Anda di halaman 1dari 38

BAB III

TUGAS KHUSUS

3.1 Judul Tugas Khusus


Menghitung Efisiensi Boiler pada Package Boiler 2011UB menggunakan
metode American Petroleum Institute” Utilities Power Station-II Pertamina RU-
III

3.2 Latar Belakang


PT. Pertamina (Persero) UP (Unit Pengolahan) III merupakan salah satu
perusahaan yang mengelola sumber energi yang sangat dibutuhkan oleh
masyarakat seperti bahan bakar minyak dan gas. Minyak dan Gas Bumi sebagai
sumber energi memegang peranan sangat penting didalam menunjang
perkembangan dan kemajuan industri pada saat ini. Selain dari pada itu minyak
dan gas bumi sebagai sumber devisa negara juga memegang peranan yang tak
kalah pentingnya di dalam menunjang laju pembangunan nasional. Sektor industri
migas merupakan konsumen terbesar dalam memakai energi dibandingkan dengan
sektor industri lain. Dengan demikian biaya yang ditimbulkan akan semakin besar
pula. Bila tidak dapat memanfaatkan energi dengan sebaik mungkin maka akan
menimbulkan kerugian yang sangat besar.
Setiap perusahaan yang bergerak di bidang industri, terutama industri yang
mengelola minyak dan gas sangat membutuhkan sumber energi penunjang yang
sangat memebantu dalam kelancaran proses produksi guna meningkatkan hasil
produksinya. PT. Pertamina (Persero) UP III memiliki beberapa bagian yang
berperan sangat penting dalam kelancaran proses produksi, salah satu dari bagian
tersebut adalah bagian Utilities.
Bagian Utilities terutama unit penyedia uap merupakan suatu unit yang
tidak dapat terpisahkan dari proses utama dari suatu kilang minyak maupun
industri yang menggunakan uap sebagai sarana penunjang. Pertamina UP III
memiliki dua pembangkit tenaga uap yaitu Power Station I dan Power Station II.
Kedua pembangkit tenaga uap itu saling menunjang untuk menyediakan uap

43
44

sebagai salah satu sarana penunjang operasi. Uap bertekanan yang dihasilkan
digunakan untuk penggerak, pemanas dan membantu dalam proses, salah satu
peralatan penghasil uap yang dimiliki oleh Pertamina UP III adalah boiler.
Boiler yang baik adalah boiler yang mempunyai efisiensi dan efektifitas
yang tinggi, sehingga dapat dijadikan tolak ukur dalam memilih boiler untuk
kebutuhan operasional. Semakin tinggi efisiensi boiler, maka akan semakin tinggi
penghematan pemakaian bahan bakar sehingga biaya operasional yang
dikeluarkan rendah..

3.3 Tujuan
1. Memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan kerja praktek di Pertamina
RU-III.
2. Melakukan pengolahan data dan perhitungan mengenai efisiensi dari
Boiler tersebut.
3. Memberi gagasan untuk penghematan biaya operasi yang ada di
PT. Pertamina (Persero) RU-III Plaju dalam meningkatkan kegiatan
kilang, khususnya Bag. UTL-Unit Produksi II

3.4 Manfaat
1. Dapat mengetahui cara menghitung efisiensi boiler.
2. Mengetahui besar kinerja proses pada alat package boiler 2011UB.

3.5 Pembatasan Masalah


1. Pendataan dan perhitungan mengenai efisiensi package boiler 2011UB
berdasarkan data operasi boiler dan komposisi bahan bakar
(laboratorium)
2. Untuk menunjang pengolahan dan pembahasan data, maka dalam
laporan ini juga menghitung berat komponen bahan bakar, komponen
flue gas yang terbuang ke cerobong asap.
45

3.6 Tinjauan Pustaka


3.6.1 Boiler
Boiler adalah suatu bejana tertutup yang terbuat dari baja yang digunakan
untuk menghasilkan uap. Didalam dapur (furnace), energi kimia dari bahan bakar
di ubah menjadi panas melalui proses pembakaran. Dan panas yang dihasilkan
sebagian besar di berikan kepada air yang berada di dalam boiler dan air akan
berubah menjadi uap. Uap yang dihasilkan dari sebuah boiler dapat digunakan
sebagai fluida kerja atau media pemanas untuk bermacam keperluan. Boiler
mengacu kepada peraturan-peraturan sebagai berikut : Undang-undang uap /
peraturan uap tahun 1930 dan Undang-undang No I tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja.
Adapun prinsip kerja dari boiler adalah sebagai berikut : Panas yang
dihasilkan dari pembakaran bahan bakar (padat, cair maupun gas) yang terjadi
didalam dapur (furnace), kemudian panas tersebut dipindahkan melalui suatu
perantara logam untuk selanjutnya panas ini dipindahkan ke air dalam boiler
secara konveksi, sehingga air tersebut berubah fase cair menjadi fase uap pada
tekanan dan suhu yang dikehendaki.

3.6.2 Klasifikasi Boiler


1. Menurut Isi tubenya
Menurut isi tubenya pada dasarnya boiler terbagi atas :

a. Boiler Pipa Api (Fire Tube)


Pada boiler jenis ini, nyala api dan gas panas yang diperoleh
dari hasil pembakaran bahan bakar untuk mentransfer panasnya. Gas
panas dilewatkan melalui tube-tube yang di sekitar dinding luarnya
dikelilingi oleh air atau uap yang telah terbentuk. Lorong api di buat
bergelombang agar bertambah besar luas permukaan yang dipanaskan
di samping itu dapat di pergunakan agar dapat lebih kaku dan mengatasi
stres akibat pemuaian dan penyusutan yang mendadak.
46

Agar transfer panas dari api atau gas panas ke air lebih efektif maka
susunan tub-tube di dalam boiler ini dapat dibuat pass per pass, yang
artinya setiap pass mempunyai satu arah aliran dari gas panas terhadap
burnernya (alat pembakaran).
b. Boiler Pipa Air (Water Tube)
Boiler yang termasuk golongan ini ialah boiler yang peredaran
airnya terjadi di dalam pipa-pipa yang dikelilingi oleh nyala api dan gas
panas dari luar susunan tube. Konstruksi pipa yang dipasang di dalam
boiler dapat lurus (straight tube) dan juga dapat berbentuk pengkolan
(bend tube) tergantung dari jenis boilernya.
Tube-tube yang lurus dipasang secara paralel di dalam boiler
dihubungkan dengan dengan dua buah header. Dan header tersebut
juga dihubungkan dengan steam drum (bejana uap) yang di pasang
secara horisontal di atas susunan tube.

2. Menurut Jumlah Tubenya


Menurut jumlah tubenya boiler dapat digolongkan menjadi :
a. Single Tube
Pada boiler single tube, hanya terdapat satu fire tube atau water
tube saja.
b. Multi Tube
Pada boiler multi tube, terdapat dua atau lebih fire tube atau
water tube yang termasuk ketel golongan ini adalah Ketel scoth marine,
ketel locomotive dan ketel comont.

3. Menurut Posisi Furnace


a. Internal Fired
Pada boiler internal fired, furnace di tempatkan sheel boiler.
Kebanyakan boiler fire tube adalah internal fired. Karena di dalam
pembakaran bahan bakar di dalam shell itu sendiri dan langsung hasil
pembakarannya diterima oleh shell.
47

b. External Fired
Pada boiler external fired, furnance ditempatkan di bawah boiler
di dalam ruangan yang dikelilingi oleh dinding batu tahan api, boiler
water tube adalah external fired furnance yang dapat dikatakan terpisah
dari boiler ini yang mempunyai ruang pembakaran yang cukup besar,
sehingga kemampuan untuk memancarkan panas lebih besar

4. Menurut Sumbu Shellnya


a. Vertikal shell
Pada ketel ini poros shellnya membujur vertikal atau tegak
lurus, yang termasuk golongan ketel ini adalah : ketel simple vertikal
dan ketel coxhron.
b. Horizontal shell
Pada ketel ini poros shellnya adalah horisontal yang termasuk
golongan ini adalah boiler lancashine, boiler cornis dan boiler
locomotive.

5. Menurut Metode Sirkulasi Air Dan Steam


Menurut metode sirkulasi air dan steamnya, ketel ini dapat
digolongkan menjadi :
a. Natural circulation
Pada boiler ini menggunakan metode natural circulation.
Sirkulasi air dan steamnya dilakukan oleh arus konveksi alam (gerakan
gelembung-gelembung air). Didalam pipa akibat perpindahan panas
dari cairan panas ke cairan dingin yang dilakukan sepanjang pemanas.
Pada boiler ini kebanyakan boiler terdapat natural sirkulasi sebab ini
terjadi dengan sendirinya dalam perpindahan panas.
b. Forced Circulation
Pada boiler ini menggunakan metode sirkulasi air dan steamnya
dilakukan dengan menggunakan bantuan pompa sirkulasi yang
digerakkan oleh tenaga dari luar (turbine, motor listrik). Penggunaan
48

metode ini kebanyakan digunakan pada boiler yang tekanan tinggi


seperti boiler comant boiler wanson dan boiler walcon.

6. Menurut Sumber Panasnya.


Ketel uap ini dapat juga digolongkan menurut sumber panas yang
digunakan untuk menghasilkan steam atau uap. Sumber panas ini mungkin
berupa hasil pembakaran langsung bahan bakar (padat, cair, gas) atau
karena menggunakan gas panas bebas, yang termasuk jenis ketel ini ialah :
a. Boiler uap air biasa menggunakan panas pembakaran bahan bakar di
dalam dapur kepunyaan boiler uapnya sendiri dan kebanyakan boiler
uap menggunakan panas hasil pembakaran langsung bahan bakar.
b. Waste heat boiler adalah boiler yang menggunakan panas dari
buangan gas panas yang telah dipergunakan sebelumnya. Jadi boiler
ini memanfaatkan sisa panas buangan gas panas. Boiler jenis ini
biasanya mengambil panas dari cerobong asap atau exhaust turbin
gas.

3.6.3 Peralatan Utama Boiler


Boiler adalah suatu pesawat yang dipakai untuk menghasilkan uap karena
proses yang diperlukan uap ini pada umumnya diperoleh dan hasil pembakaran
bahan bakar, oleh karena itu bagian boiler yang sangat penting untuk
menimbulkan panas adalah furnance atau dapat kontruksi dapur ini berbagai
macam bentuknya tergantung tekanan yang tinggi..
Bagian – bagian boiler yang ada di dalam uap itu sendiri juga ikut
menentukan kelancaran operasi dan kinerja, misalnya saja :
1. Susunan tube.
2. Superheater
3. Economizer
4. Peralatan kebakaran.
49

Peralatan penunjang dan pengaman juga selalu diikutsertakan untuk


dipasang pada sebuah boiler, dengan maksud agar boiler dapat bekerja dengan
aman dan sesuai dengan kondisi operasi yang dikehendaki, bahkan peralatan yang
terpisah dari boiler seperti peralatan pemurniaan air umpan di boiler yang sangat
diperlukan dan besar sekali pengaruhnya terhadap kerja suatu boiler.
Bagian-bagian dari boiler tersebut sebagai berikut :
1. Steam Drum
Pada Steam drum berfungsi sebagai panampung air umpan ketel
dan uap saturated selanjutnya air di distribusikan ke pipa-pipa ketel.

2. Superheater
Superheater adalah suatu bagian yang penting dari boiler yang
bertujuan untuk memanaskan uap air dari suhu uap saturated menjadi uap
super heated, tidak semua peralatan ini dipasang pada sebuah boiler pada
umumnya. Superheter adalah bagian integral dari ketel uap yang
ditempatkan sedemikian rupa untuk mengambil panas dari gas panas hasil
proses pembakaran bahan bakar panas yang diambil dari gas panas
dipergunakan untuk memanaskan lebih lanjut uap yang telah dihasilkan.

3. Attemperature / Desuperheater
Berfungsi untuk menjaga kestabilan suhu uap yang keluar dari
primary superheater, bila suhu uap melebihi setting, maka katup
attemperator ini akan membuka dan menyemprotkan air dan bila suhu uap
sama atau kurang dari setting, maka katup attemperator akan menutup.
Letak attemperator ini diantara primary dan secondary superheater.

4. Economizer
Economizer adalah suatu alat yang digunakan untuk memanaskan
air umpan boiler (boiler feed water) dengan menggunakan panas dari gas
bekas sebelum meninggalkan cerobong asap.
50

Sebagaimana yang diberikan, economizer adalah sebuah alat


penghemat panas dari sebuah boiler yang praktis menghemat pemakaian
bahan bakar yang digunakan. Dengan menggunakan ekonomizer di dalam
boiler akan memberikan keuntungan antara lain :
a. Dapat menghemat bahan bakar sekitas 15-20%.
b. Menaikan jumlah uap atau kapasitas boiler, sebab dapat
memperpendek waktu yang diperlukan untuk merubah air menjadi
uap.
c. Dapat mencegah pembentukan kerak di dalam boiler pipa air, sebab
kerak tersebut terbentuk dalam economizer yang dapat dibersihkan
secara mudah.
Perbedaan temperatur air umpan dengan temperatur air boiler tidak
begitu jauh, sehingga kerusakan atau keretakan pada sambungan
sambungan di hindari.

5. Dapur (Furnace)
Dapur (Furnance) adalah suatu ruangan yang digunakan sebagai
tempat pembakaran disamping itu ia dilengkapi dengan alat-alat
pembakaran seperti burner atau stoker. Dalam merencanakan sebuah
furnace tidak dapat dikerjakan tanpa melibatkan ketergantungan peralatan
lain demi keberhasilan dalam merencanakan sebuah furnace perlu
memperhatikan faktor – faktor yang penting seperti :
a. Type dari alat pembakaran
b. Sifat bahan bakar yang digunakan, khususnya viskositas.
c. Penyediaan udara.
d. Jenis ketelnya.

6. Forced Draft Fan ( FDF)


Berfungsi untuk mengisap udara luar atmosfer dan menambah
tekanannya masuk kedalam ruang dapur yang digunakan sebagai udara
pembakaran yang dialirkan ke burner winbox, peralatan tersebut
51

digerakkan oleh motor listrik dan turbin. Untuk normal operasi hanya
turbin posisi operasi dan motor stand by. Adapun data-datanya sebagai
berikut :
F.D Fan 2011 UA/UB
a. Manufacture : HOWDEN SIROCCO LIMITED
b. Fan Size : 1250 AC5
c. Fan Type : Centifugal
d. Pressure : 595 mm WG (design)
: 400 mm WG (MCR (O))
: 381 mm WG (MCR (G))
e. Volume : 17,90 m /sec (design)
: 14,51 m /sec (MCR (O))
: 14,19 m /sec (MCR (G))
f. Temperatur : 30 deg. C
g. Rpm : 1480

Motor
a. Manufacture : GEC large Machines Ltd.
b. Daya : 150 KW
c. Putaran : 1490 Rpm
d. Tegangan : 380 Volt
e. Full load amphere : 270 Ampere
f. Lube : Shell Alvania R3

7. Pilot & Main Burner


Burner berfungsi untuk mengkabutkan bahan bakar ke dalam
ruang pembakaran (furnace) dan tercampur dengan udara sehingga bisa
terbakar dengan sempurna.
Adapun data-datanya sebagai berikut :
Gas & Oil Burner 2011 UA/UB
a. Manufacturer : Hamworthy Enggineering Limited
52

: Combustion Division, Fleets corner,


: Poole , Dorset BH17 7 LA.
b. Jumlah Burner : 2 buah
c. Ukuran register : DF615
d. Posisi Burner : Vertical centre line
e. Tipe Atomizer : Steam atomized
f. Oil viscosity at Burner (at 130 oc)
Light fuel oil : 3,5 cST
Heavy fuel oil : 16,0 cST
g. Atomising steam
h. Pressure : 8,4 Kg/cm2g

Main Burner 2011 UA/UB


a. Spesifikasi : IGNITER
b. Tipe : Gas / electric
c. Power supply : 120 V, 50 Hz
d. Ignition Gas Press : 0,3 Kg / Cm2g
e. Air Pressure to Igniter : 0,14 kg / cm2
f. Gas Consumption : 21 Nm3 / Hr Per Igniter
g. Air Consumption : 13,6 Nm3 / Hr Per Igniter

8. Soot blower
Soot blower berfungsi untuk membuang/ menghilangkan jelaga
yang menempel pada dinding bagian luar pipa-pipa air ke dalam boiler
dengan menggunakan steam 42 K.

9. Air Sealing
Air sealing berfungsi menyalurkan udara pada lubang intip untuk
melihat keadaan di dalam dapur dan juga sebagai media pendingin lubang
intip dan mencegah tekanan udara didalam dapur keluar saat lubang intip
dibuka.
53

10. Cerobong Asap (Stack)


Cerobong asap (Stack) berfungsi untuk menarik dan membuang
gas bekas hasil pembakaran bahan bakar dari dalam dapur ke udara
(atmosfir).

11. Deaerator
Berfungsi untuk memanaskan/menaikkan temperatur air,
mengurangi air O2 dan CO2 untuk mempercepat penguapan air dalam
boiler . Adapun data-datanya sebagai berikut :
Deaerator 2003-U
a. Manufacture : Hick, Hargreaves & Co.Ltd
b. Storage Vesel : 13150 mm T-T, x 3600 mm ID
c. Kapasitas : 129.5 m3
d. Material : Stailess / Carbon Steel
e. Design : 3.5 kg/ cm2.g + FV pada 315 oC
f. Deaerator Head : 3150 mm T-T, 2300 mm ID
g. Design : 3.57 kg/cm2 .g + FV pada 315 oC
h. Operating : 1.05 kg/cm2.g pada 121 oC
i. Spesifikasi :
1. Oksigen Max 0.005 ml/ltr air atau (0.007 ppm in solution)
2. Minimum kapasitas Deaerator storage cukup untuk 10 menit
jika totall BFW diperlukan = 460 m3/jam
3. Injeksi morpholin 5 ppm terhadap total BFW.
4. Injeksi Hydrazin 20 % full reaksi terhadap kandungan O2 =
0.005 ml/ltr BFW

11. Pompa Air Umpan Boiler (BFW. Pump)


Pompa air umpan boiler digunakan untuk memindahkan air umpan
dari deaerator tank dan menambah tekanannya untuk dialirkan ke drum
boiler, digunakan juga untuk spray water atau injeksi temperatur pada
54

uap. Tekanan air pada masing-masing pompa tersebut terkumpul dalam


satu header.
Data desain Pompa Air Umpan Boiler :
BFW Pump 2008-JA/JB/JC
a. Manufacture : Ebara Corp
b. Type : 150 SPD 8 MT – 8 stages
c. Kapasitas :
o Normal = 144 m3/jam, 70 kg/cm2.g
o Rated = 165 m3/jam
o Min. Flow = 45 m3/jam
d. Motor : Hitachi, 460 KW,3000 rpm untuk 2008-
JB/JC
e. Turbine : Shin Nippon H -138
Kapasitas :
o Normal = 408 KW, 2980 rpm
o Rated = 449 KW, 2980 rpm
f. Steam :
o Inlet = 42.2 kg/cm2.g, 385 oC
o Outlet = 3.5 kg/cm2.

12. Steam Purifier


Uap air yang dihasilkan dapat saja tidak sesuai dengan beberapa
tujuan penggunaannya, berdasarkan mutu dan kemurniaannya atau adanya
kandungan partikel yang terikut oleh aliran uap ke atas.
Uap air yang dipergunakan sebagai pengerak turbin memerlukan
superheated steam dan mempunyai tingkat kemurnian yang
tinggi.Terikutnya partikel dapat menyebabkan timbulnya masalah di dalam
pengoperasian turbine, pada kenyataanya untuk memperoleh uap air yang
tingkat kemurniaan yang tinggi, oleh karena itu diperlukan suatu peralatan
yang disebut steam purifier. Peralatan ini dipasang sebagai alat pembantu
55

di dalam ketel uap. Peralatan yang sejenis dipasang pada desalination unit
yang diletakkan di atas permukaan air yang menguap.

13. Alat Kontrol ( Instrumentasi )


Alat kontrol berfungsi untuk mengatur dan mengontrol kerja dari
peralatan-peralatan yang ada di ketel sehingga dapat diperoleh kondisi
operasi yang handal dan aman.

3.6.4 Peralatan Sistem Pengamanan Boiler


Kelancaran Operasi dari sebuah boiler tergantung pada peralatan dan
kelengkapan yang harus dipasang pada boiler tersebut. Peralatan yang dipasang
pada sebuah boiler dapat diistilahkan sebagai peralatan pengaman boiler
(Appendages) yang meliputi beberapa macam peralatan pengamanan yang harus
dipasang secara langsung pada boiler dengan maksud agar dalam
pengoperasiannya dapat dijamin keselamatanya
Berikut ini yang merupakan peralatan (Appendages) antara lain :

1. Gelas Duga (Water Level Indikator)


Gelas penduga (Water Level Indikator) adalah alat yang
digunakanuntuk mengetahui tinggi rendahnya permukaan air didalam
drum boiler.

2. Manometer (Pressure gauge)


Manometer ( Pressure gauge ) adalah alat yang digunakan untuk
mengukur tekanan uap yang ada di dalam boiler.

3. Katup pengaman (Safety valve)


Katup pengaman (safety valve) yang dipasang pada ruang uap
digunakan untuk mencegah ledakan yang dapat ditimbulkan akibat
tekanan uap dalam boiler berlebihan (melampaui batas tekanan maksimum
yang dikehendaki).
56

4. Katup Pemadam
Katup Pemadam (Stop valve) adalah alat yang digunakan untuk
mengalirkan / menutup aliran uap air secara sempurna bila dikehendaki.

5. Katup Balik (Check valve)


Katup balik (Check valve) adalah alat yang digunakan untuk
mencegah terjadinya aliran balik.

6. Peluit Bahaya (Flute)


Peluit bahaya (Flute) adalah yang berfungsi untuk memberi
peringatan kepada operator bahwa permukaan air didalam boiler turun
sampai batas minimum. Peluit bahya ini terdiri dari tabung yang pada
bagian atsanya diberi sebuah peluit. Lubang dari peluit ini ditutup oleh
sumbat lebur yang terbuat dari paduan metal yang mudah melebur.

7. Lubang lalu orang (Man Hole)


Setiap boiler harus selalu dilengkapi dengan lubang lalu orang
(Man Hole) yang kebanyakan berbentuk elips. Pada umumnya lubang ini
berada pada bagian atas boiler atau pada bagian samping boiler. Lobang
ini dimaksudkan untuk lalu orang pada saat dilakukan perbaikan atau
pembersihan.

8. Katup Pembuangan (Blowdown valve)


Fungsi utama pada katup pembuang (Blowdown Valve) dalah untuk
membuang lumpur, endapan atau sedimen yang terkumpul didalam boiler.
Digunakan pula untuk mengosongkan boiler jika akan dilakukan perbaikan
selain itu, katup ini berguna untuk mengatur tinggi dan rendahnya air
didalam drum uap pada saat start up. Jenis blowdown ini terbagi atas dua
macam diantaranya Continuous Blow down dan Intermittend Blow
down.
57

3.6.5 Boiler Feed Water


Yang dimaksud boiler feed water adalah air yang dibutuhkan untuk umpan
dan dimasukkan kedalam boiler yang akan diolah menjadi uap air. System
penyediaan boiler feed water adalah salah satu bagian yang penting untuk
menjaga kelancaran operasi boiler dengan hasil uap yang bermutu baik. Terutama
akibat mutu air yang kurang memenuhi syarat akan menimbulkan gangguan
operasi, kerusakan, dan penurunan performansi boiler.
Secara umum persyaratan air yang digunakan untuk umpan boiler adalah
yang tidak akan mengendapkan beberapa zat yang berbentuk kerak, tidak akan
mengakibatkan korosi, serta tidak akan menimbulkan kesulitan dalam operasi
(seperti misalnya foaming, carryover, dan lain sebagainya).
Pada umumnya boiler feed water berasal dari hasil proses pengolahan
boiler water diluar unit boiler (eksternal treatment) dan proses pengolahan air
didalam boiler (internal treatment). Sebelum masuk kedalam boiler, boiler feed
water harus benar-benar memenuhi spesifikasi yang diijinkan untuk menjaga
factor keamanan dan ekonomi.

3.6.6 Kendala Boiler Feed Water


Banyak sekali problem yang dihadapi dalam penyediaan boiler feed water
yang menyangkut segi mutu dan jumlahnya serta cara menangani air buangannya.
Berbagai macam boiler feed water harus dijaga mutunya sesuai dengan batasan-
batasan yang telah ditetapkan agar tidak mengganggu operasi dan proses produksi
uap. Sedang batasan mutu boiler feed water sangat tergantung pada jenis-jenis
boiler itu sendiri, pada umumnya ditekankan pada kekeruhan, kesadahan,
keasaman, alkalinitas, dan lain-lain.
Disamping itu juga bebas dari garam-garam mineral yang mudah
menimbulkan kerak serta bebas dari kotoran (zat yang tidak dikehendaki didalam
air) yang mudah menimbulkan korosi. Adanya zat-zat ini dapat mengakibatkan
dampak buruk terhadap peralatan yang menggunakan air (seperti boiler,
condenser, dan lain sebagainya).
58

3.6.7 Boiler Water dan spesifikasinya


Boiler water adalah air yang diolah didalam boiler menjadi steam.
Kemurnian boiler water akan tergantung dari berapa banyak air yang diuapkan,
konsentrasi senyawa dalam boiler water akan bertambah setelah proses
penguapan, disamping itu pada suhu yang tinggi akan menyebabkan terurainya
mineral dan dapat menyebabkan zat-zat lain sukar larut.
Pada umumnya air yang berhubungan dengan material yang panas akan
mengendapkan kotoran. Kotoran akan menimbulkan masalah dalam boiler,
misalnya pembentukan kerak, korosi, dan lain sebagainya. Untuk mencegah hal
tersebut maka perlu pengolahan boiler feed water yang bagus dan blowdown
continues secukupnya. Tabel 14 menunjukkan batasan jumlah impurities dalam
boler feed water dan boiler water

Tabel 14. Batasan Boiler Feedwater dan Boiler Water


Item Unit Feed water Boiler water
PH - 8 - 9,5 9,5 - 11
Silica (SiO2) ppm < 0.2 < 20
Phosphate (PO4) ppm - 15 - 30
N2H4 ppm < 0.10 -
Cl ppm - < 80
Iron (Fe) - - -
Total dissolved solid ppm <9 2000 max
Conductivity µs/cm Max 15 600 max
Total Hardness ppm - -
Alkalinity ppm - -
(Sumber : Gunawan, Kertas Kerja Wajib Pertamina)

3.6.8 Proses Pembentukan Uap


Jika 1 Kg air pada suhu 0 0c dimasukkan kedalam tabung silinder piston
yang tersusun dengan beban, piston dan beban menjaga tekanan didalam silinder
tetap sebesar 1 Atm (1,033 kg/cm2). Jika air didalam tabung silinder tersebut
dipanaskan, temperaturnya akan naik terus menerus sampai mencapai titik
didihnya. Titik didih air pada tekanan 1 Atm adalah 100 0c, tetapi titik didih itu
akan naik jika tekanan dalam tabung silinder berada diatas 1 Atm. jika titik didih
sudah dicapainya dan temperatur tidak berubah pada tekanan yang konstan, maka
59

menguaplah air didalam tabung silinder dan mendorong piston keatas sebagai
akibat terjadinya ekspansi karena berubahnya air menjadi uap. Dengan demikian
dapat dikatakan pula bahwa volume spesifik uap naik, temperature pada saat air
mendidih atau terjadi penguapan pada tekanan yang diberikan dikenal sebagai
saturation temperature ( suhu jenuh ), dan tekanannya dikenal sebagai saturation
pressure (tekanan jenuh).
Panas yang diserap oleh air dari titik beku sampai titik didihnya, yakni dari
0 0C sampai 100 0C dikenal sebagai sensible heat of liquid (panas sensible cairan).
Juga disebut sebagai total heat of water. Pada tingkatan ini, air tidak berubah
menjadi uap secara keseluruhan, tetapi masih ada beberapa partikel air dalam
bentuk suspensi.
Panas yang dibutuhkan untuk merubah air pada titik didihnya sehingga
menjadi uap dikenal sebagai latent of vaporation (panas laten penguapan). Karena
panas laten yang belum diserap semuanya, maka uap yang terbentuk belum dapat
dikatakan uap kering. Jika uap basah dipanaskan lebih lanjut pada temperature
jenuhnya, maka partikel-partikel yang tersuspensi akan diuapkan secara
sempurna. Dengan demikian uap yang terbentuk disebut dry steam atau saturated
steam (uap kering atau uap jenuh). Uap jenuh sesungguhnya mempunyai sifat
seperti gas sempurna.
Jika uap jenuh dipanaskan lebih lanjut pada tekanan konstan maka
temperaturnya akan naik, atau dengan kata lain jika uap yang temperaturnya
berada diatas temperature jenuhnya pada tekanan tertentu maka ia disebut uap
lewat jenuh (Superheated Steam). Selama tekanannya konstan, maka volume
spesifiknya akan menjadi lebih besar dan kandungan panasnya menjadi lebih
tinggi

3.6.9 Proses Pembakaran Bahan Bakar


Pembakaran bahan bakar dapat dinyatakan sebagai suau reaksi kimia
daripada oksigen di dalam udara atmosfir dan hidrokarbon. Pembakaran akan
terjadi dengan sempurna apabila oksigen yang diperlukan cukup sesuai dengan
kebutuhan reaksi.
60

Bahan bakar dapat diklasifikasikan dalam tiga bentuk umum :


 Bahan bakar padat (solid fuel)
 Bahan bakar cair (liquid fuel)
 Bahan bakar gas (gaseous fuel)

Semua bahan bakar biasanya mengandung hidrogen, yang apabila dibakar


akan menghasilkan uap air. Panas yang dihasilkan sebagian akan digunakan untuk
mengubah air menjadi uap tentunya akan menghasilkan panas yang lebih dari
yang didapatkan, kemudian jumlah total panas yang dihasilkan per satuan bahan
bakar dinyatakan sebagai Gross atau Higher Heating Value (HHV)

Dalam bahan bakar pada umumnya mengandung beberapa senyawa, yaitu:


 Kadar sulphur (dapat menurunkan panas pembakaran dan bersifat korosif)
 Kadar abu (dapat membentuk deposit pada batu tahan api dan pada pipa
air boiler)
 Kadar air (dapat membuat korosi pada pipa saluran dan tangki
penampung, panas pembakaran turun dan menurunkan efisiensi
pembakaran)

Didalam proses pembakaran bahan bakar penyedian oksigen yang cukup


dapat menghasilkan pembakaran yang sempurna. Pembakaran yang sempurna
akan menghasilkan jumlah panas yang maksimum dari panas pembakaran bahan
bakar. Massa oksigen yang diperlukan dapat dihitung melalui masing-masing
komponen gas yang dapat bereaksi dengan oksigen.
Dalam kebanyakan proses pembakaran bahan bakar oksigen yang
diperlukan diambilkan dari udara bebas dapat ditentukan kebutuhan udara untuk
pembakaran bahan bakar. Untuk perhitungan teknis komposisi udara adalah
sebagai berikut :
 Komposisi berat Nitrogen : 77% dan Oksigen 23%
 Komposisi volume Nitrogen : 79% dan Oksigen 21%
61

3.6.10 Performansi Boiler


Performansi sebuah boiler dapar diukur dengan istilah kapasitas
penguapannya. Kapasitas atau tenaga boiler atau jumlah air yang diuapkan atau
uap yang dihasilkan dalam satuan kg/jam, atau dapat juga dinyatakan dalam kg/kg
bahan bakar yang dibakar atau juga dalam kg/jam m2 luas permukaan panas.
Meskipun demikian, kapasitas penguapan dari dua buah boiler tidak dapat
dibandingkan jika kedua boiler tersebut tidak mempunyai kondisi yang sama
(temperature air umpan, tekanan kerja, bahan bakar dan kondisi akhir uap). Dalam
kenyataannya temperature air umpan dan tekanan kerja selalu berubah-ubah.
Dengan demikian jelas bahwa perbandingan dari dua buah boiler menjadi sulit
jika temperature umpan dan tekanan kerja yang standar tidak ditetapkan.
Temperatur air umpan biasanya ditetapkan 100 oC dan tekanan kerja
sebagaimana tekanan normal atmosfir.
Package Boiler 2011 UB
Package Boiler 2011 UB di utilities PS II Pertamina UP III Plaju termasuk
boiler pipa air (Water Tube).
Beberapa kelebihan boiler pipa air dibandingkan boiler pipa api yaitu :
 Dapat menghasilkan uap dengan tekanan yang lebih tinggi
 Lebih cepat menghasilkan uap
 Permukaan yang dipanasi akan lebih besar
 Kerusakan pada pipa airnya tidak menyebabkan kerusakan pada bagian yang
lainnya.
Disamping kelebihan, boiler pipa air juga mempunyai beberapa
kekurangan, antara lain :
 Memerlukan perawatan yang lebih intensif
 Syarat air umpannya sangat ketat, sehingga membutuhkan biaya yang mahal
untuk pengolahan air umpannya
 Sulit untuk melakukan pembersihan pada pipa-pipanya
62

3.6.11 Efisiensi Boiler


Efisiensi boiler dinyatakan sebagai perbandingan panas sebenarnya yang
digunakan untuk memanaska air dan pembentukan uap terhadap panas hasil
pembakaran bahan bakar didalam dapur. Umumnya disebut juga sebagai efisiensi
thermis, dan secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
( NHV  Ha  Hfg )  (Qr  Qs )
η boiler  x100%
NHV  Ha  Hfg

(API Recommended Practice 532, 1982 : 6)


Ha = Cp udara x (Ta – Td) x (udara yang dibutuhkan + berat
kelebihan udara)
(API Recommended Practice 532, 1982 : 9)
Hfg = Cp fuel gas x (temperatur fuel gas – Td)
(API Recommended Practice 532, 1982 : 9)
Qr = 2,5% x HV
(API Recommended Practice 532, 1982 : 9)

Keterangan :
η boiler = efisiensi boiler (%)
NHV = Nilai kalori bersih bahan bakar (BTU/Lb)
Ha = Panas sensible untuk udara pembakaran (BTU/Lb)
Hfg = Panasa sensible untuk bahan bakar gas (BTU/Lb)
Qr = Panas yang hilang karena radiasi (BTU/Lb)
Qs = Panas yang hilang ke cerobong asap (BTU/Lb)
Cp = Panas Spesifik (BTU/Lb oF)
Ta = Temperatur udara luar (oF)
Td = Temperatur basis (oF)
BB = Bahan Bakar
63

3.6.12 Neraca Panas


Untuk mengevaluasi performansi sebuah boiler tidak cukup hanya dengan
mengetahui efisiensinya saja. Dengan mengetahui efisiensi boiler saja, maka
hanya dapat menyatakan bahwa boiler yang dievaluasi masih dapat bekerja
dengan baik atau tidak, atau dapat juga dikatakan jika boiler mengalami
penurunan efisiensi, masih dalam batas kewajaran atau tidak. Jadi jelas disini
bahwa efisiensi hanya menunjukkan kemampuan untuk menyerap panas dari hasil
pembakaran.
Boiler yang telah beroperasi beberapa lama umumnya akan mengalami
penurunan efisiensi, hal ini disebabkan oleh meningkatnya panas yang hilang.
Dalam hal operasi boiler, panas yang hilang dapat disebabkan oleh beberapa
faktor diantaranya adalah :
 Kelebihan udara pembakaran
Udara pembakaran yang terlalu rendah dapat mengakibatkan pembakaran
tidak sempurna dan apabila terlalu tinggi juga dapat mengakibatkan
kerugian panas.
Kelebihan udara bakar harus diatur sedemikian rupa sehingga diperoleh
pembakaran yang sempurna pada boiler tersebut.
 Alat Pembakar (Burner)
Alat pembakar berfungsi untuk mengabutkan antara bahan bakar dengan
uap sebagai atomizing agar diperoleh pembakaran yang sempurna (untuk
boiler yang menggunakan bahan bakar cair).
 Beban Boiler
Besarnya beban boiler juga dapat mempengaruhi efisiensi dari boiler
tersebut.
 Temperatur air umpan
Pemanasan awal daripada air umpan dapat mempengaruhi jumlah bahan
bakar yang digunakan, semakin temperaturnya mendekati titik didih air
maka nilai kalori yang dibutuhkan akan semakin kecil. Hal ini berarti
jumlah bahan bakar yang digunakan akan semakin sedikit.
64

 Frekuensi Blow Down


Blow down adalah kerugian yang tidak dapat dihindari, besar kecilnya
blow down berpengaruh terhadap efisiensi boiler, karena energi panas
akan terbuang saat melakukan blow down.
Apabila sebuah boiler mengalami penurunan efisiensi maka kerja boiler
tersebut sudah kurang ekonomis lagi, hal yang demikian tidak disukai oleh suatu
industri komersial, oleh karena itu usaha untuk mengembalikan efisiensi seperti
semula mka langkah pertama yang dilakukan adalah dengan membuat suatu
neraca panas (heat balance) pada boiler yang diteliti.
Di dalam neraca panas yang dibuat terdiri dari dua kolom besar, satu
diantaranya menunjukkan jumlah panas yang masuk (input) dan yang satu lagi
menunjukkan panas yang keluar (output).
Panas yang masuk dan panas yang keluar harus terperinci dalam sektor-
sektornya atau komponen-komponennya, dengan maksud agar dapat dilihat
dengan jelas sektor mana yang banyak mengalami kerugian panas, sehingga
tindakan selanjutnya dapat dilakukan dengan tepat.
Didalam neraca panas, jumlah panas yang keluar harus sama dengan
jumlah panas yang masuk.

3.6.13 Data Teknis Package Boiler 2011UB


Diskripsi peralatan antara lain
Manufacture : Foster Wheeler Power Product Ltd
Type : MSI 4608 NX
Kapasitas : 50 Ton/jam (Rated Max Continuous)
44 kg/cm2,394 oC + 5 oC Superheated
Outlet, 121 oC BFW inlet temperatur
Burner : Hamworthy Combustion, Gas & oil firing
Kapasitas : Normal 48,985 NM3/jam
Design 64,440 NM3/jam,1487 rpm
Driver : Motor 150 KW, Turbin 135 Kw
Discharge pressure : 595 mm H2O
65

3.7 Pemecahan Masalah


3.7.1 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dipakai, yaitu :
1. Studi lapangan meliputi :
 Pengumpulan data historis dari file, dan log sheet.
 Pengumpulan data aktual dari log sheet, shiftly / daily report
dan analisa laboratorium.
 Perbandingan antara data historis, aktual dan target yang
ditentukan.
2. Studi literatur dari berbagai referensi, baik dari operation manual
book, kertas kerja wajib Pertamina RU-III, internet, dan literatur
lainnya.
3. Diskusi dan konsultasi langsung dengan operator lapangan, pengawas,
operation engineer, dan pembimbing.
3.7.2 Data Analisa Laboratorium

Tabel 15. Komposisi Bahan Bakar Gas (Laboratorium)


No Gas Komposisi (%vol)
1 CH4 83,14
2 C2H6 6,86
3 C3H8 3,24
4 i-C4H10 0,47
5 n-C4H10 0,64
6 i-C5H12 0,24
7 n-C5H12 0,17
8 C6H14 0,04
9 CO2 5,20
10 Rel Density 0,6924
12 Gross Heating Value (Btu/scf) 1.056
66

3.7.3 Data Operasi Package Boiler 2011UB


Tabel 16. Data Operasi Package Boiler 2011UB pada tanggal 4 Agustus 2015 –
11 Agustus 2015

Tanggal
Ket Parameter 04/08/ 05/08/ 06/08/ 10/08/ 11/08/
2015 2015 2015 2015 2015
P 1 1 1 1 1
Udara masuk T 25 25 25 25 25
F 38,85 39,63 39,8 39,4 40,74
P 3,5 3,53 3,5 3,5 3,5
Fuel gas T 19,36 27,56 29,05 18,22 17,84
F 2,03 2,07 2,14 2,07 2,17
P 70,34 69,28 69,84 69,75 68,36
BFW T 118,32 118,32 118,34 118,34 118,31
F 37,71 38,2 38,64 38,48 39,21
P 39,29 38,17 37,82 39,05 39,11
Steam Produk T 392,14 392,01 391,11 391,48 390,41
F 33,25 35,48 34,98 34,3 35,52

Keterangan :
P = Tekanan (Kg/cm2)
T = Temperatur (oC)
F = Kapasitas (Ton/jam)

3.7.4 Perhitungan
1. Data basis yang dibutuhkan dalam perhitungan efisiensi boiler.
Diketahui :
1. Temperatur udara luar (32 oC) = 89,6 oF
2. Temperatur Basis (15,6 oC) = 60 oF
3. Temperatur fuel gas berdasarkan data yang didapat
4. Relatif Humidity (RH) = 60
950 BTU 1 BTU
5. NHV = x  18487,309
SCF lb lb
0,0513866
SCF
6. Komposisi gas buangan untuk analisis O2 = 3% Vol.
67

2. Menghitung Kebutuhan Udara dan Pembentukan N2 Pada saat


Pembakaran Bahan Bakar.
Reaksi pembakaran gas Metana
CH4 + 2 O2  CO2 + 2 H2 O
16 lb/mol CH4 : 64 lb/mol O2  44 lb/mol CO2 : 36 lb/mol H2O
1 lb/mol CH4 : 4 lb/lb B.B O2  2,75 lb/lbBB Co2 : 2,25 lb/lb B.B H2O

100
Kebutuhan udara pembakaran bahan bakar  x 4 lb/lb B.B O2
23
= 17,39 lb/lb B.B
77
Pembentukan N2  x Kebutuhan udara pembakaran bahan bakar
100
77
 x17,39 lb/lb BB
100
= 13,39 lb/lb Bahan Bakar

Reaksi pembakaran gas Etana


C2H6 + 3,5 O2  2 CO2 + 3 H2O
30 lb/mol C2H6 : 112 lb/mol O2  88 lb/mol CO2 : 54 lb/mol H2O
1 lb/mol C2H6 : 3,73 lb/lb BB O2  2,93 lb/lb BB Co2 : 1,8 lb/lb BB H2O

100
Kebutuhan udara pembakaran bahan bakar  x3,73 lb/lb BB O2
23
= 16,21 lb/lb BB
77
Pembentukan N2  x Kebutuhan udara pembakaran bahan bakar
100
77
 x16,21 lb/lb BB
100
= 12,48 lb/lb BB
68

Reaksi pembakaran gas Propana


C3 H 8 + 5 O2  3 CO2 + 4 H2O
44 lb/mol C3H8 : 160 lb/mol O2  132 lb/mol CO2 : 72 lb/mol H2O
1 lb/mol C3H8 : 3,63 lb/lb BB O2  3 lb/lb BB CO2 : 1,63 lb/lb BB H2O

100
Kebutuhan udara pembakaran bahan bakar  x3,63 lb/lb BB O2
23
= 15,78 lb/lb BB
77
Pembentukan N2  x Kebutuhan udara pembakaran bahan bakar
100
77
 x15,78 lb/lb BB
100
= 12,15 lb/lb BB

Reaksi pembakaran gas Butana


 C4H10 + 6,5 O2  4 CO2 + 5 H2O
58 lb/mol C4H10 : 208 lb/mol O2  176 lb/mol CO2 : 90 lb/mol H2O
1 lb/mol C4H10 : 3,58 lb/lb BB O2  3,03 lb/lb BB CO2 : 1,55 lb/lb BB
H2O

100
Kebutuhan udara pembakaran bahan bakar  x3,58 lb/lb BB O2
23
= 15,56 lb/lb BB
77
Pembentukan N2  x Kebutuhan udara pembakaran bahan bakar
100
77
 x15,56 lb/lb BB
100
= 11,98 lb/lb BB

Reaksi pembakaran gas Pentana


C5H12 + 8 O2  5 CO2 + 6 H2O
72 lb/mol C5H12 : 256 lb/mol O2  220 lb/mol CO2 : 108 lb/mol H2O
69

1 lb/mol C5H12 : 3,56 lb/lb BB O2  3,05 lb/lb BB CO2 : 1,50 lb/lb BB


H2O

100
Kebutuhan udara pembakaran bahan bakar  x3,56 lb/lbBB O2
23
= 15,48 lb/lb BB
77
Pembentukan N2  x Kebutuhan udara pembakaran bahan bakar
100
77
 x15,48 lb/lb BB
100
= 11,92 lb/lb BB

Reaksi pembakaran gas Heksana


C6H14 + 9,5 O2  6 CO2 + 7 H2O
86 lb/mol C6H14 : 304 lb/mol O2  264 lb/mol CO2 : 126 lb/mol H2O
1 lb/mol C6H14 : 3,53 lb/lb BB O2  3,06 lb/lb BB CO2 : 1,46 lb/lb BB
H2O

100
Kebutuhan udara pembakaran bahan bakar  x3,53 lb/lb BB O2
23
= 15,34 lb/lb BB
77
Pembentukan N2  x Kebutuhan udara pembakaran bahan bakar
100
77
 x15,34 lb/lb BB
100
= 11,81 lb/lb BB
Reaksi pembakaran gas Iso Butana
i C4H10 + 6,5 O2  4 CO2 + 5 H2 O
58 lb/mol C4H10 : 208 lb/mol O2  176 lb/mol CO2 : 90 lb/mol H2O
1 lb/mol C4H10 : 3,58 lb/lb BB O2  3,03 lb/lb BB Co2 : 1,55 lb/lb BB
H2O
70

100
Kebutuhan udara pembakaran bahan bakar  x3,58 lb/lb BB O2
23
= 15,56 lb/lb BB
77
Pembentukan N2  x Kebutuhan udara pembakaran bahan bakar
100
77
 x15,56 lb/lb BB
100
= 11,98 lb/lb BB

Reaksi pembakaran Iso Pentana


i C5H12 + 8 O2  5 CO2 + 6 H2O
72 lb/mol C5H12 : 256 lb/mol O2  220 lb/mol CO2 : 108 lb/mol H2O
1 lb/mol C5H12 : 3,56 lb/lb BB O2  3,05 lb/lb BB Co2 : 1,50 lb/lb BB
H2O

100
Kebutuhan udara pembakaran bahan bakar  x3,56 lb/lb BB O2
23
= 15,48 lb/lb BB
77
Pembentukan N2  x Kebutuhan udara pembakaran bahan bakar
100
77
 x15,48 lb/lb BB
100
= 11,92 lb/lb BB
71

Tabel 17. Komponen Bahan Bakar

Fraksi Berat Berat. Tot NHV


Komponen Bahan
No. Volume Molekul (Lbs) (Btu/Lb)
Bakar Gas
(1) (2) (3) = 1 x 2

1 Metana (CH4) 0,8314 16 13,3024

2 Etana (C2H6) 0,0686 30 2,058

3 Propana (C3H8) 0,0324 44 1,4256

4 Butana (C4H10) 0,0064 58 0,3712

5 Pentana (C5H12) 0,0017 72 0,1224


18487,309
6 Heksana (C6H14) 0,0004 86 0,0344

7 Iso Butana (iC4H10) 0,0047 58 0,2726

8 Iso Pentana (iC5H12) 0,0024 72 0,1728

9 CO2 0,0520 44 2,2880

Total 1,0000 - 20,0474


72

Tabel 18. Kebutuhan Udara Pembakaran Bahan Bakar dan


Pembentukannya

Keb. Udara Keb. dara Pembentuka Pembentuk


Komponen Bahan (Lb/Lb B.B) (Lbs) n CO2 an CO2
No CP
Bakar Gas (Lb/Lb B.B) (Lbs)
(Btu /
(6) (7) = 3 x 6 (8) (9) = 3 x 8
lb oF)

1 Metana (CH4) 0,527 17,39 231,33 2,75 36,58


2 Etana (C2H6) 0,409 16,21 33,36 2,93 6,03
3 Propana (C3H8) 0,388 15,78 22,5 3,00 4,27
4 Butana (C4H10) 0,397 15,56 5,77 3,03 1,12
5 Pentana (C5H12) 0,397 15,48 1,89 3,05 0,37
6 Heksana (C6H14) 0,390 15,34 0,53 3,06 0,10
7 Iso Butana (iC4H10) 0,397 15,56 4,24 3,03 0,82
8 Iso Pentana (iC5H12) 0,397 15,48 2,67 3,05 0,53
9 CO2 0,248 - - - 2,288
Total 3,55 - 302,29 - 52,708
302,29 52,708
Rata-rata 0,39 - 20,0474 - 20,0474
= 15,01 = 2,63
73

Tabel 19. Pembentukan Komponen Flue gas


H2 O H2 O N2 N2
Komponen
Terbentuk Terbentuk Terbentuk Terbentuk
No Bahan Bakar
(lb/lb BB) (lbs) (lb/lb BB) (lbs)
Gas
(10) (11) = 3 x 10 (12) (13) = 3 x 12
1 CH4 2,25 29,93 13,39 178,12
2 C2H6 1,80 3,70 12,48 25,68
3 C3H8 1,63 2,32 12,15 17,90
4 C4H10 1,55 0,57 11,98 4,45
5 C5H12 1,50 0,18 11,92 1,46
6 C6H14 1,46 0,05 11,81 0,40
7 iC4H10 1,55 0,42 11,98 3,26
8 iC5H12 1,50 0,26 11,92 2,06
9 CO2 - - - -
Total 37,43 233,34
37,43 233,34
Rata-rata 20,0474 20,0474
= 1,87 = 11,64

3. Menghitung Panas yang hilang


Kerugian panas yang terjadi diakibatkan oleh radiasi (Heat Loss
Radiation) dapat dihitung dengan persamaan :
Qr = 2,5 % x HV
(API Recomended Practice 532, 1982 : 9)
Qr = 0,025 x 18487,309 BTU/Lb BB
= 462,182 BTU/Lb BB
 Campuran H2O dalam udara
Pvapour RH 18
 x x
14,696 100 28,85
(API Recomended Practice 532, 1982 : 45)
Ket : P vapour = Tekanan uap air pada temperatur ambient
74

(dalam steam tabel, pada temperatur 89,6 oF didapat


P vapour = 0,6907 psia)
0,6907 60 18
Sehingga  x x  0,017 lb H2O / lb udara kering
14,696 100 28,85
 Berat udara basah didalam udara / berat BB yang dibutuhkan
= udara kering yang dibutuhkan
1 – campuran H2O dalam udara
15,01

1  0,017
= 15,26 lb
 Berat campuran H2O didalam udara / berat bahan bakar
= (15,26 – 15,01) lb
= 0,25 lb
 Berat H2O / Berat bahan bakar (dalam flue gas)
= H2O terbentuk + Berat campuran H2O dalam udara
Berat bahan bakar
= 1,87 + 0,25
= 2,12 lb
 Koreksi excess air (kelebihan udara)
Berat excess air / Berat Bahan Bakar
N2 terbentuk 𝐶𝑂2 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑛𝑡𝑢𝑘 𝐻2𝑂 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑛𝑡𝑢𝑘
(28,85 x %O2) ( + + )
28 44 28

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐻2𝑂
(23 − %𝑂2) (1,6028 )+ 1
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎

(API Recomended Practice 532, 1982 : 45)


75

 11,64 2,63 1,87 


(28,85 x3)   
  28 44 18 
 0,25 
(23  3)1,6028 x  1
 15,26 
 2,434

Jadi %excess air = Berat excess air / Berat Bahan Bakar x100%
Udara yang dibutuhkan
2,434
 x100%
15,01
 16,21%
Maka total berat H2O / Berat Bahan Bakar
% excess air x Berat H2O Dalam Udara + Berat H2O
= 100 Berat BB Berat BB
 16,21 
 x0,25   2,12
 100 
= 2,16 lb/lb Bahan Bakar

Tabel 20. Komponen Flue gas yang terbawa ke cerobong asap

Berat Komponen yang Enthalpy pada Tc = Heat


Komponen yang
dibentuk/Berat bahan 429,08 oF (Btu/lb yang Content
No terbawa ke
bakar dibentuk) (Btu/lb BB)
cerobong asap
(1) (2) (3) = 1 x 2
1 CO2 2,63 90 236,7
2 Udara 15,01 85 1275,85

Uap air 2,434 165 401,61


3
4 N2 11,64 93 1082,52
Total 2996,48
76

Maka rugi panas yang keluar ke cerobong asap adalah


Qs = 2966,48 Btu/lb BB
4. Menghitung Panas Sensibel untuk Udara Pembakaran (Ha) dan Bahan
Bakar Gas (Hfg)
Untuk menghitung panas sensibel untuk udara pembakaran (Ha) dapat
dihitung dengan rumus :
Ha = Cp Udara x (Ta – Td) x (berat udara yang dibutuhkan + excess air)
(API Recomended Practice 532, 1982 : 9)
= 0,24 Btu/lboF x (89,6 – 60) oF x (15,01 + 2,434)
= 123,92 Btu/lb BB
Cp udara didapat dari interpolasi tabel specific heat udara dan Cp fuel gas
didapat dari tabel specific heat of gases.
Untuk menghitung panas sensibel untuk bahan bakar gas (Hfg) dapat
dihitung dengan rumus :
Hfg = Cp fuel gas x (Temperatur fuel gas – Td)
(API Recomended Practice 532, 1982 : 9)
= 0,39 Btu/lboF x (66,84 – 60) F
= 2,67 Btu/lb BB
Hasil perhitungan Panas Sensibel untuk bahan bakar gas (Hfg) untuk
tanggal 4 Agustus - 11 Agustus 2015 ditabulasikan dengan cara yang sama dan
didapat :
Tabel 21. Perhitungan Panas Sensibel untuk bahan bakar gas (Hfg) Tanggal 4-11
Agustus 2015
No. Tanggal Temperatur fuel gas Panas Sensibel (Hfg)
(oF) Btu/lb BB
1 4 Agusuts 2015 66,84 2,67
2 5 Agustus 2015 81,6 8,42
3 6 Agustus 2015 84,29 9,47
4 10 Agustus 2015 64,79 1,87
5 11 Agustus 2015 64,11 1,60
Rata-Rata 72,326 4,806
77

5. Menghitung Efisiensi Boiler


Untuk menghitung efisiensi boiler digunakan persamaan American
Petroleum Institute (API) , efisiensi boiler dapat dihitung dengan rumus :

η Boiler 
HV  Ha  Hfg   Qr  Qs  x100%
HV  Ha  Hfg

(API Recomended Practice 532, 1982 : 9)


18487,309  123,92  2,67  462,182  2996,48 x100%
18487,309  123,92  2,67
15155,237
 x100%
18613,899
= 81,4189 %

Hasil perhitungan Efisiensi package boiler 2011UB untuk tanggal 4


Agustus - 11 Agustus 2015 dengan cara yang sama dan didapat :

Tabel 22. Hasil Perhitungan Efisiensi package Boiler 2011UB pada Tanggal 4-11
Agustus 2015

Tanggal Efisiensi Boiler


(%η)
4 Agustus 2015 81,4189
5 Agustus 2015 81,4246
6 Agustus 2015 81,4257
10 Agustus 2015 81,4181
11 Agustus 2015 81,4178
Rata-Rata 81,418
78

3.8 Pembahasan
1. Efisiensi package Boiler 2011UB

Efisiensi Boiler
81.43
81.425
81.42
81.415
81.41
81.405 Efisiensi Boiler
81.4
81.395

Gambar 10. Efisiensi package boiler 2011UB pada tanggal 4 Agustus – 11


Agustus 2015.
Berdasarkan gambar dapat terlihat efisiensi package boiler 2011UB tiap
harinya hanya mengalami sedikit perbedaan kinerja terlihat dari range perubahan
efisiensi package boiler 2011UB yang sangat kecil, kinerja paling tinggi terdapat
pada tanggal 6 Agustus 2015 pada jam 10:00 WIB, yaitu sebesar 81,4257%
(Tabel 22). Hal ini menunjukkan package boiler 2011UB masih memiliki kinerja
yang cukup baik..

2. Perbandingan Efisiensi Aktual dan Teoritis


Berdasarkan data teknis alat package boiler 2011UB , efisiensi maksimal
yang bisa dicapai boiler sebersar 86,36% , dari pengumpulan data dan perhitungan
data aktual didapat kinerja package boiler 2011UB yang paling tinggi yaitu
sebesar 81,4257% (Tabel 22) , hal ini dapat disebabkan karena lama pemakaian
boiler , boiler yang telah digunakan selama bertahun-tahun dapat mengalami
penurunan efisiensi dan kemungkinan adanya kerak pada dinding alat atau
penurunan kinerja burner yang memanaskan air menjadi uap (Steam). Kelebihan
udara / excess air juga mempengaruhi efisiensi dari boiler , smakin besar nilai
excess air/kelebihan udara maka semakin menurun kinerja dari boiler tersebut.
79

3. Performance Boiler
Untuk mengevaluasi performansi sebuah boiler tidak cukup hanya dengan
mengetahui efisiensinya saja. Dengan mengetahui efisiensi boiler saja, maka
hanya dapat menyatakan bahwa boiler yang dievaluasi masih dapat bekerja
dengan baik atau tidak, atau dapat juga dikatakan jika boiler mengalami
penurunan efisiensi, masih dalam batas kewajaran atau tidak. Jadi jelas disini
bahwa efisiensi hanya menunjukkan kemampuan untuk menyerap panas dari hasil
pembakaran.
Boiler yang telah beroperasi beberapa lama umumnya akan mengalami
penurunan efisiensi, hal ini disebabkan oleh meningkatnya panas yang hilang.
Udara pembakaran yang terlalu rendah dapat mengakibatkan pembakaran tidak
sempurna dan apabila terlalu tinggi juga dapat mengakibatkan kerugian panas.
Kelebihan udara bakar harus diatur sedemikian rupa sehingga diperoleh
pembakaran yang sempurna pada boiler tersebut.
Alat pembakar berfungsi untuk mengabutkan antara bahan bakar dengan
uap sebagai atomizing agar diperoleh pembakaran yang sempurna (untuk boiler
yang menggunakan bahan bakar cair).
Pemanasan awal daripada air umpan dapat mempengaruhi jumlah bahan
bakar yang digunakan, semakin temperaturnya mendekati titik didih air maka nilai
kalori yang dibutuhkan akan semakin kecil. Hal ini berarti jumlah bahan bakar
yang digunakan akan semakin sedikit.
Blow down juga sangat mempengaruhi efisiensi boiler , blow down adalah
buangan hasil pemanasan air / kerugian yang tidak dapat dihindari, besar kecilnya
blow down berpengaruh terhadap efisiensi boiler, karena energi panas akan
terbuang saat melakukan blow down dan mengakibatkan berkurangnya kalor pada
produk steam.
80

3.9 Kesimpulan
Selama melakukan praktik di lapangan dan hasil perhitungan yang ada,
maka dapat disimpulkan:
 Dari hasil perhitungan didapat rata-rata efisiensi boiler 2011 UB sebesar
81,421%
 Pengoperasian dan pemeliharaan boiler 2011 UB sudah cukup baik karena
boiler 2011 UB telah beroperasi cukup lama, akan tetapi inerjanya masih baik
 Semakin besar excess air maka efisinesi yang didapat akan semakin kecil,
karena excess air sangat berpengaruh terhadap kinerja boiler itu sendiri.

3.10 Saran
 Agar kinerja dari boiler itu tetap baik, maka harus dilakukan evaluasi rutin
terhadap kinerja boiler itu sendiri.
 Sedapat mungkin excess air harus dikurangi, agar efisiensi yang didapat
semakin baik.
 Kalibrasi pada peralatan instrumentasi yang terdapat pada boiler sangatlah
penting agar kita bisa mengetahui bagus atau tidaknya kondisi pada boiler
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai