Anda di halaman 1dari 8

PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN PSIKO-EDUKATIF

DI SEKOLAH DASAR

A. Pengertian Bimbingan Psiko-Edukatif

Bimbingan merupakan terjemahan dari “guidance”. Guidance berasal dari akar kata
“guide” yang secara luas bermakna: mengarahkan (to direct), memandu (to pilot), mengelola
(to manage), menyampaikan (to descript), mendorong (to motivate), membantu mewujudkan
(help to create), memberi (to give), bersungguh-sungguh (to commit), pemberi pertimbangan
dan bersikap demokratis (democratic performance). Berdasarkan makna di atas dapat
disimpulkan bahwa konsep bimbingan adalah usaha secara demokratis dan sungguh-sungguh
untuk memberikan bantuan dengan memberi arahan, panduan, dorongan dan pertimbangan,
agar penerima bantuan mampu mengelola, mewujudkan apa yang menjadi harapannya.

Bimbingan psiko-edukatif sebagai bagian integral dari pendidikan adalah upaya


memfasilitasi dan memandirikan peserta didik dalam rangka tercapainya perkembangan yang
utuh dan optimal. Layanan bimbingan psiko-edukatif adalah upaya sistematis, objektif, logis,
dan berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh guru kelas untuk memfasilitasi
perkembangan peserta didik untuk mencapai kemandirian dalam wujud kemampuan
memahami, menerima, mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan diri secara
bertanggung jawab sehingga mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan dalam kehidupannya.

B. Tujuan Bimbingan Psiko-Edukatif

Tujuan umum layanan bimbingan Psiko-Edukatif adalah membantu peserta didik agar
dapat mencapai kematangan dan kemandirian dalam kehidupannya serta menjalankan tugas-
tugas perkembangan yang mencakup aspek pribadi, sosial, dan belajar secara utuh dan
optimal. Pada peserta didik di tingkat sekolah dasar, bimbingan psiko-edukatif lebih
diarahkan kepada upaya pencegahan termasuk didalamnya tindakan deteksi dini agar peserta
didik tidak mengalami permasalahan yang menghambat pembelajaran. Pencegahan tersebut
dimaksudkan sebagai pembinaan perilaku secara pribadi, sosial, dan belajar sebagaimana
diamanatkan pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Apabila ada masalah yang membutuhkan layanan kuratif dilakukan rujukan kepada
konselor profesional atau profesi lain.

Tujuan khusus layanan bimbingan psiko-edukatif adalah:

1. Membantu dan melayani peserta didik agar mampu mengenali dan memahami diri sendiri.

2. Mengenali lingkungan fisik dan sosial dalam beradaptasi serta penyesuaian pribadi.

3. Membantu peserta didik agar berhasil menjalani masa peralihan dari lingkungan keluarga
ke lingkungan sekolah.

4. Mengembangkan potensi peserta didik yang memiliki keunggulan di berbagai bidang.

5. Membantu peserta didik yang mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran

6. Membantu peserta didik mengatasi permasalahan pembelajaran baik di sekolah maupun di


rumah pada tingkat yang belum membutuhkan layanan konselor atau profesi lain.

C. Tugas Guru Kelas dalam Bimbingan Psiko-Edukatif

Pelaksanaan bimbingan psiko-edukatif memerlukan keterampilan guru kelas dalam


berkomunikasi efektif baik verbal maupun non-verbal, peduli, empati, dan respek terhadap
pihak-pihak yang terlibat. Keterampilan tersebut akan melandasi tugas guru kelas dalam
bimbingan psiko-edukatif yang meliputi:

1. Mengarahkan

Guru bertugas mengarahkan peserta didik dalam menjalankan proses pembelajaran agar
dapat mencapai cita-cita yang diinginkan.

2. Mengendalikan

Guru mengendalikan/mengontrol sikap dan perilaku peserta didik secara rutin dan kontinu
agar tidak menyimpang dari norma dan tata tertib yang berlaku di sekolah.

3. Mendampingi

Peserta didik yang rentan atau potensial mengalami masalah, perlu dilakukan
pendampingan supaya potensi masalah tidak berkembang.

4. Memotivasi
Semangat belajar peserta didik ada kemungkinan menurun karena berbagai sebab. Guru
perlu melakukan upaya untuk mengendalikan semangat peserta didik.

5. Menampilkan diri sebagai model

Peserta didik memerlukan model perilaku yang positif untuk ditiru atau dijadikan panutan.

6. Menghubungkan

Guru menjadi penghubung antara peserta didik dan pihak lain seperti orang tua maupun
teman sebaya yang bermasalah karena interaksi dan komunikasi yang kurang efektif.

7. Fasilitasi

Peserta didik yang memiliki potensi, bakat, dan minat perlu difasilitasi untuk berkembang
melalui pembelajaran maupun kegiatan lain.

D. Prinsip Bimbingan Psiko-Edukatif

1. Tidak diskriminatif, diperuntukkan bagi semua peserta didik di semua tingkatan kelas.

2. Sebagai proses individuasi, setiap peserta didik bersifat unik dan dinamis, melalui
bimbingan peserta didik dibantu untuk menjadi dirinya secara utuh.

3. Menekankan nilai-nilai positif, merupakan upaya memberikan bantuan kepada peserta


didik untuk membangun pandangan positif dan mengembangkan nilai-nilai positif yang
ada pada dirinya dan lingkungannya.

4. Merupakan tanggung jawab bersama, baik guru, pimpinan satuan pendidikan, orang tua,
dan komite sekolah, sesuai dengan tugas dan kewenangan serta peran masing-masing.

5. Merupakan bagian integral dari pendidikan, penyelenggaraan bimbingan psiko-edukatif


tidak terlepas dari upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

6. Dilaksanakan dalam bingkai budaya Indonesia. Interaksi antar guru dan peserta didik harus
senantiasa selaras dan sesuai dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh kebudayaan di
mana layanan dilaksanakan.

7. Bersifat fleksibel dan adaptif serta berkelanjutan, mempertimbangkan situasi dan kondisi
serta daya dukung sarana dan prasarana yang tersedia.
8. Bimbingan disusun berdasarkan analisis kebutuhan peserta didik dalam berbagai aspek
perkembangan.

9. Dievaluasi untuk mengetahui keberhasilan layanan dan pengembangan program lebih


lanjut.

E. Bidang Layanan Bimbingan Psiko-Edukatif

Layanan bimbingan yang diberikan di SD adalah bimbingan pribadi, sosial, dan belajar.

1. Bimbingan pribadi

Suatu proses pemberian bantuan dari guru kepada peserta didik untuk memahami,
menerima, mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan keputusannya secara
bertanggung jawab tentang perkembangan aspek pribadinya, sehingga dapat mencapai
perkembangan pribadinya secara optimal.

2. Bimbingan sosial

Suatu proses pemberian bantuan dari guru kepada peserta didik untuk memahami
lingkungannya dan dapat melakukan interaksi sosial secara positif, terampil berinteraksi
sosial, mampu mengatasi masalah-masalah sosial yang dialaminya, mampu
menyesuaikan diri, dan memiliki keserasian hubungan dengan lingkungan sosialnya.

3. Bimbingan belajar

Proses pemberian dari guru kelas kepada peserta didik dalam mengenali potensi diri
untuk belajar, memiliki sikap dan keterampilan belajar, terampil merencanakan
pendidikan, memiliki kesiapan menghadapi ujian, memiliki kebiasaan belajar teratur dan
mencapai hasil belajar secara optimal.

F. Komponen Layanan Bimbingan Psiko-Edukatif

Komponen layanan Bimbingan Psiko-Edukatif memiliki 4 (empat) program yang mencakup:

1. Layanan dasar

Layanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh peserta didik
melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok yang
dirancang dan dilaksanakan secara sistematis dalam rangka mengembangkan kemampuan
penyesuaian diri yang efektif sesuai dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan (yang
dituangkan sebagai standar kompetensi kemandirian).

2. Layanan bakat dan minat khusus

Layanan bakat dan minat khusus adalah program kurikuler yang disediakan untuk
mengakomodasi pilihan minat, bakat dan/atau kemampuan peserta didik dengan orientasi
pemusatan, perluasan, dan/atau pendalaman mata pelajaran.

3. Layanan responsif

Layanan responsif adalah pemberian bantuan kepada peserta didik yang menghadapi
masalah dan memerlukan pertolongan dengan segera, agar peserta didik tidak mengalami
hambatan dalam proses pencapaian tugas-tugas perkembangannya. Strategi layanan
responsif diantaranya bimbingan individual, bimbingan kelompok, konsultasi, kolaborasi,
kunjungan rumah, dan alih tangan kasus (referral).

4. Layanan dukungan sistem

Ketiga komponen program (layanan dasar, layanan peminatan, dan responsif)


sebagaimana telah disebutkan sebelumnya merupakan pemberian layanan bimbingan
psiko-edukatif kepada peserta didik secara langsung. Sedangkan dukungan sistem
merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja, infrastruktur
(misalnya Teknologi Informasi dan Komunikasi), dan pengembangan kemampuan guru
kelas secara berkelanjutan, yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada
peserta didik atau memfasilitasi kelancaran perkembangan peserta didik dan mendukung
efektivitas dan efisiensi pelaksanaan layanan bimbingan psiko-edukatif.

G. Kegiatan Layanan Bimbingan Psiko-Edukatif

Layanan bimbingan psiko-edukatif diselenggarakan oleh guru kelas. Layanan


bimbingan psiko-edukatif diselenggarakan di dalam kelas (bimbingan klasikal) dan di luar
kelas. Kegiatan bimbingan psiko-edukatif di dalam kelas dan di luar kelas merupakan satu
kesatuan dalam layanan bimbingan psiko-edukatif. Layanan dirancang dan dilaksanakan
dengan memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan program antarkelas dan
antarjenjang kelas, serta mensinkronkan dengan kegiatan pembelajaran dan kegiatan ekstra
kurikuler.

Layanan bimbingan psiko-edukatif diselenggarakan secara terprogram berdasarkan


asesmen kebutuhan (need assessment) yang dianggap penting (skala prioritas) dilaksanakan
secara rutin dan berkelanjutan. Semua peserta didik harus mendapatkan layanan bimbingan
psiko-edukatif secara terencana, teratur dan sistematis sesuai dengan kebutuhan.

1. Layanan bimbingan psikoedukatif di dalam kelas

a. Merupakan layanan yang dilaksanakan dalam seting kelas, diberikan kepada semua
peserta didik, dalam bentuk tatap muka yang terintegrasi dalam pembelajaran.

b. Materi layanan bimbingan klasikal meliputi tiga bidang layanan bimbingan psiko-
edukatif diberikan secara proporsional sesuai kebutuhan peserta didik yang
meliputi aspek perkembangan pribadi, sosial, dan belajar.

c. Materi layanan bimbingan klasikal disusun dalam bentuk rencana pelaksanaan


layanan bimbingan klasikal.

2. Layanan bimbingan psiko-edukatif di luar kelas.

a. Bimbingan individual

Dilakukan secara perseorangan untuk membantu peserta didik yang sedang


mengalami masalah. Pelaksanaannya dengan mengidentifikasi masalah,penyebab
masalah, menemukan alternatif pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan
terbaik.

b. Bimbingan kelompok

Merupakan kegiatan pemberian bantuan kepada peserta didik melalui kelompok-


kelompok kecil terdiri atas dua sampai sepuluh orang untuk maksud pencegahan
masalah, pemeliharaan nilai-nilai, atau pengembangan keterampilan-keterampilan
hidup yang dibutuhkan.

c. Bimbingan kelas besar atau lintas kelas

Merupakan kegiatan yang bersifat pencegahan, pengembangan yang bertujuan


memberikan pengalaman, wawasan, serta pemahaman yang menjadi kebutuhan
peserta didik, baik dalam bidang pribadi, sosial, dan belajar.
d. Konsultasi

Merupakan kegiatan berbagi pemahaman dan kepedulian antara guru kelas, orang
tua, pimpinan satuan pendidikan, atau pihak lain yang relevan dalam upaya
membangun kesamaan persepsi dan memperoleh dukungan yang diharapkan dalam
memperlancar pelaksanaan program layanan bimbingan psiko-edukatif.

e. Konferensi kasus

Merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh guru kelas untuk membahas


permasalahan peserta didik dengan melibatkan pihak-pihak yang dapat
memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen bagi penyelesaian masalah
peserta didik.

f. Kunjungan rumah

Merupakan kegiatan mengunjungi tempat tinggal orangtua/wali peserta didik


dalam rangka klarifikasi, pengumpulan data, konsultasi dan kolaborasi untuk
penyelesaian masalah peserta didik.

g. Alih tangan kasus

Merupakan pelimpahan penanganan masalah peserta didik yang membutuhkan


keahlian di luar kewenangan guru kelas. Alih tangan kasus dilakukan dengan
menuliskan masalah peserta didik dan intervensi yang telah dilakukan, serta
dugaan masalah yang relevan dengan keahlian profesional yang melakukan alih
tangan kasus.

h. Advokasi

Adalah layanan bimbingan psiko-edukatif yang dimaksudkan untuk memberi


pendampingan peserta didik yang mengalami perlakuan tidak mendidik,
diskriminatif, malpraktik, kekerasan, pelecehan, dan tindak kriminal.

i. Kolaborasi

Adalah kegiatan dimana guru kelas bekerja sama dengan berbagai pihak atas dasar
prinsip kesetaraan, saling pengertian, saling menghargai dan saling mendukung.
j. Pengelolaan media informasi

Merupakan kegiatan penyampaian informasi yang ditujukan untuk membuka dan


memperluas wawasan peserta didik yang diberikan secara tidak langsung melalui
media cetak atau elektronik (seperti website, buku, brosur, leaflet, papan
bimbingan).

k. Pengelolaan kotak masalah

Merupakan kegiatan penjaringan masalah dan pemberian umpan balik terhadap


peserta didik yang memasukan surat masalah ke dalam sebuah kotak yang telah
disiapkan guru/sekolah.

Anda mungkin juga menyukai