Anda di halaman 1dari 7

Fauziarti Azimah

6A
1610311016
MANAJEMEN PELAYANAN PIMER DAN CFR : suatu angka yang dinyatakan ke dalam
PATIENT SAFETY persentase yang berisikan data orang mengalami
Berawal dari susu yang kadaluarsa kematian akibat suatu penyakit tertentu.
Patient safety : bebas dari cidera aksidental atau
Pak Hadi adalah ayah dari bayi berusia 9
menghindarkan cidera pada pasien akibat perawatan
bulan. Pada 6 Juli lalu, putrinya menderita diare dan
medis dan kesalahan pengobatan.
dibawa ke Puskesmas. Selama di Puskesmas Pak Hadi
merasa tidak puas karena lamanya waktu tunggu, Pneumonia : penyakit infeksi yang menyerang paru,
pelayanan yang tidak ramah dan kondisi puskesamas sehingga menyebabkan kantung udara di dalam paru
yang tidak nyaman. Setelah diperiksa oleh Dokter meradang dan membengkak
Puskesmas, bayinya sudah dalam kondisi dehidrasi
sehingga dirujuk ke RS Melati.
Identifikasi masalah
Pak Hadi merasa cemas karena ia pernah
membaca, bahwa tahun 2014 angka kematian bayi 1. Mengapa selama di Puskesmas Pak Hadi
(AKB) masih cukup tinggi, yaitu 25 kematian per 1000 merasa tidak puas karena lamanya waktu
kelahiran hidup dan sekitar 40% penyebab kematian tunggu, pelayanan yang tidak ramah dan
bayi dikarenakan oleh penyakit infeksi, yaitu kondisi puskesamas yang tidak nyaman
pneumonia dan diare. Kejadian Luar Biasa (KLB) 2. Mengapa setelah diperiksa oleh Dokter
diare juga masih sering terjadi, dengan Case Fatality Puskesmas, bayinya sudah dalam kondisi
Rate (CFR) yang masih tinggi. Berbagai program dehidrasi sehingga dirujuk ke RS Melati.
pemerintah sudah dilaksanakan untuk pencegahan 3. Bagaimana angka kematian bayi pada tahu
diare ini diantaranya PHBS, penyehatan lingkungan, 2019 ? Apakah penyakit infeksi masih
imunisasi, pemberian oralit dan lain-lain menjadi penyebab terbesar?
4. Mengapa Kejadian Luar Biasa (KLB) diare
Bayi Pak Hadi mendapatkan susu formula
juga masih sering terjadi, dengan Case
buatan X di Rumah Sakit Melati Tetapi kondisi
Fatality Rate (CFR) yang masih tinggi bisa
bayinya bertambah buruk. Belakangan diketahui
terjadi?
bahwa masa kadaluarsa susu itu sudah lewat satu
5. Berbagai program pemerintah sudah
bulan. Pak Hadi menduga, akibat mengonsumsi susu
dilaksanakan untuk pencegahan diare ini
itu kondisi bayinya bertambah buruk. Dia sudah
diantaranya PHBS, penyehatan lingkungan,
menanyakan persoalan ini kepada petugas kesehatan di
imunisasi, pemberian oralit dan lain-lain
RS tersebut dan meminta catatan medis anaknya,
6. Mengapa susu formula buatan X di Rumah
namun tidak mendapat jawaban yang memuaskan. Dia
Sakit Melati Tetapi kondisi bayinya
juga meminta bertemu dengan Direktur RS Melati,
bertambah buruk.
tetapi karyawan RS Melati mengatakan bahwa
7. Apakah dampak mengkonsumsi susu
direkturnya sedang menghadiri seminar di luar kota.
kadaluarsa susu sudah lewat satu bulan
Pak Hadi akhirnya memindahkan bayinya ke RS lain.
8. Mengapa Pak Hadi menduga, akibat
Pekan lalu, Pak Hadi meminta bantuan Lembaga
mengonsumsi susu itu kondisi bayinya
Bantuan Hukum (LBH) di kotanya untuk
bertambah buruk
menyelesaikan masalah ini secara hukum.
9. Mengapa Pak Hadi tidak mendapat jawaban
Pak Hadi adalah masyarakat awam tetapi dia yang memuaskan dari pihak RS?
juga sangat mengerti dengan mutu pelayanan publik 10. Bagaimana seharusnya tanggapan dari
terutama pelayanan kesehatan. Dalam kasus di atas ada pihak RS menghadapi kasus seperti kasus
beberapa dimensi mutu pelayan yang dilanggar oleh Pak Hadi?
rumah sakit dan kurangnya penerapan patient safety . 11. Mengapa Pak Hadi meminta bantuan
Menurut Pak Hadi seharusnya ada pedoman pelayanan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) di
kesehatan yang berkaitan dengan dimensi mutu dan kotanya untuk menyelesaikan masalah ini
patient safety di Puskesmas dan rumah sakit. secara hukum
12. Bagaimana mutu pelayanan publik terutama
Bagaimana anda menjelaskan kondisi di atas?
pelayanan kesehatan seharusnya?
13. Apa saja dimensi mutu pelayan yang
dilanggar oleh rumah sakit? Mengapa
Terminologi
kurangnya penerapan patient safety .
14. Bagaimana seharusnnya penerapan
patient safety tersebut?
Fauziarti Azimah
6A
1610311016
15. Apakah ada pedoman pelayanan kurang dan pegawai yang mempunyai tugas
kesehatan yang berkaitan dengan dimensi rangkap, 3 fasilitas kesehatan dan jenis obat-
mutu dan patient safety di Puskesmas dan
rumah sakit.
obatan kurang lengkap dan terkesan lambat,
sehingga masyarakat merasa kurang puas.
Kepuasan pasien merupakan tujuan utama
Brainstorming puskesmas dengan harapan agar pasien
1. Puskesmas sebagai pusat pelayanan melakukan kunjungan ulang ke puskesmas.
kesehatan mempunyai dua fungsi, Hal ini dibuktikan oleh Prastiwi dan Ayubi
yaitu fungsi pelayanan publik dan (2008) yang menyimpulkan bahwa pasien
fungsi pelayanan klinis atau medikal. yang puas akan membuat pasien setia untuk
Indikasi kualitas pelayanan di tetap menggunakan jasa yang diberikan oleh
puskesmas dapat tercermin dari puskesmas. Pasien yang puas terhadap
persepsi pasien atas layanan pelayanan kesehatan akan berpeluang untuk
kesehatan yang yang diterima. Dari berminat melakukan kunjungan ulang ke
persepsi ini, pasien dapat Puskesmas Wisma Jaya kota Bekasi Proses
memberikan penilaian tentang pelayanan yang kurang berkualitas
kualitas pelayanan. berdampak pada ketidakpuasan pasien,
Kualitas pelayanan kesehatan sehingga pasien tidak berminat melakukan
puskesmas dalam rangka pemenuhan kunjungan ulang untuk berobat.
keperluan pelayanan kesehatan 13. lima dimensi utama yang teridentifikasi
masyarakat ditentukan oleh dua sekaligus yang menentukan kualitas mutu
faktor. Pertama adalah faktor pelayanan (Tjiptono (2007)
puskesmas yang berhubungan dengan
kualitas pelayanan kesehatan dan a. Tangibles (Berwujud) Dimensi
tingkat kepuasaan pasien. Artinya, tangibles sangat penting dalam
selama kualitas pelayanan kesehatan penilaian mutu pelayanan rumah sakit
memenuhi kepuasan pasien, maka khususnya dalam pelayanan dirawat
tingkat kesesuaian akan tinggi dan jalan yang diberikan kepada pasien,
puskesmas diperlukan oleh karena hal pertama yang menunjang
masyarakat. kepuasan seseorang adalah
. Kedua adalah faktor adanya kenyamana terhadap penampilan
perubahan (transisi) demografi, 2 fisik dari fasilitas maupun tenaga
epidemiologi, sosio-ekonomi serta kesehatan. Menurut Tjiptono (2007),
nilai dan sikap kritis masyarakat akan tangibles (berwujud) meliputi
menciptakan keperluan-keperluan penampilan fisik fasilitas,
pelayanan kesehatan yang sangat kelengkapan peralatan, personil, dan
komplek dan beragam. Dengan meteri komunikasi.
demikian, kedudukan dan peran b. b. Reliabillity (Keandalan)
kualitas pelayanan puskesmas Ketepatan, ketelitian, dan kepastian
sangatlah penting untuk dilaksanakan dari petugas dalam memberikan
(Santoso, 2010). pelayanan sangat penting, mengingat
waktu adalah hal yang sangat
kualitas pelayanan kesehatan di Pusksesmas berharga sehingga hal ini juga harus
Desa Genting Tanah Kabupaten Kutai diperhatikan terutama dalam bidang
Kartanegara belum mampu memberikan kesehatan. Menurut Tjiptono (2007),
kepuasan kepada masyarakat. Hal ini reliability (keandalan) yaitu
dikarenakan tenaga kesehatan yang masih
Fauziarti Azimah
6A
1610311016

kemampuan untuk memberikan dan konsumen dengan berupaya


melakukan pelayanan yang dijanjikan memahami keinginannya sehingga
dengan segera, terpercaya, akurat, dimensi emphaty juga sangat penting.
dan memuaskan. Pasien datang untuk daftar agar
c. c. Responsiveness (Daya Tanggap) secepatnya mendapatkan pelayanan
Merefleksikan komitmen untuk berobat jalan karena ingin
memberikan pelayanan yang tanggap mengutarakan atau memeriksa
akan keinginan dan kesiapan petugas keluhan/penyakit yang dirasakan.
untuk melayani pasien, dalam hal ini Menurut Tjiptono (2007) emphaty
yaitu merefleksikan persiapan rumah (kesediaan untuk perduli), yaitu
sakit sebelum memberikan pelayanan memberikan perhatian pribadi bagi
khususnya pelayanan pasien di rawat pelanggan seperti kemudahan dalam
jalan. Menurut Tjiptono (2007), hubungan komunikasi, usaha untuk
responsiveness (daya tanggap) yaitu memahami kebutuhan dan keinginan
kemauan/kesigapan dan kemampuan pelanggan.
para petugas untuk membantu
pelanggan dan memberikan 15.Pedoman mengenai patients safety di
Indonesia ada, dikeluarkan oleh Kementerian
pelayanan dengan cepat dan tanggap. Kesehatan edisi 3 tahu 2015.
d. d. Assurances (Jaminan/Keyakinan) Dalam pedoman tsb dijelaskan bahwa
Jaminan/Keyakinan sangat keselamatan pasien terkait dengan
dibutuhkan oleh pasien terutama asuhan pasien, insiden yang dapat
dalam bagaimana menjalankan dicegah atau yang seharusnya tidak
pelayanan yang dimana untuk terjadi, dan sudah dikategorikan
menekankan pada kemampuan sebagai suatu disiplin
penyedia jasa dan membangkitkan Dasar hokum
rasa percaya dan keyakinan diri Undang – Undang nomor 44 Tahun
pasien bahwa pihak penyedia jasa 2009 tentang Rumah Sakit,
terutama petugasnya mampu Permenkes 1691 / VIII / 2011
memenuhi kebutuhan pasiennya, Tentang KESELAMATAN PASIEN
memberikan pelayanan dengan RUMAH SAKIT
kepastian, dan bebas dari keragu- Undang - Undang No 29 Tahun 2004
raguan sekligus membiarkan pasien Tentang Praktik Kedokteran
menunggu tanpa adanya suatu alasan
yang jelas yang dapat menyebabkan 14. Standar keselamatan pasien
persepsi yang negatif dalam kualitas tersebut terdiri dari tujuh standar yaitu :
pelayanannya. Menurut Tjiptono 1. Hak pasien
(2007), assurance 2. Mendidik pasien dan keluarga
(jaminan/keyakinan) yaitu 3. Keselamatan pasien dan
pengetahuan, kemampuan, dan sifat kesinambungan pelayanan
yang dimiliki para petugas untuk 4. Penggunaan metoda-metoda
menimbulkan kepercayaan dan peningkatan kinerja untuk melakukan
keyakinan evaluasi dan program peningkatan
e. e. Emphaty (Kesediaan untuk keselamatan pasien
Perduli) Semua pasien senantiasa 5. Peran kepemimpinan dalam
ingin diperhatikan dan bersifat meningkatkan keselamatan pasien
individual yang diberikan kepada
Fauziarti Azimah
6A
1610311016

6. Mendidik staf tentang keselamatan Peraturan perundang-undangan memberikan


pasien jaminan kepastian perlindungan hukum terhadap
semua komponen yang terlibat dalam
7. Komunikasi merupakan kunci bagi keselamatan pasien, yaitu pasien itu sendiri,
staf untuk mencapai keselamatan pasien sumber daya manusia di rumah sakit, dan
masyarakat. Ketentuan mengenai keselamatan
Langkah-langkah implementasi pasien dalam peraturan perundang-undangan
keselamatan pasien tersebut adalah: memberikan kejelasan atas tanggung jawab
1. Membangun budaya keselamatan pasien hukum bagi semua komponen tersebut.
(Create a culture that is open and fair).
2. Memimpin dan mendukung staf (Establish a Bantuan Hukum (legal aid) diberikan
clear and strong focus on Patient Safety kepada penerima bantuan hukum yang
throughout your organization)
3. Mengintegrasikan kegiatan-kegiatan
menghadapi masalah hukum
manajemen risiko (Develop systems and keperdataan, pidana, dan tata usaha
processes to manage your risks and identify and negara baik litigasi maupun non-litigasi.
assess things that could go wrong) Pemberi bantuan hukum memberikan
4. Meningkatkan kegiatan pelaporan (Ensure bantuan hukum yang meliputi
your staff can easily report incidents locally and
nationally)
menjalankan kuasa, mendampingi,
5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien mewakili, membela, dan/atau melakukan
(Develop ways to communicate openly with and tindakan hukum lain untuk kepentingan
listen to patients) hukum penerima bantuan hukum.[1]
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang
keselamatan pasien (Encourage staff to use root
cause analysis to learn how and why incidents
Legal aid diselenggarakan oleh Menteri
happen) Hukum dan Hak Asasi Manusia
7. Menerapkan solusi-solusi untuk mencegah (“Menkumham”) dan dilaksanakan oleh
cidera (Embed lessons through changes to pemberi bantuan hukum untuk
practice, processes or systems). membantu penyelesaian permasalahan
11. Ketentuan mengenai keselamatan pasien
hukum yang dihadapi penerima bantuan
juga diatur dalam UU Kesehatan No. 36 tahun hukum.[2]
2009. Beberapa pasal yang berkaitan dengan
keselamatan pasien dalam UU Kesehatan 10. BAB VIII SISTEM PELAPORAN INSIDEN,
tersebut adalah: ANALISA DAN SOLUSIMeng apa pelaporan insiden
1. Pasal 5 ayat (2), menyatakan bahwa setiap penting? Karena pelaporan akan menjadi awal proses
orang mempunyai hak dalam memperoleh pembelajaran untuk mencegah kejadian yang sama
pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan terulang kembali.Bag aimana memulainya ? Dibuat
terjangkau. suatu sistem pelaporan insiden di rumah sakit meliputi
2. Pasal 19, menyatakan bahwa pemerintah kebijakan, alur pelaporan, formulir pelaporan dan
bertanggung jawab atas ketersediaan segala prosedur pelaporan yang harus disosialisasikan pada
bentuk upaya kesehatan yang bermutu, aman, seluruh karyawan.Apa yang harus dilaporkan ?
efisien, dan terjangkau. Insiden yang dilaporkan adalah kejadian yang sudah
3. Pasal 24 ayat (1), menyatakan bahwa tenaga terjadi, potensial terjadi ataupun yang nyaris
kesehatan harus memenuhi ketentuan kode etik, terjadi.Siapa yang membuat Laporan Insiden ?S iapa
standar profesi, hak pengguna pelayanan saja atau semua staf RS yang pertama menemukan k
kesehatan, standar pelayanan, dan standar ejadian/insiden Siapa saja atau semua staf yang terlibat
prosedur operasional. dalam kejadian/insidenBag aimana cara membuat
4. Pasal 53 ayat (3), menyatakan pelaksanaan Laporan Insiden (Incident Report)? Karyawan
pelayanan kesehatan harus mendahulukan diberikan pelatihan menganalisis sistem pelaporan
keselamatan nyawa pasien. insiden mulai dari maksud, tujuan dan manfaat
5. Pasal 54 ayat (1), menyatakan bahwa laporan, alur pelaporan, bagaimana cara mengisi
penyelenggaraan pelayanan kesehatan formulir laporan insiden, kapan harus melaporkan,
dilaksanakan secara bertanggung jawab, aman, pengertian pengertian yang digunakan dalam sistem
bermutu, serta merata dan non diskriminatif. pelaporan dan cara menganalisa laporan.
Fauziarti Azimah
6A
1610311016
Masalah yang sering menghambat dalam Laporan RUMAH SAKIT (Eksternal) Laporan hasil investigasi
Insiden Laporan dipersepsikan sebagai "pekerjaan sederhana / analisis akar masalah / RCA yang terjadi
perawat" Laporan sering disembunyikan / underreport, pada pasien dan telah mendapatkan rekomendasi dan
karena takut disalahkan. Laporan sering terlambat solusi oleh Tim KP di RS (internal) / Pimpinan RS.
Bentuk laporan miskin data karena adanya budaya Laporan dilakukan dengan melakukan entry data ( e-
menyalahkan(blame culture reporting) dikirim ke KKPRS melalui website
www.buk.depkes.go.id dengan menggunakan
1. Apabila terjadi suatu insiden username dan password untuk menjamin kerahasiaan
(KNC/KTD/KTC/KPC) di rumah sakit, wajib segera informasi.
ditindaklanjuti (dicegah / ditangani) untuk mengurangi
dampak / akibat yang tidak diharapkan. 30
2. Setelah ditindaklanjuti, segera buat laporan 1. 7. Mual
insidennya dengan mengisi Formulir Laporan Insiden
pada akhir jam kerja / shift kepada Atasan langsung. Efek bayi minum susu formula basi yang
(Paling lambat 2 x 24 jam ); jangan menunda laporan3.
Setelah selesai mengisi laporan, segera serahkan paling mungkin adalah munculnya rasa
kepada Atasan langsung pelapor. (Atasan langsung
disepakati sesuai keputusan Manajemen : Supervisor / mual. Hal ini dikarenakan masuknya kuman
KepalaBagian / Instalasi/ Departemen / Unit).4.
ke dalam tubuh. Kuman-kuman tersebut
Atasan langsung akan memeriksa laporan dan
melakukan gradingrisiko Terhadap insiden yang akan menginfeksi usus dan memicu
dilaporkan.
peradangan hingga timbullah rasa mual pada
Hasil grading akan menentukan bentuk investigasi dan
analisa yang akan dilakukan sebagai berikut : perut. Sayangnya, bayi tidak bisa
(pembahasan lebih lanjut lihat BAB III) Grade biru :
Investigasi sederhana oleh Atasan langsung, waktu mengungkapkan apa yang dirasakan.
maksimal 1 minggu.Gr ade hijau : Investigasi
sederhana oleh Atasan langsung, waktu maksimal 2 Kondisi ini mungkin akan ditunjukkan lewat
mingguGr ade kuning : Investigasi tangisan, rewel, susah makan dan sulit tidur.
komprehensif/Analisis akar masalah/RCA oleh Tim
KP di RS, waktu maksimal 45 hariGr ade merah : 2. Diare
Investigasi komprehensif/Analisis akar masalah/RCA
Dampak selanjutnya dari minum susu
oleh Tim KP di RS, waktu maksimal 45 hari6. Setelah
selesai melakukan investigasi sederhana, laporan hasil formula basi yakni diare. Keracunan susu
investigasi dan laporan insiden dilaporkan ke tim KP
di RS formula mempengaruhi proses pencernaan
7. Tim KP di RS akan menganalisa kembali hasil
Investigasi dan Laporan insiden untuk menentukan dalam tubuh. Mikroorganisme akan
apakah perlu dilakukan investigasi lanjutan (RCA)
dengan melakukan Regrading.8. Untuk grade Kuning menginfeksi dinding usus menyebabkan
/ Merah, Tim KP di RS akan melakukan Analisis akar
masalah / Root Cause Analysis (RCA).9. Setelah meningkatnya frekuensi buang air besar.
melakukan RCA, Tim KP di RS akan membuat Tekstur tinja juga menjadi encer. Diare ini
laporan dan Rekomendasi untuk perbaikan serta
"Pembelajaran" berupa : Petunjuk / "Safety alert" bisa berlangsung selama beberapa hari.
untuk mencegah kejadian yang sama terulang kembali
3. Nyeri Perut
10. Hasil RCA, rekomendasi dan rencana kerja
dilaporkan kepada Direksi.11. Rekomendasi untuk Efek lain yang tak kalah menyiksa adalah
"Perbaikan dan Pembelajaran" diberikan umpan balik
kepada unit kerja terkait serta sosialisasi kepada nyeri perut. Bayi akan merasakan perutnya
seluruh unit di Rumah Sakit.12. Unit Kerja membuat
analisa dan trend kejadian di satuan kerjanya masing – melilit. Hal ini dikarenakan adanya aktvitas
masing13. Monitoring dan Evaluasi Perbaikan oleh
Tim KP di RS.2. ALUR PELAPORAN INSIDEN KE bakteri dalam perut sehingga bayi akan
KKPRS – KOMITE KESELAMATAN PASIEN
Fauziarti Azimah
6A
1610311016

terus-menerus menangis dan cenderung Efek bayi minum susu formula basi
memegang perutnya. berikutnya adalah kehilangan nafsu makan.

4. Rewel Keracunan makanan membuat perut bayi

Ada banyak faktor yang memicu seorang terasa sakit, badannya lemas bahkan

bayi menjadi rewel. Misalnya saja saat bayi mengalami diare. Biasanya bayi juga

merasa capek, lapar, ngompol atau mungkin cenderung sulit makan atau mungkin

sakit. Tugas ibu adalah memastikan menolak ASI. Apabila kondisi ini dibiarkan

penyebab bayi rewel. Biasanya jika rewel saja maka bayi bisa kekurangan gizi. Maka

tidak kunjung berhenti dan diikuti gejala lain itu harus segera diperiksakan ke dokter.

seperti suhu badan naik, diare, tubuh Badan lemas dan menggigil

berkeringat dingin maka kemungkinan si Keracunan susu formula juga membuat

kecil mengidap penyakit tertentu. Dan bisa badan bayi jadi lemas, tampak lesu dan tidak

jadi disebabkan keracunan makanan. bergairah. Biasanya bayi jadi malas


beraktivitas. Ia cenderung rewel dan tidak
5. Muntah-muntah
mau tidur. Bahkan tak jarang tubuh ikut
Sebenarnya efek yang ditimbulkan dari
menggigil. Sebaiknya ibu berikan selimut.
mengonsumsi susu formula basi berbeda-
Tempatkan si kecil di ruang yang nyaman
beda bergantung pada tingkat keparahannya.
dan tidak terlalu ramai. Apabila suhu
Apabila susu tersebut sudah sangat rusak
badannya terlalu tinggi maka periksakan ke
(dalam artian basi selama berjam-jam) dan si
dokter.
kecil mengonsumsinya dalam volume besar
maka efeknya juga lebih ekstrim. Salah satu 8. BAB dengan darah

yang mungkin adalah muntah-muntah. Gejala yang cukup mengkhawatirkan yakni


si kecil buang air besar (BAB) dengan
Muntah tak selalu menjadi tanda buruk. diikuti keluarnya darah. Apabila bayi mulai
Justru dengan muntah maka racun akan menunjukkan gejala tersebut berarti
dikeluarkan dari tubuh. Dan hal ini bisa kondisinya sudah parah. Segera bawa ke
membuat kondisi membaik. Disarankan ibu dokter sebelum keadaannya semakin
untuk segera membawa si kecil ke dokter memburuk.
guna mendapatkan penanganan tepat.
9. Sesak nafas
6. Kehilangan nafsu makan
Fauziarti Azimah
6A
1610311016

Sesak nafas tidak selalu menjadi tanda dari ini rentan terjadi saat susu basi mulai
penyakit asma. Seorang bayi yang meracuni tubuh dan bakteri menginfeksi,
keracunan susu formula juga memungkinkan sehingga efeknya detak jantung menjadi tak
menunjukkan gejala sesak nafas apabila ia beraturan.
mengonsumsi susu tersebut dalam volume
besar. Sebaiknya ibu waspada dan segera
membawa bayi berobat ke dokter.

10. Dada terasa nyeri


Efek selanjutnya yang mungkin terjadi
adalah dada terasa nyeri. Apabila
mikroorganisme telah menyebarkan infeksi
secara berlebihan maka bayi akan
mengalami rasa tertekan pada dadanya.
Untuk mengatasinya sebaiknya periksakan
bayi pada dokter.

11. Wajah pucat


Wajah pucat juga menjadi tanda bayi
keracunan akibat minum susu formula basi.
Infeksi menyebabkan bayi mengalami diare
yang pada akhirnya meningkatkan risiko
dehidrasi. Apabila si kecil mengalami
dehidrasi maka kulitnya cenderung pucat.
Cukupi cairan tubuh bayi dengan
memberikan oralit (untuk bayi berusia diatas
6 bulan) atau berkonsultasilah dengan
dokter.

12. Gangguan irama jantung


Mengonsumsi susu formula basi juga dapat
memicu gangguan irama jantung. Keadaan

Anda mungkin juga menyukai