a. NAPZA Kadang beberapa jenis obat-obatan yang termasuk dalam napza atau narkoba dibutuhkan bagi orang sakit untuk mengobati luka atau untuk meredam rasa sakit. Ini adalah keadaan darurat. Dan dalam keadaan tersebut masih dibolehkan mengingat kaedah yang sering dikemukakan oleh para ulama, “Keadaan darurat membolehkan sesuatu yang terlarang” Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Seandainya dibutuhkan untuk mengkonsumsi sebagian narkoba untuk meredam rasa sakit ketika mengamputasi tangan, maka ada dua pendapat di kalangan Syafi’iyah. Yang tepat adalah dibolehkan.” Al Khotib Asy Syarbini dari kalangan Syafi’iyah berkata, “Boleh menggunakan sejenis napza dalam pengobatan ketika tidak didapati obat lainnya walau nantinya menimbulkan efek memabukkan karena kondisi ini adalah kondisi darurat”. b. Aborsi Allah mengharamkan manusia untuk membunuh jiwa yang diharamkan Allah apalagi yang bertentangan dengan fungsi agama. Apalagi dengan alasan yang tidak dibenarkan sebagaimana aborsi yang dilakukan secara sengaja, hal tersebut tentu tidak dibenarkan. Dalam hal lain, islam masih mempertimbangkan persoalan aborsi jika memang menyangkut keselamatan ibu, keselamatan janin, kesehatan orang tuanya, dan memang hal-hal yang ilmiah dipertimbangkan dari aspek medis atau kedokteran. Itu pun tidak asal-asalan, pertimbangannya harus ketat dan benar-benar dipertimbangkan keseluruhan aspek. Mulai dari ibu, janin, dampak kedepan, dampak jangka pendek, dan berbagai aspek kesehatan lainnya. c. Operasi bedah plastik Hukum operasi plastik menurut Islam adalah mubah apabila dengan alasan untuk kesehatan atau medis namun diharamkan apabila tujuannya hanyalah untuk memperindah diri atau untuk estetik. Hal tersebut sama saja dengan mengubah ciptaan Allah, dan sesungguhnya orang yang mengubah ciptaan Allah adalah pengikut syaithan.Operasi plastik yang diperbolehkan dalam Islam adalah apabila hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki anggota tubuh yang rusak atau yang cacat sejak lahir, seperti bibir sumbing, atau cacat karena kecelakaan akibat kebakaran, dan sebagainya. Hal tersebut mubah berdasarkan dalil berikut : Rasulullah SAW. bersabda : ”Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit, kecuali Allah menurunkan pula obatnya.” (HR. Bukhari) Dan Rasulullah SAW. bersabda : “Wahai hamba-hamba Allah, berobatlah kalian! Karena sesunggunya Allah tidak menurunkan satu penyakit kecuali menurunkan pula obatnya.” (HR. Tirmidzi) d. Euthanasia Ajaran Islam memberi petunjuk yang pasti tentang kematian. Dalam Islam ditegaskan bahwa semua bentuk kehidupan ciptaan Allah akan mengalami kebinasaan, kecuali Allah sendiri sebagai sang pencipta. Firman Allah: “Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nyalah segala penentuan, dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan” Kode etik kedokteran Islami yang disahkan oleh Konferensi Internasional Pengobatan Islam yang pertama (The First International Conference of Islamic Medical) menyatakan: bahwa euthanasia aktif sama halnya dengan bunuh diri (tidak dibenarkan) sesuai dengan frman Allah: Kesabaran dan ketabahan terhadap rasa sakit dan penderitaan sangat dihargai dan mendapat pahala yang besar dalam Islam. Sabda Rasulullah SAW, “Tidaklah menimpa kepada seseorang muslim suatu musibah, baik kesulitan, sakit,kesedihan, kesusahan maupun penyakit, bahkan dari yang menusuknya, kecuali Allah menghapuskan kesalahan atau dosanya dengan musibah yang dicobakannya itu” (HR. Bukhari Muslim)
2. Profil dokter islam
akhlak seorang dokter muslim ialah akhlak seorang muslim yang menjunjung tinggi adab. Rasulullah SAW sebagai teladan yang sempurna Dan akhlak Beliau disarikan dari Al-Qur’an itu sendiri sebagai pedoman hidup seorang muslim. Sifat – sifat Dokter Muslim Etika/ adab yang harus dimiliki oleh dokter muslim menurut Zuhair Ahmad al-Sibai dan. Muhmmad Ali al-Bar dalam karyanya Al- Thabib , Adabuhu wa Fiqhuh ( Dokter, Etika dan Fikih Kedokteran ), antara lain dikemukakan bahwa dokter muslim harus berkeyakinan atas kehormatan profesi, menjernihkan nafsu, lebih mendalami ilmu yang dikuasainya, menggunakan metode ilmiah dalam berfikir ,kasih sayang, benar dan jujur, rendah hati, bersahaja, dan mawas diri.