Anda di halaman 1dari 30

Assesmen Geriatri

SHAFFURA
1081700017

Dosen Pembimbing:
dr.yandri Naldi
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang

 Di Indonesia jumlah penduduk lansia dari tahun ke tahun semakin


meningkat.
 Peningkatan jumlah lansia ini tentunya memberikan dampak pada
pelayanan kesehatan bagi lansia.
 Menurut Badan Pusat Statistik, pada tahun 2000 angka harapan
hidup perempuan indonesia menjadi 70 tahun, sedangkan angka
harapan hidup laki-laki Indonesia meningkat dari 45 tahun
menjadi 65 tahun.
 Peningkatan persentase populasi usia lanjut berdampak pada peningkatan masalah

kesehatan yang berhubungan dengan warga usia lanjut.

 Mengingat sifat penyakit dan perubahan fungsi organ karena proses menua pada usia
lanjut yang sangat khusus tersebut

 maka dalam ilmu geriatri terdapat beberapa tatacara yang merupakan keharusan untuk
dilakukan agar upaya kesehatan bagi usia lanjut tersebut dapat dilaksanakan secara
optimal. Tatacara tersebut adalah yang disebut sebagai asesmen geriatric yang bekerja
secara tim.
Tujuan dan manfaat

Tujuan:
a. Untuk mengetahui definisi dari Assesmen Geriatri.
b. Untuk mengetahui prinsip dalam assesmen geriatri yang komprehensif.
c. Untuk mengetahui Aspek yang dinilai dalam assesmen geriatri Komprehensi
d. Untuk mengetahui instrument yang digunakan dalam assesmen geriatri
Manfaat :
a. Secara Teoritis
Sangat bermanfaat selama dalam proses belajar karena akan menambah
pengetahuan tentang Assesmen geriatri
b. Secara Praktis
Hasil pembuatan referat ini, diharapkan dapat mengerti bagaimana
penilaian dan penatalaksanaan geriatric secara komprehensif
BAB II
PEMBAHASAN
Definisi Assesman Geriatri

Asesmen geriatri adalah suatu proses pendekatan multidisiplin (banyak


disiplin ilmu kesehatan) yang biasanya dilaksanakan secara interdisipliner
(dengan satu tujuan) oleh seorang dokter/geriatris atau suatu tim interdisiplin
geriatrik untuk menilai aspek medik, fungsional, psikososial dan ekonomi
penderita usia lanjut guna merencanakan terapi menyeluruh serta pemantauan
kesehatan yang berkesinambungan bagi seorang penderita usia lanjut (hadi-
martono,2009).
Prinsip dalam Assesmen Geriatri

1. Pelayanan Kesehatan Lansia di Masyarakat (community based


Geriatri service )
2. Pelayanan Kesehatan Lansia di Masyarakat berbasis Rumah sakit
( hospital Based Community Geriatric service)
3. Pelayanan Kesehatan Lansia Berbasis Rumah Sakit (hospital
based geriatric service).
Aspek yang dinilai dalam Assesmen
Geriatri
1. Assesmen Medis
2. Assesmen Fungsional
3. Assesmen Kognitif, Emosi,dan tingkah laku kejiwaan
4. Assesmen Karakteristik Lingkungan
5. Assesmen Ekonomi
6. Assesmen Spiritual
Assesmen Medis

a. Masalah mobilitas dan keseimbangan


 Kondisi medis umum yang sering dialami lansia, yaitu :jatuh
 Jatuh merupakan kondisi umum dan membahayakan pada lansia yang dapat
menyebabkan penurunan fungsional, kehilangan kemandirian.
 Etiologi jatuh seringkali multifaktorial, yang mana banyak dari faktor-faktor
tersebut dapat dimodifikasi. Dokter perlu menanyakan kepada pasien secara
spesifik tentang jatuh. Pertanyaan seperti berikut dapat diajukan: “Selama 12
bulan yang lalu apakah Anda jatuh dan mengenai sesuatu seperti kursi atau
anak tangga?”.
 Respon positif atas pertanyaan tersebut hendaklah diteruskan
dengan pengkajian lanjutan atas gangguan gaya berjalan dan
keseimbangan.
 Test yang dapat dikerjakan antara lain seperti The Timed “Up &
Go” test dan The Performance Oriented Assessment of Balance.
Pasien lansia yang khususnya berisiko jatuh hendaklah di-evaluasi
secara tepat untuk mencegah jatuh (hadi-martono,2009)
b. Gangguan penglihatan
 Pemerikasaan secara periodik oleh optometris atau oftalmologis khususnya
penting pada pasien dengan risiko glaukoma atau dengan diabetes.
Pemerikasaan tajam penglihatan dapat menggunakan Snellen Eye Chart untuk
penglihatan jauh dan Kartu Jaeger untuk penglihatan dekat. (sudoyo-Aru,2006)
c. Gangguan Dengar
 Pemeriksaan penyaring untuk kurang dengar dapat menggunakan beberapa
metode.
 Metode alternatif sederhana adalah dengan uji suara berbisik. Dari belakang
telinga pasien dibisikan secara acak tiga sampai 6 kata, dari jarak tertentu
(misal 6, 8, 12, atau 24 inchi). Satu telinga harus ditutup. Pasien diminta
mengulang kata yang dibisikan. Pasien dianggap gagal bila mereka tidak dapat
mengulang 50 persen kata yang dibisikkan. Sedang yang paling akurat tentunya
pemeriksaan secara audiometric (sudoyo-Aru,2006)
d. Malnutrisi
 Status nutrisi yang buruk dan penurunan berat badan pada lansia mungkin
merupakan indikator penurunan kapasitas fungsional, demensia, atau penyakit
medis.
 Pemeriksaan adanya penurunan berat badan, penurunan indeks massa tubuh
dan adanya petanda malnutrisi (seperti, pengurangan massa otot) dapat mudah
dikerjakan. Beberapa daftar pertanyaan untuk dikerjakan oleh pasien sendiri
telah dikembangkan, yang paling terkenal adalah dari The Nutrition Screning
Initiative’s (NSI’s) 10-item checklist.
f. Inkontinensia
 Pada kenyataannya inkontinensia umum dijumpai pada lansia, yang mana lansia
perempuan dua kali jumlah laki-laki dengan inkontinesia.
 Terdapat empat katagori dasar sebagai penyebab inkontinensia urin pada lansia,
yaitu sebab dari urologis, neurologis, fungsional/psikologis, dan
iatrogenik/lingkungan.
 Bentuk persisten dari inkontinensia secara klinis dibagi kedalam empat tipe dasar,
yaitu urgensi, stress, fungsional dan overflow.
 Dapat diajukan pertanyaan sederhana untuk menyaring kasus ini, yaitu apakah
mereka merasa ngompol menjadi masalah atau menyebabkan mereka memakai
popok (diaper) akibat bocornya urin.
 Inkontinensia fekal kurang sering dibandingkan inkontinensia urin. Penyebab
paling umum inkontinensia fekal adalah masalah konstipasi dan penggunaan
laksansia, gangguan neurologis, dang kelainan kolorektal (Sudoyo-Aru,2006)
Assesmen Fungsional

 Adanya keterbatasan dalam kemampuan seorang individu lansia untuk


melakukan aktifitas kehidupan sehari-hari (AKS: mandi, memakai baju,
menyantap makanan, berpindah tempat, kontinens, toileting) biasanya
merupakan penyebab paling umum.
 Gangguan fungsional umum dijumpai pada usia lanjut dan mempunyai
beragam sebab potensial, termasuk didalamnya adalah perubahan-perubahan
yang terkait menua, faktor sosial dan penyakit.
Assesmen Kognitif, Emosi dan Tingkah laku
kejiwaan
a. Demensia
 Metode asesmen untuk menentukan fungsi kognitif, emosional dan
tingkahlaku-kejiwaan pada pasien usia lanjut yang rapuh (frail) seringkali
rumit.
 Beberapa tes singkat untuk mengkaji hal ini telah dikembangkan dan secara
luas digunakan. Salah satu yang paling terkenal untuk praktek klinis adalah
Mini-Mental State Examination (MMSE) 10-item yang dibuat oleh Folstein,
dkk.
 Tes penapisan fungsi kognitif tersebut meliputi pertanyaan individual tentang
orientasi, memori jangka pendek dan jangka panjang, kemampuan aritmetika
dan kemampuan menggambar ulang rancangan geometrik..
b. Depresi
 Gangguan mental pada seorang usia lanjut lainnya yang banyak efeknya terhadap fungsi
mental antara lain status depresi, delirium dan psikotik paranoid.
 Prevalensi depresi pada populasi lansia rawat jalan mencapai 10-15%, sedangkan rawat
inap di rumah sakit diketahui mencapai 20%. Depresi terjadi sedemikian banyaknya
sehingga tidak dikenali ,sehingga butuh perhatian lebih untuk ini.
 Depresi yang tidak diobati menyebabkan penurunan fungsional, gangguan kognitif,
isolasi sosial, dan peningkatan risiko morbiditas dan mortalitas.
 Identifikasi depresi sangat penting, sebab pengobatan seringkali efektif pada
kebanyakan pasien. Diperlukan penyaringan terhadap depresi dengan mengajukan
pertanyaan seperti, “Selama satu bulan yang lalu, apakah Anda seringkali merasa
kesusahan berupa perasaan tak berdaya, tertekan atau putus asa?”, “Selama satu bulan
yang lalu, apakah Anda merasa kesusahan berupa hanya sedikit minat untuk
mengerjakan sesuatu?”.
c. Delirium
Terhadap pasien rawat inap di rumah sakit, status mental
hendaklah dikaji pada saat masuk dan kemudian diulang secara
periodik karena lansia khususnya sering mengalami delirium
selama tinggal di rumah sakit. Pada pasien yang diduga
mengalami delirium, termasuk halusinasi, maka perlu dicari
kemungkinan penyebabnya seperti apakah akibat efek samping
obat, alcohol atau akibat adanya gangguan metabolic( hadi-
martono,2009)
Assesmen Karakteristik Lingkungan

Terdapat dua fokus utama dari asesmen karateristik lingkungan, yakni


perhatian pada keamanan linkungan rumah dan kemudahan akses yang
diperlukan baik untuk personal usia lanjut maupun pelayanan medis.
Lingkungan rumah berpengaruh pada kapasitas fungsional lansia. Khususnya
untuk usia lanjut yang sudah rapuh. (hadi-martono,2009
Assesmen Ekonomi

Perlu diperhatikan bahwa pada usia lanjut seringkali merupakan masa


dimana lansia mengalami sejumlah penurunan sumber daya, baik sumber
penghasilan maupun ketahanan emosional. Risiko terjadinya isolasi sosial dan
hidup dalam kondisi miskin, khususnya dijumpai pada lansia yang sudah sangat
lanjut. Pertanyaan penapis mengenai riwayat kontak sosial dan sumber
keuangan diperlukan untuk membantu tim asesmen merancang penatalaksaan
yang realistik dan perencanaan bantuan sosial (hadi-martono,2009)
Assesmen Spiritual

Spiritualitas individu pasien lansia, entah dia menganut agama secara


formal atau tidak, diketahui merupakan komponen penting kesehatan. Data
terbaru mengindikasikan bahwa seringnya menghadiri acara religius dikaitkan
dengan lebih rendahnya laju mortalitas. Dapat ditanyakan kepada pasien lansia
apakah agama atau spiritual itu penting bagi mereka. Di rumah sakit dapat
dilibatkan rohaniawan-rohaniawan yang mungkin dapat bermanfaat untuk men-
support pasien sesuai dengan kepercayaan masing-masing pasien lansia
Kesimpulan

1. Penderita Geriatri berbeda dengan penderita dewasa muda lainnya,baik


dari segi konsep kesehatan maupun segi penyebab,perjalanan,maupun
gejala/tanda penyakitnya.

2. Assesmen Geriatri adalah suatu proses pendekatan multidisiplin (banyak


disiplin ilmu kesehatan) yang biasanya dilaksanakan secara
interdisipliner (dengan satu tujuan) oleh seorang dokter/geriatris atau
(hadi-martono,2009).
3.Prinsip pelayanan kesehatan lansia di bagi menjadi 3 yaitu: Pelayanan Kesehatan
lansia di masyarakat dan pelayanan kesehatan lansia berbasis Rumah sakit,
Pelayanan kesehatan lansia di masyarakat berbasis rumah sakit.

4. Aspek yang dinilai dalam Assesmen Geriatri meliputi: Aspek medis, Aspek
fungsional, Aspek kognitif dan emosi serta tingkah laku kejiwaan, Aspek
Dukungan sosial, Aspek ekonomi,Aspek Spiritual.
Daftar Pustaka
Hardywinoto; Setiabudhi, Tony. 2005. Panduan Gerontologi Tinjauan dari
Berbagai Aspek. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Martono Hadi, Darmojo Boedhi. 2009.Geriatri ( ilmu kesehatan Usia


lanjut).FKUI.Jakarta

Martono Hadi,darmojo Boedhi.1993.pelayanan Kesehatan Usia Lanjut di


Mayarakat Berbasis Rumah Sakit,Lokakarya Kesehatan Jiwa.DEPKES
RI.Ciawi

Martono Hadi,darmojo Boedhi.Pelayanan Sosial dan Kesejahteraan Bagi Usia


Lanjut.Buku Ajar Geriatri.Jakarta

Sudoyo Aru,Setiyohadi Bambang,dkk.2006.Buku Ajar penyakit DalamJilid III


Edisi IV.FKUI.Jakarta

Anda mungkin juga menyukai