Anda di halaman 1dari 22

2.

1 Kondisi Fisik Kota Kendari

2.1.1 Kondisi Geografis

Luas wilayah daratan Kota Kendari 271,76 Km2 atau 0,7 persen

dari luas daratan Provinsi Sulawesi Tenggara. Luas wilayah

menurut Kecamatan sangat beragam. Kecamatan Baruga merupakan

wilayah kecamatan yang paling luas (18,18%) terhadap luas kota

kendari, selanjutnya Kecamatan Puuwatu (16,01%), Kecamatan

Poasia (15,79%), Kecamatan Nambo (9,32%), Kecamatan Kambu

(8,13%), Kecamatan Mandonga (8,00%), Kecamatan Kendari Barat

(7,77%), Kecamatan Kendari (5,33%), Kecamatan Abeli (5,33%),

Kecamatan Wua-Wua (3,97) dan Kecamatan Kadia (2,38%).

Kota Kendari dengan ibu kotanya Kendari dan sekaligus juga

sebagai ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara secara astronomis

terletak di bagian selatan garis khatulistiwa berada di antara 3˚ 54`

40`` dan 4˚5`05`` Lintang Selatan dan membentang dari Barat ke

Timur diantara 122˚26`33`` dan 122˚39`14`` Bujur Timur. Kota

Kendari terbentuk dengan Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 6 Tahun 1995 yang disahkan pada tanggal 3 Agustus 1995

dengan status Kotamadya Daerah Tingkat II Kendari.

12
2.1.2 Wilayah Administrasi
Wilayah Kota Kendari terletak di sebelah Tenggara Pulau Sulawesi.

Wilayah daratannya terdapat di daratan Pulau Sulawesi mengelilingi Teluk

Kendari. Terdapat satu pulau pada wilayah kota Kendari yang dikenal

sebagai Pulau Bungkutoko. Batas Wilayah Kendari adalah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara : Kabupaten Konawe

b. Sebelah Timur : Laut Kendari

c. Sebelah Selatan : Kabupaten Konawe Selatan

d. Sebelah Barat : Kabupaten Konawe Selatan

Sedangkan untuk batas wilayah Kota Kendari menurut

Kecamatan adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1Batas Wilayah Kota Kendari Menurut Kecamatan

Batas
Daerah Sebelah Sebelah Sebelah Sebelah
Utara Selatan Timur Barat
Kota Kab. Konawe Kab. Konawe Laut Kab. Konawe
Kendari Selatan Kendari Selatan
Kec. Kab. Konawe Kec.
Mandonga Kec. Kambu Kab. Konawe Puuwatu
Teluk
Kec. Kadia Kendari
Kec. Kendari
Barat
Kec. Baruga Kec.
Puuwatu Kab. Konawe Kec. Kambu Kab. Konawe
Kec. Wua-
Wua Selatan Kec. Poasia Selatan
Kec. Kab. Konawe Kec. Baruga Kec. Kab. Konawe
Puuwatu Mandonga
Kec. Wua-Wua
Kec. Kadia
Kec. Kadia Kec. Kec. Wua-Wua Kec. Kambu Kec. Wua-
Puuwatu Wua
Kec.

13
Mandonga
Kec. Wua- Kec. Kec.
Wua Puuwatu Kec. Baruga Kec. Kadia Puuwatu
Kec. Kadia Kec. Kambu
Teluk
Kec. Poasia Kendari Kab. Konawe Kec. Abeli Kec. Baruga
Selatan Kec. Kambu
Teluk
Kec. Abeli Kendari Kab. Konawe Kab. Konawe Kec. Poasia
Selatan Selatan
Kec.
Kec. Kambu Mandonga Kec. Baruga Kec. Poasia Kec. Kadia
Kec. Wua-
Kec. Poasia Wua
Kec. Baruga
Kec. Nambo Laut Kendari Laut Kendari Laut Kendari Kec. Abeli
Kec. Abeli
Kec.
Kendari Kab. Konawe Teluk Kendari Laut Kendari Kec. Kendari
Barat
Kec. Kec.
Kendari Kab. Konawe Teluk Kendari Kec. Kendari Mandonga
Barat
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Kendari

Jumlah Kecamatan yang ada di Kota Kendari terdiri dari 11

Kecamatan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Kendari Nomor 5

s/d 14 Tahun 2005 yang selanjutnya terbagi menjadi 65 kelurahan.

Secara terinci wilayah administrasi pemerintah di tiap Kecamatan

yakni:

a. Kecamatan Mandonga dengan ibukotanya Wawombalata, terdiri

dari 6 kelurahan;

b. Kecamatan Baruga dengan ibukotanya Watubangga, terdiri dari 4

kelurahan;

14
c. Kecamatan Puuwatu dengan ibukotanya Puuwatu terdiri dari 6

kelurahan;

d. Kecamatan Kadia dengan ibukotanya Kadia terdiri dari 5

kelurahan;

e. Kecamatan Wua-Wua dengan ibukotanya Anawai terdiri dari 4

kelurahan;

f. Kecamatan Poasia dengan ibukotanya Rahandouna terdiri dari 5

kelurahan;

g. Kecamatan Abeli dengan ibukotanya Anggalomelai terdiri dari 7

kelurahan;

h. Kecamatan Kambu dengan ibukotanya Padaleu terdiri dari 4

kelurahan;

i. Kecamatan Nambo dengan ibukotanya Nambo terdiri dari 6

kelurahan;

j. Kecamatan Kendari dengan ibukotanya Kandai terdiri dari 9

kelurahan;

k. Kecamatan Kendari Barat dengan ibukotanya Punggaloba terdiri

dari 9 kelurahan.

Setiap Kecamatan dan Kelurahan mempunyai luas wilayah yang

berbeda-beda dimana luas wilayah terbesar berada pada

kecamatan Baruga. Berikut gambar diagram pie prosentase luas

wilayah Kota Kendari:

15
Kadia
2.38 Wua-Wua
16.01 3.97 Poasia
15.79
Abeli
Kambu
Nambo
18.18 5.12
Kendari

8.13 Kendari Barat


Mandonga

8 9.32 Baruga
7.77 5.33 Puuwatu

Sumber: Badan Pertanahan Nasional Kota Kendari

Gambar2.1 Persentase Luas Wilayah Kota Kendari Menurut Kecamatan


Kota Kendari terdiri dari 11 Kecamatan dan 65 Kelurahaan

dimana luas wilayah terbesar berada pada Kecamatan Baruga. Dibawah ini

kami sajikan data luas wilayah tiap kecamatan dalam Km² dan prosentase

luas kecamatan dalam Kelurahan:

Tabel 2.2. Luas Wilayah Tiap Kelurahan dan Kecamatan

No Luas
Kecamatan Kecamatan Kelurahan Luas Kelurahan
Km² % Km² %
1 Mandonga 21,74 8 Mandonga 1,26 5,8
Korumba 2,29 10,53
Anggilowu 0,99 4,55
Alolama 1,85 8,51
Wawombalata 5,04 23,18
Labibia 10,31 47,43
2 Baruga 49,41 18,18 Baruga 25,28 51,16
Lepo-Lepo 7,52 15,22
Watubangga 12,61 25,52
Wundudopi 4 8,10

16
3 Puuwatu 4,31 16,01 Puuwatu 11,08 25,47
Watulondo 8,43 19,37
Punggolaka 4,52 10,39
Tobuuha 1,92 4,41
Lalodati 8,71 20,02
Abeli Dalam 8,85 20,34
4 Kadia 6,48 2,38 Bende 2,45 37,81
Kadia 2,08 32,10
Anaiwoi 0,44 6,79
Wowawanggu 0,76 11,73
Pondambea 0,75 11,57
5 Wua- Wua 10,79 3,97 Bonggoeya 2,25 20,85
Wua-Wua 3,24 30,03
Mataiwoi `1,00 9,27
Anawai 4,3 39,85
6 Poasia 42,91 15,79 Anduonohu 14,11 32,88
Rahandouna 10,89 25,38
Anggoeya 11,41 26,59
Matabubu 6,5 15,15
Wundubatu 0 0
7 Abeli 13,9 5,12 Benua Nirae 7,25 52,16
Puday 0,82 5,90
Lapulu 0,59 4,24
Abeli 2,11 15,18
Anggalomelai 1,83 13,17
Poasia 0,68 4,89
Talia 0,62 4,46
8 Kambu 22,1 8,13 Mokoau 10,7 48,42
Kambu 5,82 26,33
Padaleu 2,62 11,86
Lalolara 2,96 13,39
9 Nambo 25,32 9,32 Tobimeita 7,74 30,57
Petoaha 7,4 29,53
Nambo 2,62 10,35
Sambuli 3,47 13,70
Tondonggeu 2,49 9,83
Bungkutoko 1,6 6,32

17
10 Kendari 14,48 5,33 Kandai 0,34 2,35
Gunung Jati 3,51 24,24
Kendari
Caddi 0,59 4,07
Kesilampe 0,62 4,28
Kampung
Salo 0,25 1,73
Mangga Dua 4,41 30,45
Mata 2,66 18,37
Purirano 1,84 12,71
Jati Mekar 0,26 1,80
Kendari
11 Barat 21,12 7,77 Kemaraya 5,08 24,05
Watu-Watu 2,71 12,83
Tipulu 3,74 17,71
Punggaloba 2,9 13,73
Benu Benua 1,64 7,77
Sodohoa 1,58 7,48
Sanua 2,02 9,56
Dapu-Dapura 0,57 2,70
Lahundape 0,88 4,17
Sumber: Badan Pertanahan Nasional Kota Kendari

Gambar 2.2 Peta Administrasi Kota Kendari

18
2.2 KONDISI KEPENDUDUKAN

Pada tahun 2017, jumlah penduduk Kota Kendari sebesar

370.728 jiwa yang tersebar di 11 wilayah kecamatan dan 65 kelurahan.

Dibandingkan dengan proyeksi jumlah penduduk tahun 2016

mengalami pertumbuhan sebesar 3,16 %.

Luas Kota Kendari 271,76 km2, dengan penduduk Kota Kendari

pada tahun 2017 berjumlah 370.728 jiwa, maka kepadatan penduduk

adalah 1.364 jiwa/km2. Kepadatan penduduk tiap tahunnya mengalami

peningkatan seiring dengan jumlah penduduk. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.3. Kepadatan Penduduk Kota Kendari Menurut Kecamatan 2017

Tahun Luas Kepadatan


No Kecamatan/Kelurahan 2017 (Km2) (Penduduk/Km2)
I Kecamatan Mandonga 46.235 21,74 2126,72
1 Kelurahan Mandonga 16.706 1,26 13258,73
2 Kelurahan Korumba 14.801 2,29 6463,32
3 Kelurahan Labibia 2.495 10,31 242,00
4 Kelurahan Wawombalata 3.300 5,04 654,76
5 Kelurahan Alolama 3.014 1,85 1629,19
6 Kelurahan Anggilowu 5.919 0,99 5978,79
II Kecamatan Kendari 32.675 14,48 2256,56
1 Kelurahan Kandai 3.571 0,34 10.502,94
2 Kelurahan Gunung Jati 5.644 3,51 1.607,98
3 Kelurahan Kampung Salo 2978 0,25 11.912,00
4 Kelurahan Mangga Dua 2492 4,41 565,08
5 Kelurahan Kendari Caddi 5710 0,59 9.677,97
6 Kelurahan Kessilempe 4830 0,62 7.790,32
7 Kelurahan Mata 2026 2,66 761,65
8 Kelurahan Purirano 1364 1,84 741,30
9 Kelurahan Jati Mekar 4060 0,26 15.615,38
III Kecamatan Baruga 24.762 49,41 501,15

19
1 Kelurahan Baruga 9.538 25,28 377,29
2 Kelurahan Lepo-Lepo 5.443 7,52 723,80
3 Kelurahan Watubangga 5.780 12,61 458,37
4 Kelurahan Wundudupi 4.001 4 1000,25
IV Kecamatan Poasia 31.933 42,91 744,19
1 Kelurahan Andonohu 11.802 14,11 836,43
2 Kelurahan Rahandouna 12.807 10,89 1176,03
3 Kelurahan Anggoeya 5.835 11,41 511,39
4 Kelurahan Matabubu 1.489 6,5 229,08
5 Wundumbatu
Kecamatan Kendari
V Barat 54.884 21,12 2598,67
1 Kelurahan Kemaraya 8.360 5,08 1645,67
2 Kelurahan Watu-Watu 7.070 2,71 2608,86
3 Kelurahan Tipulu 6.263 3,74 1674,60
4 Kelurahan Punggaloba 5.576 2,9 1922,76
5 Kelurahan Benu-Benua 3.660 1,64 2231,71
6 Kelurahan Sodohoa 4.800 1,58 3037,97
7 Kelurahan Sanua 5.682 2,02 2812,87
8 Kelurahan Dapu-Dapura 4.538 0,57 7961,40
9 Kelurahan Lahundape 8.935 0,88 10153,41
VI Kecamatan Abeli 17.527 13,9 1260,94
1 Kelurahan Benua Nirae 2.055 7,25 283,45
2 Kelurahan Pudai 2.108 0,82 2570,73
3 Kelurahan Lapulu 5.039 0,59 8540,68
4 Kelurahan Abeli 2.351 2,11 1114,22
5 Kelurahan Anggalomelai 2.050 1,83 1120,22
6 Kelurahan Poasia 1.978 0,68 2908,82
7 Kelurahan Talia 1.946 0,62 3138,71
VII Kecamatan Wua-wua 31.205 10,79 2892,03
1 Kelurahan Bonggoeya 9.305 2,25 4135,56
2 Kelurahan Wua-Wua 8.532 3,24 2633,33
3 Kelurahan Mataiwoi 7.271 1 7271,00
4 Kelurahan Anawai 6.097 4,3 1417,91
VIII Kecamatan Kadia 50.175 6,48 7743,06

20
1 Kelurahan Bende 17.735 2,45 7238,78
2 Kelurahan Kadia 13.527 2,08 6503,37
3 Kelurahan Anaiwoi 3.587 0,44 8152,27
4 Kelurahan Wawowanggu 6.756 0,76 8889,47
5 Kelurahan Pondambea 8.570 0,75 11426,67
IX Kecamatan Puuwatu 35.478 43,51 815,40
1 Kelurahan Puuwatu 7.458 11,08 673,10
2 Kelurahan Watulondo 7.990 8,43 947,81
3 Kelurahan Punggolaka 8.325 4,52 1841,81
4 Kelurahan Tobuuha 8.302 1,92 4323,96
5 Kelurahan Lalodati 2.760 8,71 316,88
6 Kelurahan Abeli Dalam 643 8,85 72,66
X Kecamatan Kambu 34.693 22,1 1569,82
1 Kelurahan Mokoau 3.388 10,7 316,64
2 Kelurahan Kambu 10.376 5,82 1782,82
3 Kelurahan Padaleu 5.633 2,62 2150,00
4 Kelurahan Lalolara 15.296 2,96 5167,57
XI Kecamatan Nambo 11.161 25,32 440,80
1 Kelurahan Tobimeita 2.572 7,74 332,30
2 Kelurahan Petoaha 2.054 7,4 277,57
3 Kelurahan Nambo 1.667 2,62 636,26
4 Kelurahan Sambuli 1.890 3,47 544,67
5 Kelurahan Tondonggeu 1.034 2,49 415,26
6 Kelurahan Bungkutoko 1.944 1,6 1215,00
Kota Kendari 370.728 271,76 22949,34
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Kendari

2.3 Kondisi Sosial Kota Kendari

Dalam pelaksanaan pembangunan sosial, pemerintah telah

mengupayakan agar terciptanya kesejahteraan masyarakat di bidang

sosial yang lebih baik. Usaha tersebut antara lain meliputi kegiatan di

Bidang Pendidikan, Kesehatan, Keluarga Berencana, Agama,

Keamanan dan Ketertiban Masyarakat serta Bidang Sosial lainnya.

21
2.3.1 Pendidikan

Untuk kondisi pendidikan di Kota Kendari dapat dilihat dari

Angka Partisipasi Sekolah (APS). Angka Partisipasi Sekolah adalah

proporsi dari seluruh penduduk dari berbagai kelompok umur

tertentu (7-12, 13-15, 16-18, dan 19-24) yang masih duduk di bangku

sekolah. APS usia SD di kota Kendari tahun 2017 yang mencapai 100

persen dapat dikatakan bahwa seluruh anak usia 7-12 tahun telah

menikmati pendidikan dasar. Hal tersebut meningkat dibandingkan

tahun sebelumnya.

2.3.2 Kesehatan

Pembangunan kesehatan di Kota Kendari dititikberatkan pada

peningkatan mutu pelayanan kesehatan masyarakat. Demikian pula

halnya pelaksanaan program Keluarga Berencana diarahkan untuk

menciptakan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS).

Peningkatan mutu tersebut salah satunya melalui ketersediaan

fasilitas kesehatan diantaranya Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesmas

Pembantu, maupun Puskesmas Plus.

2.3.3 Sosial Lainnya

Pembangunan di bidang sosial lainnya di Kota Kendari

diarahkan untuk terwujudnya kehidupan dan penghidupan sosial

baik dari segi material maupun spritual yang dalam hal ini

utamanya mengatasi masalah kesejahteraan sosial seperti

kemiskinan, keterbelakangan, keterlantaran, kerawanan,

ketentraman sosial dan bencana alam. Bencana alam adalah

peristiwa alam yang menimbulkan kesengsaraan, kerusakan alam

dan lingkungan, serta mengakibatkan kerugian dan penderitaan

22
pada penduduk. Tidak termasuk bencana yang disebabkan karena

hama tanaman atau wabah. Bencana alam yang disajikan antara lain:

banjir, kebakaran, angin topan dan lainnya. Bencana kebakaran yang

umumnya terjadi akibat kelalaian manusia terjadi sebanyak 5 kasus

pada tahun 2016, menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang

mencapai 17 kasus.

2.4 Kondisi Perekonomian

2.4.1 Pendapatan Regional

Pendapatan regional merupakan salah satu indikator untuk

mengetahui tingkat perkembangan perekonomian di suatu daerah.

Data perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota

Kendari atas dasar harga konstan mengalami penurunan dari tahun

sebelumnya. Pada tahun 2017 Laju pertumbuhan PDRB Kota

Kendari sebesar 6,39 persen, sedangkan tahun 2016 sebesar 9,01

persen. Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh informasi dan

komunikasi sebesar 11,55 persen serta Pengadaan Listrik dan Gas

sebesar 10,96 persen.

Bila PDRB suatu daerah dibagi dengan jumlah penduduk

yang tinggal di daerah itu, maka akan dihasilkan suatu PDRB Per

kapita. PDRB Per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai

PDRB per kepala atau per satu orang penduduk. Pada tahun 2017,

PDRB per kapita per tahun Kota Kendari mencapai 50,36 juta rupiah

denan pertumbuhan sebesar 6,02 persen.

Selama Periode 2014-2017, produk yang dikonsumsi di

wilayah domestik sebagian besar masih untuk memenuhi kebutuhan

konsumsi akhir rumah tangga (di atas 50 persen).

23
2.4.2 Perdagangan

Kegiatan perdagangan antar pulau di Kota Kendari

memperdagangkan barang-barang yang berasal dari hasil bumi

dan laut. Hasil bumi meliputi barang—barang hasil tanaman

pangan, perkebunan, perikanan, peternakan, dan hasil hutan,

sedangkan hasil laut meliputi ikan dan hasil-hasil lainnya.

Nilai ekspor di pelabuhan muat Kendari pad tahun 2017 sebesar

50.627.876 US$. Ekspor terbesar pada komoditas besi dan baja

sebesar 42.771.257 US$. Sedangkan nilai impor di pelabuhan

bongkar Kendari pada tahun 2017 sebesar 448.318.592 US$.

Bila dilihat dari jumlah badan hukum yang teregistrasi pada Dinas

Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kota Kendari, terjadi

penurunan sebesar 0,23 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Bila dilihat dari jenis badan hukumnya, badan hukum terbanyak

adalah Perseroan Terbatas, yakni dari 465 unit pada tahun 2016

menjadi 447 unit pada tahun 2017, atau mengalami kenaikan

mencapai 4,68 persen. Sementara itu badan usaha CV mengalami

penurunan yaitu 5,16 persen.

2.5 KONDISI TRANSPORTASI

2.5.1 Baseline Data Jaringan

Jalan merupakan prasarana yang dilalui angkutan darat

dimana fungsinya dan peranannya sangat penting dalam

memperlancar hubungan kegiatan sosial maupun perekonomian

antara satu kota dengan kota lainnya, ataupun antara kota dengan

desa serta desa dengan desa lainnya.

24
Dalam sistem jaringan, jalan merupakan link antara satu node

dengan node lainnya, sedangkan node adalah sebuah titik yang

merepresentasikan sebuah kawasan, atau sebuah persimpangan dan/

atau sebuah terminal. Sebagai sebuah link, maka jaringan jalan

haruslah dapat berfungsi secara optimal dalam memfasilitasi

pergerakan orang, barang maupun kendaraan. Pergerakan atau

mobilitas yang lancar antara satu node dengan node lainnya

berimplikasi pada kemudahan-kemudahan yang dirasakan oleh

pengguna jalan dalam melakukan aktifitas-aktifitas sosial maupun

perekonomian. Kondisi jalan yang baik akan mempermudah

mobilitas pengguna jalan dan memperlancar transportasi

memindahkan barang dalam hubungan kegiatan ekonomi dan sosial

lainnya. Sebaliknya bilamana kondisi jalan kurang baik maka

pengguna jalan akan mendapat kesulitan dalam hubungan kegiatan

ekonomi maupun aktifitas lainnya.

Kota Kendari yang tetrdiri dari 10 kecamatan dan 64

kelurahan merupakan jantung ibukota dari Provinsi Sulawesi

Tenggara. Sebagai ibukota provinsi, maka Kota Kendari senantiasa

dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik kepada

masyarakatnya. Salah satu bentuk pelayanan yang dimaksud adalah

pembangunan maupun pengembangan kuantitas dan kualitas

infrastruktur dasar termasuk infrastruktur jalan dan infrastruktur

transportasi lainnya.

Infrastruktur jalan maupun infrastruktur transportasi lainnya

haruslah memiliki kinerja yang baik agar setiap pengguna jasa

sistem transportasi merasakan kenyamanan, keamanan,

25
keselamatan, tertib, teratur, murah, terkoneksi dan terintegrasi.

Berdasarkan data yang tersedia, pada tahun 2015, untuk panjang

jalan kota Kendari terdapat 46,85 persen kondisi baik; 21,08 persen

kondisi sedang; 23,66 persen kondisi rusak dan 8,42 persen lainnya

dalam kondisi rusak berat. Kondisi ini mengindikasikan bahwa

masih cukup besar jalan dalam Kota Kendari yang harus segera

ditingkatkan kualitasnya, karena apabila tidak segera ditangani,

maka dikhawatirkan kondisi jalan sedang akan berubah menjadi

kondisi rusak.

Tabel2.4.Panjang Jalan Negara, Propinsi dan Kota Menurut Jenis

Permukaan di Kota KendariTahun 2007 – 2015

Panjang Jalan

Jalan Negara (km) Jalan Propinsi (Km) Jalan Kota (Km)


Tahun
Tidak Tidak Tidak
Aspal Aspal Aspal
Aspal Aspal Aspal

2006 82,65 - 52,48 - 264,31 108,76

2007 82,65 - 52,48 - 252,08 122,77

2008 82,65 - 52,48 - 251,93 126,32

2009 82,65 - 52,48 - 263,12 `126,58

2010 49,45 - 16,28 - 324,58 65,06

2011 99,49 - 18,41 - 325,43 64,21

2012 99,49 - 18,41 - 331,57 58,07

2013 47,60 - 32,30 44,00 335,70 53,94

2014 47,60 - 32,30 44,00 335,70 53,94

26
Panjang Jalan

Jalan Negara (km) Jalan Propinsi (Km) Jalan Kota (Km)


Tahun
Tidak Tidak Tidak
Aspal Aspal Aspal
Aspal Aspal Aspal

2015 47,60 - 32,30 44,00 342,39 81,41

Sumber: BPS (2010 – 2016)

Berdasarkan Tabel 2.4 dapat dilihat bahwa jalan negara di

Kota Kendari cenderung dalam kondisi sangat mantap, jika

dibandingkan dengan jalan propinsi maupun jalan kota. Jalan

Propinsi yang tidak diaspal hingga tahun 2015 sepanjang 44 km,

sedangkan jalan kota yang belum diaspal sepanjang 81,41 km.

Khususnya status jalan kota, dari tahun ke tahun panjangnya

semakin bertambah. Pertambahan yang signifikan terjadi dari tahun

2014 hingga tahun 2015. Pertambahan yang cukup signifikan ini

disebabkan oleh adanya pembukaan jalan baru maupun peningkatan

jalan lama yang masuk dalam status jalan dalam kota. Adapun

tambahan signifikan panjang jalan negara, jalan propinsi dan jalan

kota dapat dilihat pada Gambar 2.5

Gambar 2.5 Panjang Jalan Negara, Jalan Propinsi dan Jalan Kota Kendari
27

Tahun 2006 – 2015


Berdasarkan data jalan yang ada sebagaimana tersedia pada

Tabel2.4, maka dapat dihitung indikator aksesibilitas dan indikator

mobilitas sebagaimana dapat dilihat pada Tabel2.5

Tabel 2.5. Indikator Aksesibilitas dan Mobilitas Kota Kendari Tahun 2006

– 2015

Luas Jumlah Aksesibilitas Mobilitas


Tahu
JN JP JK Wilaya Pendudu
n JN JP JK JN JP JK
h k

2006 82,6 52,4 373,0 295,89 244586 0,27 0,17 1,26 0,33 0,21 1,52

5 8 7 9 7 1 8 5 5

2007 82,6 52,4 374,8 295,89 251477 0,27 0,17 1,26 0,32 0,20 1,49

5 8 5 9 7 7 9 9 1

2008 82,6 52,4 378,2 295,89 254236 0,27 0,17 1,27 0,32 0,20 1,48

5 8 5 9 7 8 5 6 8

2009 82,6 52,4 389,7 295,89 260867 0,27 0,17 1,31 0,31 0,20 1,49

5 8 0 9 7 7 7 1 4

2010 49,4 16,2 389,6 295,89 289966 0,16 0,05 1,31 0,71 0,05 1,34

5 8 4 7 5 7 7 6 4

2011 99,4 18,4 389,6 295,89 295737 0,33 0,06 1,31 0,33 0,06 1,31

9 1 4 6 5 7 6 2 8

2012 99,4 18,4 389,6 295,89 304862 0,33 0,06 1,31 0,32 0,06 1,27

9 1 4 6 5 7 6 0 8

2013 47,6 76,3 389,6 295,89 314126 0,16 0,25 1,31 0,15 0,24 1,24

0 0 4 1 8 7 2 3 0

2014 47,6 76,3 389,6 295,89 335889 0,16 0,25 1,31 0,14 0,22 1,16

0 0 4 1 8 7 2 7 0

2015 47,6 76,3 423,8 295,89 347496 0,16 0,25 1,43 0,13 0,22 1,22

0 0 0 1 8 2 7 0 0

Sumber :Master Plan Kasiba/Lisiba dan Terminal Antar Moda

Pulau Bungkutoko, 2017

28
Gambar 2.6 Indeks Aksesibilitas dan Indeks Mobilitas Jalan Nasional, Jalan
Propinsi dan Jalan Kota Tahun 2006 – 2015
Gambar 2.6 menunjukkan indeks aksesibilitas dan indeks
Sumber: Hasil Analisis (2017)
mobilitas di Kota Kendari yang diukur berdasarkan panjang jalan

pada Tahun 2006 sampai dengan 2015. Kecenderungan indeks

aksesibilitas dan mobilitas untuk jalan nasional dan propinsi dalam

Kota Kendari relatif stagnan, hal ini disebabkan oleh panjang jalan

nasional maupun propinsi dalam Kota Kendari relatif tidak banyak

perkembangan, sedangkan indeks aksesibilitas dan mobilitas

masyarakat Kota Kendari memperlihatkan hal yang berbeda.

29
Gambar 2. 7 Indeks Aksesibilitas dan Indeks Mobilitas Jalan KotaTahun 2006
– 2015

Indeks aksesibilitas yang merupakan ukuran panjang jalan


Sumber: Hasil Analisis (2017)
kota per km2 luas wilayah kota cenderung mengalami peningkatan

meskipun terjadi stagnasi panjang jalan dari tahun 2009 sampai

dengan tahun 2014. Indeks mobilitas yang merupakan ukuran dari

panjang jalan pada setiap 1000 penduduk Kota Kendari cenderung

mengalami penurunan yang disebabkan oleh pertambahan

penduduk yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertambahan

panjang jalan, penurunan yang cukup signifikan dari indeks

mobilitas terjadi pada dari Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2014,

setelah tahun 2014 indeks mobilitas kembali naik yang disebabkan

oleh adanya pertambahan panjang jalan kota.

2.5.2 Baseline Sistem Transportasi

Sistem transportasi adalah sebuah konsep makro yang

menghubungkan berbagai sub sistem transportasi di dalamnya.

Infrastruktur jalan adalah sebuah sub sistem, sehingga berbicara

tentang transportasi tidaklah lengkap apabila tidak membicarakan

sub-sub sistem lainnya seperti sub sistem angkutan umum, sub

sistem terminal, sub sistem persimpangan, sub sistem kelembagaan,

sub sistem tata guna lahan dan berbagai sub sistem lainnya.

Terdapat beberapa node transpportasi yang menghubungkan

kawasan Kota Kendari satu dengan lainnya yang terletak pada :

1) Kecamatan Mandonga (1 titik)

2) Kecamatan Kadia (1 titik)

30
3) Kecamatan Kambu (2 titik)

4) Kecamatan Baruga

Di titik-titik merupakan empat dari 17 titik yang direncanakan

akan dibangun terminal BRT Kota Kendari. Selain pada node

transportasi tersebut, BRT juga akan dibangun pada terminal

terminal dan pelabuhan-pelabuhan Kota Kendari, yaitu :

1) Terminal Tipe B Puwatu

2) Terminal Tipe B Baruga

3) Pelabuhan Multi Purpose Kota Lama

4) Pelabuhan Peti Kemas Bungkutoko

Selain itu, sistem transportasi Kota Kendari juga mencakup

ring road dalam (inner ringroad) dan ring road luar (outer ringroad)

kota. Inner ring road melingkari Teluk Kendari dan sepanjang jalan

by pass sampai jalan by pass Y. Wayong di Kecamatan Wua-wua.

Sedangkan outer ringroadmelintasi Kecamatan-kecamatan:

1) Kecataman Puwatu (pintu gerbang Kota Kendari)

2) Kecamatan Baruga (pintu gerbang Ranomeeto, pintu gerbang

Ronomeeto Brimob, SMA 5 Tapoi dan Tapoi Nanga-nanga)

3) Kecamatan Poasia

4) Kecamatan Abeli (Abeli, Nambo dan Bungkutoko)

2.6 Struktur Ruang Kota Kendari

Kota Kendari memiliki satu CBD (Central Business District)

yaitu terletak di kawasan Mandonga. Kawasan inilah yang akan

dijadikan RDTR (Rencana Detail Tata Ruang) kawasan Kota Kendari.

RDTR ini dilakukan untuk terlaksananya perwujudan pelaksanaan

program-program pembangunan kota.

31
Gambar 2.8 Rencana Struktur Ruang 2010-2030

Wilayah perencanaan RDTR Kawasan Mandonga Kota

Kendari seluas 1.704,64 Ha yang meliputi sebagian wilayah

Kecamatan Mandonga dan sebagian Kecamatan Baruga. Sebagian

wilayah Kecamatan Mandonga seluas 981,34 Ha meliputi 7 (tujuh)

kelurahan yaitu sebagian Kelurahan Punggolaka 9259,79 Ha),

Kelurahan Tobuuha (183,29 Ha), Kelurahan Mandonga (122,12 Ha),

Kelurahan Korumba (258,64 Ha), sebagian Kelurahan Wawombalata

948,92 Ha), sedangkan sebagian Kecamatan Baruga seluas 723,30 Ha

meliputi 2 (dua) kelurahan yaitu sebagian Kelurahan Kadia (375,72

Ha) dan Kelurahan Benda (347,58 Ha).

32
33

Anda mungkin juga menyukai