TUGAS KHUSUS
43
44
sebagai salah satu sarana penunjang operasi. Uap bertekanan yang dihasilkan
digunakan untuk penggerak, pemanas dan membantu dalam proses, salah satu
peralatan penghasil uap yang dimiliki oleh Pertamina UP III adalah boiler.
Boiler yang baik adalah boiler yang mempunyai efisiensi dan efektifitas
yang tinggi, sehingga dapat dijadikan tolak ukur dalam memilih boiler untuk
kebutuhan operasional. Semakin tinggi efisiensi boiler, maka akan semakin tinggi
penghematan pemakaian bahan bakar sehingga biaya operasional yang
dikeluarkan rendah..
3.3 Tujuan
1. Memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan kerja praktek di Pertamina
RU-III.
2. Melakukan pengolahan data dan perhitungan mengenai efisiensi dari
Boiler tersebut.
3. Memberi gagasan untuk penghematan biaya operasi yang ada di
PT. Pertamina (Persero) RU-III Plaju dalam meningkatkan kegiatan
kilang, khususnya Bag. UTL-Unit Produksi II
3.4 Manfaat
1. Dapat mengetahui cara menghitung efisiensi boiler.
2. Mengetahui besar kinerja proses pada alat package boiler 2011UB.
Agar transfer panas dari api atau gas panas ke air lebih efektif maka
susunan tub-tube di dalam boiler ini dapat dibuat pass per pass, yang
artinya setiap pass mempunyai satu arah aliran dari gas panas terhadap
burnernya (alat pembakaran).
b. Boiler Pipa Air (Water Tube)
Boiler yang termasuk golongan ini ialah boiler yang peredaran
airnya terjadi di dalam pipa-pipa yang dikelilingi oleh nyala api dan gas
panas dari luar susunan tube. Konstruksi pipa yang dipasang di dalam
boiler dapat lurus (straight tube) dan juga dapat berbentuk pengkolan
(bend tube) tergantung dari jenis boilernya.
Tube-tube yang lurus dipasang secara paralel di dalam boiler
dihubungkan dengan dengan dua buah header. Dan header tersebut
juga dihubungkan dengan steam drum (bejana uap) yang di pasang
secara horisontal di atas susunan tube.
b. External Fired
Pada boiler external fired, furnance ditempatkan di bawah boiler
di dalam ruangan yang dikelilingi oleh dinding batu tahan api, boiler
water tube adalah external fired furnance yang dapat dikatakan terpisah
dari boiler ini yang mempunyai ruang pembakaran yang cukup besar,
sehingga kemampuan untuk memancarkan panas lebih besar
2. Superheater
Superheater adalah suatu bagian yang penting dari boiler yang
bertujuan untuk memanaskan uap air dari suhu uap saturated menjadi uap
super heated, tidak semua peralatan ini dipasang pada sebuah boiler pada
umumnya. Superheter adalah bagian integral dari ketel uap yang
ditempatkan sedemikian rupa untuk mengambil panas dari gas panas hasil
proses pembakaran bahan bakar panas yang diambil dari gas panas
dipergunakan untuk memanaskan lebih lanjut uap yang telah dihasilkan.
3. Attemperature / Desuperheater
Berfungsi untuk menjaga kestabilan suhu uap yang keluar dari
primary superheater, bila suhu uap melebihi setting, maka katup
attemperator ini akan membuka dan menyemprotkan air dan bila suhu uap
sama atau kurang dari setting, maka katup attemperator akan menutup.
Letak attemperator ini diantara primary dan secondary superheater.
4. Economizer
Economizer adalah suatu alat yang digunakan untuk memanaskan
air umpan boiler (boiler feed water) dengan menggunakan panas dari gas
bekas sebelum meninggalkan cerobong asap.
50
5. Dapur (Furnace)
Dapur (Furnance) adalah suatu ruangan yang digunakan sebagai
tempat pembakaran disamping itu ia dilengkapi dengan alat-alat
pembakaran seperti burner atau stoker. Dalam merencanakan sebuah
furnace tidak dapat dikerjakan tanpa melibatkan ketergantungan peralatan
lain demi keberhasilan dalam merencanakan sebuah furnace perlu
memperhatikan faktor – faktor yang penting seperti :
a. Type dari alat pembakaran
b. Sifat bahan bakar yang digunakan, khususnya viskositas.
c. Penyediaan udara.
d. Jenis ketelnya.
digerakkan oleh motor listrik dan turbin. Untuk normal operasi hanya
turbin posisi operasi dan motor stand by. Adapun data-datanya sebagai
berikut :
F.D Fan 2011 UA/UB
a. Manufacture : HOWDEN SIROCCO LIMITED
b. Fan Size : 1250 AC5
c. Fan Type : Centifugal
d. Pressure : 595 mm WG (design)
: 400 mm WG (MCR (O))
: 381 mm WG (MCR (G))
e. Volume : 17,90 m /sec (design)
: 14,51 m /sec (MCR (O))
: 14,19 m /sec (MCR (G))
f. Temperatur : 30 deg. C
g. Rpm : 1480
Motor
a. Manufacture : GEC large Machines Ltd.
b. Daya : 150 KW
c. Putaran : 1490 Rpm
d. Tegangan : 380 Volt
e. Full load amphere : 270 Ampere
f. Lube : Shell Alvania R3
8. Soot blower
Soot blower berfungsi untuk membuang/ menghilangkan jelaga
yang menempel pada dinding bagian luar pipa-pipa air ke dalam boiler
dengan menggunakan steam 42 K.
9. Air Sealing
Air sealing berfungsi menyalurkan udara pada lubang intip untuk
melihat keadaan di dalam dapur dan juga sebagai media pendingin lubang
intip dan mencegah tekanan udara didalam dapur keluar saat lubang intip
dibuka.
53
11. Deaerator
Berfungsi untuk memanaskan/menaikkan temperatur air,
mengurangi air O2 dan CO2 untuk mempercepat penguapan air dalam
boiler . Adapun data-datanya sebagai berikut :
Deaerator 2003-U
a. Manufacture : Hick, Hargreaves & Co.Ltd
b. Storage Vesel : 13150 mm T-T, x 3600 mm ID
c. Kapasitas : 129.5 m3
d. Material : Stailess / Carbon Steel
e. Design : 3.5 kg/ cm2.g + FV pada 315 oC
f. Deaerator Head : 3150 mm T-T, 2300 mm ID
g. Design : 3.57 kg/cm2 .g + FV pada 315 oC
h. Operating : 1.05 kg/cm2.g pada 121 oC
i. Spesifikasi :
1. Oksigen Max 0.005 ml/ltr air atau (0.007 ppm in solution)
2. Minimum kapasitas Deaerator storage cukup untuk 10 menit
jika totall BFW diperlukan = 460 m3/jam
3. Injeksi morpholin 5 ppm terhadap total BFW.
4. Injeksi Hydrazin 20 % full reaksi terhadap kandungan O2 =
0.005 ml/ltr BFW
di dalam ketel uap. Peralatan yang sejenis dipasang pada desalination unit
yang diletakkan di atas permukaan air yang menguap.
4. Katup Pemadam
Katup Pemadam (Stop valve) adalah alat yang digunakan untuk
mengalirkan / menutup aliran uap air secara sempurna bila dikehendaki.
menguaplah air didalam tabung silinder dan mendorong piston keatas sebagai
akibat terjadinya ekspansi karena berubahnya air menjadi uap. Dengan demikian
dapat dikatakan pula bahwa volume spesifik uap naik, temperature pada saat air
mendidih atau terjadi penguapan pada tekanan yang diberikan dikenal sebagai
saturation temperature ( suhu jenuh ), dan tekanannya dikenal sebagai saturation
pressure (tekanan jenuh).
Panas yang diserap oleh air dari titik beku sampai titik didihnya, yakni dari
0 0C sampai 100 0C dikenal sebagai sensible heat of liquid (panas sensible cairan).
Juga disebut sebagai total heat of water. Pada tingkatan ini, air tidak berubah
menjadi uap secara keseluruhan, tetapi masih ada beberapa partikel air dalam
bentuk suspensi.
Panas yang dibutuhkan untuk merubah air pada titik didihnya sehingga
menjadi uap dikenal sebagai latent of vaporation (panas laten penguapan). Karena
panas laten yang belum diserap semuanya, maka uap yang terbentuk belum dapat
dikatakan uap kering. Jika uap basah dipanaskan lebih lanjut pada temperature
jenuhnya, maka partikel-partikel yang tersuspensi akan diuapkan secara
sempurna. Dengan demikian uap yang terbentuk disebut dry steam atau saturated
steam (uap kering atau uap jenuh). Uap jenuh sesungguhnya mempunyai sifat
seperti gas sempurna.
Jika uap jenuh dipanaskan lebih lanjut pada tekanan konstan maka
temperaturnya akan naik, atau dengan kata lain jika uap yang temperaturnya
berada diatas temperature jenuhnya pada tekanan tertentu maka ia disebut uap
lewat jenuh (Superheated Steam). Selama tekanannya konstan, maka volume
spesifiknya akan menjadi lebih besar dan kandungan panasnya menjadi lebih
tinggi
Keterangan :
η boiler = efisiensi boiler (%)
NHV = Nilai kalori bersih bahan bakar (BTU/Lb)
Ha = Panas sensible untuk udara pembakaran (BTU/Lb)
Hfg = Panasa sensible untuk bahan bakar gas (BTU/Lb)
Qr = Panas yang hilang karena radiasi (BTU/Lb)
Qs = Panas yang hilang ke cerobong asap (BTU/Lb)
Cp = Panas Spesifik (BTU/Lb oF)
Ta = Temperatur udara luar (oF)
Td = Temperatur basis (oF)
BB = Bahan Bakar
63
Tanggal
Ket Parameter 04/08/ 05/08/ 06/08/ 10/08/ 11/08/
2015 2015 2015 2015 2015
P 1 1 1 1 1
Udara masuk T 25 25 25 25 25
F 38,85 39,63 39,8 39,4 40,74
P 3,5 3,53 3,5 3,5 3,5
Fuel gas T 19,36 27,56 29,05 18,22 17,84
F 2,03 2,07 2,14 2,07 2,17
P 70,34 69,28 69,84 69,75 68,36
BFW T 118,32 118,32 118,34 118,34 118,31
F 37,71 38,2 38,64 38,48 39,21
P 39,29 38,17 37,82 39,05 39,11
Steam Produk T 392,14 392,01 391,11 391,48 390,41
F 33,25 35,48 34,98 34,3 35,52
Keterangan :
P = Tekanan (Kg/cm2)
T = Temperatur (oC)
F = Kapasitas (Ton/jam)
3.7.4 Perhitungan
1. Data basis yang dibutuhkan dalam perhitungan efisiensi boiler.
Diketahui :
1. Temperatur udara luar (32 oC) = 89,6 oF
2. Temperatur Basis (15,6 oC) = 60 oF
3. Temperatur fuel gas berdasarkan data yang didapat
4. Relatif Humidity (RH) = 60
950 BTU 1 BTU
5. NHV = x 18487,309
SCF lb lb
0,0513866
SCF
6. Komposisi gas buangan untuk analisis O2 = 3% Vol.
67
100
Kebutuhan udara pembakaran bahan bakar x 4 lb/lb B.B O2
23
= 17,39 lb/lb B.B
77
Pembentukan N2 x Kebutuhan udara pembakaran bahan bakar
100
77
x17,39 lb/lb BB
100
= 13,39 lb/lb Bahan Bakar
100
Kebutuhan udara pembakaran bahan bakar x3,73 lb/lb BB O2
23
= 16,21 lb/lb BB
77
Pembentukan N2 x Kebutuhan udara pembakaran bahan bakar
100
77
x16,21 lb/lb BB
100
= 12,48 lb/lb BB
68
100
Kebutuhan udara pembakaran bahan bakar x3,63 lb/lb BB O2
23
= 15,78 lb/lb BB
77
Pembentukan N2 x Kebutuhan udara pembakaran bahan bakar
100
77
x15,78 lb/lb BB
100
= 12,15 lb/lb BB
100
Kebutuhan udara pembakaran bahan bakar x3,58 lb/lb BB O2
23
= 15,56 lb/lb BB
77
Pembentukan N2 x Kebutuhan udara pembakaran bahan bakar
100
77
x15,56 lb/lb BB
100
= 11,98 lb/lb BB
100
Kebutuhan udara pembakaran bahan bakar x3,56 lb/lbBB O2
23
= 15,48 lb/lb BB
77
Pembentukan N2 x Kebutuhan udara pembakaran bahan bakar
100
77
x15,48 lb/lb BB
100
= 11,92 lb/lb BB
100
Kebutuhan udara pembakaran bahan bakar x3,53 lb/lb BB O2
23
= 15,34 lb/lb BB
77
Pembentukan N2 x Kebutuhan udara pembakaran bahan bakar
100
77
x15,34 lb/lb BB
100
= 11,81 lb/lb BB
Reaksi pembakaran gas Iso Butana
i C4H10 + 6,5 O2 4 CO2 + 5 H2 O
58 lb/mol C4H10 : 208 lb/mol O2 176 lb/mol CO2 : 90 lb/mol H2O
1 lb/mol C4H10 : 3,58 lb/lb BB O2 3,03 lb/lb BB Co2 : 1,55 lb/lb BB
H2O
70
100
Kebutuhan udara pembakaran bahan bakar x3,58 lb/lb BB O2
23
= 15,56 lb/lb BB
77
Pembentukan N2 x Kebutuhan udara pembakaran bahan bakar
100
77
x15,56 lb/lb BB
100
= 11,98 lb/lb BB
100
Kebutuhan udara pembakaran bahan bakar x3,56 lb/lb BB O2
23
= 15,48 lb/lb BB
77
Pembentukan N2 x Kebutuhan udara pembakaran bahan bakar
100
77
x15,48 lb/lb BB
100
= 11,92 lb/lb BB
71
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐻2𝑂
(23 − %𝑂2) (1,6028 )+ 1
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎
Jadi %excess air = Berat excess air / Berat Bahan Bakar x100%
Udara yang dibutuhkan
2,434
x100%
15,01
16,21%
Maka total berat H2O / Berat Bahan Bakar
% excess air x Berat H2O Dalam Udara + Berat H2O
= 100 Berat BB Berat BB
16,21
x0,25 2,12
100
= 2,16 lb/lb Bahan Bakar
η Boiler
HV Ha Hfg Qr Qs x100%
HV Ha Hfg
18487,309 123,92 2,67 462,182 2996,48 x100%
18487,309 123,92 2,67
15155,237
x100%
18613,899
= 81,4189 %
Tabel 22. Hasil Perhitungan Efisiensi package Boiler 2011UB pada Tanggal 4-11
Agustus 2015
3.8 Pembahasan
1. Efisiensi package Boiler 2011UB
Efisiensi Boiler
81.43
81.425
81.42
81.415
81.41
81.405 Efisiensi Boiler
81.4
81.395
3. Performance Boiler
Untuk mengevaluasi performansi sebuah boiler tidak cukup hanya dengan
mengetahui efisiensinya saja. Dengan mengetahui efisiensi boiler saja, maka
hanya dapat menyatakan bahwa boiler yang dievaluasi masih dapat bekerja
dengan baik atau tidak, atau dapat juga dikatakan jika boiler mengalami
penurunan efisiensi, masih dalam batas kewajaran atau tidak. Jadi jelas disini
bahwa efisiensi hanya menunjukkan kemampuan untuk menyerap panas dari hasil
pembakaran.
Boiler yang telah beroperasi beberapa lama umumnya akan mengalami
penurunan efisiensi, hal ini disebabkan oleh meningkatnya panas yang hilang.
Udara pembakaran yang terlalu rendah dapat mengakibatkan pembakaran tidak
sempurna dan apabila terlalu tinggi juga dapat mengakibatkan kerugian panas.
Kelebihan udara bakar harus diatur sedemikian rupa sehingga diperoleh
pembakaran yang sempurna pada boiler tersebut.
Alat pembakar berfungsi untuk mengabutkan antara bahan bakar dengan
uap sebagai atomizing agar diperoleh pembakaran yang sempurna (untuk boiler
yang menggunakan bahan bakar cair).
Pemanasan awal daripada air umpan dapat mempengaruhi jumlah bahan
bakar yang digunakan, semakin temperaturnya mendekati titik didih air maka nilai
kalori yang dibutuhkan akan semakin kecil. Hal ini berarti jumlah bahan bakar
yang digunakan akan semakin sedikit.
Blow down juga sangat mempengaruhi efisiensi boiler , blow down adalah
buangan hasil pemanasan air / kerugian yang tidak dapat dihindari, besar kecilnya
blow down berpengaruh terhadap efisiensi boiler, karena energi panas akan
terbuang saat melakukan blow down dan mengakibatkan berkurangnya kalor pada
produk steam.
80
3.9 Kesimpulan
Selama melakukan praktik di lapangan dan hasil perhitungan yang ada,
maka dapat disimpulkan:
Dari hasil perhitungan didapat rata-rata efisiensi boiler 2011 UB sebesar
81,421%
Pengoperasian dan pemeliharaan boiler 2011 UB sudah cukup baik karena
boiler 2011 UB telah beroperasi cukup lama, akan tetapi inerjanya masih baik
Semakin besar excess air maka efisinesi yang didapat akan semakin kecil,
karena excess air sangat berpengaruh terhadap kinerja boiler itu sendiri.
3.10 Saran
Agar kinerja dari boiler itu tetap baik, maka harus dilakukan evaluasi rutin
terhadap kinerja boiler itu sendiri.
Sedapat mungkin excess air harus dikurangi, agar efisiensi yang didapat
semakin baik.
Kalibrasi pada peralatan instrumentasi yang terdapat pada boiler sangatlah
penting agar kita bisa mengetahui bagus atau tidaknya kondisi pada boiler
tersebut.