Anda di halaman 1dari 30

A.

Skenario

Ny.Ana membawa anaknya,Muna yang berusia 9 bulan ke Poli Anak di Rumah


Sakit, dokter menimbang berat badan, mengukur panjang badan, dan lingkar
kepala Muna. Dokter mencatat data tersebut pada Kartu KMSnya. Dari KMS
tersebut, dokter dapat memantau berat dan panjang badan Muna sejak lahir hingga
kini. Selain itu,Dokter juga mengamati aktivitas motorik, emosi, kemampuan
kognitif, dan psikososial Muna yang sudah mulai belajar berdiri dan belajar
berkata-kata. Dokter menyimpulkan Muna tidak mengalami gangguan tumbuh
kembang.
B.Klarifikasi Istilah

1.Poli anak
Merupakan poli spesialis anak-anak yang melayani pemeriksaan pada anak-anak
yang mengalami sakit maupun konsultasi dan penyediaan imunisasi bagi bayi
dan anak.
Keseluruhan pelayanan untuk bayi dan anak dalam memberikan konsultasi bagi
segala kelainan penyakit yang biasa diderita oleh bayi dan anak.
Poli adalah unit pelayanan kesehatan bersifat spesialis sesuai dengan bidang
masing-masing.
2.Berat badan
Merupakan ukuran pasti untuk menilai gizi manusia.
Ukuran tubuh dalam sisi beratnya dan ditimbang dengan pakaian minimal dan
tanpa perlengkapan.
Ukuran ini digunakan untuk deteksi dini gangguan kesehatan meliputi,kurus
sekali,kurus dan gemuk.
3.Panjang badan
Merupakan indikator untuk ukuran tubuh yang diukur dari ujung kaki
Umur 0-2 tahun : pengukuran dengan posisi berbaring
Umur 2 tahun ke atas : pengukuran dengan posisi berdiri.
4.Lingkar kepala
Mencerminkan volum intra cranial,kepala tidak tumbuh normal,otak tidak
berkembang.
5.Kartu KMS
Merupakan kartu yang memuat kurva pertumbuhan normal anak berdasarkan
indeks antropometri berat badan menurut umur.
Kartu yang digunakan untuk mencatat berat badan bayi dan anak balita. Setiap
kali ditimbang secara teratur pada tiap-tiap bulan.Berat badan yang dicantumkan
dalam bentuk titik (.) disebut titik berat badan. Titik tersebut dirangkai sehingga
membentuk grafik yang menunjukkan pertumbuhan anak tersebut.
Kartu yang memuat kurva pertumbuhan anak berdasarkan indeks antropometri berat
badan menurut umur yang dibedakan berdasarkan jenis kelamin.(Permenkes nomor :
155/menkes/per/i/2010)
Kartu yang memuat data pertumbuhan anak, yang dicatat setiap bulan dari sejak
lahir sampai berusia 5 tahun (Depkes Jawa Timur, 2005)
6.Emosi
Merupakan tindakan pergolakan pemikiran,perasaan dan nafsu.Misalnya marah,
nikmat,cinta,jengkel,malu dan takut.
Suatu gejala psikofisiologis yang berefek pada tingkah lau,persepsi dan sikap
yang bersifat singkat.
Suatu perasaan yang hebat dan menuntut untuk diungkapkan.
Emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan
biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Daniel
Goleman (2002 : 411).
Emosi dipengaruhi oleh lingkungan dan orang.e
7.Aktivitas motorik
Merupakan aktivitas manusia yang menunjukkan kegiatan.
Aktivitas control pergerakan badan.
Aktivitas motorik dibagi menjadi 2,yaitu :
1.Gerak Motorik Kasar
Melibatkan sebagian besar anggota tubuh dan membutuhkan tenaga yang
besar. Contohnya,berjalan,melompat.
2.Gerak Motorik Halus
Melibatkan otot-otot kecil,organ-organ tertentu serta koordinasinya cermat dan
membutuhkan tenaga yang kecil.
Contohnya meraih benda yang tinggi dan melihat benda dari lubang yang kecil.
8.Kemampuan kognitif
Merupakan tindakan yang mencakup mental dan aktivitas mental.
Proses berpikir menghubungkan dan menilai peristiwa yang berhubungan
dengan kecerdaan seseorang.
Kemampuan seseorang dalam mengumpulkan,memperoleh dan memahami
informasi
Faktor yang mempengaruhi kemampuan kognitif :
1.Lingkungan
2.Kematangan syaraf
3.Fisik
9.Psikososial
Merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antara
kondisi social seseorang dengan kesehatan mental atau emosional.
Setiap perubahan individu meliputi psikologi dan social serta ada hubungan
timbale balik.
Perkembangan yang berhubungan dengan pemahaman seseorang atas situasi
social di lingkungannya.
Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak :
1.Stimulasi
2.Motivasi belajar
3.Sebaya
10.Gangguan tumbuh kembang
Merupakan gangguan yang dialami oleh balita.Gangguan pertumbuhan di atas
atau dibawah normal.
Masalah yang timbul dalam tumbuh kembang anak misalnya pada fisik, motorik,
bahasa dan emosi.
C. Rumusan Masalah
1.Apa saja faktor yang mempengaruhi Berat Badan Bayi Lahir?
2.Bagaimana tahap Tumbuh Kembang Anak?
3.Bagaimana ukuran normal bayi yang sesuai?
4.Apa fungsi Kartu KMS?
5.Bagaimana cara menghitung Berat Badan?
6.Apa saja kebutuhan dasar anak?
7.Bagaimana upaya pencegahan gangguan Tumbuh Kembang Anak?
8.Faktor yang mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak?
9.Apa saja gangguan Tumbuh Kembang Anak?
10.Bagaimana aspek perkembangan meliputi kognitif dan motorik?
11.Bagaimana parameter Tumbuh dan Kembang?
12.Bagaimana peningkatan dan penurunan perkembangan?
13.Dimana dan kapan dapat KMS?
14.Bagaimana tahap perkembangan psikososial?
15.Bagaimana tahap perkembangan kognitif?
D.Pembahasan Rumusan Masalah
1.Faktor yang mempengaruhi berat badan bayi lahir :
A. Faktor Lingkungan Internal
1. Usia Ibu hamil
Kehamilan dibawah umur 20 tahun merupakan kehamilan berisiko tinggi,
2-4 kali lebih tinggi di bandingkan dengan kehamilan pada wanita yang
cukup umur. Pada umur yang masih muda, perkembangan organ-organ
reproduksi dan fungsi fisiologinya belum optimal. Selain itu semakin
muda usia ibu hamil, maka anak yang dilahirkan akan semakin ringan.
Kehamilan diatas usia 35 tahun juga tidak dianjurkan, mengingat mulai
usia ini sering muncul penyakit seperti hipertensi, tumor jinak peranakan,
atau penyakit degeneratif pada persendian tulang belakang dan
panggul.Dalam proses persalinan sendiri, kehamilan di usia lebih ini akan
menghadapi kesulitan akibat lemahnya kontraksi rahim serta sering timbul
kelainan pada tulang panggul tengah. Mengingat bahwa faktor umur
memegang peranan penting terhadap derajat kesehatan dan kesejahteraan
ibu hamil serta bayi, maka sebaiknya merencanakan kehamilan pada usia
antara 20-30 tahun.

2. Jarak Kehamilan/Kelahiran
Menurut anjuran yang dikeluarkan oleh badan koordinasi keluarga
berencana(BKKBN) jarak kelahiran yang ideal adalah 2 tahun atau lebih,
kerena jarak kelahiran yang pendek akan menyebabkan seorang ibu belum
cukup untuk memulihkan kondisi tubuhnya setelah melahirkan
sebelumnya.
3. Paritas
Paritas secara luas mencakup gravida/jumlah kehamilan, prematur / jumlah
kelahiran, dan abortus / jumlah keguguran. Sedang dalam arti khusus yaitu
jumlah atau banyaknya anak yang dilahirkan. Paritas dikatakan tinggi bila
seorang ibu / wanita melahirkan anak ke empat atau lebih. Seorang wanita
yang sudah mempunyai tiga anak dan terjadi kehamilan lagi keadaan
kesehatannya akan mulai menurun, sering mengalami kurang darah
(anemia), terjadi perdarahan lewat jalan lahir dan letak bayi sungsang
ataupun melintang.

4. Kadar Hemoglobin (Hb)


Kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil sangat mempengaruhi berat bayi yang
dilahirkan. Anemia pada ibu hamil akan menambah risiko mendapatkan
bayi berat lahir rendah (BBLR). Hal ini disebabkan karena kurangnya
suplai darah nutrisi akan oksigen pada placenta yang akan berpengaruh
pada fungsi plesenta terhadap janin.

5. Status Gizi Ibu Hamil


Gizi ibu hamil menentukan berat bayi yang dilahirkan. Pengukuran
antropometri merupakan salah satu cara untuk menilai status gizi ibu
hamil. Ukuran antropometri ibu hamil yang paling sering digunakan
adalah kenaikan berat badan ibu hamil dan ukuran lingkar lengan atas
(LLA) selama kehamilan.Sebagai ukuran sekaligus pengawasan bagi
kecukupan gizi ibu hamil bisa dilihat dari kenaikan berat badannya. Ibu
yang kurus dan selama kehamilan disertai penambahan berat badan yang
rendah atau turun sampai 10 kg, mempunyai resiko paling tinggi untuk
melahirkan bayi dengan BBLR. Sehingga ibu hamil harus mengalami
kenaikan berat badan berkisar 11-12,5 Kg atau 20% dari berat badan
sebelum hamil.Sedang Lingkar Lengan Atas (LLA) adalah antropometri
yang dapat menggambarkan keadaan status gizi ibu hamil dan untuk
mengetahui resiko Kekurangan Energi Kalori (KEK) atau gizi kurang. Ibu
yang memiliki ukuranLingkar Lengan Atas (LLA) di bawah 23,5 cm
berisiko melahirkan bayi BBLR. Pengukuran LLA lebih praktis untuk
mengetahui status gizi ibu hamil karena alat ukurnya sederhana dan mudah
dibawa kemana saja, dan dapat dipakai untuk ibu dengan kenaikan berat
badan yang ekstrim.

6. Penyakit Saat Kehamilan


Penyakit pada saat kehamilan yang dapat mempengaruhi berat bayi lahir
diantaranya adalah Diabetes melitus (DM), cacar air, dan penyakit infeksi
TORCH.Penyakit DM adalah suatu penyakit dimana badan tidak sanggup
menggunakan gula sebagaimana mestinya, penyebabnya adalah pankreas
tidak cukup produksi insulin / tidak dapat gunakan insulin yang ada.
Akibat dari DM ini banyak macamnya diantaranya adalah bagi ibu hamil
bisa mengalami keguguran, bayi lahir mati, bayi mati setelah lahir
(kematian perinatal) karena bayi yang dilahirkan terlalu besar, menderita
edem dan kelainan pada alat tubuh bayi. Penyakit infeksi TORCH adalah
jenis penyakit infeksi yaitu Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan
Herpes. Bisa juga mengakibatkan berat bayi tidak normal,
keterbelakangan mental, hepatitis, radang selaput otak, radang iris mata,
dan beberapa jenis penyakit lainnya.

B. Faktor Lingkungan Eksternal


1. Faktor lingkungan yang meliputi kebersihan dan kesehatan lingkungan
sertaketinggian tempat tinggal.
2. Faktor ekonomi dan sosial meliputi jenis pekerjaan, tingkat pendidikan
danpengetahuan ibu hamil.

2.Tahap-tahap Tumbuh Kembang Anak


1.Masa Prenatal (prenatal predict)
a.Masa zigot/mudigah : konsepsi sampai 2 minggu
b.Masa embrio : 2 minggu-8/12 minggu
c.Masa janin/fetus : 9/12 minggu-lahir
 Masa fetus dini : 9 minggu-trimester ke-2
 Masa fetus lanjut : trimester akhir kehamilan
2.Masa bayi : usia 0-1 tahun
a.Masa neonatal : usia 0-28 hari
 Masa neonatal dini : 0-7 hari
 Masa neonatal lanjut :8-28 hari
b.Masa pascaneonatal :29 hari-12/15 bulan
3.Masa anak dini (toddlerhood) : usia 1-3 tahun
4.Masa pra sekolah : usia 3-6 tahun
5.Masa sekolah : usia 6-18/20 tahun
a.Masa praremaja : usia 6-11 tahun
b.Masa remaja
 Masa remaja dini : 11-13 tahun
 Masa remaja pertengahan : 14-17 tahun
 Masa remaja lanjut : 17-20 tahun
Umur Golden Age (0-5 tahun) diberikan stimulus dan gizi yang terbaik. Sebagai
diagnosis dini sehingga menurunkan resiko gangguan Tumbuh Kembang Anak.
3.Ukuran normal bayi sesuai usia
Proporsi untuk kepala :
 Janin 2 bulan = 1 : 1 dari seluruh badan
 Janin 5 bulan = 1 : 3 dari seluruh badan
 Neonatus = 1 : 4 dari seluruh badan
 2 tahun = 1 : 5 dari seluruh badan
 6 tahun = 1 : 6 dari seluruh badan
 12 tahun = 1 : 7 dari seluruh badan
 Dewasa = 1 : 8 dari seluruh badan
Gigi :
2 gigi di bawah dan 2 gigi di atas
 5-9 bln = muncul pertama
 1 thn = 6-8 gigi susu
 2 thn = 14-16 gigi susu (+8)
 2,5 th: 20 gigi susu
 Erupsi Gigi
o Molar pertama 6-7 tahun
o Insisor 7-9 tahun
o Premolar 9-11 tahun
o Kaninus 10-12 tahun
o Molar Kedua 12-16 tahun
o Molar Ketiga 17-25 tahun
Berat badan :
a.Lahir = 3 kg
5 bulan = 2 x BB lahir = 2 x 3 = 6 kg
1 tahun = 3 x BB lahir = 3 x 3 = 9 kg
2 tahun = 4 x BB lahir = 4 x 3 = 12 kg
b.Lahir = 3,2 kg
3-12 bulan = (umur dalam bulan) + 9
2
1-6 tahun = (umur(tahun)x2) + 8

6-12 tahun = (umur(tahun) x 7) - 5


2

Tinggi badan
a.Lahir = 50 cm
1 tahun = 1,5 x TB Lahir
4 tahun = 1,5 x TB lahir
6 tahun = 1,5 x TB 1 tahun
13 tahun = 3 x TB Lahir
Dewasa = 3,5 x TB Lahir
4.Fungsi Kartu KMS
1. Alat untuk memantau pertumbuhan. Sebagaimana penjelasan sebelumnya,
bahwa KMS memuat kurva pertumbuhan seorang anak berdasarkan jenis
kelamin, umur dan berat badan anak. Normal tidaknya pertumbuhan
seorang anak dapat di ketahu hanya melihat trend grafik/kurva yang
terdapat pada KMS.
2. Sebagai catatan pelayanan kesehatan anak. Salah satu informai tambahan
yang bisa anda peroleh dari KMS adalah pelayanan kesehatan yang telah
di peroleh si anak, misalnya catatan imunisasi, pemberian Kapsul Vitamin
A serta pemberian ASI Eksklusif.
3. Sebagai alat edukasi. Kader posyandu atau petugas kesehatan bisa
langsung memberikan edukasi kepada ibu, dengan melihat kurva
pertumbuhan si anak setelah dilakukan pengukuran berat badan.
Dalam pertumbuhan :
1.Penilaian pertumbuhan secara teratur
2.Menindaklanjuti gangguan kesehatan
Bagi orang tua,memudahkan memantau pertumbuhan anak
Bagi petugas kesehatan, sebagai media efektif untuk mengetahui pelayanan
kesehatan apa saja yang sudah diberikan pada anak.
Bagi kader,sebagai media penyuluhan kepada masyarakat.
5.Cara menghitung Berat Badan
6.Kebutuhan dasar anak
1. Kebutuhan fisik-biomedis (”ASUH”)
Meliputi:
- pangan/gizi
- perawatan kesehatan dasar: imunisasi, pemberian ASI,
penimbangan yang teratur, pengobatan
- pemukiman yang layak
- kebersihan perseorangan, sanitasi lingkungan
- pakaian
- rekreasi, kesegaran jasmani
- dll
2. Kebutuhan emosi/kasih sayang (”ASIH”)
Kasih sayang dari orang tua akan menciptakan ikatan yang erat dan
kepercayaan dasar untuk menjamin tumbuh kembang yang selaras baik
fisik, mental, atau psikososial.
3. Kebutuhan akan stimulasi mental (”ASAH”)
Stimulasi mental mengembangkan perkembangan kecerdasan,
kemandirian, kreativitas, agama, kepribadian, moral-etika, produktivitas
dan sebagainya.
7.Upaya pencegahan Gangguan Tumbuh Kembang Anak
1.Deteksi dini
a. Pertumbuhan : status gizi dan mengetahui makrochepali dan mikrochepali
b. Perkembangan : dalam system indra
c. Mental emosi misalnya autism
2.Disfungsi secara integrasi
3.Terapi
8.Faktor yang mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak
A. Faktor dalam (internal)
 Ras/etnik atau bangsa
Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika, maka ia tidak memiliki
faktor herediter ras/bangsa Indonesia atau sebaliknya.
 Keluarga
Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh yang tinggi,
pendek, gemuk atau kurus.
 Umur
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun
pertama kehidupan dan masa remaja.
 Jenis Kelamin
Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada
laki-laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-
laki akan lebih cepat.
 Genetik
Faktor genetic (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi
anak yang akan menjadi cirri khasnya. Faktor genetic merupakan modl
dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui
instruksi yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi dapat
ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas
dan kecepatan pmbelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap
rangsangan, umur pubertas, berhentinya pertumbuhan tulang. Potensi
genetic yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan
secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal. Gangguan
pertumbuhan di negara maju lebih sering diakibatkan oleh faktor genetic
ini.
 Kelainan Kromosom
Banyak penyakit keturunan yang disebabkan oleh kelainan kromosom,
seperti; sindrom Down, sindrom Turner, dll.
B.Faktor Luar (eksternal)
 Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau
tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan
memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik
akan menghambatnya. Lingkungan ini merupakan bio-fisiko-psiko-sosial
yang mempengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi ssampai
akhir hayatnya.
 Faktor Prenatal
 Gizi
Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu
sedang hamil, lebih sering menghasilkan bayi BBLR (berat badan lahir
rendah) atau lahir mati dan sering menyebabkan cacat bawaan. Disamping
itu dapat pula menyebabkan hambatan pertumbuhan otak janin, anemia
pada bayi baru lahir, bayi baru lahir mudah terkena infeksi, abortus dan
sebagainya.
anak yang lahir dari ibu yang gizinya kurang dan hidup di lingkungan
miskin maka akan mengalami kurang gizi dan mudah terkena infeksi dan
selanjutnya akan menghasilkan wanita dewasa yang berat dan tinggi
badannya kurang pula. Keadaan ini merupakan lingkaran setan yang akan
beruang dari generasi ke generasi selama kemiskinan tersebut tidak
ditanggulangi.
 Mekanis
Mekanis (pita amniotik, ektopia, posisi fetus yang abnormal, trauma,
oligohidrmnion). Faktor mekanis seperti posisi fetus yang abnormal dan
oligohidramnion dapat menyebabkan kelainan kongenital seperti clubfoot,
mikrognatia dan kaki bengkok. Kelainan ini tidak terlalu berat karena
mungkin terjadi pada masa kehidupan intrauterin akhir. Implantasi ovum
yang salah, yang juga dianggap faktor mekanis dapat mengganggu gizi
embrio dan berakibat gangguan pertumbuhan.
 Toksin/Zat Kimia
Beberapa obat-obatanThalidomide, phenitoin, methadone, obat-obat anti
kanker dan lain sebagainya dapat menyebabkan kelainan bawaan.
demikian pula dengan ibu hamil yang perokok berat/peminum alcohol
kronis sering melahirkan bayi berat lahir rendah, lahir mati, cacat, atau
retradasi mental.
 Endokrin
Bayi yang lahir dari ibu yang menderita diabetes melitus sering
menunjukkan kelainan berupa makrosomia, kardiomegali dan hiperplasia
adrenal. Hiperplasia pulau Langerhans akan mengakibatkan hipoglikemia.
Umur rata-rata ibu yang melahirkan anak mongoloid dan kelainan lain
umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan umur ibu yang melahirkan
anak normal. Ini mungkin disebabkan oleh kelainan beberapa endrokin
dalam tubuh ibu yang meningkat pada umur lanjut, walaupun faktor lain
yang bukan endokrin juga ikut berperan.
 Radiasi
Paparan radium dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada
janin seperti mikrosefali, spina bifida, retradasi mental, dan deformitas
anggota gerak kelainan congenital mata, kelainan jantung.
 Infeksi
Infeksi pada Trimester pertama dan kedua adalah oleh TORCH
(Toksoplasma, Rubella, Sitomegalo viris, Herpes Simpleks) dapat
menyebabkan kelainan pada janin, misalnya katarak, bisu tuli, mikrosefali,
retradasi mental dan kelainan jantung congenital.
 Kelainan Imunologi
Eritroblastosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara
janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibody terhadap sel daarah merah
janin, kemudian melalui plasenta masuk ke dalam peredarahan darah janin
dan akan menyebabkan hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan
hiperbilirubinemia dan Kern icterus yang akan menyebabkan kerusakan
jaringan otak.
 Anoksia Embrio
Anoksia embrio (gangguan fungsi plasenta) Keadaan anoksia pada embrio
dapat mengakibatkan pertumbuhannya terganggu.
 Psikologi Ibu
Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan kekerasan pada ibu hami dan
lain-lain.
 Faktor Persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapt
menyebabkan jaringan otak.
 Faktor Post-natal
 Gizi
Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat.
 Penyakit Kronis/kelainan congenital
Tuberkulosos, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan retradasi
pertumbuhan jasmani.
 Lingkungan Fisik dan Kimia
Lingkungan sering disebut melieu adalah tempat anak tersebut hidup yang
berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider). Sanitasi
lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar
radioaktif, zat kimia tertentu (Pb, Mercuri, rokok, dll) mempunyai dampak
yang negatif terhadap pertumbuhan anak.
 Psikologis
Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak
dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan, akan
mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
 Endokrin
Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid akan menyebabkan
anak mengalami hambatan pertumbuhan.
 Sosio-ekonomi
Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan
lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan menghambat pertumbuhan
anak.
 Lingkungan pengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sangat mempengaruhi
tumbuh kembang anak.
 Stimulasi
Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi khususnya dalam
keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan
ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak. Anak yng mendapat
stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang
dibandingkan dengan anak yang kurang.tidak mendapat stimulasi.
 Obat-obatan
Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat pertumbuhan,
demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan
saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi hormon pertumbuhan.
9.Gangguan Tumbuh Kembang Anak
A. Speech Delay (Keterlambatan Kemampuan Bicara)
Speech Delay adalah kegagalan mengembangkan kemampuan berbicara pada
anak, yang diharapkan bisa dicapai pada usianya. Dengan kata lain,
perkembangan anak (dalam hal bicara) tertinggal beberapa bulan dari teman-
teman seusianya.
B. Keterlambatan Kemampuan Berjalan
Rentang kemampuan anak bisa berjalan tanpa bantuan berada dalam usia 8 bulan
sampai dengan 18 bulan. Bila anak berumur lebih dari 18 bulan belum bisa
berjalan, baru dikategorikan ‘delay’ atau terlambat, sehingga diperlukan
intervensi. Jadi, anak usia 15 bulan yang belum bisa berjalan, dinyatakan “belum
siap”, bukan dianggap terlambat, karena rentang toleransinya cukup panjang.
Namun jangan menganggap remeh dengan kondisi tersebut. Lebih baik Anda
melakukan deteksi awal mengenai “keterlambatan” tersebut supaya bisa
diantisipasi dan dicari jalan keluarnya.
C. Autisme
Istilah autisme berasal dari kata “Autos” yang berarti diri sendiri dan “isme” yang
berarti suatu aliran, sehingga dapat diartikan sebagai suatu paham tertarik pada
dunianya sendiri. Autisme merupakan gangguan perkembangan yang kompleks
yang umumnya muncul sebelum usia tiga tahun sebagai hasil dari gangguan
neurologis yang mempengaruhi fungsi normal otak. Gangguan ini mempengaruhi
perkembangan dalam area interaksi sosial dan keterampilan komunikasi
10.Aspek perkembangan
1. Perkembangan motorik
Yang dimaksud dengan perkembangan fisik adalah perubahan – perubahan
pada tubuh, otak, kapasitas sensorik dan keterampilan motorik (Papalia &
Olds, 2001). Perubahan pada tubuh/fisik ditandai dengan pertambahan tinggi
dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ seksual
dan fungsi reproduksi. Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh kanak-kanak
yang cirinya adalah pertumbuhan menjadi tubuh orang dewasa yang cirinya
adalah kematangan. 4 aspek perkembangan fisik menurut Kuhlen dan
Thompson (Hurlock, 1956) antara lain sebagai berikut :

a. Sistem syaraf (perkembangan kecerdasan dan emosi)


b. Otot – otot (kekuatan dan kemampuan gerak motorik)
c. Kelenjar Endokrin (perubahan – perubahan pola tingkah laku baru)
d. Struktur fisik/tubuh (perubahan tinggi, berat, dan proporsi)

Merupakan proses tumbuh kembang kemampuan gerak anak. Gerakan ini hasil
interaksi kompleks dari berbagai sistem tubuh yang dikontrol otak.

a. Perkembangan motorik kasar.


Gerakan motorik kasar ialah gerakan yang melibatkan sebagian besar dari
kegiatan tubuh dan biasanya memerlukan tenaga karena dilakukan oleh otot-
otot besar. Perkembangan ini dipengaruhi oleh proses kematangan anak
sehingga mengakibatkan laju perkembangan tiap anak berbeda-beda.
Perbedaan ini dikarenakan kematangan tiap anak tidaklah sama. Misalnya:
duduk tanpa dibantu, merangkak, bangkit, dan berdiri tanpa dibantu, berlari
dan melompat.
b. Perkembangan motorik halus.
Yaitu gerakan yang dilakukan oleh bagian-bagian tubuh tertentu saja dan
dilakukan oleh otot-otot kecil. Biasanya tidak begitu memerlukan tenaga, tetapi
memerlukan koordinasi yang cermat. Perkembangan ini dipengaruhi oleh
kesempatan anak untuk belajar dan berlatih.
Misalnya: menjangkau, mencekam, memasukan benda ke mulut, mengenal
benda dengan menggunakan jempol dan satu jari, memindahkan benda dari
tangannya, menulis, menggunting, menyusun balok dan lainnya.

2. Perkembangan Komunikasi
Perkembangan komunikasi dibagi menjadi 2 yaitu
a. Perkembangan komunikasi pasif.
Yaitu kemampuan anak untuk mengerti isyarat dalam pembicaraan dan
komunikasinya dengan orang lain. Misalnya: menengok ke arah sumber bunyi,
menghentikan kegiatan kalau mendengar ada kata perintah, memberikan reaksi
yang berbeda terhadap macam-macam jenis suara, dan lainnya.
b. Perkembangan komunikasi aktif.
Yaitu kemampuan anak untuk mengungkapkan keinginan dan perasaan dalam
bentuk kata-kata. Misalnya, membuat bunyi-bunyi seperti tangisan,
mengulangi bunyi (mengoceh) kalau sedang sendiri atau diajak bicara,
mencoba meniru bunyi menurut kemampuan anak, dan lainnya.

3. Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif ini nampak pada kemampuan dalam menerima,
mengolah, dan memahami informasi-informasi yang sampai. Berkaitan dengan
perkembangan berbahasa (lisan dan isyarat), memahami kata dan berbicara.
Menurut PIAGET perkembangan ini dibagi dalam 4 tahap:
a. Sensori Motor (usia 0-2 tahun)
Dalam tahap ini perkembangan panca indra sangat berpengaruh dalam diri
anak. Keinginan terbesarnya adalah keinginan untuk menyentuh/memegang,
karena didorong oleh keinginan untuk mengetahui reaksi dari perbuatannya.
Dalam usia ini mereka belum mengerti akan motivasi dan senjata terbesarnya
adalah menangis.
b.
ra-operasional (usia 2-7 tahun)
Pada usia ini anak menjadi 'egosentris', sehingga berkesan 'pelit', karena ia
tidak bisa melihat dari sudut pandang orang lain. Anak tersebut juga memiliki
kecenderungan untuk meniru orang di sekelilingnya. Meskipun pada saat
berusia 6-7 tahun mereka sudah mulai mengerti motivasi, namun mereka tidak
mengerti cara berpikir yang sistematis .
c.
perasional Kongkrit (usia 7-11 tahun)
Saat ini anak mulai meninggalkan 'egosentris'-nya dan dapat bermain dalam
kelompok dengan aturan kelompok (bekerja sama). Anak sudah dapat
dimotivasi dan mengerti hal-hal yang sistematis.Namun dalam menyampaikan
berita Injil harus diperhatikan penggunaan bahasa
d.
perasional Formal (usia 11 tahun ke atas)
Pengajaran pada anak pra-remaja ini menjadi sedikit lebih mudah, karena
mereka sudah mengerti konsep dan dapat berpikir, baik secara konkrit maupun
abstrak, sehingga tidak perlu menggunakan alat peraga. Namun kesulitan baru
yang dihadapi guru adalah harus menyediakan waktu untuk dapat memahami
pergumulan yang sedang mereka hadapi ketika memasuki usia pubertas.
4. Perkembangan psikoseksual
Ada 6 tahap perkembangan psikoseksual (menurut Sigmud Freud) :
a. Fase Oral (0-1 tahun)
 Rasa nikmat terletak pada mulut
 Semua benda dimasukkan ke mulut
b. Fase Anal (1-3 tahun)
 Rasa nikmat di sekitar dubur
 Merasakn nikmat bila sedang BAB
c. Fase Uretral
 Fase transisi anal-falik
 Merasa nikmat bila BAK
d. Fase Falik (3-6 tahun)
 Merasa nikmat bila memainkan alat kelaminnya
 Merupakan dasar terbentuknya identitas gender
e. Fase Laten (7-12 tahun)
 Laten = tempat nikmat tidak ada
 Pematangan fungsi ego dan menutup fase falik
f.Fase Genital (12 tahun ke atas)
 Tempat nikmat pada alat kelamin
 Merasakan nikmat bila berhubungan seks atau masturbasi
5. Perkembangan Kecerdasan
Kecerdasan ini mengandung makna kemampuan daya ingat, daya tangkap
seorang anak pada umur tertentu. Anak yang pandai akan cepat tanggap dalam
membandingkan dan membedakan ide. Kemampuan kecerdasan anak ini,
apabila tidak terlaksana pada waktunya, akan menimbulkan kesukaran pada
diri anak. Misalnya: mengikuti benda bergerak dengan mata, mengikuti
gerakan dan perbuatan, mengenal orang berbeda-beda, memberikan reaksi pada
orang yang belum dikenal dengan menangis atau menatap terus-menerus, dan
lainnya.
6. Perkembangan Emosi
Perkembangan pada aspek ini meliputi kemampuan anak untuk mencintai;
merasa nyaman, berani, gembira, takut, dan marah; serta bentuk-bentuk emosi
lainnya. Pada aspek ini, anak sangat dipengaruhi oleh interaksi dengan
orangtua dan orang-orang di sekitarnya. Emosi yang berkembang akan sesuai
dengan impuls emosi yang diterimanya. Misalnya, jika anak mendapatkan
curahan kasih sayang, mereka akan belajar untuk menyayangi. Pengaruh emosi
terhadap perilaku dan perubahan fisik individu :

a. Memperkuat semangat bila merasa senang atas suatu keberhasilan.


b. Melemahkan semangat apabila timbul rasa kekecewaan karena suatu
kegagalan.
c. Menghambat atau mengganggu konsentrasi belajar apabila individu dalam
keadaan gugup.
d. Terganggu penyesuaian sosial apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati

Umur Umur ekspresi emosi

0 – 1 bulan Senyuman sosial

3 bulan Senyuman kesenangan

3 – 4 bulan Kehati-hatian

4 bulan Kelurahan

4 – 7 bulan Kegembiraan, kemarahan

5 – 9 bulan Ketakutan

18 bulan Malu

7. Perkembangan Attachment
Attachment adalah sebuah istilah yang pertama kali diperkenalkan oleh J.
Bowlby tahun 1958 untuk menggambarkan pertalian atau ikatan antara ibu dan
anak. Kebanyakan ahli psikologi perkembangan mempercayai bahwa
attachment pada bayi merupakan dasar utama bagi pembentukan kehidupan
sosial anak di kemudian hari. Menurut J. Bowlby, pentingnya attachment
dalam tahun pertama kehidupan bayi adalah karena bayi dan ibunya secara
naluriah memiliki keinginan untuk membentuk suatu keterikatan. Ada 4 tahap
perkembangan attachment pada bayi :
 Tahap indiscriminate sosibility (0-2 bulan),
Bayi tidak membedakan antara orang- orang dan merasa senang dengan atau
menerima dengan senang orang yang dikenal dan yang tidak dikenal.
 Tahap attachment is the makin (2-7 bulan),
Bayi mulai mengakui dan menyukai orang-orang yang dikenal, tersenyum pada
orang yang lebih dikenal.
 Tahap specific, clear-cut attachment (7-24 bulan),
Bayi telah mengembangkan keterikatan dengan ibu atau pengasuh pertama
lainnya dan akan berusaha untuk senantiasa dekat dengannya, akan menangis
ketika berpisah dengannya.
 Tahap goal-c0oordination partenerships (24- seterusnya)
Bayi merasa lebih aman dalam berhubungan dengan pengasuh pertama, bayi
tidak merasa sedih selama berpisah dengan ibunya atau pengasuh pertamanya
dalam jangka waktu yang lama.
11.Parameter Tumbuh Kembang Anak
1. Aspek sosial personal, merupakan aspek yang berhubungan kemampuan
mandiri, sosialisasi dan interaksi dengan lingkungan. Aspek tersebut
meliputi kepribadian, konsep dirinya terpisah dari orang lain,
perkembangan individual, percaya diri dan mengkritik diri sendiri;
2. Aspek motorik halus, merupakan ketrampilan penting yang ditujukkan
oleh kemampuan manusia untuk berinteraksi dan belajar dari pengalaman
untuk menciptakban aktifitas baru, merupakan nonverbal intelegensia yang
dapat diukur. Misalnya kemampuan adalah konsep dari angka,
matematika, dan pengetahuan;
3. Aspek motorik kasar, merupakan aspek yang berhubungan dengan
pergerakan dan sikap tubuh serta melibatkan otot-otot besar. Arah
perkembangan motorik adalah dari umum ke spesifik atau dari
kemampuan gerakan motorik kasar ke motorik halus; dan
4. Aspek bahasa dan bicara. Otak bayi telah disiapkan dengan baik untuk
belajar bahasa sejak dia dilahirkan. Setelah lahir bayi sudah dapat
mengetahui perbedaan suara yang digunakan.

12.Peningkatan dan penurunan perkembangan


Peningkatan perkembangan :
1.Nutrisi yang memadai
2.Energi cukup
3.Cerdas
4.Lingkungan yang baik untuk belajar
5.Tuntunan orang tua dan guru
6.Motivasi dan kreativitas
Penurunan perkembangan :
1.Tidak ada atau kurangnya motivasi
2.Takut untuk menjadi beda
3.Gangguan fisik anak

13.Tempat dan waktu mendapatkan KMS


Di Posyandu,Puskesmas dan Poli Anak
Kunjungan ke Posyandu setiap bulan. Terdapat 5 meja :
Meja 1 : Menyerahkan kartu KMS
Meja 2 : Mengukur Tinggi badan dan Berat badan
Meja 3 : Pencatatan
Meja 4 : Imunisasi
Meja 5 : Penyuluhan
Meja 1-4 dilakukan oleh Kader
Meja 5 dilakukan oleh Bidan/Petugas Kesehatan
14.Kesalahan dalam menginterpetasikan Tumbuh Kembang
1.Melihat aspek lain
2.Anak autis sering dianggap anak yang manis
3.Bahasa
15.Tahap perkembangan psikososial
Terdapat 8 jenis tahap-tahap perkembangan psikososial Erickson.
Psikososial Tahap 1
Trust vs Mistrust (kepercayaan vs kecurigaan)
Tahap ini berlangsung pada masa oral, pada umur 0-1 tahun atau 1,5 tahun
(infancy).
Bayi pada usia 0-1 tahun sepenuhnya bergantung pada orang lain, perkembangan
rasa percaya yang dibentuk oleh bayi tersebut berdasarkan kesungguhan &
kualitas penjaga (yang merawat) bayi tersebut. Apabila bayi telah berhasil
membangun rasa percaya terhadap si penjaga, dia akan merasa nyaman &
terlindungi di dalam kehidupannya. Akan tetapi, jika penjagaannya tidak stabil &
emosi terganggu dapat menyebabkan bayi tersebut merasa tidak nyaman dan tidak
percaya pada lingkungan sekitar.
Kegagalan mengembangkan rasa percaya menyababkan bayi akan merasa takut
dan yakin bahwa lingkungan tidak akan memberikan kenyamanan bagi bayi
tersebut, sehingga bayi tersebut akan selalu curiga pada orang lain.
Psikososial Tahap 2
Otonomi vs perasaan malu dan ragu-ragu.
Tahap ini merupakan tahap anus-otot (anal/mascular stages), masa ini disebut
masa balita yang berlangsung mulai usia 1-3 tahun (early childhood).
Pada masa ini anak cenderung aktif dalam segala hal, sehingga orang tua
dianjurkan untuk tidak terlalu membatasi ruang gerak serta kemandirian anak.
Namun tidak pula terlalu memberikan kebebasan melakukan apapun yang dia
mau.
Pembatasan ruang gerak pada anak dapat menyebabkan anak akan mudah
menyerah dan tidak dapat melakukan segala sesuatu tanpa bantuan orang lain.
Begitu pun sebalikny, jika anak terlalu diberi kebebasan mereka akan cenderung
bertindak sesuai yang dia inginkan tanpa memperhatikan baik buruk tindakan
tersebut. Sehingga orang tua dalam mendidik anak pada usia ini harus seimbang
antara pemberian kebebasan dan pembatasan ruang gerak anak. Karena dengan
cara itulah anak akan bisa mengembangkan sikap kontrol diri dan harga diri.
Psikososial Tahap 3
Inisiatif vs kesalahan
Tahap ini dialami pada anak saat usia 4-5 tahun (preschool age)
Anak-anak pada usia ini mulai berinteraksi dengan lingkungak sekitarnya
sehingga menimbulkan rasa ingin tahu terhadap segala hal yang dilihatnya.
Mereka mencoba mengambil banyak inisiatif dari rasa ingin tahu yang mereka
alami. Akan tetapi bila anak-anak pada masa ini mendapatkan pola asuh yang
salah, mereka cenderung merasa bersalah dan akhirnya hanya berdiam diri. Sikap
berdiam diri yang mereka lakukan bertujuan untuk menghindari suatu kesalahan-
kesalahan dalam sikap maupun perbuatan.
Psikososial Tahap 4
Kerajinan vs inferioritas
Tahap ini merupakan tahp laten usia 6-12 tahun (school age) ditingkat ini anak
mulai keluar dari lingkungan keluarga ke lingkungan sekolah sehingga semua
aspek memiliki peran misal orang tua harus selalu mendorong, guru harus
memberi perhatian, teman harus menerima kehadirannya. Pada usia ini anak
dituntut untuk dapat merasakan bagaimana rasanya berhasil melalui tuntutan
tersebut. Anak dapat mengembangkan sikap rajin, jika anak tidak dapat meraih
sukses karena mereka merasa tidak mampu (infieoritas), anak dapat
mengembangkan sikap rendah diri. Sebab itu, peranan orang tua maupun guru
sangat penting untuk memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan anak pada usia
ini usaha yang sangat baik pada tahap ini adalah dengan mengembangkan kedua
karakteristik yang ada. Dengan begitu ada nilai positif yang dapat dipetik dan
dikembangkan dalam diri setiap pribadi yakni kompetensi.
Psikososial Tahap 5
Identitas vs kekacauan identitas
Tahap ini merupakan tahap adolense (remaja), dimulai pada saat masa puber dan
berakhir pada usia 12-18 tahun/anak. Di dalam tahap ini lingkup lingkungan
semakin luas, tidak hanya di lingkungan keluarga atau sekolah, namun juga di
masyarakat. Pencarian jati diri mulai berlangsung dalam tahap ini. Apabila
seorang remaja dalam mencari jati dirinya bergaul dengan lingkungan yang baik
maka akan tercipta identitas yang baik pula. Namun sebaliknya, jika remaja
bergaul dalam lingkungan yang kurang baik maka akan timbul kekacauan
identitas pada diri remaja tersebut.
Psikososial Tahap 6
Keintiman vs isolasi
Tahap ini terjadi pada masa dewasa awal (young adult), usia sekitar 18/20-30
tahun. Dalam tahap ini keintiman dan isolasi harus seimbang untuk memunculkan
nilai positif yaitu cinta. Cinta yang dimaksud tidak hanya dengan kekasih
melainkan cinta secara luas dan universal (misal pada keluarga, teman, sodara,
binatang, dll).
Psikososial Tahap 7
Generatifitas vs stagnasi
Masa dewasa (dewasa tengah) ditempati oleh orang-orang yang berusia yang
berusia sekitar 20 tahunan sampai 55 tahun (middle adult). Dalam tahap ini juga
terdapat salah satu tugas yang harus dicapai yaitu dapat mengabdikan diri guna
mencapai keseimbangan antara sifat melahirkan sesuatu (generatifitas) dengan
tidak melakukan apa-apa (stagnasi). Harapan yang ingin dicapai dalam masa ini
adalah terjadinya keseimbangan antara generatifitas dan stagnasi guna
mendapatkan nilai positif yaitu kepedulian. Ritualisasi dalam tahap ini meliputi
generational dan otoritisme. Generational merupakan interaksi yang terjalin baik
antara orang-orang dewasa dengan para penerusnya. Sedangkan otoritisme
merupakan interaksi yang terjalin kurang baik antara orang dewasa dengan para
penerusnya karena adanya aturan-aturan atau batasan-batasan yang diterapkan
dengan paksaan.
Psikososial Tahap 8
Integritas vs keputus asaan
Tahap ini merupakan tahap usia senja (usia lanjut). Ini merupakan tahap yang sulit
dilewati karena orang pada masa ini cenderung melakukan introspeksi diri.
Mereka akan memikirkan kembali hal-hal yang telah terjadi pada masa
sebelumnya, baik itu keberhasilan maupun kegagalan. Jika dalam masa
sebelumnya orang tersebut memiliki integritas yang tinggi dalam segala hal dan
banyak mencapai keberhasilan maka akan menimbulkan kepuasan di masa senja
nya. Namun sebaliknya, jika orang tersebut banyak mengalami kegagalan maka
akan timbul keputus asaan.

16.Tahap perkembangan kognitif


Piaget mengemukakan empat periode kognitif yang berkembang pada manusia:
Periode I: Tahap Sensorimotor (0-2 tahun)
Bayi mengorganisasikan skema tindakan fisik mereka seperti menghisap,
menggenggam, dan memukul untuk menghadapi dunia yang dihadapi di
depannya.
v Tahap pertama ini memiliki karakteristik ketiadaan bahasa
v Interaksi dengan lingkungan bersifat sensorimotor dan mempermasalahkan
keadaan disini dan sekarang.
v Anak-anak pada tahap ini bersifat egosentris, segala sesuatu dilihat berdasarkan
kerangka referensi dirinya sendiri, dan dunia psikologis mereka adalah satu-
satunya dunia yang ada.
v Pada akhir tahap ini, anak mengembangkan konsep object permanence.
Periode II:Tahap Praoperasional (2-7 tahun)
Anak-anak belajar berfikir menggunakan simbol-simbol, dan pencitraan batiniah.
namun pikiran mereka masih tidak sistematis dan tidak logis. pikiran di titik ini
sangat berbeda dengan pikiran orang dewasa.
Tahap praoperasional dapat dibagi dalam dua subtahap : subtahap fungsi simbolis
dan subtahap pemikiran intuitif.
v Subtahap Fungsi Simbolis (symbolic function subtage)
v Subtahap Fungsi Simbolis (symbolic function subtage) ialah subtahap pertama
pemikiran praoperasional yang terjadi kira-kira pada usia 2 hingga 4 tahun. Pada
subtahap ini anak-anak mengembangkan kemampuan untuk membayangkan
secara mental suatu objek yang tidak ada. Kemampuan untuk berfikir secara
simbolis semacam itu disebut “fungsi simbolik” dan kemampuan itu
mengambangkan secara cepat dunia mental anak. Anak-anak kecil menggunakan
disain coret-coret untuk menggambar manusia, rumah, mobil, awan, dan lain-lain.
Egosentrisme (egocentrism)
Egosentrisme adalah suatu ketidak mampuan untuk membedakan antara
perspektif seornag dengan perspektif orang lain.
Animisme (animism)
Animisme adalah keyakinan bahwa objek-objek yang tidak bergerak memiliki
kualitas “semacam kehidupan” dan dapat bertindak. Anak kecil dapat
memperlihatkan animisme dengan mengatakan, “pohon itu mendorong daian-
kejadunnya dan daunnya jatuh” atau “trotoar itu membuatku gila; trotoar itu
membuatku membuatku jatuh”. Anak kecil yang menggunakan keyakinan
animism sulit membedakan kejadian-kejadian yang tepat bagi penggunaan
perspektif manusia dan bukan manusia. Namun, sebagian ahli perkembangan
percaya bahwa animism merupakan pengetahuan dan pemahaman yang tidak
lengkap, bukan suatu konsepsi umum tentang dunia (Dolgin & Behrend, 1984).
v Subtahap Pemikiran Intuitif (intuitive thought subtage)
Subtahap Pemikiran Intuitif adalah subtahap kedua pemikiran praoperasional yang
terjadi kira-kira antara usia 4 dan 7 tahun. Pada subtahap ini anak-anak mulai
menggunakan penalaran primitive dan ingin tahu jawaban atas semua bentuk
pertayaan. Piaget menyebut periode waktu ini sebagai “intuitif” karena anak-anak
usia muda tampaknya begitu yakin tentang pengetahuan dan pemahaman mereka,
tetapi belum begitu sadar bagaimana mereka tahu apa yang mereka ketahui itu.
Maksudnya mereka mengetahui sesuatu tetapi mengetahuinya tanpa menggunakan
pemikiran rasional. suatu contoh kemampuan penalaran anak-anak kecil ialah
kesulitan menaruh benda-benda ke dalam kategori- kategori yang tepat. Misalnya
ketika dihadapkan pada sekumpulan objek acak yang dapat dikelompokkan
bersama atas dasar dua atau lebih sifat, anak-anak praoperasional jarang dapat
menggunakan sifat ini secara konsisten untuk menyortir objek kedalam kelompok-
kelompok yang tepat.
Kegagalan pada tugas konservasi cairan merupakan tanda bahwa anak-anak
berada pada tahap praoperasional perkembangan kognitif, sedangkan lulus tes ini
merupakan tanda bahwa mereka berada pada tahap operasional konkret. Di dalam
pandangan Piaget anak-anak praoperasional gagal menunjukkan tidak hanya
konservasi cairan tetapi juga konservasi jumlah, volume, bahan, panjang, dan
bidang.
Periode III:Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun)
Anak-anak mengembangkan kemampuan berfikir sistematis, namun hanya ketika
mereka dapat mengacu kepada objek-objek atau aktivitas konkret.
v Tahap ini anak mengembangkan kemampuan untuk konservasi
Konservasi adalah memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-
benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau
benda-benda tersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi cangkir yang seukuran dan
isinya sama banyak, mereka akan tahu bila air dituangkan ke gelas lain yang
ukurannya berbeda, air di gelas itu akan tetap sama banyak dengan isi cangkir
lain. Anak-anak umumnya mencapai konservasi benda cair kira-kira pada usia 7
tahun. Ketika mereka bertindak demikian, mereka sedang memasuki tahapan
operasi berfikir konkret/ operasional konkret. Pada dasarnya anak-anak mencapai
pengobservasian dengan menggunakan tiga argumen.
a) Anak munkin berkata, “kita tidak menambah atau mengurangi apapun, jadi
mestinya jumlah cairan ini tetap sama.” Ini adalah argument identitas.
b) Anak mungkin berkata, “gelas ini memang lebih tinggi dan yang lain lebar,
meskipun begitu jumlah cairannya tetap sama.” Ini disebut argumen kompensatif.
c) Anak mungkin berkata, “meraka masih sama karena kita bisa menuang
kembali cairan itu ke tempatnya yang semuala” ini disebut argument inverse
(Piaget dan Inhelder, 1966, h.98).
v Kemampuan mengelompokkan secara memadai.
Kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda
menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa
serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian
tersebut).
v Melakukan pengurutan (dari yang kecil sampai yang besar dan sebaliknya).
Kemampuan untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya.
Contohnya, bila diberi benda berbeda ukuran, mereka dapat mengurutkannya dari
benda yang paling besar ke yang paling kecil.
v Proses pemikiran diarahkan kepada kejadian riil yang diamati oleh anak.
Anak dapat melakukan operasi problem yang agak komplek selama problem itu
konkret dan tidak abstrak.
v Penghilangan sifat Egosentrisme
Kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain (bahkan saat
orang tersebut berpikir dengan cara yang salah). Sebagai contoh, tunjukkan komik
yang memperlihatkan Siti menyimpan boneka di dalam kotak, lalu meninggalkan
ruangan, kemudian Ujang memindahkan boneka itu ke dalam laci, setelah itu baru
Siti kembali ke ruangan. Anak dalam tahap operasi konkrit akan mengatakan
bahwa Siti akan tetap menganggap boneka itu ada di dalam kotak, walaupun anak
itu tahu bahwa boneka itu sudah dipindahkan ke dalam laci oleh ujang.
Periode IV:Tahap Operasional Formal (11- Dewasa tahun)
Orang muda mengembangkan kemampuan untuk berfikir sistematis menurut
rancangan yang murni abstrak dan hipotesis.
v Pada tahap ini anak-anak sudah dapat menghadapi situasi hipotetikal dan proses
berpikir mereka tidak lagi tergantung pada hal-hal yang langsung dan riil.
Pemikiran anak sudah semakin logis dan canggih, sehingga mereka dapat belajar
menangani problem-problem yang ada.

Anda mungkin juga menyukai