Anda di halaman 1dari 2

Hiperpigmentasi Pasca Inflamasi

II.1. Difinisi

Hiperpigmentasi Pasca Inflamasi (HPI) merupakan kelainan hipermelanosis reaktif yang terjadi setelah
proses inflamasi dan trauma pada kulit, yang lebih sering terjadi pada kulit berwarna. Ada berbagai
penyebab HPI meliputi penyakit infeksi (dermatofit, viral exanthema), penyakit inflamasi, trauma atau
tindakan/prosedur bedah.

.2 Patogenesis Hiperpigmentasi Pasca Inflamasi

Hiperpigmentasi pasca inflamasi diakibatkan oleh produksi melanin yang berlebihan dan distribusi
pigmen yang abnormal pada kulit 1setelah proses inflamasi. Peningkatan aktifitas dari melanosit ini
distimulasi oleh prostanoid, sitokin, kemokin dan mediator inflamasi seperti IL1-α serta reactive oxygen
species. Beberapa penelitian melaporkan, melanosit menjadi lebih besar dan dendritnya berproliferasi
yang disebabkan oleh leukotriene (LT-C4, LT-D4), prostaglandin E2 dan D2, thromboxane-2, interleukin
(IL-1, IL-6), tumor necrosis factor (TNF-α), epidermal growth factor dan reactive oxygen species (NO dan
superoxide yang berasal dari kulit yang mengalami proses inflamasi). Leukotrien menyebabkan
peningkatan aktivitas dari enzim tirosinase. Kelainan HPI pada dermis disebabkan oleh kerusakan basal
keratinocyte yang melepaskan sejumlah besar melanin. Pigmen bebas ini selanjutnya difagositosis oleh
makrofag yang disebut dengan melanofag. 6,7

.3 Gambaran Klinis

Gambaran klinis HPI nampak sebagai makula atau bercak sismetris atau asimetris, berbatas tegas atau
difus berwarna coklat atau coklat gelap bila terletak di epidermis dan berwarna biru keabuan jika
terletak di dermis dan distribusi sesuai dengan lokasi dermatosis inflamasi sebelumnya.2,4

.4 Penatalaksanaan Hiperpigmentasi Pasca Inflamasi

Berbagai protein dan jalur sintesis melanin telah diidentifikasisebagai target terapi HPI. Agen
hipopigmen/depigmen yang idealharus mempunyai sifat kuat, mempunyai efek yang selektif terhadap
melanosit dengan efek samping yang minimal. Berbagai agen ini bekerja sepanjang siklus produksi dan
degradasi melanin
Jalur sintesis dan degradasi melanin meliputi:

1.Transkripsi dan aktivasi trosinase, tyrosinase-related protein-1 (TRP-1), tyrosinase related protein-2
(TRP-2), dan atau peroxidase;

2 .Pengambilan dan distribusi melanosit pada sel keratinosit sebagai penerima; 3. Degradasi melanin dan
melanosom dan pelepasan pigmen dari keratinosit2

Hipopigmentasi Pasca Inflamasi

1. Difinisi

Hipopigmentasi Pasca Inflamasi merupakan kelainan pigmentasi kulit yang didapat berupa hilangnya
sebagian atau total pigmen setelah proses inflamasi pada kulit. Kelainan ini nampak jelas pada kulit
berwarna. Penyebab kelainan ini berasal dari penyakit inflamasi (psoriasis, dermatitis atopik), penyakit
infeksi (varisela, herpes zoster) , tindakan/ prosedur bedah dan luka bakar.10

2. Patogenesis

Patogenesis dari hipopigmentasi pasca inflamasi belum jelas. Terdapat berbagai respon pigmentasi pada
kulit terhadap proses inflamasi, trauma dan infeksi. Maldonado mengusulkan istilah individual chromatic
tendency untuk menjelaskan variasi respon ini. Individual chromatic tendency diwariskan secara
autosomal dominan. Individu dengan melanosit yang lemah yang rentan terhadap kerusakan cenderung
berkembang menjadi hipopigmentasi. Kelainan ini diakibatkan oleh terhambatnya proses melanogenesis
dibandingkan dengan rusaknya melanosit, akan tetapi inflamasi yang berat akan menyebabkan kematian
pada melanosit sehingga terjadi perubahan pigmen yang permanen.

.3. Penatalaksanaan hipopigmentasi pasca inflamasi

Langkah yang penting dalam penatalaksanaan hipopigmentasi pasca inflamasi adalah identifikasi
penyebab serta dilakukan pengobatan pada penyakit yang mendasari. Untuk mencegah 2terjadinya
hipopigmentasi iatrogenik, maka untuk semua tindakan bedah harus dilakukan secara hati hati.2

Anda mungkin juga menyukai