Anda di halaman 1dari 8

ejournalKeperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2, Mei 2015

PENGARUH PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN PADA PASIEN


GANGGUAN JIWA (DEFISIT PERAWATAN DIRI)TERHADAP
PELAKSANAAN ADL (ACTIVITY OF DAYLI LIVING)
KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT DI RSJ
Prof.Dr. V. L RATUMBUYSANG
RUANG KATRILI

Seniaty Madalise
Hendro Bidjuni
Ferdinan Wowiling

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi
Email : chenyjanis@gmail.com

Abstract:Mental disorder causing the patient no longer to propely of life, not able to control
himself to disturb others and to hurt himself or injured himself. The common problem of
patient is isa lack ofself-careactivities such asactivity daily living(ADL), especially
maintenance of oral hygiene. The purpose of this research to know the effect of health
education for ADL( activity daily living) of patient mental diorder at RSJ Ratumbuysang at
Kartili Room. The Method of this study is pre experimental with One Group Pre-Test-Post-
Test Design. To have an sample use total sampling with total of patient 30. The results
showedan increase inthe implementation of theADL(activityofdaily living) teeth andthe
mouthof the 10 patients(33.3%) to 29patients(96.7%) after administration ofhealth education.
Wilcoxonsigned ranktestresultsobtainedvalue ofp=0.000<. . Conclusion The results
ofthis study showtheeffect ofhealth educationon theimplementation of theADL(activityofdaily
living) oraland dentalhygieneinRSJRatumbuysangKatrili Room. Suggestionfurther improve
the qualityof healthin patients withpsychiatric disorders, especiallyspecialoral health.
Keywords: Mental disorders, ADL(activityofdaily living), teeth andmouth

Abstrak:Gangguan jiwa menyebabkan penderitanya tidak sanggup menilai dengan baik


kenyataan, tidak lagi menguasai dirinya untuk mencegah mengganggu orang lain atau
merusak/menyakiti dirinya sendiri. Masalah umum yang dialami pasien gangguan jiwa
adalah kurangnya perawatan diri seperti kegiatan melakukan pekerjaan rutin sehari-hari
(ADL) khususnya perawatan kebersihan gigi dan mulut. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pelaksanaan ADL (activity of daily
living) pasien gangguan jiwa di RSJ Ratumbuysang ruang katrili. Metode penelitian yang
digunakan adalah pra eksperimental dengan One Group Pre-Test-Post-Test Design. Teknik
pengambilan sampel dilakukan dengan total sampling dengan jumlah 30 orang. Hasil
penelitian menunjukan terjadi peningkatan pelaksanaan ADL (activity of daily living) gigi
dan mulut dari 10 pasien (33,3%) menjadi 29 pasien (96,7%) setelah pemberian pendidikan
kesehatan. Hasil Uji wilcoxon signed rank didapatkan nilai p=0,000 < . Kesimpulan
hasil penelitian ini menunjukan adanya pengaruh pemberian pendidikan kesehatan terhadap
pelaksanaan ADL (activity of daily living) kebersihan mulut dan gigi di RSJ Ratumbuysang
ruang katrili. Saran lebih meningkatkan mutu kesehatan pada pasien gangguan jiwa, terlebih
khusus kesehatan gigi dan mulut.
Kata Kunci : Gangguan jiwa, ADL (activity of daily living), gigi dan mulut

1
ejournalKeperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2, Mei 2015

PENDAHULUAN individu dalam penyesuaian diri terhadap


perubahan sosial yang terus berubah
Kesehatan bersifat komprehensif yang (Rasmun,2001).
meliputi seluruh aspek kehidupan untuk Menurut Badan Kesehatan Dunia/
mencapai suatu keadaan sejahtera baik WHO (world health organization), jumlah
fisik, mental/jiwa, sosial atau spiritual. penderita gangguan jiwa di dunia adalah
Kesehatan didefinisikan sebagai suatu 450 juta jiwa. Dengan mengacu data
keadaan sejahtera sacara fisik, mental dan tersebut, kini jumlah itu diperkirakan
sosial yang optimal dan bukan hanya sudah meningkat. Diperkirakan dari sekitar
bebas dari penyakit atau kelemahan. 220 juta penduduk Indonesia, ada sekitar
Kesehatan jiwa sangat erat kaitannya 50 juta atau 22 persennya, mengidap
dengan konsep tentang kesehatan secara gangguan kejiwaan. Data yang dikeluarkan
umum. Individu yang sehat jiwa dapat oleh Badan Kesehatan Dunia/WHO (world
beradaptasi dari lingkungan internal dan health organization) pada tahun 2006
eksternal sesuai norma dan budayanya menyebutkan bahwa diperkirakan 26 juta
(world health organization, 2005). penduduk indonesia mengalami gangguan
Gangguan jiwa adalah suatu sindroma kejiwaan, dari tingkat ringan hingga berat.
atau pola psikologis atau perilaku yang Sebaliknya, Departemen Kesehatan
penting secara klinis yang terjadi pada menyebutkan jumlah penderita gangguan
seseorang dan dikaitkan dengan adanya jiwa berat sebesar 2,5 juta jiwa, yang
distress (misalnya, gejala nyeri) atau diambil dari data RSJ se-indonesia. Pada
disabilitas (yaitu kerusakan pada satu atau studi terbaru WHO (world health
lebih area fungsi yang penting) atau organization) di 14 negara menunjukan
disertai peningkatan resiko kematian yang bahwa pada negara berkembang, sekitar
menyakitkan, nyeri, disabilitas, atau sangat 76-85% kasus gangguan jiwa parah atau
kehilangan kebebasan (American tidak kasus gangguan jiwa parah tidak
Psychiatric Association, 2000). dapat pengobatan apapun pada tahun
Gangguan jiwa menyebabkan utama (Hardian,2008).
penderitanya tidak sanggup menilai Pada setiap masalah keperawatan jiwa
dengan baik kenyataan, tidak lagi yang selalu dan bahkan dapat terjadi pada
menguasai dirinya untuk mencegah setiap pasien yang mengalami gangguan
mengganggu orang lain atau jiwa adalah defisit perawatan diri. Defisit
merusak/menyakiti dirinya sendiri perawatan diri merupakan suatu kondisi
(Baihaqi,dkk,2005). Gangguan jiwa pada seseorang yang mengalami
sesungguhnya sama dengan gangguan kelemahan dalam melakukan atau
jasmaniah lainnya. Hanya saja gangguan melengkapi aktivitas perawatan diri secara
jiwa bersifat lebih kompleks, mulai dari mandiri seperti mandi, berpakaian, makan,
yang ringan seperti rasa cemas, takut BAK/BAB (fitria, 2009).
hingga yang tingkat berat berupa sakit jiwa Masalah umum yang dialami pasien
atau kita kenal sebagai gila (Hardianto, gangguan jiwa adalah kurangnya
2009). perawatan diri seperti kegiatan melakukan
Kecenderungan gangguan jiwa akan pekerjaan rutin sehari-hari (ADL)
semakin meningkat seiring dengan terus khususnya perawatan kebersihan gigi dan
berubahnya situasi ekonomi dan politik mulut. Mulut merupakan bagian pertama
kearah tidak menentu. Prevalensinya dari saluran makanan dan bagian tambahan
bukan saja pada kalangan menengah dari sistem pernapasan. Rongga mulut
kebawah sebagai dampak langsung dari dilapisi dengan membran mukosa yang
kesulitan ekonomi, tetapi juga kalangan terus menerus bersambungan dengan kulit.
menengah keatas sebagai dampak Didalam mulut terdapat gigi dan lidah
langsung atau tidak langsung kemampuan yang merupakan organ tambahan dalam

2
ejournalKeperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2, Mei 2015

mulut dan memainkan peranan penting satunya akan mengakibatkan


dalam pencernaan awal dengan ketidakmampun untuk merawat gigi
menghancurkan partikel-partikel makanan sendiri termasuk merawat kebersihan
dan mencampurnya dengan liur/saliva. mulutnya. Penelitian yang dilakukan oleh
Mengingat pentingnya peranan mulut dan persson pada tahun 2009 melaporkan
organ tambahan didalamnya, maka bahwa kebutuhan perawatan gigi pada
menjaga higiene mulut merupakan aspek penderita gangguan jiwa sangat minim.
yang sangat penting dalam perawatan. Hal ini dapat dilihat dari minimnya jadwal
Higiene mulut akan menjaga mulut, gigi, kunjungan ke praktisi medis psiakiter. Hal
gusi dan bibir (Ring, 2002 dalam potter ini disebabkan karena kecemasan terhadap
dan perry, 2010). perawatan gigi dan terbatasnya sumber
Pasien gangguan jiwa memerlukan daya keuangan yang menyebabkan
suatu bimbingan atau dukungan dari kebersihan mulut buruk dan banyaknya
keluarga dan orang lain. Agar pasien gigi yang hilang.Selain itu terkait dengan
gangguan jiwa dapat merawat diri secara takut melakukan pengobatan, biaya
mandiri dan meningkatkan kemampuan pengobatan yang mahal dan
dalam memecahkan masalah. Penurunan ketidakmampuan untuk mengakses
ADL (Activity of Daily Living) pada layanan kesehatan gigi serta efek samping
pasien jiwa di sebabkan oleh adanya dari obat (Nawawi, 2013).
gangguan mental pada pasien dan Berdasarkan hasil pengambilan data
kurangnya pendidikan awal yang peneliti lakukan di RSJ
kesehatan/penyuluhan mengenai Ratumbuysang Manado didapatkan jumlah
perawatan diri pada pasien gangguan jiwa. pasien rawat inap di ruangan Katrili yaitu
Pendidikan kesehatan merupakan suatu 30 orang, semua berjenis kelamin laki-laki
proses perubahan perilaku yang dinamis dan rata dari setiap pasien mengalami
dengan tujuan mengubah atau masalah dengan perawatan diri salah
mempengaruhi perilaku manusia yang satunya adalah kurangnya perawatan
meliputi komponen pengetahuan, sikap, mulut dan gigi, setiap pasien rata-rata
ataupun praktik yang berhubungan dengan mengalami kerusakan pada gigi mereka.
tujuan hidup sehat baik secara individu, Berdasarkan uraian diatas penulis
dan kelompok (Notoatmodjo,2007). merasa tertarik untuk melakukan
Masalah kesehatan gigi dan mulut SHQHOLWLDQ GHQJDQ MXGXO ³SHQJDUXK
yang paling banyak adalah karies gigi dan pemberian pendidikan kesehatan pada
penyakit periodontal. Penelitian yang pasien gangguan jiwa (defisit perawatan
dilakukan di Taiwan oleh Yu Chu pada diri) terhadap pelaksanaan ADL (Activity
tahun 2011 pada penderita gangguan jiwa of Daily Living) kebersihan gigi dan
menunjukkan prevalensi karies mencapai mulut´
98,5%. Hal ini menunjukkan bahwa
penderita gangguan jiwa umumnya tidak METODE PENELITIAN
menerima perawatan gigi dengan baik dan
Rancangan penelitian yang peneliti
memiliki oral higiene yang buruk.
gunakan dalam penelitian ini adalah
Penelitian Zusman pada tahun 2010 yang
Rancangan/desain penelitian
dilakukan di Israel melaporkan skor
Praeksperimental One Group Pretest
DMFT (Decay Missing Filled Teeth). pada
Posttest. Rancangan ini tidak ada
pasien yang mengalami gangguan jiwa
kelompok pembanding (control), tetapi
sebesar 24,3%, rerata gigi karies sebesar
paling tidak sudah dilakukan observasi
2,84% dan rerata kehilangan gigi (missing
pertama (pretest) yang memungkinkan
te eth) sebesar 20%.
menguji perubahan-perubahan yang terjadi
Kecenderungan penderita gangguan
setelah adanya eksperimental (program)
kejiwaan dan perilaku menyimpang salah

3
ejournalKeperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2, Mei 2015

Penelitian ini dilaksanakan di RSJ Prof. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden


Dr. V. L. Ratumbuysang Manado ruang Berdasarkan Pendidikan
katrili selama pada bulan Maret-April
2015. Populasi dari penelitian ini adalah Pendidikan n %
seluruh pasien yang ada di ruang Katrili TidakSekolah 3 10,0
dengan diagnosa keperawatan defisit SD 10 33,3
perawatan diri yang pelaksanaan ADL SMP 9 30,0
(activity of dayli living) yang buruk SMA 7 23,3
sebanyak 30 pasien. Sampel yang Sarjana 1 3,3
digunakan dalam penelitian ini yaitu total Total 30 100
sampling. Instrumen pengumpulan data Sumber: data primer,2015
yang digunakan dalam penelitian ini
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden
menggunakan lembar observasi. Lembar
Berdasarkan pelaksanaan ADL sebelum
observasi ini terdiri dari dua bagian.
pemberian intervensi atau perlakuan
Bagian pertama berisi tentang karakteristik
klien defisit perawatan diri yang meliputi Sebelum n %
umur dan tingkat pendidikan. Bagian pelaksanaan
kedua berisi tentang format pelaksanaan ADL
kemampuan perawatan diri pasien dalam KurangBaik 30 100
aktivitas perawatan gigi dan mulut. Uji
instrumen dilakukan pada pasien defisit Baik - -
perawatan diri yang sesuai dengan kriteria Total 30 100
sampel penelitian sebanyak 30 orang yang
Sumber: data primer,2015
dilaksanakan di ruang katrili RSJ
Ratumbuysang, instrumen ini terdiri dari 5 Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden
pertanyaan dengan kriteria jawaban bila Berdasarkan pelaksanaan ADL sesudah
Ya=2 dan Tidak=1. Selanjutnya untuk pemberian intervensi atau perlakuan
menentukan palaksanaan ADL digunakan Sesudah n %
skala guttman. pelaksanaan
Skor terendah x jumlah pertanyaan:1x5= 5 ADL
Skor tertinggi x jumlah pertanyaan:2x5=10 Kurang baik 15 50
Skala interval yang diperoleh adalah : Baik 15 50
( 10 + 5) : 2 = 7
Total 30 100
Kategori kurang baik ”
Kategori baik :>7 Sumber: Data primer,2015

HASIL dan PEMBAHASAN Tabel 5. Pengaruh pemberian pendidikan


A. Hasil Penelitian kesehatan terhadap pelaksanaan ADL
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Mean Mean SD P- n
ADL Rank Value
Responden Berdasarkan Umur
Sebelum 1,00 0,00 0.000
Umur n % 0,000 30
27-35 Tahun 5 16,7
Sesudah 1,50 8,00 0.508
36-40 Tahun 4 13,3
41-45 Tahun 8 26,7
46-50 Tahun 6 20,0 Sumber: Data primer,2015
>50 Tahun 7 23,3
Total 30 100
Sumber: data primer, 2015

4
ejournalKeperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2, Mei 2015

B. PEMBAHASAN dengan penelitian yang dilakukan oleh


Penelitian ini di lakukan di ruangan Katrili Rochmawati (2013) bahwa Pendidikan
RSJ Ratumbuysang Manado pada bulan klien sebagian besar adalah SD sebanyak 6
maret tentang pengaruh pemberian orang klien (33,33%).
pendidikan kesehatan pada pasien
gangguan jiwa (defisit perawatan diri) Menurut Rochmawati (2013) dalam
terhadap pelaksanaan ADL (activity of 6WXDUW ´ EDKZD aspek intelektual
daily living) kebersihan mulut dan gigi, merupakan salah satu factor penyebab
hasil penelitian yang diperoleh dari 30 terjadinya gangguan jiwa karena
responden yang diambil secara total berhubungan dengan kemampuan
sampling menunjukan bahwa sebagian seseorang dalam menyampaikan ide atau
besar responden yang diberikan pendapatnya, selanjutnya akan
pendidikan kesehatan berumur 41-45 berpengaruh pada kemampuan seseorang
tahun (26,7%) sedangkan yang paling untuk memenuhi harapan dan keinginan
sedikit berumur 36-40 tahun (13,3%). yang ingin dicapai dalam hidupnya
Sesuai dengan penelitian Rochmwati sehingga akan lebih minimal untuk
(2013) dengan judul manajemen kasus terjadinya defisit perawatan diri. Potter &
spesialis jiwa defisit perawatan diri pada Perry (2005) mengatakan bahwa deficit
klien gangguan jiwa menyatakan bahwa perawatan diri biasanya banyak terjadi
pasien defisit perawatan diri di temukan pada klien yang mempunyai latar belakang
paling banyak kriteria usia 21-40 tahun, pendidikan UHQGDK ´
Usia tersebut merupakan usia
Hasil penelitian yang didapatkan dari
perkembangan dewasa pertengahan, yaitu
30 responden berdasarkan pelaksanaan
usia dimana individu mendapatkan
ADL sebelum diberikan pendidikan
tuntutan dari lingkungan sekitar (keluarga
kesehatan tentang menggosok gigi yang
dan masyarakat) untuk mengaktualisasikan
baik dan benar menunjukan bahwa seluruh
dirinya.
responden memiliki pelaksanaan ADL
Kegagalan untuk memenuhi
kurang baik sebanyak 30 orang (100%).
tuntutan dari lingkungan sekitar dan
Menurut penelitian yang dilakukan oleh
melaksanakan tugas perkembangannya
Nawawi (2013) menunjukan penderita
sering diartikan sebagai ketidakmampuan
gangguan jiwa memerlukan perhatian dari
yang akan mengakibatkan perhatian hanya
keluarga dan pihak rumah sakit dalam
tertuju pada diri sendiri, perhatian pada
melakukan upaya pemeliharaan kebersihan
orang lain berkurang, menyalahkan diri
mulut dan gigi. Selain itu ada juga
dan orang lain yang akhirnya ditunjukkan
penelitian sebelumnya yang dilakukan
dengan penurunan motivasi untuk merawat
oleh Rochmawati (2013) menyatakan
diri atau defisit perawatan diri. Menurut
bahwa Terapi perilaku terbukti efektif
Rochmawati (2013) dalam (Erikson, 2000)
untuk mengubah perilaku maladaptive
³ SDGD XVLD LQL LQGLYLGX PXODL
menjadi perilaku adaptifya itu dengan
mempertahankan hubungan saling
meningkatnya respon terhadap stressor dan
ketergantungan, memilih pekerjaan,
kemampuan klien deficit perawatan diri
memilih karir, melangsungkan
dalam melakukan perawatan diri
SHUNDZLQDQ ´
khususnya dengan diagnose medis
Distribusi reponden berdasarkan skizofrenia yang menderita sakit kurang
pendidikan menunjukan bahwa responden dari 10 tahun. Pada klien deficit perawatan
yang paling banyak berpendidikan SD diri dengan diagnose medis skizofrenia
yaitu berjumlah 10 orang (33,3%) sedang yang menderita sakit lebih dari 10 tahun
paling sedikit berpendidikan sarjana terapi perilaku bias diberikan tetapi
berjumlah 1 orang (3,3%). Sama halnya dikombinasi dengan terapi suportif dan
terapi kelompok swa bantu.

5
ejournalKeperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2, Mei 2015

Hasil penelitian pelaksanaan ADL deficit perawatan diri khususnya dengan


responden sesudah diberikan pendidikan diagnose medis retardasi mental,
kesehatan tentang cara menggosok gigi pemberian terapi perilaku juga efektif
yang baik dan benar menunjukan bahwa untuk mengubah perilaku maladaptive
pelaksanaan ADL mengalami peningkatan menjadi perilaku adaptif, yaitu dengan
yaitu kurang baik berjumlah 15 orang meningkatnya respon terhadap stressor dan
(50%) dan yang melaksanakan ADL kemampuan klien deficit perawatan diri
dengan baik berjumlah 15 orang (50%). dalam melakukan perawatan diri, tetapi
Namun ada satu responden yang hasil akan terlihat lebih efektif bila
kemampuan pelaksanaan ADL-nya tetap pemberian terapi dipadukan dengan terapi
sebelum dan sesudah diberikan pendidikan suportif dan swa bantu.
kesehatan karena kondisi pasien pada saat
penelitian menunjukan pasien belum Istilah ADL (Activity of Daily Living)
mampu secara mandiri melakukan adalah kegiatan melakukan pekerjaan rutin
pelaksanaan ADL. Pendidikan kesehatan sehari-hari. ADL merupakan aktivitas
adalah bagian dari seluruh upaya pokok bagi perawatan diri. ADL meliputi
kesehatan yang menitik beratkan pada antara lain : ke toilet, makan, berpakaian
upaya untuk meningkatkan perilaku sehat,
(berdandan) mandi, dan berpindah tempat
pendidikan kesehatan mendorong perilaku
yang menunjang kesehatan mencegah (Hardywinito dan setia budi, 2005).
penyakit, mengobati penyakit dan Adanya perbedaan pelaksanaan ADL
membantu pemulihan (Uha Suliha,dkk., sebelum dan sesudah peneliti berasumsi
2001). bahwa didukung oleh kerja sama atau
Hasil penelitian mengenai adanya kolaborasi antara peneliti dan perawat
peningkatan pelaksanaan ADL sebelum dimana penerimaan yang baik oleh
dan sesudah pemberian pendidikan
perawat dalam melaksanakan pemberian
kesehatan tentang kebersihan mulut dan
gigi hal ini dibuktikan dengan adanya pendidikan kesehatan pada pasien
peningkatan mean pelaksanaan ADL pada gangguan jiwa oleh peneliti dan juga
pasien gangguan jiwa tersebut. perawat menerapkan kembali pada pasien
Berdasarkan hasil penelitian terdapat gangguan jiwa.
peningkatan nilai rata-rata pelaksanaan
ADL sebelum dan sesudah pemberian SIMPULAN
pendidikan kesehatan tentang menggosok
gigi yang baik dan benar. Dimana rata-rata Berdasarkan hasil penelitian tentang
pelaksanaan ADL sebelum pemberian judul Pengaruh pemberian pendidikan
pendidikan kesehatan adalah 1,00 dan rata- kesehatan pada pasien gangguan jiwa
rata pelaksanaan ADL sesudah 1,50. (defisit perawatan diri) terhadap
Adanya peningkatan pelaksanaan pelaksanaan ADL (activity of daily living)
ADL ini juga terlihat dari hasil analisa kebersihan mulut dan gigi di ruang Katrili
statistic dengan menggunakan ujiWilcoxon RSJ. Prof.Dr. V. L Ratumbuysang Manado
sigend rank tes diperoleh nilai p = 0,000 < dapat disimpulkan sebagai berikut
. SDGD taraf signifikan 95% atau 1. Sebelum diberikan pendidikan
tingkat kemaknaan 5% maka Ha diterima, kesehatan pada pasien gangguan
artinya ada pengaruh pemberian jiwa di ruangan Katrili RSJ
pendidikan kesehatan pada pasien Ratumbuysang sebagian besar
gangguan jiwa (deficit perawatan diri) menunjukan pelaksanaan ADL
terhadappelaksanaan ADL (Activity of yang kurang baik
Daily Living) menggosokgigi yang baik 2. Sesudah di berikan pendidikan
dan benar di ruang katrili. Pada klien kesehatan pada pasien gangguan

6
ejournalKeperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2, Mei 2015

jiwa ruangan Katrili RSJ (1990).Measuring the Activities of


Ratumbuysang mengalami Daily Living: Comparisons
peningkatan pelaksanaan ADL baik Across National Surveys (
3. Terdapat Pengaruh pemberian mengukurkegiatan Daily living:
pendidikan kesehatan pada pasien perbandingansurveiNasional).(as
gangguan jiwa (defisit perawatan pe.hhs.gov/daltcp/reports/burden.
diri) terhadap pelaksanaan ADL pdf,.diaksestanggal 11 november
(activity of daily living) kebersihan 2014, jam 21:15)
mulut dan gigi di ruang Katrili RSJ.
Prof.Dr. V. L Ratumbuysang Hardian. 2008. Statistik Kesehatan.
Manado. Yogyakarta: Mitra Cendikia
Hardiywinoto & Setiabudi. (2005).
DAFTAR PUSTAKA
Panduan Gerontologi. Jakarta :
Andayani, 2012. Hubungan Karakteristik
Gramedia
Klien Skrizofrenia dengan
Tingkat Kemampuan Perawatan
Diri di Ruang Rawat Inap Kementerian Kesehatan R.I. 2010. Riset
Psikiatri Wanita Rumah Sakit Kesehatan Dasar 2010. Jakarta :
Marzoeki MAHDI BOGOR. Badan Penelitian dan
(OLE XL DF LG ILOH"ILOH SGI DEVWUDN Pengembangn Kesehatan.
- SGI., diakses WDQJJDO
1RYHPEHU jam Kozier, B &Erb, G. 2004.Fundamental of
8:40:54) Nursing : concept, Process, and
Pratice 7thEd. Upper Saddle
American Psychiatric Associotion,
River, New Jersey : Person
2000.DSM-IV-TR Diagnostic
Education, Inc
and Statistical Manual of
Mental Disorder. Washington, Nawawi, 2013. Pengalaman karies dan
DC: American Psychiatric status periodontal pada penderita
Association. gangguan jiwa di RSJ Mahoni
Medan
American Nurses Association. 2000.
(repository.usu.ac.id/bitstream/12
Scope and Standard of
3456789/.../Cover.pd...Diakses
Psychiatric Mental Health
tanggal 29 november 2014, jam
Nursing Practice. Whasington,
23.42).
D.C: American Nurses
Association.
Notoatmodjo, S. 2002a. Metodologi
American Psychological Association. Penelitian Kesehatan; Rineka
2001. Publication Manual of
theAmerican Psychological Cipta, Jakarta.
Association. (5th ed.).
Washington, DC: American Notoatmodjo.2003.
Psychological Association. PengantarPendidikanKesehatan
dan Perilaku Kesehatan. Jakarta :
Azwar. 2009. Sikap Manusia, Teori dan Rineka Cipta.
Pengukurannya. Edisi II.
Yogyakarta : PustakaPelajar Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan
Masyarakat Ilmu Dan Seni;
Disability, Aging and Long-Term Care Rineka Cipta, Jakarta
Policy (DALTCP),

7
ejournalKeperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2, Mei 2015

Nursalam 2008, Konsep dan Penerapan Susilo R, 2011. Pendidikan Kesehatan


Metodologi Penelitian Ilmu Dalam Keperawatan; Jakarta:
Keperawatan, Salemba Maha Medika
Medika, Jakarta.
Waluyo, 2010. Pengaruh Pendidikan
Orem, D.E, 1985. Nursing Concept of Kesehatan Terhadap Kepuasan
Pratice.New York :McGraw- Pasien diruang Rawat Inap
Hill RSUD Kota Madiun.
HSULQWV XQV DF LG
Potter, PA & Perry, AG 2005, Buku Ajar SGI GLDNVHV WDQJJDO
Fundamental Keperawatan: 2NWREHU MDP 22:09:11).
Konsep,
Proses, dan Praktik, EGC,
Jakarta. World Health Organization. (2005).
Human Resources and Training
Rasmun.2001.Keperawatan Kesehatan in Mental Health: Mental Health
Mental Psikiatri Terintegrasi Policy and Service Guide
Dengan Keluarga. Edisi I. CV. Package. China: WHO Publishing
Sagung Seto. Jakarta.

Rochmawati, Keliat, Wardani 2013.


Manajemen Kasus Spesialis
Jiwa Defisit Perawatan Diri
Pada Klien Gangguan Jiwa Di
RW 02 dan RW 12 Kelurahan
Baranang siang Kecamatan
BogorTimur.(bappeda.pemalan
gkab.go.id/.../Keperawatan%2
$QDNB YRO
2NWREHU MDP 20:36:06.)
Rosmiati, Faisal Asdar, 2013. Pengaruh
Pendidikan Kesehatan Terhadap
Peningkatan Pengetahuan
Keluarga Tentang Perawatan
Pasien Gangguan Persepsi
Halusinasi Pendengaran di
Wilayah Kerja Puskesmas Bara-
baraya Makasar.
(RusliOLEUDU\ VWLNHVQK DF LG H-
OLEUDU\ VWLNHV QDQL G
LDNVHVWDQJJDO 2NWREHU
MDP 22:09:33)

Sarwono. 1997. Pendidikan Kesehatan.


Jakarta, RhinekaCipta.

Sulistiawati, dkk. 2005. Konsep Dasar


Keperawatan Jiwa; EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai