Anda di halaman 1dari 24

Apakah gempa itu ?

Gempa adalah pergeseran tiba-tiba dari lapisan tanah di bawah permukaan bumi.

Ketika pergeseran ini terjadi, timbul getaran yang disebut gelombang seismik4.

Gelombang ini menjalar menjauhi fokus3 gempa ke segala arah di dalam bumi. Ketika

gelombang ini mencapai permukaan bumi, getarannya bisa merusak atau tidak

tergantung pada kekuatan sumber dan jarak fokus, disamping itu juga mutu

bangunan dan mutu tanah dimana bangungan berdiri.


Dimanakah gempa terjadi ?

Lapisan litosfir7 bumi terdiri atas lempeng-lempeng tektonik9 yang kaku dan

terapung di atas batuan yang relatif tidak kaku. Daerah pertemuan dua lempeng

atau lebih kita sebut sebagai plate margin atau batas lempeng, disebut juga sesar15.

Gempa dapat terjadi dimanapun di bumi ini, tetapi umumnya gempa terjadi di

sekitar batas lempeng dan banyak didapat sesar aktif disekitar batas lempeng.

Titik tertentu di sepanjang sesar tempat dimulainya gempa disebut fokus3 atau

hyposenter dan titik di permukaan bumi yang tepat di atasnya disebut episenter2.

Mengapa terjadi gempa ?

Lapisan paling atas

bumi, yaitu litosfir7,

merupakan batuan

yang relatif dingin dan bagian paling atas berada pada kondisi padat dan kaku. Di

bawah lapisan ini terdapat batuan yang jauh lebih panas yang disebut mantel8.

Lapisan ini sedemikian panasnya sehingga senantiasa dalam keadaan tidak kaku,

sehingga dapat bergerak sesuai dengan proses pendistribusian panas yang kita kenal

sebagai aliran konveksi. Lempeng tektonik9 yang merupakan bagian dari litosfir7

padat dan terapung di atas mantel ikut bergerak satu sama lainnya.Ada tiga

kemungkinan pergerakan satu lempeng tektonik relatif terhadap lempeng lainnya,

yaitu apabila kedua lempeng saling menjauhi (spreading), saling mendekati(collision)

dan saling geser (transform).


Jika dua lempeng bertemu pada suatu sesar, keduanya dapat bergerak saling

menjauhi, saling mendekati atau saling bergeser. Umumnya, gerakan ini berlangsung

lambat dan tidak dapat dirasakan oleh manusia namun terukur sebesar 0-15cm

pertahun. Kadang-kadang, gerakan lempeng ini macet dan saling mengunci, sehingga

terjadi pengumpulan energi yang berlangsung terus sampai pada suatu saat batuan

pada lempeng tektonik tersebut tidak lagi kuat menahan gerakan tersebut sehingga

terjadi pelepasan mendadak yang kita kenal sebagai gempa bumi.


Kapan gempa terjadi ?

Gempa dapat terjadi kapan saja, tanpa mengenal musim. Meskipun demikian,

konsentrasi gempa cenderung terjadi di tempat-tempat tertentu saja, seperti pada

batas Plat Pasifik. Tempat ini dikenal dengan Lingkaran Api karena banyaknya

gunung berapi.

Siapa yang mempelajari gempa ?

Seismologist12 adalah ilmuwan yang mempelajari sesar15 dan gempa. Mereka

menggunakan peralatan yang disebut seismograf10 untuk mencatat gerakan tanah


dan mengukur besarnya suatu gempa. Seismograf memantau gerakan-gerakan bumi

mencatatnya dalam seismogram11. Gelombang seismik4, atau getaran, yang terjadi

selama gempa tergambar sebagai garis bergelombang pada seismogram.

Seismologist mengukur garis-garis ini dan menghitung besaran1 gempa. Seismologist

menggunakan skala Richter14 untuk menggambarkan besaran1 gempa, dan skala

Mercalli13 untuk menunjukkan intensitas5 gempa, atau pengaruh gempa terhadap

tanah, gedung dan manusia.

KOSA KATA GEMPA BUMI

1 Magnitudo – banyaknya energi yang dilepas pada suatu gempa yang tergambar

dalam besarnya gelombang seismik di episenter. Besarnya gelombang ini

tercermin dalam besarnya garis bergelombang pada seismogram.

2 Episenter – titik di permukaan bumi tepat di atas fokus atau sumber gempa,

dinyatakan dalam lintang dan bujut, Hyposenter=parameter sumber gempa

bumi yang dinyatakan dalam waktu terjadinya gempa, lintang, bujur dan

kedalaman sumber)

3
Fokus – sumber gempa di dalam bumi, tempat batuan pertama patah.

4 Gelombang seismik – getaran gempa yang menjalar di dalam dan dipermukaan

bumi dengan cara longitudinal dan transfersal.

5 Intensitas – besarnya goncangan dan jenis kerusakan ditempat pengamatan

akibat gempa. Intensitas tergantung dari jarak tempat tersebut dari

hyposenter.
6.
Kerak bumi – lapisan atas bumi yang terdiri dari batuan padat. Baik tanah di

daratan maupun di dasar laut termasuk kerak bumi.

7. Litosfir – lapisan paling atas bumi yang hampir seluruhnya terdiri dari batuan

padat. Lapisan ini termasuk kerak bumi dan (sebagian) mantel atas

8 Mantel – Lapisan di bawah kerak bumi yang tediri dari mantel atas dan mantel

bawah.

9 Lempeng Tektonik - bagian dari litosfir bumi yang padat atau rigid. Lempeng-

lempeng tektonik ini senantiasa bergerak dengan lambat, terapung diatas

mantel.

10 Seismograf – peralatan yang menggambarkan gelombang gempa yang datang di

stasiun pengamat.

11 Seismogram – catatan tertulis dari getaran bumi yang dihasilkan oleh

seismograf.

12 Seismologist – ilmuwan yang mempelajari gempa

13 Skala Mercalli – suatu ukuran subyektif kekuatan gempa dikaitkan dengan

intensitas-nya

14 Skala Richter – suatu ukuran obyektif kekuatan gempa dikaitan dengan

magnitudo-nya

15 Sesar – patahan atau pemisahan batuan, umumnya di antara dua atau lebih plat

tektonik
Penyebab Terjadinya Gempa Bumi | Geografi

Belakangan ini di Indonesia sering terjadi gempa bumi. Banyak rumah-rumah yang

retak bahkan hancur karena gempa bumi. Yuk... kita lihat apa sih penyebab

terjadinya gempa bumi.

Gempa Bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat

pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik.

Gempa Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi).

Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa Bumi yang di alami

selama periode waktu. Gempa Bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer.
moment magnitudo adalah skala yang paling umum di mana gempa Bumi terjadi untuk

seluruh dunia.skala rickter adalah skala yang di laporkan oleh observatorium

seismologi nasional yang di ukur pada skala besarnya lokal 5 magnitude. kedua skala

yang sama selama rentang angka mereka valid. gempa 3 magnitude atau lebih

sebagian besar hampir tidak terlihat dan besar nya 7 lebih berpotensi menyebabkan

kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada kedalaman gempa. Gempa

Bumi terbesar bersejarah besarnya telah lebih dari 9, meskipun tidak ada batasan

besarnya. Gempa Bumi besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar adalah 9,0

magnitudo gempa di Jepang pada tahun 2011 (per Maret 2011), dan itu adalah gempa

Jepang terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas getaran diukur pada

modifikasi Skala Mercalli.

Mekanisme terjadinya gempa bumi dapat dijelaskan seperti yang diilustrasikan pada

gambar di bawah ini. Dalam gambar bagian atas mengilustrasikan gambar permukaan

bumi yang berada pada suatu jalur patahan aktif dengan beberapa bangunan rumah

sebelum terjadi gempa. Pada kondisi ini batuan berada dalam keadaan tegang

(strained). Gambar bagian tengah menjelaskan saat terjadi pergeseran disepanjang

jalur patahan yang diakibatkan oleh gaya yang bekerja dengan arah yang berlawanan

dan energi yang terhimpun di dalam masa batuan akan dilepas dan merambat

kesegala arah sebagai gelombang longitudinal (gelombang P) dan gelombang

transversal (gelombang S). Rambatan gelombang yang menjalar didalam batuan

inilah yang menghancurkan bangunan bangunan yang ada disekitarnya. Gambar bagian

bawah mengilustrasikan kondisi setelah terjadi gempa dimana batuan kembali

berada pada keadaan seperti semula.


Intensitas dan magnitude gempa bumi
Intensitas dan magnitude gempa yang terjadi di permukaan bumi dapat diketahui

melalui alat seismograf, yaitu suatu alat pencatat getaran seismik yang sangat peka

yang ditempatkan diberbagai lokasi di bumi. Alat seismograf akan mencatat setiap

getaran seismik yang sampai ke alat tersebut. Pada gambar 7.10 diperlihatkan

bagaimana alat seismograf mencatat gelombang seismik melaui suatu bandul yang

digantung pada pegas dan dilengkapi dengan jarum pena sebagai alat pencatat

getaran seismik diatas kertas yang ada pada tabung silinder yang berputar.

Pusat gempa dapat diketahui dengan cara menghitung selisih waktu tiba dari

gelombang P dan gelombang S, sedangkan untuk mengetahui lokasi dari epicenter

gempa melalui perpotongan 3 lokasi alat seismograf yang mencatat getaran seismik

tersebut. Untuk menetukan magnitute gempa didasarkan atas besarnya amplitudo

gelombang seismik yang tercatat pada alat seismograf

Skala Richter adalah satuan yang dipakai untuk mengukur besarnya magnitute

gempa. Satuan besaran gempa berdasarkan satuan skala Richter adalah 1 hingga 10.

Satuan intensitas dan magnitute gempabumi dapat juga diukur berdasarkan dampak

kerusakan yang ditimbulkan oleh getaran gelombang seismik dan satuan ini dikenal

dengan satuan Intensitas Modifikasi Mercalli (MMI), nilai satuan ini berkisar dari 1

s/d 12
Dampak bencana gempa bumi

Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa rambatan gelombang seismik yang

berasal dari energi yang dilepaskan dari hasil pergerakan lempeng dapat

menimbulkan bencana. Bencana yang disebabkan oleh gempabumi dapat berupa

rekahan tanah (ground rupture), getaran tanah (ground shaking), gerakan tanah

(mass-movement), kebakaran (fire), perubahan aliran air (drainage changes),

gelombang pasang/tsunami, dsb.nya. Gelombang gempa yang merambat pada masa

batuan, tanah, ataupun air dapat menyebabkan bangunan gedung dan jaringan jalan,

air minum, telepon, listrik, dan gas menjadi rusak. Tingkat kerusakan sangat

ditentukan oleh besarnya magnitute dan intensitas serta waktu dan lokasi epicenter

gempa.

1. Rekahan / patahan di permukaan bumi (Ground rupture)

Pada umumnya gempabumi seringkali berdampak pada rekah dan patahnya

permukaan bumi yang secara regional dikenal sebagai deformasi kerakbumi.

Deformasi kerakbumi dapat mengakibatkan permukaan daratan rekah dan

terpatahkan hingga mencapai areal yang sangat luas. Salah satu bukti nyata

terjadinya ground rupture adalah gempa yang terjadi pada Februari, 1976 dimana

areal seluas 12.000 km2 yang terletak di jalur patahan San Andreas, 65 km di

sebelah utara kota Los Angeles mengalami pengangkatan (uplifted) oleh pergeseran

sesar San Andreas.

Pada umumnya gempabumi seringkali berdampak pada rekah dan patahnya


permukaan bumi yang secara regional dikenal sebagai deformasi kerakbumi.

Deformasi kerakbumi dapat mengakibatkan permukaan daratan rekah dan

terpatahkan hingga mencapai areal yang sangat luas. Salah satu bukti nyata

terjadinya ground rupture adalah gempa yang terjadi pada Februari, 1976 dimana

areal seluas 12.000 km2 yang terletak di jalur patahan San Andreas, 65 km di

sebelah utara kota Los Angeles mengalami pengangkatan (uplifted) oleh pergeseran

sesar San Andreas. Contoh lain dari deformasi kerakbumi adalah gempa bumi yang

terjadi pada tahun 1964 di Alaska yang menghasilkan suatu rekahan dan patahan

serta deformasi batuan di mana daerah seluas 260.000 km2 terdiri dari dataran

pantai dan dasar laut secara lokal terangkat setinggi 2 meter dan secara regional

mencapai 16 meter. Rekahan dan patahan yang terjadi di permukaan bumi dapat

berdampak pada bangunan-bangunan, jalan dan jembatan, pipa air minum, pipa

listrik, saluran telepon, serta prasarana lainnya yang ada di daerah tersebut.

2. Getaran / guncangan permukaan tanah (Ground shaking)

Bencana gempa yang secara langsung terasa dan berdampak sangat serius adalah

runtuhnya bangunan-bangunan yang disebabkan oleh getaran/guncangan gempa yang

merambat pada media batuan/tanah. Pada umumnya bangunan-bangunan yang berada

diatas lapisan batuan yang padat (firm) dampaknya tidak terlalu parah bila

dibandingkan dengan bangunan-bangunan yang berada diatas batuan sedimen jenuh.

Contoh kasus dari getaran gempa yang merusak kota San Francisco pada tahun 1906

adalah gempa yang epicenter-nya berada di sepanjang jalur patahan (sesar) San

Andreas dan bagian dari segmen lepas pantai yang terletak disisi luar Golden Gate

merupakan segmen yang bertanggung jawab terhadap kerusakan kota San Francisco.
3. Longsoran Tanah (Mass Movement)

Berbagai jenis luncuran dan longsoran tanah umumnya dapat terjadi bersamaan

dengan terjadinya gempa. Hampir semua longsoran tanah dapat terjadi pada radius

40 km dari pusat gempa (epicenter) dan untuk gempa yang sangat besar dapat

mencapai radius 160 km dan salah satu contoh adalah gempabumi Alaska tahun 1964

yang memicu terjadinya longsoran-longsoran tanah yang terletak jauh dari

epicenter gempa. Pada dasarnya getaran gempa lebih bersifat sebagai pemicu

terjadinya longsoran atau gerakan tanah. Dalam hal ini gempa bersifat meng-induksi

terjadinya gerakan tanah, sedangkan longsoran dan gerakan tanah baru akan terjadi

apabila daya ikat antar butiran lemah, kejenuhan batuan/sedimen, porositas dan

permiabilitas batuan/tanah tinggi.

4. Kebakaran

Kerusakan yang utama dan sering terjadi pada saat terjadinya gempabumi adalah

bahaya kebakaran. Hampir sembilan puluh persen kerusakan yang terjadi di kota

San Francisco pada tahun 1906 adalah disebabkan oleh kebakaran yang berasal dari

material bahan bangunan yang mudah terbakar, kerusakan peralatan yang berkaitan

dengan listrik serta pecah dan patahnya saluran pipa gas, listrik, dan air. Pada

umumnya gempa meng-induksi api yang berasal dari putusnya saluran listrik, gas, dan

pembangkit listrik yang sedang beroperasi yang pada akhirnya menyebabkan

kebakaran.
5. Perubahan Pengaliran (Drainage Modifications)

Terbentuknya danau yang cukup luas akibat amblesnya (subsidence) permukaan

daratan seperti dataran banjir (floodplain), delta, rawa, yang diakibatkan oleh

gempabumi merupakan suatu permasalahan yang cukup serius. Perubahan pengaliran

akibat penurunan permukaan daratan yang disebabkan oleh gempa memungkinkan

terbentuknya danau–danau buatan dan reservoir baru serta rusaknya bendungan.

Contoh kasus terjadinya perubahan pengaliran (drainage) adalah gempa yang terjadi

pada tahun 1971 di San Fernando, California telah menyebabkan hancurnya

bendungan Van Norman Dam, sedangkan gempa Alaska yang terjadi pada tahun 1864

meruntuhkan 2 Bendungan tipe earth-fill yang berada di selatan kota Anchorage.

Kedua bendungan tersebut dilalui oleh suatu rekahan dan patahan yang memotong

badan bendungan dan telah merubah pengaliran (drainase) yang ada di wilayah

tersebut.

6. Perubahan Air Bawah Tanah (Ground Water Modifications)

Regim air bawah tanah dapat mengalami perubahan oleh perpindahan yang

disebabkan oleh sesar atau oleh goncangan. Contoh kasus dari perubahan air bawah

tanah adalah gempa yang terjadi disepanjang suatu patahan yang mengakibatkan

terjadinya offset batuan di kedua sisi permukaan tanah dan aliran air bawah tanah

di wilayah Santa Clara County, California, yaitu suatu wilayah yang terletak di

bagian selatan teluk San Francisco. Dalam kasus ini kipas aluvial yang sangat luas

yang terletak di Alameda Creek mengalami offset/perpindahan sejauh 2 km ke arah

barat perbukitan. Gawir yang terbentuk oleh sesar setinggi 8 meter menutup

saluran-saluran sungai yang menuju ke teluk San Francisco sehingga membentuk


kolam-kolam yang sangat luas. Patahan ini juga berimbas pada air yang berada

dibawah tanah, offset yang terjadi pada batuan yang berada di bawah tanah telah

menyebabkan lapisan batuan yang permeabel tertutup oleh lapisan batuan

impermeabel sehingga mengakibatkan daerah yang berada diantara gawir dan

perbukitan mendapat air bawah tanah yang melimpah sebaliknya daerah yang lain

sedikit menerima air bawah tanah.

7. Tsunami

Tsunami adalah suatu pergeseran naik atau turun yang terjadi secara tiba-tiba pada

dasar samudra pada saat terjadi gempabumi bawah laut, kondisi ini akan

menimbulkan gelombang laut pasang yang sangat besar yang lazim disebut “tidal

waves”. Istilah tsunami berasal dari bahasa Jepang yang telah digunakan secara

luas, baik untuk gelombang pasang (“tidal waves”) maupun gelombang yang

disebabkan oleh gempabumi atau yang lebih dikenal dengan istilah “seismic sea

waves”.
Jenis-jenis Gempa dan Istilah-istilah Gempa

Sudah sering kita mendengar gempa namun sangat jarang kita melihat ada beberpa
jenis gempa yang kita alami. Semua gempa memang menyebabkan fenomena yang
berupa goyangan. Namun tidak semua goyangan disebabkan oleh hal yang sama.

Secara teori ada beberapa jenis gempa dilihat dari cara mengklasifikasikannya.
Gempa bisa dilihat dari genesa terjadinya, besarnya kekuatannya, juga bisa dilihat
dari fenomenanya.

Klasifikasi genesa gempa

Ada 5 (lima) jenis gempa bumi yang dapat dibedakan menurut terjadinya, yaitu:

1. Gempa Tektonik;
2. Gempa Vulkanik;
3. Gempa Runtuhan;
4. Gempa Jatuhan;
5. Gempa Buatan
6. Nah kita lihat satu-satu secara sederhana ya ?
Gempa Tektonik

Sudah tahu tektonik kaan ? Ya bergeraknya lempeng-lempeng atau kerak bumi. Tiap
tiap lapisan memiliki kekerasan dan massa jenis yang berbeda satu sama lain.
Lapisan kulit bumi tersebut mengalami pergeseran akibat arus konveksi yang terjadi
di dalam bumi. Karena gesekan antar lempengan ini menyebabkan gempa, ini yang
paling sering terjadi selama ini.

Tentusaja ini perlu dijelaskan lebih lanjut, karena gempa ini pasling sering terjadi
dan merupakan salah satu jenis gempa yang dinilai paling merusak.
Gempa Vulkanik

Sesuai dengan namanya gempa vulkanik atau gempa gunung api merupakan peristiwa
gempa bumi yang disebabkan oleh gerakan atau aktifitas magma dalam gunung
berapi. Gempa ini dapat terjadi sebelum dan saat letusan gunung api. Getarannya
kadang-kadang dapat dirasakan oleh manusia dan hewan sekitar gunung berapi itu
berada. Perkiraaan meletusnya gunung berapi salah satunya ditandai dengan sering
terjadinya getaran-getaran gempa vulkanik.

Gempa Runtuhan

Gempa runtuhan atau terban merupakan gempa bumi yang terjadi karena adanya
runtuhan tanah atau batuan. Lereng gunung atau pantai yang curam memiliki energi
potensial yang besar untuk runtuh, juga terjadi di kawasan tambang akibat
runtuhnya dinding atau terowongan pada tambang-tambang bawah tanah sehingga
dapat menimbulkan getaran di sekitar daerah runtuhan, namun dampaknya tidak
begitu membahayakan. Justru dampak yang berbahaya adalah akibat timbunan
batuan atau tanah longsor itu sendiri.

Coba bayangkan kalau longsoran batu besar seperti yang diterangkan disini : Melihat
jenis-jenis longsoran dengan video Lihat jeni jatuhan batu besar inipun akan
menyebabkan getaran cukup kuat. Bahkan swara-swara glung-bleng di selatan Jogja
pernah diisukan akibat runtuhan gua-gua dibawah tanah. Silahkan baca disini
Getaran Trenggalek: Rayapan, Vulkanik atau Tektonik ?
Gempa Jatuhan

Kawah meteor

Bumi merupakan salah satu planet yang ada dalam susunan tata surya. Dalam tata
surya kita terdapat ribuan meteor atau batuan yang bertebaran mengelilingi orbit
bumi. Sewaktu-waktu meteor tersebut jatuh ke atmosfir bumi dan kadang-kadang
sampai ke permukaan bumi. Meteor yang jatuh ini akan menimbulkan getaran bumi
jika massa meteor cukup besar. Getaran ini disebut gempa jatuhan, namun gempa ini
jarang sekali terjadi. kawah terletak dekat Flagstaff, Arizona, sepanjang 1,13 km
akibat kejatuhan meteorite 50.000 tahun yang lalu dengan diameter 50 m.
Gempa Buatan

Seismik eksplorasi

Suatu percobaan peledakan nuklir bawah tanah atau laut dapat menimbulkan getaran
bumi yang dapat tercatat oleh seismograph seluruh permukaan bumi tergantung
dengan kekuatan ledakan, sedangkan ledakan dinamit di bawah permukaan bumi juga
dapat menimbulkan getaran namun efek getarannya sangat lokal.

Salah satu manfaat getaran gempa buatan ini adalah pemnfaatannya dalam
eksplorasi minyak dengan teknik yang disebut seismik eksplorasi.

Jadi walaupun selama ini goyangan dan getaran ini selalu saja
dianggap merusak namun apabila manusia mampu berpikir maka
getaran ini justru dapat dimanfaatkan untuk meneliti bumi itu
sendiri. teorinya ya mirip dokter yang mendengarkan getaran-
getaran yang ada di dalam perut itu.

Nah diatas itu jenis-jenis gempa dilihat dari cara terjadinya atau genesa
terbentuknya.
Kalisifikasi besarnya kekuatan gempa,

Berdasarkan kekuatannya atau magnitude (M), USGS membedakan gempabumi dapat


dibedakan atas :

 0.0-3.0 : gempa micro


 3.0-3.9 : gempa minor
 4.0-4.9 : gempa ringan
 5.0-5.9 : gempa sedang
 6.0-6.9 : gempa kuat
 7.0-7.9 : gempa mayor
 8.0 and greater : gempa kuat

Berdasarkan kedalaman episenter

Berdasarkan kedalamannya (h), gempabumi digolongkan atas :

Gempa bumi dangkal antara 0 dan 70 km dalam; gempa menengah, 70-300 km dalam,
dan gempa bumi dalam, 300-700 km dalam. Secara umum, istilah pusat gempa dalam
(deep-focus earthquakes) dipakai untuk gempa bumi yang pusatnya lebih dari 70 km.
Semua gempa bumi yang kedalamannya lebih dari 70 km sering terjadi dalam mantel
bumi, tidak hanya dalam kerakbumi saja.

Ingat kerak bumi memiliki kedalaman hanya sekitar 60 Km saja.


Istilah-istilah lain dalam gempa

 Foreshocks
Adalah getaran atau gempa-gempa yang lebih kecil yang terjadi sebelum
terjadinya gempa besar.
 Main shock
Gempa utama yaitu sebuah gempa yang sering dilaporkan ketika terjadinya.
 Aftershocks
Gempa ini dikenal sebagai gempa susulan. gempa utama (Main shock) yang
memiliki kekuatan diatas 6M biasanya memiliki gempa susulan.
 Earthquake Swarm
Gerumbulan gempa adalah gempa-gempa yang terjadi pada satu lokasi
tertentu. Sering berasosiasi dengan vulkanisme.
 Primary and Secondary Quake
Gempa primer adalah goyangan gempa yang datang duluan karena getaran ini
memiliki kecepatan rambat paling besar. Sedangkan gempa sekunder adalah
goyangan atau getaran yang datang setelahnya karena memiliki kecepatan
rambat lebih rendah.

Dengan klasifikasi yang tepat tentusaja kita akan tahu bagaimana karakter dari
masing-masing gempa ini.
TUGAS KLIPING

GEMPA BUMI JENIS DAN PENJELASANNYA

SD SANTO YUSUP

KELAS 6C

KELOMPOK V

ANGGOTA : VASHTI

TRACY

KINANTI

FELIX

GIO

Anda mungkin juga menyukai