HASIL PENELITIAN
tanggal 3 juli 2019. Wilayah kerja Puskesmas Babakan Sari merupakan tempat
penelitian ini adalah keluarga sebagai responden dari pasien dengan gangguan
Tabel 4.2.1.
NO. variabel n %
1. Ayah 9 22,5
2. Ibu 2o 50,o
3. Anak 3 7,5
4. Suami 3 7,5
5. Istri 5 12,5
Total= 40 100,0
dibawah ini:
Tabel 4.2.2.
NO. variabel n %
1. Laki-laki 14 35,0
2. Perempuan 26 65,0
Total= 40 100,0
Distribusi responden menurut umur dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.2.3.
NO. variabel n %
1. 20-30 3 7,5
2. 31-40 4 10,0
3. 41-50 9 22,5
4. 51-60 13 32,5
5. ≥60 11 27,5
Total= 40 100,0
dibawah ini:
Tabel 4.2.4
NO. variabel n %
1. >UMR 23 70
2. <UMR 17 30
Total= 40 100,0
Tabel 4.2.5.
NO. variabel n %
1. Mendukung 22 55
2. tidak 18 45
Total= 40 100,0
Tabel 4.2.6.
1. Mendukung 22 55
2. tidak 18 45
Total= 40 100,0
Tabel 4.2.7.
NO. variabel n %
1. Mendukung 28 70
2. tidak 12 30
Total= 40 100,0
Tabel 4.2.7 menunjukkan bahwa sebagian besar responden
Tabel 4.2.8.
NO. variabel n %
1. Mendukung 24 60
2. tidak 16 40
Total= 40 100,0
( 30% ).
dengan ekspresi emosi yang rendah hasilnya hanya 17% saja yang kembali
dirawat (M. Sandy Fitra, 2013). Keluarga adalah unit terkecil dalam
keluarga yang diikat dalam satu ikatan itu mempunyai peran dan tugas
hubungan dengan klien adalah orang tua dari klien, hal ini tentu saja
sesuai dengan tugas dan peran dari ayah dan ibu sebagai pemberi rasa
aman bagi setiap anggota keluarga, dan sebagai pangasuh juga pendidik
yang dapat diberikan kepada orang lain. Fungsi afektif tampak melalui
keluarga yang bahagia dan gembira. Melalui fungsi afektif, keluarga dapat
karena setiap orang pasti membutuhkan bantuan afeksi dari orang lain.
yang terus menerus akibat kesibukkan anggota keluarga yang tidak sakit.
Dari hasil pendataan yang dapat diliat bahwa dukungan keliarga yang
cukup adalah dukungan yang diberikan oleh orang tua terutama seorang
ibu.. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan Setiadi (2008), bahwa
ibu adalah seorang pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak,
komunikasi antara seorang ibu dan anak maka dukungan emosional yang
hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dikemukakan diatas. Sehingga
( 45% ).
belum mampu mengetahui dan mengatur jadwal dan jenis obat yang akan
klien gangguan jiwa dapat minum dengan benar dan teratur (Nazir &
baik dalam hal memberikan saran kepada anggota keluarga yang sakit
yang sakit agar meminum obat tepat waktu sesuai anjuran dokter untuk
meminum obat sesuai anjuran dokter, minum tepat waktu, benar dan
apabila individu tidak meminum obat. Hal ini sejalan dengan penelitian
mengalami kekambuhan.
berarti anggota keluarga yang sakit. Dengan begitu, individu akan merasa
misalnya memberi pujian saat individu yang sakit mampu meminum obat
sendiri, tepat waktu dan benar tanpa disuruh. Keluarga juga dapat
untuk bisa cepat sembuh. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan M.
Sandy Fitra (2013) dalam penelitiannya bahwa sikap positif yang diberikan
untuk meminum obat sesuai anjuran dokter. Dari hasil responden kategori
umur, dapat dilihat bahwa umur responden 51-60 tahun lebih banyak
cukup kepada anggota keluarga mereka yang sakit yakni sebanyak 24 orang
(60,0%), sedangkan dukungan instrumental yang baik sebanyak 9 orang
(17,5%).
keluarga yang sakit. Fungsi ekonomi dan fungsi perawatan yang baik akan
kesehatan bagi anggota keluarga yang sakit (Friedman, 2010). Salah satu
sampai 50% klien yang pulang dari rumah sakit dan menjalani perawatan
dirumah tidak meminum obat secara teratur. Padahal sangat penting untuk
responden adalah wanita yang pada kebanyakan adalah ibu rumah tangga.
klien dan umur serta jenis kelamin dapat disimpulkan bahwa yang paling
yang secara umum pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga, sementara yang
anak dari responden atau sibling dari klien. Sedangkan fungsi kesehatan
mampu dijaga dengan baik oleh semua responden dari tiga karakteristik
presentase.
BAB V
5.1. Kesimpulan
keluarga terhadap pasien gangguan jiwa, maka dapat dilihat bahwa dukungan
pasien di rumah.
5.2 Saran