SITI AZLINDA
NIM 16010136
1.1 Pengertian
Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia
memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu tanda kesehatan
adalah adanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas seperti berdiri, berjalan,
dan bekerja. Dengan beraktivitas tubuh akan menjadi sehat, sistem pernafasan dan
sirkulasi tubuh akan berfungsi dengan baik, dan metabolisme tubuh dapat optimal.
Kemampuan aktivitas seseorang tidak terlepas dari keadekuatan sistem persarafan
dan muskuloskeletal. Aktivitas fisik yang kurang memadai dapat menyebabkan
berbagai gangguan pada sistem muskuloskeletal seperti atrofi otot, sendi menjadi
kaku dan juga menyebabkan ketidakefektifan fungsi organ internal lainnya (Alimul,
2010).
Latihan merupakan suatu gerakan tubuh secara aktif yang dibutuhkan untuk
menjaga kinerja otot dan mempertahankan postur tubuh. Latihan dapat memelihara
pergerakan dan fungsi sendi sehingga komdisinya dapat setara dengan kekuatan dan
fleksibilitas otot. Selain itu, latihan fisik dapat membuat fungsi fungsi
gastrointestinal dapat bekerja lebih optimal dengan meningkatkan selera makan
orang tersebut dan melancarkan eliminasinya karena apabila seseorang tidak dapat
melakukan aktivitas fisik secara adekuat maka hal tersebut dapat membuat otot
abdomen menjadi lemah sehingga fungsi eliminasinya kurang efektif (Mubarak &
Cahyatin, 2008)
4. Katz index
AKTIVITAS KEMANDIRIAN KETERGANTUNGAN
(1 poin) (0 poin)
TIDAK ADA Dengan pemantauan,
pemantauan, perintah perintah pendampingan
ataupun didampingi personal atau perawatan total
MANDI (1 poin) (0 poin)
Sanggup mandi sendiri Mandi dengan bantuan lebih
tanpa bantuan, atau dari satu bagian tubuh,
hanya memerlukan masuk dan keluar kamar
bantuan pada bagian mandi. Dimandikan dengan
tubuh tertentu bantuan total.
(punggung, genital, atau
ekstremitas lumpuh).
BERPAKAIAN (1 poin) (0 poin)
Berpakaian lengkap Membutuhkn bantuan dalam
mandiri. Bisa jadi berpakaian, atau dipakaikan
membutuhkan bantuan secara keseluruhan.
untuk memakai sepatu.
TOLETING (1 poin) (0 poin)
Mampu ke kamar kecil Butuh bantuan menuju dan
(toilet), mengganti keluar toilet, membersihkan
pakaian, membersihkan sendiri atau menggunakan
genital tanpa bantuan. telepon.
PINDAH POSISI (1 poin) (0 poin)
Masuk dan bangun dari Butuh bantuan dalam
tempat tidur/kursi tanpa berpindah dari tempat tidur
bantuan. Alat bantu ke kursi, atau dibantu total.
berpindah posisi bisa
diterima
KONTINENSIA (1 poin) (0 poin)
Mampu mengontrol Sebagian atau total
secara baik perkemihan inkontinensia bowel dan
dan buang air besar bladder.
MAKAN (1 poin) (0 poin)
Mampu memasukkan Membutuhkan bantuan
makanan ke mulut tanpa sebagian atau total dalam
bantuan. Persiapan makan, atau memerlukan
makan bisa jadi makanan parenteral.
dilakukan oleh orang
lain.
Skor :
.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik berfokus pada aktivitas dan olahraga yang
menonjolkan kesejajaran tubuh, cara berjalan, penampilan dan pergerakan
sendi, kemampuan dan keterbatasan gerak, kekuatan dan massa otot, serta
toleransi aktivitas.
a. Kesejajaran tubuh. Tujuan pemeriksaan kesejajaran tubuh adalah untuk
mengidentifikasi perubahan postur akibat pertumbuhan dan
perkembangan normal, hal-hal yang perlu dipelajari untuk
mempertahankan postur tubuh yang baik, faktor-faktor yang
menyebabkan postur tubuh yang buruk (misalkan kelelahan dan harga
diri rendah), serta kelemahan otot dan kerusakan motorik lainnya.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menginspeksi pasien dari sisi lateral,
anterior, dan posterior guna mengamati apakah:
1) Bahu dan pinggul sejajar
2) Jari-jari kaki mengarah ke depan
3) Tulang belakang lurus, tidak melengkung ke sisi yang lain
b. Cara berjalan. Pengkajian cara berjalan dilakukan untuk mengidentifikasi
mobilitas klien dan risiko cedera akibat jatuh. Hal ini dilakukan dengan
meminta klien berjalan sejauh kurang lebih 10 kaki di dalam ruangan,
kemudian amati hal-hal berikut :
1) Kepala tegak, pandangan lurus, dan tulang belakang lurus
2) Tumit menyentuh tanah lebih dahulu daripada jari kaki
3) Kaki dorsofleksi pada fase ayunan
4) Lengan mengayun ke depan bersamaan dengan ayunan kaki di sisi
yang berlawanan
5) Gaya berjalan halus, terkoordinasi, dan berirama; ayunan tubuh dari
sisi ke sisi minimal dan tubuh ke depan, dan gerakan dimulai dan
diakhiri dengan santai.
6) Kecepatan berjalan (normalnya 70-100 langkah per menit)
c. Penampilan dan pergerakan sendi. Pemeriksaan ini meliputi inspeksi,
palpasi, serta pengkajian rentang gerak aktif atau rentang gerak pasif.
Hal-hal yang perlu dikaji antara lain:
1) Adanya kemerahan atau pembengkakan sendi
2) Adanya deformitas
3) Perkembangan otot yang terkait dengan masing-masing sendi
4) Adanya nyeri tekan
5) Krepitasi
6) Peningkatan temperatur di sekitar sendi
7) Derajat gerak sendi
d. Kemampuan dan keterbatasan gerak. Pengkajian ini bertujuan untuk
mendapatkan data tentang adanya indikasi rintangan dan keterbatasan
pada pergerakan klien dan kebutuhan untuk memperoleh bantuan. Hal-
hal yang perlu dikaji antara lain:
1) Bagaimana penyakit klien mempengaruhi kemampuan klien untuk
bergerak.
2) Adanya hambatan dalam bergerak (misalnya terpasang selang infuys
atau gips yang berat)
3) Kewaspadaan mental dan kemampuan klien untuk mengikuti
petunjuk
4) Keseimbangan dan koordinasi klien.
5) Adanya hipotensi ortostatik sebelum berpindah tempat
6) Derajat kenyamanan klien
7) Penglihatan
e. Kekuatan dan massa otot. Sebelum membantu klien mengubah posisi
atau berpindah tempat, perawat harus mengkaji kekuatan dan
kemampuan klien untuk bergerak. Langkah ini di ambil utnuk
menurunkan risiko tegang otot dan cedera tubuh, baik bagi klien maupun
perawat.
f. Toleransi aktivitas. Pengkajian ini bermanfaat untuk membantu
meningkatakan kemandirian klien yang mengalami:
1) Disabilitas kardiovaskular dan respiratorik
2) Imobilisasi komplet dalam waktu yang lama
3) Penurunan massa otot atau gangguan musculoskeletal
4) Tidur yang tidak mencukupi
5) Nyeri
6) Depresi,cemas, atau tidak termotivasi.
g. Alat ukur yang paling bermanfaat untuk meperkirakan toleransi klien
terhadap aktivitas adalah frekuensi, kekuatan, dan iramama denyut
jantung; frekuensi, kedalaman, dan irama pernapasan serta tekanan
darah.
h. Masalah terkait mobilitas. Pengkajian ini dilakukan melalui metode
inspeksi, palpasi, dan auskultasi; pemeriksaan hasil tes laboratorium;
serta pengukuran berat badan, asupan cairan, dan haluaran cairan.
Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan segera setelah klien mengalalmi
imobilisasi. Data yang diperoleh tersebut kemudian menjadi standar yang
akan dibandingkan dengan data selama periode imobilisasi
2 = banyak terganggu
3 = cukup terganggu
4 = sedikit terganggu
5 = tidak terganggu
DAFTAR PUSTAKA
Alimul. (2010). Penganar KDM Aplikasi Konsep Dan Proses Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Gunawan, A. (2006). Mekanisme dan Mekanika Pergerakan Otot vol. 6 no. 2. Jakarta:
EGC.
Mubarak, & Cahyatin. (2008). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori & Aplikasi
Dalam Praktik. Jakarta: EGC.