BAB I DKK
BAB I DKK
Proposal
Disusun oleh :
Ullima Pramulasari
H2A014024
FAKULTAS KEDOKTERAN
2017
i
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, nikmat ,
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang
berjudul Perbedaan Tingkat Kecemasan dan Insomnia Menjelang Ujian Akhir
Blok Antara Mahasiswa Tahun Pertama dan Tahun Terakhir di Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. Penulisan karya ilmiah ini
merupakan salah satu syarat akademis untuk mendapatkan gelar sarjana pada
program studi pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Semarang.
Penulis menyadari bahwa penulisan karya tulis ilmiah ini tidak akan
selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. dr. Rifki Muslim, Sp. B, Sp.U (K) selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang.
2. dr. Ika Dyah K selaku trainer yang telah memberikan bimbingan dan
arahan yang bermakna.
3. Kedua orang tua yang selalu memberikan motivasi yang besar bagi
penulis.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI`..................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN
C. Tujuan ....................................................................................................3
D. Manfaat .................................................................................................3
E. Keaslian .................................................................................................4
1. Kecemasan ........................................................................................6
a. Definisi .......................................................................................6
b. Etologi.........................................................................................6
c. Patofisiologi …………………………………………………... 9
g. Tingkatan.....................................................................................9
i. Penatalaksanaan ……………………………………………….11
2. Tidur..................................................................................................12
a. Definisi ......................................................................................12
iii
b. Fungsi tidur ..............................................................................12
d. Gangguan tidur...........................................................................16
3. Insomnia............................................................................................17
a. Definisi .....................................................................................17
b. Etiologi .....................................................................................17
c. Patofisiologi ..............................................................................19
d. Klasifikasi .................................................................................20
f. Penatalaksanaan ........................................................................21
3. Mahasiswa.........................................................................................23
a. Definisi ......................................................................................23
D. Hipotesis ...............................................................................................25
iv
F. Alur Penelitian .......................................................................................30
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang
puas lagi diridhai; lalu masuklah ke dalam jemaah hamba-hamba-Ku, dan
masuklah ke dalam surga-Ku. (QS Al-Fajr [89]: 27-30).
B. RUMUSAN MASALAH
2
Adakah perbedaan tingkat kecemasan dan insomnia menjelang ujian
akhir blok antara mahasiswa tahun pertama dan tahun terakhir di Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang ?
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Ilmu Pengetahuan
3
b. Insitusi Universitas Muhammadiyah Semarang
c. Peneliti
E. KEASLIAN PENELITIAN
4
tahun keenam). Gejala
kecemasan ditemukan
30,8% mahasiswa tahun
pertama dan 9,4%
mahasiswa tahun
keenam. Mahasiswa
perempuan lebih mudah
terkena kecemasan.
Tidak ada perbedaan
antar kelompok yang
signifikan dalam gejala
depresi.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Kecemasan
a. Definisi
b. Etiologi
a. Teori psikoanalitik
b. Teori perilaku-kognitif
6
Teori-teori perilaku atau belajar dari kecemasan
mengatakan bahwa kecemasan merupakan respon terkondisi
terhadap rangsangan lingkungan tertentu.
c. Teori eksistensial
b. Neurotransmitter
7
d. Studi genetika
e. Pertimbangan neuroanatomis
1) Sistem limbiks
2) Korteks serebral
c. Patofisiologi
8
masa lalu dan faktor genetik. Rangsang tersebut dipersepsikan oleh
panca indra, diteruskan dan direspon oleh sistem saraf pusat
melibatkan, yaitu Cortex cerebri diteruskan ke Limbic system lalu ke
Reticular Activating System kemudian ke Hypothalamus yang
memberikan impuls kepada kelenjar adrenal, selanjutnya memacu
sistem saraf otonom melalui mediator yang lain. Kecemasan
menyeluruh menunjukkan adanya gangguan reseptor serotonin, yaitu
5 HT-1A. Sistem limbik terletak diensefalon, terdiri atas hipokampus,
girus singuli, dan nucleus amigdala yang merupakan sentrum integrasi
emosi.¹°
d. Tingkatan
9
5. Bicara cepat, nada mempertimbangk adekuat
6. Menarik diri
tinggi an informasi
7. Penyalahan
5. Preokupasi
8. Ingin bebas
dengam pikiran
sendiri
Panik 1. Flight, fight, atau 1. Pikiran tidak 1. Merasa terbebani
2. Merasa tidak
freeze logis, terganggu
2. Ketegangan otot 2. Pribadi kacau mampu atau
3. Tidak dapat
sangat berat tidak berdaya
3. Agitasi motorik menyelesaikan 3. Lepas kendali
4. Mengamuk,
kasar
putus asa
e. Kriteria Diagnostik
10
c) Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat,
jantung berdebar-debar, sesak napas, keluhan lambung,
pusing kepala, mulut kering, dsb)
f. Penatalaksanaan
2. Tidur
11
a. Definisi
b. Fungsi Tidur
Aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua sistem pada batang
otak, yaitu Reticular Activating System (RAS) dan Bulbar
Synchronizing Region (BSR). RAS di bagian atas batang otak diyakini
memiliki sel-sel khusus yang dapat mempertahankan kewaspadaan
dan kesadaran, memberi stimulus visual, pendengaran, nyeri, dan
sensori raba, serta emosi dan proses berfikir. RAS melepaskan
katekolamin pada saat sadar, sedangkan BSR mengeluarkan serotonin
yang menimbulkan rasa kantuk yang selanjutnya menyebabkan tidur.
Kondisi terbangun seseorang tergantung pada keseimbangan impuls
yang diterima di pusat otak dan sistem limbik.¹³
12
cahaya. Sekresi melatonin meningkat ketika suasana gelap dan akan
bertahan dalam kadar rendah selama periode terang. Kondisi stress
mampu menyebabkan kadar melatonin turun yang mampu
merangsang sistem saraf simpatik sehingga akan tetap terjaga.¹³
a) Stadium 1
13
b) Stadium 2
c) Stadium 3
d) Stadium 4
14
REM. Tahap NREM I-III berlangsung selama 30 menit, kemudian
diteruskan ke tahap IV selama ± 20 menit. Individu kemudian kembali
melalui tahap III dan II selama 20 menit. Tahap I REM muncul
sesudahnya dan berlangsung selama 10 menit.³
d. Gangguan Tidur
1) Disomnia
2) Parasomnia
15
fisiologis yang dikaitkan dengan tidur, stadium tertentu atau
berpindah tidur-bangun. Parasomnia ini dapat berupa:
3. Insomnia
a. Definisi
b. Etiologi
1) Faktor eksternal
a) Faktor Sosial
16
cemooh teman (bulliying), pengangguran serta mereka yang
penghasilannya dibawah rata-rata. Beban akademis adalah
masalah yang dialami oleh pelajar. Beban akademis meliputi
tuntutan penyelesaikan studi, tugas seorang pelajar yang harus
dikerjakan, dan tuntutan dalam pelaksanaan ujian. Hal-hal
tersebut yang menjadi stressor sehingga tubuh akan
memproduksi kortisol dalam jumlah banyak, yang emnyebabkan
kondisi terjaga.¹⁶
b) Faktor lingkungan
c) Faktor toksin
2) Faktor internal
17
Faktor kondisi medis yang mampu menyebabkan insomnia
yaitu osteoartritis, gagal ginjal, prostatic hypertrophy, congestif
heart failure, asma, dan kondisi medis lainnya.¹⁶
b) Faktor kronobiologis
c) Faktor psikis
c. Patofisiologi
18
melatonin darah menjadi rendah, kemudian merangsang sistem saraf
simpatis sehingga menyebabkan kondiri terus terjaga.¹⁵
d. Klasifikasi
1) Insomnia primer
2) Insomnia sekunder
e. Kriteria Diagnostik
19
2) Gangguan minimal terjadi 3 kali dalam seminggu selama minimal
1 bulan.
f. Penatalaksanaan
1) Edukasi kesehatan
20
malam, seperti relaksasi otot progresif atau meditasi, makan pada
waktu yang teratur setiap hari; hindari makan dalam jumlah besar
sebelum tidur, hindari stimulasi malam hari, gantikan televisi
dengan radio atau bacaan santai, dan dapatkan kebugaran fisik
dengan program olahraga yang rajin dan bertahap di pagi hari.¹⁸
3) Terapi psikologis
4) Terapi farmakologis
4. Mahasiswa
a. Definisi
21
Mahasiswa adalah orang dalam masa belajar (peserta didik) yang
terdaftar dan mengikuti proses pendidikan di perguruan tinggi
(Universitas). Mahasiswa kedokteran adalah peserta didik yang
mengikuti pendidikan kedokteran. Pendidikan dokter diselenggarakan
untuk menghasilkan dokter yang memiliki kompetensi untuk
melaksanakan pelayanan kesehatan primer dan merupakan pendidikan
kedokteran dasar sebagai pendidikan Universitas.¹⁹
Teori Teori
psikologis biologi
Cemas
B. KERANGKA TEORI
Mahasiswa
Insomnia
Internal Eksternal
22
Faktor Faktor Faktor Faktor Faktor Faktor
kronobiol kondisi psikis sosial toksin lingkungan
ogis medis
C. KERANGKA KONSEP
D. HIPOTESIS
23
BAB III
METODE PENELITIAN
B. JENIS PENELITIAN
1. Populasi
2. Sampel
24
Teori
psikologis
Penentuan besar sampel pada penelitian menggunakan rumus slovin:
n=
Keterangan
n : ukuran sampel
N : ukuran populasi
n=
n = 43 (sampel minimal)
n=
a. Kriteria Inklusi
25
1) Sampel berstatus sebagai mahasiswa tahun pertama angkatan 2016
yang sedang menjalani semester II di Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Semarang.
4) Tidak merokok
b. Kriteria eksklusi
2) Mengonsumsi alkohol.
3. Teknik Sampling
1. Variabel Penelitian
2. Definisi Operasional
26
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Kategori Skala
Mahasiswa Seseorang yang Data 1. Mahasiswa Ordinal
Fakultas sedang Mahasiswa Tahun
Kedokteran menyelesaikan Pertama.
2. Mahasiswa
program studi
Tahun
pendidikan dokter di
Terakhir.
Fakultas Kedokteran
Universitas
Muhammadiyah
Semarang.
Tingkat Tingkat kecemasan Kuesioner 1. Kecemasan Ordinal
Kecemasan yang berisi deskripsi berdasarkan ringan 0-21
2. Kecemasan
tentang gejala Beck Anxiety
sedang 22-35
kecemasan yaitu Inventory
3. Kecemasan
gejala subjektif,
berat >36.²°
gejala neurofisiologi,
gejala autonom, dan
gejala yang
berhubungan dengan
panik.
Tingkat Tingkat insomnia Kuesioner 1. Tidak Ordinal
Insomnia untuk tidur baik itu berdasarkan insomnia 0-7
2. Insomnia
untuk kesulitan untuk Insomnia
ringan 8-14
memulai tidur, Severity Index
3. Insomnia
kembali tidur setelah
sedang-berat
terbangun di tengah
15-28.²¹
malam, maupun
terbangun lebih awal
dan tidak bisa tidur
lagi.
1. Data primer
27
dikumpulkan meliputi identitas responden, tingkat kecemasan, dan tingkat
insomnia.
2. Data sekunder
F. ALUR PENELITIAN
1. Pengelolaan data
28
a. Editing
b. Coding
c. Processing
d. Cleaning
2. Analisis data
a. Analisis univariat
29
persentase dari variabel mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Semarang, tingkat kecemasan, dan tingkat insomnia.
b. Analisis bivariat
H. JADWAL PENELITIAN
No Tahun 2017
Kegiatan Bulan
Agustus
Juni
Juli
September
Oktober
Mei
November
1. Penyusunan √ √ √
proposal
2. Ujian proposal √
3. Pengambilan √
sampel
4. Pengolahan dan √ √ √
analisis data
5. Penyusunan √ √
karya tulis
ilmiah
6. Ujian hasil
30
DAFTAR PUSTAKA
3. Kaplan HI, Sadock BJ. Psikiatri jilid 2. Jakarta: Binarupa Aksara; 2010.
31
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. 2007
11. Videbeck, S.L. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC. 2008
13. Guyton, Hall JE. Textbook of Medical Physiologi. 12nd ed. Philadelphia
Saunders Elsevier; 2011.
14. Cowen P, Paul H, Tom B. Psychiatry 6th ed. United Kingdom: Oxford
University Press; 2012.
16. Tasman A, Jerald K, Jeffrey AL, et al. Psychiatry 4th ed vol 1. London:
Wiley; 2005
17. Burysse DJ. Insomnia Diadnosis and Classification. In: Sateia Mj, Daniel
JB, editors. Insomnia Diagnosis and Treatment. London: Informa; 2011.
21. Morin CM, Genevieve B, Lynda B, et al. The insomnia severity index:
psychometric indicators to detect insomnia case and evaluated treatment
response. Sleep, 2011. 34(5): 2011.
32