Anda di halaman 1dari 7

GANGGUAN HIPERKINETIK

Definisi
Suatu pola perilaku pada seseorang yang menunjukkan sikap tidak mau diam, tidak
terkendali, tidak menaruh perhatian dan impulsif (bertindak sekehendak hatinya). Terdiri dari
gangguan aktifitas dan perhatian, serta gangguan tingkah laku hiperkinetik.

Ciri
Ciri utama dari gangguan hiperkinetik terdapat :
1. Berkurangnya perhatian
o Tampak jelas dari terlalu dini dihentikan tugasnya dan ditinggalkannya suatu kegiatan
sebelum tuntas selesai.
o Seringkali beralih dari satu kegiatan ke kegiatan yang lain karena perhatiannya
tertarik pada kegiatan lainnya
2. Hiperaktivitas
o Kegelisahan yang berlebihan khususnya dalam situasi yang menuntut keadaan relatif
tenang
o Contohnya berlari-lari keliling ruangan atau berdiri dari duduk dalam situasi yang
menuntut anak itu tetap duduk

Gangguan hiperkinetik didiagnosis bila sifatnya berlebihan bagi anak dengan usia
atau IQ yang sama. Gambaran penyerta yang dapat ditemukan pada gangguan hiperkinetik
dapat berupa adanya kecerobohan dalam hubungan-hubungan social, adanya kesemberonoan
dalam situasi yang berbahaya, dan sikap yang secara impulsif melanggar tata tertib sosial
contohnya menganggu kegiatan orang lain, terlampau cepat menjawab pertanyaan yang
belum lengkap diucapkan orang atau tidak sabar menunggu giliran. Contoh gangguan
hiperkinetik adalah ADHD.
ADHD
Anak hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian dengan
hiperaktivitas (GPPH) atau Attention Deficit and Hyperactivity Disorder (ADHD). Kondisi
ini juga disebut sebagai gangguan hiperkinetik.
Gejala Anak Hiperaktif
Untuk mengetahui gangguan hiperaktif harus ada tiga gejala utama yang nampak dalam
perilaku seorang anak yaitu:
1. Inatensi
Inatensi atau pemusatan perhatian yang kurang. Anak tidak mampu mempertahankan
konsentrasinya terhadap sesuatu, sehingga mudah sekali beralih perhatian dari satu hal ke hal
yang lain. Ketidakmampuan memusatkan perhatian pada beberapa hal seperti membaca,
menyimak pelajaran. Anak yang menderita ADHD akan mudah sekali teralih perhatiannya
karena bunyi bunyian, gerakan, bau bauan dan pikiran, tetapi dapat memusat pikirannya
dengan baik jika ada yang menarik perhatiannya.
2. Hiperaktif.
Anak yang tidak bisa diam, maka ini menunjukkan adanya gejala-gejala hiperaktif. Duduk
dengan tenang merupakan sesuatu yang sulit dilakukan, ia akan bangkit dan berlari-lari,
berjalan ke sana ke mari, bahkan memanjat-manjat dan sulit tidur.Di samping itu ia cendrung
banyak bicara dan menimbulkan suara berisik.
3. Impulsif.
Gejala impulsif ditandai dengan kesulitan anak untuk menunda respon. Ada semacam
dorongan untuk mengatakan/melakukan sesuatu yang tidak terkendali. Dorongan tersebut
mendesak untuk diekspresikan dengan segera dan tanpa pertimbangan. Contoh nyata dari
gejala impulsif adalah perilaku tidak sabar.
- anak tidak sabar untuk menunggu orang menyelesaikan pembicaraan.
- anak tidak sabar menunggu giliran, seperti antri.
Sisi lain dari impulsivitas adalah anak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas yang
membahayakan, baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Bertindak tanpa dipikir,
misalnya mengejar bola yang lari ke jalan raya, menabrak pot bunga pada waktu berlari di
ruangan, atau berbicara tanpa dipikirkan terlebih dahulu akibatnya. Selain ketiga gejala diatas
, untuk dapat diberikan diagnosis hiperaktif masih ada beberapa syarat lain. Gangguan diatas
sudah menetap minimal 6 bulan dan terjadi sebelum anak berusia 7 tahun.
Ciri Khusus Anak ADHD
Ciri-ciri khusus anak yang mengalami ADHD diantaranya ialah sebagai berikut :
1. Pada Bayi
a. Sensitif terhadap suara dan cahaya
b. sering menangis, menjerit dan sulit untuk diam.
c. Serinng terbangun dan sulit untuk tidur
d. Sulit makan atau minum susus baik dari botol ataupun ASI
e. tidak bisa ditenangkan atau digendong dan menolak untuk disayang.
f. Membenturkan kepala, memukul kepala, dan menjatuhkan kepala ke belakang.
2. Pada Anak 2-4 tahun
a. Anak tampak clumsy canggung
b. impulsive
c. sering mengalami kecelakaan atau jatuh
d. Sering menggerak-gerakkan tangan atau kaki ketika duduk, atau sering menggeliat.
e. Sering meninggalkan tempat duduknya, padahal seharusnya ia duduk manis.
f. sering menyakiti diri sendiri
g. suka menentang.
3. Pada Anak 4- 7 tahuna. Sering berlari-lari atau memanjat secara berlebihan pada keadaan
yang tidak selayaknya.
b. Sering tidak mampu melakukan atau mengikuti kegiatan dengan tenang.
c. Selalu bergerak, seolah-olah tubuhnya didorong oleh mesin. Juga, tenaganya tidak pernah
habis.
d. Sering terlalu banyak bicara.
e. Sering sulit menunggu giliran
f. Sering memotong atau menyela pembicaraan.
g. Jika diajak bicara tidak dapat memperhatikan lawan bicaranya (bersikap apatis terhadap
lawan bicaranya).
Faktor Penyebab Hiperaktif
Hingga saat ini penyebab pasti dan patologi ADHD masih belum terungkap dengan jelas.
ADHD merupakan suatu kelainan yang bersifat multu faktorial. Banyak faktor yang dianggap
sebagai penyebab gangguan ini. Beberapa faktor yang menyebabkan anak menjadi hiperaktif
antara lain:
1. Faktor Genetik
Faktor genetik tampaknya sangat memegang peranan yang sangat besar akibat terjadinya
gangguan perilaku ADHD. Penelitian yang dilakukan menermukan bahwa hiperaktifitas yang
terjadi pada seorang anak selalu disertai dengan adanya riwayat gangguan yang sama dalam
keluarga . Orangtua dan saudara penderita ADHD mengalami resiko 2 – 8 kali lebih mudah
terjadi ADHD. Keterlibatan genetik dan kromosom memang masih belum diketahui secara
pasti.
2. Faktor Neurologik
Penelitian menunjukan, anak hiperaktif lebih banyak disebabkan karena gangguan fungsi
otak akibat sulit saat kelahiran, penyakit berat, cedera otak. Faktor etiologi dalam bidang
neuoralogi yang sampai kini banyak dianut adalah terjadinya disfungsi pada salah satu
neurotransmiter di otak yang bernama dopamin. Dopamin merupakan zat aktif yang berguna
untuk memelihara proses konsentrasi. Beberapa studi menunjukkan terjadinya gangguan
perfusi darah di daerah tertentu pada anak hiperaktif, yaitu di daerah striatum, daerah orbital-
prefrontal, daerah orbital-limbik otak, khususnya sisi sebelah kanan.
Penelitian lain juga menunjukan perbandingan antara gambar otak anak yang mengalami
gangguan ADHD dengan gambaran otak anak normal. Drai gambar tersebut dapat dilihat
bahwa anak dengan gangguan ADHD memiliki gambaran otak yang lebih simetris
dibandingkan anak normal yang pada umumnya memiliki otak kanan lebih besar
dibandingkan otak kiri.
3. Faktor Lingkungan
Racun atau limbah pada lingkungan sekitar bisa menyebabkan hiperaktif terutama keracunan
timah hitam (banyak terdapat pada asap knalpot berwarna hitam kendaraan bermotor yang
menggunakan solar).
4. Faktor Kultural dan Psikososial
a. Pemanjaan.
Pemanjaan dapat juga disamakan dengan memperlakukan anak terlalu manis, membujuk-
bujuk makan, membiarkan saja, dan sebagainya. Anak yang terlalu dimanja itu sering
memilih caranya sendiri agar terpenuhi kebutuhannya.
b. Kurang disiplin dan pengawasan.
Anak yang kurang disiplin atau pengawasan akan berbuat sesuka hatinya, sebab perilakunya
kurang dibatasi. Jika anak dibiarkan begitu saja untuk berbuat sesuka hatinya dalam rumah,
maka anak tersebut akan berbuat sesuka hatinya ditempat lain termasuk di sekolah dan orang
lain juga akan sulit untuk mengendalikannya.
c. Orientasi kesenangan.
Anak yang memiliki kepribadian yang berorientasi kesenangan umumnya akan memiliki ciri-
ciri hiperaktif secara sosio-psikologis dan harus dididik agak berbeda agar mau
mendengarkan dan menyesuaikan diri. Anak yang mempunyai orientasi kesenangan ingin
memuaskan kebutuhan atau keinginan sendiri.
Diagnosa Hiperaktif
Diagnosa hiperaktif tidak hanya dibuat hanya berdasarkan informasi sepihak dari orang tua
saja tetapi setidaknya informasi dari sekolah serta penderita harus melakukan pemeriksaan
meskipun saat pemeriksaan penderita tidak menunjukan tanda tanda hiperaktif, dengan
mempertimbangkan situasi dan kondisi saat pemeriksaan dan kemungkinan hal lain yang
mungkin menjadi pemicu terjadinya hiperaktivitas.
Pada beberapa kasus memerlukan pemeriksaan psikometrik dan evaluasi pendidikan , dan
hingga saat ini belum ada suatu standar pemeriksaan psikologis untuk hiperaktivitas. Ini
berarti pemeriksaan klinis haruslah diperhatikan dengan sangat teliti meskipun belum
ditemukan hubungan yang jelas antara jenis yang dilakukan dengan proses terjadinya
hiperaktifitas.
Pada saat mendiagnosa terkadang kita perlu memperhatikan kondisi lain yang hampir sama
dengan ADHD. Pastikan bahwa anak telah diperiksa kesehatannya oleh dokter sebelum kita
mendiagnosa anak tersebut.
1. Alergi Asma dab problem dengan pernapasan : Kesulitan bernapas dapat menggangu
konsentrasi si anak dan merupakan salah satu tanda ADHD.
2. Diabetes / Hypoglycemia : Kondisi sangat erat hubungannya dengan kadar gula dalam
darah yang bias menyebabkan perubahan perhatian dan aktivitas.
3. Problem Penglihatan atau pendengaran : Ketidak mampuan dalam melihat dan mendengar
dapat menimbulkan persoalan tingkah laku.
4. Anemia : dapat menyebabkan problema dan impulsive
5. Keracunan timah : menyebakan hiperaktif
6. Problem dengan susunan syaraf : misalnya epilepsy
7. Problem kejiwaan : Kadang kadang gejala stress , perasaan bosan belajar, depresi.
8. Problem dengan Tiroid : berdampak pada tidur, emosi dan aktifitas

G. Penanganan Hiperaktif
Melihat penyebab ADHD yang belum pasti terungkap dan adanya beberapa teori
penyebabnya, maka tentunya banyak sekali terapi atau cara dalam penanganannya sesuai
dengan landasan teori penyebabnya.
Ada satu hal yang perlu diketahui, bahwa tak ada penyembuhan ADHD, tetapi Ada tiga cara
menguranginya: Terapi/Obat, Lingkungan dan perubahan tingkah laku.
1. Dengan Terapi
a. Terapi Medikasi atau Farmakologi
Adalah penanganan dengan menggunakan obat- obatan. Terapi ini hendaknya hanya sebagai
penunjang dan sebagai kontrol terhadap kemungkinan timbulnya impuls impils hiperaktif
yang tidak terkendali. Sebelum digunakannya obat ini diagnosa ADHD haruslah ditegakkan
lebih dahulu dan pendekatan terapiokkupasi lainnya secara stimulan juga harus dilaksanakan.

b. Terapi Nutrisi
Adalah penanganan penderita diantaranya adalah keseimbangan diet karbonhidrat,
penanganan gangguan pencernaan (Intestinal Permeability or Leaky gut Syndrome),
penanganan alergi makanan atau reaksi simpang makanan lainnya.
c. Terapi Biomedis
Beberapa terapi biomedis dilakukan dengan suplemen nutrisi, defisiensi mineral, essential
Fatty Acids, gangguan metabolisme asam amino dan toksisitas Logam berat. Terapi yang
pernah diberikan terhadap penderita ADHD adalah terapi EEG Biofeed back, terapi herbal,
pengobatan homeopatik dan pengobatan tradisional Cina seperti akupuntur.
d. Terapi bermain
Terapi bermain sangat penting untuk mengembangkan keterampilan, kemampuan gerak ,
minat dan terbiasa dengan suasana kompetitif dan kooperatif dalam melakukan kegiatan
kelompok. Bermain juga dapat dipakai untuk sarana persiapan beraktivitas dan bekerja saat
dewasa.

2. Dengan Obat
a. Stimulan merupakan jenis obat yang paling banyak dipergunakan untuk ADHD. Dalam
kelompok ini terdapat Adderal/E, DextroStat/E, dan Ritalin/E. Stimulan bereaksi cepat dan
berefek sampinng ringan dan bias memberikan energi bagi mental anak dalam memusatkan
perhatian.
b. TCA ( Tri cyclic Antideppressant) sangat efektif dalam mengatasi suasana hati karena
merupakan jenis anti depresi, namun TCA bekerja lebih lambat dan beresiko dalam
penggunaannya.
c. Catapress (Clinidine) dulunya dipergunakan untuk pengobatan darah tinggi, bisa
dipergunakan untuk penderita ADHD hiperaktif dan impulsive tetapi belum mendapatkan
persetujuan dari FDA.

3. Lingkungan
a. Rumah: hal- hal yang perlu diperhatikan dirumah seperti pengaturan waktu, ruangan untuk
melakukan aktivitas , dan mungkin tempat untuk anak jika ingin menyendiri.
b. Sekolah: Hal hal yang perlu diperhatikan disekolah seperti ruang kelas, kerjasama dan
perhatian guru. Misalnya dengan membuatkan kartu yang berisi kegiatana anak dalam satu
hari beserta keterangan apakah ia sudah melakukannya dengan baik.
c. Teman: hal hal yang perlu diperhatikan dengan teman seperti mengawasi permaianannya,
misalnya mencari tahu apa yang akan ia mainkan dan berapa jumlah temannya. Untuk
menghindari agar anak berpasangan bawa teman tiga orang atau berjumlah ganjil. Ajarkan
kemampuan yang belum dikenal.

4. Perubahan Tingkah Laku


Ada tiga langkah untuk mengubah tingkah laku :
a. Uraikan masalah dengan cara positif : jangan menyebutkan persoalannya, tetapi kita
katakana apa yang kita inginkan, berikan contoh kelakuan yang baik.
b. Tentukan tujuan yang dapat dicapai dan ketika anda menguraikan masalah dengan cara
positif sebenarnya anda sudah menentukan tujuan yang ingin dicapai.
c. Bekerjalah sesuai dengan tujuan dan anak dengan ADHD akan memberikan reaksi jika
diberi penghargaan , pujian, atau hadiah. Berikan pujian sesering mungkin meski dia tidak
mencapai tujuan yang kita inginkan.

Anda mungkin juga menyukai