PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
A. Konsep Dasar
A.1. Konsep Dasar Masa Nifas
a. Pengertian Nifas
Nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari
persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti prahamil.
Lama masa nifas yaitu 6-8 minggu (Rustam Muchtar, 1998).
Nifas adalah periode waktu atau masa dimana
organ-organ reproduksi kembali kepada keadaan tidak hamil. Masa ini
membutuhkan waktu sekitar 6 minggu (Helen Farrer, 2001).
Nifas adalah masa sesudah persalinan yang
diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu.
(Universitas Padjajaran, 2005).
Nifas adalah masa dimulainya plasenta lahir dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil,
masa nifas kira-kira berlangsung selama 6 minggu (Sarwono Prawihardjo,
1999)
b. Pembagian Masa Nifas
Nifas dibagi dalam 3 periode (Rustam Muchtar, 1998)
Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan
berdiri dan berjalan-jalan.
Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat
genitalia yang lamanya 6-8 minggu.
Remote Puerperium adalah waktu yang diuperlukan untuk pulih
dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan
mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna membutuhkan waktu
berminggu-minggu, bulanan, atau tahunan.
c. Tahapan Masa Nifas
Masa nifas dibagi dalam 3 tahap :
Immediate post partum : masa setelah
post pertum sampai 24 jam setelah melahirkan
Early post partum : masa setelah hari
pertama post partum sampai dengan minggu pertama post partum.
Late post partum : masa setelah
minggu pertama post partum sampai dengan minggu ke V post partum.
d. Tujuan perawatan nifas
Menjaga kesehatan ibu, bayinya baik fisik maupun psikologik
Mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi
komplikasi pada ibu maupun bayinya.
Mencegah terjadinya infeksi
Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan
diri, nutrisi, keluarga berencana, pemberian imunisasi kepada bayinya, dan
perawatan bayi sehat.
Untuk mempercepat pemulihan kembali alat-alat kandungan
seperti pada keadaan sebelum hamil
Untuk memperbanyak produksi ASI
e. Perubahan-perubahan pada masa nifas
1) Sistem Reproduksi
Involusio Uteri
Involusio adalah pemulihan uterus pada ukuran dan kondisi
normal setelah kelahiran bayi. Involusio terjadi karena masing-masing
sel menjadi lebih kecil karena sitoplasma yang berlebihan dibuang.
Involusio disebabkan oleh proses autolysis, dimana zat protein dinding
rahim pecah, diabsorbsi dan kemudian dibuang sebagai air kencing.
Tinggi kundus uteri menurut masa involusio.
- Bayi lahir : Tinggi fundus uteri setinggi pusat
- Plasenta lahir : 2 jari bawah pusat
- 1 minggu : pertengahan pusat simfisis
- 2 minggu : Tidak teraba di atas simfisis
- 6 minggu : Bertambah kecil
- 8 minggu : Sebesar normal
Involusio Tempat Plasenta
Pada pemulaan nifas, bekas plasenta mengandung banyak
pembuluh darah besar yang tersumbat oleh trombus. Biasanya luka
yang demikian sembuh dengan menjadi parut hal ini disebabkan karena
dilepaskan dari dasar dengan pertumbuhan endometrium baru di bawah
pemukaan luka.
Lochia
Yaitu sekret dari kavum uteri dan vagina pada masa nifas.
Lochia dapat dibagi menjadi beberapa jenis:
Lochia rubra/cruenta
Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua,
verniks kaseosa, lanugo, dan mekonium, selama 2 hari pasca
persalinan.
Lochia sanguinolenta
Berwarna merah dan kuning berisi darah dan lendir, hari 3-7
pasca persalinan.
Lochia serosa
Berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi
Lochia alba
Cairan putih setelah 2 minggu
Lochia Purulenta
Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk
Lochiostatis, Lochia tidak lancar keluarnya
Serviks
Setelah persalinan, bentuk serviks akan menganga seperti
corong berwarna merah kehitaman, konsistensinya lunak, kadang-
kadang terdapat perlukaan kecil setelah bayi lahir tangan masih bisa
masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3 jari dan setelah
7 hari hanya dapat dilalui 1 jari.
Ligamen-ligamen
Ligamen, fasia, dan diafragma pelvis merenggang pada waktu
persalinan, setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan
pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh ke belakang dan
menjadi rertofleksi, karena ligamentum rotundum menjadi kendor.
2) Sistem Endokrin
Setelah plasenta dilahirkan penurunan produksi hormone dan organ
tersebut terjadi dengan cepat. Hormon hipofise anterior yaitu prolaktin yang
tadinya dihambat oleh estrogen dan progesteron yang tinggi di dalam darah
kini dilepaskan. Prolaktin akan mengaktifkan sel-sel kelenjar payudara untuk
memproduksi ASI.
3) Sistem Cardiovaskuler
Pada dasarnya tekanan darah sedikit berubah atau tidak berubah
sama sekali. Tapi biasanya terjadi penurunan tekanan darah sistolik 20
mmHg. Jika ada perubahan posisi, ini disebut dengan hipotensi orthostatik
yang merupakan kompensasi kardiovaskuler terhadap penurunan resistensi
di daerah panggul.
4) Sistem Urinaria
Selama proses persalinan, kandung kemih mengalami trauma yang
dapat mengakibatkan odema dan menurunnya sensitifitas terhadap tekanan
cairan, perubahan ini menyebabkan, tekanan yang berlebihan dan
kekosongan kandung kemih yang tidak tuntas, hal ini bisa mengakibatkan
terjadinya infeksi. Biasanya ibu mengalami kesulitan BAK sampai 2 hari post
partum.
5) Sistem Gastrointestinal
Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah melahirkan anak. Hal ini
disebabkan karena pada saat melahirkan alat pencernaan mendapat
tekanan yang menyebabkan colon menjadi kosong, pengeluaran cairan yang
berlebihan pada waktu persalinan, kurang makan, haemoroid, dan laserasi
jalan lahir.
6) Sistem Muskulokeletal
Ambulasi pada umumnya mulai 1-8 jam
setelah ambulasi dini untuk mempercepat involusio rahim.
Otot abdomen terus-menerus terganggu
selama kehamilan yang mengakibatkan berkurangnya tonus otot, yang
tampak pada masa post pertum dinding perut terasa lembek, lemah, dan
kendor. Selama kehamilan otot abdomen terpisah disebut distensi recti
abdominalis, mudah di palpasi melalui dinding abdomen bila ibu
telentang.
Latihan yang ringan seperti senam nifas
akan membantu penyembuhan alamiah dan kembalinya otot pada
kondisi normal.
7) Sistem Integumen
Penurunan melanin setelah persalinan menyebabkan berkurangnya
hiiper pigmentasi kulit.
Hyperpigmentasi pada aerola mammae
dan linea nigra mungkin menghilang sempurna sesudah melahirkan.
f. Perawatan Post Partum
1. Mobilisasi
Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur telentang
selama 8 jam pasca persalinan, kemudian boleh miring-miring kekanan dan
kekiri untuk mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Pada hari ke
dua diperbolehkan duduk, hari ketiga jalan, dan hari keempat atau kelima
sudah diperbolehkan pulang.
2. Diet
Makanan harus bermutu, bergizi, dan cukup kalori. Sebaiknya
makan makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran
dan buah-buahan.
3. Miksi
Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya, kadang-
kadang wanita mengalami sulit kencing, karena sfingter uretra ditekan oleh
kepala janin dan juga karena bila kandung kemih penuh dan wanita sulit
kencing, sebaiknya dilakukan kateterisasi.
4. Defekasi
Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila
masih sulit buang air besar dan terjadi obstipasi apalagi berak keras dapat
diberikan obat laksans peroral atau perrektal. Jika masih belum bisa
dilakukan klisma.
5. Perawatan payudara
Perawatan mamma dilakukan sejak wanita hamil supaya puting susu
lemas, tidak keras, dan kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya.
Bila bayi meninggal, laktasi harus dihentikan dengan cara :
Pembalutan mamma sampai tertekan
Pemberian obat estrogen untuk supresi
LH seperti tablet lynoral dan pariodel.
Dianjurkan sekali supaya ibu menyusukan
bayinya karena sangat baik untuk kesehatan bayinya.
6. Laktasi
Untuk menghadapi masa laktasi (menyusukan) sejak dari kehamilan
telah terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar mamma yaitu :
Proliferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar,
alveoli, dan jaringan lemak bertambah
Keluaran cairan susu jolong dari duktus
laktiferus disebut colostrum, berwarna kuning-putih susu.
Hipervaskularisasi pada permukaan dan
basian dalam, di mana vena-vena berdilatasi sehingga tampak jelas.
Setelah persalinan, pengaruh supresi
estrogen dan progesteron hilang maka timbul poengaruh hormon
loktogenik (LH) atau prolaktin yang akan merangsang air susu. Di
samping itu pengaruh oksitoksin menyebabkan mioepitel kelenjar susu
berkontraksi sehingga air susu keluar.
g. Perubahan Psikologi
Adaptasi psikologis ibu melalui 3 fase :
1. Fase Taking In (Fase mengambil)
Dapat terjadi pada hari 1-2 post pertum
Ibu sangat bergantung pada orang lain
Adanya tuntutan akan kebutuhan makan
dan tidur
Mengenang saat melahirkan
2. Fase Taking Hold
Terjadi pada hari 3-10 post pertum
Secara bertahap tenaga ibu mulai
meningkat dan terasa nyaman
Ibu sudah mulai mandiri namun masih
memerlukan bantuan
Mulai memperlihatkan perawatan diri dan
keinginan untuk belajar merawat bayinya
3. Fase Letting Go
Terjadi setelah 10 hari post pertum
Ibu mampu merawat diri sendiri
Ibu sibuk dengan tanggung jawabnya
Kurang pengetahuan
Nifas Perubahan psikologi Kurang pengetahuan
tentang persalinan dan
merawat diri
Lletak lintang
Perubahan fisiologi
Ke tempat sumber
Feses keras
Gangguan
pola tidur Klien tidak bisa Pusat jaga Menstimulasi Nyeri
tidur terganggu RAS Gangguan eliminasi BAB
Konstipasi