Anda di halaman 1dari 19

TUGAS INDIVIDU

Tentang

RINGKASAN KEPERAWATAN KELUARGA

N
Oleh;

NAMA ; WA ANITA ODE


NPM ; 1420116150
KELAS ; SIANG

Sekolah Tinggi Ilmi Kesehtan [stikes]


Maluku Husada
Kairatu
2018
A.Defenisi keluarga

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan
darah, hubungan perkawinan atau pengangktan dan mereka hudup dalam satu rumh
tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perangnya masing-masing
menciptakan serta mempertahankan kebudayaan [friedman,2010].

B. Tipe dan bentuk keluarga


Tipe keluarga menurut Harmoko (2012) yaitu sebagai berikut :
1. Nuclear Family
Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu,dan anak yang tinggal
dalam satu
rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan
perkawinan,
satu/ keduanya dapat bekerja di laur rumah.
2. Extended Family
Keluarga inti ditambahkan dengan sanak saudara, misalnya nenek,
kakek,
keponakan, saudara sepupu, pama, bibi, dan sebagainya.
3. Reconstitud Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali
suami/istri, tinggal dalam pembentuan satu rumah dengan anak-anaknya,
baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan
baru.
Satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.
4. Middle Age/ Aging Couple
Suami sebagai pencari uang. Istri di rumah/ kedua-duanya bekerja di
rumah, anak-anak sudah meningglakan rumah karena sekolah/
perkawinan/meniti karier.
5. Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur da tidak mempunyai anak,
keduanya/slah
satu bekerja di rumah.
6. Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian/ kematian pasangannya dan
anakanaknya dapat tinggal di rumah/ di luar rumah.
7. Dual Carier
Suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa anak.
8. Commuter Married
Suami istri/ keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak
tertentu,keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
9. Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya
keinginan untuk menikah.
10. Three Generation
Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.k. Institutional
Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suaru panti-panti.
11. Comunal
Satu rumah terdiri atas dua/lebih pasangan yang monogami dengan
anakanaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
C.Struktur Keluagra
Struktur keluarga oleh Friedman di gambarkan sebagai berikut :
1. Struktur komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan
secara jujur, terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai dan hierarki
kekuatan.
2. Struktur peran
Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai
posisi sosial yang diberikan. Jadi, pada struktur peran bisa bersifat
formal
atau informal. Posisi/status adalah posisi individu dalam masyarakat
misal
status sebagai istri/suami.
3. Struktur kekuatan
Struktur kekuatan adalah kemampuan dari individu untuk
mengontrol, memengaruhi, atau mengubah perilaku orang lain.
4. Struktur nilai dan norma
 Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat
anggota keluarga dalam budaya tertentu. Sedangkan norma
adalah pola perilaku yang diterima pada lingkungan sosial
tertentu, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat sekitar
keluarga.
 Nilai, suatu sistem, sikap, kepercayaan yang secara sadar atau
tidak dapat mempersatukan anggota keluarga.
 Norma, pola perilaku yang baik menurut masyarakat berdasarkan
sistem nilai dalam keluarga.

D. Fungsi Keluarga
Menurut Marilyn M. Friedman (2010) fungsi keluarga dibagi menjadi 5 yaitu:

A. Fungsi Afektif
Memfasilitasi stabilisasi kepribadian orang dewasa, memenuhi
kebutuhan
psikologis anggota keluarga.
B. Fungsi Sosialisasi
Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan menjadikan anak
sebagai anggota masyarakat yang produktif serta memberikan status
pada
anggota keluarga.
C. Fungsi Reproduksi
Untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama beberapa generasi
dan untuk keberlangsungan hidup masyarakat,.
D. Fungsi ekonomi
Menyediakan sumber ekonomi yang cukup dan alokasi efektifnya.
Fungsi perawatan kesehatan
Menyediakan kebutuhan fisik-makanan, pakaian, tempat tinggal,
perawatan kesehatan. (Marilyn M. Friedman, hal 86; 2010)
E. Tahap dan perkembangan keluarga
Tahap pertama pasangan baru atau keluarga baru (beginning family)
Keluarga baru dimulai pada saat masing-masing individu
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain :
1) Membina hubungan intim dan kepuasan bersama.
2) Menetapkan tujuan bersama;
3) Membina hubungan dengan keluarga lain; teman, dankelompok sosial;
4) Merencanakan anak (KB)
5) Menyesuaikan diri dengan kehamilan dan mempersiapkan diri untuk
menjadi orang tua.
Tahap kedua keluarga dengan kelahiran anak pertama (child bearing
family)
Tugas perkembangan pada masa ini antara lain :
1) Persiapan menjadi orang tua
2) Membagi peran dan tanggung jawab
3) Menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana rumah yang
menyenangan
4) Mempersiapkan biaya atau dana child bearing
5) Memfasilitasi role learning anggota keluarga
6) Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bayi sampai balita
7) Mangadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.
Tahap ketiga keluarga dengan anak pra sekolah (families with preschool)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain sebagai berikut :
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti : kebutuhan tempat tinggal,
privasi, dan rasa aman
2) Membantu anak untuk bersosialisasi
3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan
anak yang lain juga harus terpenuhi
4) Mempertahakan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun
di luar keluarga ( keluarga lain dan lingkungan sekitar)
5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak ( tahap
paling repot)
6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang
anak.
Tahap keempat keluarga dengan anak usia sekolah (families with
children)
Tahap ini dimulai pada saat anak yang tertua memasuki sekolah
pada usia 6 tahun dan berakhir pada usia 12 tahun.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah sebagai berikut :
1) Memberikan perhatian tentang kegiatan sosial anak, pendidikan dan semangat
belajar
2) Tetap mempertahanan hubungan yang harmonis dalam perkawinan
3) Mendorong anak unuk mencapai pengembangan daya intelektual
4) Menyediakan aktifitas untuk anak
5) Manyesuaikan pada aktifitas komunitas dengan mengikutsertakan anak.
Tahap kelima keluarga dengan anak remaja (families with teenagers)
Tahap ini dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya
berakhir sampai pada usia 19-20 tahun, pada saat anak meninggalkan
rumah orang tuanya.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain sebagai berikut :
1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab mengingat
remaja yang sudah bertambah dan meningkat
otonominya.
2) Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
3) Mempertahakan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua, hindari
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
4) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.
Tahap keenam keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan (lounching
center families)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah :
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
2) Mempertahankan keintiman pasangan
3) Membantu orang tua suami atau istri yang sedang sakit dan memasuki masa
tua
4) Mempersiapkan untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anak
5) Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga
6) Berperan sebagai suami istri, kakek, dan nenek
Tahap ketujuh keluarga usia pertengahan (middle age families)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini atara lain adalah :
1) Mempertahankan kesehatan
2) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam arti mengolah minat
sosial dan waktu santai
3) Memulihkan hubungan antara generasi muda dengan generasi tua
4) Keakraban dengan pasangan
5) Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga
6) Persiapan masa tua atau pensiun dengan meningkatkan keakraban pasangan.
Tahap kedelapan keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga dimulai saat salah satu
pasangan pensiun, berlanjut salah satu pasangan meninggal
Tugas perkembangan tahap ini adalah :
1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
2) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik, dan
pendapatan
3) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
4) Mempertahakan hubungan anak dan sosial masyarakat
5) Melakukan life review
6) Menerima kematian pasangan, kawan, dan mempersiapkan kematian
(harmoko, 2012)
F. Beberapa Tren dan Issu dalam Keperawatan keluarga

1. Perubahan Bidang Profesi Keperawatan

a. Perubahan ekonomi

Perubahan ekonomi membawa dampak terhadap pengurangan berbagai


anggaran untuk pelayanan kesehatan, sehingga berdampak terhadap orientasi
manajemen kesehatan atau keperawatan dari lembaga sosial ke orientasi bisnis.

b. Kependudukan

Sedangkan perubahan kependudukan dengan bertambahnya jumlah penduduk


di Indonesia dan bertambahnya umur harapan hidup, maka akan membawa dampak
terhadap lingkup dari praktik keperawatan. Pergeseran tersebut terjadi yang dulunya
lebih menekankan pada pemberian pelayanan kesehatan atau perawatan pada
“hospital-based” ke “comunity based”.

c. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kesehatan Atau Keperawatan

Era kesejagatan identik dengan era komputerisasi, sehingga perawat di tuntut


untuk menguasai teknolgi komputer di daam melaksanakan MIS (Manajemen
Information System) baik di tatanan pelayanan maupun pendidikan keperawatan

d. Tuntutan Profesi Keperawatan

Karakteristik Profesi yaitu:


1. Memiliki dan memperkaya tubuh pengetehuan (body of knowledge) melalui
penelitian
2. Memiliki kemampuan memberikan pelayanan yang unik kepada orang lain
3. Pendidikan yang memenuhi standar
4. Terdapat pengendalian terhadap praktik
5. Bertanggungjawab dan bertanggung gugat(Accounttable) terhadap tindakan
keperawatan yang dilakukan gabung

6. Merupakan karier seumur hidup


7. Mempunyai fungsi mandiri dan kolaborasi
2. Dampak Perubahan
1. Praktik keperawatan
a. Pengurangan anggaran
Perawat indonesia saat ini di hadapkan pada suatu dilema,di satu sisi
dia harus terus mengupayakan peningkatan kualitas layanan kesehatan,
dilain pihak pemerintah memotong alokasi anggaran untuk pelayan
keperawatan. Keadaan ini dipicu dengan menjadikan rumah sakit swadan
dimana juga berdampak terhadap kinerja perawat. Dalam melaksanakn
tugasnya perawat sering jarang mengadakan hubungan interpersonal yang
baik karena mereka harus melayani pasien lainnya dan dikejar oleh waktu.
b. Otonomi dan akuntabilitas
Dengan melibatkan perawat dalam pengambilan suatu keputusan di
pemerintahan, merupakan hal yang sangat positif dalam meningkatkan
otonomi dan akuntabilitas perawat indonesia. Peran serta tesebut perlu di
tingkatkan terus dan di pertahankan. Kemandirian perawat dalam
melaksanakan perannya sebagai suatu tantangan. Semakin meningkatnya
otonomi perawat semakin tingginya tuntutan kemampuan yang harus di
persiapkan.
c. Teknologi
Penguasaan dan keterlibatan dalam perkembangan IPTEK dalam
praktek keperawatan bagi perawat Indonesia merupakan suatu keharusan.
d. Tempat praktik
Tempat praktik keperawatan di masa depan meliputi pada tatanan
klinik(RS);komunitas;dan praktik mandiri di rumah/berkelompok (sesuai
SK MENKES R.I.647/2000 tentang registrasi dan praktik keperawatan).
e. Perbedaan batas kewenangan praktik
Belum jelasnya batas kewenangan praktik keperawatan pada setiap
jenjang pendidikan, sebagai suatu tantangan bagi profesi keperawatan.

3. Tantangan Pendidikan Keperawatan


Di masa depan pendidikan keperawatan dihadapkan pada suatu tantangan dalam
meningkatkan kualitas lulusannya dituntut menguasai kompetensi-kompetensi
profesional. Isi kurikulum program pendidikan ke depan, juga harus menyesuaikan
diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi.

4. Tantangan Perubahan Iptek


Riset keperawatan akan menjadi suatu kebutuhan dasar yang harus dilaksanakan
oleh perawat di era global. Meningkatnya kualitas layanan, sangat ditentukan oleh
hasil kajian-kajian dan pembaharuan yang dilaksanakan berdasarkan hasil
penelitian.
(Kuntoro, 2010, hal. 149-150)

G.Ruang Lingkup Keperawatan Keluarga

Pelayanan keperawatan keluarga mencakup Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)


dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang diberikan kepada klien sepanjang
rentang kehidupan dan sesuai tahap perkembangan keluarga. Ruang lingkup praktik
keperawatan komunitas meliputi:

A.UPAYA PRPMPTIF
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat dengan jalan memberikan:
1.Penyuluhan kesehatan masyarakat
2.Peningkatan gizi
3.Pemeliharaan kesehatan perseorangan
4.Pemeliharaan kesehatan lingkungan
5.Olahraga secara teratur
6.Rekreasi
7.Pendidikan seks.
B.UPAYA PEREVENTIF
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan terhadap
kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:
1.Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
2.Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas maupun
kunjungan rumah
3.Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun di rumah.
4.Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.
C.UPAYA KURATIF
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga,
kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah kesehatan, melalui
kegiatan:
1.Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
2.Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan rumah
sakit
3.Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas
4.Perawatan payudara
5.Perawatan tali pusat bayi baru lahir.
D.UPAYA RAHABILITATIF
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita
yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita
penyakit yang sama, misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya., dilakukan melalui
kegiatan:
1.Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta, patah
tulang maupun kelainan bawaan
2.Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu, misalnya
TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi manual yang mungkin
dilakukan oleh perawat.
E.UPAYA RESOSIALITATIF
Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga dan kelompok
khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah kelompok-kelompok yang
diasingkan oleh masyarakat karena menderita suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS,
atau kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti Wanita Tuna Susila (WTS), tuna
wisma dan lain-lain. Di samping itu, upaya resosialisasi meyakinkan masyarakat untuk
dapat menerima kembali kelompok yang mempunyai masalah kesehatan tersebut dan
menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang mereka derita. Hal ini tentunya
membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau batasan-batasan yang jelas dan
dapat dimengerti.
Laporan Kasus Asuhan Keperawatan Keluarga Ny. B
Dengan Resiko Tinggi Kehamilan

Pada kesempatan ini Keperawatan.Org akan memberikan contoh dari aplikasi


asuhan keperawatan yaitu Laporan Kasus Asuhan Keperawatan Keluarga Ny. B
Dengan Resiko Tinggi Kehamilan. Laporan kasus ini termasuk dalam stase
keperawatan keluarga. Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya (1978) mengatakan
Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat
yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga pada unit atau kesatuan yag dirawat,
denngan sehat sebagai tujuan melalui pegobatan sebagai saran atau penyalur.
A. Tinjauan kasus
1. Pengkajian
a. Data umum
1). Identitas kepala keluarga
Nama : Tn. A
Umur : 58 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh
Agama : Islam
Alamat : Cibaduyut-Bandung

2). Daftar L/P Umur Hubungan Pendidika Keteranga


anggota n n
keluarga
Nama
Ny. B P 53 Istri SD
Tn. C L 29 Anak SMP
Ny. D P 22 Anak SMA
An. E L 10 Anak -
An. F L 3 Anak -

3.Genogram
4). Tipe keluarga
Keluarga Tn. A adalah keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. 4 anak yang
belum memiliki pasangan menikah (bercerai) tinggal dalam satu rumah. Lalu ke 3
anak yang telah menikah tinggal tidak seatap lagi dengan Tn. A.

5). Suku bangsa


Keluarga Tn. A berasal dari garis keturunan bangsa sunda. Baik nenek/kakek atau
pun semua anak-anaknya sehari-hari berbahasa sunda.

6). Agama
Keluarga Tn. A beragama islam. Semua sanak famili beragama islam.

7). Status sosial ekonomi


Keluarga Tn. A adalah keluarga berkecukupan. Anak-anak paling besar tidak
mampu membiayai keluarga Tn. A, karena merekapun punya tanggungan masing-
masing. Hanya anak yang ke 5 dan ke 6 yang sedikit bisa membantu dalam
kecukupan sehari-hari. Tn. A adalah seorang buruh bangunan yang jarang
mendapatkan order, karena sudah tua.

8). Aktifitas rekreasi keluarga


Aktifitas rekreasi keluarga Tn. A sehari-hari hanya menonton TV di rumah
(Tn. A, Ny. B dan anak paling bungsu). Setahun sekali (saat idul fitri), mereka
berkumpul dan jalan-jalan kesuatu tempat yang biasanya belum pernah mereka
kunjungi.
B. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1). Tahap perkembangan saat ini
Tahap perkembangan keluarga Tn. A saat ini sedang menginjak dalam
tahap perkembangan anak dewasa.
2). Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
 keluarga usia pertengahan
 keluarga usia lanjut
Karena anak pertama dari keluarga Tn. A masih menginjak usia 37 tahun
(usia dewasa).
3). Riwayat keluarga inti
a). Riwayat penyakit keturunan
Menurut penuturan Tn. A, dalam silsilah keturunan keluargamereka tidak
pernah ditemukan adanya penyakit keturunan. Misal : asma, DM, dll
b). Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
Dalam keluarga Tn. A rata-rata anggota keluarganya pada sehat. Namun
untuk Ny. B sangat dikhawatirkan kondisi kesehatannya, karena sedang
mengandung untuk anak yang ke 8. juga untuk Tn. A sendiri sangat mudah
terserang sakit, karena mulai menginjak usia lanjut.
c). Sumber kesehatan yang bisa digunakan
Berhubung di lingkungan dekat rumah Tn. A terdapat bidan juga perawat yang
masih aktif dalam memberikan pelayanan, maka dalam mengatasi masalah
kesehatannya keluarga Tn. A selalu memilih untuk pergi kesana. Mereka pikir
berobat pada perawat atau bidan merupakan pilihan yang sangat tepat.
Laporan Kasus Asuhan Keperawatan Keluarga Ny. B Dengan Resiko Tinggi
Kehamilan ini ditulis dalam 3 halaman. Silahkan pelajari selengkapnya asuhan
keperawatan keluarga ini secara lengkap. Dokumen ini merupakan contoh untuk
mempermudah rekan-rekan perawat untuk membuat laporan kasus yang sama.

C. Pengkajian lingkungan
1). Karakteristik rumah
Rumah keluarga Tn. A memiliki luas sekitar 12 X 10 m. menghadap ke utara
dengan kamar 4, ruang tamu, ruang tengah dan ruang dapur terpisah.Ventilasi
udara rumah yang cukup baik. Tipe rumah sederhana sudah menggunakan
tembok. Sanitasi air bagus. Sumber air minum yang diperoleh keluarga Tn. A
adalah dari air tanah (sumur gali) Tn. A mempunyai tempat MCK sendiri.
Pembuangan MCK melalui spiteng. Serta dalam pembuangan sampah rumah
tangga, biasanya dibuang kelubang tanah yang sudah dibuat. Lalu setelah penuh,
kemudian dibakar.
2). Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Keluarga Tn. A tinggal dalam wilayah kebanyakan berpenduduk pribumi dan
hanya beberapa saja yang merupakan pendatang. Tinggal dalam area padat
penghuni dan setiap rumah saling berdempetan, maka interaksi antara penduduk
sangat baik dalam hal tolong-menolong.
3). Mobilitas geografis keluarga
Rumah keluarga Tn. A yang sekarang ditinggali merupakan rumah keturunan dari
orang tua-orang tuanya terdahulu, jadi ada sedikit kepercayaan pada keluarga
Tn. A untuk tidak boleh menjual harta yang menjadi warisan para leluhur mereka.
Dan dari semenjak menikah dengan Ny. B, mereka tidak pernah berpindah
tempat tinggal.
4). Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Tn. A merupakan salah satu keluarga yang dihormati dalam
lingkungannya. Seringkali Tn. A menjadi tokoh berpengaruh dalam masyarakat.
Mereka tidak jarang meminta pendapat/solusi kepada Tn. A dalam menghadapi
suatu masalah.
Interaksi dalam masyarakat biasanya sering terjadi pada sore hari menjelang
magrib, karena mungkin banyak juga masyarakat yang bekerja dan pulang dikala
sore hari.
5). Sistem pendukung keluarga
Dikarenakan keluarga Tn. A merupakan salah satu keluarga yang terpandang
dikalangan masyarakat, maka dalam menghadapi kesulitan seringkali keluarga
Tn. A mendapatkan bantuan dari para tetangga untuk mengatasi masalahnya.
Dalam keluarga Tn. A juga mempunyai 2 anaknya yang sudah mempunyai
pekerjaan, walaupun belum begitu mapan, tetapi bisa sedikit membantu dalam
mengatasi masalah keluarga, terutama masalah keuangan.

D. Struktur keluarga
1). Pola komunikasi keluarga
Keluarga Tn. A termasuk kedalam salah satu keluarga yang ceria dan
kooperativ. Mereka melakukan komunikasi satu sama lain dengan nyaris tanpa
masalah. Baik anak dengan anak, maupun orang tua dengan anak semuanya
terjadi tanpa adanya masalah.
2). Struktur kekuatan keluarga
Dalam keluarganya sendiri Tn. A merupakan kepala keluarga yang sangat
dihormati. Serta mampu menjadi pelindung keluarga, bila ada masalah yang
menimpa keluarga. Ia bertanggung jawab paling depan jika keluarganya
bermasalah.
3). Struktur peran
Peran serta Tn. A dalam masyarakat terutama, sangat berpengaruh dan
dihormati. Bisa dibilang, ia adalah tetua di kampungnya. Istrinya sendiri
merupakan ibu rumah tangga yang baik hati dan jujur dalam mengurus semua
anak-anaknya. Semua anak Tn. A dapat menjadi orang yang jujur, karena telah
dididik sejak dalam lingkungan keluarga.
4). Nilai/norma keluarga
Tn. Selalu menerapkan disiplin yang tinggi dalam keluarganya.Tidak terkecuali
dalam kebersihan lingkungan rumah.

E. Fungsi keluarga
1). Fungsi afektif
Kondisi psikis keluarga Tn. A sangat baik dan mereka sanggup untuk hidup dalam
situasi sesulit apapun. Mereka dapat menjalani semuanya yang menjadi beban
dalam hidup.
2). Fungsi sosialisasi
Sebelum masuk kedalam jenjang melepaskan keluarga dalam masyarakat luas,
anak-anak Tn. A selalu bisa bersosial dengan baik dalam keluarga.
3). Fungsi perawatan kes
Setiap anggota keluarga Tn. A selalu menjaga kesehatannya masing-masing dan
bila diantara mereka ada yang sakit, maka dengan bahu-membahu mereka akan
saling tolong menolong.
4). Fungsi reproduksi
Tn. A adalah mempunyai 7 orang anak (6 laki-laki dan 1 perempuan) dan 5 orang
cucu. 4 orang sudah menikah, tetapi yang satu telah bercerai. Serta satu anak lagi
sedang dalam kandungan Ny. B.
5). Fungsi ekonomi
Dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya, Tn. A dibantu ke 2 orang
anaknya yang tinggal serumah dengannya. Uang yang mereka peroleh, dibelikan
untuk sembako dan keperluan keluarga lainnya.

F. Stres dan koping keluarga


1). Stressor jangka pendek dan jangka panjang
a). jangka pendek
Ny. B sedang mengandung anak yang ke-8. Dengan usia kehamilan 8 bulan. Si ibu
merasa cemas menghadapi kelahiran anak tersebut. Setelah dilakukan pemeriksaan
oleh bidan, dengan melihat usia si ibu yang menginjak pra senilis dan dengan
kandungan yang ke-8.Sangatlah beresiko terhadap kesehatan dalam kandungan si
ibu.
b). jangka panjang
Dengan akan dilahirkannya anak yang ke-8, beban tanggungan keluarga Tn. A
menjadi bertambah (3 orang anak yang sepenuhnya harus dibiayai keluarga).
Keluarga Tn. A harus mempersiapkan masa depan anak-anaknya agar menjadi
orang yang berhasil. Juga menikahkan 2 orang anaknya yang sudah cukup umur.
2). Strategi koping
Saat keluarga Tn. A menghadapi suatu permasalahan, biasanya Tn. A menjadi tokoh
utama dalam penyelesaian masalah tersebut.Mendiskusikannya dan mengambil
keputusan sesuai dengan kemufakatan bersama.
2. Pemeriksaan fisik
a. Tn. A Tn. C Ny. G An. H An. I
Pemeriksaa
n umum
Jenis
pemeriksaa
n
Keadaan Sehat sehat Sehat sehat Sehat
umum
TTV : T 130/80 120/70 110/70 130/80 140/80
P mmHg mmHg mmHg mmHg mmHg
R 80 X/menit 80 X/menit 80 X/menit 84 X/menit 100 X/menit
S 16 X/menit 16 X/menit 16 X/menit 16 X/menit 20 X/menit
36 0C 36 0C,2 36 0C 36,2 0C 36,5 0C
Rambut dan Merata Merata Merata Merata Merata
kulit kepala Hitam Hitam Hitam Hitam Hitam
- Penyebaran Halus Halus Halus Halus Halus
- Warna bersih bersih bersih bersih bersih
- Tekstur
- Kebersihan
Kuku Transparan Transparan Transparan Transparan Transparan
- Warna Kasar Kasar Kasar halus halus
- Tekstur bersih bersih bersih bersih bersih
- Kebersihan
Kulit Licin Licin Licin Licin Licin
- Tekstur Baik Baik Baik Baik Baik
- Turgor Bersih Bersih Bersih Bersih Bersih
- Kebersihan Sawo Sawo Sawo Sawo Sawo
- Warna matang matang matang matang matang
Mata Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris
- Bentuk Baik Baik Baik Baik Baik
- Refleks Putih Putih Putih Putih Putih
pupil Merah muda Merah muda Merah muda Merah muda Merah muda
- Sclera Bebas Bebas Bebas Bebas Bebas
- Baik Baik Baik Baik Baik
Konjungtiva
- Pergerakan
bola mata
- Fungsi
penglihatan
Telinga Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris
- Bentuk Sawo Sawo Sawo Sawo Sawo
- Warna matang matang matang matang matang
- Fungsi Baik Baik Baik Baik Baik
pendengaran bersih bersih bersih bersih bersih
- Kebersihan
Hidung Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris
- Bentuk Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
lubang Baik Baik Baik Baik Baik
hidung bersih bersih bersih bersih bersih
- Fungsi
- Penciuman
- Kebersihan
Mulut Merah Merah Merah muda Merah muda Merah muda
- Warna bibir kehitaman kehitaman Lembab Lembab Lembab
- Lembab Lembab Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Kelembaban Tidak ada Tidak ada
- stomatitis
Gigi Putih Putih Putih Putih Putih
- warna kekuningan kekuningan Utuh Gigi susu Gigi susu
- jumlah Utuh Utuh Bersih Bersih Bersih
- kebersihan Bersih Bersih Tidak ada Tidak ada Tidak ada
- caries Tidak ada Tidak ada
Lidah Merah muda Merah muda Merah muda Merah muda Merah muda
- warna Baik Baik Baik Baik Baik
- fungsi bebas bebas bebas bebas bebas
- pergerakan
Leher tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
- peninggian tidak tidak tidak tidak tidak
JVP membesar membesar membesar membesar membesar
- kelenjar bebas bebas bebas bebas bebas
tiroid
- pergerakan
Dada 16 X/menit 16 X/menit 16 X/menit 16 X/menit 20 X/menit
- Frekwensi Vesikuler Vesikuler Vesikuler Vesikuler Vesikuler
nafas Regular Regular Regular Regular Regular
- Bunyi paru
- Irama
- Frekwensi 80 X/menit 80 X/menit 80 X/menit 84 X/menit 100 X/menit
nadi
Abdomen Datar Datar Datar Datar Datar
- Bentuk Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
- Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
- Pembesaran
hepar

Genitalia 4-5 X/hari 4-5 X/hari 4-5 X/hari 5-6 X/hari 6-7 X/hari
- Frekwesni Kuning Kuning Kuning Kuning Kuning
BAK Khas urine Khas urine Khas urine Khas urine Khas urine
- Warna Tak ada Tak ada Tak ada Tak ada Tak ada
- Bau kelainan kelainan kelainan kelainan kelainan
- Anus Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
- Haemorroid 1X/hari 1X/hari 1X/hari 1X/hari 1X/hari
- Frekwensi
BAB
Ekstremitas Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris
- Bentuk Bebas Bebas Bebas Bebas Bebas
- Pergerakan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
- Oedema Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
- Keluhan
a. Pemeriksaan fisik pada Ny. Ny,B
B Jenis pemeriksaan

Keadaan umum Tampak lemas


TTV : T 110/70 mmHg
P 84 X/menit
R 20 X/menit
S 36,5 0C
Rambut dan kulit kepala Merata
- Penyebaran Hitam
- Warna

tekstur Halus
- Kebersihan bersih
Kuku Transpar
- Warna an
- Tekstur Kasar
- Kebersihan bersih
Kulit Licin
- Tekstur Baik
- Turgor Bersih
- Kebersihan Sawo
- Warna matang
Mata Simetris
- Bentuk Baik
- Refleks pupil Putih
- Sclera Merah
- Konjungtiva muda
- Pergerakan bola mata Bebas
- Fungsi penglihatan Baik
Telinga Simetris
- Bentuk Sawo
- Warna matang
- Fungsi pendengaran Baik
- Kebersihan bersih
Hidung Simetris
- Bentuk lubang hidung Tidak
- Fungsi ada
- Penciuman Baik
- Kebersihan bersih
Mulut Merah
- Warna bibir kehitam
- Kelembaban an
- stomatitis Lembab
Tidak
ada
Gigi Putih
- warna kekunin
gan

- jumlah Utuh
Bersih
- kebersihan Tidak ada
- caries
Lidah Merah muda
- warna Baik
- fungsi bebas
- pergerakan
Leher tidak ada
- peninggian JVP tidak membesar
- kelenjar tiroid bebas
- pergerakan
Dada 20 X/menit
- Frekwensi nafas Vesikuler
- Bunyi paru Regular
- Irama jantung 84 X/menit
- Frekwensi nadi
Abdomen Terdapat luka bekas operasi cesarea, striae
gravidarum ada, tidak ada lesi, tidak ada
benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan.
Leopold I : TFU = 30 cm, teraba bulat dan
tidak melenting
Leopold II :
Leopold III : bagian terendah janin yaitu
kepala belum masuk PAP
Leopold IV : konvergen
DJJ = 148 X/menit
TBF = 2.635 gram
Genitalia 4-5 X/hari
- Frekwesni BAK Kuning
- Warna Khas urine
- Bau Tak ada kelainan
- Anus Tidak ada
- Haemorroid 1X/hari
- Frekwensi BAB
Ekstremitas Simetris
- Bentuk
- Pergerakan Bebas
- Oedema Tidak ada
- Keluhan Tidak ada

3. Analisa data No Data Kemungkinan Masalah


penyebab
1 DS : Ibu Kurangnya Gangguan rasa
mengatakan merasa informasi mengenai nyaman : cemas
cemas, kadang tidak kehamilan ini pada Ny. B dalam
bisa tidur, ↓ keluarga Tn. A
menghadapi Kurangnya berhubungan dengan
kehamilan yang ke- pengetahuan tentang ketidaktahuan
8 ini resiko kehamilan ini tentang resiko
DO : wajah klien ↓ kehamilan ini
terlihat murung saat kurangnya tindakan
dikaji oleh perawat. preventif yang
Ada insomnia dan dilakukan klien
kadang terbangun ↓
tengah malam Keadaan kehamilan
yang kurang baik

cemas
2 DS : klien Pra-senilis Resiko tinggi
mengatakan ini ↓ perdarahan pada Ny.
kehamilan yang ke- ↑ jumlah sel yang B dalam keluarga
8. klien mengatakan berdegenerasi Tn. A berhubungan
sering mules ↓ dengan
DO : klien berusia Klien dengan 7X ketidakmampuan
53 tahun, dengan partus kontraksi otot-otot
mengandung anak ↓ uterus dalam
yang ke-8. pada Kekuatan uterus ↓ kehamilan ini
kehamilan ↓
sebelumnya klien Kontraksi otot
pernah di SC uterus kurang
maksimal

Resiko tinggi
perdarahan
4. Diagnosa masalah
1). Gangguan rasa nyaman : cemas pada Ny. B dalam keluarga Tn. A berhubungan
dengan ketidaktahuan tentang resiko kehamilan ini
2). Resiko tinggi perdarahan pada Ny. B dalam keluarga Tn. A berhubungan dengan
ketidakmampuan kontraksi otot-otot uterus dalam kehamilan ini
5. Skoring prioritas masalah
1). Gangguan rasa Kriteria Skor Bobot
nyaman : cemas
pada Ny. B dalam
keluarga Tn. A
berhubungan
dengan
ketidaktahuan
tentang resiko
kehamilan ini No
1 Sifat masalah 3 1
Skala : tidak/kurang 2 3/3 X 1 = 1
sehat 1
Ancaman kesehatan
Keadaan sejahtera
2 Kemungkinan 2 2
masalah dapat 1 2/2 X 1 = 1
dirubah 0
Skala : mudah
Sebagian
Tidak dapat
3 Potensial masalah 3 1
untuk dicegah 2 3/3 X 1 = 1
Skala : tinggi 1
Cukup
Rendah
4 Menonjolnya 2 1
masalah 1 ½ X 1 = 0,5
Skala : masalah 0
berat, harus segera
ditangani
Ada masalah, tetapi
tidak perlu
ditangani
Masalah tidak
dirasakan
Jumlah skor 3,5
2). Resiko tinggi Kriteria Skor Bobot
perdarahan pada Ny.
B dalam keluarga
Tn. A berhubungan
dengan
ketidakmampuan
kontraksi otot-otot
uterus dalam
kehamilan ini No
1 Sifat masalah 3 1
Skala : tidak/kurang 2 2/3 X 1 = 0,67
sehat
Ancaman kesehatan
Keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan 2 2
masalah dapat 1 ½ X 1 = 0,5
dirubah 0
Skala : mudah
Sebagian
Tidak dapat
3 Potensial masalah 3 1
untuk dicegah 2 2/3 X 1 = 0,67
Skala : tinggi 1
Cukup
Rendah
4 Menonjolnya 2 1
masalah 1 2/2 X 1 = 1
Skala : masalah 0
berat, harus segera
ditangani
Ada masalah, tetapi
tidak perlu ditangani
Masalah tidak
dirasakan
Jumlah skor 2,84
REFERENSI

Indra/20Amarudin/setiawan/bab/2016.pdf

Makhfuli,F,E[2013].keperawatan komunitas teori dan praktik dalam


keperawatan.jakarta;Salemba Medikal

Suryanti Syahdan,S... 2018.’’Hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil


tentang resiko tinggi dalam kehamilan dengan kejadian resiko tinggi dalam
kehamilan diwilayah kerja puskesmas kampar.’’jurnal of nursing .vo.2.no.2.

Anda mungkin juga menyukai