Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan

perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan,

tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas, kepribadian masih tetap

utuh, perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal.¹ Rasa

cemas bisa timbul akibat melihat adanya bahaya yang mengancam dirinya,

merasa berdosa atau bersalah, kecemasan yang berupa penyakit dan terlihat

dalam beberapa bentuk.²


Kecemasan juga mengganggu pola tidur. Tidur adalah aspek kehidupan

yang penting dimana organisme istirahat yang terjadi secara berulang,

reversibel, dan reguler dalam keadaan ambang rasa terhadap rangsangan

menjadi lebih tinggi apabila dibandingkan keadaan terjaga. Gangguan tidur

salah satunya adalah insomnia. Insomnia adalah kesulitan memulai atau

mempertahankan tidur. Gangguan ini merupakan keluhan tidur yang paling

lazim ditemui dan dapat bersifat sementara atau menetap.³


Di Indonesia prevalensi terkait gangguan kecemasan menurut hasil

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 menunjukkan bahwa

sebesar 6% untuk usia 15 tahun ke atas atau sekitar 14 juta penduduk di

Indonesia mengalami gangguan mental emosional yang ditunjukkan dengan

gejala-gejala kecemasan dan depresi.⁴ Terkait dengan mahasiswa dilaporkan

bahwa 25% mahasiswa mengalami cemas ringan, 60% mengalami cemas

sedang, dan 15% mengalami cemas berat.⁵


Menurut United States Census Bureau, International Data Base tahun

2010 terhadap penduduk Indonesia dinyatakan bahwa dari 238,5 juta jiwa

penduduk Indonesia, sebanyak 28 juta jiwa (11,7%) mengalami insomnia.

Insomnia yang terjadi secara terus-menerus dapat menimbulkan dampak,

yaitu tidak produktif, susah fokus, tidak bisa membuat keputusan, pelupa,

pemarah, meningkatkan risiko kematian dini, dan depresi.⁶


Kecemasan dan insomnia yang berlebihan dapat mengganggu kondisi

psikis dan mempengaruhi aktivitas kehidupan sehari-hari sehingga

produktivitas seseorang akan menurun atau berkurang.⁷ Penelitian di Royal

Holloway, London University menyatakan bahwa kecemasan juga berdampak

negatif terhadap fungsi kognitif seseorang.⁸

Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai perbedaan tingkat kecemasan dan insomnia menjelang ujian akhir

blok antara mahasiswa tahun pertama dan tahun terakhir di Fakultas

Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang.

B. RUMUSAN MASALAH
Adakah perbedaan tingkat kecemasan dan insomnia menjelang ujian

akhir blok antara mahasiswa tahun pertama dan tahun terakhir di Fakultas

Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang ?


C. TUJUAN
1. Tujuan Umum

Mengetahui perbedaan tingkat kecemasan dan insomnia menjelang

ujian akhir blok antara mahasiswa tahun pertama dan tahun terakhir di

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang.


2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan tingkat kecemasan dan insomnia yang timbul

menjelang ujian akhir blok pada mahasiswa tahun pertama dan tahun

terakhir.
b. Menganalisa tingkat kecemasan dan insomnia yang timbul menjelang

ujian akhir blok pada mahasiswa tahun pertama dan tahun terakhir.
c. Membedakan tingkat kecemasan dan insomnia yang timbul menjelang

ujian akhir blok pada mahasiswa tahun pertama dan tahun terakhir.
D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai

perbedaan tingkat kecemasan dan insomnia menjelang ujian akhir blok

antara mahasiswa tahun pertama dan tahun terakhir di Fakultas

Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang.

2. Manfaat Praktis

a. Mahasiswa

Penelitian ini diharapkan dapat menentukan langkah selanjutnya

dalam mengantisipasi dengan mencari penyebab kecemasan dan

insomnia menjelang ujian akhir blok antara mahasiswa tahun pertama

dan tahun terakhir di Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Semarang.

b. Insitusi Universitas Muhammadiyah Semarang


Penelitian ini diharapkan dapat menambah studi kepustakaan

tentang perbedaan tingkat kecemasan dan insomnia menjelang ujian

akhir blok antara mahasiswa tahun pertama dan tahun terakhir di

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang.

c. Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pembanding dan

pustaka untuk penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Hawari D. Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Cetakan Keempat, Ed.

Kedua, Jakarta: FKUI.2013

2. Kholil Lur Rochman. Kesehatan Mental. Purwokerto: Fajar Media

Press.2010
3. Kaplan HI, Sadock BJ. Psikiatri jilid 2. Jakarta: Binarupa Aksara; 2010.

P.337-339

4. Departemen Kesehatan RI 2014. Stop Stigma dan Diskriminasi Terhadap

Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).[diakses pada tanggal 16 Maret

2017] di www.depkes.go.id

5. Suyamto, Prabandari, Y.S., Marchira, C.R., 2009. Pengaruh Relaksasi Otot

dalam Menurunkan Skor Kecemasan TMAS Mahasiswa Menjelang Ujian

Akhir Program di Akademi Keperawatan Notokusumo Yogyakarta. Berita

Kedokteran Masyarakat. 25:142-149.

6. Sekarsiwi A, Diannike P, Pramesti D. Hubungan antara insomnia dengan

penurunan konsentrasi belajar mahasiswa S1 Kedokteran. Jurnal Medika,

2015. 3(2): 32-38.

7. National Institute of Mental Health (NIMH), 2013.Schizophrenia. [diakses

pada 16 Maret 2017] di

http://www.nimh.nih.gov/health/publications/schizophrenia/nimhschizophr

eniabooklet.pdf

8. Miguel. The Effects of anxiety on cognitive performance. Phd Thesis.2012

Anda mungkin juga menyukai