0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
5 tayangan2 halaman
HGB atau hak guna bangunan, merupakan hal yang harus dimiliki setiap pemilik bangunan, lalu apa saja syarat HGB tersebut, disini akan dibahas mengenai hal itu
HGB atau hak guna bangunan, merupakan hal yang harus dimiliki setiap pemilik bangunan, lalu apa saja syarat HGB tersebut, disini akan dibahas mengenai hal itu
HGB atau hak guna bangunan, merupakan hal yang harus dimiliki setiap pemilik bangunan, lalu apa saja syarat HGB tersebut, disini akan dibahas mengenai hal itu
1. Perbuatan pemerintah menurut Van Volenhoven adalah pemeliharaan kepentingan
Negara dan rakyat secara spontan dan tersendiri oleh penguasa tinggi dan rendahan. Komisi Van Poelje dalam laporannya Tahun 1972 yang dimaksud dengan Puliek Rechtelijke Handeling atau tindakan dalam hukum publik adalah tindakan-tindakan hukum yang dilakukan oleh penguasa dalam menjalankan fungsi pemerintahan. 2. Macam-macam perbuatan pemerintah yaitu: -Rechthandelingen (golongan perbuatan hukum) -Feitelijk handelingen (golongan yang bukan perbuatan hukum)
Perbuatan pemerintah yang termasuk golongan perbuatan hukum dapat berupa:
a. Perbuatan hukum menurut hukum privat
Administrasi negara sering juga mengadakan hubungan hukum dengan subyek hukum-subyek hukum lain atas dasar kebebasan kehendak atau diperlukan persetujuan dari pihak yang dikenai tindakan hukum, hal ini karena hubungan hukum perdata itu bersifat sejajar. b. Perbuatan hukum menurut hukum publik Perbuatan hukum menurut hukum publik ada dua macam -Hukum publik bersegi satu yaitu hukum publik itu lebih merupakan kehendak satu pihak saja yaitu pemerintah. Jadi didalamnya tidak ada perjanjian, jadi hubungan hukum yang diatur oleh hukum peblik hanya bersal dari satu pihak saja yakni pemerintah dengan cara menentukan kehendaknya sendiri. - Hubungan publik yang bersegi dua yaitu adanya perjanjian menurut hukum publik. Mereka memberi contoh tentang adanya “Kortverband Contract” (perjanjian kerja jangka pendek) yang diadakan seorang swasta sebagai perkerja dengan pihak pemerintah sebagai pihak pemberi pekerjaan.
3. Penggunaan instrumen keperdataan (perbuatan pemerintah) dalam HAN:
Pemerintah dalam melakukan kegiatannya sehari-hari tampil dengan dua
kedudukan, yaitu sebagai wakil dari badan hukum (pelaku hukum keperdataan) dan wakil dari jabatan pemerintahan (pelaku hukum publik). Selaku pelaku hukum keperdataan yang melakukan berbagai perbuatan hukum keperdataan seperti mengikatkan perjanjian jual beli, sewa menyewa, pemborongan dan sebagainya yang dijelmakan dalam kualitas badan hukum. Dalam posisi ini kedudukan pemerintah tidak ada bedanya dengan seseorang atau badan hukum perdata pada umumnya, yaitu diatur dan tunduk pada ketentuan-ketentuan hukum keperdataan. Penggunaan instrumen hukum keperdataan ini adalah untuk mengusahakan kesejahteraan (bestuurszorg), dimana pemerintah terlibat dengan kegiatan kemasyarakatan dalam berbagai dimensi sejalan dengan tuntutan perkembangan kemasyarakatan. Namun demikian, penggunaan instrumen hukum keperdataan oleh pemerintah ini perlu dibatasi, yaitu: a. Pemerintah tidak dapat melakukan hubungan keperdataan yang berhubungan dengan hukum kekeluargaan. b. Pemerintah tidak boleh membeli tanah untuk dijadikan hak milik. c. Pemerintah tidak diperkenankan melakukan perbuatan hukum keperdataan yang bertentangan dengan kepentingan umum atau dilarang oleh peraturan perundang-undangan Hubungan hukum dalam bidang keperdataan bersifat dua pihak atau lebih (meerzijdige), bersandar pada prinsip otonomi dan kebebasan berkontrak (contractsvrijheid) dalam arti kemerdekaan atau kemandirian penuh bagi subyek hukum untuk melakukan atau tidak melakukan perbuatan hukum, serta iktikad baik dalam berbagai persetujuan, yang menunjukkan kesetaraan antar pihak tanpa salah satunya memiliki kedudukan khusus dan kekuatan memaksa terhadap pihak lain. Atas dasar ini pemerintah hanya dapat mensejajarkan diri dengan seseorang atau badan hukum perdata dalam kapasitasnya sebagai wakil dari badan hukum publik, bukan dalam kapasitasnya selaku wakil jabatan pemerintahan yang memiliki kedudukan istimewa.