Anda di halaman 1dari 4

PEMILIHAN MAGAU

Karya : Misbachuddin

Magau Tua baru saja Mangkat/Meninngal, Kini warga diperhadapkan dengan


kekosongan jabatan Sang Magau, sesuai dengan hukum yang berlaku harus ada
putranya yang mewarisi kekuasaan tersebut. Namun sayangnya, masalahnya adalah
Mendiang Magau Tua memiliki Tiga Orang Putra. Ketiga-tiganya Merasa berhak
untuk menjadi pemimpin karena merasa punya kekuatan dan kepandaian yang setara
serta dukungan yang sama banyaknya.
Suasana di ruangan kerajaan, Tiga Putra Magau duduk di kursinya, Para Tetua
Adat yang mendukung para putra magau duduk di lantai berbaris berhadap-hadapan,
Properti kerajaan menghiasi ruangan.

Putra 1 : Ayah baru saja mangkat, kini kita harus mencari penggantinya, dan
tentu saja bukan orang lain yang menggantikannya ( Diam sejenak )
hmmmm, kayaknya saya yang cocok menggantikannya, Berimba lhe ?
Tetua Adat 1 : Hmmmmm, ehem , ehem , ehemmmm
Tetua Adat 2 : Coco,. Coco,. Yes, Yes
Putra 2 : Hei ( Berdiri ) Diam. Dia tidak cocok jadi Magau, saya lebih cocok.
Kenapa saya lebih cocok ? Karena, meskipun saaya masih muda, saya
kan sudah S3 dan baru saja pulang dari luar Negri. Biar dia tua, kalau
bodo ! kenapa mo di pilih lhe ?
Tetua Adat 3 : Yoi, kami pilih Wei, pokoknya wei kami ( menunjuk kearah putra 2 )
teada pilihan yang lain lagi.
Tetua Adat 4 : Iyo lhe, apa saya liat dia pe pintar, baru ganteng sakide. Tara yaku
yang lain
Koor (3&4) : Wei kami, wei kami, wei kamiiii.
Putra 3 : Apa ? Tidak bisa. Saya memang paling ade di sini, tapi kalo mo
bilang ganteng, saya lebe ganteng. Mulai dari orang pante sampe orang
gunung akui kalau saya ganteng. Jadi raja itu, harus menarik.
Tetua Adat 5 : Iyomo ganteng, eh... maksud saya, Komiu memang ganteng lhe
Tetua Adat 6 : Ganteng, Pintar, Kaya dan juga Sakti. Belum lagi dotinya, sdh biasa !
Putra 1 : Kamu itu semua ade-ade yang masih muda dan juga pengalamannya
masih kurang, kenapa tidak belajar dulu, menimba ilmu
pemerintahan, baru kemudian memimpin. Katula kamu itu, masih ada
kakamu, kamu sudah mau duluan jadi magau.
Putra 2 : Kenapa ? biar kamu lebe tua, tapi ilmu saya lebe banyak. Saya dulu
sekolah, Komiu tidak. Makanya komiu tidak pintar, disuruh sekolah,
eh taunya Cuma pigi menonton topeng monyet, Pacaran dan makan
pundi-pundi. Makanya skul, skul, skul.bergaul.bergaul, bergaul
artinya.
Putra 3 : Eits, tidak bisa. Biar bagaimana pun saya paling berhak. Coba hitung
eee, Komiu Pintar, saya juga pintar. Komiu S3, saya juga so
S3.Keturunan magau, saya juga. Eh eh eh, coba hitung-hitung lagi,
Bagaimana ? Tapi satu yang komiu randua tidak miliki, Ganteng.
Bagaimana, ganteng kamu dua itukah ?
Tetua Adat 3 : Yoi,.. Eh maaf lhe. Maksudnya tidak bisa tuan, Komiu masih ade,
jadi mengalah dulu. Biar ganteng tapi kalau belum punya pengalaman
? Tentu saja masih perlu banyak belajar dan makan garam dan asam,
supaya jadi Palumara. Eh, maksudnya supaya banyak pengalaman
dan tidak marah-marah.
Tetua Adat 1 : Ehem ehem ehem,...Pokoknya tidak bisa tuan paling muda, dan
komiu tetua adat, menurut adat yang berlaku seharusnya dia yang
menjadi magau (Menunjuk kearah putra 1)
Tetua Adat 2 : Coco, coco, yes yes,... Do you understand, no other choice, one choice,
is the best forever, No Smoking.Understand ?
Tetua Adat 4 : Hu,... Namolo komiu. Masih jadi tetua adat so namolo. No smoking,
no smoking, so kayak papan di rumah sakit komiu itu lhe. Belajar
dimana komiu ? Paket C saja masih palsu lhe
Tetua Adat 2 : Heh, jangan remehkan orang he, biar hanya tetua adat yang penting
belajar. Jangan Cuma kayak komiu, Cuma tau bakunya sirih, bera di
kuala dan batangkap udang. Kita mo giling ngoni,.. Eh, bah.. kiapa so
bahasa manado ? beh masih manado,... Saya tara lhe
Tetua Adat 5 : Belajar dimana juga komiu itu, itu bahasa apa so di dengar Cuma
bikin sakit kepala.Kita ini orang adat, Bicara pake bahasa adat, te
usah namolo skali begitu
Tetua Adat 4 : Supaya di bilang apa, pake bahasa begitu. Beh namolo skali komiu,
makanan gula Tapo, Pundi-pundi, kersen, Topu-topu, lalampa dan
Burasa,... Bahasa tidak sesuai Bos
Tetua Adat 2 : Kenapa ini, saya disoroti terus, Ada apakah ? Saya hanya pake
bahasa asing di pusing akan. Makanya belajar noh, jangan sirik. Te
bagus ngana ini, jangan begitu, te bae. Kita mo paka ngana e, cambo
pake ekor pari supaya bangka ngana pe bibir, yang so bangka
memang, Tai ngana ini
Putra 1 : Goso jo, memang dorang ini tidak bae bicaranya, tidak suka liat
orang pintar. Susah juga kalau begini, ada kita baku perang jo sama-
sama
Tetua Adat 2 : Te apa-apa, daripada kita di injak kaya lipan, lebeh bae melawan. Te
pusing kita, yang penting bakale dant bosku, eh Magau
maksudku.yang penting magauku bisa nae jadi Magau
Putra 2 : Eh, barani, betul-betul mau ba perang, bagus juga itu. Supaya kita
bisa menang dan akhirnya ada yang jadi magau. Daripada begini terus
? Tetua, siapkan alat perang,... Kita baku hambur jo,...
Tetua Adat 3 : Eh, dia kira kita tako dengan ancaman,. Pokoknya harus ada yang
jadi Magau dan itu harus Tuanku, bukan yang lain. Apa y mo di tako ?
Ada parang, tombak, tusuk gigi dan Doti, Kipas saja
Putra 3 : Eeeee, kanapa mo bakalae ? Bagaimana kalau mukanya kamu robe-
robe kena parang, Gigi rontok kena tombak dan kepala lembe di doti.
Tetua Adat 6 : Tapi, dorang bilang baku perang saja, karena katanya kita punya
ilmu sama, jadi baku perang saja. Saya lebeh bae mati daripada bukan
tuanku yang nae jadi Magau,Mari jo baku hambur.

Suasana jadi kacau balau dan semuanya bertarung.Tiba-tiba masuk Orang Tua

Orang Tua : Stoppppp,... Ada apa ini ? Ada apa ini ? kenapa Bakalae- bakalae ?
Tetua Adat 6 : Kita sedang perebutkan tahta Magau, di antara 3 putra Magau ini
semuanya mau nae jadi magau.Jadi kita tentukan dengan perang,
siapa yang menang, Tuannya yang nae jadi Magau
Orang Tua : Untuk apa bakalae hanya untuk memperebutkan kekuasaan ? Masih
ada jalan lain. Ini juga tiga orang, so mau skali jadi Magau tapi tidak
bisa mengontrol anak buahnya. Bagaimana bisa memimpin rakyatnya
kalau suka bakalae terus kayak ayam,....
Putra 1 : Diam kau orang tua !!! jangan ikut campur urusan kita. Mending
kau lanjutkan saja perjalananmu. Cari salon, urus janggutmu, cari
semir kase hitam rambutmu. Ganti tongkatmu dan pigi ba diet sana
Putra 2 : Mo cari mati stauw, atau kita goso jo dia. Menganggu aktivitasnya
kita, Ini urusan kami
Orang Tua : Eh, nadoyo komiu ini. Orang tua mo di lawan, mau kamu saya doti
jadi tawas ? di keke terus kamu pe tampa, di keke poi.Mau ? Mau ?
Putra 1-2 : (Koor) Eh maaf lhe, ternyata Abu Doti. Kita tako dengan Abu Doti
lhe
Putra 3 : Jadi bagaimana ini, apa yang harus di buat ? agar ada yang nae jadi
Magau.Kita tiga semuanya mau jadi Magau dan kemampuannya sama
Tetua Adat 1 : Pokoknya magauku yang nae, bukan yang lain
Tetua Adat 2 : Coco,.. coco,.. coco,...
Putra 3 : Tidak bisa,... saya yang harus nae jadi Magau

Suasana menjadi Kacau kembali dan Orang Tua Melerai

Orang Tua : Sudah, sudah, sudah. Saya mo doti semua kamu kalau masih
bakalae !!!
Saya sudah melanglang buana ke beberapa negri dan saya tiba di
salah satu negri dan Ternyata mereka punya aturan tentang
pemilihan. Yang lebih modern, lebih damai, gampang dan tentunya
sangat demokratis.
Tetua Adat 1 : Bagaimana caranya lhe, Apa kalau kita disini begini sudah.Kalau
lebih dari satu orang calon magau nya dan sama-sama mau nae,selalu
ada perdebatan dan ujung2nya bakalae.
Tetua Adat 2 : Coco,.. coco,... yes yes... Begitu sudah disini tuaka, bahkan
terkadang kita tidak mau ikut aturan yang dibuat kalau bukan yang
kita jagokan nae jadi Magau.
Orang Tua : Hah, begini. Pertama kita bentuk satu lembaga yang khusus
mengurusi Pemilihan Magau nya, biasa di sebut dengan KPU,Komisi
Pemilihan Umum.
Tetua Adat 3 : Apa tugasnya itu Tuaka ?
Orang Tua : Jadi KPU ini yang akan mengurusi dan mengawasi segala persiapan
dan jalannya pemilihan.Dan seluruh Masyarakat di berikan hak
untuk memilih, bukan Cuma para tetua adat. Siapa pun yang kalah,
harus terima hasil karena masyarakat yang memilih.Berimba ?
Tetua Adat 4 : Eh bagus itu,kalau begitu langsung di terapkan saja Tuaka dan
Komiu yang jadi Pemimpin KPU supaya kita tidak salah ba jalankan.
Orang Tua : Iyo dant kalau begitu,..
Eh, ada yang saya lupa.Untuk masyarakat Indonesia, tanggal 9
Desember 2015 itu ada Pilkada serentak. Jadi untuk semua yang
telah memiliki Hak Memilih, harus datang memilih. Jangan sampai
Golput
Tetua Adat 5 : Apa lagi sampe bakalae kayak kita ini
Orang Tua : Hah betul itu, Suara kalian akan menentukan Nasib Daerah kalian
ke depannya.
Tetua Adat 6 : Dan hindari segala pertikaian. Yang menang,Jagalah janji2mu dan
yang kalah mari Kita terima dengan lapang dada dan kita dukung
yang menang untuk memajukan negri kita ke depannya.
Koor : Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Musik Indahnya Perdamaian mengalun dan seluruh aktor bermaaf-maafan di atas


panggung.

Anda mungkin juga menyukai