KANABIS
DISUSUN OLEH :
Dino Surya Werdhatama (71170891384)
DOKTER PEMBIMBING :
Dr. mawar gloria
i
LEMBAR PENGESAHAN
Pembimbing,
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan paper ini dengan
judul “Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Pemakaian Kanabis”.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................... 1
1.3 Manfaat ......................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 3
2.1 Demam Berdarah Dengue ............................................................................ 3
2.1.1 Definisi ....................................................................................................... 3
2.1.2 Etiologi ...................................................................................................... 3
2.1.3 Epidemiologi .............................................................................................. 4
2.1.4 Patogenesis ................................................................................................. 4
2.1.5 Manifestasi Klinis ...................................................................................... 6
2.1.6Diagnosis ..................................................................................................... 7
2.1.7 Differential diagnosis ................................................................................8
2.1.8 Derajat DBD............................................................................................... 8
2.1.9Tatalaksana................................................................................................ 11
2.1.10Komplikasi .............................................................................................. 16
2.1.11Prognosis ................................................................................................. 16
2.1.12 Edukasi ...................................................................................................16
2.2 Demam Thypoid.......................................................................................... 21
2.2.1 Definisi ..................................................................................................... 21
2.2.2 Etiologi .................................................................................................... 21
2.2.3 Epidemiologi ............................................................................................ 22
2.2.4 Patogenesis ............................................................................................... 23
2.2.5 Manifestasi Klinis .................................................................................... 24
iv
2.2.6Diagnosis ................................................................................................... 26
2.2.7Tatalaksana................................................................................................ 28
2.2.8Komplikasi ................................................................................................ 30
2.2.9Prognosis ................................................................................................... 30
BAB III STATUS ORANG SAKIT ............................................................... 31
BAB IV FOLLOW UP .................................................................................... 49
BAB V DISKUSI KASUS ............................................................................... 54
BAB VI KESIMPULAN ................................................................................. 66
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................
v
BAB I
PENDAHULUAN
merupakan masalah yang menjadi keprihatinan dunia internasional disamping masalah HIV/
kelangkaan pangan. Badan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB INICEF), International Drug
Control Program, menyatakan pada tahun 2009 jumlah pemakai NAPZA di seluruh dunia
telah mencapai 180 juta orang dan sedikitnya 100.000 diantara mereka meninggal setiap
WHO) pada tahun 2007 diperkirakan 200.000 remaja di Indonesia terlibat dalam
angka kejadian yang sebenarnya karena lebih banyak yang dilakukan secara tersembunyi.
data dari United Nation Office on Drugs and Crime (UNODC) (Badan Narkotika Nasional
Republik Indonesia, 2012) Indonesia merupakan salah satu negara pengguna narkoba
terbanyak di dunia. Lebih kurang 15,000 jiwa setiap tahun meninggal dunia akibat dari
penyalahgunaan narkoba di Indonesia adalah sebesar 2.2% atau 4.2 juta orang. Angka ini
merupakan angka kejadian tertinggi apabila dibandingkan dengan angka kejadian tahun
2009-2013.3
6
Dalam Undang-Undang narkotika digolongkan dalam 3 (tiga) golongan sebagaimana
diatur dalam pasal 2 ayat (2), yaitu: narkotika golongan I, narkotika golongan II, dan
narkotika golongan III. Adapun yang dimaksud dengan golongan-golongan narkotika tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut : Narkotika gologan I adalah narkotika yang dapat digunakan
untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidk digunakan dalam terapi, serta
adalah narkotika yang berkhasiat untuk pengobatan, digunakan sebagai pilihan terakhir
dandapat digunkan dalam terapi dan atau tujuan pengembangan lmu pengetahuan serta
narkotika yng berkhasiat untuk pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan atau
Indonesia adalah Kanabis. Kanabis merupakan salah satu obat yang belum pernah disetujui
dan masih populer diawal abad 21 dan juga merupakan obat terlarang yang digunakan secara
luas di negara-negara seperti: Kanada, Mexico, CostaRica, Elsalvador, Australia dan Afrika
Selatan, dan termasuk Indonesia. Efek yang khas dari penggunaan kanabis yaitu dapat dilihat
dari efek fisik seperti dilatasi pembuluh darah konjungtiva (mata merah) dan takirdia ringan.5
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFENISI
Kanabis adalah nama singkatan untuk tanaman Cannabis Sativa. Tanaman ini
rata-rata akan tumbuh 5-12 kaki tingginya tapi bahkan sampai mencapai 20 kaki.3
seluruh bagian tanaman mengandung kanabinoid psikoaktif, yaitu delta 9
tetrahidrocannabinol (THC) dan bersifat adiktif, dan larut dalam lemak. Karena tidak
larut dalam air, THC tinggal lama di dalam lemak jaringan (ternasuk jaringan otak,
sehingga menyebabkan brain damage). Gambaran klinis ganja tergolong kombinasi
antara CNS-depresant, stimulansia, dan halusinogenik.5
B. EPIDEMIOLOGI
Prevalensi penggunaan kanabis berasal dari Survei Rumah Tangga Nasional tentang
penyalahgunaan zat, suatu sampel rumah tangga acak berbasis masyarakat di seluruh
Amerika Serikat. Prevalensi penggunaan kanabis seumur hidup meningkat seiring
dengan tingkatan kelompok umur hingga usia 34 tahun, biasanya pengguna kanabis
adalah tertinggi pada kelompok umur 18 tahun sampai 21 tahun dan terendah pada
kelompok umur diatas 50 tahun. Menurut revisi teks edisi keempat the diagnostic and
statistical manual of mental disorder, terdapat angka penyalahgunaan atau
ketergantungan kanabis seumur hidup sebesar 5%. Ras dan Etnis juga dihubungkan
dengan penggunaan kanabis tapi hubungan ini bervariasi antar kelompok umur.6
C. EFEK GANJA
Komponen utama kanabis adalah delta 9 tetrahidrocannabinol (THC), namun tanaman
kanabis mengandung lebih dari 400 bahan kimia, 60 diantaranya secara kimiawi
berhubungan dengan delta 9 tetrahidrocannabinol (THC). Pada manusia, delta 9
tetrahidrocannabinol (THC) dengan cepat diubah menjadi 11-Hidroksi-9-THC, metabolic
yang aktif di sistem saraf pusat.6
Reseptor kanabinoid ditemukan dalam konsetrasi yang tertinggi di ganglia basalis,
hipokampus, serebellum, dengan konsetrasi yang lebih rendah di korteks serebral.
Reseptor tidak ditemukan di batang otak, fakta yang konsisten dengan efek yang minimal
kanabis terhadap fungsi respirasi dan kardiak. Toleransi terhadap kanabis tetap terjadi
dan ditemukan ketergantungan psikologis meski bukti ketergantungan psikologis tidak
8
kuat.5 Gejala putus zat pada manusia terbatas pada peningkatan ringan dalam iritabilitas,
kegelisahan,insomnia,anoreksia,dan mual ringan. Semua gejala tersebut ditemukan pada
seseorang yang menggunakan kanabis dengan dosis tinggi secara mendadak.5
Jika kanabis digunakan seperti rokok, efek euforik akan tampak dalam beberapa
menit, mencapai puncak kira-kira dalam 30 menit, dan berlangsung 2-4 jam.Beberapa
efek motorik dan koognitif berlangsung selama 5-12 jam. Kanabis juga dapat digunakan
peroral jika disiapkan dalam makanan, seperti brownis dan cakes.5 Konsumsi kanabis
peroral harus sekitar 2 sampai 3 kali lipat agar potensinya dapat menyerupai konsumsi
kanabis dengan cara menghirup asapnya. Banyak variabel yang mempengaruhi sifat
psikoaktif dari kanabis, termasuk potensi kanabis yang digunakan, jalur pemberian,
teknik menghisap, efek pirolisis terhadap kandungan kanabinoid, dosis, lingkungan,
pengalamam masa lalu pengguna sebelumnya, ekspektasi pengguna, dan kerentanan
biologis unik dari pemakai terhadap efek kanabinoid.6
9
melambat, gangguan penilaian, penarikan diri terhadap sosial)yang terjadi
segera setelah penggunaan ganja.
Dua (atau lebih) dari tanda-tanda berikut, yang berkembang dalam 2 jam
penggunaan ganja:
- Injeksi konjungtiva
- Meningkatkan nafsu makan
- Mulut kering
- Takikardia
Gejala-gejalanya tidak karena kondisi medis umum ataupun gangguan mental
lainnya.
b. Delirium Intoksikasi kanabis
Delirium yang berhubungan dengan intoksikasi kanabis ditandai dengan gangguan
koognitif dan tugas kinerja yang jelas. Bahkan dosis kecil kanabis menyebabkan
gangguan daya ingat, waktu reaksi, persepsi, koordinasi motorik, dan pemusatan
perhatian. Dosis tinggi yang juga mengganggu tingkat kesadaran pemakai
mempunyai efek nyata pada pengukuran kognitif.5,6
c. Gangguan Psikotik Terinduksi Kanabis
Gangguan psikotik akibat kanabis jarang terjadi, tetapi ide paranoid sementara adalah
lebih sering. Psikosis nyata lebih sering dialami di negara tempat beberapa orang
memiliki akses kanabis dengan potensi yang tinggi. Bila gangguan psikotik
terinduksi kanabis, hal itu mungkin berkoleresi dengan gangguan kepribadian yang
telah ada sebelumnya pada orang yang terkena.5,6
10
Untuk sebagian pasien obat anti ansietas mungkin berguna untuk menghilangkan
gejala putus zat jangka pendek. Bagi pasien lain,penggunaan kanabis mungkin
berhubungan dengan gangguan depresi yang mendasari yang dapat merespon terapi anti
depresan spesifik.5
11
BAB III
KESIMPULAN
Kanabis adalah nama singkatan untuk tanaman Cannabis Sativa. Seluruh bagian
tanaman mengandung kanabinoid psikoaktif, yaitu delta 9 tetrahidrocannabinol (THC) dan
bersifat adiktif, dan larut dalam lemak. Karena tidak larut dalam air, THC tinggal lama di
dalam lemak jaringan (ternasuk jaringan otal, sehingga menyebabkan brain damage).
Gambaran klinis ganja tergolong kombinasi antara CNS-depresant, stimulansia, dan
halusinogenik. Efek yang khas dari penggunaan kanabis yaitu dapat dilihat dari efek fisik
seperti dilatasi pembuluh darah konjungtiva (mata merah) dan takirdia ringan. Beberapa
gangguan dari penyalahgunaan kanabis, yaitu intoksikasi kanabis, delirium akibat intoksikasi
kanabis, dan gangguan psikotik. Penanganan dari penyalahgunaan kanabis adalah
memberikan dukungan dan motivasi kepada pemakai melalui orang terdekat, seperti
keluarga.
12
DAFTAR PUSTAKA
Wisma Sirih Rumah Sakit Khusus Provinsi Kalimantan Barat. Jurnal Keperawatan
2. Amalina, Siti, dkk. Gambaran Penyalahgunaan Narkoba dan Faktor – faktor yang
Jakarta.2015.
4. Adam, Sumarlin. Dampak Narkotika Pada Psikologi dan Kesehatan Masyarakat. IAIN
5. Kaplan H I, and Sadock BJ, Synopsis of Psychiatry: Ed. Sadock BJ. Sadock VA. Vol.
13