Anda di halaman 1dari 8

TUGAS AKHIR MODUL 2

KOMPETENSI PROFESIONAL IPA


ARNIE RIESKA AMANDA, S. Pd
No. Peserta: 91000088104257

Bacalah informasi berikut dengan cermat.


Planet Bumi terus memanas, dari kutub utara hingga selatan. Sejak 1906, suhu rata-rata
permukaan planet ini terus meningkat antara 1,1 dan 1,6 derajat Fahrenheit (0,6 hingga 0.9
derajat Celsius)- bahkan lebih di daerah kutub.
Dampak-dampak kenaikan suhu ini tak harus menunggu lama untuk muncul, karena tanda-tanda
dampak pemanasan global mulai terlihat saat ini. Pemanasan melelehkan gletser dan lautan es,
mengubah pola curah hujan, dan menyebabkan pergerakan hewan-hewan. Bumi telah
mengalami penderitaan dari beberapa dampak pemanasan global. Berikut dampak-dampak
perubahan iklim yang tampak semakin jelas:
 Es meleleh di seluruh dunia, terutama di kutub-kutub Bumi. Pelelehan ini mencakup
gletser- gletser pegunungan, lapisan es yang menyelimuti Antarktika Barat dan Greenland,
serta es lautan Arktik.
 Banyak spesies yang telah terdampak kenaikan suhu. Misalnya, peneliti bernama Bill
Fraser, telah melacak penurunan populasi penguin Adelie di Antarktika, yang jumlahnya
menyusut dari 32.000 pasangan menjadi 11.000 dalam 30 tahun.
 Permukaan laut meningkat lebih cepat selama abad terakhir.
 Beberapa spesies kupu-kupu, rubah dan tanaman alpin telah berpindah lebih jauh ke utara
atau ke daerah yang lebih tinggi dan dingin.
 Presipitasi (hujan dan salju) telah meningkat secara rata-rata di seluruh dunia.
 Beberapa spesies invasive berkembang pesat. Misalnya, populasi kumbang kulit cemara
meledak di Alaska berkat 20 tahun musim panas yang hangat. Serangga ini telah
mengunyah lebih dari 4 juta hektar pohon cemara.
Jika pemanasan terus berlanjut, dampak-dampak berikut ini akan terjadi di Bumi.
 Permukaan laut diperkirakan naik antara 18 hingga 59 cm di akhir abad dan pelelehan es
di kutub yang berlanjut dapat menambah kenaikan antara 10 hingga 20 cm.
 Angin topan dan badai-badai lainnya cenderung menjadi lebih kuat.
 Banjir dan kekeringan akan menjadi lebih umum. Curah hujan di Ethiopia, yang pada
dasarnya telah sering dilanda kekeringan, bisa turun hingga 10 persen selama 50 tahun ke
depan.
 Krisis air tawar akan marak terjadi. Jika tudung es Quelccaya di Peru terus mengalami
pelelehan pada tingkat seperti saat ini, tudung es tersebut akan hilang pada 2100.
Akibatnya, ribuan orang yang bergatung pada es Quelccaya akan kehilangan sumber untuk
memenuhi kebutuhan minum dan energi listrik.
Beberapa penyakit akan mewabah, seperti malaria dan virus zika. Ekosistem akan berubah,
beberapa spesies akan bergerak lebih jauh ke utara atau berhasil bertahan hidup, namun
ada pula yang tak bisa menyelamatkan diri dan pada akhirnya akan punah.
 Ilmuwan yang meneliti satwa liar, Martyn Obbard, menemukan bahwa sejak pertengahan
1980-an, dengan es yang semakin berkurang untuk tempat hidup dan jumlah ikan yang
menyusut, beruang kutub menjadi lebih kurus. Ahli biologi beruang kutub, Ian Stirling juga
menemukan pola yang sama di Teluk Hudson. Ia khawatir, jika es laut menghilang, beruang
kutub pun bakal menghilang.
(Tim National Geographic)

Sumber: http://nationalgeographic.co.id/berita/2017/02/dampak-dampak-pemanasan-global-
kini-semakin-nyata
Tugas:
Dampak-dampak pemanasan global kian nyata dan mengancam kehidupan. Meski tak bisa
dihentikan secara total, tetapi dengan upaya kolektif, kita bisa memperlambatnya. Jika bukan
kita yang merawat planet ini, siapa lagi?
Strategi atau solusi apa yang akan Anda terapkan untuk mengatasi permasalahan tersebut?
Kemukakan pernyataan Anda dengan pendekatan prinsip pemecahan masalah (problem
solving) yang meliputi:
 Memahami masalah (Understanding the Problem), meliputi:
o Problem apa yang dihadapi?
o Apa yang diketahui?
o Apa yang ditanya?
o Apa kondisinya?
o Bagaimana memilah kondisi-kondisi tersebut?
 Menyusun rencana pemecahan (Devising a Plan)
Menemukan hubungan antara data dengan hal-hal yang belum diketahui, atau mengaitkan hal-
hal yang mirip secara analogi dengan masalah.
 Melaksanakan rencana (Carrying out the Plan)
Menjalankan rencana untuk menemukan solusi, melakukan dan memeriksa setiap langkah
apakah sudah benar, bagimana membuktikan bahwa perhitungan, langkah-langkah dan
prosedur sudah benar.
 Memeriksa kembali (Looking Back)
Melakukan pemeriksaan kembali terhadap proses dan solusi yang dibuat untuk untuk
memastikan bahwa cara itu sudah baik dan benar. Selain itu untuk mencari apakah dapat dibuat
generalisasi, untuk menyelesaikan masalah yang sama, menelaah untuk pendalaman ata u
mencari kemungkinan adanya penyelesaian lain.
Rubrik Penilaian
Komponen Bobot
Memahami masalah (Understanding the Problem) 25%
Menyusun rencana pemecahan (Devising a Plan) 25%
Melaksanakan rencana (Carrying out the Plan) 25%
Memeriksa kembali (Looking Back) 25%
Total 100%
Selanjutnya Anda diharapkan dapat mengembangkan keterampilan memecahkan masalah
(problem solving) dalam menanggapi informasi-indormasi yang berhubungan dengan sains dan
aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, Anda dapat membelajarkan keterampilan
memecahkan masalah (problem solving) pada peserta didik di sekolah.
*Tugas ini dikembangkan dengan keterampilan memecahkan masalah (problem solving) yang
mengacu pada George Polya (1973).
JAWABAN

Pemanasan Global adalah meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi akibat


peningkatan jumlah emisi Gas Rumah Kaca di atmosfer. Pemanasan Global akan diikuti dengan
Perubahan Iklim, seperti meningkatnya curah hujan di beberapa belahan dunia sehingga
menimbulkan banjir dan erosi. Sedangkan, di belahan bumi lain akan mengalami musim kering
yang berkepanjangan disebabkan kenaikan suhu. Pemanasan global sangat erat kaitannya dengan
pencemaran udara di seluruh dunia. Meningkatnya jumlah karbon dioksida, efek rumah kaca, gas
akibat pembakaran bahan bakar fosil, dan aktivitas manusia lainnya, merupakan sumber utama
terjadinya pemanasan global selama bertahun-tahun.

Faktor penyebab pemanasan global:


1. Polusi Karbon Dioksida dan Asam Nitrat
Karbon dioksida ini berasal dari berbagai proses aktivitas manusia, mulai dari proses
pembakaran pada mesin kendaraan, mesin pabrik dan industri, pembangkit listrik berbahan
bakar fosil, dan lain-lain. Polusi karbon dioksida ini merupakan penyumbang terbesar
penyebab global warming yang terjadi saat ini. Hal ini semakin memburuk karena semakin
tingginya pengguna kendaraan bermotor di berbagai belahan dunia.
Asam nitrat dihasilkan oleh kendaraan dan emisi industri, sedangkan emisi metan
disebabkan oleh aktivitas industri dan pertanian. Chlorofluorocarbon CFCs merusak lapisan
ozon seperti juga gas rumah kaca menyebabkan pemanasan global, tetapi sekarang dihapus
dalam Protokol Montreal. Karbon dioksida, chlorofluorocarbon, metan, asam nitrat adalah
gas-gas polutif yang terakumulasi di udara dan menyaring banyak panas dari matahari.
Sementara lautan dan vegetasi menangkap banyak CO2, kemampuannya untuk menjadi “atap”
sekarang berlebihan akibat emisi. Ini berarti bahwa setiap tahun, jumlah akumulatif dari gas
rumah kaca yang berada di udara bertambah dan itu berarti mempercepat pemanasan global.
2. Penggunaan Bahan Kimia
Ada banyak produk dan kebutuhan manusia yang menggunakan bahan kimia, salah
satunya adalah pupuk tanaman. Walaupun dianggap berbahaya, namun penggunaan pupuk
kimia tetap dilakukan hingga saat ini.
Pupuk kimia mengandung gas nitrogen oksida yang kapasitasnya 300 kali lebih panas
dibandingkan dengan karbon dioksida. Nah, bisa dibayangkan bagaimana dampaknya terhadap
pemanasan global jika pupuk kimia digunakan secara berlebihan.
3. Penebangan dan Pembakaran Hutan
Aktivitas penebangan dan pembakaran hutan secara liar dan tak terkendali juga menjadi
penyebab terbesar terjadinya global warming. Seperti kita tahu, pohon-pohon di hutan
dibutuhkan untuk menyumbang oksigen bagi mahluk hidup di bumi. Penebangan dan
pembakaran pohon-pohon tersebut selain menyebabkan polusi udara, juga mengakibatkan
hilangnya sebagian ‘paru-paru’ dunia untuk mendaur ulang karbon dioksida.
4. Rumah Kaca
Gedung bertingkat tinggi dan rumah dengan konsep bangunan kaca tidak dapat
menyerap panas matahari dan akan memantulkan cahaya matahari ke atmosfir. Sayangnya,
panas tersebut tertahan atau terperangkap di atmosfir oleh polusi udara dari karbon dioksida,
metana, sulfur dioksida, dan uap air. Sehingga panas yang tak terserap tersebut kembali ke
permukaan bumi dan tersimpan di sana. Proses ini terjadi dalam jangka waktu yang lama dan
mengakibatkan suhu rata-rata di permukaan bumi terus meningkat.

Dampak pemanasan global:


1. Perubahan Iklim dan Cuaca
Pemanasan Global mengakibatkan terjadinya perubahan iklim dan cuaca di berbagai
penjuru dunia. Hal ini dikarenakan kondisi atmosfir yang berubah di berbagai lokasi akibat
pemanasan global tersebut.
2. Hujan Asam
Asap hasil pembakaran batubara dan minyak akan menghasilkan emisi SO dan nitrogen
oksida. Ketika kedua gas tersebut bereaksi di udara maka akan menghasilkan asam nitrat,
asam sulfat. Inilah yang kemudian mengakibatkan terjadinya hujan asam. Hujan asam ini
dapat mengakibatkan kerusakan pada benda-benda logam, merusak tanaman, mengakibatkan
kesulitan bernafas, dan lain sebagainya.
3. Es Kutub Utara dan Selatan Mencair
Sebagian besar area kutub utara dan selatan tertutup oleh es yang dapat memantulkan
cahaya matahari. Pemanasan Global akan membuat es di kutub utara dan selatan mencair.
Jika es di kutub utara dan selatan terus mencair maka panas matahari akan semakin banyak
terserap dan menimbulkan panas. Selain itu, percepatan mencairnya es akan membuat
berbagai binatang di kutub utara dan selatan kehilangan habitatnya.
4. Permukaan Laut Naik
Es yang mencari dari kutub utara dan selatan akan mengalir menuju laut. Pada akhirnya
permukaan air laut akan semakin tinggi secara perlahan-lahan. Menurut beberapa ilmuwan,
sepanjang abad 20 permukaan air laut telah naik hingga 25 cm. Dan diperkirakan permukaan
air laut akan terus naik hingga mencapai 88 cm. Hal ini tentu saja akan membuat area daratan
di permukaan bumi semakin berkurang.
5. Ekologis Terganggu
Pemanasan Global (Global warming) berdampak besar bagi semua mahluk hidup,
termasuk hewan dan tumbuhan. Aktivitas manusia yang mengakibatkan global warming
akan membuat banyak hewan melakukan migrasi ke tempat lain. Tumbuhan-tumbuhan di
suatu daerah bisa hilang atau mati karena iklimnya sudah tidak sesuai dengan habitat
aslinya.
6. Menipisnya Lapisan Ozon
Lapisan ozon merupakan lapisan yang menyelimuti bumi sehingga tidak terkena radiasi
langsung dari sinar matahari. Global warming mengakibatkan lapisan ozon ini semakin
menipis bahkan rusak. Dampak dari kerusakan lapisan ozon ini adalah sinar matahari yang
langsung mengenai kulit manusia. Sinar ultraviolet yang langsung mengenai kulit dapat
mengakibatkan penyakit kulit hingga kanker kulit.
7. Pergantian Musim Berubah
Siklus musim di berbagai wilayah bumi akan mengalami perubahan atau menjadi tidak
teratur karena adanya pemanasan global. Hal ini menyebabkan banyak masalah bagi
manusia, misalnya perubahan musim hujan dan musim kemarau. Dampak pergantian musim
ini juga terjadi pada industri pertanian dan peternakan. Musim tanam dan musim panen yang
tidak jelas akan mengakibatkan hasil pertanian dan peternakan menjadi menurun.
Upaya sederhana untuk mengatasinya:
1. Mengurangi Penggunaan Kendaraan Bermotor
Kendaraan bermotor sudah menjadi kebutuhan manusia saat ini sebagai alat
transportasi. Namun, kita sering lupa bahwa asap kendaraan bermotor menyumbang CO2
yang mengakibatkan pemanasan global. Untuk mencegah pemanasan global, kita bisa
mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan menggunakan angkutan massal. Dengan
begitu, polusi udara akan berkurang dan dapat membantu mengatasi pemanasan global.
2. Menanam Pohon
Satu pohon berukuran agak besar dapat menyerap 6 kg CO2 per tahunnya. Dalam seluruh
masa hidupnya, satu batang pohon dapat menyerap 1 ton CO2. United Nations Environment
Programme (UNEP) melaporkan bahwa pembabatan hutan menyumbang 20% emisi gas
rumah kaca. Seperti kita ketahui, pohon menyerap karbon yang ada dalam atmosfer. Bila
mereka ditebang atau dibakar, karbon yang pernah mereka serap sebagian besar justru akan
dilepaskan kembali ke atmosfer. Maka, pikir seribu kali sebelum menebang pohon di sekitar.
3. Mengurangi belanja
Industri menyumbang 20% gas emisi rumah kaca dunia dan kebanyakan berasal dari
penggunaan bahan bakar fosil. Jenis industri yang membutuhkan banyak bahan bakar fosil
sebagai contohnya besi, baja, bahan-bahan kimia, pupuk, semen, gelas, keramik, dan kertas.
Oleh karena itu, jangan cepat membuang barang, lalu membeli yang baru. Setiap proses
produksi barang menyumbang CO2.
4. Mendaur ulang sampah
Tempat Pembuangan Sampah (TPA) menyumbang 3% emisi gas rumah kaca melalui
metana yang dilepaskan saat proses pembusukan sampah. Dengan membuat pupuk kompos
dari sampah organik (misal dari sisa makanan, kertas, daun-daunan) untuk kebun, bisa
membantu mengurangi masalah ini.
Pisahkan Sampah Kertas, Plastik, dan Kaleng agar Dapat Didaur Ulang
Mendaur ulang aluminium dapat menghemat 90% energi yang dibutuhkan untuk
memproduksi kaleng aluminium yang baru – menghemat 9 kg CO2 per kilogram aluminium.
Untuk 1 kg plastik yang didaur ulang, kita dapat menghemat 1,5 kg CO2, untuk 1 kg kertas
yang didaur ulang, dapat menghemat 900 kg CO2.
5. Menjaga Kelestarian Alam
Eksploitasi hasil alam yang berlebihan lebih banyak merugikan ketimbang
menguntungkan untuk jangka panjang. Penebangan dan pembakaran hutan untuk membuka
lahan sudah seharusnya dikendalikan atau dihentikan. Menanam kembali pohon di lahan yang
dibakar/ ditebang merupakan langkah konkrit yang bisa dilakukan untuk mengatasi
pemanasan global.
6. Mengontrol Pemakaian Listrik
Penggunaan listrik yang berlebihan juga dapat menimbulkan pemanasan global. Hal ini
terkesan sangat sepele namun dampaknya sangat besar. Lampu-lampu dan peralatan listrik
dapat mengeluarkan panas. Bayangkan berapa besar panas yang dikeluarkan bila seluruh
manusia di bumi menggunakan listrik secara berlebihan. Selain membantu mengatasi
pemanasan global, dengan mengontrol pemakaian listrik maka kita akan lebih hemat energi
dan hemat biaya. Mengontrol pemakaian listrik dapat juga dengan menggunakan lampu hemat
energi.
7. Menggunakan bahan organic
Tanah organik menangkap dan menyimpan CO2 lebih besar dari pertanian konvensional.
The Soil Association menambahkan bahwa produksi secara organik dapat mengurangi 26%
CO2 yang disumbang oleh pertanian.
8. Mengendalikan Limbah
Limbah dapat mengeluarkan gas berbahaya ke udara. Gas berbahaya ini selain
menimbulkan bau busuk, juga dapat menyebabkan efek rumah kaca yang menyebabkan panas
matahari terperangkap di permukaan bumi. Dengan mengendalikan limbah, baik limbah
rumah tangga maupun limbah industri, maka hal ini dapat membantu mengatasi pemanasan
global.
9. Mengurangi konsumsi daging
Memproduksi daging sarat CO2 dan metana dan membutuhkan banyak air. Hewan
ternak seperti sapi atau kambing merupakan penghasil terbesar metana saat mereka mencerna
makanan mereka. Food and Agriculture Organization (FAO) PBB menyebutkan produksi
daging menyumbang 18% pemanasan global, lebih besar daripada sumbangan seluruh
transportasi di dunia (13,5%). Lebih lanjut, dalam laporan FAO, “Livestock’s Long
Shadow”, 2006 dipaparkan bahwa peternakan menyumbang 65% gas nitro oksida dunia
(310 kali lebih kuat dari CO2) dan 37% gas metana dunia (72 kali lebih kuat dari CO2).
Selain itu, United Nations Environment Programme (UNEP), dalam buku panduan “Kick
The Habit”, 2008, menyebutkan bahwa pola makan daging untuk setiap orang per tahunnya
menyumbang 6.700 kg CO2, sementara diet vegan per orangnya hanya menyumbang190 kg
CO2. Tidak mengherankan bila ahli iklim terkemuka PBB, yang merupakan Ketua
Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) PBB, Dr. Rajendra Pachauri,
menganjurkan orang untuk mengurangi makan daging.

Anda mungkin juga menyukai