Anda di halaman 1dari 48

Katalog BPS : 1101002.

36

.id
go
s.
bp
n.
te
anb
://
tp
ht
ht
tp
://
b an
te
n.
bp
s.
go
.id
STATISTIK DAERAH
PROVINSI BANTEN
2016

ISSN : 2088-4974
No. Publikasi: 36550.1607
Katalog BPS : 1101002.36

Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm

.id
Jumlah Halaman : iv + 42 Halaman

go
Naskah :
Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
p s.
Gambar Kulit :
.b

Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik


en

Diterbitkan oleh :
nt

© Badan Pusat Statistik Provinsi Banten


ba

Dicetak oleh :
://

CV. Dharmaputra
tp
ht

”Dilarang mengumumkan, mendistribusikan,


mengkomunikasikan, dan/atau menggandakan sebagian
atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial tanpa izin
tertulis dari Badan Pusat Statistik"

Sumber gambar sampul buku :


1. Gambar sampul depan : Pantai Tanjung Layar, Kabupaten Lebak
(travel.detik.com, diedit)
Gambar sampul belakang : Pantai Karang Bolong, Kabupaten Serang
(flickr.com, diedit)
2. Gambar sisipan:
1. Masjid Banten Lama, Kota Serang.
2. Masjid Raya Al-Bantani, Kota Serang (kemenag.go.id)
3. Pantai Wisata Anyer, Kabupaten Serang (disbudpar.go.id)
4. Industri Semen Merah Putih, Kabupaten Lebak (semenmerahputih.com)
5. Panen Raya Buah Melon Golden Apollo, Kota Cilegon (bantenasia.com)
Kata Pengantar

Publikasi Statistik Daerah Provinsi Banten 2016 diterbitkan oleh


BPS Provinsi Banten, berisi berbagai data dan informasi terpilih

.id
seputar Banten. Data dan informasi ini dianalisis secara
sederhana, untuk membantu pengguna data dalam memahami

go
perkembangan pembangunan serta potensi yang ada di Banten.
s.
Publikasi Statistik Daerah Provinsi Banten 2016 diterbitkan
bp
untuk melengkapi beberapa publikasi statistik yang sudah terbit
setiap tahun secara rutin. Namun berbeda dengan publikasi
n.

yang sudah ada, publikasi ini lebih menekankan pada aspek


te

analisis data.
an

Materi yang disajikan dalam Publikasi Statistik Daerah Provinsi Banten 2016, mencakup
berbagai informasi dan indikator yang terkait dengan hasil pembangunan dari berbagai
b

sektor di wilayah Provinsi Banten. Diharapkan, publikasi ini dapat digunakan untuk
://

bahan kajian, perencanaan, dan evaluasi berbagai macam program pembangunan yang
tp

telah dijalankan.
ht

Akhirnya, kami sampaikan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada


semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan publikasi ini, sehingga penerbitan
publikasi ini dapat terlaksana. Kritik dan saran sangat kami hargai guna penyempurnaan
publikasi di masa mendatang.

Serang, September 2016

BPS Provinsi Banten


Kepala,

Agoes Soebeno

Statistik Daerah Provinsi Banten 2016 iii


DAFTAR ISI

.id
go
1. Geografi dan Iklim ... 1 11. Industri Pengolahan ... 16
s.
2. Pemerintahan ... 2 12. Konstruksi ... 17
bp

3. Penduduk ... 4 13. Hotel dan Pariwisata ... 18


n.

4. Ketenagakerjaan ... 6 14. Transportasi dan Komunikasi ... 19


te

5. Pendidikan ... 8 15. Perbankan dan Investasi ... 21


an

6. Kesehatan ... 9 16. Inflasi dan Nilai Tukar Petani ... 22


7. Perumahan ... 10 17. Pengeluaran Penduduk ... 24
b

8. Pembangunan Manusia ... 11 18. Perdagangan ... 26


://

9. Pertanian ... 13 19. Pendapatan Regional ... 28


tp

10. Energi Listrik ... 15 20. Perbandingan Regional ... 30


ht

Lampiran Tabel … 33

iv Statistik Daerah Provinsi Banten 2016


1
GEOGRAFI DAN IKLIM
Lebih jarang turun hujan, namun curah hujannya lebih lebat
Suhu udara pada tahun 2015 ini terasa lebih hangat dan lebih kering.
Oleh karena itu hujan juga menjadi lebih jarang turun.
Namun ketika turun, curah hujannya ternyata lebih lebat.

Provinsi Banten secara astronomis terletak Peta Wilayah Provinsi Banten


antara 507’50” - 701’1” LS dan 10501’11” -
10607’12” BT. Adapun secara geografis, berada
di ujung barat Pulau Jawa dan berbatasan
langsung dengan Provinsi Jawa Barat dan DKI
Jakarta, serta Laut Jawa, Samudra Hindia dan
Selat Sunda.

Luas wilayah Banten mencapai 9.663 km2


atau sekitar 0,51 persen dari luas seluruh

.id
daratan Indonesia. Berarti, Banten adalah
provinsi dengan luas wilayah terkecil kelima
di Indonesia setelah Kepulauan Riau (0,43

go
persen), Bali (0,30 persen), DI Yogyakarta
(0,16 persen) dan DKI Jakarta (0,03 persen). s.
Kondisi topografi wilayah Banten pada
bp

umumnya merupakan dataran rendah dengan


ketinggian antara 0 sampai 200 m dpl.
n.

Sementara daerah Lebak Tengah, sebagian Data Geografis dan Iklim Banten
kecil wilayah Kabupaten Pandeglang dan
te

Kabupaten Serang memiliki ketinggian 201 – Keadaan Geografis Satuan Nilai


2.000 m dpl. Adapun ketinggian daerah Lebak
an

Timur berkisar antara 501 sampai 2.000 m dpl, a. Luas wilayah km2 9 662,92
yang terdapat di sekitar Puncak Gunung
b

b. Ketinggian m dpl 0 - 2 000


Sanggabuana dan Gunung Halimun.
://

c. Jumlah pulau kecil buah 61


tp

Iklim wilayah Banten dipengaruhi oleh Angin d. Sungai terpanjang


km 414,3
Monson dan gelombang La Nina. Cuaca (S. Cisadane)
ht

didominasi oleh Angin Barat dari Samudra e. Danau terluas


ha 126
Hindia dan Angin Asia di musim penghujan (Cipondoh)
serta Angin Timur pada musim kemarau. f. Gunung tertinggi
m dpl 1 925
(G. Halimun)
Suhu udara di Banten selama tahun 2015
rata-rata mencapai 27,6 0C, dengan tingkat Kondisi Iklim Satuan 2014 2015
kelembaban udara sebesar 78 persen. Adapun o
a. Suhu rata-rata C 27,3 27,6
hujan turun setiap bulannya, dengan jumlah
hari dan curah hujan dalam setahun masing- b. Kelembaban rata-rata % 98 78
masing sebanyak 142 hari dan 1.385 mm.
c. Bulan hujan Bulan 12 12

Dengan demikian dibandingkan tahun lalu, d. Hari hujan hari 176 142
suhu udara terasa lebih hangat dan lebih e. Curah hujan mm 1 521 1 385
kering. Oleh karena itu hujan juga menjadi lebih
jarang turun. Namun ketika turun, curah hujan f. Curah hujan
mm 8,6 9,4
per hari hujan
nya ternyata lebih lebat, seperti yang terlihat
pada data curah hujan per hari hujan. Sumber : Banten Dalam Angka 2016

Statistik Daerah Provinsi Banten 2016 1


2
PEMERINTAHAN
PNS perempuan bertambah, Legislator perempuan berkurang
Jumlah PNS perempuan bertambah lebih banyak dibandingkan
pertambahan PNS Laki-laki. Sementara legislator perempuan,
jumlahnya justru berkurang setelah dilakukan pergantian antar waktu.

Statistik Pemerintahan di Banten Seperti tahun-tahun sebelumnya, Provinsi


Banten sampai Juni 2016 secara administratif
Wilayah masih terbagi dalam 4 wilayah kabupaten yaitu
2014 2015 Juni 2016
Administrasi Pandeglang, Lebak, Tangerang dan Serang,
serta 4 wilayah kota yakni Tangerang, Cilegon,
1. Kabupaten 4 4 4
Serang dan Tangerang Selatan. Adapun jumlah
2. Kota 4 4 4 kecamatan, desa dan kelurahan juga tidak
2. Kecamatan 155 155 155
mengalami perubahan, baik karena pemekaran
wilayah maupun karena perubahan status dari
4. Desa 1 238 1 238 1 238
desa menjadi kelurahan.

.id
5. Kelurahan 313 313 313
Dilihat dari sisi personil, jumlah PNS daerah

go
Jumlah PNS Daerah 2013 2014 2015 di Banten selama periode 2013-2015 terus
meningkat, dari sekitar 77 ribu orang menjadi
s.
39 276 39 634 39 780
Laki-laki
(51,12%) (50,95%) (50,07%) 79 ribu orang. PNS laki-laki dan perempuan
bp
sama-sama bertambah. Namun pertambahan
Perempuan
37 556
(48,88%)
38 158
(49,05%)
39 676
(49,93%)
jumlah PNS perempuan jauh lebih besar
n.

dibandingkan PNS laki-laki. Akibatnya, proporsi


76 832 77 792 79 456 PNS perempuan meningkat hingga mencapai
te

Jumlah Total
(100,00%) (100,00%) (100,00%)
49,9 persen. Sebaliknya, proporsi PNS laki-laki
menurun menjadi 50,1 persen.
an

Sumber : Banten Dalam Angka 2016

Pemilu Legislatif tahun 2014 telah berhasil


b

Jumlah Anggota DPRD se-Provinsi Banten menghantarkan 76 orang perempuan sebagai


://

Hasil Pemilu Legislatif 2014 dan PAW 2015 legislator di DPRD Provinsi dan Kabupaten/
tp

Kota se-Provinsi Banten. Sayangnya, jumlah ini


pada tahun 2015 berkurang menjadi 72 orang
ht

setelah dilakukannya pergantian antar waktu


(PAW). Dengan demikian, jumlah legislator
perempuannya semakin jauh di bawah angka
30 persen keterwakilan perempuan dalam
lembaga legislatif, sesuai amanat UU No. 10
Tahun 2008.

*** TAHUKAH ANDA


“Jumlah calon legislator (caleg) perempuan
dalam Pemilu Legislatif 2014, yang diusung
oleh 10 partai politik pemenang kursi di DPRD
Banten mencapai 295 orang. Berarti, jumlah
caleg perempuannya sudah melebihi batas
minimal 30 persen dari total caleg yang ada.”
Sumber : Sekretariat DPRD se-Provinsi Banten (data diolah)

2 Statistik Daerah Provinsi Banten 2016


2
PEMERINTAHAN
Kondisi keuangan daerah semakin mandiri
PAD Banten selama periode 2013-2015 melonjak tajam. Sementara
porsinya terhadap pendapatan daerah sedikit bertambah. Betapapun
juga, kondisi keuangan daerah Benten menjadi semakin mandiri.

Sebagai salah satu instrumen kebijakan Realisasi Belanja Daerah Provinsi Banten
fiskal yang dapat digunakan untuk memacu (miliar rupiah)
perkembangan ekonomi daerah, realisasi
belanja daerah Banten selama periode 2013- Uraian 2013 2014 2015

2015 telah menunjukkan perkembangan yang


Total Belanja Daerah : 5 295 6 192 8 084
sangat menggembirakan. Belanja daerah
meningkat pesat, dari 5,3 triliun rupiah menjadi 1. Belanja Langsung 1 979 2 178 3 324
8,1 triliun rupiah. Selain itu, belanja modal yakni
- Belanja Pegawai 182 145 157
komponen belanja daerah yang paling berperan
dalam memacu pertumbuhan ekonomi, juga

.id
- Belanja Barang & jasa 984 1 342 1 731
meningkat hampir dua kali lipatnya. Akibatnya,
dampak belanja daerah terhadap pertumbuhan - Belanja Modal 813 691 1 436

go
ekonomi Banten diperkirakan akan menjadi
2. Belanja Tidak Langsung 3 316 4 104 4 760
semakin besar. s.
- Belanja Pegawai 423 482 545
bp
Pendapatan daerah merupakan sumber
- Belanja Lainnya 2 893 3 532 4 215
dana utama bagi pembiayaan pembangunan
n.

atau belanja daerah. Salah satu komponennya, Sumber : Banten Dalam Angka 2016
yaitu pendapatan asli daerah (PAD) adalah
te

besaran yang biasa digunakan untuk mengukur


Nilai dan Porsi Pendatapatan Asli Daerah
tingginya tingkat kemandirian keuangan suatu
an

Provinsi Banten
daerah. Semakin besar porsinya terhadap
pendapatan daerah, akan semakin tinggi pula
b

tingkat kemandirian keuangan daerah tersebut.


://
tp

PAD Banten sendiri selama periode 2013-


2015 melonjak sangat tajam. Sementara
ht

porsinya terhadap pendapatan daerah hanya


bertambah 0,2 persen, padahal tahun lalu
sempat bertambah 1,2 persen. Betapapun juga,
kondisi keuangan daerahnya dibandingkan dua
tahun sebelumnya, terlihat semakin mandiri.
Implikasinya, Banten menjadi lebih leluasa
dalam mengatur belanja daerahnya, karena
kendala keterbatasan fiskal semakin berkurang.

*** TAHUKAH ANDA


“Tingkat kemandirian keuangan daerah Banten
menempati urutan kedua teratas setelah
Provinsi Jawa Tengah (Data APBD 2015;
www.djpk.kemenkeu.go.id)” Sumber : Banten Dalam Angka 2016 (data diolah)

Statistik Daerah Provinsi Banten 2016 3


3
PENDUDUK
Terbanyak kelima dan terpadat ketiga di Indonesia
Penduduk Banten tahun 2016 berjumlah 12,2 juta orang. Dibandingkan
provinsi lainnya, Banten merupakan provinsi dengan populasi
terbanyak kelima, sekaligus terpadat ketiga di Indonesia.

Perkembangan Penduduk Banten, Hasil proyeksi penduduk menunjukkan


Tahun 1971-2016 bahwa jumlah penduduk Banten pada Juni
2016 sudah mencapai 12,2 juta orang.
Penduduk laki-laki berjumlah 6,2 juta orang,
lebih banyak dibandingkan dengan penduduk
perempuan yang hanya 6,0 juta orang. Dengan
demikian, rasio jenis kelaminnya sebesar 104,0
atau terdapat 1.040 penduduk laki-laki di antara
1.000 penduduk perempuan.

.id
Dibandingkan dengan kondisi enam tahun
sebelumnya, penduduk Banten tumbuh sangat

go
pesat hingga mencapai 2,23 persen per tahun.
Selain itu, juga lebih pesat dari Indonesia yang
s.
rata-rata hanya tumbuh 1,36 persen per tahun.
bp
Akibatnya, proporsi penduduk Banten terhadap
total penduduk Indonesia meningkat dari 4,5
n.

Sumber : BPS Provinsi Banten (data diolah) persen menjadi 4,7 persen. Oleh karena itu,
Banten berhasil mempertahankan posisinya
te

Indikator Kependudukan sebagai provinsi dengan populasi terbanyak


kelima di Indonesia, setelah Jawa Barat (18,3
an

Banten dan Nasional


persen), Jawa Timur (15,1 persen), Jawa
Tengah (13,1 persen) dan Sumatera Utara
b

Juni Juni
Uraian
2010 2016
(5,5 persen).
://

BANTEN
tp

Penduduk (juta orang) 10,6 12,2 Dibandingkan dengan luas wilayahnya yang
hanya sekitar 10 ribu kilometer persegi, Banten
ht

- Laki-laki 5,4 6,2


pada tahun 2016 terasa lebih sesak. Kondisi Ini
- Perempuan 5,2 6,0
terlihat jelas dari tingkat kepadatan penduduk-
Rasio Jenis Kelamin 104,7 104,0 nya yang naik hingga menjadi 1.264 orang per
Pertumbuhan Penduduk (persen) 2,78 2,23 km2. Selain itu, Banten juga menjadi provinsi
Kepadatan Penduduk (orang/km ) 2
1 100 1 264
ketiga terpadat se Indonesia, setelah DKI
Jakarta (15.478 orang per km 2) dan Jawa Barat
INDONESIA
(1.339 orang per km2).
Penduduk (juta orang) 237,6 258,7

- Laki-laki 119,6 130,0

- Perempuan 118,0 128,7


*** TAHUKAH ANDA
Rasio Jenis Kelamin 101,4 101,0 “Penduduk Banten setiap hari bertambah 679
Pertumbuhan Penduduk (persen) 1,49 1,36
orang. Dari pertambahan tersebut, 7 orang
2
di antaranya berasal dari luar Banten, atau
Kepadatan Penduduk (orang/km ) 124 135
yang biasa disebut sebagai penduduk migran.”
Sumber : BPS Provinsi Banten (data diolah)

4 Statistik Daerah Provinsi Banten 2016


3
PENDUDUK
Penduduk Banten terpusat di wilayah Banten Utara
Kabupaten Tangerang yang wilayahnya terletak di bagian utara Banten,
menjadi daerah yang terbayak penduduknya. Demikian pula dengan
Kota Tangerang menjadi daerah terpadat penduduknya.

Penduduk Banten, secara geografis tidaklah Komposisi Penduduk Banten Tahun 2016
terdistribusi dengan merata, karena lebih
banyak yang mendiami wilayah Banten Utara.
Kondisi ini dapat terjadi karena Banten Utara
merupakan salah satu daerah tujuan utama
migrasi di Indonesia, yang antara lain sebagai
akibat menjadi daerah hinterland bagi Provinsi
DKI Jakarta.

.id
Sementara secara spasial, tampak bahwa
Kabupaten Tangerang merupakan daerah yang

go
terbanyak penduduknya, yaitu dengan
persentase mencapai 28,5 persen (3,5 juta s.
orang). Sebaliknya, yang paling sedikit adalah
Kota Cilegon, dengan persentase hanya 3,4
bp

persen (0,4 juta orang).


n.

Diamati menurut kecepatan pertambahan


te

penduduk, Kota Tangerang Selatan yang


Sumber : BPS Provinsi Banten (data diolah)
wilayahnya terletak di bagian utara, menjadi
an

daerah yang paling pesat pertumbuhannya.


Adapun Kota Tangerang yang juga terletak di
b

Indikator Kependudukan Banten


bagian utara, merupakan daerah terpadat
://

Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2016


penduduknya, dimana untuk setiap satu
tp

kilometer persegi wialyahnya, dihuni oleh Rasio


Pertumbuhan Kepadatan
Jenis
13.602 orang. Kabupaten/Kota Penduduk Penduduk
ht

Kelamin
(persen) (orang/km2)

Kondisi yang sama sekali berbeda terjadi 1. Pandeglang 104,4 0,47 437
di bagian selatan Banten. Kabupaten Lebak,
2. Lebak 105,1 0,76 373
menjadi daerah yang paling jarang penduduk-
nya, sedangkan Kabupaten Pandeglang 3. Tangerang 104,8 3,17 3.437
merupakan daerah yang paling lambat
4. Serang 102,9 0,69 856
pertumbuhan penduduknya.
5. Kota Tangerang 104,2 2,28 13.602

Sementara porsi penduduk laki-laki terbesar 6. Kota Cilegon 104,3 1,60 2.386
terdapat di Kota Serang, dimana terdapat 1.052
7. Kota Serang 105,2 1,83 2.456
penduduk laki-laki untuk setiap 1.000 penduduk
perempuan. Adapun yang terkecil di Kota 8. Kota Tangsel 101,5 3,28 10.828
Tangerang Selatan, dengan perbandingan
1.000 penduduk perempuan untuk setiap 1.015 Sumber : BPS Provinsi Banten (data diolah)
penduduk laki-laki .

Statistik Daerah Provinsi Banten 2016 5


4
KETENAGAKERJAAN
Kesempatan kerja banyak tercipta, pengangguran terbuka turun
Kesempatan kerja yang tercipta selama Agustus 2014-Februari 2016
melebihi pertambahan jumlah angkatan kerja. Imbasnya, tingkat
pengangguran terbuka Banten menurun hingga menjadi 7,95 persen.

Statistik Ketenagakerjaan Banten Setiap tahun selama periode Agustus 2014-


Feberuari 2016, antara enam sampai tujuh
Uraian Agustus Agustus Februari orang dari sepuluh orang penduduk usia kerja
2014 2015 2016
Banten (penduduk usia 15 tahun ke atas), telah
Penduduk Usia Kerja (juta orang) 8,36 8,57 8,67 memasuki pasar kerja. Kondisi ini terlihat dari
indikator Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Angkatan Kerja (juta orang) 5,34 5,33 5,69 (TPAK), yang memberikan gambaran mengenai
besarnya persentase penduduk usia kerja yang
- Penduduk Bekerja 4,85 4,83 5,23
termasuk dalam bagian angkatan kerja. Jumlah
angkatan kerja Banten sendiri selama periode

.id
- Penganggur 0,48 0,51 0,45
tersebut cenderung bertambah, yaitu dari 5,34
juta orang menjadi 5,69 juta orang.

go
TPAK (persen) 63,84 62,24 65,56

Penduduk Bekerja (persen) 90,93 90,45 92,05 s.Seiring dengan jumlah angkatan kerja yang
bertambah, persentase penduduk usia kerja
bp
TPT (persen) 9,07 9,55 7,95
yang bekerja juga meningkat. Peningkatan ini,
Sumber : BPS Provinsi Banten (data diolah) terjadi karena kesempatan kerja yang tercipta
n.

melebihi pertambahan jumlah angkatan kerja.


Imbasnya, Tingkat Pengangguran Terbuka
te

Komposisi Lapangan Pekerjaan (TPT) Banten menurun hingga menjadi 7,95


Penduduk Usia Kerja Banten Yang Bekerja, persen pada Februari 2016. Hanya saja, angka
an

Februari 2016
pengangguran ini terasa sangat tinggi, karena
masih tetap jauh di atas rata-rata Nasional yang
b

hanya sebesar 5,50 persen.


://
tp

*** TAHUKAH ANDA


ht

“Enam dari seratus orang penganggur yang


ada di Banten adalah lulusan universitas.”

Diamati menurut komposisi lapangan


pekerjaan utama, dari seratus penduduk usia
kerja Banten yang telah bekerja pada Februari
2016, hampir separuhnya bekerja pada
lapangan usaha industri pengolahan serta
lapangan usaha perdagangan, hotel, dan
restoran. Sementara sekitar sepertiganya, lebih
memilih bekerja pada lapangan usaha jasa-jasa
dan lapangan usaha pertanian. Adapun
sisanya, bekerja pada berbagai lapangan
Sumber : BPS Provinsi Banten (data diolah) usaha selain keempat lapangan usaha di atas.

6 Statistik Daerah Provinsi Banten 2016


4
KETENAGAKERJAAN
TPT relatif kecil, tapi menjadi penyumbang terbesar
Tingginya TPT Banten disebabkan oleh banyaknya jumlah
pengangguran di Kabupaten Tangerang. Namun TPT Kabupaten
Tangerang sendiri relatif kecill, karena masih di bawah TPT Banten.

Penganggur Terbuka dan TPT Banten Tingginya angka TPT Banten, terutama
Menurut Kabupaten/Kota, Agustus 2015 disebabkan oleh banyaknya jumlah penganggur
di Kabupaten Tangerang. Hal ini setidaknya
Pengangguran Terbuka terlihat pada periode Agustus 2015, dimana
TPT
Kabupaten/Kota
(Persen)
lebih dari seperempat penganggur, tinggal dan
Jumlah Persentase menetap di Kabupaten Tangerang. Selain itu,
banyaknya penduduk Kabupaten Serang dan
1. Pandeglang 50 192 9,85 10,22 Kota Tangerang yang menjadi penganggur,
2. Lebak 60 209 11,82 10,74
juga turut menjadi penyumbang terbesar bagi
tingginya angka pengangguran Banten.

.id
3. Tangerang 136 277 26,75 9,00

Betapapun juga, angka TPT terbesar terjadi

go
4. Serang 91 844 18,03 14,80
di Kabupaten Serang dan Kota Cilegon, yang
5. Kota Tangerang 79 368 15,58 8,00 masing-masing mencapai 14,8 persen dan 12
s.
6. Kota Cilegon 22 403 4,40 12,00 persen. Sementara yang terendah di Kota
bp
Tangerang Selatan dan Kota Tangerang,
7. Kota Serang 27 032 5,31 9,49
dengan persentase hanya 6,13 persen dan 8
n.

8. Kota Tangsel 42 058 8,26 6,13 persen. Adapun TPT Kabupaten Tangerang
sendiri ternyata relatif kecil, karena masih
te

Sumber : BPS Provinsi Banten (data diolah)


berada di bawah angka TPT Banten periode
Agustus 2015, yang sebesar 9,55 persen.
an

Statistik Upah Minimum Kabupaten/Kota


di Banten, Tahun 2016 (Juta Rupiah) Sementara itu tingginya taraf hidup atau
b

tingkat kesejahteraan pekerja, setidaknya dapat


://

diketahui dari besarnya upah yang diterima


tp

oleh mereka. Pekerja di Kabupaten Lebak dan


Pandeglang pada tahun 2016 menerima upah
ht

minimum terendah se Banten, sedangkan yang


tertinggi diterima oleh pekerja di Kota Cilegon.

Tinggi atau rendahnya upah yang diterima


oleh para pekerja, sepertinya lebih terkait
dengan jenis pekerjaan yang ada di wilayah
masing-masing. Pekerja di Kota Cilegon
menerima upah tertinggi, karena wilayahnya
menjadi sentra industri padat modal yang
berteknologi tinggi. Adapun Kabupaten Lebak
dan Pandeglang menjadi penerima upah
terendah, karena pekerjaannya memang lebih
banyak berkaitan dengan sektor pertanian yang
tenaga kerjanya berlebih.
Sumber : BPS Provinsi Banten (data diolah)

Statistik Daerah Provinsi Banten 2016 7


5
PENDIDIKAN
Akses pendidikan bertambah, kualitas penduduk meningkat
Kualitas penduduk Banten meningkat cukup pesat, terlihat dari
meningkatnya RLS dan APT. Peningkatan kualitas ini terjadi karena
akses penduduk terhadap pendidikan semakin bertambah.

Perbaikan tingkat kesejahteraan penduduk Indikator Pendidikan Banten


di suatu daerah tidak terlepas dari pendidikan
yang merupakan penentu kualitas penduduk.
Uraian 2013 2014 2015
Kualitas penduduk Banten sendiri sepanjang
periode 2013-2015 meningkat cukup pesat. Hal
ini dapat diketahui dari meningkatnya rata-rata Kualitas Pendidikan Penduduk
lama sekolah penduduk usia 25 tahun ke atas - Rata-rata Lama Sekolah (tahun) 8,17 8,19 8,27
(RLS) dan persentase penduduk usia 15 tahun
ke atas lulusan S1/DIV/S2/S3 (APT), hingga - Lulusan S1/DIV ke Atas (persen) 4,27 5,51 5,77
mencapai 8,3 tahun dan 5,8 persen pada tahun

.id
2015. Bahkan, kualitas penduduk Banten ini Angka Partisipasi Sekolah (persen)
secara rata-rata lebih tinggi dibandingkan

go
- Usia 7-12 Tahun 99,05 99,29 99,41
Nasional, yang memiliki RLS dan APT hanya
7,8 tahun dan 5,6 persen. s.
- Usia 13-15 Tahun 92,83 94,87 95,29
bp
Kualitas penduduk Banten yang meningkat - Usia 16-18 Tahun 62,32 66,25 66,73
ternyata didorong oleh semakin luasnya akses Sumber : BPS Provinsi Banten
n.

penduduk terhadap pendidikan. Hal ini ditandai


oleh angka partisipasi sekolah (APS) untuk
te

berbagai kelompok usia yang terus mengalami Rasio Ketersediaan Sekolah di Banten
peningkatan. Namun demikian, masih rendah-
an

nya APS kelompok usia 16-18 tahun, harus


mendapat perhatian lebih dari semua pihak. Hal
b

ini karena dengan nilai APS yang hanya 66,73


://

persen, berarti ada sekitar sepertiga penduduk


tp

Banten usia 16-18 tahun, yang pada tahun


2015 tidak bersekolah lagi.
ht

Kualitas pendidikan penduduk berkaitan erat


dengan ketersediaan sarana dan prasarana
pendidikan. Salah satu indikatornya adalah
rasio ketersediaan sekolah (RKS), yang dapat
menggambarkan kemampuan sekolah dalam
menampung penduduk usia sekolah sesuai
dengan jenjang pendidikan. Berdasarkan data
yang ada, terlihat bahwa RKS SMP/MTs dan
SMA/SMK/MI mengalami penurunan. Berarti,
ketersediaan gedung sekolahnya meningkat
melebihi pertambahan penduduk usia sekolah.
Sementara untuk gedung sekolah SD/MI,
peningkatannya sedikit dibawah pertambahan
penduduk usia sekolahnya. Sumber : BPS Provinsi Banten (data diolah)

8 Statistik Daerah Provinsi Banten 2016


6
KESEHATAN
Pemahaman bertambah, capaian bidang kesehatan membaik
Capaian bidang kesehatan membaik, terlihat dari AHH yang terus
meningkat. Perbaikan ini disebabkan oleh bertambahnya
pemahaman kesehatan penduduk dan banyaknya fasilitas kesehatan.

Statistik Kesehatan Banten Capaian Banten dalam bidang kesehatan


dalam dua tahun terakhir telah menunjukkan
Uraian 2013 2014 2015 perbaikan yang signifikan. Kondisi ini terlihat
dari Angka harapan hidup (AHH) yang terus
AHH (tahun) 69,04 69,13 69,43
meningkat hingga mencapai 69,4 tahun pada
Angka Kesakitan (persen) 29,08 29,48 30,34 tahun 2015. Hanya saja, angka kesakitan yang
Rata-rata Lama Sakit (hari) 4,87 5,18 5,61 diukur dengan persentase penduduk yang
mengalami keluhan kesehatan, pada periode
Tempat Berobat Jalan (%)
yang sama juga meningkat hingga menjadi 30,3
Rumah Sakit 9,93 9,30 11,34 persen. Selain itu, rata-rata lama sakit dari

.id
Praktik Dokter 40,77 35,49 33,79 penduduk yang mengalami keluhan kesehatan
juga naik dari 4,9 hari menjadi 5,6 hari.

go
Puskesmas 22,57 23,85 29,83

Petugas Kesehatan 21,77 26,41 22,43 Perbaikan capaian dalam bidang kesehatan
Lainnya 4,96 4,95 2,61
s.
ini disebabkan oleh bertambahnya pemahaman
bp
Penolong Kelahiran Terakhir (%)
penduduk akan arti penting kesehatan. Hal ini
dapat diketahui dengan melihat bahwa dokter
n.

Dokter 17,60 19,48 22,61


praktik dan puskemas masih menjadi tempat
Bidan 59,23 59,05 56,61 rujukan kesehatan paling sering didatangi oleh
te

Lainnya 23,17 21,47 20,77 penduduk yang mengalami keluhan kesehatan


untuk berobat jalan.
an

Sumber : BPS Provinsi Banten

Bahkan, persentase kunjungan penduduk ke


b

Fasilitas dan Tenaga Kesehatan di Banten rumah sakit yang juga untuk berobat jalan,
://

Tahun 2015 meningkat dari 9,9 persen menjadi 11,3 persen


tp

pada tahun 2015. Selain itu, persentase balita


yang proses kelahirannya ditolong oleh dokter
ht

juga meningkat menjadi 22,6 persen, padahal


pada tahun 2013 masih sebesar 17,6 persen.

Tingginya pemahaman penduduk Banten


akan arti penting kesehatan, terutama karena
mereka sering berinteraksi dengan petugas
kesehatan dan difasilitasi oleh berbagai sarana
kesehatan yang semakin bertambah banyak.
Tercatat, jumlah sarana kesehatan berupa
rumah sakit dan puskesmas pada tahun 2015
masing-masing sebanyak 88 unit dan 233 unit.
Kedua sarana kesehatan tersebut secara total
didukung oleh 4.439 dokter umum. dokter gigi
dan dokter spesialis, serta 4.949 bidan dan
Sumber : BPS Provinsi Banten (data diolah)
8.072 perawat.

Statistik Daerah Provinsi Banten 2016 9


7
PERUMAHAN
Kepemilikan meningkat, luas rumah menyempit
Persentase rumah tangga yang menempati rumah milik sendiri
meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Sayangnya, luas rumah
yang baru ditempati pun kebanyakan justru lebih sempit.

Rumah atau hunian tempat tinggal adalah Statistik Perumahan Banten (persen)
salah satu kebutuhan dasar manusia yang
mutlak harus dimiliki. Berdasarkan data yang Uraian 2013 2014 2015
ada, sekitar 81 persen rumahtangga di Banten
pada tahun 2015 ini sudah menempati rumah Rumahtangga menempati
77,48 77,96 80,94
rumah milik sendiri
milik sendiri. Artinya, kepemilikan rumah oleh
rumahtangga sudah meningkat dibandingkan Rumahtangga menempati rumah
dengan luas lantai per kapita ≤ 7 11,99 11,00 11,23
tahun-tahun sebelumnya. Sayangnya, luas m2
rumah yang baru ditempati kebanyakan justru
Rumahtangga menempati rumah
lebih sempit. Kondisi yang demikian setidaknya 91,74 95,76 95,98

.id
dengan lantai terluas bukan tanah
tercermin dari naiknya persentase rumahtangga
yang menempati rumah dengan luas lantai per Rumahtangga menempati rumah

go
83,78 83,26 79,16
dengan atap dari beton/genteng
kapita maksimal tujuh meter persegi.
Rumahtangga menempati rumah

Kualitas rumah yang ditempati, baik dari


s.
dengan dinding terluas dari 83,58 84,86 84,88
tembok
bp
bentuk fisik maupun fasilitas yang tersedia, Sumber : BPS Provinsi Banten
dapat mencerminkan tingkat kesejahteraan dan
n.

status sosial penghuninya. Kondisi fisik rumah


Persentase Rumahtangga di Banten
yang ditempati pada tahun 2015 terlihat banyak
te

Menurut Sumber Air Minum Bersih dan


mengalami perbaikan. Hal ini diketahui dari Sanitasi Layak
bertambahnya persentase rumahtangga yang
an

menempati rumah berlantai bukan tanah dan


berdinding dari tembok. Hanya saja, persentase
b

rumahtangga yang menempati rumah dengan


://

atap dari beton atau genteng justru menurun


tp

bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.


ht

Sementara itu sumber air minum bersih dan


sanitasi layak merupakan salah satu fasilitas
perumahan yang berperan penting dalam
kehidupan sehari-hari. Namun keberadaan
keduanya ternyata masih menjadi masalah
yang kronis bagi sebagian penduduk Banten.
Tercatat, sampai tahun 2015 ini setidaknya
masih ada tiga dari sepuluh rumahtangga yang
belum mempunyai akses terhadap kedua
fasilitas perumahan tersebut. Bahkan untuk
fasilitas sanitasi layak, persentase rumah
tangga yang mampu mengaksesnya justru
mengalami penurunan dibandingkan tahun-
tahun sebelumnya.
Sumber : BPS Provinsi Banten (data diolah)

10 Statistik Daerah Provinsi Banten 2016


8
PEMBANGUNAN MANUSIA
Status pembangunan meningkat, kecepatan melambat
Status pembangunan manusia Banten meningkat menjadi “Tinggi”,
namun kecepatan peningkatannya melambat. Hal ini ditandai oleh
angka IPM sebesar 70,27, tapi angka pertumbuhannya mengecil.

Perkembangan IPM Banten Pembangunan manusia merupakan sebuah


proses perubahan kualitas diri manusia menuju
kehidupan yang lebih baik. Kemajuan
pembangunan manusia ini secara umum dapat
ditunjukkan dengan melihat perkembangan
indeks pembangunan manusia (IPM). IPM
sendiri adalah ukuran yang mencerminkan
capaian kemajuan pembangunan manusia,
yang dibentuk oleh tiga dimensi dasar
kebutuhan manusia, yaitu umur panjang dan

.id
sehat, pengetahuan dan standar hidup layak.

go
Capaian pembangunan manusia di Banten
selama periode 2013-2015, yang diukur dengan
s.
IPM terus mengalami peningkatan. Selain itu,
bp
status pembangunan manusianya juga
meningkat dari “Sedang” (60≤IPM<70) menjadi
n.

“Tinggi” (70≤IPM<80). Hanya saja kecepatan


peningkatannya terlihat semakin melambat,
te

yang ditandai oleh angka pertumbuhan yang


terus mengecil. Akibatnya, sasaran menuju IPM
an

Sumber : BPS Provinsi Banten (data diolah) ideal (IPM ideal=100), akan menjadi semakin
lambat untuk didekati. IPM Banten sendiri pada
b

Komponen IPM Banten tahun 2015 ini baru mencapai 70,27, atau
://

jaraknya dari yang ideal masih kurang 29,73


tp

2015 persen. Betapapun juga, dengan angka IPM


sebesar itu, capaian pembangunan manusia
ht

Dimensi Dasar 2014 Pertum-


Nilai buhan
Banten berada pada peringkat ke delapan
(Persen) di Indonesia.
Umur Panjang dan Sehat
Meningkatnya capaian pembangunan
Angka Harapan Hidup
69,13 69,43 0,43 manusia di Banten, ternyata didorong oleh
(AHH, Tahun)
kenaikan semua komponen pembentuknya.
Pengetahuan Terutama, oleh komponen PPP dan RLS yang
Harapan Lama Sekolah
12,31 12,35 0,31 pada tahun 2015 ini masing-masing meningkat
(HLS, Tahun)
sekitar 1 persen. Bahkan, peningkatannya itu
Rata-rata Lama Sekolah
(RLS, Tahun)
8,19 8,27 1,01 telah membuat level PPP dan RLS Banten
menempati urutan tertinggi keenam dan
Standar Hidup Layak
keempatbelas di seluruh Indonesia. Sementara
Pengeluaran per Kapita AHH dan HLS, nilainya justru masih jauh
setahun yang Disesuaiakan 11,2 11,3 1,00
(PPP, Juta Rupiah) dibawah rata-rata Nasional yang mencapai
Sumber : BPS Provinsi Banten
70,78 tahun dan 12,55 tahun.

Statistik Daerah Provinsi Banten 2016 11


8
PEMBANGUNAN MANUSIA
Banten sukses dalam pengentasan kemiskinan
Banten sukses dalam program pengentasan kemiskinan, ditandai oleh
menurunnya jumlah dan persentase penduduk miskin, serta semakin
mengecilnya indeks kedalaman dan indeks keparahan kemiskinan.

Statistik Kemiskinan Banten Program pengentasan kemiskinan di Banten


selama setahun terakhir ini, dapat dikatakan
Uraian
Maret Sep Maret berjalan sukses. Penilaian tersebut didasarkan
2015 2015 2015
kepada jumlah dan persentase penduduk
miskin yang menurun, padahal pada saat
Garis kemiskinan (rupiah) 336 483 356 436 367 949
bersamaan garis kemiskinannya justru
Jumlah penduduk miskin (ribuan orang) 702,4 690,7 658,1 meningkat. Jumlah dan persentase penduduk
miskin sendiri pada Maret 2016 masing-masing
Persentase penduduk miskin (P 0) 5,90 5,75 5,42 mencapai 658 ribu orang dan 5,42 persen,
sedangkan garis kemiskinannya 368 ribu rupiah

.id
Indeks kedalaman kemiskinan (P 1) 0,94 0,90 0,80
per kapita sebulan.

go
Indeks keparahan kemiskinan (P 2) 0,23 0,21 0,17
Selain karena jumlah dan persentase
Sumber : BPS Provinsi Banten penduduk miskin yang menurun, indeks
s.
kedalaman kemiskinan dan indeks keparahan
bp
kemiskinan juga terlihat semakin mengecil.
Distribusi Persentase Penduduk Miskin Berarti, pengeluaran penduduk miskin Banten
Banten, September 2014
n.

secara rata-rata meningkat hingga semakin


mendekati garis kemiskinannya. Adapun tingkat
te

ketimpangan pengeluaran antar sesama


penduduk miskinnya, juga semakin menyempit.
an

Dengan demikian, pengentasan kemiskinan ke


depannya akan lebih mudah untuk dilakukan,
b

karena pemerintah dapat menyusun program


://

intervensi yang lebih terarah dan dengan biaya


tp

yang lebih rendah.


ht

Betapapun juga, pengentasan kemiskinan


Banten memang belum seratus persen
berhasil. Hal ini karena program pengentasan
yang dilaksanakan, sepertinya masih bersifat
parsial dan urban sentris. Akibatnya, insiden
kemiskinan terbanyak secara historis selalu
terdapat di Kabupaten Tangerang, Lebak dan
Pandeglang, yang merupakan daerah sentra
pertanian Banten. Oleh karena itu, Untuk
mempercepat penurunan angka kemiskinan,
dibutuhkan program yang terintegrasi dan lintas
sektor, termasuk dengan melibatkan secara
penuh berbagai pemangku kepentingan
di bidang pertanian dalam program tersebut.
Sumber : BPS Provinsi Banten (data diolah)

12 Statistik Daerah Provinsi Banten 2016


9
PERTANIAN
Produksi tanaman padi meningkat
Produksi padi Banten tahun 2015 naik 0,14 juta ton. Kenaikan
produksi ini disebabkan oleh luas panen yang bertambah dan
produktivitas tanaman yang meningkat.

Sebagai produsen beras terbesar kesebelas Statistik Tanaman Pangan Banten


di Indonesia, padi menjadi tanaman yang telah
ditanam di seluruh wilayah Banten. Akan tetapi, Jenis Tanaman 2013 2014 2015
sentra produksinya hanya terletak pada empat
PADI
wilayah kebupaten, yaitu Pandeglang, Lebak, - Luas Panen (000 hektar) 393,7 386,4 386,7
Serang, dan Tangerang. Produksi padi Banten - Produksi (000 ton) 2 083,6 2 045,9 2 189,0
sendiri pada tahun 2015 mencapai 2,19 juta ton - Produktivitas (kw/ha) 52,92 52,95 56,61
gabah kering giling (GKG), atau naik 0,14 juta JAGUNG

ton GKG dibandingkan tahun 2014. - Luas Panen (000 hektar) 3,6 3,2 3,5
- Produksi (000 ton) 12,0 10,5 11,9

.id
KEDELAI
Kenaikan produksi padi ini disebabkan oleh - Luas Panen (000 hektar) 7,9 4,8 5,3
luas panen yang bertambah dan produktivitas

go
- Produksi (000 ton) 10,3 6,4 7,3
yang meningkat. Luas panen bertambah karena KACANG TANAH
adanya perbaikan pada jaringan irigasi tersier, - Luas Panen (000 hektar)
s. 9,3 8,1 7,6
- Produksi (000 ton)
pembuatan embung dan program pompanisasi. 12,8 10,7 11,0
bp
KACANG HIJAU
Adapun produktivitas tanaman yang meningkat,
- Luas Panen (000 hektar) 0,8 1,1 0,7
selain dipengaruhi oleh kondisi iklim, juga - Produksi (000 ton) 0,7 0,9 0,5
n.

disebabkan oleh penerapan sistem penanaman UBI KAYU


jajar legowo serta penggunaan bibit unggul - Luas Panen (000 hektar) 6,4 5,7 4,2
te

bersertifikat dan pupuk bantuan pemerintah, - Produksi (000 ton) 97,8 85,9 74,2

antara lain melalui program upaya khusus. UBI JALAR


an

- Luas Panen (000 hektar) 2,1 2,1 1,5


- Produksi (000 ton) 28,0 28,3 20,2
Seperti padi, tanaman palawija juga ditanam
b

Sumber : Banten Dalam Angka 2016


di seluruh wilayah Banten, dengan sentra
://

produksi terutama di Kabupaten Serang dan


Produktivitas Tanaman Palawija Banten
tp

Pandeglang. Peningkatan/penurunan produksi


(kw/ha)
tanaman palawija pada tahun 2015 umumnya
ht

disebabkan oleh penambahan/penurunan luas


panen. Produksi tanaman palawija terbanyak
dipegang oleh tanaman ubi kayu, sedangkan
yang paling sedikit adalah tanaman kacang
hijau. Adapun produktivitas tanaman tertinggi
dan terendah, juga dipegang oleh tanaman ubi
kayu dan tanaman kacang hijau, dengan tingkat
produktivitas masing-masing sebanyak 178
kw/ha dan 8 kw/ha.

*** TAHUKAH ANDA


“Produksi beras Banten pada tahun 2015
diperkirakan mencapai 1,23 juta ton, padahal
konsumsi penduduknya 1,36 juta ton setahun.” Sumber : Banten Dalam Angka 2016 (data diolah)

Statistik Daerah Provinsi Banten 2016 13


9
PERTANIAN
Produsen anggrek tertinggi, daging sapi nomor empat
Banten menjadi produsen anggrek tertinggi dan produsen daging sapi
terbesar keempat di Indonesia. Tingkat produksi keduanya
masing-masing sebanyak 7,04 juta tangkai dan 39 ribu ton.

Statistik Komoditas Tanaman Selain padi, Banten juga memiliki komoditas


Unggulan Banten tanaman unggulan lain, yaitu tanaman anggrek
dengan tingkat produksi tertinggi di Indonesia.
Tanaman Satuan 2014 2015
Sentra produksinya terdapat di Kota Tangerang
Selatan dan menjadi salah satu obyek wisata.
Namun, jumlah produksinya pada tahun 2015
Anggrek Juta tangkai 7,41 7,04
hanya 7,04 juta tangkai, menurun dibandingkan
Melinjo ton 48 090 28 520 tahun sebelumnya.

Selain anggrek, komoditas unggulan lainnya

.id
Aren ton 1 632 1 655
adalah emping melinjo yang sudah diekspor ke
Melon ton 942 1 222 Timur Tengah, dengan sentra produksi terdapat

go
di Kabupaten Pandeglang. Kemudian gula aren
Durian ton 40 822 48 546
yang dapat dinikmati sebagai panganan
s.
Sumber : BPS Provinsi Banten camilan, dengan sentra produksi di Kabupaten
bp
Lebak. Terakhir, buah melon berkualitas ekspor
dari Kota Cilegon serta buah durian asal
Perkembangan Produksi Daging dan Telur
n.

Kabupaten Pandeglang dan Serang yang


di Banten (ribu ton)
kelezatannya sudah terkenal dimana-mana.
te

Produksi keempat komoditas unggulan ini pada


tahun 2015 masing-masing sekitar 29 ribu ton;
an

2 ribu ton; seribu ton dan 49 ribu ton.


b

Banten juga menjadi produsen daging sapi


://

terbesar keempat dan produsen daging kerbau


tp

nomor sepuluh di Indonesia. Tingkat produksi


keduanya pada tahun 2015 masing-masing
ht

sebanyak 39 ribu ton dan 2 ribu ton. Sementara


sentra produksinya, untuk daging sapi terletak
di Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang,
serta Kota Tangerang Selatan. Adapun daging
kerbau di Kabupaten Serang dan Lebak.

Selain daging sapi dan kerbau, Banten juga


menjadi produsen daging ayam ras terbesar
kelima dan produsen telur ayam ras terbanyak
kesembilan di Indonesia. Tingkat produksi
daging dan telur ayam ras ini masing-masing
sebanyak 99 ribu ton dan 53 ribu ton, dengan
sentra produksi terdapat di Kota Serang dan
Sumber : Statistik Indonesia 2016 (data diolah) Kabupaten Tangerang serta Kabupaten Serang
dan Kabupaten Tangerang.

14 Statistik Daerah Provinsi Banten 2016


10
ENERGI LISTRIK
Kalangan industri menyerap energi listrik terbanyak
Sekitar dua per tiga dari total 18,6 juta MWh energi listrik yang
terjual di Banten, dikonsumsi oleh kalangan industri. Adapun
pelanggan rumahtangga mengkonsumsi sekitar seperlimanya.

Sektor energi listrik Banten menjadi salah Perkembangan Kapasitas dan Produksi
satu sektor strategis, yang bukan saja untuk Listrik di Banten
Banten, tapi juga bagi Jawa dan Bali. Kondisi
yang demikian itu dapat terjadi karena dari sisi Tahun
Kapasitas Produksi Listrik
Terpasang (MW) (GWh)
supply, Banten memiliki pembangkit listrik yang
masuk dalam jaringan listrik interkoneksi Jawa-
2012 11 324 46 317
Bali. Pembangkit listrik tersebut adalah PTLU
Suralaya dan PT Krakatau Daya Listrik (Kota 2013 11 704 52 860
Cilegon), PLTGU Bojonegara (Kabupaten
Serang), PLTU Lontar (Kabupaten Tangerang),

.id
2014 12 873 63 695
dan PLTU Labuan (Kabupaten Pandeglang). Sumber : BPS RI, Statistik Listirik 2011-2014

go
Kapasitas terpasang seluruh pembangkit
Distribusi Persentase Energi Listrik Terjual
listrik di Banten sendiri terus meningkat, yakni s. di Banten, Tahun 2015
dari 11,3 ribu MW pada tahun 2012 menjadi
bp
12,9 ribu MW pada tahun 2014. Seiring dengan
itu, jumlah unit pembangkit listriknya juga
n.

mengalami kenaikan. Akibatnya, jumlah energi


listrik yang dibangkitkan bertambah hingga
te

mencapai 63,7 ribu GWh.


an

Dari sisi demand, distribusi atau penjualan


listrik PLN di Banten sangat unik. Hal ini karena
b

penjualannya dilakukan oleh dua distributor,


://

yaitu PT PLN Distribusi Jakarta Raya dan


tp

Tangerang serta PT PLN Distribusi Jawa Barat


dan Banten. Tingkat efisiensi distribusi listrik
ht

Sumber : Banten dalam Angka 2016 (data diolah)


PLN nya terlihat semakin memburuk, karena
persentase energi listrik yang susut selama
proses distribusi mengalami kenaikan dari 10 Neraca Energi Listrik di Banten (MWh)
persen pada tahun 2014 menjadi 11 persen
pada tahun 2015. Uraian 2014 2015

Sementara jumlah energi listrik yang terjual Energi listrik yang tersedia (juta MWh) 21,44 20,98
pada tahun 2015 justru mengalami penurunan
Energi listrik yang terjual (juta MWh) 19,20 18,64
hingga menjadi 18,6 juta MWh. Sekitar dua per
tiga dari energi listrik yang terjual ini, ternyata Energi listrik yang terpakai
0,01 0,01
dibeli oleh perusahaan/usaha dari kalangan oleh sistem distribusi (juta MWh)

industri pengolahan. Adapun pelanggan Energi listrik yang susut (juta MWh) 2,17 2,33
rumahtangga yang jumlahnya jauh lebih
banyak, hanya mengkonsumsi energi listrik Persentase listrik yang susut 10,12 11,00
sekitar seperlimanya saja. Sumber : Banten dalam Angka 2016

Statistik Daerah Provinsi Banten 2016 15


11
INDUSTRI PENGOLAHAN
Tenaga kerja menurun, NTB per tenaga kerja meningkat
Jumlah angkatan kerja cukup banyak, tapi kesempatan kerja
Penyerapan
rendah. tenaga kerja industri industri pengolahan menurun.
Namun NTB yang diciptakannya justru mengalami peningkatan.
Akibatnya, NTB per tenaga kerja juga meningkat.

Statistik Industri Pengolahan Banten Industri pengolahan merupakan satu-


satunya lapangan usaha yang setiap tahun
Uraian 2014 2015 selalu mendominasi perekonomian Banten.
Jumlah perusahaan atau usahanya pada tahun
Perusahaan/usaha (unit) 83 132 119 295 2015 mencapai 119 ribu unit, atau bertambah
Tenaga Kerja (orang) 1 273 015 1 198 766 36 ribu unit dibandingkan tahun sebelumnya.
Akan tetapi, penyerapan tenaga kerjanya justru
Nilai Tambah Bruto (NTB, Triliun Rp) 148,4 160,0 menurun dari 1,3 juta orang menjadi 1,2 juta
NTB per Tenaga Kerja (Juta Rp) 116,6 133,5
orang. Namun demikian, NTB yang diciptakan-
nya meningkat hingga mencapai angka 160

.id
Sumber : BPS Provinsi Banten (Data diolah) triliun rupiah. Akibatnya, NTB per tenaga kerja
juga meningkat dari 117 juta rupiah rupiah

go
Distribusi Spasial Industri Pengolahan menjadi 134 juta rupiah.
Banten, Tahun 2015 (persen) s.
Perusa- Tenaga Secara spasial, industri pengolahan Banten
Uraian NTB
bp
haan Kerja terkonsentrasi di Kota Tangerang, Kabupaten
Kabupaten Tangerang 44,8 45,6 24,0 Tangerang dan bagian timur Kabupaten Serang
n.

Kota Tangerang 32,0 22,1 25,5 dengan teknologi produksi kebanyakan padat
tenaga kerja. Kemudian, Kota Cilegon dan
te

Kabupaten Serang 12,2 13,3 17,3


bagian barat Kabupaten Serang yang menjadi
daerah konsentrasi industri padat modal.
an

Kota Cilegon 4,6 3,1 26,8

Kabupaten/Kota Lainnya 6,4 15,9 6,5


Secara keseluruhan persentase jumlah
perusahaan, tenaga kerja dan NTB industri
b

Sumber : BPS Provinsi Banten pengolahan untuk keempat kabupaten/kota


://

tersebut terhadap total Banten mencapai 93,6


tp

NTB Banten per Tenaga Kerja persen, 74,1 persen dan 93,5 persen.
Tahun 2015 (juta rupiah)
ht

Adanya perbedaan teknologi produksi antar


perusahaan/usaha industri pengolahan, secara
agregat dapat dilihat dari tingkat produktivitas
tenaga kerja, yang dalam hal ini diukur dengan
NTB per tenaga kerja. Dimana, tingkat
produktivitas tenaga kerja industri padat modal
akan lebih tinggi dibandingkan yang padat
tenaga kerja. Dengan melihat besaran NTB per
tenaga kerja, dapat dikatakan bahwa industri
pengolahan yang ada di Kota Cilegon relatif
paling padat modal dibandingkan daerah lain
di Banten. Adapun yang paling padat tenaga
kerja adalah industri pengolahan yang terletak
di Kabupaten Tangerang.
Sumber : BPS Provinsi Banten (data diolah)

16 Statistik Daerah Provinsi Banten 2016


12
KONSTRUKSI
Kinerja meningkat
Kinerja lapangan usaha konstruksi meningkat, ditandai oleh
bertambahnya jumlah perusahaan dan tenaga kerja tetap, serta nilai
pekerjaan konstruksi yang diselesaikan dalam setahun.

Konstruksi merupakan lapangan usaha yang Statistik Perusahaan Konstruksi Banten


memiliki peranan sangat penting dalam proses
pembangunan di suatu wilayah. Dalam hal ini, Uraian 2014 2015
terutama untuk mendukung terciptanya sarana
dan prasarana ekonomi sosial yang lebih baik, 1. Jumlah Perusahaan Konstruksi 2 440 2 455

agar lapangan usaha lainnya dapat tumbuh dan a. Kecil 1 880 1 890
berkembang dengan pesat.
b. Menengah 534 539

Kinerja lapangan usaha konstruksi sendiri c. Besar 26 26


selama setahun terakhir ini terlihat mengalami

.id
peningkatan. Kondisi ini setidaknya dapat 2. Jumlah pekerja Kerja tetap 25 514 26 092
diketahui dari naiknya jumlah perusahaan

go
Sumber : Statistik Indonesia 2016
konstruksi hingga menjadi 2.455 unit. Namun
demikian, kenaikannya ternyata hanya terjadi s. Komposisi Pekerja Tetap
pada perusahaan konstruksi berskala kecil dan Perusahaan Konstruksi (persen)
bp
menengah saja.
n.

Disamping itu, jumlah pekerja tetap juga


mengalami kenaikan. Hanya saja, pekerja atau
te

tenaga ahlinya justru berkurang 0,1 persen


dibandingkan tahun 2014. Betapapun juga,
an

pekerja trampilnya bertambah dari 32,8 persen


menjadi 37,2 persen pada tahun 2015.
b
://
tp

*** TAHUKAH ANDA


ht

“Perusahaan konstruksi yang ada di Banten


sama sekali tidak memiliki tenaga ahli utama
dalam bidang jasa pelaksana konstruksi dan
Sumber : Statistik Indonesia 2016 (data diolah)
jasa perencana atau pengawas konstruksi.”

Nilai Pekerjaan Konstruksi


Selain pekerja tetap, nilai konstruksi yang yang Diselesaikan (triliun rupiah)
diselesaikan selama setahun oleh perusahaan
Jenis Pekerjaan 2014 2015
konstruksi yang ada di Banten juga meningkat
hingga mencapai 13,5 triliun rupiah pada tahun Konstruksi Bangunaj Gedung 2,03 2,12
2015. Peningkatan nilai pekerjaannya juga
terjadi pada semua jenis pekerjaan konstruksi. Konstruksi Bangunan Sipil 7,42 8,22
Namun jenis pekerjaannya masih didominasi Konstruksi Khusus 2,83 3,19
oleh pekerjaan konstruksi bangunan sipil,
Jumlah 12,28 13,53
dengan persentase sekitar 60 persen dari total
nilai konstruksi yang diselesaikan.. Sumber : Statistik Indonesia 2016

Statistik Daerah Provinsi Banten 2016 17


13
HOTEL DAN PARIWISATA
Wisman di hotel berbintang, Wisnus di hotel non bintang
Sekitar 0,23 juta wisman dan 1,84 juta wisnus menginap di hotel-
hotel yang ada di Banten. Wisman hampir semuanya bermalam
di hotel berbintang, sedangkan wisnus kurang dari dua pertiganya.

Statistik Perhotelan di Banten


Banten merupakan salah satu provinsi yang
berpotensi besar untuk menjadi daerah utama
Uraian 2013 2014 2015
tujuan wisata di Indonesia. Hal ini karena
Akomodasi (unit) Banten memiliki KEK Pariwisata Tanjung
- Hotel Berbintang 43 52 54 Lesung, Pantai Sawarna, Anyer dan Carita,
- Hotel Non Bintang 240 246 275
dan Kompleks Banten Lama, serta beragam
Jumlah Kamar (unit)
- Hotel Berbintang 3 943 4 765 5 684
obyek dan daya tarik wisata lainya, termasuk
- Hotel Non Bintang 4 355 4 563 4 997 untuk keperluan ICE (Incentive, Conference,
Jumlah Tempat Tidur (unit) and Exhibition). Semua tempat, obyek dan
daya tarik wisata ini telah ditunjang oleh sarana

.id
- Hotel Berbintang 5 998 7 088 8 342
- Hotel Non Bintang 7 384 7 829 7 716 dan prasarana akomodasi yang memadai.
Tingkat Penghunian Kamar (TPK, persen)

go
- Hotel Berbintang 52,60 48,77 57,31
Seiring dengan semakin maraknya kegiatan
- Hotel Non Bintang 35,32 32,22 45.58
Jumlah Tamu Menginap (ribu orang)
kepariwisataan di Banten, usaha akomodasi
s.
- Wisatawan mancanegara 360 176 226 selama periode 2013-2015 berkembang pesat.
bp
- Wisatawan Nusantara 2 977 1 628 1 843 Kondisi ini ditandai oleh meningkatnya jumlah
Sumber : BPS Provinsi Banten usaha akomodasi, jumlah kamar dan jumlah
n.

tempat tidur, baik untuk hotel bintang maupun


Komposisi Tamu Hotel di Banten non bintang.
te

Tahun 2015
Disamping itu, angka TPK juga meningkat
an

drastis, khususnya hotel non bintang. TPK


terbesar sendiri masih dipegang oleh hotel
b

bintang. Hal ini menandakan bahwa hotel


://

berbintang lebih banyak dipilih sebagai tempat


tp

menginap daripada hotel non bintang.


ht

Adapun jumlah tamu yang menginap di hotel


pada tahun 2015 mencapai 2,07 juta orang,
terdiri dari 0,23 juta wisatawan mancanegara
(wisman) dan 1,84 juta wisatawan nusantara
Sumber : BPS Provinsi Banten (data diolah)
(wisnus). Hampir semua wisman bermalam di
hotel berbintang, sedangkan wisnus kurang dari
Rata-rata Lama Menginap Tamu Hotel dua pertiganya.
di Banten (malam)
Uraian 2013 2014 2015
Wisman yang menjadi tamu hotel berbintang
hampir dapat dipastikan akan menginap selama
Wisman Hotel Berbintang 1,52 1,95 1,95
dua malam. Sementara wisnus, menginap
Wisman Hotel Non Bintang 2,90 1,22 2,44 antara dua sampai tiga malam. Adapun di hotel
Wisnus Hotel Berbintang 1,40 1,57 1,62 non bintang, wisman lebih banyak yang
Wisnus Hotel Non Bintang 1,19 1,32 1,37 menginap selama semalam, sedangkan wisnus
Sumber : BPS Provinsi Banten dua malam.

18 Statistik Daerah Provinsi Banten 2016


14
TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI
Panjang jalan dalam kondisi baik masih sedikit
Di Banten pada tahun 2015 tersedia jalan utama sepanjang
6.907 km. Namun, yang bekondisi baik kurang dari separuhnya,
karena tahun sebelumnya saja hanya sebesar 37 persen.

Wilayah Banten menjadi jalur penghubung Kondisi Jalan Provinsi dan Nasional
darat yang menghubungkan Pulau Jawa di Banten Tahun 2014
dengan Pulau Sumatera. Oleh karena itu,
ketersediaan jalan dalam kondisi baik menjadi
faktor yang sangat strategis. Di Banten sendiri,
pada tahun 2015 ini tersedia jalan utama
sepanjang 6.907 km, yang terdiri dari 565 km
jalan nasional dan 853 km jalan provinsi, serta
5.489 km jalan kabupaten/kota. Namun
demikian, ketersediaan jalan dengan kondisi

.id
yang baik kemungkinan kurang dari
separuhnya. Hal ini setidaknya dapat diketahui

go
dari persentase panjang jalan nasional dan
provinsi dalam kondisi baik yang pada tahun
2014 hanya sebesar 37 persen saja.
s.
bp

Selama setahun terakhir ini, jelas tidak ada


penambahan panjang jalan utama di Banten.
n.

Namun, berbagai jenis kendaraan bermotor


te

jumlahnya justru bertambah banyak. Tercatat, Sumber : Banten dalam Angka 2015 (data diolah)
jumlah seluruh kendaraan bermotor sebanyak
an

4,49 juta unit, padahal tahun sebelumnya Statistik Transportasi Darat


hanya ada 4,06 juta unit. Akibatnya, tingkat di Banten
b

kepadatan kendaraan bermotor di jalan-jalan


://

utama juga bertambah hingga menjadi 650 unit Uraian 2014 2015
per km. Penambahan tingkat kepadatan ini,
tp

Panjang Jalan (km)


lebih banyak disebabkan oleh kenaikan jumlah
ht

mobil bus dan sepeda motor, yaitu masing- - Jalan Negara 565 565
masing dari 0,37 juta unit dan 3,48 juta unit - Jalan Provinsi 853 853
menjadi 0,43 juta unit dan 3,81 juta unit.
- Jalan Kabupaten/Kota 5 489 5 489

Di Banten, terdapat 21 stasiun kereta api Jumlah Kendaraan (unit)


yang menghubungkan Stasiun Merak dengan - Mobil Penumpang 94 776 103 126
Stasiun Tanah Abang dan Stasiun Jakarta
- Mobil Barang 122 114 138 306
Kota. Jumlah penumpang yang diangkut
di beberapa stasiun KA yaitu Stasiun Merak, - Mobil Bus 371 144 430 962
Cilegon, Cigading, Serang, Rangkasbitung dan - Sepeda Motor 3 475 508 3 814 685
Stasiun Serpong pada tahun 2015 mencapai
Angkutan Kereta Api
4,9 juta orang, atau meningkat 0,5 juta orang
dibandingkan tahun 2014. Hanya saja, jumlah - Penumpang (orang) 4 420 608 4 871 880
barang yang diangkut mengalami penurunan - Barang (tribu on) 498 452
dari 498 ribu ton menjadi 452 ribu ton.
Sumber : BPS Provinsi Banten

Statistik Daerah Provinsi Banten 2016 19


14
TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI
Intensitas kegiatan transportasi udara menurun
Intensitas kegiatan transportasi udara di Bandara Soekarno-Hatta
selama periode 2013-2015 agak menurun. Hal ini diketahui dari
turunnya total jumlah penerbangan dan penumpang yang diangkut.

Statistik Transportasi Udara Banten Bandara Soekarno-Hatta adalah bandara


terbesar, sekaligus menjadi pintu utama keluar-
Uraian 2013 2014 2015 masuk internasional bagi Indonesia. Hanya saja
Jumlah Penerbangan (pesawat) Intensitas kegiatan transportasi udara pada
- Domestik 156 566 151 360 148 782 bandara ini selama periode 2013-2015 terlihat
- Internasional 40 992 42 188 42 400
agak menurun. Kondisi ini dapat diketahui dari
turunnya total jumlah penerbangan dan
Jumlah Penumpang (juta orang)
penumpang domestik serta internasional
- Domestik 20,4 20,0 19,2
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Namun
- Internasional 6,6 6,4 6,2 demikan, total jumlah kargo pada periode yang

.id
Jumlah Kargo (ribu ton) sama meningkat dari 368 ribu ton menjadi 374
ribu ton.

go
- Domestik 219,3 211,9 210,9
- Internasional 148,8 141,7 163,7
Sumber : hubud.dephub.go.id s.Pelabuhan Merak merupakan pelabuhan
penyeberangan tersibuk di Indonesia, yang
bp
menghubungkan dua pulau besar yaitu Jawa.
Statistik Angkutan Penyeberangan Banten
dan Sumatera. Lalu lintas penyeberangannya,
n.

Uraian 2013 2014 2015 selama periode 2013-2015 terasa semakin


padat. Kondisi ini setidaknya terlihat dari jumlah
te

Jumlah Trip 31 849 30 094 33 810


trip penyeberangan yang meningkat hingga
Jumlah Penumpang (orang) 1 459 120 1 274 275 1 270 737 menjadi 34 ribu trip. Di sisi lain, jumlah
an

Jumlah Kendaraan (unit) 2 009 351 1 999 839 1 969 231 penumpang dan kendaraan yang diangkut juga
menurun, masing-masing dari 1,40 juta orang
b

Sumber : BPS Provinsi Banten


dan 2,01 juta unit kendaraan menjadi 1,27 juta
://

orang dan 2,00 unit kendaraan.


Persentase Penduduk Usia 5 Tahun Ke Atas
tp

Menurut Sarana Komunikasi dan Internet


Akses terhadap sarana komunikasi dan
ht

internet merupakan salah satu indikator yang


dapat mengukur kemajuan suatu daerah. Akses
penduduk Banten sendiri terhadap sarana
komunikasi dan internet dalam setahun terakhir
meningkat cukup pesat. Kondisi ini terlihat dari
bertambahnya persentase penduduk Banten
berusia 5 tahun ke atas yang menguasai atau
memiliki handphone dan pc/laptop/tablet, serta
yang menjadi pengakses internet. Penyebab
meningkatnya adalah banyaknya notebook,
smartphone dan tablet murah dari berbagai
merek yang beredar dipasaran. Lebih-lebih,
tarif pulsa internet pun terasa semakin murah
dibandingkan beberapa tahun sebelumnya.
Sumber : BPS Provinsi Banten (data diolah)

20 Statistik Daerah Provinsi Banten 2016


15
PERBANKAN DAN INVESTASI
Banten salah satu daerah utama tujuan investasi
Banten menjadi salah satu daerah utama tujuan investasi
di Indonesia dengan nilai investasi yang masuk menduduki
peringkat tertinggi keenam untuk PMDN dan keempat untuk PMA.

Peranan sektor perbankan dalam suatu Statistik Perbankan Banten


perekonomian sangat krusial, terutama sebagai
penyedia dana bagi pembiayaan kegiatan Desember Desember Juni
Uraian
2014 2015 2016
proyek pembangunan. Semakin maju tingkat
perekonomian suatu wilayah, akan semakin Asset (triliun rupiah) 142,7 150,2 169,3
besar pula peranan sektor perbankannya. Kantor Bank (unit) 1 180 1 182 1 182

Selama periode Desember 2014-Juni 2016, Nasabah (juta unit) 6,33 6,84 7,4
peranan sektor perbankan bagi perekonomian Dana Perbankan
122,7 133,3 144,2
Banten telah meningkat pesat. Kondisi ini

.id
(triliun rupiah)
terlihat dengan bertambahnya pangsa pasar Jumlah Pinjaman
perbankan, terutama jumlah nasabah. Dana 209,1 235,4 251,7

go
(triliun rupiah)
perbankan yang berhasil dihimpun dari Sumber : www.bi.go.id
masyarakat juga meningkat hingga menjadi 144 s.
triliun rupiah. Adapun pinjaman yang disalurkan
bp
oleh kalangan perbankan untuk lokasi proyek *** TAHUKAH ANDA
di Banten, sampai Juni 2016 mencapai 252 “63 persen dari total nilai realisisi investasi
n.

triliun rupiah, jauh lebih tinggi dibandingkan PMA dan PMDN tahun 2015 di Banten, jatuh
posisi Desember tahun 2014 dan 2015. pada lapangan usaha industri pengolahan.”
te

Operasional perbankan sendiri, didukung oleh


asset yang terus meningkat hingga mencapai
an

169 triliun rupiah pada Juni 2016. Realisasi Nilai Investasi di Banten
b

Selain sebagai daerah penyangga bagi


://

Ibukota DKI Jakarta, Banten juga memiliki


tp

berbagai fasilitas infrastruktur strategis, antara


lain pelabuhan Merak dan Cigading, Bandara
ht

Soekarno-Hatta dan Jalan Tol Jakarta-Merak,


serta memiliki akses yang sangat mudah
menuju Pelabuhan Tanjung Priok. Oleh karena
itu, Banten menjadi salah satu daerah utama
tujuan investasi di Indonesia, dengan nilai
investasi yeng terus bertambah.

Realisasi nilai penanaman modal dalam


negeri (PMDN) di Banten sendiri pada tahun
2015 menduduki peringkat keenam di
Indonesia dengan nilai investasi sebesar 10,7
triliun rupiah. Adapun realisasi nilai penanaman
modal asing (PMA) pada tahun yang sama
mencapai 2,5 miliar US$, sehingga menduduki
peringkat keempat tertinggi se Indonesia. Sumber : BKPM RI (data diolah)

Statistik Daerah Provinsi Banten 2016 21


16
Inflasi dan Nilai Tukar Petani
Inflasi semakin rendah, BBM dan tarif listrik penyebabnya
Kenaikan harga barang dan jasa di Banten selama periode 2014-
Juni 2016 terlihat semakin rendah. Hal ini ditandai oleh laju inflasi
yang menurun, karena turunnya harga BBM dan Tarif Listrik.

Kenaikan harga barang dan jasa di Banten Perkembangan Laju Inflasi Tahunan
pada periode 2014-2016 secara umum terlihat di Banten (persen)
semakin rendah. Kondisi yang demikian itu
ditandai oleh turunnya laju inflasi selama
periode tersebut. Tercatat, laju inflasi dari
Januari sampai Juni 2016 mencapai 0,97
persen. Berarti, kurang dari separuh laju inflasi
tahun sebelumnya. Bahkan, juga masih
dibawah laju inflasi Nasional yang mencapai
1,06 persen.

.id
Rendahnya kenaikan harga barang dan jasa

go
di Banten, ternyata terjadi pada semua kota
inflasi. Penurunan terbesar di Kota Tangerang, s.
dimana laju inflasinya kurang dari seperenam
bp
Sumber : BPS Provinsi Banten (data diolah)
laju inflasi tahun 2015. Besaran kenaikan
harganya pun, secara rata-rata juga masih
n.

di bawah Kota Serang dan Cilegon, yang laju Laju Inflasi Perkotaan Banten (persen)
inflasinya masing-masing sebesar 1,47 persen
te

dan 2 persen. Juni 2016


Kota 2014 2015
(y to d)
an

Serang 11,27 4,67 1,47


Dicermati menurut kelompok pengeluaran,
Tangerang 10,03 4,28 0,69
terlihat bahwa kelompok bahan makanan justru
b

menjadi satu-satunya kelompok yang laju Cilegon 9,93 3,94 2,00


://

inflasinya meningkat. Artinya, terbuka peluang Sumber : BPS Provinsi Banten


tp

laju inflasi tahun 2016 di atas tahun 2015,


karena masih tersisa waktu enam bulan lagi.
ht

Laju Inflasi di Banten


Penyebab lebih tingginya, terutama adalah Menurut Kelompok Pengeluaran (persen)
kenaikan harga komoditas sayuran dan daging
ayam ras pada awal tahun. Selain itu, ada pula
kenaikan harga berbagai komoditas bahan
makanan pada Juni 2016, yang bertepatan
dengan datangnya bulan Ramadhan 1437 H.

Sementara deflasi terbesar terjadi pada


kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa
keuangan. Penyebabnya, adalah lebih kepada
turunnya harga BBM dan tarif angkutan umum
pada Januari-Juni 2016. Adapun deflasi pada
kelompok perumahan, listrik, gas dan air bersih,
terjadi karena turunnya harga bahan bakar
memasak, tarif listrik dan bahan bangunan.
Sumber : BPS Provinsi Banten (data diolah)

22 Statistik Daerah Provinsi Banten 2016


16
Inflasi dan Nilai Tukar Petani
Tidak mencukupi kebutuhan hidup dan berusaha lagi
Usaha pertanian di Banten tidak mencukupi kebutuhan untuk hidup
dan berusaha lagi. Kondisi ini ditandai oleh negatifnya perubahan
rata-rata NTP Januari-Juni 2016 dibandingkan tahun 2015.

Nilai Tukar Petani (NTP) dan NTP merupakan perbandingan indeks harga
Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) yang diterima petani dari usaha pertaniannya,
Banten dengan indeks yang dibayarkannya. Dengan
komponen yang dibayarkan ini terdiri dari biaya
Rata-rata produksi dan penambahan barang modal
Uraian 2015 Jan-Juni
2016 (BPPBM) serta biaya konsumsi rumahtangga.

NTP 104,77 104,15 NTP sendiri menggambarkan besarnya


insentif yang diterima petani, karena berusaha
Perubahan NTP (persen) 0,02 -0,60
dalam bidang pertanian. Adapun NTUP adalah

.id
NTUP 109,45 110,06 NTP yang lebih rinci, karena perbandingannya
hanya terhadap indeks BPPBM.

go
Perubahan NTUP (persen) 1,61 0,55

Sumber : BPS Provinsi Banten s.NTP Banten pada Januari-Juni 2016 rata-
rata mencapai 104,15. Artinya, insentif yang
bp
Perubahan NTP dan NTUP Banten diterima petani dari usaha pertaniannya sudah
Januari-Juni 2016 (persen) lebih besar daripada yang diperolehnya pada
n.

periode tahun dasar, yaitu tahun 2012. Hanya


saja dibandingkan tahun lalu, insentifnya justru
te

mengalami penurunan sebesar 0,60 persen.


an

Turunnya insentif yang diterima petani ini,


dapat menjadi petunjuk bahwa usaha pertanian
b

bagi penduduk Banten selama tahun 2016,


://

pada umumnya tidak mencukupi kebutuhan


tp

untuk hidup dan berusaha lagi. Hal ini karena,


kenaikan harga produk pertanian, relatif masih
ht

dibawah kenaikan BPPBM dan kenaikan biaya


kebutuhan sehari-hari. Namun demikian, usaha
pertanian sesungguhnya masih mampu
memberikan keuntungan, seperti yang terlihat
pada nilai perubahan NTUP yang positif.

Diamati menurut subsektor dalam pertanian,


terlihat bahwa hanya usaha pada subsektor
perikanan dan subsektor tanaman hortikultura
saja yang selama periode Januari-Juni 2016 ini,
hasilnya lebih dari cukup untuk memenuhi
kenaikan BPPBM dan kenaikan biaya hidup
sehari-hari. Sementara jenis usaha pertanian
lainnya, bahkan tidak mampu memberikan
keuntungan sama sekali.
Sumber : BPS Provinsi Banten (data diolah)

Statistik Daerah Provinsi Banten 2016 23


17
PENGELUARAN PENDUDUK
Pengeluaran penduduk bertambah, kesejahteraan meningkat
Tingkat kesejahteraan penduduk Banten meningkat. Ditunjukkan
oleh bertambahnya pengeluaran penduduk per kapita sebulan dan
naiknya proporsi pengeluaran untuk konsumsi bukan makanan.

Peningkatan kesejahteraan penduduk, Perkembangan


dapat diukur antara lain melalui perkembangan Rata-rata Pengeluaran per Kapita
tingkat pendapatan. Sementara itu tingkat Penduduk Banten
pendapatan, tercermin pada besaran dan pola
pengeluaran konsumsi. Semakin tinggi tingkat
pendapatan, semakin tinggi pula besaran
pengeluarannya. Selain itu menurut hukum
Engel, bila tidak terjadi perubahan selera
konsumen, proporsi pengeluaran untuk
konsumsi makanan akan menurun, seiring

.id
dengan meningkatnya pendapatan.

Tingkat kesejahteraan penduduk Banten

go
selama periode Maret 2014 sampai September
2015, secara umum mengalami perbaikan. Hal s.
ini dapat ditunjukan dengan bertambahnya
pengeluaran penduduk per kapita, baik secara
bp

nominal maupun riil. Pengeluaran nominal per


kapita sebulan penduduk Banten sendiri
n.

bertambah dari 0,9 juta rupiah menjadi 1,12 juta


rupiah. Adapun secara riil, meningkat hingga
te

menjadi satu juta rupiah.


an

Dilihat menurut pola pengeluaran penduduk,


meningkatnya pengeluaran per kapita per bulan
b

penduduk Banten, ternyata memang lebih


://

banyak digunakan bagi keperluan konsumsi


bukan makanan, daripada untuk konsumsi
tp

makanan. Hal ini terlihat dari pengeluaran untuk


konsumsi bukan makanan yang bertambah
ht

Sumber : BPS Provinsi Banten (data diolah)


sampai 120 ribu rupiah, sedangkan konsumsi
makanan hanya bertambah 101 ribu rupiah.
Komposisi Rata-rata Pengeluaran
Lebih besarnya penambahan pengeluaran per Kapita Penduduk Banten
konsumsi bukan makanan ini, membuat
Maret September
proporsi pengeluarannya meningkat dari 49,4 Uraian
2014 2015
persen menjadi 50,3 persen. Sebaliknya,
proporsi pengeluaran untuk makanan justru Makanan
mengalami penurunan hingga mencapai 49,7 - Nilai (ribu rupiah) 456 557
persen. Meningkatnya proporsi pengeluaran
- Proporsi (persen) 50,6 49,7
untuk konsumsi bukan makanan, menjadi
pertanda bahwa di Banten memang telah Bukan Makanan
terjadi peningkatan kesejahteraan masyarakat, - Nilai (ribu rupiah) 445 565
setidaknya selama periode Maret 2014-
September 2015. - Proporsi (persen) 49,4 50,3

Sumber : BPS Provinsi Banten

24 Statistik Daerah Provinsi Banten 2016


17
PENGELUARAN PENDUDUK
Kesejahteraan meningkat, konsumsi protein bertambah
Tingkat kesejahteraan penduduk Banten meningkat.
Dikonfirmasi oleh bertambahnya rata-rata tingkat konsumsi
protein dan protein hewani per kapita sehari.

Tingkat kecukupan gizi yang mencakup Rata-rata Konsumsi Kalori dan Protein
konsumsi kalori dan protein merupakan salah Sehari per Kapita Penduduk Banten
satu indikator yang juga dapat digunakan untuk
mengukur perkembangan tingkat kesejahteraan
penduduk. Adapun batas kecukupan konsumsi
kalori dan protein yang umum digunakan
sebagai alat analisis adalah angka kecukupan
konsumsi hasil dari Widyakarya Nasional
Pangan dan Gizi XI Tahun 2012, yang masing-
masing mencapai 2.150 kkal dan 57 gram

.id
protein per kapita sehari.

Rata-rata konsumsi kalori per kapita per hari

go
penduduk Banten sendiri selama periode Maret
2014-September 2015 memang meningkat, s.
yaitu dari 1.895 kkal per kapita sehari menjadi
2.041 kkal per kapita sehari. Namun demikian,
bp

kenaikannya tidaklah mencukupi karena tingkat


konsumsi kalori per kapita seharinya masih
n.

tetap berada di bawah syarat kecukupan gizi


yang dianjurkan.
te

Betapapun juga, angka konsumsi kalori per


an

kapita sehari yang meningkat, sesungguhnya


tidak dapat menggambarkan terjadinya
b

peningkatan kesejahteraan penduduk. Namun


://

karena pada saat yang bersamaan, rata-rata


konsumsi protein per kapita sehari juga
tp

mengalami kenaikan, yang membuat konsumsi-


Sumber : BPS Provinsi Banten (data diolah)
nya semakin jauh jauh di atas batas kecukupan
ht

gizi yang telah ditetapkan. Maka dapat


dikatakan bahwa tingkat kesejahteraan Rata-rata Konsumsi Protein Hewani Sehari
penduduk Banten pada September 2015, lebih per Kapita Penduduk Banten (gram)
baik dibandingkan kondisi Maret 2014.
Maret Maret
Meningkatnya kesejahteraan penduduk Uraian
2014 2014
Banten selama periode Maret 2014-September
2015 memang benar-benar terjadi. Kondisi
- Ikan 7,29 7,27
yang demikian setidaknya dapat dikonfirmasi
dengan memperhatikan bertambahnya tingkat
- Daging 3,49 3,72
konsumsi protein per kapita sehari. Lebih-lebih
tingkat konsumsi protein yang bertambah
- Telur dan Susu 3,60 3,76
adalah justru yang berasal dari komoditas
penghasil protein hewani, yang dalam hal ini
Jumlah 14,38 14,75
terdiri dari ikan, daging, telur, dan susu.
. Sumber : BPS Provinsi Banten

Statistik Daerah Provinsi Banten 2016 25


18
PERDAGANGAN
Defisit terus berkurang, impor penyebabnya
Defisit neraca perdagangan luar negeri Banten terus menurun,
bahkan sampai surplus pada Semester I-2016. Penyebabnya adalah
impor yang menurun jauh lebih besar daripada turunnya ekspor.

Perkembangan Nilai Perdagangan Sebagai wilayah dengan struktur ekonomi


Luar Negeri Banten (miliar US$) yang didominasi oleh lapangan usaha industri
pengolahan berorientasi ekspor, perekonomian
Banten sangat rentan terpengaruh oleh kondisi
ekonomi global.

Kondisi ekonomi global sendiri sampai


Semester I-2016 ini masih tetap diliputi oleh
ketidakpastian. Seiring dengan itu, permintaan
luar negeri terhadap produk barang dan jasa

.id
Banten pun mengalami pelemahan. Pelemahan
ini ditandai oleh terus menurunnya ekspor.

go
Beruntung, impor pada periode yang sama
s.
turun lebih besar lagi. Imbasnya, defisit neraca
bp
perdagangan luar negeri atau ekspor neto terus
berkurang. Bahkan, sampai mengalami surplus
n.

sebesar 0,4 miliar US$ pada Semester I-2016.


te

*** TAHUKAH ANDA


an

Sumber : BPS Provinsi Banten (data diolah)


Komoditas impor terbesar Banten adalah bahan
b

kimia organik dan bahan bakar mineral, dengan


://

nilai masing-masing mencapai 2,86 miliar US$


Neraca Perdagangan Luar Negeri Banten dan 1,95 miliar US$ pada tahun 2015.
tp

Menurut Negara dan Kawasan


(miliar US$)
ht

Diamati menurut komposisi negara-negara


Negara 2014 2015
mitra dagang, menurunnya defisit neraca
perdagangan luar negeri Banten selama tahun
A. Mitra FTA -2,17 -3,61 2015, lebih disebabkan oleh turunnya impor
1. ASEAN -1,42 -2,18 dari negara-negara non mitra FTA. Dalam hal
2. India -0,78 -0,79 ini, selain Amerika Serikat dan Uni Eropa, yaitu
3. China -0,35 -0,52
negara-negara di Asia Tengah, Timur Tengah
dan Eropa lainnya.
4. Lainnya 0,38 -0,12
B. Non Mitra FTA 0,22 2,80
Sementara itu defisit neraca perdagangan
1. Amerika Serikat 1,40 1,07 terbesar diberikan oleh negara-negara ASEAN.
2. Uni Eropa 1,01 1,03 Ada kemungkinan, kondisi ini terkait dengan
3. Lainnya -2,19 0,70 faktor transhipment, karena importir Banten
C. Jumlah -1,95 -0,81 terbesar adalah Singapura.
Sumber : BPS Provinsi Banten (data diolah)

26 Statistik Daerah Provinsi Banten 2016


18
PERDAGANGAN
Impor bahan baku, Ekspor barang industri
Sekitar 3,89 miliar US$ dari total impor yang sebesar 4,12 miliar US$
adalah impor untuk keperluan bahan baku. Adapun ekspor barang
industri mencapai 4,45 miliar US$ dari total 4,56 miliar US$.

Statistik Perdagangan Luar Negeri Banten Ekspor Banten selama Semester I-2016
Menurut Pelabuhan (miliar US$) hanya senilai 4,56 miliar US$. Berarti, menurun
sebesar 4,4 persen dibandingkan periode yang
Semester Semester
Pelabuhan
I-2015 I-2016 sama tahun sebelumnya yang mencapai 4,77
miliar US$.
Ekspor : 4,77 4,56

- Tanjung Priok 4,12 3,82 Sekitar 3,82 miliar US$ atau 84 persen dari
- Merak 0,15 0,18 total ekspor Banten, dimuat melalui Pelabuhan
- Tanjung Leneng 0,22 0,28 Tanjung Priok. Sementara sisanya, dikirim
dengan menggunakan berbagai pelabuhan dan

.id
- Lainnya 0,28 0,28
bandara, baik yang ada di dalam maupun
Impor : 5,26 4,12 di luar Banten.

go
- Merak 2,47 1,84

- Cigading 1,58 1,33 s. Komoditas utama ekspor Banten sendiri,


hampir seluruhnya merupakan produk atau
- Tanjung Leneng 1,21 0,95
bp
hasil dari industri pengolahan, dengan nilai
Sumber : BPS Provinsi Banten mencapai 4,45 miliar US$. Adapun sisanya,
n.

dalam bentuk produk pertanian senilai 0,10


miliar US$ dan barang lainnya sebesar 0,01
te

Komposisi Ekspor dan Impor Banten miliar US$.


Semester I-2016 (miliar US$)
an

Sama dengan ekspor, impor Banten selama


Semester I-2016 juga mengalami penurunan.
b

Perbedaannya, semua barang yang diimpor


://

dikirim hanya dengan memanfaatkan tiga dari


tp

empat pelabuhan yang ada di Banten.


Pengiriman terbesar sendiri, dilakukan melalui
ht

Pelabuhan Merak. Sementara yang tekecil


dibongkar di Pelabuhan Tanjung Leneng.

Bila diamati menurut komposisi golongan


penggunaan barang, sekitar 3,89 miliar US$
dan 0,12 miliar US$ adalah impor bahan baku
dan barang modal. Dimana, kedua jenis barang
impor ini masing-masing akan digunakan untuk
keperluan produksi serta peningkatan kapasitas
produksi barang dan jasa, oleh berbagai
perusahaan/usaha yang ada di Banten. Adapun
sisanya, yaitu senilai 0,11 miliar US$
merupakan barang untuk keperluan konsumsi,
yang akan langsung dikonsumsi oleh berbagai
Sumber : BPS Provinsi Banten (data diolah) konsumen yang ada di Banten.

Statistik Daerah Provinsi Banten 2016 27


19
PENDAPATAN REGIONAL
Tumbuh lebih cepat, share bertambah
Ekonomi Banten pada tahun 2016 tumbuh lebih cepat dibandingkan
Nasional. Akibatnya, share ekonomi Banten terhadap Nasional juga
meningkat menjadi 4,14 persen.

Perekonomian Banten selama tahun 2015 LPE dan Share PDRB Banten
ini menghadapi tekanan yang cukup berat. (persen)
Tekanan tersebut bersumber dari dari sisi
eksternal, akibat adanya ketidakpastian kondisi
ekonomi global, yang berujung kepada turun-
nya ekspor luar negeri dan melemahnya nilai
tukar rupiah. Akibatnya, ekonomi Banten hanya
tumbuh 5,37 persen, lebih lambat dibandingkan
tahun sebelumnya. Namun demikian, angka
pertumbuhan ini masih di atas Nasional yang

.id
tumbuh mencapai 4,79 persen. Oleh karena itu,
share ekonomi Banten terhadap Nasional

go
Sumber : BPS Provinsi Banten (data diolah)
bertambah menjadi 4,14 persen.
LPE dan Share Kabupaten/Kota di Banten
s.
Perlambatan pertumbuhan ekonomi Banten Tahun 2014-2015 (persen)
bp
pada tahun 2015, secara spasial disebabkan Share
LPE LPE
oleh perlambatan pertumbuhan yang terjadi Kabupaten/Kota PDRB
2014 2015
2015
n.

pada hampir semua kabupaten/kota yang ada.


1. Kab. Pandeglang 4,21 5,01 5,97
PDRB Banten sendiri selama ini ditopang oleh
te

Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan 2. Kab. Lebak 4,31 6,04 5,93

Kota Cilegon, dengan total share pada tahun


an

3. Kab. Tangerang 21,20 5,76 5,39


2015 mencapai hampir dua pertiganya. Oleh 4. Kab. Serang 11,70 5,99 5,14
karena itu, perlambatan pertumbuhan ekonomi
b

5. Kota Tangerang 26,20 5,64 5,58


yang terjadi pada Kota Tangerang dan Kota
://

6. Kota Cilegon 16,20 4,93 4,81


Cilegon, akan berpengaruh sangat besar 7. Kota Serang 4,54 7,07 6,43
tp

terhadap kinerja perekonomian Banten.


8. KotaTangerang Selatan 11,64 8,50 7,25
ht

Sementara itu pada Semester I-2016 ini, Provinsi Banten 100,00 5,47 5,37

tekanan yang dihadapi perekonomian Banten Sumber : BPS Provinsi Banten


masih tetap sama, yaitu turunnya ekspor luar
negeri, sebagai akibat adanya ketidakpastian LPE PDRB Banten dan Nasional
pemulihan kondisi ekonomi global. Selain itu, (persen)
rendahnya daya serap anggaran pemerintah
membuat pengeluaran pemerintah tumbuh
melambat. Beruntung, permintaan domestik
lainnya masih menguat, sehingga ekonomi
Banten mampu tumbuh mencapai 5,13 persen.
Betapapun juga, angka pertumbuhan ini masih
lebih rendah dibandingkan periode yang sama
tahun sebelumnya. Namun demikian, masih
lebih cepat dari angka pertumbuhan Nasional
yang hanya sebesar 5,04 persen. Sumber : BPS Provinsi Banten (data diolah)

28 Statistik Daerah Provinsi Banten 2016


19
PENDAPATAN REGIONAL
Didukung industri pengolahan, didorong oleh PMTB
Pertumbuhan ekonomi Banten pada Semester I-2016, dari sisi supply
didukung oleh lapangan usaha industri pengolahan. Adapun dari sisi
demand didorong oleh komponen PMTB atau investasi.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Indikator PDRB Banten Semester I-2016
dari sisi supply mencerminkan besaran nilai Menurut Lapangan Usaha
tambah bruto yang tercipta sebagai akibat (persen)
proses produksi barang dan jasa yang
dilakukan oleh berbagai unit produksi yang ada
Lapangan Usaha Share LPE Andil
di suatu wilayah.

Dalam jangka pendek, supply ada untuk Pertanian, Kehutanan,


6,15 1,48 0,09
dan Perikanan
memenuhi demand. Oleh karena itu, PDRB dari
sisi demand adalah jumlah permintaan akhir Industri Pengolahan 32,80 2,70 0,99

.id
yang dilakukan oleh berbagai pelaku ekonomi Konstruksi 9,76 4,99 0,45
yang ada di suatu wilayah. Bila supply berlebih,

go
Perdagangan Besar-
kelebihannya digunakan untuk memenuhi Eceran dan Reparasi 11,94 3,89 0,52
Mobil-Motor
permintaan luar daerah/luar negeri. Sebaliknya s.
bila kurang, akan dipenuhi melalui impor antar Transportasi dan
10,59 8,47 0,54
bp
Pergudangan
daerah/luar negeri.
Real Estate 3,56 9,71 0,52
n.

Pertumbuhan ekonomi Banten sendiri pada Informasi dan Komunikasi 7,17 7,39 0,59
Semester I-2016 yang mencapai 5,13 persen,
te

dari sisi supply terutama didukung oleh Jasa Pendidikan 3,19 9,10 0,26

pertumbuhan pada lapangan usaha industri


an

Lainnya 14,83 9,53 1,17


pengolahan serta lapangan usaha informasi
dan komunikasi. Dengan andil keduanya PDRB 100,00 5,13 5,13
b

masing-masing mencapai 0,99 persen dan 0,59


://

Sumber : BPS Provinsi Banten


persen. Sementara dari sisi demand, terutama
tp

didorong oleh meningkatnya komponen


konsumsi rumahtangga domestik dan Indikator PDRB Banten Semester I-2016
ht

komponen penambahan modal tetap bruto Menurut Penggunaan (persen)


(PMTB) atau investasi, dengan andil sebesar
3,23 persen dan 1 persen. Komponen Pengeluaran Share LPE Andil

Adapun struktur ekonomi Banten pada


Konsumsi Rumahtangga 53,05 5,57 3,23
Semester I-2016, dari sisi supply didominasi
oleh lapangan usaha industri pengolahan dan Pengeluaran Pemerintah 3,95 2,14 0,08
lapangan usaha perdagangan besar-eceran PMTB/Investasi 28,57 3,38 1,00
dan reparasi mobil-motor. Peranan kedua
lapangan usaha ini masing-masing sebesar Ekspor Neto 14,43 9,42 0,82

32,80 persen dan 11,94 persen. Sementara - Ekspor 73,99 3,68 2,95
dari sisi demand, konsumsi rumahtangga dan
- Impor 59,56 2,98 2,13
PMTB berperan besar dalam pembentukan
PDRB Banten, dengan persentase mencapai PDRB 100,00 5,13 5,13
53,05 persen dan 28,57 persen. Sumber : BPS Provinsi Banten

Statistik Daerah Provinsi Banten 2016 29


20
PERBANDINGAN REGIONAL
Bidang ekonomi cukup rendah, ketenagakerjaan lebih baik
Capaian bidang ekonomi Banten cukup rendah, namun bidang
ketenagakerjaan lebih baik dibandingkan beberapa provinsi
di Jawa. Kondisi ini dapat dilihat dari LPE dan TPT.

Perbandingan regional antar provinsi Statistik Pendapatan Regional


se Jawa dilakukan terhadap empat indikator se Jawa
ekonomi dan sosial utama. Tujuannya adalah
PDRB per LPE Tri II-2016 (persen)
untuk mengetahui bagaimana capaian atau Provinsi Kapita 2015
kinerja pembangunan ekonomi dan sosial (juta rupiah) y on y c to c
di Banten selama setahun terakhir ini, bila DKI Jakarta 194,9 5,86 5,74
dibandingkan dengan provinsi lain di Jawa. Jawa Barat 32,7 5,88 5,51
Banten 40,0 5,16 5,13
Dalam bidang ekonomi, kinerja ekonomi Jawa Tengah 30,0 5,75 5,36
Banten selama periode 2015-2016 ternyata

.id
DI Yogyakarta 27,6 5,57 5,20
cukup rendah. Kondisi ini terlihat jelas dari Jawa Timur 43,5 5,62 5,55
angka pertumbuhan Triwulan II-2016 yang

go
Sumber : BPS Provinsi Banten
hanya 5,16 persen (y on y) dan 5,13 persen
(c to c). Kedua angka pertumbuhan ini sendiri s.
merupakan yang terendah di Jawa. Imbasnya, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
bp
Banten tumbuh jauh lebih lambat dibandingkan se Jawa (persen)
provinsi lainnya.
n.

Pendapatan per kapita Banten yang


te

di proxy dengan PDRB per Kapita, pada tahun


2015 mencapai 40 juta rupiah per tahun.
an

Dengan demikian, dari sisi kesejahteraan


penduduk, Banten hanya kalah dari Provinsi
b

DKI Jakarta dan Jawa Timur, yang memiliki


://

pendapatan per kapita setahun masing-masing


tp

sebesar 194,9 juta rupiah dan 43,5 juta rupiah.


ht

Dalam bidang ketenagakerjaan, capaian


pembangunan Banten selama setahun terakhir Sumber : BPS Provinsi Banten (data diolah)
ini ternyata relatif lebih baik dibandingkan
beberapa provinsi di Jawa. Kondisi yang
demikian itu setidaknya terlihat dari jumlah Jumlah Pengangguran Terbuka
se Jawa
pengangguran terbuka, yang penurunannya
lebih besar dari Provinsi Jawa Barat dan Feb 2015 Feb 2016 Perubahan
Provinsi
Jawa Timur. (Ribu Orang) (Ribu Orang (Persen)

DKI Jakarta 463,9 306,2 -34,0


Disamping itu, TPT nya juga menurun 0,63 Jawa Barat 1 875,9 1 899,7 1,3
poin, atau menjadi yang terbesar keempat se Banten 488,9 452,1 -7,5
Jawa. Akibatnya, angka TPT Banten pada Jawa Tengah 970,6 752,5 -22,5
Februari 2016 sudah tidak lagi menjadi yang DI Yogyakarta 85,5 59,0 -31,0
tertinggi se Jawa, karena digeser oleh Provinsi Jawa Timur 892,0 849,3 -4,8
Jawa Barat. Sumber : BPS Provinsi Banten

30 Statistik Daerah Provinsi Banten 2016


,
.
20
PERBANDINGAN REGIONAL
Capaian pembangunan manusia lebih rendah
Capain pembangunan manusia Banten lebih rendah dibandingkan
provinsi lain di Jawa. Hal ini dapat diketahui dari lebih kecilnya
kecepatan atau angka pertumbuhan IPM.

Dalam bidang penanganan kemiskinan, Indikator Kemiskinan


program pengentasan kemiskinan di Banten se Pulau Jawa
selama setahun terakhir ini terlihat relatif lebih
berhasil bila dibandingkan dengan apa yang Uraian P0 P1 P2

telah dicapai oleh mayoritas provinsi yang ada Kondisi Maret 2015
di Jawa. Bersama DI Yogyakarta dan Jawa DKI Jakarta 3,93 0,52 0,10
Barat, Banten menjadi provinsi yang angka
Jawa Barat 9,53 1,63 0,43
persentase penduduk miskin (P0), indeks
Banten 5,90 0,94 0,23
kedalaman kemiskinan (P1), dan indeks
Jawa Tengah 13,58 2,44 0,65
keparahan kemiskinan (P2) nya mengalami

.id
DI Yogyakarta 14,91 2,93 0,83
penurunan paling besar.
Jawa Timur 12,34 2,06 0,52

go
Disamping itu, level angka kemiskinan Kondisi Maret 2016
Banten (P0, P1, dan P2) pada Maret 2015-2016 s.
DKI Jakarta 3,75 0,46 0,08
juga sangat rendah, sehingga menduduki Jawa Barat 8,95 1,49 0,37
bp
peringkat kedua setelah DKI Jakarta. Dengan Banten 5,42 0,80 0,17
demikian, penduduk miskinnya semakin sedikit Jawa Tengah 13,27 2,37 0,63
n.

dan menjadi lebih homogen. Akibatnya, DI Yogyakarta 13,34 2,30 0,59


program pengentasan kemiskinan Banten yang
te

Jawa Timur 12,05 1,98 0,47


akan dilaksanakan berpeluang besar untuk
Sumber : BPS Provinsi Banten
lebih berhasil dibandingkan dengan empat
an

provinsi lainnya.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
b

se Pulau Jawa, 2015


://

*** TAHUKAH ANDA


tp

Garis kemiskinan Banten pada Maret 2016


ht

mencapai 367 ribu rupiah. Tertinggi kedua


di Jawa setelah DKI Jakarta yang memiliki garis
kemiskinan sebesar 510 ribu rupiah.

Terakhir, dalam bidang pembangunan


manusia. Capaian pembangunan manusia
di Banten selama setahun terakhir ini, lebih
rendah dibandingkan provinsi lain di Jawa.
Kondisi yang demikian itu terlihat dari
kecepatan atau angka pertumbuhan IPM
Banten yang berada pada urutan terbawah.
Betapapun juga, kualitas pembangunan
manusianya yang diukur dengan nilai IPM,
pada tahun 2015 menempati peringkat ketiga
setelah DKI Jakarta dan DI Yogyakarta. Sumber : BPS Provinsi Banten (data diolah)

Statistik Daerah Provinsi Banten 2016 31


ht
tp
://
b an
te
n.
bp
s.
go
.id
ht
tp
://
b an
te
n.
bp

TABEL
s.
LAMPIRAN
go
.id
ht
tp
://
b an
te
n.
bp
s.
go
.id
Tabel 1 :
Luas Daerah Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten, Juni 2016

Persentase Terhadap
Kabupaten/Kota Luas (km²)
Luas Provinsi Banten

.id
Kabupaten :

1. Pandeglang 2 746,89 28,43

go
2. Lebak 3 426,56 35,46

3. Tangerang
s.
1 011,86 10,47
bp

4. Serang 1 734,28 17,95


n.

Kota :
te

5. Kota Tangerang 153,93 1,59


an

6. Kota Cilegon 175,50 1,82

7. Kota Serang 266,71 2,76


b

8. Kota Tangsel 147,19 1,52


://
tp

Provinsi Banten 9 662,92 100,00


ht

Sumber : Banten Dalam Angka 2016

Statistik Daerah Provinsi Banten 2016 35


Tabel 2 :
Jumlah Kecamatan, Desa dan Kelurahan
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2015-Juni 2016

Kecamatan Desa Kelurahan


Kabupaten/Kota Juni Juni Juni
2015 2015 2015
2016 2016 2016

.id
Kabupaten :

go
1. Pandeglang 35 35 326 326 13 13
2. Lebak 28 28 340
s. 340 5 5
3. Tangerang 29 29 246 246 28 28
bp

4. Serang 29 29 320 320 - -


n.

Kota :
te

5. Kota Tangerang 13 13 - - 104 104


an

6. Kota Cilegon 8 8 - - 43 43
7. Kota Serang 6 6 30 30 36 36
b
://

8. Kota Tangsel 7 7 5 5 49 49
tp

Provinsi Banten 155 155 1 267 1 267 278 278


ht

Sumber : BPS Provinsi Banten

36 Statistik Daerah Provinsi Banten 2016


Tabel 3 :
Rekapitulasi Realisasi Pendapatan dan Belanja
Pemerintah Provinsi Banten (miliar rupiah), 2013-2015

Kabupaten/Kota 2013 2014 2015

.id
1. Pendapatan Daerah 6 230 7 068 7 329

A. Pendapatan Asli Daerah 4 119 4 899 4 973

go
B. Dana Perimbangan 1 126 1 160 977

C. Lain-lain Pendapatan Daerah


s.
986 1 009 1 379
bp
Yang Sah

2. Belanja Daerah 5 295 6 192 8 084


n.

A. Belanja Langsung 1 979 2 179 3 324


te

B. Belanja Tidak Langsung 3 316 4 014 4 760


an

3. Surplus (Defisit) 935 876 - 756


b

4. Pembiayaan Daerah 135 1 032 1 886


://

A. Penerimaan Pembiayaan Daerah 451 1 070 1 908


tp

B. Pengeluaran Pembiayaan Daerah 316 38 22


ht

5. Sisa Lebih Penghitungan Anggaran


1 070 1 908 1 130
(SILPA) Tahun Berkenan

Sumber : Banten Dalam Angka 2016

Statistik Daerah Provinsi Banten 2016 37


Tabel 4 :
Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten (orang), 2015-2016

Kabupaten/Kota 2015 2016

.id
Kabupaten :

1. Pandeglang 1 194 911 1 200 512

go
2. Lebak 1 269 812 1 279 412
3. Tangerang
s.
3 370 594 3 477 495
bp

4. Serang 1 474 301 1 484 502


n.

Kota :
te

5. Kota Tangerang 2 047 105 2 093 706


an

6. Kota Cilegon 412 106 418 705


7. Kota Serang 643 205 655 004
b

8. Kota Tangsel
://

1 543 209 1 593 812


tp

Provinsi Banten 11 955 243 12 203 148


ht

Sumber : BPS Provinsi Banten

38 Statistik Daerah Provinsi Banten 2016


Tabel 5 :
Jumlah Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten (orang), 2012-2014

September September September


Kabupaten/Kota
2012 2013 2014

.id
Kabupaten :

1. Pandeglang 109 060 121 147 113 137

go
2. Lebak 106 872 118 588 115 827

3. Tangerang 175 978


s.
183 889 173 097
bp

4. Serang 76 078 72 807 71 375


n.

Kota :
te

5. Kota Tangerang 106 454 103 071 98 757


an

6. Kota Cilegon 14 994 15 928 15 531

7. Kota Serang 34 693 36 748 36 176


b
://

8. Kota Tangsel 18 747 25 360 25 287


tp

Provinsi Banten 642 875 677 508 649 188


ht

Sumber : BPS Provinsi Banten

Statistik Daerah Provinsi Banten 2016 39


Tabel 6 :
Persentase Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten, 2012-2014

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014

.id
Kabupaten :

1. Pandeglang 9,28 10,25 9,50

go
2. Lebak 8,63 9,50 9,17

3. Tangerang 5,71
s. 5,78 5,26
bp

4. Serang 5,28 5,02 4,87


n.

Kota :
te

5. Kota Tangerang 5,56 5,26 4,91


an

6. Kota Cilegon 3,82 3,99 3,81

7. Kota Serang 5,70 5,92 5,70


b

8. Kota Tangsel 1,33 1,75 1,68


://
tp

Provinsi Banten 5,71 5,89 5,51


ht

Sumber : BPS Provinsi Banten

40 Statistik Daerah Provinsi Banten 2016


Tabel 7 :
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten,
2012-2014

Kabupaten/Kota 2013 2014 2015

.id
Kabupaten :

1. Pandeglang 61,35 62,06 62,72

go
2. Lebak 61,13 61,64 62,03

3. Tangerang 69,28
s. 69,57 70,05
bp

4. Serang 63,57 63,97 64,61


n.

Kota :
te

5. Kota Tangerang 75,04 75,87 76,08


an

6. Kota Cilegon 70,99 71,57 71,81

7. Kota Serang 69,69 70,26 70,51


b

8. Kota Tangsel 78,65 79,17 79,38


://
tp

Provinsi Banten 69,47 69,89 70,27


ht

Sumber : BPS Provinsi Banten

Statistik Daerah Provinsi Banten 2016 41


Tabel 8 :
Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2014-2015

2014 2015

Kabupaten/Kota Luas Produk- Luas Produk-

.id
Produksi Produksi
Panen tivitas Panen tivitas
(ton) (ton)
(ha) (kw/ha) (ha) (kw/ha)

go
Kabupaten :

1. Pandeglang 120 786 48,73


s.
588 539 128 421 55,74 715 780
bp
2. Lebak 102 498 49,98 512 238 102 828 56,01 575 942

3. Tangerang 70 906 53,66 380 476 50 303 57,84 290 970


n.

4. Serang 86 577 53,81 465 858 88 611 57,64 510 748


te

Kota :
an

5. Kota Tangerang 1 080 54,28 5 862 711 57,83 4 112


b

6. Kota Cilegon 2 200 55,84 12 285 2 233 57,99 12 950


://

7. Kota Serang 14 762 54,05 79 781 13 455 57,85 77 836


tp

8. Kota Tangsel 155 54,49 845 114 57,82 659


ht

Provinsi Banten 386 398 52,95 2 045 883 386 676 56,61 2 188 997

Sumber : Indikator Ekonomi Banten 2016

42 Statistik Daerah Provinsi Banten 2016


.id
go
s.
bp
n.
te
b an
://
tp
ht

BADAN PUSAT STATISTIK


PROVINSI BANTEN
Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) Kav. H1-2
Jl. Syekh Nawawi Al-Bantani, Kota Serang – Banten 42171
Telepon (0254) 267027, Faks. (0254) 267026

Anda mungkin juga menyukai