Syndrome
LAPORAN KASUS
Oleh :
Pembimbing
i
Gangguan Konduksi Av Block pada Acute Coronary
Syndrome
LAPORAN KASUS
Disusun untuk melaksanakan tugas Kepaniteraan Klinik Madya
SMF Ilmu Penyakit Dalam di RSD dr.Soebandi Jember
Oleh:
Linda Sekar Arum
NIM 132011101061
Dokter Pembimbing:
dr. Dandy Hari Hartono Sp.JP
ii
DAFTAR ISI
JUDUL ................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB 1. PENDAHULUAN ....................................................................................1
BAB 2. LAPORAN KASUS ..................................................................................3
2.1. Identitas penderita ......................................................................................3
2.2. Anamnesis .................................................................................................3
2.3. Pemeriksaan fisik .......................................................................................5
2.4. Pemeriksaan penunjang .............................................................................8
2.5. Resume ....................................................................................................12
2.6. Diagnosis kerja ........................................................................................13
2.7. Penatalaksanaan .......................................................................................13
2.8. Prognosis .................................................................................................14
2.9. Follow Up .................................................................................................14
BAB 3.PEMBAHASAN .......................................................................................15
3.1 Infark Miokard Akut .................................................................................16
3.2 AV block ...................................................................................................25
BAB 4. KESIMPULAN .......................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................34
iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1
BAB 2. LAPORAN KASUS
2.2 Anamnesis
Autoanamnesis dan heteroanamnesis dilakukan kepada pasien dan anak pasien pada
tanggal 16 Desember 2017 (H3MRS) di Ruang A RSDS Jember.
b. Leher
1) KGB : tidak ada pembesaran
2) Tiroid : tidak ada pembesaran
3) JVP : tidak meningkat
c. Dada
1) Jantung :
a) Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
b) Palpasi : iktus kordis teraba di ICS VI MCL S, kuat angkat
c) Perkusi : dalam batas normal
d) Auskultasi : S1S2 tunggal, reguler, suara tambahan (-)
2) Paru :
4
Ventral Dorsal
Inspeksi: Inspeksi:
Simetris Simetris
Retraksi -/- Retraksi -/-
Ketinggalan gerak -/- Ketinggalan gerak -/-
Palpasi: P: Palpasi:
Fremitus raba Fremitus raba
N N N N
N N N N
N N N N
Perkusi : Perkusi :
S S S S
S S S S
S S S S
S S S S S S S S
S S S S
5
Ventral Dorsal
Auskultasi : Auskultasi :
V V V V
V V V V
V V V V
V V V V V V V V
V V V V
Rhonki Rhonki
- - - -
- - - -
- - - -
- - - - - - - -
- - - -
Wheezing Wheezing
- - - -
- - - -
- - - -
- - - - - - - -
- - - -
6
2.3 Pemeriksaan Penunjang
2.3.1 Pemeriksaan Laboratorium
Tabel 2.2 Hasil Laboratorium Pasien Tanggal 14 Desember 2017
Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Satuan Metode
Hematologi
Hematologi
Lengkap ( HLT)
Hemoglobin 12.8 gr/dL Oto/man*drabkins
Lekosit 5.1 109/L Oto/man*truk
Hematokrit 35.8 % Oto mikro
Trombosit 320 109/L Oto/man*indirect
8
Gambar 2.3 EKG Tanggal 14/12/17 (RSDS Jember)
2.4 Resume
2.4.1 Temporary Problem List
1) Anamnesis
a. Laki-laki usia 45 tahun
b. Nyeri dada tipikal angina
c. Nyeri ulu hati
d. Mual
e. Lemas
f. Riwayat hiperkolesterol sejak 5 tahun yang lalu
2) Pemeriksaan Fisik
a. Batas jantung normal
9
b. Perkusi paru kanan dan kiri redup
3) Pemeriksaan Penunjang
a. EKG (14/12/17) frekuensi 90x/menit, serta ST elevasi di segmen lead II, III,
dan avF, St depresi lead 1, AVL, V1-V6.
2.4.2 Permanent Problem List
1) ACS STEMI Inferior
2) ACS NSTEMI Anterior Luas
3) 1st Degree AV Block
10
perjalanan penyakit, perawatan, prognosis, komplikasi serta usaha pencegahan
komplikasi
3) Mengedukasi pasien untuk selalu kontrol ke poli jantung dan penyakit dalam
4) Menjaga kondisi lingkungan sekitar pasien agar mendukung penyembuhan pasien
2.7 Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad Sanationam : dubia ad malam
BAB 3. PEMBAHASAN
12
impuls ke ventrikel sehingga terjadi pemanjangan Pr interval pada Av blok derajat 1.
Bedasarkan penelitian 15 % kasus Infark Myocard inferior dapat menimbulkan terjadinya
Av blok derajat 1.
Gambar 4.1
Gambar 4.2
13
interval PR konstan tetapi durasi melebihi di atas batas 0,2 detikatau bisa dikatakan
interval Pr memanjang. Pr interval memanjang ini terjadi akibat terdapat blokade disepanjang
jalur pengahantaran impuls Av node sehingga depolarisasi gelombang atrium ke ventrikel
terganggu. Terjadinya hambatan ini bisa disebabkan salah satunya oleh ACS. Apabila terjadi
hambatan pada pembuluh darah yang memasok Av node seperti RCA dan LCX akan terjadi
pemanjangan dalam konduksi impuls. Namun terjadinya hambatan impuls disini pada
akhirnya masih dihantarkan ke ventrikel. Gejala Klinis Sulit dideteksi secara klinis
adakalanya Bunyi jantung pertama bisa lemah. Penatalaksanaan meliputi Tidak ada
tindakan yang diindikasikan. Interval PR harus dimonitor ketat terhadap kemungkinan
blok lebih lanjut.
Gambar 4.3
4.1.b Patofisiologi Sindrom Koroner Akut menyebabkan terjadinya gangguan
konduksi Av Block derajat 2
Pada blokade AV derajat dua tidak semua impuls atrium dapat melewati nodus AV
menuju ventrikl. Karena beberapa gelombang P gagal dihantarakan ke dalam ventrikel .
Terdapat dua tipe blokade AV derajat dua . Blokade AV derajat dua Mobitz tipe I dan blokade
Mobitz tipe II.
Blokade Wenckebach (Mobitz tipe I) hampir selalu disebabkan oleh blokade
di dalam nodus AV. Namun efek listrik blokade Wenckebach bersifat unik. Blokade
atau hambatan ini bervariasi, atau bertambah kuat pada setiap impuls berikutnya .
Setiap impuls atrium yang berurutan mengalami perlambatan yang sangat panjang di
nodus AV sampai suatu saat satu impuls ( biasanya setiap impuls ketiga atau keempat)
gagal melewatinya. Gambaran yang anda liat pada EKG adalah pemanjangan
geombang PR yang progresif pada setiap denyut , dan kemudian ada gelombang P
yang mendadak tidak diikuti oleh kompleks QRS (“dropped beat”)
14
Terjadinya hambatan ini bisa disebabkan salah satunya oleh ACS. Apabila
terjadi hambatan pada pembuluh darah yang memasok Av node seperti RCA dan
LCX akan terjadi hambatan dalam konduksi impuls. Namun terjadinya hambatan
impuls disini pada akhirnya menghasilkan impuls yang kadang dapat dihantarkan dan
kadang tidak dapat dihantarkan ke ventrikel tergantung luasnya derajad myokard yang
mengalami kerusakan. Penatalaksanaan meliputi Monitor klien terhadap berlanjutnya
blok. Tipe ini biasanya tidak diterapi kecuali sering kompleks QRS menghilang
dengan akibat gejala klinis hipotensi dan penurunan perfusi serebrum. Bila ada gejala
ini maka pada penderita bisa diberikan 0,5 sampai 1,0 mg atropine IV sampai total 2,0
mg.
16
17
BAB IV. KESIMPULAN
. Proses iskemia miokard biasanya terjadi akibat proses aterosklerosis pada pembuluh
darah koroner pada jantung. Proses ini akan mengakibatkan peningkatan resistensi
pembuluh darah koroner sehingga terjadi gangguan aliran darah koroner (Mann et al.,
2015). Untuk mengenali Acute coronary syndrome dan spektrumya kita perlu
mempelajari karakteristik gejala (nyeri dada), melakukan kombinasi pemeriksaan EKG,
biomarker, dan teknik pencitraan lainnya. Tatalaksana pada Acute coronary syndrome
meliputi pemberian antiplatelet, pain killer (morfin),suplemen O2, terapi anti iskemia
(nitrat, beta blocker, antagonis kalsium (untuk kasus UAP/NSTEMI)), antiplatelet, dan
antikoagulan, serta terapi fibrinolitik dan reperfusi. Pada
18
DAFTAR PUSTAKA
1. Mann, Douglas L., Zipes, Douglas P., Libiw, Peter, Bonow, Robert O., Braunwald,
Eugene. 2015. Braunwald’s Heart Disease: A Texboook of Cardiovascular Medicine 10th
Edition. Philadelphia: Elsevier.
3. Setiati, Siti Prof. Dr. dr. , M.Epid., Sp.PD, (K) Ger, Alwi Idrus, Sudoyo, Aru W.,
Simadibrata K., Marcellus, Setiyohadi, Bambang, Syam, Ari Fahrial. 2014. Buku Ajar
Penyakit Dalam Edisi VI Jilid 2. Jakarta : Interna Publishing.
5. Hamm CW et al. 2011. ESC guidlines for the management of acute coronary syndrome
in patients presenting without persistent ST segment elevation. The European Society of
Cardiology.
19