomunikasikannya secara lisan
hasil temuannya.
c. Kegiatan penutup
Pada kegiatan ini dilakukan recalling terhadap kegiatan yang telah
dilaksanakan. Anak beserta guru mendiskusikan dan mengevaluasi kegiatan
pada hari itu.
a. Kegiatan awal
1) Sebelum masuk kelas guru menyiapkan alat dan bahan. Alat dan bahan
eksperimen (percobaan) di antaranya cat air berwarna primer (merah,
kuning, biru), gelas-gelas plastik dan kuas.
2) Anak-anak bernyanyi dan bermain tepuk dengan bimbingan guru sesuai
dengan tema, guna untuk membangkitkan semangat anak.
3) Apersepsi sesuai dengan tema pada bulan tersebut.
4) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada anak mengenai pengetahuan
dan pengalamannya tentang tema tersebut.
b. Kegiatan inti
1) Jelaskan kepada anak kegiatan apa yang akan dilakukan pada hari itu.
2) Tunjukkan alat dan bahan yang akan digunakan selama pembelajaran.
3) Anak diminta untuk mencampur warna, berikan kesempatan kepada
anak untuk melakukan percobaan sederhana dan biarkan anak untuk
mengamatinya.
4) Dalam pelaksanaan percobaan sederhana guru memancing pengetahuan
anak tentang macam-macam warna dengan memberi pertanyaan tentang
warnawarna yang ditemukan anak.
5) Setelah selesai melakukan percobaan guru kemudian memberikan
kesempatan kepada anak untuk mengkomunikasikannya secara lisan
hasil temuannya.
c. Kegiatan penutup
Pada kegiatan ini dilakukan recalling terhadap kegiatan yang telah
dilaksanakan. Anak beserta guru mendiskusikan dan mengevaluasi kegiatan
pada hari itu.
D. Kerangka Berpikir
Masa anak usia dini sering disebut dengan masa keemasan di mana pada
masa ini merupakan masa yang tepat untuk menerima berbagai stimulus.
Selain itu, pada masa ini juga merupakan masa di mana rasa ingin tahu anak
tinggi, maka segala proses pembelajaran hendaknya menghadirkan suasana
yang menyenangkan dan menarik bagi anak. Segala aspek perkembangan
perlu adanya stimulus terutama pada perkembangan kognitif khususnya dalam
mengenal warna.
Anak usia 4-5 tahun termasuk dalam tahap praoperasional. Pada tahap
ini anak mulai menemukan simbol-simbol untuk berkomunikasi dengan orang
di sekitarnya. Salah satunya yaitu tentang simbol warna, mengenalkan warna
pada anak dapat mengembangkan pengetahuannya sebagai hasil dari
pengalaman sensorinya yang diteruskan dengan proses kognitifnya.
Pada umumnya pembelajaran di sekolah menggunakan metode ceramah
yang salah satu kelemahannya adalah munculnya verbalisme pada anak dan
anak cenderung pasif.
Kurangnya variasi dalam pembelajaran dan minimnya pemberian
pengalaman langsung kepada anak. Hal ini menjadi kurang menarik bagi anak
untuk mengenal warna. Dalam kegiatan pembelajaran mengenal warna yang
dilakukan cenderung menunjukkan warna dan memberikan nama-nama warna
sehingga kemampuan mengenal warna anak kurang terlatih dengan baik.
Adanya hal tersebut, dibutuhkan stimulasi yang dapat mendukung
kemampuan anak dalam mengenal warna. Metode eksperimen merupakan
metode pembelajaran yang lebih banyak memberi kesempatan kepada anak
untuk menemukan sesuatu yang baru dengan cara-cara yang menarik bagi
mereka. Anak juga dapat terlatih dalam cara berpikir yang ilmiah.
Selain itu, dalam menggunakan metode demonstrasi dan eksperimen
bahan-bahan dan alat yang digunakan bersifat konkrit dan anak memperoleh
pengalaman langsung untuk melakukan percobaan sederhana dengan warna.
Berdasarkan dari Teori Belajar Edgar Dale pengalaman belajar siswa akan
meningkat atau berkontribusi besar bagi pengetahuan anak apabila diperoleh
melalui proses perbuatan atau mengalami langsung apa yang dipelajarinya.
Kemampuan mengenal warna dengan metode yang tepat akan dapat
mencapai tujuan yang diharapkan. Keterlibatan anak secara langsung akan
menjadi pembelajaran yang bermakna bagi anak. Melalui metode demonstrasi
dan eksperimen ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan anak dalam
mengenal warna secara optimal.
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan, maka kerangka pikir dalam
observasi
E. Hipotesis Tindakan
Hipotesis dalam observasi ini adalah kemampuan mengenal warna pada
anak usia 4-5 tahun dapat ditingkatkan dengan metode demonstrasi dan
eksperimen. Proses pembelajaran dilakukan dengan melibatkan anak secara
langsung dengan mempraktekkan dan memberi kesempatan kepada anak
untuk melakukan eksperimen.