Anda di halaman 1dari 3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Etiologi

Sebab-sebab organik

Perdarahan dari uterus, tuba, dan ovarium disebabkan oleh kelainan pada:
a. Serviks uteri, seperti polipus servisis uteri, erosio porsionis uteri, ulkus
pada porsio uteri, karsinoma servisis uteri;
b. Korpus uteri, seperti polip endometrium, abortus iminens, abortus
sedang berlangsung, abortus inkompletus, mola hidatidosa,
koriokarsinoma, subinvolusio uteri, karsinoma korporis uteri, sarkoma
uteri, mioma uteri;
c. Tuba Falopii, seperti kehamilan ektoplik terganggu, radang tuba, tumor
tuba;
d. Ovarium, seperti radang ovarium, tumor ovarium.
Sebab-sebab fungsional
Perdarahan dari uterus yang tidak ada hubungannya dengan sebab organik,
dinamakan perdarahan disfungsional.Perdarahan disfungsional dapat terjadi
pada setiap umur antara menarche dan menopause.Tetapi , kelainan ini lebih
sering dijumpai sewaktu masa permulaan dan masa akhir fungsi ovarium.
Dua pertiga dari wanita-wanita yang dirawat di rumah sakit untuk
perdarahan disfungsional berumur diatas 40 tahun, dan 3% dibawah 20
tahun. Sebetulnya dalam praktek banyak dijumpai pula perdarahan
disfungsional dalam masa pubertas, akan tetapi karena keadaan ini biasanya
dapat sembuh sendiri, jarang diperlukan perawatan di rumah sakit (Bulun,
2003).

2.2 Patofisiologi
Perdarahan uterus disfungsional dapat terjadi pada siklus berovulasi maupun pada
siklus tidak berovulasi.
a. Siklus berovulasi
Perdarahan teratur dan banyak terutama pada tiga hari pertama siklus,haid.
Penyebab perdarahan adalah terganggunya mekanisme hemostasi lokal di
endometrium.
b. Siklus tidak berovulasi
Perdarahan tidak teratur dan siklus haid memanjang disebabkan oleh gangguan
pada poros hipothalamus-hipofisis-ovarium. Adanya siklus tidak berovulasi
menyebabkan efek estrogen tidak terlawan (unopposed estrogen) terhadap
endometrium. Proliferasi endometrium terjadi secara berlebihan hingga tidak
mendapat aliran darah yang cukup kemudian mengalami iskemia dan dilepaskan
dari stratum basal. (Manuaba, 2010)
c. Efek samping penggunaan kontrasepsi
Dosis estrogen yang rendah dalam kandungan pil kontrasepsi kombinasi (PKK)
menyebabkan integritas endometrium tidak mampu dipertahankan. Progestin
menyebabkan endometrium mengalami atrofi. Kedua kondisi ini
dapatmenyebabkan perdarahan bercak. Sedangkan pada pengguna alat kontrasepsi
dalam rahim (AKDR) kebanyakan perdarahan terjadi karena endometritis (Munro
M. Dysfunctional uterine bleeding. Curr Op in Obstet Gynecol 2001)
Pasien dengan perdarahan uterus disfungsional telah kehilangan siklus
endometrialnya yang disebabkan oleh gangguan pada siklus ovulasinya.
Sebagai hasilnya pasien mendapatkan siklus estrogen yang tidak teratur
yang dapat menstimulasi pertumbuhan endometrium, berproliferasi terus
menerus sehingga perdarahan yang periodik tidak terjadi.
Schroder pada tahun 1915, setelah penelitian histopatologik pada
uterus dan ovarium pada waktu yang sama, menarik kesimpulan bahwa
gangguan perdarahan yang dinamakan metropatia hemoragika terjadi karena
persistensi folikel yang tidak pecah sehingga tidak terjadi ovulasi dan
pembentukan korpus luteum. Akibatnya, terjadilah hiperplasia endometrium
karena stimulasi estrogen yang berlebihan dan terus–menerus. Penjelasan ini
masih dapat diterima untuk sebagian besar kasus-kasus perdarahan
disfungsional (Simanjuntak, 2005).
Penelitian lain menunjukkan pula bahwa perdarahan disfungsional
dapat ditemukan bersamaan dengan berbagai jenis endometrium, yakni
endometrium atrofik, hiperplastik, proliferatif, dan sekretoris, dengan
endometrium jenis nonsekresi merupakan bagian terbesar.Pembagian
endometrium dalam endometrium jenis nonsekresi dan endometrium jenis
sekresi penting artinya, kakarena dengan dengan demikian dapat dibedakan
perdarahan yang anovulatoar dan yang ovulatoar.Klasifikasi ini mempunyai
nilai klinik karena kedua jenis perdarahan disfungsional ini mempunyai
dasar etiologi yang berlainan dan memerlukan penanganan yang berbeda.
Pada perdarahan disfungsional yang ovulatoar gangguan dianggap berasal
dari faktor-faktor neuromuskular, vasomotorik, atau hematologik, yang
mekanismenya belum seberapa dimengerti, sedangkan perdarahan
anovulatoar biasanya dianggap bersumber pada gangguan endokrin (Bulun,
2003).

DAFTAR PUSTAKA

Bulun E Serdar, et al, The Physiology and Pathology of the Female Reproductive
Axis, dalam William Textbook of Endocrinology, 10th Edition, Elsevier 2003 : pp
587-599

Simanjuntak Pandapotan. Gangguan Haid dan Siklusnya. Dalam :Wiknjosastro


GH, Saifuddin AB, Rachimhadhi T, editor. Ilmu Kandungan. Edisi 5. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo ; 2005 : pp. 223-228

Manuaba, IAC., I Bagus, dan IB Gde. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit


Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan. Edisi kedua. Jakarta: EGC.

Munro M. Dysfuctional Uterine Bleeding. Cur Op in Obsest Gynecol. 2001.


475-89

Anda mungkin juga menyukai

  • SENAM HAMIL
    SENAM HAMIL
    Dokumen23 halaman
    SENAM HAMIL
    Aden
    Belum ada peringkat
  • Fix
    Fix
    Dokumen5 halaman
    Fix
    Aden
    Belum ada peringkat
  • Hasil Bopas
    Hasil Bopas
    Dokumen4 halaman
    Hasil Bopas
    Aden
    Belum ada peringkat
  • DDST
    DDST
    Dokumen22 halaman
    DDST
    Aden
    Belum ada peringkat
  • JUDUL
    JUDUL
    Dokumen2 halaman
    JUDUL
    Aden
    Belum ada peringkat
  • Suhu
    Suhu
    Dokumen5 halaman
    Suhu
    Aden
    Belum ada peringkat
  • Angka Kematian Ibu
    Angka Kematian Ibu
    Dokumen2 halaman
    Angka Kematian Ibu
    Aden
    Belum ada peringkat
  • Hasil Bopas
    Hasil Bopas
    Dokumen4 halaman
    Hasil Bopas
    Aden
    Belum ada peringkat
  • KPSP
    KPSP
    Dokumen15 halaman
    KPSP
    Aden
    Belum ada peringkat
  • Lembar Konsultasi Panum
    Lembar Konsultasi Panum
    Dokumen1 halaman
    Lembar Konsultasi Panum
    Aden
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Ilmiah
    Jurnal Ilmiah
    Dokumen20 halaman
    Jurnal Ilmiah
    Aden
    Belum ada peringkat
  • Refrs Neurologi
    Refrs Neurologi
    Dokumen7 halaman
    Refrs Neurologi
    Aden
    Belum ada peringkat
  • Sop Balita
    Sop Balita
    Dokumen4 halaman
    Sop Balita
    Aden
    Belum ada peringkat
  • Abstrak Revici
    Abstrak Revici
    Dokumen1 halaman
    Abstrak Revici
    Aden
    Belum ada peringkat
  • Preterm
    Preterm
    Dokumen8 halaman
    Preterm
    Aden
    Belum ada peringkat
  • Sop Balita
    Sop Balita
    Dokumen4 halaman
    Sop Balita
    Aden
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Prof Manaje
    Bab 1 Prof Manaje
    Dokumen2 halaman
    Bab 1 Prof Manaje
    Aden
    Belum ada peringkat
  • Sap Napza
    Sap Napza
    Dokumen14 halaman
    Sap Napza
    Aden
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Prof Manaje
    Bab 1 Prof Manaje
    Dokumen2 halaman
    Bab 1 Prof Manaje
    Aden
    Belum ada peringkat