Anda di halaman 1dari 8

Indonesian Journal of Nursing Health Science - Pengalaman Mahasiswa dengan Penyakit Kronik dalam Belajar di

Universitas Esa Unggul

PENGALAMAN MAHASISWA DENGAN PENYAKIT KRONIK


DALAM BELAJAR DI UNIVERSITAS ESA UNGGUL
Ratna Dewi
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul
Jl. Arjuna Utara 9, Kebon Jeruk, Jakarta
nsratna@esaunggul.ac.id

Abstract
Chronic disease is a disease that requires a long time, does not occur suddenly or spontaneous, and
usually can not be cured completely. This qualitative study conducted to explore the experiences of
students with chronic diseases in learning the number of 4 participants. Research purposes to gain
a deep understanding of the experience of students with chronic illnesses in the study. There are
four themes that obtained in this study are 1) a change of life due to chronic disease, 2) support
obtained, 3) barriers to learning, 4) expectations for students. Suggest to the students formed a
group or club for people with chronic disease where mutual support and mutual cooperation in the
process of healing.

Keywords: experience, chronic illness, students, learning

Pendahuluan Orang yang belajar membutuhkan


Penyakit kronik adalah suatu kondisi kondisi badan yang sehat. Orang yang badannya
yang berlangsung lama yang dapat sakit akibat penyakit-penyakit tertentu serta
dikendalikan, tetapi sulit sembuh. penyakit kelelahan tidak akan dapat belajar dengan
kronis mempengaruhi populasi diseluruh dunia. efektif. Cacat fisik juga mengganggu hal belajar
Seperti dijelaskan oleh Centers for Disease (Soemanto, 1995). Bila seorang mahasiswa
Control (CDC), penyakit kronik adalah mengalami sakit yang lama, maka sarafnya akan
penyebab utma kematian dan kecacatan di bertambah lemah, sehingga ia tidak dapat
Amerika. Angka kematian sekitar 70%, yang mengikuti pelajaran untuk beberapa hari dan
merupakan 1,7 juta setiap tahun. Data dari pelajaran pun tertinggal. Tidak menutup
WHO menunjukkan bahwa penyakit kronis juga kemungkinan akan menyebabkan mahasiwa
merupakan penyebab utama kematian dini akan ketinggalan pelajaran dan dapat
diseluruh dunia (Arbor, A, 2011). menyebabkan mahasiswa stress karena banyak
Penyakit kronis dapat menyerang siapa ketinggalan mata kuliah. Kehadiran kondisi ini
saja tidak terkecuali pada dewasa muda, seperti dampak sangat variatif sampai penurunan
mahasiswa. Seseorang yang sakit atau kurang kualitas hidup.
sehat akan mengalami kelemahan fisik, Penyakit kronis yang dialami oleh
sehingga saraf sensorik dan motoriknya lemah mahasiswa gastritis, bulimia, leukemia,
akibatnya rangsangan yang diterima melalui kecelakaan, gagal ginjal dan tumor. Hasil
indranya tidak dapat diteruskan ke otak. wawancara yang didapatkan dari mahasiwa
Mahasiwa yang kurang sehat akan mengalami Universitas Esa Unggul didapatkan lima orang
kesulitan belajar, sebab ia mudah mudah lelah, mahasiswa yang mengalami penyakit kronis
pusing, mengantuk, daya konsentrasinya seperti penyakit tumor tulang otak, penyakit
berkurang dan kurang bersemangat dalam gastritis, penyakit menstruasi yang tidak
belajar (Munir, 2010). Menurut Thanthowi A, berhenti-henti sejak 6 bulan dan sakit kepala
(1991), mengatakan karena sakit-sakitan, maka yang sering kambuh. Adanya penyakit yang
menjadi sering meninggalkan sekolah. menyerang tersebut menyebabkan mahasiswa
Demikian juga dalam upaya belajar dirumah menjadi stres dalam mengahadapi kuliahnya.
frekuensi belajar dapat menjadi menurun. Dari fenomena diatas maka saya tertarik untuk
meneliti tentang pengalaman mahasiswa dengan

Volume 1 Nomor 1, Maret 2016 67


Indonesian Journal of Nursing Health Science - Pengalaman Mahasiswa dengan Penyakit Kronik dalam Belajar di
Universitas Esa Unggul

penyakit kronik dalam belajar di Universitas pelayanan dan membangun hubungan individu
Esa Unggul. dan keluarga secara efektif, pengendalian
penyakit meningkat, biaya perawatan kesehatan
Tujuan Penelitian turun, dan kesejahteraan keluarga membaik
Tujuan Umum (Arbor. A, 2011). Banyak tipe dari penyakit
Penelitian ini bertujuan untuk kronis yang memerlukan manajemen mandiri
memperoleh pemahaman yang mendalam terhadap penyakit dan memerlukan model
tentang pengalaman mahasiwa yang mengalami perawatan kolaboratif yang dapat
penyakit kronik dalam belajar. mengoptimalkan kesehatan individu. Khususnya
monitoring mandiri sangat penting bagi
Tujuan Khusus peningkatan kesadaran dan pendeteksian
a) Memberi gambaran tentang perubahan- kemajuan kesehatan sebagai dasar dari
perubahan yang dialami dalam kehidupan pendekatan pengaturan diri bagi pasien sehingga
sehari-hari yang terjadi pada mahasiswa dapat mengatasi perubahan gaya hidup.
b) Memberi gambaran dukungan yang Tantangan mendasar, bagaimanapun, adalah
didapatkan mahasiswa dalam belajar. untuk menurunkan hambatan dan meningkatkan
c) Memberi hambatan yang dialami mahasiswa motivasi bagi pasien untuk mengadopsi
dalam belajar pendekatan pengaturan diri untuk jangka
d) Memberi gambaran tentang kebutuhan panjang perawatan (Chen G, et all, 2006; Astuti,
kesehatan yang diperlukan dalam belajar. A, 2012).

Target Luaran Penelitian Proses Belajar


Hasil penelitian ini diharapkan dapat Belajar adalah sebagai tahapan
bermanfaat bagi mahasiswa dengan penyakit perubahan seluruh tingkah laku individu yang
kronik dapat menjalani kuliah dengan baik. Dari relative menetap sebagai hasil pengalaman
pihak Universitas diharapkan dapat memberikan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan
keringanan kepada mahasiwa yang menderita proses kognitif. Kegiatan belajar merupakan
penyakit kronis dalam menjalani proses belajar. suatu proses psikologis yang terjadi dalam diri
seseorang, karena prosesnya begitu kompleks,
Penyakit Kronik maka timbul beberapa teori tentang belajar
Penyakit kronik adalah suatu penyakit yaitu:
yang perjalanan penyakit berlangsung lama a. Teori belajar behavionistik
sampai bertahun-tahun, bertambah berat, Menurut teroi ini, tingkah laku manusia itu
menetap, dan sering kambuh (Purwaningsih dan dikendalikan oleh ganjaran (reward) atau
Karbina, 2009). Menurut WHO penyakit kronik penguat dari lingkungan dengan demikian
merupakan kondisi kronis yang berlangsung langkah laku belajar terdapat hubungan yang
atau berulang yang memiliki dampak terhadap erat antara stimulus dan respons antara aksi dan
kehidupan seseorang dan keluarganya. reaksi (Soemanto, W, 1995).
Mencakup kondisi seperti: nyeri kronis, asma, b. Teori belajar kognitif
arthritis, penyakit pembuluh darah koroner, Menurut teori ini, kegiatan belajar bermula dari
kanker, kecemasan, depresi, diabetes, alcohol suatu pengamatan. Para penganut aliran
dan ketergantungan obat (Departement of health psikologi kognitif berpendapat bahwa tingkah
Australian, 2007). Penyakit kronik dipengaruhi laku seseorang senantiasa didasarkan pada
oleh status social ekonomi, pendidikan, kognisi, yaitu tindakan mengenal atau
pekerjaan, dan lingkungan (Martin, 2007). memikirkan situasi dimana tingkah itu terjadi.
Penekanan diberikan pada organisasi
Majemen penyakit kronik pengamatan atas situasi dalam lingkungan serta
Pusat mengelola penyakit kronis pada factor – factor yang mempengaruhi
bertujuan untuk membantu mengontrol penyakit pengamatan.
dengan menempatkan dipusat pengendalian
penyakit. Di gunakan untuk pendidikan pasien,
Volume 1 Nomor 1, Maret 2016 68
Indonesian Journal of Nursing Health Science - Pengalaman Mahasiswa dengan Penyakit Kronik dalam Belajar di
Universitas Esa Unggul

c. Teori belajar humanistic jauh dalam pelajarannya. Hal ini bisa berakibat
Berbeda dengan teori behavionisti yang pada rendahnya prestasi belajar mahasiswa.
memandang orang sebagai mahluk reaktif1. Karena kurang sehat
yang memberikan respon terhadap Anak yang kurang sehat dapat
lingkungannya. Sebaliknya teori humanistic mengalami kesulitan belajar, sebab ia mudah
berpendapat bahwa tiap individu bebas capek, mengantuk, pusing, daya konsentrasinya
menentukan perilaku mereka sendiri tidak hilang, kurang semangat, pikiran terganggu.
terikat terhadap lingkungan. Dalam belajar, karena hal-hal ini maka penerimaan dan respon
masing- masing individu dituntut untuk pelajaran kurangm saraf otak tidak mampu
mengenal dirinya sendiri untuk bekerja secara optimal memproses, mengelola,
mengembangkan potensi yang ada pada diri menginterprestasi dan mengorganisasi bahan
mereka, pendidik hanya sekedar membantu. pelajaran. Perintah otak yang langsung kepada
Prestasi belajar adalah suatu fase saraf motorik yang serupa ucapan, tulisan, hasil
perubahan perilaku dimana seseorang siswa pemikiran menjadi lemah.
menyatakan atau membuktikan yang dapat di
ukur disini yaitu dapat diukur dengan Karena cacat tubuh
diadakannya evaluasi, misalnya menggunakan a. Cacat tubuh ringan seperti kurang
tes dan hasilnya dinyatakan dalam bentuk skor pendengaran, kurang penglihatan, gangguan
atau angka yang diolah menjadi nilai dan psikomotor.
ditayangkan dalam bentuk raport (Mudzakir, A, b. Cacat tubuh yang tetap (serius) seperti buta,
1997). tuli, bisu, hilang tangan dan kaki (Abu,
Baik tidaknya prestasi mahasiswa dapat A,dan Widodo, S, 2004).
dipengaruhi oleh dua factor yaitu dari dalam diri
individu dan factor dari luar diri individu. Metode Penelitian
Factor yang berasal dari dalam diri individu Penelitian ini menggunakan metode
dibagi menjadi dua yaitu, factor psikis yang kualitatif dengan pendekatan fenomenologi.
berupa kepribadian, motivasi, sikap dan factor Fenomenologi merupakan suatu metode yang
fisik, misalnya kondisi fisik atau anggota tubuh, dapat digunakan untuk mempelajari pengalaman
kondisi indera, kelenjar saraf dan organ-organ seseorang terhadap suatu fenomena tersebut
dalam anggota tubuh. Factor yang berasal dari (Morse, 1994; Afiyati dan Rachmawati, 2013).
luar diri individu misalnya, factor lingkungan Penelitian kualitatif juga mempelajari fenomena
keluarga, factor lingkungan sekolah, factor sosio dalam kondisi alaminya tanpa adanya
ekonomi, factor guru, metode mengajar, manipulasi, serta menginterprestasikan makna
kurikulum dan program mata pelajaran. dari fenomena tersebut dari perspektif
Kesulitan belajar mahasiswa dapat pelakunya (Creswell, 2013).
disebabkan oleh dua factor yaitu factor internal Dalam studi ini yang dipelajari adalah
dan eksternal. Factor internal meliputi factor pengalaman mahasiswa yang mengalami
fisiologis dan psikologis. Sedangkan factor penyakit kronik dalam menjalani kesulitan
eksternal meliputi factor non social dan factor belajar. Metode ini menitikberatkan pada arti
social. Factor internal fisiologis dapat dijelaskan seorang yang mengalami penyakit kronik dalam
sebagai berikut: menjalani kesulitan belajar. Pendekatan
fenomenologi diperoleh gambaran secara
Karena sakit menyeluruh tentang seorang mahasiswa yang
Seseorang yang sakit akan mengalami mengalami penyakit kronik dalam menjalani
kelemahan fisiknya, sehingga sensoris dan kesulitan belajar.
motoris lemah. Akibatnya rangsangan yang Melalui pendekatan ini, peneliti mampu
diterima melulai inderanya tidak dapat memahami makna, kedalaman, kompleksitas
diteruskan ke otak, terlebih jika kondisi dari fenomena dari tindakan yang dilakukan
berlangsung lama, saraf akan bertambah lemah oleh seorang mahasiswa yang mengalami
sehingga ia tidak dapat masuk sekolahnya untuk penyakit kronik yang menjalani kesulitan
beberapa hari, yang mengakibatkan ia tertinggal
Volume 1 Nomor 1, Maret 2016 69
Indonesian Journal of Nursing Health Science - Pengalaman Mahasiswa dengan Penyakit Kronik dalam Belajar di
Universitas Esa Unggul

belajar dan implikasinya terhadap kesehatan Hasil dan Pembahasan


mahasiswa. Partisipan dalam penelitian ini
Partisipan yang terlibat dalam penelitian berjumlah 4 orang yang terdiri dari 4 orang
ini adalah mahasiswa keperawatan perempuan partisipan perempuan, berusia antara 19 sampai
yang sedang menjalani kuliah di Universitas Esa 20 tahun. Jenis penyakit partisipan tumor pada
Unggul. Partisipan tersebut dipilih dengan kepala dan kelainan pada tulang punggung dan
tehnik purposive sampling. Purposive sampling benjolan pada kaki. Partisipan mahasiswa
yaitu melibatkan partisipan yang memenuhi semester IV dan II.
criteria yang telah ditetapkan sehingga dapat Berdasarkan hasil wawancara mendalam
dipastikan data yang diperoleh akan sesuai serta observasi dengan menggunakan catatan
dengan konteks fenomena yang diteliti. Ukuran lapangan selama proses pengambilan data ini,
sampel yang diperlukan pada studi kualitatif maka penelitian melakukan analisis data
disesuaikan dengan ketercapaian kelengkapan menggunakan metode Collaizi (1978), dalam
informasi atau data yang diperlukan peneliti Afiyanti dan Rachmawati (2014). Penelitian ini
(Santoso & Royanto, 2009) menghasilkan empat tema yaitu: 1) perubahan
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei kehidupan akibat penyakit kronik, 2) dukungan
sampai dengan Juli 2015. Adapun tempat yang didapatkan, 3) hambatan dalam belajar, 4)
penelitian yang digunakan adalah di Universitas harapan untuk mahasiswa
Esa Unggul. Alat dan metode pengumpulan data Tema 1: perubahan kehidupan akibat penyakit
Adapun alat pengumpulan data yang digunakan kronik
dalam penelitian ini adalah: a) peneliti sendiri Dalam mengidentifikasi perubahan-perubahan
sebagai pemandu wawancara, b) pedoman yang terjadi yang dialami dalam kehidupan
wawancara tidak terstruktur yang berisikan sehari-hari diperoleh 1 tema yaitu 3 kategori,
pertanyaan-pertanyaan terbuka untuk menggali yaitu perubahan fisik, perubahan psikologis dan
data sesuai tujuan penelitian, c) catatan perubahan sosial.
lapangan (field note) yang dipergunakan untuk Penyakit kronik dan keadaan terminal
mencatat pengamatan peneliti selama proses dapat menimbulkan respon Bio-psiko-sosial-
wawancara dan d) alat perekam suara (tape spritual ini akan meliputi respon kehilangan
recoder/mp3) yang dipergunakan untuk (Purwaningsih dan Kartina, 2009). Partisipan
mempermudah pendokumentasian ungkapan mengeluhkan sering pegal pada daerah bahu
partisipan. sebelah kiri apabila setelah melakukan aktivitas.
Prinsip dasar etika merupakan landasan Selain itu partisipan mengeluhkan tulang
untuk mengatur kegiatan suatu penelitian. punggung tidak sejajar, pundak agak tinggi dan
Prinsip dasar pertimbangan etik atas hak-hak wajah tidak simetris. Secara fisik scoliosis
partisipan selama melakukan penelitian mungkin menyebabkan pundak lebih tinggi
(Afiyanti dan Rachmawati, 2013). Analisa data daripada sisi berlawanannya, jalan terlihat
kualitatif melibatkan proses pengumpulan data, miring, punggung tidak rata karena ada benjolan
interpretasi, dan pelaporan hasil secara serentak berupa tulang dan lain sebagainya. Jika scoliosis
dan bersama-sama (Creswell, 2013). Untuk yang lebih parah, dapat membuat lebih sulit
analisa data menggunakan metode Colaiizi untuk jantung dan paru-paru bekerja dengan
(1978) dalam dalam Afiyanti dan Rachmawati baik. Ini dapat menyebabkan sesak nafas dan
(2014). Kualitas data penelitian kualitatif nyeri dada (www.totalkesehatananda.com).
ditentukan dari keabsahan data yang dihasilkan Perubahan selanjutnya benjolan pada
atau lebih tepatnya keterpercayaan, daerah pelipis dan kepala yang disebabkan oleh
keautentikan, dan kebenaran terhadap data, tumor. Perubahan fisik yang sering dialami oleh
informasi, atau temuan yang dihasilkan dari pasien dengan tumor otak adalah sakit kepala
hasil penelitian yang telah dilakukan (Afiyanti yang berulang yang memburuk pada pagi hari,
dan Rachmanti, 2014). mual dan muntah, kejang, dan peningkatan rasa
kantuk, kelemahan atau mati rasa, kesulitan
bicara, pendengaran, susah untuk

Volume 1 Nomor 1, Maret 2016 70


Indonesian Journal of Nursing Health Science - Pengalaman Mahasiswa dengan Penyakit Kronik dalam Belajar di
Universitas Esa Unggul

berkonsentrasi, dan penglihatan menjadi ganda sempurna dan malu untuk berinteraksi dengan
(Academic Medicine Patner Portal, 2014). lingkungan kuliah karena penyakit yang
Stres ini berhubungan dengan ancaman dialaminya. Perubahan body image merupakan
yang digambarkan oleh individu mengenai penilaian dan evaluasi atas fungsi dan
penyakitnya. Kondisi kronis akan memberikan penampilan fisik seseorang. Body image yang
stres tersendiri pada pasien. Perubahan positif rendah berhubungan dengan harga diri rendah
dan negative membuat pasien harus adaptasi diikuti dengan terjadinya peningkatan depresi
terhadap kondisinya dan dapat menimbulkan serta kecemasan. Terjadinya perubahan
stres tersendiri. Beberapa ancaman yang kebiasaan social, ini jelas terjadi mengingat di
terkadang dirasakan oleh pasien diantaranya rumah interaksi dengan lingkungan masyarakat
adalah ancaman untuk kehidupan dan kebaikan selalu terjadi akan tetapi ketika seseorang sakit
kondisi fisik, ancaman terhadap integritas tubuh seluruh aktivitas sosialnya akan mengalami
dan kenyamanan sebagai akibat penyakit dan perubahan. Menciptakan kehidupan social
ketidakmampuan, baik itu akibat prosedur pasien penderita penyakit kronis merupakan
diagnostic ataupun pengobatan dan perawatan aspek yang penting. Bentuk sumber daya social
(Perry & Potter, 2005) yang dapat membantu individu yang menderita
Pada kategori berikutnya perubahan penyakit kronis misalnya dengan pemberian
psikologis, partisipan mengungkapkan malu, informasi, bantuan dan dukungan emosional.
sedih dan tidak percaya dengan keadaan yang Perubahan yang terjadi pada penyakit
dialami saat sekarang ini. Kondisi kronis kronik adalah perubahan fisik, perubahan
memberikan dampak psikososialkultural bagi psikologis dan perubahan social. Perubahan
pasien dan keluarga. Reaksi psikologi dan tersebut dapat mempengaruhi aktivitas
emosional pada kondisi akut dan kronis mahasiswa dalam belajar. Mahasiswa yang
berbeda. Reaksi ini umumnya terjadi tidak mengalami penyakit kronik seperti tumor pada
hanya saat awal kejadian tetapi juga saat gejala kepala dan kelainan tulang belakang akan
berulang terjadi. Terjadinya gangguan sangat berpengaruh terhadap konsentrasi dalam
psikologis, keadaan ini dapat mengakibatkan belajar.
terjadinya stres (ketegangan) sampai mengalami
kecemasan yang berat, apabila psikologinya Tema 4: Dukungan yang didapat
tidak disiapkan dengan baik. Maka proses Dukungan yang didapatkan dalam
terganggunya psikologis ini diawali dengan belajar dengan penyakit kronik adalah tema
konflik terhadap dirinya seperti kecemasan, dukungan yang didapat. Dukungan yang didapat
ketakutan, dan lain-lain Sejalan dengan adalah sumber dukungan dan bentuk dukungan.
penelitian yang dilakukan oleh Cici Miagi Sumber dukungan yang didapatkan dari
(2014) dengan hasil penelitian menunjukkan partisipan diantaranya dukungan dari keluarga,
bahwa ketidakpuasan terhadap penampilan yang teman dan saudara. Keluarga merupakan pusat
menjadi dampak psikologis dari perubahan fisik pendidikan utama dan pertama, tetapi dapat juga
dan penampilan tubuhnya, sehingga sebagai factor penyebab kesulitan belajar.
memunculkan dampak psikologis yang lebih Dalam hal ini orang tua memiliki peranan
serius yaitu depresi pada remaja penderita penting dalam rangka mendidik anaknya, karena
penyakit ginjal kronik yang mengalami pandangan hidup, sifat dan tabiat seorang anak,
hemodialisa. Ditambahkan oleh penelitian sebagian besar berasal dari kedua orang tuanya.
Dejean et al (2013), dengan hasil penelitian Lingkungan social, seperti teman bergaul
pengalaman pasien dengan penyakit kronik tetangga dan aktivitas dalam masyarakat. ketiga
yang mengalami depresi dan kecemasan factor tersebut sangat berpengaruh terhdapa
sehubungan dengan kondisi fisik yang proses belajar anak (Munir Zaldy, 2010).
dialaminya. Keluarga sebagai salah satu dari tri pusat
Selanjutnya dengan kategori perubahan pendidikan berttugas membentuk kebiasaan-
social yang terjadi pada penyakit kronik yang kebiasaan (habit formation) yang positif sebagai
dialami oleh partisipan adalah minder dengan pondasi yang kuat dalam pendidikan formal
lawan jenis dikarenakan kondisi fisik yang tidak (Gunawan, 2008).
Volume 1 Nomor 1, Maret 2016 71
Indonesian Journal of Nursing Health Science - Pengalaman Mahasiswa dengan Penyakit Kronik dalam Belajar di
Universitas Esa Unggul

Bentuk dukungan seperti dukungan untuk putus asa. Bila seorang anak mengalami sakit
belajar dan biaya merupakan factor yang yang lama, maka sarafnya akan bertambah
penting dalam proses belajar mahasiswa. lemah, sehingga ia tidak dapat mengikuti
Mahasiswa yang mengalami penyakit kronik pelajaran untuk beberapa hari dan pelajarannya
dukungan atau support dari orang tua, keluarga pun tertinggal. Selain itu cacat tubuh pun dapat
dan teman merupakan hal yang dapat menyebabkan seorang anak mengalami
meningkatkan prestasi belajar. Sejalan dengan kesulitan belajar.
penelitian yang dilakukan oleh Hermayanti Kondisi penyakit yang kronik sering
(2008) didapatkan bahwa pengaruh yang menyebabkan rasa nyeri terutama daerah yang
bermakna antara motivasi dan dukungan terkena seperti tumor yang ada dikepala yang
keluarga terhadap prestasi belajar. Ditambahkan dapat menimbulkan nyeri kapan pun, ditambah
oleh penelitian yang dilakukan oleh Pangesti lagi dengan keadaan mahasiswa dalam proses
(2013) dengan hasilnya dukungan social belajar maka semakin nyeri. Begitu juga dengan
keluarga dan kemandirian belajar mempunyai kondisi penyakit kronik yang lainnya.
pengaruh secara bersama-sama terhadap prestasi mahasiswa juga menghabiskan jam kuliah untuk
belajar laboratorium skills mahasiswa. berobat sehingga mahasiswa sering tertinggal
Bentuk dukungan dalam belajar mata kuliah. Belum lagi disaat mahasiswa
termasuk biaya, keadaan ekonomi keluarga. sedang kambuh sehingga dirawat di rumah sakit
Ekonomi yang kurang atau miskin keadaan ini jadi lebih banyak meninggalkan jam kuliah.
akan menimbulkan kurangnya alat-alat belajar,
kurangnya biaya dan anak tidak mempunyai Tema 4: harapan mahasiswa
tempat belajar yang baik. Ketiga hal tersebut Pengalaman mahasiswa yang mengalami
akan menjadi penghambat bagi anak untuk penyakit kronik didapatkan tema sebagai berikut
dapat belajar dengan baik dan hal tersebut juga harapan mahasiswa dengan 2 kategori
dapat menghambat kemajuan belajar anak. diantaranya adalah ingin sembuh dan adanya
Ekonomi yang berlebihan (kaya). Keadaan ini keringanan dari pihak kampus. Kategori ingin
sebaiknya dari keadaan yang pertama, yaitu sembuh dapat diperoleh operasi, bisa
ekonomi keluarga yang melimpah ruah. Mereka beraktivitas seperti biasa dan bisa lulus kuliah.
akan menjadi malas belajar karena ia terlaluu Sedangkan kategori adanya keringanan dari
banyak bersenang-senang mungkin orang tua pihak kampus diantaranya mendapatkan
tidak tahan melihat anaknya belajar dengan beasiswa, keringanan biaya dan kartu berobat.
bersusah payah keadaan seperti ini akan dapat Menurut Australian Institute of Health
menghambat kemajuan belajar. and Welfare (2012), membuat program dan
inisiatif, mengingat peningkatan prevalensi
Tema 3: hambatan dalam belajar penyakit kronis dan biaya personal, social dan
Pada tema ke 3 didapatkan hambatan ekonomi terkait yang sangat besar kepada
dalam belajar sedangkan untuk kategori masyarakat, berbagai program dan inisiatif
diperoleh adalah susah untuk berkonsentrasi dan memberikan bantuan di bidang penyakit kronis,
kehadiran kuliah kurang. 4 partisipan termasuk: program untuk meningkatkan akses
mengungkapkan susah berkonsentrasi dalam ke perawatan dan obat-obatan, inisiatif untuk
kuliah dikarenakan pusing. Ahmad Thanthowi mempromosikan praktek perawatan terbaik,
(1991) mengatakan” karena sakit-sakitan, maka program penelitian, program menyediakan
menjadi sering meninggalkan sekolah. dukungan untuk orang dengan penyakit kronis
Demikian juga upaya belajar di rumah frekuensi tertentu dengan tujuan mengurangi beban
belajar dapat menjadi menurun. Maka badan keseluruhan.
yang sehat dan segar amat berpengaruh bagi Ditambahkan oleh Martin (2007), kunci
tercapainya sukses belajar”. Gangguan serta dalam model perawatan kronik diantaranya
cacat mental pada seseorang juga sangat proses perawatan untuk mendukung perawatan
mengganggu hal belajar orang yang proaktif, termasuk perawatan terencana dan
bersangkutan. Bagaimana orang dapat belajar terkoordinasi, dan penjadwalan tau koordinasi
baik apabila ia sakit ingatan, sedih, frustasi atau kunjungan dan tinjak lanjut, sistem informasi
Volume 1 Nomor 1, Maret 2016 72
Indonesian Journal of Nursing Health Science - Pengalaman Mahasiswa dengan Penyakit Kronik dalam Belajar di
Universitas Esa Unggul

untuk menjamin akses ke informasi yang tepat mahasiswa, dan menciptakan proses
waktu dan relevan, dukungan untuk kesembuhan antar mahasiswa.
pemberdayaan pasien dan manajemen diri,
sumber daya masyarakat untuk Kesimpulan
menginformasikan dan memberikan dukungan Pengalaman mahasiswa dengan penyakit
kepada pasien, dan dukungan sistem untuk kronik dalam belajar dari empat partisipan
perawatan penyakit kronik antara penyedia menghasilkan empat tema yaitu: 1) perubahan
saling terintegrasi ke jaringan perawatan. kehidupan akibat penyakit kronik, 2)
Sedangkan untuk perawatan kesehatan dukungan yang didapatkan, 3) hambatan
yang efektif di sekolah menurut Shaw et al dalam belajar, 4) harapan untuk mahasiswa.
(2010), adalah terintegrasi dengan dan Hasil penelitian ini mengidentifikasi perubahan-
mendukung lingkungan yang efektif, perubahan yang terjadi yang dialami dalam
berdasarkan standard, peraturan dan hukum, kehidupan sehari-hari diperoleh yaitu perubahan
disiapkan untuk menajemen krisis masalah fisik, perubahan psikologis dan perubahan
medis, didukung oleh sistem informasi sosial. Dukungan yang didapatkan berupa
menajemen pelayanan kesehatan, mampu sumber dukungan dan bentuk dukungan.
memberikan berbagai layanan pencegahan dan Hambatan dalam belajar sedangkan untuk
pengobatan, termasuk perawatan seperti kategori diperoleh adalah susah untuk
pencegahan control tembakau, pencegahan berkonsentrasi dan kehadiran kuliah kurang.
penyalahgunaan narkoba dan alcohol, dan Sedangkan harapan yang diharapkan oleh
pencegahan obesitas, dilaksanakan oleh jumlah mahasiswa adalah sembuh dan keringanan dari
yang cukup dari anggota staf yang berkualitas pihak kampus.
sepanjang hari sekolah, terkoordinasi dengan
delepaan komponen dari program kesehatan Daftar Pustaka
sekolah yang komprehensif, seperti pusat Afiyanti dan Rachmawati. (2014).
pengendalian dan pencegahan penyakit: Metodologi penelitian kualitatif dalam
pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, riset keperawatan. Jakarta:
lingkungan social dan fisik, pendidikan jasmani, RajaGrafindo Persada.
bimbingan dan dukungan layanan, pelayanan
makanan, sekolah dan bekerja promosi situs Astuti, A, (2012), Teknologi Smart Phone
kesehatan dan sekolah terpadu dan promosi dalam sistem manajemen mandiri
kesehatan masyarakat. Perawatan primer pada pasien dengan penyakit kronis.
masyarakat, rumah sakit daerah, penyedia (bahan kuliah tidak dipublikasikan).
layanan kesehatan mental, penyedia pelayanan
kesehatan gigi dan keluarga, penyedia darurat Abu Ahmadi & Widodo Supriyono, (2004),
dan program penjangkauan asuransi umum. Psikologi belajar. Jakarta: PT. Rineka
Mampu untuk memaksimalkan dana public dan Cipta.
non public yang tersedia (misalnya, Medicaid,
hibah, penggantian asuransi dan kemitraan Cici Miagi, (2014), Gambaran citra tubuh dan
bisnis). Melakukan evaluasi secara berkala tingkat depresi pada remaja penderita
untuk menentukan efektivitas, efisiensi, dan penyakit ginjal kronik yang menjalani
tingkat masyarakat dan kepuasaan siswa. hemodialisa. http://pustaka.unpad.ac.id
Mahasiswa yang menderita penyakit diakses pada tanggal 21 Juni 2015
kronik membutuhkan bantuan berupa biaya
kepada pihak kampus untuk proses pengobatan Creswell. (2013). Research design: Pendekatan
dengan memberikan mahasiswa kartu berobat kualitatif, kuantitaif, dan mixed. Edisi
gratis. Membentuk kelompok mahasiswa Ketiga. Pustaka Pelajar.
dengan penyakit kronik bisa disebut juga
dengan pembentukan club penyakit kronik
untuk proses kesembuhan, saling support antar

Volume 1 Nomor 1, Maret 2016 73


Indonesian Journal of Nursing Health Science - Pengalaman Mahasiswa dengan Penyakit Kronik dalam Belajar di
Universitas Esa Unggul

Government of Western Australian


Departement of Health, (2007),
Chronic condtion self-management.
www.selfmanagement.health.gov.av
diakses pada tanggal 30 Maret 2015

Ikatan Dokter Anak Indonesia, (2012). Kualitas


hidup remaja dengan penyakit kronis.
www.idai.or.id diakses pada tanggal
30 Maret 2015

Martin, M.C, (2007), Chronic disease and


illness care. Journal can fam physician
v. 53(12);2007.
www.NCBI.nlm.nih.gov/ diakses pada
tanggal 30 Maret 2015

Mulibbin Syah, (2008), Psikologi pendidikan


dengan pendekatan baru. Jakarta:
Pustaka Setia.

Shaw, R. Steven, et al (2010), Responding to


students’s Chronic Illnesses.
http://www.nasponline.org/resources/pr
incipals/chronic_illness_mar10_nassp.
pdf diakses pada tanggal 21 Juni 2015

Slameto, (1995), Belajar dan factor-faktor yang


mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.

Volume 1 Nomor 1, Maret 2016 74

Anda mungkin juga menyukai