OLEH
A. Latar Belakang
Konsep merupakan suatu ide di mana terdapat suatu kesan yang abstrak yang
dapat diorganisir menjadi simbul-simbul yang nyata sedangkan konsep
keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau
model keperawatan. Teori ini sendiri merupakan sekelompok konsep yang
membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan
suatu proses, peristiwa, atau kejadian yang didasari oleh fakta-fakta yang
telah diobservasi, tetapi kurang absolut (kurang adanya bukti) secara
langsung. Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep
dalam keperawatan, sehingga model keperawatan tersebut mengandung arti
aplikasi dari struktur keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawat
untuk mengaplikasikan ilmu yang pernah didapat ditempat mereka bekerja
dalam batas kewenangan sebagai seorang perawat. Model konsep
keperawatan ini digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan
yang akan diterapkan sesuai kondisi dan situasi tempat perawat tersebut
bekerja. Mengingat dalam model praktek keperawatan mengandung
komponen dasar seperti adanya keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah
model, adanya tujuan praktek yang ingin dicapai dalam memberikan
pelayanan ataupun asuhan keperawatan terhadap kebutuhan semua pasien,
serta adanya pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan oleh perawat
dalam mencapai tujuan yang ditetapkan sesuai kebutuhan pasien. Berdasarkan
hal tersebut di atas, maka perlunya mempelajari teori dan Model konsep
keperawatan yang telah ada sebagai salah satu kunci dalam mengembangkan
ilmu dan praktek, serta profesi keperawatan di Indonesia. Pada kesempatan
kali ini saya mencoba memaparkan “Teori dan Model Konsep Keperawatan
Jean Watson”.
BAB II
STUDI PUSTAKA
A. BIOGRAFI
John Broades Watson dilahirkan di Greenville pada tanggal 9 Januari
1878 dan wafat di New York City pada tanggal 25 September 1958.Ia
mempelajari ilmu filsafat di University of Chicago dan memperoleh gelar
Ph.D pada tahun 1903 dengan disertasi berjudul“Animal Education”. Watson
dikenal sebagai ilmuwan yang banyak melakukan penyelidikan tentang
psikologi binatang. Pada tahun 1908 ia menjadi profesor dalam psikologi
eksperimenal dan psikologi komparatif di John Hopkins University di
Baltimore dan sekaligus menjadi direktur laboratorium psikologi di
universitas tersebut. Antara tahun 1920-1945 ia meninggalkan universitas dan
bekerja dalam bidang psikologi konsumen. John Watson dikenal sebagai
pendiri aliran behaviorisme di Amerika Serikat. Karyanya yang paling
dikenal adalah “Psychologyas the Behaviourist view it” (1913).
Menurut Watson dalam beberapa karyanya, psikologi haruslah menjadi
ilmu yang obyektif, oleh karena itu ia tidak mengakui adanya kesadaran yang
hanya diteliti melalui metode introspeksi. Watson juga berpendapat bahwa
psikologi harus dipelajari seperti orang mempelajari ilmu pasti atau ilmu
alam. Oleh karena itu, psikologi harus dibatasi dengan ketat pada
penyelidikan-penyelidikan tentang tingkahlaku yang nyata saja. Meskipun
banyak kritik terhadap pendapat Watson, namun harus diakui bahwa peran
Watson tetap dianggap penting, karena melalui dia berkembang metode-
metode obyektif dalam psikologi.
Peran Watson dalam bidang pendidikan juga cukup penting. Ia
menekankan pentingnya pendidikan dalam perkembangan tingkahlaku. Ia
percaya bahwa dengan memberikan kondisioning tertentu dalam proses
pendidikan, maka akan dapat membuat seorang anak mempunyai sifat-sifat
tertentu. Ia bahkan memberikan ucapan yang sangat ekstrim untuk
mendukung pendapatnya tersebut, dengan mengatakan: “Berikan kepada saya
sepuluh orang anak, maka saya akan jadikan ke sepuluh anak itu sesuai
dengan kehendak saya”
B. KONSEP CARING
Caring science merupakan suatu orientasi human science dan
kemanusiaan terhadap proses, fenomena, dan pengalaman human caring.
Caring science, seperti juga science lainnya, meliputi seni dan kemanusiaan.
Transpersonal Caring mengakui kesatuan dalam hidup dan hubungan-
hubungan yang terdapat dalam lingkaran caring yang konsentrik dari
individu, pada orang lain, pada masyarakat, pada dunia, pada planet Bumi,
pada alam semesta (Watson, 2004). Watson (1988) dalam George (1990)
mendefinisikan caring lebih dari sebuah exisestensial philosophy, ia
memandang sebagai dasar spiritual, baginya caring adalah ideal moral dari
keperawatan. Manusia akan eksistensi bila dimensi spiritualnya meningkat
ditunjukkan dengan penerimaan diri, tingkat kesadaran diri yang tinggi,
kekuatan dari dalam diri, intuitif. Caring sebagai esensi dari keperawatan
berarti juga pertanggungjawaban hubungan antara perawat-klien, dimana
perawat membantu partisipsi klien, membantu memperoleh pengetahuan dan
meningkatkan kesehatan. Teori human caring yang dikembangkan oleh
Watson antara tahun 1975-1979, hanya berkisar pada sepuluh carative factors
sebagai suatu kerangka untuk memberikan suatu bentuk dan focus terhadap
fenomena keperawatan. Watson menganggap istilah “factors” terlalu stagnant
terhadap sensibilitasnya di masa kini. Ia pun kemudian menawarkan suatu
konsep yang lebih sesuai dengan evolusi teorinya dan arahnya di masa depan.
Konsep tersebut adalah “clinical caritas” dan “caritas processes”, yang
dianggapnya lebih cocok dengan ide-ide dan ara perkembangan teorinya
(Watson, 2004).
4. Keperawatan
Menurut Watson keperawatan fokusnya lebih pada promosi kesehatan,
pencegahan penyakit, merawat yang sakit, dan pemulihan keadaan fisik.
Keperawatan pada promosi kesehatan awalnya sama dengan mengobati
penyakit. Dia melihat keperawatan dapat bergerak dari dua area, yaitu:
masalah penanganan stres dan penanganan konflik. Hal ini dapat
menunjang tersedianya perawatan kesehatan yang holistik, yang dia
percayai dapat menjadi pusat dari praktik keperawatan.
Salah satu asumsi Watson mengatakan bahwa kondisi sosial, moral, dan
ilmu pengetahuan sangat berkontribusi terhadap kondisi kesehatan
manusia dan masyarakat, sehingga perawat perlu berkomitmen terhadap
pemberian asuhan kesehatan yang ideal melalui kajian teori, praktek, dan
riset keperawatan.
Ada 10 faktor utama yang membentuk aktivitas perawatan, antara lain:
a. Membentuk sistem nilai humanistik altruistik.
b. Membangkitkan rasa percaya dan harapan.
c. Mengembangkan kepekaan kepada diri sendiri, maupun kepada orang
lain.
d. Mengembangkan hubungan yang sesuai harapan pasien / “helping
trust”.
e. Meningkatkan intuisi dan peka terhadap ekspresi perasaan baik positif,
maupun negative.
f. Menggunakan metoda ilmiah “problem solving” yang sistematik untuk
mengambil keputusan.
g. Meningkatkan hubungan interpersonal “teaching learning”.
h. Memberi dukungan/support, melindungi, dan membantu memperbaiki
kondisi mental, fisik, sosial-kultural, serta spiritual.
i. Bantuan yang diberikan dapat memuaskan kebutuhan manusia.
j. Menghargai terhadap kekuatan yang dimiliki pasien.
1. Konsep utama teori Jean Watson adalah “ Human Science and Human Care ”,
yang fokus utamanya dalam keperawatan adalah careative factor, dimana dia
berasal dari humanistic perspective yang dikombinasikan dengan dasar ilmu
pengetahuan ilmiah.
2. Hubungan teori Jean Watson ini dengan konsep utama keperawatan, yaitu
adanya unsur teori kemanusiaan dalam pandangannya yang mengatakan
bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai
ragam perbedaan.
3. Hubungan dengan proses perawatan, Jean Watson menganjurkan supaya
penelitian- penelitian di bidang keperawatan dapat dihubungkan dengan
proses keperawatan, sebab di dalam proses keperawatan langkah-langkahnya
sama dengan proses ilmiah.
4. Penerapan teori Jean Watson, terdiri dari: pengkajian, penentuan diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA