Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pengertian PKRS


Promosi kesehatan di Rumah Sakit adalah upaya Rumah Sakit untuk meningkatkan
kemampuan pasien, klien, dan kelompok-kelompok masyarakat, agar pasien dapat mandiri dalam
mempercepat kesembuhan dan rehabilitasinya, klien dan kelompok-kelompok masyarakat dapat
mandiri dalam meningkatkan kesehatan, mencegah masalah-masalah kesehatan, dan
mengembangkan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat, melalui pembelajaran dari oleh,
untuk dan bersama mereka, sesuai sosial budaya mereka, serta didukung kebijakan publik yang
berwawasana kesehatan.
Sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1114/MENKES/SK/VII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di daerah, prinsip
dasar Promosi Kesehatan Rumah Sakit adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong
dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumberdaya masyarakat, sesuai sosial
budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
Menolong diri sendiri artinya masyarakat mampu menghadapi masalah-masalah kesehatan
potensial (yang mengancam) dengan cara mencegahnya, dan mengatasi masalah-masalah kesehatan
yang sudah terjadi dengan cara menanganinya secara efektif serta efesien. Dengan kata lain,
masyarakat mampu berperilaku hidup bersih dan sehat dalam rangka memecahkan masalah-
masalah kesehatan yang dihadapinya (problem solving), baik masalah-masalah kesehatan yang
sudah diderita maupun yang potensial (mengancam), secara mandiri (dalam batas-batas tertentu).
Jika definisi itu diterapkan di rumah sakit, maka dapat dibuat rumusan sebagai berikut:
Promosi Kesehatan oleh Rumah Sakit (PKRS) adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan
pasien, klien, dan kelompok-kelompok masyrakat, agar pasien dapat mandiri dalam mempercepat
kesembuhan dan rehabilitasinya, klien dan kelompok-kelompok masyarakat dapat mandiri dalam
meningkatkan kesehatan, mencegah masalah-masalah kesehatan, dan mengembangkan upaya
kesehatan bersumber daya masyarakat, melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama
mereka, sesuai sosial budaya mereka, serta didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.

1.2 Latar Belakang


Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehtan temapat menyelengggarakan uapaya
kesehatan. Upya kesehtan diselnggrakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehtan
(promotif), penceghan penyakit (preventif), penyembhan penyakit (Kuratif), dan pemulihan
kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan.
Dalam perkembangannya, pelayan rumah sakit tidak terlepas dari pembanguna ekonomi masyarkat.
Perkembangan ini tercermni pada perubhan fungsi klasik rumah sakit yang pada awalnya hanya
memberi pelayanan yang bersifat penyembuhan (kuratif) terhadap pasien melalui rawat inap dan
trawat jalan. Pelayanan rumah sakit kemudian bergeser karena kemajuan ilmu pengetahuan
khususnya teknologi kedokteran, peningkatan pendapatan dan pendidikan masyarakat. Pelayanan
kesehatan di rumah sakit ini tidak saja bersifa kuratif tetapi juga bersifa rehabilitatif. Keduanya
dilkasanaakan secara terpadu melelui upaya promodi kesehatan dan pencegahan. Dengan demikin
sasaran pelyanan kesehatan di rumah sakit bukan hanya individu pasien, tetapi juga berkembang
untuk keluarga dan masyarakat umum. Fokus perhatiannya memang pasien yang datang atau yang
dirawat sebagai individu dan bagian dari keluarga. Atas dasar inilah pelayanan kesehatan di rumah
akit merupakan pelayanan kesehatan yang komperhensif.
Promosi kesehatan di rumah sakit juga mempunyai prinsip pemberdaayaan pasien dan
keluarganya dalam kesehatan. Konsep promosi kesehatan di rumah sakit sma dengan promosi
kesehatan pada pelayan preventif dan promotif atau yang disebut dengan pelayanan kesehatan
masyarakat. Perbedaannya hanya terletak pada sasarannya saja. Promosi kesehatan dikembang di
Rumah sakit dalam rangka membantu orang sakit atau pasien dan keluarganya agar dapat

PEDOMAN PKRS 1
mengatasi masalah kesehatannya, khususnya mempercepat kesembuhan dari penyakitnya.pasien
dan keluarga harus mengetahui hal-hal terkait dengan penyakit yang di deritanya seperti penyebab
penyakit terebut, cara penularan penyakit, cara pencegahannya, dan proses pengobatannya dan
diharapkan tidak terserang oleh penyakit yang sama.
Promosi kesehatan dirumah sakit pafda dasarya merupakan penerapan proses belajar
kesehatan dirumahsakit. Artinya semua pengunjung rumah sakit baik pasien maupun keluarga
pasien memperoleh pembelajaran dari rumah sakit. Promosi kesehatan rumah sakit akan
berorientasi tidak hanya mereka yang sakit tapi juga mereka yang sehat. Oleh karena itu di
perlukan tenaga pkrsyang mampu mengelola pkrs dengan baik sehingga tujuan dapat tercapai
dengan baik.

1.3 Isu Strategis


Promosi Kesehatan di Rumah sakit telah diselanggarakan sejak tahun 1994 dengan nama
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS). Seiring dengan pengembangannya,
pada tahun 2003, isitlah PKMRS berubah menjadi Promosi Kesehatan Rumah sakit (PKMRS.
Berdasarkan hal tersebut, beberapa isu strategis yang muncul dalam Promosi Kesehatan di
Rumah sakit, yaitu:
1. Sebagian besar Rumah Sakit belum menjadikan PKRS sebagai salah satu kebijakan upaya
pelayanan kesahatan di Rumah Sakit.
2. Sebagian besar Rumah Sakit belum memberikan hak pasien untuk memdapatkan informasi
tentang pencegahan dan pengobatan yang berhubungan dengan penyakitnya.
3. Sebagian besar Rumah Sakit belum mewujudkan tempat kerja yang aman,bersih dan sehat.
4. Sebagian besar rumah sakit kurang manggalang kemitraan untuk meningkatkan upaya pelayanan
yang bersifat preventif dan promotif.

1.4 Landasan Hukum


1.4.1 Undang-undang RI nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan:
a. Pasal 7
Setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan edukasi tentang kesehatan yang
seimbang dan bertanggungjawab.
b. Pasal 8
Setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data kesehatan dirinya termasuk
tindakan dan pengobatan yang telah maupun yang akan diterimanya dari tenaga kesehatan
c. Pasal 10
Setiap orang berkewajiban menghormati hak orang lain dalam upara memperoleh
lingkungan yang sehat baik fisik, biologi, maupun sosial.
d. Pasal 11
Setiap orang berkewajiban berperilaku hidup sehat untuk mewujudkan, mempertahankan,
dan memajukan kesehatan yang setinggi-tingginya.
e. Pasal 17
Pemerintah bertanggungjawab atas ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi, dan
fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya.
f. Pasal 18
Pemerintah bertanggungjawab memberdayakan dan mendorong peran aktif masyarakat
dalam segala bentuk upaya kesehatan.
g. Pasal 47
Upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, meyeluruh dan
berkesinambungan.
h. Pasal 55
1) Pemerintah wajib menetapkan standar mutu pelayanan kesehatan
2) Standar mutu pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) diatur
dengan peraturan Peraturan pemerintah
i. Pasal 62

PEDOMAN PKRS 2
1) Peningkatan kesehatan merupakan segala bentuk upaya yang dilakukan oleh
pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat untuk mengoptimalkan kesehatan
melalui kegiatan penyuluhan, penyebarluasan informasi, atau kegiatan lain untuk
menunjang tercapainya hidup sehat.
2) Pencegahan penyakit merupakan segala bentuk upaya uang dilakukan oleh pemerintah,
pemerintah daerah, dan/atau masyarakat untuk menghindari atau mengurangi resiko,
masalah dan dampak buruk akibat penyakit.
3) Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin dan menyediakan fasilitas untuk
kelangsungan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
4) Ketentuan berlanjut tentang upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
diaturdengan peraturan Menteri.
j. Pasal 115
1) Kawasan Tanpa Rokok (KTR) pada fasilitas pelayanan kesehatan
2) Pemerintah Daerah wajib menetapkan Kawasan Tanpa Rokok di wilayahnya
k. Pasal 168
1) Untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efesien diperlukan informasi
kesehatan
2) Informasi kesehatan sebagaimana dimaksudkan ayat (1) dilakukan melalui sistem
informasi dan melalui lintas sector
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem informasi sebagaimana dimaksudkan pada ayat
(2) diatur oleh Peraturan Pemerintah

1.4.2 Undang-undang RI nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit


a. Pasal 1
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat.
b. Pasal 4
Rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
c. Pasal 10, ayat 2
Bangunan Rumah Sakit paling sedikit terdiri atas ruang , butir m) ruang penyuluhan kesehatan
masyarakat rumah sakit
d. Pasal 29
Setiap Rumah Sakit mempunyai kewajiban; butir a) memberikan informasi yang benar tentang
pelayanan Rumah sakit kepada masyarakat.
e. Pasal 32
Setiap pasien mempunyai hak, butir d) memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu
sesuai dengan stadar profesi dan standar prosedur operasional.
f. Surat Keputusan Menteri kesehatan Nomor 267/MENKES/SK II/2010 tentang Penetapan
Road Map Reformasi Kesehatan Masyarakat,dimana hal ini tidak terpisahkan dengan
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2010-2014. Salah satu Prioritas Reformasi
Kesehatan yang dimaksud adalah Rumah Sakit Indonesia Kelas Dunia (World Class
Hospital).
g. Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan( Lembaran negara Tahun 1992
nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495)
h. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kehatan (Lembaran Negara
Tahun 1996 nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637)
i. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 159b/MENKES/PER/ II/ 1988
tentang Rumah Sakit.
j. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 574/MENKES/SK/VI/2000
tentang Kebijakan Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010.
k. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 004/MENKES/ SK/ I/2003 tentang
Kebijakan dan Strategi Desentralisasi bidang Kesehatan.
l. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1547/MENKES/SK/X/2004
tentang Standard Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/kota.

PEDOMAN PKRS 3
m. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1114/MENKES/SK/VIIX/2004
tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah
n. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1193/MENKES/SK/X/2004
tentang Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan
o. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1426/MENKES/SK/XII/2006
tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Rumah Sakit

PEDOMAN PKRS 4
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

2.1 Sejarah Rumah Sakit St. Theresia Jambi


Rumah sakit St. Theresia Jambi didirikan oleh konggregasi Fransiskan Misionaris Maria
(FMM) pada tahun 1954 yang berawal dari sebuah balai pengobatan dengan nama poliklinik St.
Theresia yang terletak disamping biara. Melihat kebutuhan pelayanan kesehatan semakin meningkat
selanjutnya pada tahun 1955 meningkat menjadi RS khusus Bersalin dengan Kapasiatas 29 tempat
tidur.
Rumah Sakit Santa Theresia Jambi berada di bawah naungan Yayasan Bakti Utama
(YBU) yang merupakan salah satu karya bidang kesehatan dari para Suster FMM di
Indonesia.
Kehadiran RS St. Theresia Jambi bermula dari sebuah Poliklinik St. Theresia yang
dibuka pada tanggal 14 Januari 1954 dan pada tahun berikutnya, tepatnya 16 Oktober 1955,
statusnya ditingkatkan menjadi Rumah Sakit Bersalin (RSB) dengan fasilitas 29 tempat
tidur. Dalam perkembangan selanjutnya, sesuai dengan kebutuhan masyarakat, semula
upaya pengembangan akan menjadi RSAB (Rumah Sakit Anak dan Bersalin), namun hasil
evaluasi pada tahun 1992, dengan memperhatikan kebutuhan pelayanan dan SDM yang ada,
makan diputuskan bahwa arah perkembangan menjadi Rumah Sakit Umum (RSU).
Kemudian pada tanggal 28 Januari 1995 Depkes Provinsi Jambi memberi izin uji coba
sebagai RSU, lalu tahun 1997 ijin operasional sebagai RSU dikeluarkan. Pada tahun 2002
RS St. Theresia memperoleh perpanjangan izin Tetap pertama dari Mentri Kesehatan RI.
Perpanjangan Izin Tetap yang kedua diperoleh pada tahun 2007 berlaku sampai dengan
tahun 2012, dan perpanjangan ketiga tahun 2012 sampai 2017.
Seiring dengan perkembangan dan tuntutan mutu pelayanan, RS St. Theresia telah
berhasil diakreditasi sebanyak 4 kali. Pertama tahun 1999 dengan status Terakreditasi Penuh
Tingkat Dasar untuk 5 pelayanan. Kedua tahun 2004 terakreditasi dengan status Akreditasi
Penuh Tingkat Dasar yang kedua untuk 5 pelayanan. Ketiga tahun 2008, RS St. Theresia
terakreditasi Tingkat Lanjut dengan 12 pelayanan, dan yang Keempat tahun 2011 juga RS
St. Theresia terakreditasi Penuh Tingkat Lanjut untuk 12 pelayanan.
Pada tahun 2007, pada hari peringatan Hari Kesehatan Nasional, RS St. Theresia
diberi penghargaan sebagai RS Teladan Tingkat Provinsi. Dan pada tahun 2010, dari Mentri
tenaga kerja dan transmigrasi, RS St. Theresia mendapat penghargaan yaitu RS yang Zero
Accident Award. Juga pada tahun yang sama, 2010, RS St. Theresia mendapatkan
penghargaan sebagai RS terbaik pelayanan TB Paru dengan strategi DOTS seprovinsi Jambi.
Semakin berkembang pelayanan kesehatan di masyarakat dikembngkan menjadi RSAB
(Rumah Sakit Anak dan Bersalin).Namun evaluasi pada tahun 1992 dengan memperhatikan
kebutuhan pelayanan kemampuan sumber day amanusia masukan dari PERDHAKI dan analisa
lingkungan rumah sakit di Jambi, akhirnya diputuskan bahwa arah pengembangan dirubah menjadi
Rumah sakit Umum.Pada tahun 1995 mendapat izin operasional sebagai rumah sakit umum (RSU).
Izin tetap yang diperoleh adalah sebagai RSU kelas pratama dari DEPKES RI pada tanggal 27
Januari 1997. Perpanjangan izin tetap (I) oleh Menteri Kesehatan RI.Tahun 2002 dengan no
YM.02.04.2.2. 1406. Perpanjangan Izin lanjutan (II) oleh Menteri Kesehatan RI. Tahun2007 Nomor
: YM. 02.04.3.5.521, Tahun 2007.Perpanjangan Izin lanjutan operasional ( III ) oleh Walikota Jambi
Nomor 17 Tahun 2012. Perpanjangan Izin lanjutan operasional (IV) oleh Walikota Jambi Nomor
465 Tahun 2016.

PEDOMAN PKRS 5
2.2 Tugas Pokok Dan Fungsi Rumah Sakit St. Theresia Jambi
Rumah Sakit St. Theresia Jambi merupakan rumah sakit umum dengan kapasitas 125 tempat
tidur, merupakan milik Yayasan Bhakti Utama, mempunyai fungsi memberikan pelayanan kesehatan
paripurna dengan motto melayani dalam cinta kasih.RS St. Theresia Jambi dengan penuh sukacita
melayani siapa saja yang membutuhkan pelayanan kesehatan, terutama mereka yang miskin dan
kurang diperhatikan. Upaya peningkatan mutu pelyanan rumah sakit terus diupayakan oleh pihak RS
St. Theresia sekaligus juga mengacu kepada peraturan pemerintahan dibidang kesehatan yang terus
berkembang dan berubah. Salah satu cara untuk meningktkan mutu pelayanan adalah dengan
mengikuti kreditasi tiga tahun sekali.
Dalam mengemban fungsi tersebut di atas, Rumah Sakit St. Theresia Jambi mempunyai tugas
pokok berupa :
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu tinggi.
2. Senantiasa meningkatkan kompetensi sumber daya manusia Rumah Sakit St. Theresia Jambi agar
selalu memberikan pelayanan secara profesional, etis dan bemartabat.
3. Menyediakan wahana bagi pendidikan tenaga kesehatan, dalam turut serta menyumbang upaya
mencerdaskan bangsa

PEDOMAN PKRS 6
PEDOMAN PKRS 7
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, LANDASAN NILAI, TUJUAN
RUMAH SAKIT SANTA THERSIA JAMBI

Visi : Menjadi rumah sakit terbaik dalam pelayanan citra hasil serta berusaha mewujudkanny
dengan semangat cinta kasih melaluui sumber daya manusia yang berkualitas
Misi : Mengaktualisasikan kasih Allah dalam pelayanan kesehatan dengan memberikan
pelayanan bermutu tinggi yang mengutamakan keselamatan pasien, kepada setiap
pasien dan keluarganya
Falsafah : Dengan dilandasi kasih terhadap sesama sebagai mahluk ciptaan Tuhan dan sesuai
dengan kebijakan pemerintah Republik Indonesia dalam pelayanan kesehatan, Rumah
sakit St. Theresia jambi melayani siapa saja yang datang ke rumah sakit, yang ingin
memperoleh peningkatan derajat kesehatannya sesuai dengan kemampuan Rumah Sakit
St. Theresia. Pelayanan mencakup semua lapisan masyarakat, baik pasien maupun
keluarganya, terutama mereka yang lemah dan kurang diperhatikan.
Motto : Pelayanan Dalam Kasih
Tujuan : Mewujudkan kasih Allah melaluui pelayanan terhadap pasien tanpa membedakan suku
bangsa, kepercayaan, dan kebudayaan dengan cara
1. Membudayakan hidup sehat secara utuh dan menyeluruh
2. Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi yang mengutamakan
keselamatan pasien, dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat serta
menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien
3. Menciptakan suasana kerja yang mendukung pengembangan kinerja
kesejahteraan karyawan

VISI PKRS Rumah Sakit Santa Theresia


Memberikan pelayanan edukasi informasi medis yang profesional dan meyeluruh mengenai kondisi
kesehatan pasien untuk meningkatkan kualitas mutu pelayanan serta menjunjung tinggi autonom pasien.

MISI PKRS Rumah Sakit Santa Theresia


Menyelenggarakan pelayanan edukasi informasi medis yang meyeluruh dan berorientasi pada ilmu
kedokteran berbasis bukti kepada pasien dan keluarga
1) Meningkatkan kualitas dan mutu pelayanan medis dengan cara memberikan informasi terpadu yang
dibutuhkan pasien dan keluarga mengenai kondisi kesehatannya dan memfasilitasi pemilihan rencana
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
2) Memfasilitasi pengendalian mutu dan biaya kesehatan melalui transparansi informasi sehingga pasien
dan keluarganya mendapatkan rasa aman dan percaya.
Rumah sakit merupakan sarana kesehatan yang termasuk dalam subsistem Upaya Kesahatan.Rumah
Sakit tidak boleh dipandang sebagai suatu entitas yang terpisah dan berdiri sendiri dalam sektor
kesehatan.Peran rumah sakit adalah mendukung pelayanan kesehatan dasar melalui penyediaan fasilitas
rujukan dan mekanisme bantuan. Menurut WHO, “ Rumah sakit harus terintegrasi dalam sistem
kesehatan dimana ia berada. Fungsinya adalah sebagai pusat sumber daya bagi peningkatan kesehatan
masyarakat di wilayah yang bersangkutan.”Reformasi perumahsakitan di Indonesia sangat diperlukan
mengingat masih banyaknya rumah sakit yang hanya menekankan pelayanannya kepada aspek kuratif dan
rehabilitatif saja. Padahal keadaan ini menyebabkan rumah sakti menjadi sarana kesehatan yang “elit: dan
terlepas dari sistem kesehatan dimana ia berada.
Penerapan paradigma diatas akan sangat berpengaruh terhadapan pendekatan yang harus
dilaksanakan dalam promosi kesehatan. Untuk itu pengembangan promosi kesehatan dirumah sakit perlu
dilakukan sesegera mungkin. Untuk mempercepat upaya PKRS menjadi bagian dari upaya pelayanan
kesehatan Rumah Sakit maka PKRS dirasa penting menjadi salah satu standard PKRS yang dapat
dijadikan acuan dalam penyusunan instrumen akreditasi rumah sakit di Indonesia.

PEDOMAN PKRS 8
FALSAFAH PKRS Rumah Sakit Santa Theresia
Memberikan pelayanan edukasi kesehatanselektif, meyeluruh dan terpercaya secara profesional,
efektif dan efisien yang dibutuhkan pasien dan keluarga mengenai kondisi kesehatan.

NILAI
a. Selektif
Informasi medis yang diberikan adalah unik bagi setiap individu dan berdasarkan hanya yang
terkait dengan kondisi kesehatannya dan apa yang dibutuhkan oleh pasien tersebut .
b. Menyeluruh
Meliputi setiap aspek yang dibutuhkan pasien maupun keluarganya seperti rencana promotif,
diagnosis kerja, rencana diagnostik, rencana terapi, prognosis, rencana rehabilitatif dan rencana
preventif.
c. Terpercaya
Informasi medis yang diberikan berdasarkan ilmu kedokteran berbasis bukti dan komprehensif.
d. Profesional
Dalam memberikan pelayanan edukasi informasi medis dilakukan secara profesional.
e. Efektif dan efisien
Memberikan pelayananpasien dan keluarga serta bekerjasama dengan mitra kerja secara efektif
dan efisien .

TUJUAN
Terciptanya masyarakat rumah sakit yang menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat melalui
perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku pasien RS serta pemeliharaan lingkungan RS dan
termanfaatkannya dengan baik semua pelayanan yang disediakan Rumah sakit. Meningkatkan kualitas
pelayanan medis dengan memberikan informasi medis yang selektif, terpercaya dan menyeluruh
kepada setiap pasien dan keluarganya yang datang ke rumah sakit dengan cara menyediakan informasi
yang dibutuhkan pasien maupun keluarganya seperti rencana promotif, diagnosis kerja, rencana
diagnostik, rencana terapi, prognosis, rencana rehabilitatif dan rencana preventif.

SASARAN PKRS
Sasaran Promosi Kesahatan di Rumah sakit adalah masyarakat di rumah sakit, yang terdiri dari:
1. Masyarakat yang tinggal/ berada di sekitar rumah sakit
2. Pengunjung rumah sakit
3. Petugas Rumah sakit
4. Pasien
5. Keluarga pasien
6. Pengunjung

PEDOMAN PKRS 9
BAB IV
STRUKTUR RUMAH SAKIT

PEDOMAN PKRS 10
BAB V

STRUKTUR ORGANISASI PANITIA PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

DIREKTUR

Ketua Panitia PKRS

Sekretaris Wakil Ketua Panitia


Anggota Panitia PKRS PKRS

Customer service Gizi Fisioterapi Farmasi PPI

Medical Information Keperawatan Rekam medis

Panitia PKRS Rumah Sakit St. TheresiaJambi dibawahi langsung oleh direktur rumah sakit dan dipimpin oleh dokter. Panitia PKRS St. TheresiaJambi terdiri
dari integrasi 7 unit kerja rumah sakit yaitu: customer service, medical information, gizi, keperawatan, fisioterapi, rekam medis, farmasi dan PPI. Anggota panitia PKRS
terdiri dari satu atau dua orang perwakilan dari setiap subunit diatas.

PEDOMAN PKRS 11
BAB VI
URAIAN JABATAN

1. KETUA PKRS
A. IDENTITAS : KETUA PKRS

B. PENGERTIAN
Seorang professional yang diberi tugas dan wewenang untuk dapat memimpin dalam
menjalankan pelaksanaan program PKRS

C. PERSYARATAN
1. Pendidikan : Dokter atau perawat
2. Kursus : Terlampir dalam file kepegawaian
3. Pengalaman Kerja : Pengalaman kerja sebagai dokter /perawat medical
informasi di rawat inap dan rawat jalan.
4. Kondisi Fisik : Baik

D. TUGAS POKOK
1. SEBAGAI PERENCANA
1.1 Merencanakan dan menyusun pelaksanaan kegiatan program kerja PKRS
1.2 Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan yang akan diselenggarakan sesuai
kebutuhan pasien, keluarga pasien, pengunjung Rumah Sakit, Karyawan-karyawati
Rumah Sakit dan masyarakat di sekitar lingkungan Rumah Sakit.
2. SEBAGAI PENGGERAK DAN PELAKSANA
2.1 Mengatur dan mengkoordiansikan seluruh kegiatan pelayanan PKRS secara keseluruhan
2.2 Menyusun dan mengatur kegiatan PKRS
2.3 Memberikan pengarahan dan motivasi kepada tenaga anggota PKRS
2.4 Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara bekerja sama dengan berbagai
pihak yang terlibat dalam pelayanan PKRS
2.5 Mengadakan pertemuan berkala dengan Tim PKRS
2.6 Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dibidang PKRS
2.7 Mempertanggung jawabkan pelaksanaan kegiatan PKRS
2.8 Membuat laporan mengenai pelaksanaan kegiatan pelayanan PKRS
3. SEBAGAI PENGAWAS,PENGENDALI DAN PENILAI :
3.1 Mengawasi dan menilai pelaksanaan kegiatan PKRS
3.2 Melaksanakan penilaian terhadap upaya peningkatan pengetahuan dan ketrampilan
dibidang PKRS
3.3 Memberikan penilaian dan mencantumkannya kedalam daftar penilaian bagi pelaksanaan
PKRS
3.4 Mengawasi pelaksanaan sistem pencatatan pelaporan kegiatan PKRS

E. TANGGUNG JAWAB
1. Secara administratif dan fungsional bertanggungjawab kepada direktur
2. Bertanggung Jawab terhadap:
2.1 Mengawasi dan mengendalikan proses kegiatan PKRS.
2.2 Kebenaran dan ketepatan rencana kebutuhan dan kegiatan PKRS
2.3 Kebenaran dan ketepatan pelaksanaan program PKRS

F. WEWENANG
1. Memanfaatkan semua sarana PKRS untuk melaksanakan kegiatan PKRS
2. Memberi usulan / masukan demi kemajuan dan perkembangan rumah sakit
3. Memberi pengarahan dan pengawasan terhadap tim PKRS
4. Memberi bimbingan dan penilaian di unitnya
5.

PEDOMAN PKRS 12
G. URAIAN TUGAS
1. Menerapkan misi pelayanan dan asuhan keperawatan dalam mencapai visi RS
2. Menyusun dan merencanakan pelaksanaan kegiatan program kerja PKRS.
3. Memimpin, mengkoordinir dan mengevaluasi pelaksanaan operasional PKRS secara efektif ,
efisien dan bermutu.
4. Bertanggung jawab terhadap koordinasi dengan bagian unit kerja terkait
5. Memberikan pembinaan terhadap anggota PKRS
6. Membuat daftar inspeksi ke semua unit terkait
7. Memimpin pertemuan rutin setiap bulan dengan anggota PKRS untukmembahas dan
menginformasikan hal – hal penting yang berkaitan dengan PKRS
8. Menghadiri pertemuan manajemen, bila dibutuhkan
9. Menjalin Kerjasama antar unit terkait.
10. Meningkatkan pengetahuan anggota, membuat dan memperbaiki cara kerja danpedoman kerja
yang aman dan efektif

H. Hasil Kerja:
1. Daftar kerja untuk anggota PKRS
2. Usulan perencanaan ketenagaan dan fasilitas yang dibutuhkan di PKRS
3. Standar Operating Procedure PKRS
4. Laporan Program PKRS
5. Bahan Materi edukasi

2. WAKIL KETUA PKRS


A. IDENTITAS : WAKIL KETUA PKRS

B. PENGERTIAN
Seorang professional yang diberi tugas dan wewenang untuk dapat bersama-sama dengan ketua
PKRS dalam menjalankan pelaksanaan program PKRS

C. PERSYARATAN
1. Pendidikan : Sarjana
2. Kursus : Terlampir dalam file kepegawaian
3. Pengalaman Kerja : Seseorang yang ahli dalam bidang PKRS dan mampu dalam
menjalankan pelaksanaan Program PKRS
4. Kondisi Fisik : Baik

D. TUGAS POKOK
1. SEBAGAI PERENCANA
1.1 Merencanakan dan menyusun pelaksanaan kegiatan program kerja PKRS bersama-sama
dengan ketua PKRS.
1.2 Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan yang akan diselenggarakan sesuai
kebutuhan pasien, keluarga pasien, pengunjung Rumah Sakit, Karyawan-karyawati
Rumah Sakit dan masyarakat di sekitar lingkungan Rumah Sakit bersama-sama dengan
ketua PKRS.
1.3 Memberikan pertimbangan/saran PKRS pada perencanaan, pengembangan program dan
fasilitasinya.

2. SEBAGAI PENGGERAK DAN PELAKSANA


2.1 Membantu ketua PKRS dalam mengatur dan mengkoordiansikan seluruh kegiatan
pelayanan PKRS secara keseluruhan
2.2 Membantu ketua PKRS dalam menyusun dan mengatur kegiatan PKRS
2.3 Memberikan pengarahan dan motivasi kepada tenaga anggota PKRS
2.4 Membantu ketua PKRS dalam mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara
bekerja sama dengan berbagai pihak yang terlibat dalam pelayanan PKRS

PEDOMAN PKRS 13
2.5 Mengikuti pertemuan berkala dengan Tim PKRS
2.6 Membantu ketua PKRS dalam meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dibidang
PKRS
2.7 Membantu ketua PKRS dalam membuat laporan mengenai pelaksanaan kegiatan
pelayanan PKRS

3. SEBAGAI PENGAWAS,PENGENDALI DAN PENILAI :


3.1 Mengawasi dan menilai pelaksanaan kegiatan PKRS bersama dengan ketua PKRS.
3.2 Melaksanakan penilaian terhadap upaya peningkatan pengetahuan dan ketrampilan
dibidang PKRS bersama dengan ketua PKRS.
3.3 Memberikan penilaian dan mencantumkannya kedalam daftar penilaian bagi pelaksanaan
PKRS bersama dengan ketua PKRS.
3.4 Mengawasi pelaksanaan sistem pencatatan pelaporan kegiatan PKRS bersama dengan
ketua PKRS.

E. TANGGUNG JAWAB
1. Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada ketua PKRS serta
mewakilkan Ketua PKRS apabila ketua PKRS berhalangan.
2. Bertanggung Jawab bersama dengan ketua PKRS terhadap:
3. Mengawasi dan mengendalikan proses kegiatan PKRS
4. Kebenaran dan ketepatan rencana kebutuhan dan kegiatan PKRS
5. Kebenaran dan ketepatan pelaksanaan program PKRS

F. WEWENANG
1. Memberi usulan / masukan demi kemajuan dan perkembangan rumah sakit
2. Memberi pengarahan dan pengawasan terhadap tim PKRS
3. Memberi bimbingan dan penilaian di unitnya
4. Memanfaatkan semua sarana PKRS untuk melaksanakan kegiatan PKRS

G. URAIAN TUGAS
1. Menjadi mitra ketua PKRS untuk Memimpin, mengkoordinir dan mengevaluasi pelaksanaan
operasional PKRS secara efektif , efisien dan bermutu.
2. Menjadi mitra ketua PKRS untuk Berrtanggung jawab terhadap koordinasi dengan bagian
unit kerja terkait.
3. Menjadi mitra ketua PKRS untuk memberikan pembinaan terhadap anggota PKRS
4. Menjadi mitra ketua PKRS untuk membuat daftar inspeksi ke semua unit terkait Membuat
dan menanda tangani surat keluar serta melakukan pekerjaan administrasi termasuk
pengarsipannya .
5. Menjadi mitra ketua PKRS untuk Meningkatkan pengetahuan anggota, membuat dan
memperbaiki cara kerja danpedoman kerja yang aman dan efektif.
6. Memberikan pertimbangan/saran PKRS pada perencanaan, pengembangan program dan
fasilitasinya.
7. Membuat Analisa kinerja PKRS.

H. HASIL KERJA
1. Analisa PKRS
2. Pelaporan PKRS
3. Usulan perencanaan ketenagaan dan fasilitas yang dibutuhkan di PKRS
4. Standar Operating Procedure PKRS
5. Laporan Program PKRS
6. Bahan Materi edukasi menyeluruh

PEDOMAN PKRS 14
3. SEKRETARIS PKRS
A. IDENTITAS : SEKRETARIS PKRS

B. PENGERTIAN
Seseorang yang ahli dalam bidang Promosi kesehatan dan mampu dalam menjalankan
pelaksanaan Program PKRS

C. PERSYARATAN
1. Pendidikan : Perawat
2. Kursus : Terlampir dalam file kepegawaian
3. Pengalaman Kerja : Pengalaman kerja sebagai perawat medical informasi di
rawat ina.
4. Kondisi Fisik : Baik

D. TUGAS POKOK
1. SEBAGAI PERENCANA
1.1 Mendokumentasikan dalam perencanaan dan penyusunan kegiatan pelaksanaan
kegiatan program kerja PKRS
1.2 Bersama-sama dengan ketua PKRS dalam merencanakan dan menentukan jenis
kegiatan yang akan diselenggarakan sesuai kebutuhan pasien, keluarga pasien,
pengunjung Rumah Sakit, Karyawan-karyawati Rumah Sakit dan masyarakat di sekitar
lingkungan Rumah Sakit.

2. SEBAGAI PENGGERAK DAN PELAKSANA


2.1 Mengatur dan mengkoordiansikan seluruh kegiatan pelayanan PKRS secara keseluruhan
dan mendokumentasikannya.
2.2 Menyusun dan mengatur kegiatan PKRS
2.3 Memberikan pengarahan dan motivasi kepada tenaga anggota PKRS
2.4 Ikut serta dalam kegiatan yang ada dengan cara bekerja sama dengan berbagai pihak
yang terlibat dalam pelayanan PKRS
2.5 Mengikuti pertemuan berkala dengan Tim PKRS
2.6 Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dibidang PKRS
2.7 Membuat laporan mengenai pelaksanaan kegiatan pelayanan PKRS

3. SEBAGAI PENGAWAS,PENGENDALI DAN PENILAI :


3.1 Bersama-sama dengan ketua mengawasi dan menilai pelaksanaan kegiatan PKRS
3.2 Mengikuti penilaian terhadap upaya peningkatan pengetahuan dan ketrampilan dibidang
PKRS

E. TANGGUNG JAWAB
Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada ketua PKRS

F. WEWENANG
Meminta informasi dan petunjuk kepada atasan

G. URAIAN TUGAS
1. Mengatur rapat dan jadwal rapat PKRS
2. Menyiapkan ruang rapat dan perlengkapannya yang diperlukan, termasuk konsumsi,
khususnya bila rapat berlangsung saat waktu makan siang atau sore.
3. Membuat dan menanda tangani surat keluar serta melakukan pekerjaan administrasi
termasuk pengarsipannya .
4. Menyusun kesimpulan sidang dan notulen rapat
5. Memberikan pertimbangan/saran PKRS pada perencanaan, pengembangan program dan fasilitasinya

PEDOMAN PKRS 15
H. HASIL KERJA
Analisa dan Pelaporan PKRS

4. ANGGOTA PKRS
A. IDENTITAS : ANGGOTA PKRS

B. PENGERTIAN
Seseorang yang diberi tugas oleh ketua PKRS dalam mengidentifikasi kebutuhan promisi
kesehatan yang terkait dan memfollow up pelaksanaan dan penerapaan program kerja PKRS
dalam masing – masing bagian/unit kerja.

C. PERSYARATAN
1. Pendidikan : Diploma dan Sarjana
2. Kursus : Terlampir dalam file kepegawaian
3. Pengalaman Kerja : Pengalaman kerja sebagai tim PKRS di Rumah Sakit.
4. Kondisi Fisik : Baik

D. TUGAS POKOK
l. SEBAGAI PERENCANA
1.1 Memberi masukan dalam merancanakan dan menyusun pelaksanaan kegiatan program
kerja PKRS
1.2 Memberi masukan dalam merencanakan dan menentukan jenis kegiatan yang akan
diselenggarakan sesuai kebutuhan pasien, keluarga pasien, pengunjung Rumah Sakit,
Karyawan-karyawati Rumah Sakit dan masyarakat di sekitar lingkungan Rumah Sakit.

2. SEBAGAI PENGGERAK DAN PELAKSANA


2.1 Melaksanakan seluruh kegiatan yang ada dengan cara bekerja sama dengan berbagai
pihak yang terlibat dalam pelayanan PKRS
2.2 Mengikuti pengarahan dan meningkatkan motivasi kerja sebagai tenaga anggota PKRS
2.3 Mengikuti pertemuan berkala dengan Tim PKRS
2.4 Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dibidang PKRS

3. TANGGUNG JAWAB
Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada Ketua dan wakil PKRS
dalam pelaksanaan program kerja PKRS di setiap unitnya masing-masing.

4. WEWENANG
Berdiri secara mandiri dan aktif untuk memberikan saran dan masukan mengenai promosi
kesehatan yang dibutuhkan per unit masing-masing.

E. URAIAN TUGAS
1. Mengidentifikasi kebutuhan penyuluhan kesehatan yang ada di unit kerja masing – masing.
2. Melaporkan kebutuhan penyuluhan kesehatan yang ada di unit kerja masing – masing.
3. Melakukan survey pelaksanaan program kerja di unit kerja masing – masing.

F. HASIL KERJA
1. Identifikasi kebutuhan penyuluhan kesehatan perunit kerja
2. Pelaksanaan Program kerja PKRS di masing-masing unit
3. Penerapan Pedoman PKRS kebutuhan penyuluhan kesehatan
4. Penerapan SPO PKRS kebutuhan penyuluhan kesehatan
5. Laporan evaluasi kerja

PEDOMAN PKRS 16
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA PANITIA PKRS

Direktur

Wakil ketua panitia


Sekretaris Ketua panitia PKRS PKRS

Customer Keperawatan Medical Rekam Gizi


Service (perawat & bidan) Information Medis

Farmasi
Rehabilitasi
Medis

Keterangan :
 Panitia PKRS langsung dibawahi oleh Direktur Rumah sakit.
 Ketua PKRS bertanggung jawab langsung kepada Direktur Rumah sakit.
 Wakil ketua PKRS PKRS bertanggung jawab langsung kepada Ketua PKRS dan berlaku sebagai
mitra.
 Ketua dan wakil ketua PKRS bermitra untuk mengkoordinasikan setiap anggota PKRS
 Sekretaris bertanggungjawab langsung kepada ketua PKRS dan diharuskan menyusun rapat,
membuat notulen rapat dan sidang PKRS
 Setiap anggota PKRS berdiri mandiri dan aktif untuk membuat, melaksanakan dan menerapkan
program kerja PKRS di bagian/unit masing – masing kerja.
 Setiap anggota PKRS berkewajiban membuat identifikasi kebutuhan promosi kesehatan dan
menyarankan program kerja yang sesuai serta bertanggungjawab langsung kepada Ketua PKRS
 Hasil dari identifikasi kebutuhan promosi kesehatan dianalisa dan diolah di panitia PKRS untuk
selanjutnya ditindak lanjuti dan diterapkan oleh panitiaPKRS.

PEDOMAN PKRS 17
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

A. Dasar Perhitungan Kebutuhan Tenaga PKRS

Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan RS.ST.Theresia melaui program PKRS, untuk mendidik
pasien dan keluarga yang dilaksanakan oleh semua unit di RS.ST.Theresia melalui asuhan medis, asuhan
keperawatan, farmasi, pelayanan gizi, rekam medis, fisiotherapy, medical information, maka diperlukan
tim PKRS di tiap-tiap unit yang terdiri dari
 Dokter (umun dan spesialis)\
 Perawat dan bidan
 Apoteker
 Ahli gizi
 Fisiotherapy
 Rekam medis
 Customer service

No Jabatan Kualifikasi Standar Tenaga Kekurangan


Ketenagaan yang ada Tenaga
1. Ketua  Dokter atau perawat 1 1 0
PKRS  Seseorang yang ahli dalam bidang PKRS
dan mampu menjalankan pelaksanaan
Program PKRS
 Memiliki kemampuan leadership

2. Wakil ketua  Dokter atau perawat 1 1 0


PKRS  Seseorang yang ahli dalam bidang PKRS
dan mampu menjalankan pelaksanaan
Program PKRS
 Memiliki kemampuan leadership
3. Sekretaris  Dokter /Perawat 1 1 0
PKRS  Memiliki komitmen di bidang PKRS
 Memiliki kemampuan leadership
4. Anggota  Mempunyai minat dalam PKRS 8 8 0
 Pernah mengikuti pelatihan komunikasi
teraupetik

B. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Sumber daya utama yang diperlukan untuk penyelenggaraan PKRS adalah tenagaSumber Daya Manusia
atau SDM, sarana/ peralatan termasuk media komunikasi dan dana atau anggaran. Sumber daya manusia
meliputi :
1. Semua petugas rumah sakit yang melayani pasien (dokter, perawat, bidan, dan lain-lain)
2. Tenaga khusus promosi kesehatan (yaitu para pejabat fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat).
Semua petugas rumah sakit yang melayani pasien hendaknya memiliki pengetahuan dan keterampilan
dalam konseling. Jika keterampilan ini ternyata belum dimiliki oleh para petugas rumah sakit, maka harus
diselenggarakan program pelatihan/kursus
Standar tenaga khusus promosi kesehatan untuk rumah sakit berdasrkan PERMENKES RI NO. 04
Tahun 2012 Tentang petunjuk teknis promosi kesehatan Rumah Sakit adalah sebagai berikut

PEDOMAN PKRS 18
Kualifikasi Kompetensi Umum
• S1 Kesehatan/ Kesehatan Masyarakat  Membantu petugas rumah sakit merancang
pemberdayaan

 D3 Kesehatan ditambah minat & bakat di bidang


 Membantu/fasilitasi pelak sanaan pemberdayaan, bina
promosi kesehatan suasana dan advokasi dan kemitraan.

Beberapa sarana/peralatan yang dipakai dalam kegiatan promosi kesehatan rumah sakit diantaranya:
 TV, LCD
 VCD/DVD player
 Amplifire dan Wireless Microphone
 Computer dan laptop
 Pointer,
 Public Address System (PSA)/Megaphone
 Plypchart Besar/Kecil
 Cassette recorder/player
 kamera foto

PEDOMAN PKRS 19
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

Pengenalan tentang rumah sakit St. Theresia Jambi atau yang lebih dikenal dengan istilah orientasi dalam
rangka meningkatkan manajemen komunikasi dan edukasi
9.1 Tujuan
9.1.1. Tujuan umum
Meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Santa Theresia melalui pendidikan pasien dan keluarga
yang dilaksanakan oleh semua unit di rumah sakit melalui asuhan medik, asuhan keperawatan,
farmasi, pelayanan gizi dan rehabilitasi medik
9.1.2. Tujuan Khusus
a. Sebagai pedoman bagi tiap unit di rumah sakit dalam melaksanakan program pendidikan pasien
dan keluarga di Rumah Sakit Santa Theresia.
b. Memberikan Asuhan kepada pasien secara efektif dengan memberikan informasi dan
pengambilan keputusan dengan melibatkan pasien dan keluarga.
c. Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga mengenai perawatan selama fase kuratif dan
rehabilitatif.
d. Memantau dan mengevaluasi program edukasi Rumah Sakit Santa Theresia.

9.2 Kebijakan
9.2.1 Pelayanan Pendidikan Pasien dan Keluarga dilaksanakan untuk pasien rawat inap dan rawat jalan.
9.2.2 Proses edukasi pasien dan keluarga dilakukan sesuai kebutuhan yang dimulai sejak pasien masuk
rumah sakit (poliklinik – poliklinik, IGD) sampai diruang rawatan.
9.2.3 Pemberian edukasi diberikan oleh unit atau instalasi yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien
tersebut.
9.2.4 Rumah sakit menunjuk seorang koordinator dimasing – masing unit atau instalasi yang
memberikan edukasi pasien dan keluarga yang bertanggung jawab dan berwewenang untuk
mengelola pelayanan edukasi pasien dan keluarga di rumah sakit.
9.2.5 Menyampaikan kepada pasien dan keluarganya tentang sumber – sumber pendidikan dan pelatihan
kesehatan dikomunitas yang dapat meningkatkan taraf kesehatan pasien.
9.2.6 Merujuk pasien ke sumber – sumber komunitas untuk peningkatan taraf kesehatannya.

PEDOMAN PKRS 20
BAB X
PERTEMUAN PKRS

10.1 Rapat Bulanan


Rapat rutindilaksanankan sebulan sekali. Tempat pelaksanaannya di ruang rapat staf Rumah Sakit St.
Theresia setiap hari sabtu minggu trakhir jam 13.00 WIB sampai dengan selesai. Rapat diikuti oleh
seluruh staf Sub. Bagian pemasaran dan diklat

10.2 Rapat Insidentil


Rapat diikuti oleh seluruh tim PKRS yang dipimpin oleh ketua PKRS bila ada kegiatan
mendadak dan bersifat urgent dan perlu ditindak lanjuti

10.3 Rapat Tahunan


Rapat koordinasi antar unit dilaksanakan sewaktu – waktu, apabila terdapat permasalahan atau perubahan
dalam sistem pelayanan yang melibatkan unit – unit lain yang terkait.

PEDOMAN PKRS 21
BAB XI
PELAPORAN

Laporan pelaksanaan kegiatan PKRS dilaporkan ke ketua PKRS ke Direktur setiap tahun .

PEDOMAN PKRS 22

Anda mungkin juga menyukai