com Asuhan Keperawatan Pada Pasien Abortus, Asuhan Keperawatan Pada Klien
Abortus, askep arbotus, askep Abortus Inkomplit, asuhan keperawatan maternitas abortus, asuhan
kebidanan
(askeb) abortus,Asuhan Keperawatan pada Klien dengan aborsi, laporan pendahuluan LP askep
abortus,
contoh kasus askep abortus, diagnosa keperawatan askep abortus, kumpulan askep,
pengertian/definisi
A. Pengertian
Abortus adalah keluarnya janin sebelum mencapai viabilitas. Dimana masa gestasi belum
mencapai usia 22
B. Klasifikasi
Abortus imminens : Peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20
minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks.
Abortus insipiens : Peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan
adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus.
Menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibu. Pada umumnya
dianggap bayi belum dapat hidup diluar kandungan apabila kehamilan belum mencapai umur
28 minggu, atau berat badanbayi belum 1000 gram, walaupun terdapat kasus bahwa bayi
C. Etiologi
1. Kelainan Ovum
Abortus spontan yang disebabkan oleh karena kelainan dari ovum berkurang kemungkinannya kalau
kehamilan sudah lebih dari satu bulan,artinya makin muda kehamilan saat terjadinya abortus
makin
Tidak sempurnanya persiapan uterus dalam menanti nidasi dari ovum yang sudah
plasenta.
D. Patofisiologi
Pada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis, diikuti dengan nerkrosis jaringansekitar yang
menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus. Kemudian uterus
berkontraksi
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, villi korialis belum menembus desidua secara dalam jadi hasil
konsepsi
dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu, penembusan sudah lebih dalam
hingga
plasenta tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan. Pada kehamilan lebih dari 14
minggu janin dikeluarkan terlebih dahulu daripada plasenta hasil konsepsi keluar dalam bentuk seperti
kantong
kosong amnion atau benda kecil yang tidak jelas bentuknya (blightes ovum),janin lahir mati, janin masih
F. Manifestasi Klinis
2. Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah kesadaran menurun, tekanan darah
normal
atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat.
4. Rasa mulas atau kram perut, didaerah atas simfisis, sering nyeri pingang akibat kontraksi uterus.
5. Pemeriksaan ginekologi :
Inspeksi Vulva : perdarahan pervaginam ada atau tidak jaringan hasil konsepsi, tercium bau
Inspekulo : perdarahan dari cavum uteri, osteum uteri terbuka atau sudah tertutup, ada atau
tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak cairan ataujaringan berbau busuk dari ostium.
Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidakjaringan dalam
cavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usiakehamilan, tidak nyeri saat porsio
digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, cavum douglas tidak menonjol dan tidak nyeri.
A. Pengkajian
2. Sirkulasi
3. Integritas Ego
Dapat menunjukkan labilitas emosional dari kegembiraan sampai ketakutan, marah atau menarik diri
klien/ pasangan dapat memiliki pertanyaan atau salah terima peran dalam pengalaman kelahiran.
Mungkin mengekpresikan ketidak mampuan untuk menghadapi suasana baru.
4. Eliminasi
Kateter urinarius mungkin terpasang : urin jernih pusat, bising usus tidak ada.
5. Makanan/ cairan
6. Neurosensorik
7. Nyeri/ kenyamanan
Mungkin mengeluh ketidaknyamanan dari berbagai sumber : misal nyeri penyerta, distensi
kandung
8. Pernapasan
9. Keamanan
Jalur parenteral bila digunakan resiko terkena infeksi karena pemasangan infus dan nyeri tekan.
10. Seksualitas
Jumlah darah lengkap, hemoglobin/ hematokrit (Hb/Ht). Mengkaji perubahan dari kadar efek
kehilangan darah pada pembedahan urinalisis, kultur urine, darah vaginalm, dan lokhea : Pemeriksaan
B. Diagnosa Keperawatan
Tujuan :
Tidak terjadi devisit volume cairan, seimbang antara intake dan output baik jumlah maupun kualitas.
Intervensi :
R : Jumlah cairan ditentukan dari jumlah kebutuhan harian ditambah dengan jumlah cairan
Tujuan :
Intervensi :
R : Mungkin klien tidak mengalami perubahan berarti, tetapi perdarahan masif perlu
R : Mengoptimalkan kondisi klien, pada abortus imminens, istirahat mutlak sangat diperlukan
9. Keamanan
Jalur parenteral bila digunakan resiko terkena infeksi karena pemasangan infus dan nyeri tekan.
10. Seksualitas
Jumlah darah lengkap, hemoglobin/ hematokrit (Hb/Ht). Mengkaji perubahan dari kadar efek
kehilangan darah pada pembedahan urinalisis, kultur urine, darah vaginalm, dan lokhea : Pemeriksaan
B. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi
Tujuan :
Tidak terjadi devisit volume cairan, seimbang antara intake dan output baik jumlah maupun kualitas.
Intervensi :
Tujuan :
Intervensi :
R : Mungkin klien tidak mengalami perubahan berarti, tetapi perdarahan masif perlu
R : Mengoptimalkan kondisi klien, pada abortus imminens, istirahat mutlak sangat diperlukan