Anda di halaman 1dari 18

BAB V

HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Babakan Sari, pada

tanggal 3 juli 2019. Wilayah kerja Puskesmas Babakan Sari merupakan tempat

dimana peneliti menemukan responden yang memiliki anggota keluarga yang

mengalami gangguan jiwa.

Penelitian ini menggunakan kuesioner dengan pernyataan tentang dukungan

keluarga sesuai dengan keempat indikator yaitu dukungan emosional, dukungan

informasi, dukungan penilaian dan dukungan instrumental. Populasi pada

penelitian ini adalah keluarga sebagai responden dari pasien dengan gangguan

jiwa yakni 40 responden. Pengambilan sampel ini mengikuti kriteria inklusi.

Setelah menjalankan kuesioner dan setelah data terkumpul dilakukan

pemeriksaan data, kemudian dilakukan pengolahan data. Berdasarkan pengolahan

data, peneliti akan menyajikan analisis data secara deskriptif survey.


4.2. Analisis Univariat

4.2.1. Karakteristik Hubungan Responden dengan Klien

Distribusi responden menurut hubungan dengan klien dapat dilihat

pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.2.1.

Karakteristik Responden Berdasarkan Hubungan dengan Klien

NO. variabel n %

1. Ayah 9 22,5

2. Ibu 2o 50,o

3. Anak 3 7,5

4. Suami 3 7,5

5. Istri 5 12,5

Total= 40 100,0

Tabel 4.2.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah

ibu dengan sebanyak 20 orang ( 50,0% ), sedangkan responden lain

adalah Ayah sebanyak 9 orang ( 22,5% ), sedangkan responden anak

sebanyak 3 orang ( 7,5% ), sedangkan responden suami sebanyak 3

orang ( 7,5% ), sedangkan responden istri sebanyak 5 orang ( 12,5% ).


4.2.2. Karakteristik Jenis Kelamin Responden

Distribusi responden menurut jenis kelamin dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 4.2.2.

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

NO. variabel n %

1. Laki-laki 14 35,0

2. Perempuan 26 65,0

Total= 40 100,0

Tabel 4.2.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berjenis

kelamin perempuan yakni sebanyak 26 orang ( 65,0% ) dan laki-laki

sebanyak 14 orang ( 35,0% ).


4.2.3. Karakteristik Umur Responden

Distribusi responden menurut umur dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.2.3.

Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

NO. variabel n %

1. 20-30 3 7,5

2. 31-40 4 10,0

3. 41-50 9 22,5

4. 51-60 13 32,5

5. ≥60 11 27,5

Total= 40 100,0

Tabel 4.2.3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berumur

51-60 tahun yakni sebanyak 13 orang (32,5%), sedangkan responden

berumur 20-30 tahun sebanyak 3 orang (7,5%), responden berumur 31-

40 tahun sebanyak 4 orang (10,0%), dan responden berumur 41-50 tahun

sebanyak 9 orang (22,5%), serta responden berumur ≥60 tahun sebanyak

11 orang (27,5 %).


4.2.4 Karakteristik Penghasilan

Distribusi responden menurut penghasilan dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 4.2.4

Karakteristik Responden Berdasarkan penghasilan

NO. variabel n %

1. >UMR 23 70

2. <UMR 17 30

Total= 40 100,0

Tabel 4.2.4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

berpenghasilan >UMR yakni sebanyak 23 orang ( 70% ) dan yang

berpenghasilan <UMR 17 orang ( 30% ).


4.2.5 Dukungn Emosional

Distribusi dukungan emosional keluarga pada pasien gangguan jiwa

diwilayah kerja Puskesmas Babakan Sari dapat dilihat dibawah ini:

Tabel 4.2.5.

Dukungan Emosional Keluarga

NO. variabel n %

1. Mendukung 22 55

2. tidak 18 45

Total= 40 100,0

Tabel 4.2.5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

mendukung dukungan keluarga yakni sebanyak 23 orang ( 70% ) dan

yang tidak mendukung sebanyak 17 orang ( 30% ).

4.2.6. Dukungan Informasi Keluarga

Distribusi dukungan informasi keluarga pada pasien gangguan jiwa

diwilayah kerja Puskesmas Babakan Sari dapat dilihat dibawah ini:

Tabel 4.2.6.

Dukungan Informasi Keluarga


NO. variabel n %

1. Mendukung 22 55

2. tidak 18 45

Total= 40 100,0

Tabel 4.2.6 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

mendukung dukungan informasi yakni sebanyak 23 orang ( 55% ) dan yang

tidak mendukung sebanyak 18 orang ( 45% ).

4.2.7. Dukungan Penilaian Keluarga

Distribusi dukungan penilaian keluarga pada pasien gangguan jiwa

diwilayah kerja Puskesmas Babakan Sari dapat dilihat dibawah ini:

Tabel 4.2.7.

Dukungan Penilaian Keluarga

NO. variabel n %

1. Mendukung 28 70

2. tidak 12 30

Total= 40 100,0
Tabel 4.2.7 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

mendukung dukungan penilaian yakni sebanyak 28 orang ( 70% ) dan yang

tidak mendukung sebanyak 12 orang ( 30% ).

4.2.8. Dukungan Instrumental Keluarga

Distribusi dukungan instrumental keluarga pada pasien gangguan jiwa

diwilayah kerja Puskesmas Babakan Sari dapat dilihat dibawah ini:

Tabel 4.2.8.

Dukungan Instrumental Keluarga

NO. variabel n %

1. Mendukung 24 60

2. tidak 16 40

Total= 40 100,0

Tabel 4.2.8 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

mendukung dukungan instrumental yakni sebanyak 24 orang ( 60% ) dan

yang tidak mendukung sebanyak 16 orang ( 40% ).


4.3 Pembahasan

4.3.1 Dukungan Emosional Keluarga

Pada penelitian yang dilakukan diwilayah kerja Puskesmas Babakan

Sari, didapati sebagian besar responden memberi dukungan emosional

yang cukup kepada anggota keluarga mereka yang sakit menunjukkan

bahwa sebagian besar responden mendukung dukungan keluarga yakni

sebanyak 23 orang ( 70% ) dan yang tidak mendukung sebanyak 17 orang

( 30% ).

Dukungan emosional yaitu keluarga sebagai sebuah tempat yang

aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu

penguasaan terhadap emosi (Setiadi, 2008). Dukungan emosional

memberikan individu perasaan nyaman, merasa dicintai saat mengalami

depresi (sebagai contoh), untuk itu keluarga dapat memberikan bantuan

dalam bentuk semangat, empati, rasa percaya, perhatian sehingga individu

yang menerimanya merasa berharga (Andriani, 2014). Berdasarkan

penelitian di Inggris dan Amerika, keluarga dengan ekspresi emosi yang

tinggi (bermusuhan, mengkritik, tidak ramah, banyak menekan dan

menyalahkan) hasilnya 57% kembali dirawat di RSJ, sedangkan keluarga

dengan ekspresi emosi yang rendah hasilnya hanya 17% saja yang kembali

dirawat (M. Sandy Fitra, 2013). Keluarga adalah unit terkecil dalam

masyarakat yang hidup dalam satu rumah tangga, mempunyai ikatan

kebersamaan, saling ketergantungan satu terhadap yang lain dan

mempunyai ikatan emosional. Hal ini sejalan dengan teori yang


dikemukakan Wall dalam Padila (2012) bahwa keluarga disatukan oleh

ikatan kebersamaan dan ikatan emosional. Masing-masing anggota

keluarga yang diikat dalam satu ikatan itu mempunyai peran dan tugas

masing-masing anggota keluarga yang harus dijalankan. Terlihat pada

lokasi penelitian, responden yang paling banyak didapat berdasarkan

hubungan dengan klien adalah orang tua dari klien, hal ini tentu saja

sesuai dengan tugas dan peran dari ayah dan ibu sebagai pemberi rasa

aman bagi setiap anggota keluarga, dan sebagai pangasuh juga pendidik

bagi anak-anak, sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Setiadi

(2008). Untuk menjalankan peran dan tugas masing-masing anggota

keluarga dibutuhkan adanya komunikasi yang melibatkan emosi.

Komunikasi yang melibatkan emosi adalah komunikasi yang melibatkan

rasa simpatik dan empati, kepercayaan dan penghargaan sebagai afeksi

yang dapat diberikan kepada orang lain. Fungsi afektif tampak melalui

keluarga yang bahagia dan gembira. Melalui fungsi afektif, keluarga dapat

memberikan dukungan emosional kepada anggota keluarga yang sakit,

karena setiap orang pasti membutuhkan bantuan afeksi dari orang lain.

Dukungan ini berupa dukungaan simpatik, empati, cinta, kepercayaan dan

penghargaan yang sejalan dengan teori yang dikemukakan Setiadi (2008).

Namun pada lokasi penelitian ditemukan banyak responden memberi

jawaban tidak perihal memberikan kepercayaan kepada anggota keluarga

yang sakit untuk menjalankan aktivitas sehari-hari, dengan alasan bahwa

anggota keluarga yang sakit menolak untuk menjalankan aktivitas sehari-


hari dirumah. Hal yang sama juga terlihat pada jawaban yang paling

banyak responden memberi jawaban tidak adalah mendengarkan keluhan

anggota keluarga yang sakit dengan alasan kurang adanya komunikasi

yang terus menerus akibat kesibukkan anggota keluarga yang tidak sakit.

Dari hasil pendataan yang dapat diliat bahwa dukungan keliarga yang

cukup adalah dukungan yang diberikan oleh orang tua terutama seorang

ibu.. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan Setiadi (2008), bahwa

ibu adalah seorang pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak,

serta pelindung keluarga. Melalui komunikasi yang baik misalnya

komunikasi antara seorang ibu dan anak maka dukungan emosional yang

diberikan juga dapat dikatakan baik sehingga membantu anak sebagai

anggota keluarga yang sakit mampu mengontrol emosinya, sebaliknya jika

komunikasi tidak baik, maka anak tidak mampu mengontrol emosinya,

hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dikemukakan diatas. Sehingga

dapat dikatakan bahwa fungsi afektif yang diberikan berupa dukungan

emosional kepada anggota keluarga yang sakit sangat bergantung pada

komunikasi atau interaksi antar anggota keluarga.

4.3.2. Dukungan Informasi Keluarga

Pada penelitian yang dilakukan diwilayah kerja Puskesmas Babakan Sari

didapati bahwa sebagian besar responden memberi dukungan informasi

yang cukup kepada anggota keluarga yang sakit yakni menunjukkan

bahwa sebagian besar responden mendukung dukungan informasi yakni


sebanyak 23 orang ( 55% ) dan yang tidak mendukung sebanyak 18 orang

( 45% ).

Dukungan informasi juga merupakan salah satu bentuk dukungan

sosial. Dukungan informasional merupakan dukungan yang digunakan

oleh seseorang dalam menanggulangi persoalan yang dihadapi. Keluarga

sebagai kelompok terkecil dalam masyarakat, yang dapat berinteraksi

lebih dekat dengan pasien menjadi sarana pemberian nasehat,

pengarahan, ide-ide atau informasi lainnya yang dibutuhkan oleh anggota

keluarga yang sakit (Setiadi, 2008). Umumnya pasien gangguan jiwa

belum mampu mengetahui dan mengatur jadwal dan jenis obat yang akan

diminum. Keluarga harus selalu membimbing dan mengarahkannya, agar

klien gangguan jiwa dapat minum dengan benar dan teratur (Nazir &

Muhith, 2011). Dari hasil pendataan pada umumnya jawaban yang

diberikan responden perihal dukungan informasi yang diberikan adalah

baik dalam hal memberikan saran kepada anggota keluarga yang sakit

untuk mengikuti pengobatan lanjutan, membimbing anggota keluarga

yang sakit agar meminum obat tepat waktu sesuai anjuran dokter untuk

mencegah terjadinya kekambuhan. Beberapa jawaban tidak diberikan

pada pernyataan perihal menjelaskan kepada anggota keluarga yang sakit

tentang pentingnya meminum obat dengan alasan klien sudah tahu

tentang pentingnya meminum obat, hanya saja perlu diawasi. Dapat

dilihat bahwa komunikasi atau interaksi antar anggota keluarga juga

sangat dibutuhkan dalam memberikan dukungan informasi dimana


keluarga berfungsi sebagai kolektor dan penyebar informasi, sesuai yang

dikemukakan oleh Setiadi (2008). Dengan demikian bantuan berupa

dukungan informasi yang diberikan oleh keluarga dapat dikatakan sangat

dibutuhkan oleh anggota keluarga yang sakit dimana individu tersebut

dapat diberi informasi oleh keluarga dan diarahkan sehingga dapat

digunakan oleh seseorang menanggulangi persoalan yang dihadapi. Jadi

dapat dikatakan bahwa keluarga sebagai sumber informasi bagi anggota

keluarga yang sakit yakni keluarga membimbing individu tersebut untuk

meminum obat sesuai anjuran dokter, minum tepat waktu, benar dan

teratur agar dapat mencegah terjadinya kekambuhan yang bisa terjadi

apabila individu tidak meminum obat. Hal ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Yudi Pratama (2013) yang menyatakan bahwa

apabila dukungan keluarga baik maka pasien tidak mengalami

kekambuhan, sebaliknya jika dukungan keluarga buruk maka pasien

mengalami kekambuhan.

4.3.3 Dukungan Penilaian Keluarga

Pada penelitian yang dilakukan diwilayah kerja Puskesmas Babakan Sari,

didapati sebagian besar responden memberi dukungan penilaian yang cukup

kepada anggota keluarga yang sakit yakni menunjukkan bahwa sebagian

besar responden mendukung dukungan penilaian yakni sebanyak 28 orang (

70% ) dan yang tidak mendukung sebanyak 12 orang ( 30% ).

Dukungan penilaian keluarga juga merupakan salah satu bentuk dari

dukungan sosial. Keluarga bertindak dalam memberikan pujian, penilaian


yang positif, dan membimbing. Penilaian yang diberikan dalam bentuk

penilaian dalam bentuk positif karena memberikan pengaruh yang sangat

berarti anggota keluarga yang sakit. Dengan begitu, individu akan merasa

termotivasi dengan adanya support, penghargaan dan perhatian yang

diberikan oleh orang-orang terdekat (Friedman, 2010). Dukungan penilaian

yang keluarga berikan berupa dukungan penilaian positif dari keluarga,

misalnya memberi pujian saat individu yang sakit mampu meminum obat

sendiri, tepat waktu dan benar tanpa disuruh. Keluarga juga dapat

memberikan semangat (support) agar anggota keluarga dengan gangguan jiwa

dapat merasakan bahwa masih ada orang-orang terdekatnya yang

memperhatikannya, yang mempedulikannya dan memberikan dia semangat

untuk bisa cepat sembuh. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan M.

Sandy Fitra (2013) dalam penelitiannya bahwa sikap positif yang diberikan

keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga yang sakit untuk menjalani

perawatan rutin dan lanjut setiap bulannya, dan mempengaruhi kepatuhan

untuk meminum obat sesuai anjuran dokter. Dari hasil responden kategori

umur, dapat dilihat bahwa umur responden 51-60 tahun lebih banyak

didapat dengan demikian dapat disimpulkan rata-rata jawaban dukungan

penilaian yang diberikan dalam kategori cukup.

4.3.4. Dukungan Instrumental Keluarga

Pada penelitian yang dilakukan diwilayah kerja Puskesmas Babakan Sari,

didapati sebagian besar responden memberi dukungan instrumental yang

cukup kepada anggota keluarga mereka yang sakit yakni sebanyak 24 orang
(60,0%), sedangkan dukungan instrumental yang baik sebanyak 9 orang

(22,5%), dan dukungan instrumental keluarga yang kurang sebanyak 7 orang

(17,5%).

Salah satu bentuk dari dukungan sosial adalah dukungan instrumental

meliputi fungsi ekonomi dan fungsi perawatan kesehatan kepada anggota

keluarga yang sakit. Fungsi ekonomi dan fungsi perawatan yang baik akan

mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga. Bentuk ini mencakup

ketersediaannya obat-obatan dan peralatan yang memadai untuk perawatan

kesehatan bagi anggota keluarga yang sakit (Friedman, 2010). Salah satu

contoh dari bentuk dukungan ini adalah keluarga menyediakan obat-obatan

yang dibutuhkan oleh anggota keluarga yang sakit. Obat-obat yang

disediakan adalah obat-obat yang dianjurkan oleh dokter. Namun

berdasarkan penelitian Kaplan dan Sadock (2006), menunjukkan 25%

sampai 50% klien yang pulang dari rumah sakit dan menjalani perawatan

dirumah tidak meminum obat secara teratur. Padahal sangat penting untuk

meminum obat secara teratur untuk mengurangi kekambuhan. Dapat

dikatakan bahwa dukungan instrumental sangat penting untuk menunjang

proses penyembuhan bagi pasien gangguan jiwa. Berhubung dengan fungsi

ekonomi, dari hasil peneltian rata-rata responden yang didapat rata-rata

responden adalah wanita yang pada kebanyakan adalah ibu rumah tangga.

Jika dikaitkan dengan karakteristik responden berdasarkan hubungan dengan

klien dan umur serta jenis kelamin dapat disimpulkan bahwa yang paling

memberikan dukungan instrumental perihal mengantar anggota keluarga


yang sakit ke rumah sakit adalah wanita yang notabene adalah ibu dari klien

yang secara umum pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga, sementara yang

memberikan support dalam menyediakan obat-obatan adalah suami, anak-

anak dari responden atau sibling dari klien. Sedangkan fungsi kesehatan

mampu dijaga dengan baik oleh semua responden dari tiga karakteristik

meskipun dukungan instrumental menjadi dukungan yang paling rendah

presentase.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan pada

bab sebelumnya, ditarik kesimpulan bahwa: Pertama, teridentifikasi dukungan

emosional yang mendukung terhadap pasien gangguan jiwa 22 orang (55%).

Kedua, teridentifikasi dukungan informasi keluarga yang mendukung terhadap

pasien gangguan jiwa 22 orang (55%). Ketiga, teridentifikasi dukungan

penilaian keluarga yang mendukung terhadap pasien gangguan jiwa 28 orang

(70%).. Keempat dukungan instrumental keluarga yang mendukung terhadap

pasien gangguan jiwa 24 0rang (60%). Kelima, setelah menganalisis dukungan

keluarga terhadap pasien gangguan jiwa, maka dapat dilihat bahwa dukungan

keluarga menjadi alternatif lain selain obat-obatan dalam proses pemulihan

pasien di rumah.

5.2 Saran

5.2.1. Saran Keilmuwan

5Perlu adanya peningkatan dukungan keluarga yang diberikan kepada

anggota keluarga yang sakit, baik berupa bantuan dukungan emosional,

informasi, penilaian dan instrumental.


7.2.2. Saran Aplikatif

1. Bagi Keluarga Pasien

Perlu adanya peningkatan dukungan instrumental, dukungan

penilaian, dukungan emosional dan dukungan informasi dalam

merawat anggota keluarga yang sakit di rumah, terumata pada

dukungan instrumental dani formasi.

Anda mungkin juga menyukai

  • Wa0004
    Wa0004
    Dokumen95 halaman
    Wa0004
    Ismalloh Hanif
    Belum ada peringkat
  • Wa0003
    Wa0003
    Dokumen45 halaman
    Wa0003
    Ismalloh Hanif
    Belum ada peringkat
  • Wa0000
    Wa0000
    Dokumen36 halaman
    Wa0000
    Ismalloh Hanif
    Belum ada peringkat
  • Wa0001
    Wa0001
    Dokumen41 halaman
    Wa0001
    Ismalloh Hanif
    Belum ada peringkat
  • Wa0000
    Wa0000
    Dokumen25 halaman
    Wa0000
    Ismalloh Hanif
    Belum ada peringkat
  • Wa0002
    Wa0002
    Dokumen21 halaman
    Wa0002
    Ismalloh Hanif
    Belum ada peringkat
  • GT
    GT
    Dokumen138 halaman
    GT
    Ismalloh Hanif
    Belum ada peringkat
  • DAFTAR PENGGALANGAN DANA - WPS Office
    DAFTAR PENGGALANGAN DANA - WPS Office
    Dokumen17 halaman
    DAFTAR PENGGALANGAN DANA - WPS Office
    Ismalloh Hanif
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pemuda-Pemudi
    Daftar Pemuda-Pemudi
    Dokumen3 halaman
    Daftar Pemuda-Pemudi
    Ismalloh Hanif
    Belum ada peringkat
  • HH
    HH
    Dokumen51 halaman
    HH
    Ismalloh Hanif
    Belum ada peringkat
  • Proposal 75 Tahun Ri
    Proposal 75 Tahun Ri
    Dokumen6 halaman
    Proposal 75 Tahun Ri
    Ismalloh Hanif
    Belum ada peringkat
  • Dokumen
    Dokumen
    Dokumen8 halaman
    Dokumen
    Ismalloh Hanif
    Belum ada peringkat
  • Doa PR 13
    Doa PR 13
    Dokumen1 halaman
    Doa PR 13
    Ismalloh Hanif
    Belum ada peringkat
  • Kartu Rencana Studi
    Kartu Rencana Studi
    Dokumen4 halaman
    Kartu Rencana Studi
    Ismalloh Hanif
    Belum ada peringkat
  • Woc Post Partum
    Woc Post Partum
    Dokumen1 halaman
    Woc Post Partum
    aufiya hariza budi
    Belum ada peringkat
  • Doa PR 13
    Doa PR 13
    Dokumen1 halaman
    Doa PR 13
    Ismalloh Hanif
    Belum ada peringkat
  • Kartu Rencana Studi
    Kartu Rencana Studi
    Dokumen4 halaman
    Kartu Rencana Studi
    Ismalloh Hanif
    Belum ada peringkat
  • 7886 13977 3 SP
    7886 13977 3 SP
    Dokumen13 halaman
    7886 13977 3 SP
    candika
    Belum ada peringkat
  • 242 800 1 PB
    242 800 1 PB
    Dokumen15 halaman
    242 800 1 PB
    Ismalloh Hanif
    Belum ada peringkat
  • Daftar Peserta
    Daftar Peserta
    Dokumen1 halaman
    Daftar Peserta
    Ismalloh Hanif
    Belum ada peringkat
  • BAB IV Ini
    BAB IV Ini
    Dokumen18 halaman
    BAB IV Ini
    Ismalloh Hanif
    Belum ada peringkat
  • H. Bab Iv
    H. Bab Iv
    Dokumen15 halaman
    H. Bab Iv
    Ismalloh Hanif
    Belum ada peringkat
  • 16 Agus BAB 4
    16 Agus BAB 4
    Dokumen82 halaman
    16 Agus BAB 4
    Ismalloh Hanif
    Belum ada peringkat
  • Daftar Peserta
    Daftar Peserta
    Dokumen1 halaman
    Daftar Peserta
    Ismalloh Hanif
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen3 halaman
    Daftar Pustaka
    Ismalloh Hanif
    Belum ada peringkat
  • 16 Agus BAB 4
    16 Agus BAB 4
    Dokumen82 halaman
    16 Agus BAB 4
    Ismalloh Hanif
    Belum ada peringkat
  • BAB IV Ini
    BAB IV Ini
    Dokumen18 halaman
    BAB IV Ini
    Ismalloh Hanif
    Belum ada peringkat
  • Ismalloh Hanif Jurnal Bimbingan Bu Mery
    Ismalloh Hanif Jurnal Bimbingan Bu Mery
    Dokumen1 halaman
    Ismalloh Hanif Jurnal Bimbingan Bu Mery
    Ismalloh Hanif
    Belum ada peringkat
  • BAB V Fix
    BAB V Fix
    Dokumen2 halaman
    BAB V Fix
    Ismalloh Hanif
    Belum ada peringkat