Anda di halaman 1dari 20

PENELITIAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

“DESAIN PENELITIAN EKSPERIMEN”

DOSEN PEMANGKU

Dr. Dedek Andrian, M.Pd

OLEH:

KELOMPOK

FANNY RAHMAWATI (166410860)

FIKA FRISTIA FAIZAH (166410888)

6-C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita hadiahkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa
menikmati indahnya alam ciptaan-Nya. Sholawat dan salam tetaplah kita
curahkan kepada baginda Habibillah Muhammad SAW yang telah menunjukkan
kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempurnanya dengan
bahasa yang sangat indah.

Penulis disini akhirnya merasa sangat bersyukur karena telah menyelesaikan


laporan ini sebagai tugas mata kuliah “Bimbingan dan Konseling”.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pemangku Alucyana, M.Si,


Psikolog, ibu bimbingan konseling SMA Cendana dan juga semua pihak yang
telah membantu hingga terselesaikannya makalah ini. Dan penulis memahami jika
laporan ini tentu jauh dari kesempurnaan maka kritik dan saran sangat kami
butuhkan guna memperbaiki karya-karya kami di waktu-waktu mendatang.

Pekanbaru, 2Mei 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .............................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan Laporan.................................................................. 2
D. Waktu dan Tempat Observasi ............................................................ 2

BAB 2 ISI LAPORAN

A. Identitas Sekolah ................................................................................ 3


B. Jenis Layanan Bimbingan Konseling ................................................. 3
C. Kasus-Kasus Umum SMA Cendana .................................................. 4
D. Kasus-Kasus Khusus SMA Cendana ................................................. 4
E. Mitra Guru Bimbingan Konseling ..................................................... 5

BAB 3 PEMBAHASAN

A. Jenis Layanan Bimbingan Konseling ................................................. 6


B. Kekurangan dan Kelebihan Layanan BK SMA Cendana .................. 8

BAB 4 PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................ 9

B. Saran ................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 10

LAMPIRAN .................................................................................................. 11
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam melakukan penelitan banyak sekali pilihan metode yang dapat


digunakan, namun tidak semua metode cocok digunakan, metode yang dipilih
harus sesuai dengan tujuan penelitian. Salah satu metode yang dapat digunakan
dalam penelitian adalah metode eksperimen. Terutama dalam penelitian
pendidikan, salah satu metode yang banyak digunakan adalah metode penelitian
eksperimen.
Menurut Sukardi (2008: 4) menyatakan bahwa penelitian harus dilakukan
secara sistematis mengikuti aturan-aturan metodelogi, dikontrol dan berdasarkan
pada teori yang ada. Berbagai masalah penelitian dapat dibagi diantaranya bidang
pendidikan dan bidang non pendidikan. Untuk mempermudah dalam menyusun
penelitian, maka kita harus mengetahui bagaimana cara atau rancangan yang
digunakan dalam penelitian yang akan digunakan.
Oleh sebab itu, dalam makalah ini penulis akan mempaparkan rancangan
penelitian eksperimen. Dengan dibahasnya desain penelitian eksperimen ini dalam
bentuk makalah dapat memberikan gambaran secara umum tentang desain
penelitian eksperimen tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian desain penelitian eksperimen?

2. Apa saja desain penelitian eksperimen?

3. Apa saja validitas eksperimen?


C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian dari desain penelitian eksperimen.

2. Untuk mengetahui desain-desain penelitian eksperimen.

3. Untuk mengetahui validitas-validitas penelitian ekperimen.


BAB 2

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Desain Penelitian Eksperimen

Menurut Suryabrata (2013: 99) penelitian eksperimental pada umunya


dianggap sebagai penelitian yang memberikan informasi paling mantap, baik
dipandang dari segi internal validity maupun dari segi eksternal validity, namun
banyak penelitian yang tidak benar-benar memenuhi syarat-syarat penelitian
eksperimental itu.
Menurut Widi (2010: 76) penelitian eksperimen dapat didefenisikan
sebagai metode yang dijalankan dnegan menggunakan suatu perlakuan (treatment)
tertentu.
Menurut Misbahuddin dan Hasan (2013: 12) penelitian eksperimen adalah
penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek
penelitian, serta diadakan kontrol terhadap variabel tertentu.

Menurut (Kartwohl, 1977) dalam Bahruddin & Asep (2014:8) penelitian


eksperimen bersifat validation atau menguji, yaitu menguji pengaruh satu atau
lebih variabel terhadap variabel lain. Variabel yang mempengaruhi
dikelompokkan sebagai variabel bebas (independent variables), dan variabel yang
dipengaruhi dikelompokkan variabel yang terikat (dependent variables).

Menurut Sukardi (2014:183) secara definisi, desain penelitian mempunyai


dua macam pengertian, yaitu secara luas dan sempit. Secara luas, desain penelitian
adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan
penelitian. Dalam hal ini komponen desain dapat mencakup semua struktur
penelitian yang diawali sejak menemukan ide, menetukan tujuan, kemudian
merencanakan proses penelitian, yang di dalamnya mencakup perencanaan
permasalahan, merumuskan, menemukan tujuan penelitian, mencari sumber
informasi dan melakukan kajian dari berbabgai pustaka, menentukan metode yang
digunakan, analisis data dan mengetes hipotesis untuk mendapatkan hasil
penelitian, dan sebagainya. Arti desain penelitian secara luas ini didukung oleh
beberapa pendapat ahli (Babbie, 1983), (Gay, 1983) dan (Nazir, 1988). Sedangkan
desain penelitian secara sempit dapat diartian sebagai penggambaran secara jelas
tentang hubungan antarvariabel, pengumpulan data, dan analisis data, sehingga
dengan adanya desain yang baik peneliti maupun orang lain yang berkepentingan
mempunyai gambaran tentang bagaimana kerterkaitan antar variabel yang ada
dalam konteks penelitian dan apa yang hendak dilakukan seorang peneliti dalam
melaksanakan penelitian.

Dari beberapa pendapat para ahli yang telah dipaparkan di atas, menurut
kelompok 8 pengertian desain penelitian eksperimen adalah proses yang
diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian eksperimen untuk
menjawab pertanyaan sebab-akibat permasalahan penelitian tersebut.

B. Desain Penelitian Eksperimen

Menurut Campbel dan Stanley (dalam Sukardi 2014:184) contoh aplikasi


nyata perlunya desain penelitian, mengenai model desain penelitian yang
jumlahnya 12 model dan terbagi dalam tiga kelompok besar, yaitu pra
eskperimen, ekperimen, dan ekperimen semu (quasi expriment). Desain pertama
adalah model praeksperimen, bentuk model ini masih sederhana dengan
menggunakan variabel tunggal, mungkin peneliti akan berpendapat bahwa desain
tidak perlu karena dengan pemahaman selintas, para peneliti dapat mengetahui
tindakan apa yang hendak dilakukan dan implikasi apa yang perlu untuk
mendapatkan data yang diperlukan dilapangan.

a. Desain Variabel Tunggal

Berdasarkan kontrol terhadap sumber non validitas dalam dan luar di


kelompokan menjadi 3 (tiga), yaitu; “pre-experimental, true-experimental
dan quasi-experimental”. Desain pre-eksperimental tidak bekerja secara
efektif dalam mengontrol ancaman terhadap validitas dan seaiknya
dihindari. Desain true-eksperimental menyajikan tingkat kontrol yang
sangat tinggi dan jenis desain itu biasanya lebih banyak disukai. Desain
quasi-eksperimental tidak tergolong sebagus desain true-eksperimental
tetapi jauh lebih baik dibandingkan desain pre-eksperimental.

1. PRAEKSPERIMEN
Desain 1. Praeksperimen
Keterangan:
Pada desain 1 ini tidak ada grup kontrol

Pertes Variabel Terkait Postes


Y1 X Y2
Desain 2. Perbandingan Grup Statis
Keterangan:
Grup Variabel Terkait Postes
Eksperimen X Y2
Kontrol - Y2

X = ada treatment
Y = tidak menerima treatment
Pada desain praeksperimen ini keberadaan grup tidak dipilih secara random.

2. EKSPERIMEN

Desain 3. Postes Hanya Grup Kontrol dengan Random Subjek (Randomized


Subjects Posttest Only Control Gruoup Design)
Grup Variabel Terkait Postes
(R) Eksperimen X Y2
(R) Kontrol - Y2
Desain 4. Masangkan Subjek Hanya Postes Secara Random (Randomized
Matched Subjects Posttest Only)
Grup Variabel Terkait Postes
Eksperimen X Y2
(Mr) Kontrol - Y2

Desain 5. Subjek Random Desain Pretes-Postes Grup (Ranmized Subjects,


Pretest-Posttest Control Group Design)
Variabel
Grup Pretes Postes
Terkait
(R) Eksperimen Y1 X Y2
(R) Kontrol Y1 - Y2

Desain 6. Desain Tiga Grup Salomon (Salomon Three Group Design)


Variabel
Grup Pretes Postes
Terkait
(R) Eksperimen Y1 X Y2
(R) Kontrol 1 Y1 - Y2
(R) Kontrol 2 - X Y2

Desain 7. Desain Empat Grup Salomon (Solomon Four Group Design)


Variabel
Grup Pretes Postes
Terkait
(R) Eksperimen Y1 X Y2
(R) Kontrol 1 Y1 - Y2
(R) Kontrol 2 - X Y2
(R) Kontrol 3 - - Y2
Desain 8. Faktorial Sederhana (Simple Factorial Design)
Variabel Eksperimen (X1)
Variabel Atribut
Treatment A Treatment B
Level 1 Cell 1 Cell 3
Level 2 Cell 2 Cell 4

3. EKSPERIMEN SEMU

Desain 9. Pretes-Postes Grup Kontrol Tidak Secara Random


(Nonrandomized Control Group Pretes-Posttest Design)

Grup Pretes Variabel Terkait Postes


Eksperimen Y1 X Y2
Kontrol Y1 - Y2

Desain 10. Pengaruh Imbangan (Counter Balance Design)

Treatment Eksperimen
Pengulangan
X1 X2 X3 X5
1 Grup A B C D
2 Grup C A D B
3 Grup B D A C
4 Grup D C B A
Rerata kolom Rerata kolom Rerata kolom Rerata kolom
1 2 3 4

Desain 11. Satu Grup Time Seri (One Group Time Series Design)

Y1 Y2 Y3 Y4 X Y5 Y6 Y7 Y8
Desain 12. Grup Kontrol Time Series (Control Group Time Series Design)

Grup
Eksperimen Y1 Y2 Y3 Y4 X Y5 Y6 Y7 Y8
Kontrol Y1 Y2 Y3 Y4 - Y5 Y6 Y7 Y8

Untuk memecahkan persoalan eksperimen yang lebih rumit,


seorang peneliti umumnya memrlukan adanya pembahasan tentang apa
yang dimaksud dengan desain faktorial.

Desain faktorial merupakan suatu tindakan terhadap satu variabel


atau lebih yang dimanipilasi secara simultan agar dapat mempelajari
pengaruh setiap variabel terhadap variabel terkait atau pengaruh yang
diakibatkan adanya interaksi antara beberapa variabel. Jika diperhatikan
pada desain 1 dan 2, menunjukan bahwa karena masih menggunakan
konsep variabel tunggal, seorang peneliti pada umumnya masih merasa
mudah dan mengerti apa yang hendak dilakukan dan tindakan apa yang
perlu diantisipasi untuk mengambil data yang diperlukan di lapangan.
Konsep variabel tunggal ini banyak terjadi di penelitian laboratorium, ilmu
pengetahuan alam, dan di sebagian penelitian tingkah laku ( pendidikan,
sosial, dan ekonomi ).

Dalam penelitian tingkah laku, konsep variabel tunggal pada


umumnya kurang tepat diterapkan dalam penelitian sebenarnya. Hal ini
terjadi, karena kebanyakan pengaruh variabel terjadi saling terkait dengan
variabel yang lainnya. Untuk mengatasi pengaruh variabel yang saling
terkait dan memecahkan permasalahan dalam penelitian eksperimen,
desain faktorial dapat dilgunakan secara tepat. Dengan desain faktorial,
seorang peneliti dimungkinkan untuk dapat mencermati di samping
pengaruh beberapa variabel bebas terhadap variabel terkait, juga interaksi
yang dapat terjadi dari beberapa variabel terkait maupun variabel bebas
dalam suatu proses penelitian.
Desain faktorial dapat dibedakan menjadi dua tipe. Tipe pertama,
satu dari variabel bebas dimanipulasi secara eksperimental dengan variabel
terkait. Tipe ini pada umumnya dilakukan karena penelitian tertarik pada
pengaruh satu variabel bebas terhadap variabel terikat secara terpisah.
Baru kemudian memperhitungkan variabel lainnya yang mungkin
berpengaruh pada variabel tersebut. Tipe kedua adalah dalam suatu
penelitian, semua variabel bebas dimanipulasi secara eksperimental,
karena si peneliti tertarik terhadap pengaruh beberapa variabel bebas dan
mengharapkan dapat menilai pengaruh variabel tersebut baik secara
terpisah maupun secara bersama.

b. Desain Faktorial
Menurut Darmadi (2014: 225) Pada dasarnya adalah peluasan dari
desain true-eksperimen dan memungkinkan penyelidikan dua variabel atau
lebih, secara sendiri-sendiri maupun dalam dalam interaksi atau dengan
yang lain.
Di dalam membahas desain eksperimen, digunakan beberapa
simbol, sebagai berikut:
R = Randomisasi sampel untuk kelompok ekperimen.
X = Manipulasi variabel eksperimen.
C = Variabel kontrol.
O = Observasi atau tes.
 Desain Ekperimen yang sebenarnya
Desain eksperimen yang sebenarnya mengontrol hampir semua
sumber non validitas dalam dan luar. Pada eksperimen tersebut,
prinsip ekuivalensi antara kelompok eksperimen dengan kelompok
kontrol bisa dipenuhi melalui prosedur random. Dalam eksperimen
pendidikan yang berlangsung di muka kelas, memang cukup sukar
melaksanakan desain tersebut. Dalam hubungan ini perlu ada
beberapa desain yang relevan.
1. Desain "Pretest-posttest Control Group"
Desain ini melibatkan sekurang-kurangnya dua kelompok,
kedua- duanya dibentuk dengan penempatan secara random,
kedua kelompok diadministrasikan suatu pre-test pada variabel
tidak bebas, satu kelompok menerima treatemen baru (tidak
biasa) dan kedua kelompok itu diberi post test.
2. Desain "Posttest-Only Control Group"
Desain ini benar-benar sama dengan desain "pretest-posttest
control group" hanya disini tidak ada pre-test; subyek
ditempatkan secara random ke dalam kelompok-kelompok,
diekspose sebagai variabel bebas dan diberi post-test. Nilai-nilai
post-test kemudian dibandingkan untuk menentukan keefektifan
treatemen. Kombinasi penempatan secara random dan adanya
kelompok kontrol bisa mengontrol semua sumber non validitas
kecuali mortalitas. Mortalitas tidak bisa terkontrol sebab tidak
adanya data pre-tes pada subjek. Variasi desain "posttest-only
control group" melibatkan penempatan secara random anggota-
anggota pasangan yang dijodohkan dar kelompok-kelompok,
satu anggota tiap kelompok, agar lebih bise mengontrol variabel
asing.
3. Desain "Solomon Four-Group
Desain "Solomon four-group" melibatkan penempatan subjek
secara random ke dalam salah satu dari empat kelompok. Dua
dari kelompok itu diberi pre-tes dan dua yang lain tidak, dari satu
kelompok yang diberi pre-tes dan satu dari kelompok yang lain
tidak diberi pre-tes menerima treatemen eksperimen. Empat
kelompok semuanya diberi post-tes. Desain itu adalah kombinasi
dari desain "pretest-posttest control group" dan desain "posttest
only control group", masing-masing desain tersebut mempunyai
sumber non validitas sendiri-sendiri (interaksi prettest treatmen
dan mortalitas). Kombinasi dari dua desain tersebut
menghasilkan desain yang mengontrol interaksi pre-test-treatmen
dan mortalitas. Cara untuk menganalisis data hasil pengetrapan
desain ini adalah menggunakan analisis varians faktorial 2x2.
analisis faktorial menunjukkan kepada peneliti apakah ada
interaksi antara treatmen dan pre-test
4. Desain Factorial
Desain "factorial" melibatkan dua variabel bebas atau lebih,
sekurang-kurangnya satu dari variabel-variabel tersebut
dimanipulasi Desain-desain itu pada dasarnya perluasan desain
"true-experimen" dan memungkinkan penyelidikan dua variabel
atau lebih secara individual dan penyelidikan interaksi satu sama
lain. Dalam dunia pendidikan, variabel tidak beroperasi secara
terpisah.
Istilah "factorial" berasal dari kenyataan bahwa desain
melibatkan beberapa faktor. Masing-masing faktor mempunyai
dua tingkat atau lebih. Desain 2x2 adalah desain factorial yang
paling sederhana. Kedua variabel dapat dimanipulasi, tetapi
desain 2x2 biasanya melibatkan satu variabel yang dimanipulasi,
variabel yang tidak dimanipulasi sering disebut sebagai variabel
kontrol. Variabel kontrol biasanya adalah cirri fisik atau mental
dari subjek, misalnya seks, IQ, bakat dalam bidang matematika,
dan sebagainya.

Tujuan desain factorial adalah untuk menentukan apakah efek


variabel eksperimen dapat digeneralisasikan di semua tingkat variabel
kontrol atau tidak. Juga, desain factorial dapat mendemonstrasikan
hubungan dimana eksperimen dengan variabel tunggal .
C. Validitas Eksperimen

Menurut Sukardi (2014:188) hasil eksperimen dengan subjek manusia atau


tingkah laku memepunyai kemungkinan besar bevariasi, apabila peneliti tidak bisa
memisahkan antara variabel yang diperlukan dari variabel luar di sekitar proses
eksperimen. Padahal secara ideal, suatu eksperimen dikatakan valid apabila:

1) Hasil yang dicapai hanya diakibatkan oleh karena variabel bebas yang
dimanipulasi secara sistematis,

2) Hasil akhir eksperimen harus dapat digeneralisasikan pad kondisi


eksperimen yang berbeda.

Untuk mencapai hal yang ideal di atas, ada dua syarat agar hasil suatu
eksperimen dapat mencapai hal yang baik dan tidak bervariasi. Kedua syarat yang
dimaksud adalah perlunya validitas internal dan validitas eksternal yang terjaga
selama proses penelitian eksperimen.

a. Validitas Internal

Menurut Paydnya dan Gusti (2018: 5) validitas internal (internal


validity) mutlak diperlukan pada rancangan penelitian eksperimen, untuk
mengetahui apakah manipulasi eksperimen yang dilakukan pada saat studi ini
memang benar-benar menimbukan perbedaan.

Menurut Sukardi (2014:188) Suatu penelitian dikatakan mempunyai


validitas internal tinggi, apabila kondisi berbeda pada variabel terikat dari
subjek yang diteliti merupakan hasil langsung dari adanya manipulasi variabel
bebas. Missal, penelitian pendidikan tentang pengaruh metode mengajar
alternatif dan metode mengajar yang biasa diberikan guru terhadap hasil belajar
siswa. Jika validitas internal tinggi, maka perbedaan hasil belajar di antara grup
eksperimen dan grup control, hanya disebabkan adanya pengaruh dari kedua
variabel metode mengajar. Hal ini dapat dicapai apabila validitas internal tetap
dijaga sehingga perubahan hasil belajar pada siswa hanya disebabkan oleh
adanya perubahan pada variabel bebas.
Validitas internal penelitian eksperimen dapat terjadi karena adanya
delapan faktor penting sebagai sumber variasi. Kedelapan faktor tersebut,
yaitu:

1) Faktor sejarah atau history dari subjek yang diteliti,

2) Proses kematangan, diartikan sebagai perubahan mental atau fisik yang


dapat terjadi pada subjek dalam periode selang waktu tertentu.
Perubahan tersebut dapat mempengaruhi penampilan subjek pada
pengukuran varianel terikat.

3) Prosedur pretesting, diartikan sebagai kenaikan skor pasca-uji yang


merupakan hasil dari subjek yang diberikan pra-uji dari perlakuan.

4) Instrument pengukur yang digunakan, diartikan sebagai tidak


reliabelnya atau tidak konsistensinya instrument pengukuran yang
mengakibatkan tidak penilaian yang diberikan.

5) Adanya kecendrungan terjadinya statistic regresi pada individu, terajdi


bila subjek-subjek yang diseleksi berdasarkan skor tertinggi cenderung
memperoleh skor terendah pada pasca-uji atau sebaliknya.

6) Perbedaan pemilihan subjek, hal ini terjadi bila subjek yang dipilih
melalui kelompok dan bukan secara individual. Kelompok-kelompok
tersebut mungkin berbeda sebelum studi dimulai, dan perbedaan dini
ini paling tidak dihitung secara parsial pada perbedaan pasca-uji.

7) Perbedaan lainnya disebabkan adanya mortalitas dalam proses


eksperimen, diartikan adanya kenyataan subjek-subjek yang hilang
selama studi dialkukan. Kehilangan ini mempunyai pengaruh
signifikan terhadap hasil studi.

8) Terjadinya interaksi di antara faktor-faktor di atas, termasuk


kematangan sejarah, pemilihan dan sebagainya.
Kedelapan faktor ini perlu dikontrol agar variabel yang direncanakan
dapat mengakibatkan terjadinya perubahan pada variabel terikat.

b. Validitas Eksternal

Menurut Payadnya dan Gusti (2018: 5) variabel eksternal (external


validity) berkaitan dengan bagaimana kerepresentatifan penemuan penelitian
dan berkaitan pula dengan menggeneralisasikan pada kondisi yang sama.

Menurut Sudarajat dan Subana (2009: 108) validitas eksternal menujuk


pada keadaan di mana hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau dapat
diterapkan pada kelompok-kelompok lingkungan luar (bukan lingkungan
eksperimen). Validitas eksternal terdiri dari dua tipe, yaitu validitas ekologis.
Validitas populasi menanyakan pertanyaan, “apakah subjek populasi dapat
diarapkan mempunyai kesamaan seperti subjek-subjek sampel eksperimen?”
validitas ekologis adalah mengenai generalisasi eksperimental terhadap kondisi
lingkungan lain. Validitas ekologis menanyakan pertanyaan, “pada kondisi
yang bagaimana (yaitu: perangkat-perangkat, perlakuan, eksperimentor,
variabel terikat, dst) dapat diharapkan mempunyai hasil yang sama?” hal yang
mempengaruhi validitas eksternal dapat disajikan berikut ini.

1) Interaksi pra-uji perlakuan, ini terjadi bila subjek-subjek mempunyai


perbedaan menjawab atau beraksi terhadap perlakuan karena mereka
telah diberikan prauji. Pengaruh perlakuan berbeda karena ada
subjek yang tidak diberikan prauji.

2) Interaksi seleksi perlkuan, ini terjadi bila kelompok yang diseleksi


tidak mewakili populasi yang diinginkan dalam eksperimen.
Ketidakterwakilan ini akan menghasilkan penemuan-penemuan
eksperimen hanya baik untuk sampel saja tidak bisa
digeneralisasikan.

3) Kekhususan variabel-variabel, ini dimaksudkan pada kenyataan


bahwa studi tertentu dilaksanakan dengan kekhususan subjek,
kekhususan alat instrument yang digunakan, kekhususan waktu, dan
kekhususan lingkungan. Kehususan ini dapat merintangi
generalisasi.

4) Susunan reaktif, ini dimaksudkan adanya perangkat eksperimen


tiruan dan subjek mengetahui bahwa mereka seang berpartisipasi
dalam eksperimen.

5) Gangguan perlakuan ganda, ini terjadi bila subjek yang sama


memperoleh lebih dari satu perlakuan sehingga ada pengaruh dari
satu perlakuan terhadap perlakuan berikutnya.

\
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan


dan pelaksanaan penelitian. Penelitian eksperimen bersifat validation atau
menguji, yaitu menguji pengaruh satu atau lebih variabel terhadap variabel lain.
Variabel yang mempengaruhi dikelompokkan sebagai variabel bebas (independent
variables), dan variabel yang dipengaruhi dikelompokkan variabel yang terikat
(dependent variables).

Mengenai model desain penelitian yang jumlahnya 12 model dan terbagi


dalam tiga kelompok besar, yaitu pra eskperimen, ekperimen, dan ekperimen
semu (quasi expriment).

Dalam penelitian eksperimen mempunyai dua validtas yaitu validitas


internal dan validitas eksternal.

B. Saran

Dalam pembuatan makalah ini, penulis menyadari masih banyak dan jauh
dari kata sempurna, mungkin baik dalam penulisan maupun dalam hal isi materi
yang penulis paparkan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
untuk makalah ini, agar kedepannya penulis dapat memperbaikinya dengan baik.

Walaupun makalah ini masih jauh dari kata sempurna, akan tetapi mudah-
mudahan makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis maupun pembaca. Atas
perhatiannya penulis haturkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Bahruddin & Asep. 2014. Metoden Penelitian Kuantitaif Aplikasi dalam


Pendidikan. Yogyakata: Deepublish.
Darmadi,Hamid.2014.Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung:
Alfabeta.
Misbahuddin, dan Iqbal Hasan. 2013. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik.
Jakarta: Bumi Aksara.
Sudrajat & Subana. 2009. Dassr-dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: CV Pustaka
Setia.
Sukardi.2014.METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN.Jakarta:PT Bumi
Aksara.
Suryabrata, Sumadi. 2013. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Rajagrafinfo
Persada.
Payadnya & Gusti. 2018. PANDUAN PENELITIAN BESERTA ANALISIS
STATISTIK DENGAN SPSS. Yogyakarta: CV Budi Utama.
Widi, Restu Kartiko. 2010. Asas Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai