PENDAHULUAN
kesehatan mulut pasti akan lebih sulit dan berbeda pada usia lanjut. Walaupun
demikian, beberapa lansia memiliki keadaan fisik dan/atau mental yang berbeda dan
menarik yang akan mempengaruhi perawatan gigi pada lansia sendiri. Untuk
mencapai kesehatan, sangatlah penting jika harus mengetahui beberapa aspek dan
keadaan dari lansia. Pada waktunya jaringan tubuh menjadi lemah, adanya kumpulan
bagian lain dari tubuh manusia. Karena adanya penuaan maka banyak perubahan-
Desain dan implementasi dari perawatan gigi yang komprehensif pada lansia akan
protokol tertentu dalam penanganan pasien memiliki penyesuaian pada kondisi dan
keadaan pasien.
lansia.
PEMBAHASAN
Penuaan adalah proses alamiah yang terjadi terus menerus dan dimulai sejak
perkembangan seiring dengan berjalannya waktu.1 Aging atau penuaan secara praktis
dapat dilihat sebagai suatu penurunan fungsi biologik dari usia kronologik. Aging
tidak dapat dihindarkan dan berjalan dengan kecepatan berbeda, tergantung dari
susunan genetik seseorang, lingkungan dan gaya hidup, sehingga aging dapat terjadi
lebih dini atau lambat tergantung kesehatan masing-masing individu. Proses penuaan
memperbaiki diri. Pada penuaan terjadi dua fenomena, yaitu penurunan fisiologik
Usia lanjut merupakan suatu fenomena biologis normal dan tak dapat
terelakkan. Papalia, Old, et al. (2008) menyebutkan bahwa ketika seseorang menjadi
kesehatan. Hal tersebut berkaitan dengan adanya penurunan fungsi organ, adanya
Manusia dengan usia lanjut memiliki kondisi fisik dan psikologis yang berbeda
dengan usia remaja, untuk itu manusia dengan usia lanjut akan memerlukan
perhatian khusus perawatan kesehatan. Sebagai akibat dari kemajuan yang dibuat
1,7%, sementara populasi orang lebih dari 65 tahun meningkat pada tingkat 2,5%.
Golongan populasi yang paling cepat berkembang di sebagian besar negara adalah
orang dengan usia lanjut diatas 80 tahun, yang menurut Perserikatan Bangsa-bangsa
(PBB) akan mencapai angka hampir 20% dari populasi dunia. Di Indonesia,
diperkiran pada tahun 2020 akan mencapai 28,8 juta atau 11% dari total penduduk.
Namun, ada sekitar 74% dari lanjut usia 60 tahun ke atas menderita penyakit kronis
mereka.3
1. Orang-orang yang berusia 65-74 tahun adalah lansia baru atau muda yang
2. Orang-orang yang berusia 75-84 tahun yang lama atau pertengahan tua, yang
bervariasi dari orang-orang yang sehat dan aktif bagi yang memiliki berbagai
penyakit kronis;
3. Orang yang berusia 85 tahun dan lebih tua dari itu adalah orang yang memiliki
usia paling, yang cenderung secara fisik telah rapuh. Kelompok terakhir ini
halnya bagian lain dari tubuh manusia. Karena adanya penuaan maka banyak
ekstrinsik.4
memburuk, kapasitas pernapasan menjadi yang lebih buruk dan kekuatan otot
Perubahan Psikososial
penyakit yang berkaitan dengan usia seperti demensia dan kesehatan mental
yang buruk seperti depresi, kecemasan, bunuh diri dan kendala serius pada
makanan. Dengan ini, intake nutrisi pun akan berkurang pada lansia, yang
tahun. Oleh karena itu, infeksi yang terjadi pada seseorang lebih
respon sel T, perubahan fagosit dan fungsi makrofag, dan mengurangi respon
1. Karies gigi
Karies gigi dapat terjadi pada semua usia. Namun, karena resesi gingiva
dan periodontitis, lansia memiliki risiko lebih tinggi terkena karies akar.
Insiden karies akar pada pasien dengan usia lebih tua dari 60 tahun adalah
dua kali lipat daripada usia 30 tahun; 64 persen orang lanjut usia dari 80
tahun memiliki karies akar, dan sampai 96 persen memiliki karies koronal (di
atas gusi). Adapun factor resiko yang dapat menyebabkan karies pada lansia
antara lain:
2. Penyakit periodontal
Plak adalah biofilm terdiri dari bakteri gram negatif dan endotoksin
jaringan gingiva yang edema, yang sering dan mudah berdarah jika
gingivitis lebih sering terjadi pada orang yang lebih tua, usia saja bukan
Periodontitis
gigi, dan, pada akhirnya, kehilangan gigi. Banyak orang tua yang rentan
produksi air liur menurun, yang mempengaruhi 29-57 persen dari lansia.
jamur dan bakteri. Selain mulut kering, manifestasi klinis dari xerostomia
termasuk sensasi terbakar, perubahan rasa, dan kesulitan menelan dan bicara.
Meskipun aliran saliva tidak menurun dengan usia saja, obat-obatan dan
penyakit tertentu juga meningkatkan risiko xerostomia pada lansia. Jika pasien
memakai obat yang dikenal untuk mengurangi aliran saliva, obat tersebut
untuk minum air, menghindari alkohol, dan mengurangi asupan makanan dan
4. Candidiasis
sulit untuk mengenali. Tampakanya biasa berkisar dari tidak ada gejala untuk
sensasi terbakar yang menonjol atau rasa asin atau pahit yang tidak
pseudomembran akut (thrush), ditandai dengan seperti lengket, plak curd yang
tidak dapat dihapus dengan menyeka tegas dengan tongue blade atau kasa.
Pada pasien yang memakai gigi palsu, kandidiasis oral juga dapat
jumlah gigi alami dan pasangan gigi posterior. Orang dengan lebih dari 20
akan menyebabkan susahnya penelanan yang terjadi pada lansia. Oleh karena
menelan tak akan dapat terhindar dari kurangnya intake nutrisi kedalam tubuh
6. Kanker Mulut
persen dari kanker mulut. lesi prakanker dan kanker mulut dini dapat berupa
samar dan tanpa gejala. Kebanyakan kanker mulut dan orofaring adalah
karsinoma Sel skuamosa yang muncul dari lapisan mukosa mulut. Kanker
Lima belas persen pasien dengan kanker mulut akan didiagnosis dengan
kanker lain di daerah terdekat, seperti laring, esofagus, atau lungs. Lesi
mungkin mulai sebagai bidang kecil seperti tambalan berwarna putih atau
merah, kemajuan ulserasi, dan akhirnya menjadi sebuah endofitik atau massa
eksofitik.11
Gangguan cemas
agak tidak menentu dan kabur tentang sesuatu yang akan terjadi. Perasaan ini
disertai dengan suatu atau beberapa reaksi badaniah khas dan berulang.
pasien, namun juga dokter gigi sehingga dapat berpengaruh pada perawatan
gigi.13
Gangguan afektif
holistik dan seimbang baik aspek fisik, mental maupun sosial. Prevalensi
pria 14,1 : 8,6. Perbandingan prevalensi manula di rumah sakit dan panti
fisiologi oleh karena proses menua, status medik atau komorbiditas penyakit
fisik, status fungsional, interaksi antara obat, efektivitas dan efek samping obat
terapi kejang listrik, terapi sulih hormon dan transcranial magnetic stimulation
(TMS).13
amnesia.
gangguan fungi kognitif progresif dan ireversibel. Dua penyebab yang paling
umum dari demensia senilis adalah penyakit Alzheimer dan demensia multi-
sendiri dan tidak mampu merawat diri. Kebersihan gigigeligi pada penderita
ini biasanya buruk dan sering dijumpai kesehatan mulut yang rendah. Pada
marah, menarik diri, dan tidak dapat beradaptasi dengan gigi tiruan yang
digunakannya.13
Adapun bentuk perawatan pada penyakit-penyakit yang sering terjadi pada lansia
Atau
ketoconazole; itraconazole)
muda. Tetapi, bahan restorative plastis yang digunakan secara direct lebih disukai
karena mudah dan murah diperbaiki atau diganti. Karena adanya beberapa faktor
risiko, aktivitas karies yang cukup tinggi, oleh karena itu membutuhkan perawatan
Senyum tidak memiliki batas usia kebayakan dari lanjut usia memiliki
kehidupan sosial yang mandiri, tetapi tetapi sadar akan penampilan. Perawatan
estetik untuk lanjut usia mulai dari yang sederhana seperti recontouring, bleaching,
laminasi dan mahkota. Rehabilisasi estetik yang utama dapat dilakukan setelah
diagnosis tepat, kualitas radiografi yang baik, dan teknik mengadaptasi yang agar
dapat mengatasi kalsifikasi dari saluran akar. Selama gigi dilakukan perawatan yang
baik untuk lanjut usia yang disarankan melakukan terapi periodontal. Bagi individu
yang hanya melakukan intial terapi hal ini tidak dapat memperbaiki masalah
pembedahan intervensi. Pengobatan bedah dapat terdiri dari yang sederhana seperti
mungkin diperlukan pada lansia yang rentan terhadap karies akar dan gigi patah
dibawah gingival. Implant mungkin menjadi pilihan yang layak untuk memulihkan
menjaga gigi. jika gigi yang tersisa memiliki prognosis yang buruk, maka dapat
dipertimbangkan,
prostodontik dan tingkat kerumitan terbesar dalam faktor gigi, medis dan
perilaku.
pasien dengan usia lanjut akan tetap menghargai keuntungan estetis dan
fungsional.
3. Aspek perawatan gigi pada perencanaan prostodoktik lanjut usia harus fokus
5. Gigi tiruan lepasan atau prostodontik lepasan, gigi palsu lengkap atau parsial
memberikan presisi yang lebih besar pada oklusal, gigi, mukosa dan
6. Pasca perawatan tindak lanjut sangat penting untuk rehabilitasi yang sukses.
Hal ini berguna untuk pemantauan terus menerus, evaluasi, dan koreksi gigi
tiruan. Rehabilitasi gigi tiruan lengkap yang efektif akan membantu pasien
dalam mengurangi debilities baik psikologis dan fisik sampai batas yang
signifikan.17
memiliki lingkungan yang aman untuk lansia. Ruang resepsionis pada klinik
gigi harus nyaman dan memiliki daya tarik untuk para lansia. Memungkinkan
lansia dengan pejalan kaki tau tongkat, untuk bernegosisasi dengan aman,
harus ada jalan yang jelas minimal lebar 28 inci diruang maupun menuju pintu.
Lantai kayu harus memiliki permukaan yang bebas dari karpet yang terpencar-
pencar. Kursi yang kokoh dengan tinggi yang standart dan dudukan tangan.
pasien. Majalah dengan ukuran yang besar, koran dan brosur kesehatan dan
Hal ini sangat penting untuk seorang dokter gigi, pemahaman dan penuh
kasih dan untuk menyadari kebutuhan kasus dari lanjut usia. Kress dan Vidmar
utama dari kompentensi untuk dokter gigi para lanjut usia. Ada lima kategori
Pengetahuan :
Kemampuan
lansia
prostodontik)
Sikap
Empati/pengertian
Perhatian/iba
Program edukasi dental pada lansia harus tertuju pada kategori diatas dan
secara langsung maupun tidak langsung. Program ini dibuat untuk meningkatkan
tertentu dan penmbelajaran orang dewasa. Komunikasi adalah proses dua arah.
Banyak pertanyaan dari sejarah pasien, keluarga, atau kesukaan dan ketidaksukaan di
hargai. Menjadi pendengar pasien yang sabar adalah keterampilan penting untuk
mengembangkan berkomunikasi dengan setiap individu terlepas dari usia dan dapat
Mengingat pasien yang pertama adalah orang yang sama dan kembali
menjadi pasien lagi. Individualitas harus dieksplorasi dan dipelihara. Karena cara
pengobatan lebih mudah disesuaikan. Bertanya tentang hobi masa lalu atau kesukaan
disuatu bidang dapat membuka lansia untuk lebih berbagi dari bagian hidupnya,
upaya ini harus dilakukan untuk menyadari bahwa mereka tidak seperti apa yang
terlihat sekarang.14
Pada lanjut usia, tidak dapat dihindari adanya gangguan kurangnya intake
nutrisi pada lansia. Mengingat adanya itu, dalam sebuah perawatan kesehatan yang
baik agar terciptanya perawatan yang memiliki hasil yang baik, diperlukan adanya
pemenuhan perhatian nutrisi pada lansia. Untuk itu, diperlukannya berikut ini
sebagai bentuk pemenuhan dan perhatian nutrisi pada lansia yang diantaranya,
belum diketahuinya kondisi gizi pada lansia yang berpengaruh pada perawatan
lansia.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
4. Kossioni AE, Dontas AS. Review: the stogmatognathic system in the elderly.
6. Nugroho HA. Perubahan fungsi fisik dan dukungan keluarga dengan respon
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4381326/
9. Wells JL, Dumbrell AC. Nutrition and aging: assessment and treatment of
11. Gonsalves WC, Wrightson AS, Henry RG. Common oral condition in older
12. Jubhari EH, Dharmautama M, Ananda UDD, Hipi AW, Herman. Faktor
13. Bharti R, Chandra A, Prakash AT, Arya D, Gupta R. Oral care needs, barriers
http://www.bpac.org.nz/BPJ/2011/may/elderly.aspx
15. Haralur SB. Case report: clinical strategies for complete denture
http://www.bpac.org.nz/BPJ/2011/may/elderly.aspx