Air Angussssss
Air Angussssss
14 I Promosi Kesehatan
Oleh sebab itu, perlunya dipahami ruang lingkup maupun
dalam upaya promosi kesehatan di masyarakat adalah
a Sasaran primer
A. Perilaku
1. Definisi
Perilaku dari aspek biologis diamkan sebagai suatu
kegiatan atau aktivitas organisme atau makhluk hidup yang
bersangkutan. Aktivitas tersebut ada yang dapat diamati
secara langsung dan tidak langsung Menurut Ensiklopedia
Amerika, perilaku diartikan sebagai suaui aksi atau reaksi
organisme terhadap lingkungannya. Robert Kwkk (1974)
menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan
suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat
dipelajari.
Skinner (1938) dalam Notoadmodjo, (2005)
mendefinisikan perilaku sebagai respons atau reaksi
seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).
Dengan
demikian, perilaku manusia terjadi melalui proses: respons,
sehingga teori ini disebut dengan teori Organisme Stimulus
"S-O-R". Selanjutnya, teori skinner menjelaskan ada dua
jenis respons yaitu:
a. Respondent respons atau refleksif, yakni respons yang
ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan (stimulus)
tertentu yang disebut dengan elicting stimuli, karena
Konsep Perilaku “2
lk y IfrUbaTuH
a. Promosi kesehatan aspek promotif-preventif
Kelompok orang sehat menjadi sasaran utama
promosi kesehatan di aspek promotif-preventif ini. Perlu
diketahui bahwa selama ini orang-orang yang masuk
dalam kelompok orang sehat ini kurang mendapat
perhatian dalam promosi kesehatan ke masyarakat.
Padahal, jumlahnya mencapai sekitar 80-85% dari
populasi di komunitas. Melalui promosi kesehatan,
jumlah sebanyak itu jika dibina tentunya akan dapat
meningkat. Oleh karena itu, promosi kesehatan yang
ditujukan kepada kelompok ini perlu ditingkatkan dan
juga dibina agar tetap sehat dan jumlahnya meningkat.
b. Promosi kesehatan aspek penyembuhan dan
pemulihan (kuratif-rehabilitatif)
Ada tiga upaya atau kegiatan promosi keehatan pada
aspek ini, yaitu pencegahan tingkat pertama, kedua, dan
ketiga. Berikut adalah penjelasan untuk ketiganya.
1) Pencegahan tingkat pertama (primary prevention)
Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran
promosi kesehatan di aspek ini adalah kelompok
masyarakat yang berisiko tinggi. Beberapa contoh
kelompok yang berisiko tinggi antara lain orang
yang mengalami obesitas, ibu hamil dan menyusui,
pekerja seks (baik pria maupun wanita), dan
sebagainya. Beberapa kelompok di atas berada
di tingkat pertama karena tujuannya adalah agar
mereka tidak terkena penyakit ataupun sakit.
2) Pencegahan tingkat kedua (secondary prevention)
Jika di tingkat pertama ditempati oleh kelompok
masyarakat yang berisiko tinggi, di tingkat kedua
ada kelompok penderita penyakit kronis. Beberapa
contoh penyakit kronis antara lain asma, diabetes
melitus, tuberkolusis, tekanan darah tinggi, rematik,
dan lain sebagainya. Tujuan promosi kesehatan
ke kelompok tersebut ialah agar dapat mencegah
penyakit yang mereka derita tidak semakin parah.
!| ( ({{{É[ ¡(|ijt |j¡iÜtMH IH í!I ' ' i ' M l '
M»MMI < . i «ini (¡j ¡j ,, , ,ii tifiiitji |if»l t linuHj inl*f Mil
I'tnrt ¡|, i,j ||jj|| !,j llH||el|’lil',|l|i Bjií ul
ff||,,„ |fj j|„j|<|j< ti Hljj ''M'
''M'Mj IIrjtIjll (,| |„..|(|, I m |,jj jj(„|t¡ mi I , UÜ iM‘1'
n||if „U |,|<{||j ,i clliljll I, |fí|j 11 íHíl' « |i’í
¡ftijjj ¡fl ,i i|i i, m fj|j||(|rí|||| h|| lililí''
i’" (>• JjHlff (i|n§Hfhfi ||lM'||i fililí I ijíllH I lllilfl "M’ <1 '
n ílt i,i fí/ íf jfií I ||j j • I « i • 111 i',i|l'| 'I i#||i'|l‘l| ‘ : "(I
'Kinnitn I'
')||lf|iii ¡'I MI'|H|||«'| «j |,i|'|l| l||i i|i| "I <‘l ni 'lilM>|‘tn| I
l|, |x.| ,1, |f|<Í(|Íjiíi i»*■ *1 IMMHI i> nj JíHHIlMjj
|(fl| « ! M 1 M * i,.
(,j
(j( ’HIMlMi <H ' M i“' 11
fit Mí IffT If *
. ......,. ii n Í i’ > i" <t
iff1, i .......... 1 lili .. ................ .
(iff HI
J |jf*l „,,M ÍjM ÍM ............... . ilíi.!-*«« -*<
1, i¿ .11 j *
v
ímílfM**
»»■‘I <■- »'[ ({ffftW " ‘ ÎI-
IM '
‘itin i,t irniff Mí){j1
Î ífi Ut M
t (MI
»
l'(.lii Mf||||kHJl|l||M'| t'Allll |tl,l| •( t' |l ¡1
JHíllMI.Jll UtfVf
ni i>iiu,MU yjtís iiinuiii |í‘iliii,i| |i*iiiii.i| I'|II|M‘/1II,III * *, 11 f
>il I li .1
l|,t|ll ltl >|| |l'l| IM<I||I ll||,li| II l| ilill | l | l i | MI .IMM'|.|IM(
l4Mt)U|ti| UtAlll l'Alitlll lltilll,l|i 111 11• >| I,• • | «lili t |t iI |t||
I M | I I * ) M | * I * M I I I | t |l|| «i| 1 , 1 | M I M i l u | M i l | |
IM M I | I . V ,0 | I • >||| I • A» 4 * • I |, Ml|l( 1 1 1 ■ 1 1 M-IIAII |ll|i.ll.l lltt ■ i iiiiiui
11||1 I I | -11 * III lili tiltil l Vil I I I A u \ ll '1 i n , |
i | 1.1 | 111 i | ■ | .
33
keluarga, ataupun komunitas secara mandiri. Pedidikan
dan pelatihan yang dapat diberikan dalam rangka untuk
meningkatkan keterampilan. Misalnya, memberikan pela-
tihan tentang cara bertani, menanam obat-obatan tradi-
sional, beternak, dan lain sebagainya. Beberapa keterampilan
itu diharapkan dapat meningkatkan penghasilan individu
ataupun keluarga. Jika kondisi perekonomian suatu keluarga
dapat meningkat, harapannya, mereka memiliki kemampuan
pula untuk memelihara dan meningkatkan kualitas kesehatan
keluarga.
E. Sasaran Promosi Kesehatan
Perlu ditegaskan lagi bahwa visi dan tujuan akhir promosi
kesehatan adalah masyarakat mampu secara mandiri memelihara
dan menerapkan perilaku kesehatan sehingga kehidupan mereka
sehat. Jadi, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa sasaran promosi
kesehatan adalah masyarakat, khususnya perilaku masyarakat.
Namun, sumber daya yang terbatas pemerintah maupun swasta
yang melaksanakan promosi kesehatan lebih baik memberikan
beragam program yang mendukung adanya promosi kesehatan
secara bertahap. Berikut adalah tiga sasaran utama yang
membantu pelaksanaan promosi kesehatan secara bertahap.
1. Sasaran primer (primery target)
Sasaran primer dalam permasalahan kesehatan adalah
promosi kesehatan kepada kepala keluarga untuk permalahan
kesehatan secara umum, ibu hamil dan menyusui berkaitan
dengan masalah kesehatan ibu dan anak, kesehatan remaja
dan anak sekolah, dan lain sebagainya. Upaya yang dilakukan
ini sesuai dengan strategi pemberdayaan masyarakat.
2. Sasaran sekunder {secondary target)
Beberapa orang yang menduduki posisi sasaran
sekunder adalah orang yang mendapat sebutan tokoh
masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan lain-lain. Mengapa
mereka disebut sebagai sasaran sekunder? Alasannya ialah
jika petugas kesehatan memberikan pendidikan kesehatan
ke tokoh-tokoh di atas, diharapkan para tokoh tersebut dapat
pula memberikan dan mengajarkan pendidikan kesehatan ke
masyarakat yang ada di sekitar mereka.
27
KiMf)g Lingßtiip Prottioii Kmluüfl
Promt*** hfMàiin Mwiüiàj JI. Jpan yang I1144 baik »lup
mmrptm itM AdU diiá ttkupsn m#nunit tltaafcfwwp,
yaitu dilllrfi*» *c£writ ptUy<t<Ufl Ubü
fI
“'l
»I
U
«4
»v
Jv
■3
1« m
*C 1
U a
B C
s 1 a!
B
L£-P P «ij U
J
s ! 11 « « 51
XI
= ï § f *»
f
>
Konsep Promosi
Kesehatan
i
%
I A. Pengertian
H?
Secara konsep definisi promosi kesehatan dapat kita
pahami dari beberapa rangkaian sesuai;,perkembangan
, promosi kesehatan itu sendiri, adapun beberapa definisi
g|| promosi kesehatan dalam perkembangannya adalah sebagai
ail berikut;
127
W WHO (1984), merevitalisasi pendidikan kesehatan dengan
istilah promosi kesehatan, kalau pendidikan kesehatan diartikan
sebagai upaya perubahan perilaku maka promosi kesehatan tidak
hanya untuk perubahan perilaku tetapi juga perubahan lingkungan
m yang memfasilitasi perubahan perilaku tersebut.
Menurut Lawrence Green (1984):
13jj "segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi
I4j yang terkait dengan ekonomi, politik dan organisasi, yang
dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan
1|| lingkungan yang kondusif bagi kesehatan".
253 Promosi Kesehatan juga berarti upaya yang bersifat
157 ? promotif (peningkatan) sebagai perpaduan dari upaya
preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), dan rehabilitatif
(pemulihan) dalam rangkaian upaya kesehatan yang
komprehensif. Promosi Kesehatan juga merupakan upaya untuk
menjajakan, memasarkan atau menjual yang bersifat persuasif,
karena sesungguhnya "kesehatan” merupakan "sesuatu" yang
odik ífeaoii| "ë bnktof mt
11
3. Kesehatan spiritual
Kesehatanspiritual seseorang dilihat dari caranya
mengekspresikan rasa syukur, penyembahan, atau puji-
an kepada Tuhan. Mudahnya, sehat secara spiritual dapat
diamati dari cara seseorang melakukan praktik kepercayaan
atau keagamaannya dan perbuatan baik yang sesuai dengan
norma-norma yang beraku di masyarakat.
4. Kesehatan sosial
Seseorang yang mampu berhubungan dan berinteraksi
dengan orang lain secara baik tanpa memandang suku,
agama atau kepercayaan, ras. status ekonomi, dan sebagainya
dapat disebut sebagai seseorang yang sehat secara sosial
Selam itu. yang lebih penting, seseorang itu harus bisa saling
menghargai dan toleransi terhadap orang lain.
B. S a k i t d a n Penyakit
Sakit adalah penilaian seseorang terhadap penyakit sehu-
bungan dengan pengalaman yang langsung dialaminya Hal
tersebut adalah fenomena subjektif yang ditandai dengan
perasaan tidak enak. Penyakit adalah suatu bentuk reaksi biologis
terhadap suatu organisme, benda asing, ataupun luka. Hal tersebut
merupakan fenomena objektif yang ditandai oleh perubahan
fungsi-fungsi tubuh sebagal organisme biologis.
Dari uraian tersebut, dapat dilihat bahwa ada perbedaan
konsep sehat dan sakit. Secara objektif, seseorang terkena
penyakit apabila salah satu organ tubuhnya terganggu fungsinya,
namun dia tidak merasakan sakit atau dapat juga sebaliknya.
Seseorang merasakan sakit di bagian tubuhnya namun ternyata
setelah diperiksakan ke dokter, tidak ditemukan indikasi penyakit
apapun. Berikut adalah tabel yang menunjukkan kondisi tersebut.
wsicnacan aengan oerupaya melengkapi buku-buku p,
kesehatan yang sudah ada. Buku ini membahas
konsep teori promosi kesehatan, konsep perilaku, teori H
perilaku, strategi dalam promosi kesehatan, aplikasi H
m¡Ü
m
m
DnrrnR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................... 3