Penomoran RM
Penomoran RM
Tujuan utama dalam melakukan pemberian penomoran adalah mengidentifikasi data pasien.
Penulis berpendapat bahwa dengan menggunakan bentuk pemberian nomor metode apapun asal
rahasia pasien dapat terjaga dapat dibenarkan. Pemberian nomor ini dilakukan pada saat pasien
mendaftar atau kontak dengan sarana pelayanan kesehatan.
A. Sistem Penomoran
Hal tujuan utama dalam melakukan pemberian penomoran adalah mengidentifikasi data pasien.
Pemberian nomor dilakukan pada saat pasien mendaftar atau kontak dengan sarana pelayanan
kesehatan.
b. Desentralisasi
Dengan cara desentralisasi terjadi pemisahan antara rekam medis poliklinik dengan rekam medis
rawat inap. Berkas rekam medis rawat jalan dan rawat inap disimpan ditempat yang terpisah.
Kebaikan :
- Efisiensi waktu, sehingga pasien mendapat pelayanan lebih cepat.
- Beban keja dilaksanakan petugas lebih ringan
Kekurangan :
- Terjadi duplikasi dalam pembuatan rekam medis
- Biaya yang diperlukan untuk peralatan dan ruangan lebih banyak.
Secara teori cara sentralisasi lebih baik dari pada desentralisasi, tetapi pada pelaksanaannya
tergantung pada situasi dan kondisi pelayanan kesehatan. Hal-hal tersebut terjadi karena :
- Terbatasnya tenaga terampil, khususnya yang mengelola rekam medis.
- Kemampuan dana pelayan yang terbatas
C. Sistem Penjajaran
Ada banyak jenis penomoran yang dilakukan pada sarana pelayanan kesehatan, namun hal
tersebut tergantung dari kondisi dan kebijakan yang dilakukan pada sarana pelayanan kesehatan.
50 50 50
Angka ketiga Angka kedua Angka Pertama
(tertiary digits) (secondary digits) (Primary digits)
Dalam penyimpanan dengan sistem angka akhir ada 100 angka kelompok pertama yaitu 00 sampai
dengan 99.
Pada waktu penyimpanan petugas harus melihat angka-angka pertama dan membawa rekam medis
tersebut ke daerah rak penyimpanan untuk kelompokangka-angka pertama bersangkutan. Pada
kelompok pertama ini rekam medis disesuaikan urutan letaknya menurut angka kedua, kemudian
rekam medis disimpan dalam urutan angka ketiga, sehingga dalam setiap kelompok penyimpanan
nomor-nomor pada kelompok angka ketigalah yang selalu berlainan
Contoh :
46 – 52 – 02 98 – 05 – 26 98 – 99 – 30
47 – 52 – 02 99 – 05 – 26 99 – 99 – 30
48 – 52 – 02 00 – 06 – 26 00 – 00 – 31
49 – 52 – 02 01 – 06 – 26 01 – 00 – 31
50 – 52 – 02 02 – 06 - 26 02 – 00 - 31
Banyak keuntungan dan kebaikan dari sistem pnyimpanan angka akhir, seperti :
- Pertambahan jumlah rekam medis selalu tersebar secara merata ke 100 kelompok di dalam rak
penyimpanan. Petugas penyimpanan tidak akan berdesak-desakan di suatu tempat.
- Petugas dapat diserahi tanggung jawab untuk sejumlah section tertentu misalnya ada 4 petugas
masing-masing 00-24, 25-49, 50-74, 75-99
- Pekerjaan akan terbagi rata mengingat setiap petugas rata-rata mengerjakan jumlah rekam medis
yang hampir sama setiap harinya untuk setiap bagian.
- Rekam medis yang tidak aktif dapat diambil dari rak penyimpanan dari setiap section, pada saat
ditambahnya rekam medis baru dibagian tersebut.
- Jumlah rekam medis untuk setiap section terkontrol dan bisa dihindarkan timbulnya rak-rak kosong.
- Dengan terkontrolnya jumlah rekam medis, membantu memudahkan perencanaan peralatan
penyimpanan (jumlah rak)
- Kekeliruan penyimpanan dapat dicegah, karena petugas penyimpanan hanya memperhatikan dua
angka saja dalam memasukan rekam medis ke dalam rak, sehingga jarang terjadi kekeliruan
membanca angka.
- Pemilahan berkas dapat dilakukan lebih cepat, lebih mudah dan lebih cermat karena hanya
memerlukan 2 pemilahan sebelum dijajarkan.
Kerugian :
- Memerlukan pelatihan khusus, karena harus membaca dari kanan ke kiri bukannya dari kiri ke
kanan.
- Sumua berkas yang salah tempat sulit ditemukan karena kesamaan nomor.
- Cost yang tinggi dikarenakan jumlah peralatan seperti rak dan ruangan mesti tersedia
50 50 50
Angka kedua Angka Pertama Angka ketiga
(secondary digits) (Primary digits) (tertiary digits)
Contoh :
46 – 52 – 96 98 – 05 – 99 99 – 05 – 99
46 – 52 – 97 99 – 05 – 00 99 – 05 – 00
46 – 52 – 98 00 – 05 – 01 00 – 06 – 01
46 – 52 – 99 00 – 05 – 02 00 – 05 – 02
47 – 52 – 00 00 – 05 - 03 00 – 05 - 03
Keuntungan :
- Memudahkan pengambilan 100 buah rekam medis yang nomornya berurutan.
- Pergantian dari sistem penomoran langsung ke sistem angka tengah lebih mudah dari pada sistem
penomoran langsung ke sistem angka akhir.
- Penyebaran nomor lebih merata pada rak penyimpanan.
- Petugas penyimpanan dapat dibagi merata berdasarkan bagiannya.
Kekurangan :
- Memerlukan latihan dan bimbingan yang lebih lama.
- Terjadi rak-rak lowong pada beberapa section, apabila rekam medis dialihkan ketempat
penyipanan tidak aktif.
- Sistem angka tengah tidak dapat digunakan dengan baik untuk nomor yang lebih dari angka.
Penomoran
Petugas R M Digit Tengah Digit Akhir
Langsung
1. Pemilahan Lambat Cepat Cepat
2. Distribusi kerja Sulit membagi secara Distribusi kerja mudah Distribusi kerja mudah
merata dibagi secara merata dibagi secara merata
3. Persiapan panduan Harus dimuktahirkan Panduan hanya dibuat Panduan hanya dibuat
berkas secara tepat sekali saja sekali saja
4. Trasfer dan Mudah Mudah Sulit
pemusnahan
5. Mengambil 100 Mudah dilaksanakan Mudah dilaksanakan Sulit dilakukan
berkas berurtan
6. Menempatkan Semuanya di 100 berkas terakhir Semuanya
rekam medis baru tempatkan di bagian didisbutrikan merata didisbutrikan merata
dalam rak akhir berkas
a. Alphanumeric Numbering
Sistem penyimpanan Alfanumerik merupakan gabungan antara sistem abjad dengan sistem
numerik dimana penyimpanan ini berdasarkan urutan nama atau alpabet tertentu. Pada sistem ini
berkas mula-mula disusun menurut abjad. Namun kemudian disusun menurut nomor berdasarkan
abjad. Misalnya A-1, A-2, A-3, A-4, A-5, B-1, B-2, B-3, dst. Biasanya sistem penomoran ini
digunakan untuk pelayanan dengan jumlah sedikit, misalnya pada pelayanan di Puskesmas dan
pelayanan klinik IMS.
Sistem penyimpanan ini memerlukan buku bantu atau bank nomor. Kekurangan pada penyimpanan
ini kemungkinan terjadi salah penyimpanan terutama terhadap pasien lama.
Sistem penyimpanan ini tidak direkomendasikan dalam penggunaannya terutama untuk jenis
pelayanan yang mobilitasnya tinggi.
b. Familly Folder
Merupakan sistem penyimpanan berdasarkan kelompok keluarga. Pasien berkunjung kepelayanan
kesehatan maka akan mendapat satu nomor penyimpanan untuk satu keluarga. Apabila pasien
berobat maka data riwayat penyakit keluarga lainnya akan diambil juga dalam kegiatan pemberian
pelayanan. Sistem ini banyak di terapkan di Puskesmas di Indonesia, perlu peneliatan lebih lanjut
untuk melihat dari pemanfaatan sistem penomoran
Kelebihan :
- Memudahkan pengambilan dan penyimpanan sehingga tenaga yang diperlukan tidak memakan
waktu.
- Dokter / tenaga kesehatan lain dapat mempelajari riwayat penyakit keluarga pasien dalam
memudahkan penegakan diagnosis.
- Lebih mudah dalam memberikan penyuluhan kesehatan keluarga.
Kekurangan :
- Sering kali disalah gunakan oleh pasien, dimana tetangga pasien sering ikut masuk dalam satu
riwayat penyimpanan
- Apabila terjadi kehilangan maka data seluruh riwayat kesehatan keluarga lainnya akan hilang,
sehingga akan suit dalam menentukan follow up lanjutan.
- Kerahasian pasien tidak terjamin.
A. Bank Nomor
Suatu unit pelayanan kesehatan baik rumah sakit maupun sarana pelayanan kesehatan lainnya,
biasanya membuat satu ”Bank Nomor” yang akan menentukan sampai dengan nomor tertinggi yang
tersimpan dan akan diberikan pada pasien baru mendaftar. Nomor tersusun dan tersimpan didalam
komputer secara otomatis dan dilakukan pengontrolan dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh
mana penggunaan nomor dan tanggung jawab pendistribusian nomor diberikan kepada satu orang
petugas.
B. Pencegahan salah letak dokumen rekam medis ( Misfile ) dengan kode warna.
Penyimpanan dokumen rekam medis sering kali terjadi kesalahan letak. Hal ini terjadi karena
banyaknya dokumen rekam medis yang harus di ambil dan disimpan setiap hari. Untuk mengatasi
hal tersebut, maka sistem penjajaran TDF dan MDF dapat diberi kode warna sesuai dengan 2 angka
kelompok yang digunakan patokan panyimpanan (untuk TDF 2 angka kelompok akhir sedangkan
untuk MDF dengan 2 angka kelompok tengah ). Kodewarna yang dimaksud adalah setiap angka
diberi warna tertentu, contohnya :
Angka Warna
1. Purple= ungu
2. Yellow = kuning
3. Dark green = hijau tua
4. Orange = orange
5. Light blue = biru muda
6. Born = coklat
7. Cerise = kemerahan
8. Light green = hijau muda
9. Red = merah
10. Dark blue = biru tua
- Roll Omet
- Dll
b. Penunjuk penyimpanan
Pada deretan map-map rekam medis yang disimpan di rak harus di beri tanda petunjuk guna
mempercepat pekerjaan menemukan dan menyimpan rekam medis.
Cara-cara memberikan penunjuk:
- Jumlah penunjuk tergantung dari rata-rata tebalnya sebagaian besar map-map rekam medis
tersebut.
- Untuk map rekam medis yang tebalnya sedang, diberi penunjuk setiap 50 map.
- Makin tebal map makin banyak penunjuk dibuat.
- Rekam medis aktif lebih banyak memerlukan penunjuk dari pada rekam medis yang kurang aktif.
- Pembelian alat penunjuk dipilih model yang kuat, tahan lama dan mudah dilihat.
- Pingiran penunjuk ini harus dibuat lebih besar dan menonjol sehingga angka yang dicantumkan
gampang terlihat.
- Pada penunjuk ditulis 2 angka, angka di atas adalah angka kedua, angka yang di bawah adalah
kelompok angka yang pertama.
c. Sampul pelindung rekam medis
Rekam medis harus diberi sampul pelindung yang mana kaitannya dengan proses pengambilan
rekam medis adalah:
- Mencegah terlepasnya atau tersobeknya lebaran.
- Memelihara keutuhan rekam medis.
d. Kode warna untuk map
Kode warna dimaksudkan untuk memberikan warna tertentu pada sampul untuk
mempermudah mencari map yang salah simpan dan mencegah kekeliruan menyimpan. Kode
warna sangat efektif apabila dilaksanakan dengan sistem penyimpanan terminal digit atau
midle digit.
e. Penunjang Fisik Peminjaman Rekam Medis
Jenis peralatan yang digunakan dalam melaksanakan peminjaman rekam medis diantaranya:
1) Kartu Permintaan (Bon Peminjaman)
Kartu permintaan ini sangat berfungsi untuk mengetahui dan melacak tempat rekam medis
dipinjam, dan bon peminjaman ini juga berfungsi untuk menuntut tanggung jawab peminjam
rekam medis.
FOR
MULIR
PERMIN
TAAN
REKAM
MEDIS
Nama
Pasien
No RM
Tanggal
Keluar Untuk
Lokasi/Klinik :
Gambar 1 : Bon Peminjaman
Gambar 2
Out Guide
O
D. Pengambilan/Peminjaman
Peminjaman rekam medis memiliki hubungan dengan proses penemuan kembali rekam medis.
Peminjaman rekam medis merupakan keluarnya rekam medis dari tempat penyimpanan karena
diperlukan oleh pihak lain.
Karena rekam medis itu dipinjam, maka perlu adanya pencatatan agar petugas rekam medis
dapat mengetahui dimana rekam medis itu berada, siapa yang menggunakan, kapan dipinjam dan
bila mana harus dikembalikan.
Untuk memperhatikan proses pengelolaan rekam medis yang baik maka IFHRO mengeluarkan
beberapa ketentuan yang berkaitan dengan peminjaman rekam medis:
- Berkas tidak boleh keluar dari URM kecuali untuk kepentingan pelayanan dan perawatan pasien.
- Semua rekam medis yang dikirimkan ke klinik atau bangsal harus di tandai dengan slip atau
tanda keluar yang mencakup nomor rekam medis, tanggal dan nama klinik, dokter atau bangsal
yang meminjam.
- Seluruh rekam medis harus dikembalikan dari klinik setiap berakhirnya jam kerja, dan dari
bangsal perawatan dalam periode 24 jam setelah pasien keluar.
- Rekam medis untuk penelitian harus di review di URM, dan rekam medis harus tersedia apa bila
pasien membutuhkan.
a. Permintaan Peminjaman
Permintaan Peminjaman rekam medis dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
1) Permintaan Rutin
- Permintaan dari poliklinik atau ruang perawatan yang bersifat rutin dalam menangani pasien
ataupun tidak.
- Permintaan dari dokter yang kaitannya untuk kepentingan riset.
2) Permintaan Tidak Rutin
- Permintaan peminjaman untuk gawat darurat, yang mana harus dipenuhi sesegera mungkin.
- Permintaan untuk keperluan pengadilan
b. Yang Berhak Meminjam Rekam Medis
1) Pihak lain yang bertanggung jawab langsung terhadap pasien-para tenaga kesehatan (Dokter, Para
Medis, Fisioterapi).
2) Pihak yang bertanggung jawab langsung terhadap pasien yang diberikan wewenang untuk
menggunakan rekam medis (Petugas RM)
3) Pihak ketiga diluar rumah sakit yang tidak langsung bertanggung jawab terhadap pasien
(Asuransi, Polisi, Peneliti dsb).
c. Syarat Peminjaman Rekam Medis
1) Identitas jelas baik peminta maupun pemilik berkas rekam medis.
2) Lokasi peminjaman:
a) Di kantor Unit Rekam Medis.
b) Di luar kantor Unit Rekam Medis.
c) Di luar Instansi/Di luar RS.
3) Ada bukti dalam Unit Rekam Medis
a) Bon peminjaman rekam medis.
b) Buku registrasi peminjaman rekam medis.
c) Tracer di lokasi/rak penyimpanan.
d. Pengeluaran Rekam Medis
Ketentuan pokok yang harus ditaati di tempat penyimpanan adalah:
1) Tidak satupun rekam medis boleh keluar dari ruang penyimpanan, tampa tanda keluar/kartu
permintaan. Permintaan ini tidak hanya berlaku bagi orang di luar ruang rekam medis, tetapi
petugas rekam medis itu sendiri.
c. Jadwal retensi
Penentuan jangka waktu penyimpanan berkas rekam medis di tentukan atas dasar nilai kegunaan
tiap berkas rekam medis. Untuk menjaga objektivitas dalam menentukan nilai guna tersebut,
jadwal retensi disusun oleh suatu kepanitian yang terdiri dari unsur komite rekam medis dan unit
rekam medis yang benar-benar memahami rekam medis, fungsi dan nilai rekam medis.
Rancangan jadwal retensi rekam medis yang merupakan hasil kerja panitia tersebut perlu
mendapat persetujuan direktur rumah sakit/pelayanan kesehatan terlebih dahulu sebelum
dijadikan pedoman resmi yang akan diberlakukan.
Menurut Surat Edaran No : HK.00.00.1.5.10.373 tentang Petunjuk Teknis Pemusnahan Arsip Rekam
Medis di Rumah Sakit :
2. Pemusnahan
a. Ketentuan Pemusnahan
1) Dibentuk tim pemusnah berkas rekam medis dengan surat keputusan direktur yang beranggotakan
sekurang-kurangnya dari : Ketata Usahaan (Administrasi), Unit Penyelenggaraan Rekam Medis (Unit
Pelayanan Rawat Jalan dan Rawat Inap), dan Komite Medik.
2) Formulir rekam medis yang mempunyai nilai guna tertentu tidak dimusnahkan tetap disimpan
dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3) Membuat pertelaan arsip bagi berkas rekam medis aktif yang telah dinilai.
Tahun Kunjungan
No Nama Pasien No. RM Diagnosa Akhir
Akhir
4) Pelaksanaan Pemusnahan
a) Dibakar : Menggunakan incinerator / dibakar biasa
b) Dicacah, dibuat bubur
c) Pihak ketiga disaksikan tim pemusnah
5) Daftar pertelaan berkas rekam medis yang akan dimusnahkan oleh pemusnah dilaporkan kepada
Direktur Rumah Sakit dan Dirjen Pelayanan Medik Depkes RI
6) Tim pemusnah membuat berita acara pelaksanaan pemusnahan yang ditandatangani ketua,
sekretaris dan diketahui Direktur RS. Lembar asli di simpan di RS dan lembar ke dua dikirim
kepada pemilik rumah sakit dan kepada Dirjen Yanmedik Depkes RI.
b. Alur Proses